2. Pengertian Manajemen klinis adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh tenaga
medis dan tenaga kesehatan untuk menegakkan diagnosis, melaksanakan
tata laksana pengobatan dan tindakan terhadap pasien COVID-19 sesuai
indikasi klinis. Tenaga medis yang terlibat sebagai Dokter Penanggung
Jawab Pelayanan (DPJP) adalah dokter spesialis paru, dokter penyakit
dalam, dokter sub spesialis penyakit dalam paru, dokter sub spesialis
penyakit dalam tropik infeksi, dokter anak, dokter anak sub spesialis paru,
dan dokter spesialis lain atau dokter sub spesialis lain sesuai dengan
kebutuhan medis. Dalam hal di rumah sakit tidak terdapat dokter spesialis,
maka dokter umum dapat merawat pasien COVID-19 sesuai dengan
kewenangannya. Tenaga kesehatan yang terlibat dalam pelayanan COVID-
19 adalah perawat dan tenaga kesehatan lainnya sesuai kebutuhan medis
pasien.
3. Tujuan Tata kelola klinis secara optimal dan berkualitas, supaya pasien
mendapatkan pelayanan yang komprehensif berfokus pada pasien (patien
centered care) secara berkesinambungan sesuai kebutuhan medis pasien,
berbasis keselamatan pasien
4. Kebijakan dan Pedoman pencegahan dan pengendalian COVID-19 revisi ke-5 Kemenkes
Referensi RI, Juli 2020
5. Alat dan a. Alat Tulis Menulis, Media Elektronik Komputer/Laptop dan Media
Bahan Komunikasi HP Android dengan data selluler, Wifi,
b. Persiapan formulir pemantauan harian sebagaimana terlampir dalam
Pedoman pencegahan dan pengendalian COVID-19 revisi ke-5
Kemenkes RI, Juli 2020.
c. Persiapan logistik (termasuk APD yaitu Masker bedah, Google/face
shield, Handscoen Sarung tangan karet sekali pakai (jika harus kontak
dengan cairan tubuh pasien), Pengukur Suhu badan (Thermo-gun),
Hand sanitizer (cairan untuk cuci tangan berbasis alkohol) Baju
dinas/scrub jika diperlukan dan obat-obatan jika diperlukan
d. Informasi KIE tentang COVID-19 dan daftar nomor-nomor penting
e. Identitas diri petugas dan Surat Tugas dari pihak yang berwenang
Langkah- a. Triage: Deteksi Dini Pasien dalam Pengawasan COVID-19
langkah 1) Kegiatan ini merupakan penapisan dan pemisahan pasien yang
Manajemen dicurigai COVID-19 harus dilakukan pada kontak pertama pasien
Klinis COVID- dengan fasyankes, di FKTP maupun di FKRTL baik di IGD dan
rawat jalan. Langkah awal dalam identifikasi individu yang diduga
19
atau dikonfirmasi COVID-19 adalah dengan skrining semua
pengunjung fasyankes pada titik kontak pertama. Pelaksanaan
skrining dilakukan di semua fasyankes seperti rumah sakit,
Ventilasi mekanis
invasive
Sedang
8 ≤ OI ≤ 16
POPULASI KHUSUS :
Penyakit jantung sianotik Kriteria standar usia, waktu, penyebab edema, dan
radiologis sama seperti di atas, disertai perburukan
oksigenasi akut yang tidak dapat dijelaskan oleh
penyakit jantung dasar
Penyakit paru kronis Kriteria standar usia, waktu, dan penyebab edema
sama seperti diatas, disertai gambaran radiologis
konsisten dengan infiltrate baru dan perburukan
oksigenasi akut dari nilai sebelumnya, yang sesuai
dengan kriteria oksgenasi di atas
Disfungsi ventrikel kiri Kriteria standar usia, waktu, dan penyebab edema,
dengan gambaran radiologis konsisten dengan
infiltrate baru dan perburukan oksigenasi akut, yang
memenuhi kriteria di atas, namun tidak dapat
dijelaskan oleh disfungsi ventrikel kiri
Syok septik Pasien dewasa: hipotensi yang menetap meskipun
sudah dilakukan resusitasi cairan dan
membutuhkan vasopresor untuk mempertahankan
mean arterial pressure (MAP) ≥65 mmHg dan kadar
laktat serum> 2 mmol/L.
Pasien anak: hipotensi (TDS < persentil 5 atau >2
SD di bawah normal usia) atau terdapat 2-3 gejala
dan tanda berikut: perubahan status
mental/kesadaran; takikardia atau bradikardia (HR
<90 x/menit atau >160 x/menit pada bayi dan HR
<70x/menit atau >150 x/menit pada anak); waktu
pengisian kembali kapiler yang memanjang (>2
detik) atau vasodilatasi hangat dengan bounding
pulse; takipnea; mottled skin atau ruam petekie atau
purpura; peningkatan laktat; oliguria; hipertermia
atau hipotermia
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai dengan manifestasi klinis,
antara lain:
1) Laboratorium: Darah lengkap/Darah rutin, LED, Gula Darah,
Ureum, Creatinin, SGOT, SGPT, Natrium, Kalium, Chlorida, Analisa
Gas Darah, Procalcitonin, PT, APTT, Waktu perdarahan, Bilirubin
Direct, Bilirubin Indirect, Bilirubin Total, pemeriksaan laboratorium RT-
PCR, dan/atau semua jenis kultur MO (aerob) dengan resistensi Anti
HIV.
2) Radiologi: Thorax AP/PA
d. Komplikasi
1) Komplikasi akibat penggunaan ventilasi mekanik invasif (IMV) yang
lama
2) ventilator-associated pneumonia (VAP)
3) tromboemboli vena
4) catheter-related bloodstream
5) stres ulcer dan pendarahan saluran pencernaan
6) kelemahan akibat perawatan di ICU
7) komplikasi lainnya selama perawatan pasien
e. Komorbid
1) Diabetes Mellitus