1. Pengertian Diare
Penyakit diare adalah penyakit pada saluran pencernaan yang ditandai
dengan berak-berak encer berdarah atau tidak dan muntah-muntah. Anak-
anak mudah diserang karena daya tahan tubuhnya lebih lemah dibandingkan
orang dewasa. Anak yang menderita diare harus diberikan cairan tambahan
sebanyak mungkin sesuai kemampuan anak minum seperti susu, oralit, air,
sup sayuran dan sebagainya, memberikan ASI sesering mungkin, setiap
setelah BAB memberikan oralit untuk diminum, rujuklah anak ke puskesmas
jika anak anda tidak bisa minum, sakitnya bertambah parah atau jika ada
darah dalam tinja.
2. Penyebab Diare
Penyebab diare dapat terjadi karena:
Infeksi bakteri, virus dan parasit
Keracunan makanan, tercemar, basi, beracun dan mentah
Kekurangan gizi
Alergi makanan seperti laktosa susu seperti yang dijumpai pada susu
kaleng atau juga alergi terhadap susu sapi dan faktor lainnya seperti
pemberian makanan pendampingan ASI yang tidak sesuai
Kurangnya perilaku sehat penyediaan air bersih, kurangnya fasilitas
sanitasi/hygiene, pemberian makanan pendamping air susu ibu yang
tidak sesuai
3. Gejala Diare
Gejala pada diare yaitu terjadinya berak-berak yang cair dan terus-menerus,
pada anak bayi ubun-ubun cekung kadang disertai panas tinggi dan kejang
sehingga pada anak lemas tidak mau makan dan menyusui, pada bayi
keadaan tersebut dapat mengakibatkan kematian setelah sakit selama 2-3
hari. Pada jenis diare yang akut yang berlangsung kurang dari 14 hari
umumnya kurang dari 7 hari, dapat menyebabkan dehidrasi yang merupakan
penyebab utama kematian bayi penderita diare.
4. Penularan Diare
Diare dapat ditularkan dengan berbagai cara yang mengakibatkan timbulnya
infeksi antara lain:
a. Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah
dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.
b. Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering
memasukan tangan/ mainan / apapun kedalam mulut.
c. Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air
dengan benar
d. Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.
e. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau
membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi
perabotan dan alat-alat yang dipegang
5. Pemeriksaan Diare
Pemeriksaan laboratorium pada diare adalah:
a. Feses
b. Pemeriksaan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan
Ph dan cadangan alkalin atau dengan analisa gas darah.
c. Ureum kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
d. Elektrolit terutama natrium, kalium dan fosfor dalam serium.
e. Pemeriksaan Intubasi deudenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau
parasit.
6. Pengobatan Diare
Menurut Kemenkes RI (2011), prinsip tatalaksana diare pada balita adalah
LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang didukung oleh Ikatan
Dokter Anak Indonesia dengan rekomendasi WHO. Adapun program LINTAS
DIARE yaitu:
a. Rehidrasi menggunakan Oralit untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat
dilakukan mulai dari rumah tangga dengan memberikan oralit, dan bila
tidak tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air
matang. Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit yang baru
dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan
muntah. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk
mengganti cairan yang hilang.
b. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut, Zinc merupakan salah satu
mikronutrien yang penting dalam tubuh. Pemberian Zinc selama diare
terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan diare,
mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta
menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya.
c. Teruskan pemberian ASI dan Makanan, pemberian makanan selama diare
bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita terutama pada anak agar
tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan. Setelah
diare berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu
untuk membantu pemulihan berat badan
d. Nasihat kepada orang tua/pengasuh, ibu atau pengasuh yang berhubungan
erat dengan balita harus diberi nasehat tentang: Cara memberikan cairan
dan obat di rumah, Kapan harus membawa kembali balita ke petugas
kesehatan bila diare lebih sering, muntah berulang, sangat haus,
makan/minum sedikit, timbul demam, tinja berdarah dan tidak membaik
dalam 3 hari.