Anda di halaman 1dari 26

PENGELOLAAN OBESITAS

DI PEDESAAN INDONESIA
Driving rural health efforts to reduce, prevent and treat obesity

Dr. Syarhan, SpKKLP, MM


Ketua IRRDA Pusat
REFERENCES

 IDF. Metabolic Sindrome. The IDF consensus worldwide definition of


the Metabolic Sindrome.
 WOF. Obesity. 2020. World Obesity Federation.
 WHO. 2000. Obesity: Preventing and managing The Global
Epidemic. Obesity and Overweight. 2020. WHO.
 Krishna G. 2012. Obesity: A Venusian story of Paleolithic proportions.
IJEM. India.
 Sugondo S. 2020. Obesitas, Metabolik Endokrin. IPD FKUI. Jakarta.
 WHO – Unicef. 2018. Alma Ata Declaration. The World Conference
on Primary Care. Kazkhstan.
 Valeria B, Cathryn M. 2015. Obesity, insulin resistance and
comorbidities – Mechanisms of association. HHS Public Access
Agenda
1. PHC: THE LATEST UPDATE
2. THE RURAL CONTEXT OF INDONESIA AND CHALLENGES
IN MANAGING OBESITY IN RURAL INDONESIA
3. FAKTOR FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP
OBESITAS DI PEDESAAN.
4. PENINGKATAN PREVALENSI OBESITAS.
5. DEFINISI DAN PREVENTION STRATEGIES IN OBESITY .
6. TATALAKSANA PREDIABETES DI PEDESAAN.
7. KONTRIBUSI FASKES, DINKES, DAN KOMUNITAS
PEDESAAN DALAM MENGATASI OBESITAS DI PEDESAAN
Primary Health care
ESENSI DAN SEMANGAT LAYANAN PRIMER

ALMA-ATA DECLARATION, 1978 ASTANA DECLARATION, 2018


PHC adalah layanan kesehatan yang penting berdasarkan PHC adalah pendekatan seluruh masyarakat terhadap
metode dan teknologi praktis, ilmiah, dan dapat diterima kesehatan yang bertujuan untuk memastikan tingkat
secara sosial dan diakses secara universal bagi individu dan kesehatan dan kesejahteraan setinggi mungkin dan
keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi penuh distribusi mereka yang adil dengan berfokus pada
mereka. merupakan bagian integral dari sistem kesehatan kebutuhan dan preferensi masyarakat (sebagai individu,
negara, Ini adalah kontak tingkat pertama individu, keluarga keluarga, dan masyarakat) sedini mungkin sepanjang
dan masyarakat dengan sistem kesehatan nasional yang rangkaian dari promosi kesehatan dan pencegahan
membawa perawatan kesehatan sedekat mungkin ke penyakit hingga perawatan, rehabilitasi dan perawatan
tempat orang tinggal dan bekerja, dan merupakan elemen paliatif, dan sedekat mungkin dengan lingkungan sehari-
pertama dari proses perawatan kesehatan yang hari manusia.
berkelanjutan

4
GENERIC BARRIERS PATIENT HEALTH WORKER
& POLICY
Lifestyle changes, Low of patient’s Lack of awareness and health worker
Poverty, poor education/Literacy,
compliance, over-reliance on acute expertise in the diagnosis and
urbanization, poor referral system.
care; culture factors-myths - Hoax, management of Obesity, skills, and
The concentration of efforts to
and use of alternative unproven time. Priority is given to
control CDs, and policy
therapies communicable disease.
interventions

CHALLENGES IN MANAGING OBESITY


IN RURAL INDONESIA
HOLISTIC-COMPREHENSIVE OBESITY
NATIONAL DATA ACCESS
CARE
Weak surveillance systems. Lack of Poor access to quality health Lack of a Holistic-comprehensive
availability of robust surveillance services, including access to fitness care for Obesity management
and research data on Prediabetes in centre program. Education and Self - Care
action plans.
rural .

6
FAKTOR FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI
TERHADAP OBESITAS DI PEDESAAN
Daerah pedesaan memiliki prevalensi obesitas yang lebih
tinggi pada orang dewasa dan anak-anak dibandingkan
dengan daerah perkotaan. Beberapa kontributor obesitas
pedesaan yang diidentifikasi meliputi:
 Pengaruh kemiskinan
 Akses terbatas ke makanan sehat dan terjangkau
 Konsumsi kalori lebih tinggi
 Kurangnya pendidikan dan pelayanan gizi
 Akses terbatas ke program pencegahan obesitas dan layanan manajemen berat
badan
 Lebih sedikit kesempatan bagi anak-anak untuk aktif secara fisik dalam olahraga
atau acara setelah sekolah
 Kelangkaan taman, tempat rekreasi, trotoar, jalur sepeda, dan fasilitas olahraga
yang mempromosikan aktivitas fisik
 Ketergantungan pada kendaraan bermotor untuk memenuhi kebutuhan
transportasi, daripada berjalan kaki atau bersepeda
Obesity Is a global crisis
Awasome Data

WORLD INDONESIA?
There are around 2 B adults overweight, of those Obesity prevalence: 8,2 % (WHO, 2016) –
650 M obesity (BMI ≥30 kg/m²). That equates to Overweight: 28,2 % (24,2 – 32,3 %)
39% (39% of men and 40% of women) of adults
aged 18 or over who were overweight, with 13%
obese. Estimated that over 1 B affected by
obesity, and 177 million adults severely affected
by obesity by 2025. (WHO, 2016).

USA OBESITY EVIDENCE-BASED


Research shows that excess body fat
Obesity prevalence was significantly higher increases your risk for several cancers,
among adults living in rural counties (34.2 including colorectal, post-menopausal
percent) than among those living in breast, uterine, esophageal, kidney and
metropolitan counties (28.7 percent) pancreatic cancers.
OBESITY IN RURAL WORLD

BRAZIL CHINA
B Prevalences in urban areas reached 13.2%
C The prevalence of general obesity was 18.5%
for men and 17.0% for women, while (men 14.1% and women 21.4%). The
prevalences in rural areas reached 8.8% prevalence of central obesity was 48.7%
and 16.5% (women 27.6% and men 63.0%).

Tehri Garhwal, India Indonesia (IRRDA’s data)


T 56 % (cluster) RF: Age, obesity, smoke, FHD, IntV:
I 30 % (25 – 40 %) RF: age > 45 yrs (61 %),
diet, weight loss, MT, tailor-public to prevent and overweight,-Obese2 (97 %), HT (61 %) FHD
respond to this imminent diabetes crisis in the rural, (25 %), dislipidemia, FHD, age, Hypertention.
etc. IntV: weight loss, healthy diet, MT, education
programs (CDMP), etc
The fundamental cause of obesity and overweight is an
energy imbalance between calories consumed and
calories expended. (WHO, 2020)
DEFINISI OBESITAS
Overweight and obesity are defined as abnormal or excessive fat
accumulation that may impair health. (WHO)
Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktorial, yang terjadi akibat
akumulasi jaringan lemak berlebihan, sehingga dapat mengganggu
kesehatan. (Sugondo S)
The Phenomenon And Paradox Of Obesity

 Central obesity: Obesity is associated with insulin resistance and the metabolic
syndrome.
 Obesity contributes to hypertension, high serum cholesterol, low HDL-c and
hyperglycaemia, and is independently associated with higher CVD risk. The risk of serious
health consequences in the form of type 2 diabetes, coronary heart disease (CHD) and a
range of other conditions, including some forms of cancer, has been shown to rise with an
increase in body mass index (BMI), but it is an excess of body fat in the abdomen.
 Obesity is now a worldwide epidemic, with an estimated 57.8% of adults worldwide
expected to be classified as obese by 2030 according to figures released by the World
Health Organization (WHO).
 Di sisi lain dari skala malnutrisi, obesitas adalah salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang paling mencolok saat ini - namun paling diabaikan -. Paradoks hidup
berdampingan dengan kekurangan gizi, epidemi global yang meningkat dari kelebihan
berat badan dan obesitas - "global" - mengambil alih banyak bagian dunia. Jika tindakan
segera tidak diambil, jutaan orang akan menderita berbagai gangguan kesehatan yang
serius.(WHO, 2003)
Strategi Pencegahan dan Pengelolaan Obesitas
What needs to action? (World Obesity)
 improve health care services for achieving personal weight loss and to develop
effective services for all who need it.
 Sektor kesehatan publik harus membantu dalam menerjemahkan temuan evidence
based menjadi program yang praktis, dapat diakses, dan hemat biaya.
 Semua proses harus dipantau untuk perbaikan terus-menerus dari strategi
pencegahan.
 Sektor klinis harus mengskrining dan mengidentifikasi orang-orang yang berisiko
tinggi dan mereka harus dirujuk ke program intervensi yang terakreditasi.
 Intervensi efektif yang efisien (customised) harus tersedia di tingkat pengelolaan
klinis dan masyarakat.
 Untuk manajemen Obesitas yang efektif, kebijakan dan pedoman tertentu harus
disusun oleh pemerintah bersama dengan sektor swasta untuk mempromosikan
kebijakan gizi yang sehat, mendukung dan mendorong kegiatan fisik dan membuat
pencegahan terjangkau bagi semua warga negara yang berisiko tinggi.
PREVENTION
STRATEGIES IN OBESITY

PRIMARY PREVENTION
PENCEGAHAN PADA KELOMPOK RISIKO
PADA INDIVIDU DAN POPULASI

SECONDARY PREVENTION
DIAGNOSIS DAN INTERVENSI SEDINI
MUNGKIN, TERMASUK MENCEGAH
OVERWEGHT MENJADI OBESITAS

TERTIARY PREVENTION
PENCEGAHAN DAN PENGELOLAAN
KOMORBIDITAS, KOMPLIKASI DAN
KECACATAN
TATALAKSANA PREDIABETES DI PEDESAAN

I. THE HOLISTIC – COMPREHENSIVE PREDIABETES


PROGRAM - Pendekatan Holistik (Bio-Psiko-Sosial) dengan
melibatkan pasien (patient centered), keluarga, dan semua
stakeholder dan Intervensi Komprehensive dengan
memperhatikan rural context.
II. LIFESTYLE INTERVENTIONS - Terapi nutrisi medis (MNT;
pengurangan dan modifikasi asupan kalori dan lemak jenuh
untuk mencapai penurunan BB, aktivitas fisik, menghindari
rokok, kuantitas dan kualitas tidur yang memadai, menghindari
alkohol, dan pengurangan stres.
III. BEHAVIOURAL THERAPY.
IV. PHARMACOTHERAPY - Direkomendasikan jika intervensi
gaya hidup tidak mencapai target atau gagal menghasilkan
perbaikan hingga 6 bulan.
V. (BARIATRIC SURGERY) - Rujukan: Direkomendasikan pada
pasien obesitas berat secara klinis dengan IMT ≥ 35kg/m2
dengan kondisi komorbid
PRINCIPLES MANAGING OF OBESITY IN RURAL

4 Basic Principles (as a spirit and philosophy)


PENTINGNYA
KOMUNIKASI
DALAM
PENGELOLAAN
OBESITAS

o Komunikasi antara dokter dengan pasien adalah bagian


integral dari pengelolaan Obesitas.
o Komunikasi yang baik oleh dokter sangat membantu pasien
untuk mengetahui masalah kesehatannya, memahami pilihan
tatalaksana, modifikasi gaya hidup, dan patuh jadwal
pengobatan. Berbagai penelitian memperlihatkan bahwa
komunikasi efektif dokter-pasien meningkatkan hasil
kesehatan pasien.
LIFESTYLE INTERVENTIONS

The primary management for the Obesity is DIET


a healthy lifestyle. This includes: moderate
calorie restriction (to achieve a 5–10 per
o Terapi nutrisi medis: pengurangan dan modifikasi
cent loss of body weight in the first year)
asupan kalori dan lemak jenuh, pembatasan
moderate increase in physical activity
makanan yang mengandung sukrosa atau indeks
change in dietary composition.
glikemik tinggi.
o Kebutuhan kalori basal: 25-30 kkal/ideal BB (ideal BB:
Bagaimana mengubah gaya hidup? 90 % x 1 kg)
PHC harus mengambil tanggung jawab o Karbohidrat - Asupan kalori total, Wanita: 1200 –
1500 Kkal/h, Pria : 1500 – 1800 Kkal/h.(45-60 %)
untuk mendorong perubahan perilaku. o Protein - Jumlah rekomendasi harian 0,8 – 1 gr/kg/h
untuk orang dewasa. (10-20 %)
Konseling nutrisi yang dipersonalisasi o Lemak – diet: 20 – 25 % dari asupan energi total.
(dokter/dietisian) harus menjadi bagian o Vitamin dan mineral yg cukup.
o Natrium < 2300 mg/day – 5 gr/h
dari penatalaksanaan Obesitas
17
Physical Activity

Latihan aerobik atau olahraga membantu PHC memiliki peran yang sangat penting untuk
pergerakan otot yang menggunakan banyak mempromosikan olah raga atau aktifitas fisik.
glukosa darah, meningkatkan pencegahan
timbulnya faktor risiko penyakit kardiovaskular Target: Menu Olahraga
(CVD), menurunkan risiko jatuh dan patah tulang,
serta meningkatkan kapasitas fungsional dan
 Spesifik/Tipe Aerobik
kesejahteraan.  Terukur/Interval DNM 65-85 % HR Latihan
Aktivitas fisik juga merupakan komponen kunci  Mudah dilakukan
dalam penurunan dan pemeliharaan berat badan.
 Realistik/cocok
Direkomendasikan program aktivitas fisik intensitas  Waktu tertentu/Frekwensi
sedang selama 30 hingga 60 menit setiap hari,
setidaknya 5 hari per minggu

18
Aktifitas Fisik

19
PHARMACOTHERAPY
Peningkatan obesitas, yang telah dikaitkan dengan peningkatan konsumsi
kalori dan berkurangnya olahraga / aktivitas fisik.
Semua pasien harus diberi tahu tentang cara
mencapai dan mempertahankan berat badan
Hasil penelitian menyatakan bahwa penurunan BB sebesar 10 % selama 6
bln mengurangi risiko perkembangan Prediabetes menjadi Diabetes selama
3 tahun. yang sehat, sesuai dengan indeks massa tubuh
Rekomendasi harus dipersonalisasi berdasarkan kondisi medis, gaya hidup, (BMI) antara 18,5 dan 22,9 kg / m2.
dan perilaku khusus pasien. Pasien yang tidak dapat mempertahankan berat
badan yang sehat sendiri harus dirujuk ke weight loss program yang
memiliki riwayat keberhasilan yang terbukti.
Weight Loss Agent : Orlistat dan Sibutramane
Terapi penurunan berat badan secara bedah dapat diindikasikan untuk
pasien yang tidak dapat mencapai tujuan penurunan berat badan hanya
dengan perubahan gaya hidup.

20
BEHAVIOURAL THERAPY Orang yang hidup dengan obesitas sering merasa
stres dan semangat yang menurun. Upaya untuk
menurunkan berat badan seringkali tidak berhasil,
dan ada rasa lapar yang terus-menerus. Meskipun
Untuk mencapai penurunan BB dan mungkin memiliki kondisi kesehatan yang tampak
mempertahankannnya diperlukan baik
strategi untuk mengatasi hambatan Baik pada anak-anak maupun orang dewasa,
yang muncul pada saat terapi diet obesitas dapat menyebabkan stigma sosial dan
dan aktifitas fisik. isolasi, mengurangi kehadiran di sekolah, dan
mempersulit untuk mendapatkan pekerjaan dan
Strategi tersebut seperti pengawasan mempertahankan pekerjaan. Di beberapa negara,
seseorang dengan obesitas berat dapat
mandiri terhadap kebiasaan makan, didaftarkan sebagai penyandang disabilitas, dan
aktifitas fisik, manajemen stres, dilindungi oleh undang-undang anti diskriminasi.
pemecahan masalah, dan dukungan
ORANG DENGAN OBESITAS SANGAT
sosial. MEMBUTUHKAN DUKUNGAN KELUARGA
DAN SOSIAL.
21
KONTRIBUSI FASKES PEDESAAN DALAM
MENGATASI OBESITAS DI PEDESAAN

1. Faskes dapat berfungsi sebagai sumber dan pusat informasi bagi


pasien tentang pentingnya perubahan gaya hidup sehat, diet
sehat dan aktivitas fisik.
2. Untuk mengatasi obesitas, klinik dan rumah sakit pedesaan dapat
membangun Kemitraan antar Faskes, Sekolah, Key Persons, dan
membentuk Group support dengan aktifitas kelas kesehatan yang
mendorong pola makan dan olahraga yang sehat, seperti sesi
tentang obesitas, nutrisi, pencegahan penyakit jantung,
prediabetes, dan diabetes.
3. Intervensi Farmakologi.
4. Faskes/RS yang memiliki gedung/peralatan olahraga untuk
rehabilitasi mungkin ingin menyediakan area latihan mereka untuk
seluruh komunitas. (Usulan Inovasi IRRDA)
PERAN DINKES UNTUK PENCEGAHAN DIABETES

 Sebagai sumber dan Pusat informasi bagi pasien tentang


perubahan gaya hidup sehat, diet sehat dan aktivitas fisik.
 Membangun perencanaan, kebijakan, Kemitraan, dan aksi
dalam bagian Kabupaten/Kota Sehat bahwa tidak ada satu
intervensi atau aktivitas saja yang dapat memecahkan
masalah obesitas.
 Dinkes dapat mendorong dan memperkuat perubahan gaya
hidup yang mendukung perilaku sehat dan mengurangi
obesitas dengan mengembangkan kemitraan.
KONTRIBUSI KOMUNITAS PEDESAAN UNTUK
MEMBANTU MENGURANGI OBESITAS

o Mengorganisir dan terlibat dalam Klub jalan kaki. Membentuk dan terlibat
dalam kelompok pendukung untuk manajemen berat badan.
o Membangun dan terlibat dalam kelas memasak.
o Pengembangan (potensi) pusat kebugaran kesehatan.,
o Membangun kerjasama/kemitraan dengan faskes, sekolah, dan pusat
kebugaran.

Fasilitas mungkin sudah ada di beberapa komunitas yang dapat melayani publik sebagai
sumber daya komunitas. Misalnya, komunitas pedesaan dapat mengadakan perjanjian
penggunaan bersama dengan sekolah menengah atau perguruan tinggi setempat yang
membuka kolam renang mereka kepada komunitas untuk berenang, atau gimnasium untuk
kegiatan komunitas di pagi hari atau setelah jam kerja.
KESIMPULAN MakingHealthy ChoicesEasy Choices

1. The prevalence of Obesity was increasing in


Indonesia/World.
2. Early detection of Obesity is of extreme importance in
initiating early interventions to prevent progression related
complications.
3. Lifestyle modification is the cornerstone of Obesity
prevention.
4. Action on holistic-comphrehensive and the involvement of
family, community, and all stakeholders is a very important
part in effective and efficient interventions.
Thank You

www.irrda.org

Anda mungkin juga menyukai