DI PEDESAAN INDONESIA
Driving rural health efforts to reduce, prevent and treat obesity
4
GENERIC BARRIERS PATIENT HEALTH WORKER
& POLICY
Lifestyle changes, Low of patient’s Lack of awareness and health worker
Poverty, poor education/Literacy,
compliance, over-reliance on acute expertise in the diagnosis and
urbanization, poor referral system.
care; culture factors-myths - Hoax, management of Obesity, skills, and
The concentration of efforts to
and use of alternative unproven time. Priority is given to
control CDs, and policy
therapies communicable disease.
interventions
6
FAKTOR FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI
TERHADAP OBESITAS DI PEDESAAN
Daerah pedesaan memiliki prevalensi obesitas yang lebih
tinggi pada orang dewasa dan anak-anak dibandingkan
dengan daerah perkotaan. Beberapa kontributor obesitas
pedesaan yang diidentifikasi meliputi:
Pengaruh kemiskinan
Akses terbatas ke makanan sehat dan terjangkau
Konsumsi kalori lebih tinggi
Kurangnya pendidikan dan pelayanan gizi
Akses terbatas ke program pencegahan obesitas dan layanan manajemen berat
badan
Lebih sedikit kesempatan bagi anak-anak untuk aktif secara fisik dalam olahraga
atau acara setelah sekolah
Kelangkaan taman, tempat rekreasi, trotoar, jalur sepeda, dan fasilitas olahraga
yang mempromosikan aktivitas fisik
Ketergantungan pada kendaraan bermotor untuk memenuhi kebutuhan
transportasi, daripada berjalan kaki atau bersepeda
Obesity Is a global crisis
Awasome Data
WORLD INDONESIA?
There are around 2 B adults overweight, of those Obesity prevalence: 8,2 % (WHO, 2016) –
650 M obesity (BMI ≥30 kg/m²). That equates to Overweight: 28,2 % (24,2 – 32,3 %)
39% (39% of men and 40% of women) of adults
aged 18 or over who were overweight, with 13%
obese. Estimated that over 1 B affected by
obesity, and 177 million adults severely affected
by obesity by 2025. (WHO, 2016).
BRAZIL CHINA
B Prevalences in urban areas reached 13.2%
C The prevalence of general obesity was 18.5%
for men and 17.0% for women, while (men 14.1% and women 21.4%). The
prevalences in rural areas reached 8.8% prevalence of central obesity was 48.7%
and 16.5% (women 27.6% and men 63.0%).
Central obesity: Obesity is associated with insulin resistance and the metabolic
syndrome.
Obesity contributes to hypertension, high serum cholesterol, low HDL-c and
hyperglycaemia, and is independently associated with higher CVD risk. The risk of serious
health consequences in the form of type 2 diabetes, coronary heart disease (CHD) and a
range of other conditions, including some forms of cancer, has been shown to rise with an
increase in body mass index (BMI), but it is an excess of body fat in the abdomen.
Obesity is now a worldwide epidemic, with an estimated 57.8% of adults worldwide
expected to be classified as obese by 2030 according to figures released by the World
Health Organization (WHO).
Di sisi lain dari skala malnutrisi, obesitas adalah salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang paling mencolok saat ini - namun paling diabaikan -. Paradoks hidup
berdampingan dengan kekurangan gizi, epidemi global yang meningkat dari kelebihan
berat badan dan obesitas - "global" - mengambil alih banyak bagian dunia. Jika tindakan
segera tidak diambil, jutaan orang akan menderita berbagai gangguan kesehatan yang
serius.(WHO, 2003)
Strategi Pencegahan dan Pengelolaan Obesitas
What needs to action? (World Obesity)
improve health care services for achieving personal weight loss and to develop
effective services for all who need it.
Sektor kesehatan publik harus membantu dalam menerjemahkan temuan evidence
based menjadi program yang praktis, dapat diakses, dan hemat biaya.
Semua proses harus dipantau untuk perbaikan terus-menerus dari strategi
pencegahan.
Sektor klinis harus mengskrining dan mengidentifikasi orang-orang yang berisiko
tinggi dan mereka harus dirujuk ke program intervensi yang terakreditasi.
Intervensi efektif yang efisien (customised) harus tersedia di tingkat pengelolaan
klinis dan masyarakat.
Untuk manajemen Obesitas yang efektif, kebijakan dan pedoman tertentu harus
disusun oleh pemerintah bersama dengan sektor swasta untuk mempromosikan
kebijakan gizi yang sehat, mendukung dan mendorong kegiatan fisik dan membuat
pencegahan terjangkau bagi semua warga negara yang berisiko tinggi.
PREVENTION
STRATEGIES IN OBESITY
PRIMARY PREVENTION
PENCEGAHAN PADA KELOMPOK RISIKO
PADA INDIVIDU DAN POPULASI
SECONDARY PREVENTION
DIAGNOSIS DAN INTERVENSI SEDINI
MUNGKIN, TERMASUK MENCEGAH
OVERWEGHT MENJADI OBESITAS
TERTIARY PREVENTION
PENCEGAHAN DAN PENGELOLAAN
KOMORBIDITAS, KOMPLIKASI DAN
KECACATAN
TATALAKSANA PREDIABETES DI PEDESAAN
Latihan aerobik atau olahraga membantu PHC memiliki peran yang sangat penting untuk
pergerakan otot yang menggunakan banyak mempromosikan olah raga atau aktifitas fisik.
glukosa darah, meningkatkan pencegahan
timbulnya faktor risiko penyakit kardiovaskular Target: Menu Olahraga
(CVD), menurunkan risiko jatuh dan patah tulang,
serta meningkatkan kapasitas fungsional dan
Spesifik/Tipe Aerobik
kesejahteraan. Terukur/Interval DNM 65-85 % HR Latihan
Aktivitas fisik juga merupakan komponen kunci Mudah dilakukan
dalam penurunan dan pemeliharaan berat badan.
Realistik/cocok
Direkomendasikan program aktivitas fisik intensitas Waktu tertentu/Frekwensi
sedang selama 30 hingga 60 menit setiap hari,
setidaknya 5 hari per minggu
18
Aktifitas Fisik
19
PHARMACOTHERAPY
Peningkatan obesitas, yang telah dikaitkan dengan peningkatan konsumsi
kalori dan berkurangnya olahraga / aktivitas fisik.
Semua pasien harus diberi tahu tentang cara
mencapai dan mempertahankan berat badan
Hasil penelitian menyatakan bahwa penurunan BB sebesar 10 % selama 6
bln mengurangi risiko perkembangan Prediabetes menjadi Diabetes selama
3 tahun. yang sehat, sesuai dengan indeks massa tubuh
Rekomendasi harus dipersonalisasi berdasarkan kondisi medis, gaya hidup, (BMI) antara 18,5 dan 22,9 kg / m2.
dan perilaku khusus pasien. Pasien yang tidak dapat mempertahankan berat
badan yang sehat sendiri harus dirujuk ke weight loss program yang
memiliki riwayat keberhasilan yang terbukti.
Weight Loss Agent : Orlistat dan Sibutramane
Terapi penurunan berat badan secara bedah dapat diindikasikan untuk
pasien yang tidak dapat mencapai tujuan penurunan berat badan hanya
dengan perubahan gaya hidup.
20
BEHAVIOURAL THERAPY Orang yang hidup dengan obesitas sering merasa
stres dan semangat yang menurun. Upaya untuk
menurunkan berat badan seringkali tidak berhasil,
dan ada rasa lapar yang terus-menerus. Meskipun
Untuk mencapai penurunan BB dan mungkin memiliki kondisi kesehatan yang tampak
mempertahankannnya diperlukan baik
strategi untuk mengatasi hambatan Baik pada anak-anak maupun orang dewasa,
yang muncul pada saat terapi diet obesitas dapat menyebabkan stigma sosial dan
dan aktifitas fisik. isolasi, mengurangi kehadiran di sekolah, dan
mempersulit untuk mendapatkan pekerjaan dan
Strategi tersebut seperti pengawasan mempertahankan pekerjaan. Di beberapa negara,
seseorang dengan obesitas berat dapat
mandiri terhadap kebiasaan makan, didaftarkan sebagai penyandang disabilitas, dan
aktifitas fisik, manajemen stres, dilindungi oleh undang-undang anti diskriminasi.
pemecahan masalah, dan dukungan
ORANG DENGAN OBESITAS SANGAT
sosial. MEMBUTUHKAN DUKUNGAN KELUARGA
DAN SOSIAL.
21
KONTRIBUSI FASKES PEDESAAN DALAM
MENGATASI OBESITAS DI PEDESAAN
o Mengorganisir dan terlibat dalam Klub jalan kaki. Membentuk dan terlibat
dalam kelompok pendukung untuk manajemen berat badan.
o Membangun dan terlibat dalam kelas memasak.
o Pengembangan (potensi) pusat kebugaran kesehatan.,
o Membangun kerjasama/kemitraan dengan faskes, sekolah, dan pusat
kebugaran.
Fasilitas mungkin sudah ada di beberapa komunitas yang dapat melayani publik sebagai
sumber daya komunitas. Misalnya, komunitas pedesaan dapat mengadakan perjanjian
penggunaan bersama dengan sekolah menengah atau perguruan tinggi setempat yang
membuka kolam renang mereka kepada komunitas untuk berenang, atau gimnasium untuk
kegiatan komunitas di pagi hari atau setelah jam kerja.
KESIMPULAN MakingHealthy ChoicesEasy Choices
www.irrda.org