Anda di halaman 1dari 54

Laporan Kasus COVID-19

Tanpa Komorbid
Oleh : dr. Dendy Fitra Lesmana

Pembimbing : dr. Widya Sri Hastuti, Sp.P, FCCP, FAPSR


dr. Melisa Berlian

Program Internsip Dokter Indonesia

Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah Kota Batam


Pendahuluan
Latar Belakang
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) (Kemenkes RI, 2020)

Berdasarkan penelitian oleh CDC


China, diketahui bahwa kasus
paling banyak terjadi pada pria
(51,4%) dan terjadi pada usia 30-
79 tahun dan paling sedikit terjadi
pada usia <10 tahun (1%).
Masa inkubasi rata-rata 5-6 Sebanyak 81% kasus merupakan
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain hari dengan masa inkubasi kasus yang ringan, 14% parah, dan
gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, terpanjang 14 hari (Kemenkes 5% kritis (Wu Z dan Mc. Googan
batuk dan sesak napas (Kemenkes RI, 2020) RI, 2020) JM, 2020).
Latar Belakang

Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office


melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui
etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina.

Pada 7 Januari 2020, China mengidentifikasi kasus


tersebut sebagai jenis baru coronavirus.

Pada 30 Januari 2020 WHO menetapkan kejadian


tersebut sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health
Emergency of International Concern (PHEIC)

Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah


menetapkan COVID-19 sebagai pandemi
(Kemenkes RI, 2020)
Indonesia melaporkan kasus pertama pada 2 Maret 2020.
Sampai dengan tanggal 30 Juni 2020 Kementerian Kesehatan
melaporkan 56.385 kasus konfirmasi COVID-19 dengan 2.875
kasus meninggal (CFR 5,1%)
Manfaat Penulisan
1. Untuk memahami tinjauan ilmu teoritis mengenai COVID-19.

2. Untuk mengintegrasikan ilmu kedokteran yang telah didapat


terhadap kasus COVID-19 serta melakukan penatalaksanaan
yang tepat, cepat, dan akurat sehingga mendapatkan prognosis
yang baik

3. Sebagai bahan informasi dan pengetahuan bagi pembaca


mengenai COVID-19
Tinjauan Pustaka
COVID - 19

COVID - 19

• Definisi
• Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
merupakan Virus yang berasal dari famili yang
sama dengan virus penyebab SARS dan MERS.
Meskipun berasal dari famili yang sama, namun
SARS-CoV-2 lebih menular dibandingkan
dengan SARS-CoV dan MERS-CoV (CDC
China, 2020).
• Etiologi
• Coronavirus merupakan virus RNA strain
tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen.
Terdapat 4 struktur protein utama pada
Coronavirus yaitu: protein N (nukleokapsid),
glikoprotein M (membran), glikoprotein spike S
(spike), protein E (selubung).
• Coronavirus tergolong ordo Nidovirales,
keluarga Coronaviridae
Grafik Kasus COVID-19 di Indonesia
Patogenesis
Menurut X. Li et al, 2020, terjadi 5 tahapan pada patogenesis Corona virus yaitu:

1. Entri dan Replikasi


2. Presentasi antigen
3. Imunitas Selular dan Humoral
4. Cytokine Storm
5. Immune Evasion
Penegakan Diagnosis
Definisi Kasus
Definisi operasional kasus COVID-19 yaitu:
1. Kasus Suspek
2. Kasus Probable
3. Kasus Konfirmasi
4. Kontak Erat

Kriteria Klinis Kriteria Epidemiologis

• Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki


Demam akut (≥ 38°C) / Riwayat Demam dan batuk; riwayat tinggal atau bekerja di tempat berisiko tinggi
ATAU penularan; ATAU
Terdapat 3 atau lebih gejala / tanda akut berikut: • Memiliki riwayat tinggal atau bepergian di
Demam / Riwayat demam, batuk, kelelahan (fatigue), sakit negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi
kepala, myalgia, nyeri tenggorokan, coryza/pilek/hidung lokal; ATAU
tersumbat, sesak nafas, anoreksia/mual/muntah, diare, • Bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, baik
penurunan kesadaran melakukan pelayanan medis dan non-medis
Derajat Penyakit

1. Tanpa Gejala
2. Gejala Ringan
3. Gejala Sedang
4. Gejala Berat / Pneumonia Berat
5. Kritis

Pemeriksaan PCR Swab

1. Pengambilan swab di hari ke-1 dan 2 untuk penegakan diagnosis. Bila pemeriksaan di hari pertama sudah
positif, tidak perlu lagi pemeriksaan di hari kedua, Apabila pemeriksaan di hari pertama negatif, maka
diperlukan pemeriksaan di hari berikutnya (hari kedua)
2. Pada pasien yang dirawat inap, pemeriksaan PCR dilakukan sebanyak tiga kali selama perawatan
3. Untuk kasus tanpa gejala, ringan, dan sedang tidak perlu dilakukan pemeriksaan PCR untuk follow-up.
Pemeriksaan follow-up hanya dilakukan pada pasien yang berat dan kritis
4. Untuk PCR follow-up pada kasus berat dan kritis, dapat dilakukan setelah sepuluh hari dari pengambilan
swab yang positif
Penatalaksanaan Pasien Terkonfirmasi Covid-19

Tanpa Gejala

1. Isolasi dan Pemantauan


2. Non-Farmakologis:
 Pasien
 Lingkungan / Kamar
 Keluarga
3. Farmakologi
 Bila terdapat penyakit penyerta / komorbid, dianjurkan untuk tetap melanjutkan pengobatan yang
rutin dikonsumsi
 Vitamin C (untuk 14 hari), B, E, Zink
 Vitamin D
 Obat-obatan suportif baik tradisional (Fitofarmaka) maupun Obat Modern Asli Indonesia (OMAI)
yang teregistrasi di BPOM
 Obat-obatan yang memiliki sifat antioksidan dapat diberikan
Penatalaksanaan Pasien Terkonfirmasi Covid-19

Gejala Ringan
1. Isolasi dan Pemantauan
2. Non-Farmakologis:
 Pasien
 Lingkungan / Kamar
 Keluarga
3. Farmakologi
 Bila terdapat penyakit penyerta / komorbid, dianjurkan untuk tetap melanjutkan pengobatan yang
rutin dikonsumsi
 Vitamin C, B, E, Zink
 Vitamin D
 Azitromisin 1 x 500 mg perhari selama 5 hari
 Antivirus:
 Oseltamivir, Atau
 Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg)
 Pengobatan simtomatis
 Obat-obatan suportif baik tradisional (Fitofarmaka) maupun Obat Modern Asli Indonesia (OMAI)
yang teregistrasi di BPOM
 Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada
Penatalaksanaan Pasien Terkonfirmasi Covid-19
Gejala Sedang
1. Isolasi dan Pemantauan
 Rujuk dan Isolasi di Rumah Sakit ke Ruang Perawatan COVID-19/Rumah Sakit Darurat COVID-19

2. Non-Farmakologis:
 Istirahat total, asupan kalori adekuat, kontrol elektrolit, status hidrasi/terapi cairan, oksigen
 Pemantauan laboratorium Darah Perifer Lengkap berikut dengan hitung jenis, bila memungkinkan
ditambahkan dengan CRP, fungsi ginjal, fungsi hati dan foto toraks secara berkala

3. Farmakologi
 Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis dalam 1 jam diberikan secara drip
Intravena (IV) selama perawatan
 Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7 hari) atau sebagai alternatif Levofloksasin
dapat diberikan apabila curiga ada infeksi bakteri: dosis 750 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7
hari). Ditambah
 Salah satu antivirus:
 Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2
x 600 mg (hari ke 2-5), Atau
 Remdesivir 200 mg IV drip (hari ke-1) dilanjutkan 1x100 mg IV drip (hari ke 2-5 atau hari ke 2-10)
Penatalaksanaan Pasien Terkonfirmasi Covid-19
Gejala Sedang
3. Farmakologi
 Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi DPJP
 Pengobatan simtomatis (Parasetamol dan lain-lain).
 Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada

Gejala Berat Atau Kritis

1. Isolasi dan Pemantauan


 Isolasi di ruang isolasi Rumah Sakit Rujukan atau rawat secara kohorting
 Pengambilan swab untuk PCR

2. Non Farmakologis
 Istirahat total, asupan kalori adekuat, kontrol elektrolit, status hidrasi (terapi cairan), dan oksigen
 Pemantauan laboratorium Darah Perifer Lengkap beriku dengan hitung jenis, bila memungkinkan
ditambahkan dengan CRP, fungsi ginjal, fungsi hati, Hemostasis, LDH, D-dimer.
 Pemeriksaan foto toraks serial bila perburukan
 Monitor tanda-tanda sebagai berikut;
Penatalaksanaan Pasien Terkonfirmasi Covid-19
Gejala Berat Atau Kritis
2. Non Farmakologis
 Monitor tanda-tanda sebagai berikut;
 Takipnea, frekuensi napas ≥ 30x/min,
 Saturasi Oksigen dengan pulse oximetry ≤93% (dijari),
 PaO2/FiO2 ≤ 300 mmHg,
 Peningkatan sebanyak >50% di keterlibatan area paru-paru pada pencitraan thoraks dalam 24-48
jam, Limfopenia progresif,
 Peningkatan CRP progresif,
 Asidosis laktat progresif.
 Monitor keadaan kritis
 Gagal napas yg membutuhkan ventilasi mekanik, syok atau gagal multiorgan yang memerlukan
perawatan ICU.
 Bila terjadi gagal napas disertai ARDS
 Pertimbangkan penggunaan ventilator mekanik
 3 langkah yang penting dalam pencegahan perburukan penyakit, yaitu sebagai berikut
 Gunakan high flow nasal cannula (HFNC) atau non-invasive mechanical ventilation (NIV) pada
pasien dengan ARDS atau efusi paru luas. HFNC lebih disarankan dibandingkan NIV.
 Pembatasan resusitasi cairan, terutama pada pasien dengan edema paru.
 Posisikan pasien sadar dalam posisi tengkurap (awake prone position).
Penatalaksanaan Pasien Terkonfirmasi Covid-19
Gejala Berat Atau Kritis
2. Non Farmakologis
 Terapi oksigen

3. Farmakologis
 Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis dalam 1 jam diberikan secara drip
Intravena (IV) selama perawatan
 Vitamin B1 1 ampul/24 jam/intravena
 Vitamin D
 Azitromisin atau sebagai alternatif Levofloksasin
 Bila terdapat kondisi sepsis yang diduga kuat oleh karena ko-infeksi bakteri, pemilihan antibiotik
disesuaikan dengan kondisi klinis, fokus infeksi dan faktor risiko yang ada pada pasien.
 Antivirus Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) Atau Remdesivir
 Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi DPJP
 Deksametason dengan dosis 6 mg/24 jam selama 10 hari atau kortikosteroid lain yang setara seperti
hidrokortison
 Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada
 Apabila terjadi syok, lakukan tatalaksana syok sesuai pedoman tatalaksana syok yang sudah ada
 Obat suportif lainnya dapat diberikan sesuai indikasi
Penatalaksanaan Pasien Terkonfirmasi Covid-19
Gejala Berat Atau Kritis
3. Farmakologis
 Pertimbangkan untuk diberikan terapi tambahan, sesuai dengan kondisi klinis pasien dan ketersediaan
di fasilitas pelayanan kesehatan masing-masing apabila terapi standar tidak memberikan respons
perbaikan.
 Terapi atau Tindakan tambahan lainnya seperti:
 Anti IL-6 (Tocilizumab)
 Anti IL-1 (Anakinra)
 Antibiotik
 Mesenchymal Stem Cell (MSCs)/Sel Punca
 Intravenous Immunoglobulin (IVIg)
 Terapi Plasma Konvalesen
 Vaksinasi
 N-Asetilsistein
 Kolkisin
 Spironolakton
 Bronkoskopi
 Therapeutic Plasma Exchange (TPE)
Kriteria Selesai Isolasi, Sembuh Dan Pemulangan
Kriteria Selesai Isolasi
1. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimtomatik)
Pasien tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR. Dinyatakan selesai isolasi apabila sudah menjalani
isolasi mandiri selama 10 hari sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi.

2. Kasus konfirmasi dengan gejala ringan dan gejala sedang


Pasien tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR. Dinyatakan selesai isolasi harus dihitung 10 hari
sejak tanggal onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan
gangguan pernapasan.

3. Pada kasus konfimasi gejala sedang dengan komorbid dan/atau yang kemungkinan berpotensi terjadi
perburukan dapat dilakukan evaluasi ulang dengan RT-PCR.

4. Kasus konfirmasi dengan gejala berat/kritis yang dirawat di rumah sakit


 Mendapatkan hasil pemeriksaan follow up RT-PCR 1 kali negatif ditambah minimal 3 hari tidak lagi menunjukkan
gejala demam dan gangguan pernapasan.
 Dalam hal pemeriksaan follow up RT-PCR tidak dapat dilakukan, maka pasien sudah menjalani isolasi selama 10
hari sejak onset dengan ditambah minimal 3 hari tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan,
dinyatakan selesai isolasi, dan dapat dialihrawat non isolasi atau dipulangkan.
Kriteria Selesai Isolasi, Sembuh Dan Pemulangan

Kriteria Sembuh
1. Pasien konfirmasi tanpa gejala, gejala ringan, gejala sedang, dan gejala berat/kritis dinyatakan sembuh
apabila telah memenuhi kriteria selesai isolasi dan dikeluarkan surat pernyataan selesai pemantauan,
berdasarkan penilaian dokter di fasyankes tempat dilakukan pemantauan atau oleh DPJP.

2. Pasien konfirmasi dengan gejala berat/kritis dimungkinkan memiliki hasil pemeriksaan follow up RT-PCR
persisten positif, karena pemeriksaan RT-PCR masih dapat mendeteksi bagian tubuh virus COVID-19
walaupun virus sudah tidak aktif lagi (tidak menularkan lagi). Terhadap pasien tersebut, maka penentuan
sembuh berdasarkan hasil assessmen yang dilakukan oleh DPJP.
Kriteria Selesai Isolasi, Sembuh Dan Pemulangan

Kriteria Pemulangan
1. Pasien dapat dipulangkan dari perawatan di rumah sakit, bila memenuhi kriteria selesai isolasi dan
memenuhi kriteria klinis sebagai berikut:

 Hasil kajian klinis menyeluruh termasuk diantaranya gambaran radiologis dan pemeriksaan darah
menunjukan perbaikan, yang dievaluasi oleh DPJP dan pasien dinyatakan serta diperbolehkan untuk
pulang.
 Tidak ada tindakan/perawatan yang dibutuhkan oleh pasien, baik terkait sakit COVID-19 ataupun
masalah kesehatan lain yang dialami pasien.

2. DPJP perlu mempertimbangkan waktu kunjungan kembali pasien dalam rangka masa pemulihan.

3. Khusus pasien konfirmasi dengan gejala berat/kritis yang sudah dipulangkan tetap melakukan isolasi
mandiri minimal 7 hari dalam rangka pemulihan dan kewaspadaan terhadap munculnya gejala COVID-19,
dan secara konsisten menerapkan protokol kesehatan.
Prognosis

1. Prognosis pasien COVID-19 tergantung ketepatan diagnosis dan terapi, usia, keadaan kesehatan
sebelumnya, dan ada tidaknya komorbid.

2. Selain itu Penerapan Protokol Kesehatan seperti halnya 5M yakni Memakai Masker, Mencuci Tangan
dengan Sabun dan Air Mengalir, Menjaga Jarak, Menjauhi Kerumunan serta Membatasi Mobilisasi dan
Interaksi didukung dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar menjadi salah satu cara yang dapat
dipertimbangkan dalam memendam penyebaran COVID-19

3. Selain itu juga dukungan dan upaya 3T yakni Testing, Tracing dan Treatment yang benar-benar dijalankan
oleh stakeholder dan semua lapisan elemen masyarakat untuk mengakhiri pandemi COVID-19
Status Pasien
Status Pasien

ANAMNESIS

IDENTITAS PASIEN
Nama : RSM
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 32 Tahun
Pekerjaan : Pegawai BUMN
Agama : Islam
Status : Sudah Menikah
Alamat : Komplek Taman Marcelia Blok D 37, Kel. Taman
Baloi, Kec. Batam Kota, Kota Batam, Kep. Riau
Tanggal Masuk RSUD : 25 Maret 2021
Pukul : 17.30 WIB
Status Pasien
AUTOANAMNESA & ALLOANAMNESA

Keluhan Utama : Terkonfirmasi Covid-19

Telaah :
Tn. RSM, usia 32 Tahun datang ke RSUD Embung Fatimah Kota Batam dengan terkonfirmasi Covid-19. Pasien
sebelumnya mengalami demam sejak ± 7 hari SMRS. Demam dirasakan hilang timbul dengan suhu sekitar
38,5°C sampai 39,2°C. Demam tidak turun dengan konsumsi Sanmol Forte (Paracetamol 650 mg) sebanyak 3x
sehari dengan rentang waktu 8 sampai 6 jam sekali konsumsi obat. Pasien mengaku mengalami batuk berdahak
dengan warna jernih sesekali. Pasien juga mengaku keluhan disertai gatal pada tenggorokan, badan lemas dan
pegal-pegal, nyeri otot terkhusus di area dada dan punggung belakang, serta sesekali merasakan pusing pada
kepala. Pasien juga mengatakan kurang dapat leluasa menarik nafas dalam. Pasien juga mengeluhkan hilangnya
rasa penciuman dan pengecapan sejak 4 hari SMRS. Pasien sebelumnya telah memeriksakan diri pada 3 hari
SMRS ke Klinik Kopkar PLN dengan Swab Antigen Positif dan kemudian dirujuk ke RS Awal Bros (RSAB). RSAB
melakukan pemeriksaan penunjang berupa Swab PCR dan Rontgen dada yang kemudian menganjurkan pada
pasien untuk rawat inap isolasi. Pasien dan keluarga pasien memutuskan untuk dilakukan isolasi mandiri dirumah
dengan catatan pemantauan dari Puskesmas Baloi Permai. Kemudian Pasien direncanakan swab antigen dari
Puskesmas Baloi Permai di RS. Budi Kemuliaan (RSBK) pada esok harinya.
Status Pasien

AUTOANAMNESA & ALLOANAMNESA

Telaah :
Pada 2 hari SMRS, pasien melakukan Swab Antigen di RSBK dengan hasil negatif. Bersaman dengan itu, Hasil
Swab PCR dari RSAB menunjukkan hasil positif. Kemudian pada 1 hari SMRS, dari Puskesmas Baloi Permai dan
Dinas Keshatan Kota Batam menganjurkan untuk dilakukan rawat isolasi di RSKI Galang berdasarkan SOP Kota
Batam yang mengharuskan semua pasien yang memiliki gejala atau tanpa gejala diharuskan dirawat di ruangan
isolasi dengan tidak diperbolehkannya dilakukan isolasi mandiri. Kemudian berdasarkan beberapa pertimbangan
dan diskusi, keluarga pasien memutuskan untuk dilakukan rawat isolasi di Tun Sendari RSUD Embung Fatimah.
Keluhan pilek, sesak napas, menggigil, mual dan muntah, nyeri perut dan diare disangkal pasien. BAB dan BAK
diakui dalam batas normal. Riwayat perjalanan dalam 14 hari terakhir disangkal, Riwayat mengunjungi pasar
hewan disangkal, Riwayat kontak dengan pasien terduga atau terkonfirmasi Covid-19 disangkal.

Riwayat Penyakit Terdahulu : Tidak ada


- Hipertensi disangkal
- DM disangkal
Status Pasien

Riwayat Pemakaian Obat : - Sanmol Forte 3x Sehari


- Ezol 40 mg 1x sehari
- Cortidex 0,5 mg 3x sehari
- Oseltamivir 2x sehari
- Fluimucil 2x sehari
- Zycin 500 mg 1x sehari
- Redoxon fortimun 1x sehari

Riwayat Keluarga : Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan yang
sama dengan pasien
Status Pasien

PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis (GCS : E4V5M6)
Berat Badan : 110 kg
Tinggi Badan : 178 cm
 
Vital sign :
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Frekuensi Nadi : 80 x /i
Frekuensi Napas : 20 x/ i
Temperature : 36,3 C
SpO2 : 95 – 96 %
Status Pasien
STATUS GENERALISATA
Kepala : Normocephali, rambut hitam

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), Pupil isokor (+/+) ukuran 3mm/3mm,
Reflek cahaya (+/+)

Leher : Tidak ditemukan kelainan dan pembesaran KGB

THT : Tidak ditemukan kelainan

Mulut : Tidak ditemukan kelainan

Thoraks
Inspeksi : Thoraks simetris, spider nevi (-), vena kolateral (-)
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi ; Suara pernapasan : Vesikuler (+/+), Suara tambahan : Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Status Pasien
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis teraba
Perkusi : Pekak, batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : Bising jantung S1/SII normal, regular, gallop (-), murmur (-)
 
Abdomen
Inspeksi : Simetris, datar, venektasi (-)
Palpasi : Soepel, Nyeri tekan epigastik (-), Defan muskular (-), Hepar tidak teraba, Spleen tidak teraba
Perkusi : Timpani pada empat quadran, nyeri ketuk CVA (-/-)
Auskultasi : Peristaltik usus normal, tes undulasi (-)
 
Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
 
Extremitas
Atas : Tidak tampak deformitas, akral hangat, CRT < 2 detik, Edema (-/-)
Bawah : Tidak tampak deformitas, akral hangat, CRT < 2 detik, Edema (-/-)
Status Pasien (Pemeriksaan Penunjang)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM, TANGGAL 25 Maret 2021

Pemeriksaan Laboratorium Hasil Nilai Normal


Hematologi

Hemoglobin 14,7 11,0 – 16,5 gr/dl


Hematokrit 43 35 – 50 %
Leukosit 8.100 3.000 – 10.000 /uL
Eritrosit 4,98 x 106 3,80 – 5,80 x 106/uL
Trombosit 228.000 150.000 – 500.000 /uL
MCV 86,5 80 – 97 fL
MCH 29,5 26,5 – 33,5 pg
MCHC 34,1 31,5 – 35,0 gr/gl
Basofil 0 0–1%
Netrofil 56 46 – 73 %
Eosinofil 3 0–4%
Limfosit 32 17 – 48 %
Status Pasien (Pemeriksaan Penunjang)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM, TANGGAL 25 Maret 2021

Pemeriksaan Laboratorium Hasil Nilai Normal


Kimia Klinik

Fungsi Ginjal
Ureum 16 10 – 50 mg/dl
Creatinin 1,1 0,7 -1,2 mg/dl
Fungsi Hati
SGOT 34 < 40 u/L
SGPT 47 < 41 u/L
Metabolik Endokrin
Glucose Sewaktu 101 < 200 mg/dl
Elektrolit
Natrium 147 136 – 145 mmol/L
Kalium 3,6 3,5 – 5,1 mmol/L
Chlorida 100 97 – 111 mmol/L
Status Pasien (Pemeriksaan Penunjang)
PEMERIKSAAN RADIOLOGI, TANGGAL25 Maret 2021

Foto Thoraks proyeksi PA


Jantung tidak membesar, (CTR , 50%).
Aorta dan mediastinum superior tidak melebar
Trakea di tengah, kedua hilus tidak menebal
Tampak infiltrat minimal pada parakardial kanan
Kedua hemidiafragma licin, kedua sinus kostofrenikus lancip
Jaringan lunak dinding dada terlihat baik

Kesan :
Infiltrat minimal di parakrdial kanan
Cor tidak membesar
Status Pasien (Pemeriksaan Penunjang)
PEMERIKSAAN EKG, TANGGAL 25 Maret 2021

Kesan : Dalam Batas Normal


Diagnosis Kerja
 Covid-19 Terkonfirmasi Gejala Sedang
 Insufisiensi Hepar
 Hipernatremia
 Anosmia
 Ageusia

Penatalaksanaan di IGD

Konsul dr. Widya, Sp.P


 Cek Swab PCR tertanggal 29 Maret 2021
 Berhentikan Terapi dari RSAB
 Levofloxacin Tablet 1 x 750 mg
 Dexamethasone 0,5 mg Tablet 3 x 1
 Avigan Tablet 2 x 5 (Hari ke-1), Selanjutnya 2 x 3 Tablet
 Zegavit Tablet 1 x 1
 Viucid Sachet 1 x 1 Sachet dalam ½ air minum
Follow Up Pasien
Follow Up Pasien
Tanggal Assesment
S:
Batuk (+) berdahak (+) berwarna jernih, Demam (+), Anosmia (+), Ageusia (+), Malaise (+)
 
O:
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
 
TTV;
TD : 120/70 mmHg
HR : 76 x/i
RR : 20 x/i
26/03/2021 Temp : 37,7 ºC
SpO2 : 95 – 96 %
 
Pem. Fisik : Dalam Batas Normal
Pem. Laboratirium : Dalam Batas Normal
 
A:
Bronkopneumonia
Covid-19 Terkonfirmasi
Anosmia
Ageusia
Follow Up Pasien
Tanggal Assesment
P:
Levofloxacin Tablet 1 x 750 mg
Dexamethasone 0,5 mg Tablet 3 x 1
Avigan Tablet 2 x 3
Zegavit Tablet 1 x 1
26/03/2021 Viucid Sachet 1 x 1 Sachet dalam ½ air minum
Acetylsistein 200 mg Caps. 3 x 1
Colchicine Tablet 2 x 1
Swab ulang 29 Maret 2021

S:
Batuk (+) berdahak (+) berwarna jernih, Anosmia (+), Ageusia (+), Malaise (+)
 
O:
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
27/03/2021  
TTV;
TD : 120/70 mmHg
HR : 78 x/i
RR : 20 x/i
Temp : 36,8 ºC
SpO2 : 95 – 96 %
Follow Up Pasien
Tanggal Assesment
A:
Bronkopneumonia
Covid-19 Terkonfirmasi
Anosmia
Ageusia

P:
27/03/2021 Levofloxacin Tablet 1 x 750 mg
Dexamethasone 0,5 mg Tablet 3 x 1
Avigan Tablet 2 x 3
Zegavit Tablet 1 x 1
Viucid Sachet 1 x 1 Sachet dalam ½ air minum
Acetylsistein 200 mg Caps. 3 x 1
Colchicine Tablet 2 x 1

S:
Batuk (+), Anosmia (+), Ageusia (+), Malaise (+)
 
28/03/2021 O:
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Follow Up Pasien
Tanggal Assesment
TTV;
TD : 120/80 mmHg
HR : 76 x/i
RR : 20 x/i
Temp : 37,2 ºC
SpO2 : 96 %
 
A:
Bronkopneumonia
Covid-19 Terkonfirmasi
28/03/2021 Anosmia
Ageusia

P:
Levofloxacin Tablet 1 x 750 mg
Dexamethasone 0,5 mg Tablet 3 x 1
Avigan Tablet 2 x 3
Zegavit Tablet 1 x 1
Viucid Sachet 1 x 1 Sachet dalam ½ air minum
Acetylsistein 200 mg Caps. 3 x 1
Colchicine Tablet 2 x 1
Follow Up Pasien
Tanggal Assesment
S:
Batuk (+), Anosmia (+), Ageusia (+), Malaise (+)
 
O:
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
 
TTV;
TD : 110/70 mmHg
HR : 78 x/i
29/03/2021 RR : 21 x/i
Temp : 36,3 ºC
SpO2 : 96 %
 
Swab RT/PCR 29 Maret 2021 Error
 
A:
Bronkopneumonia
Covid-19 Terkonfirmasi
Anosmia
Ageusia
Follow Up Pasien
Tanggal Assesment
P:
Levofloxacin Tablet 1 x 750 mg
Dexamethasone 0,5 mg Tablet 3 x 1
Avigan Tablet 2 x 3
Zegavit Tablet 1 x 1
29/03/2021 Viucid Sachet 1 x 1 Sachet dalam ½ air minum
Acetylsistein 200 mg Caps. 3 x 1
Colchicine Tablet 2 x 1
Swab RT PCR 30 Maret 2021

S:
Batuk (+) berdahak (+) warna kejernihan, Anosmia (+), Ageusia (+), Malaise (+)
 
O:
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
30/03/2021  
TTV;
TD : 110/80 mmHg
HR : 88 x/i
RR : 20 x/i
Temp : 36,2 ºC
SpO2 : 97 %
Follow Up Pasien
Tanggal Assesment
Swab RT/PCR 30 Maret 2021 dengan Hasil Positif

A:
Bronkopneumonia
Covid-19 Terkonfirmasi
Anosmia
Ageusia
 
30/03/2021 P:
Levofloxacin Tablet 1 x 750 mg
Dexamethasone 0,5 mg Tablet 3 x 1
Avigan Tablet 2 x 3
Zegavit Tablet 1 x 1
Viucid Sachet 1 x 1 Sachet dalam ½ air minum
Acetylsistein 200 mg Caps. 3 x 1
Colchicine Tablet 2 x 1

S:
Batuk (+) berdahak (+) warna kejernihan, Anosmia (+), Ageusia (+), Malaise (+)
 
31/03/2021 O:
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Follow Up Pasien
Tanggal Assesment
TTV;
TD : 110/80 mmHg
HR : 86 x/i
RR : 20 x/i
Temp : 36,5 ºC
SpO2 : 97 %

A:
Bronkopneumonia
Covid-19 Terkonfirmasi
31/03/2021 Anosmia
Ageusia
 
P:
Levofloxacin Tablet 1 x 750 mg
Dexamethasone 0,5 mg Tablet 3 x 1
Avigan Tablet 2 x 3
Zegavit Tablet 1 x 1
Viucid Sachet 1 x 1 Sachet dalam ½ air minum
Acetylsistein 200 mg Caps. 3 x 1
Colchicine Tablet 2 x 1
Follow Up Pasien
Tanggal Assesment
S:
Batuk (+) berdahak (+) warna kejernihan, Anosmia (+), Ageusia (+), Malaise (+)
 
O:
Keadaan Umum : Sakit Ringan
Kesadaran : Compos Mentis
 
TTV;
TD : 120/80 mmHg
HR : 82 x/i
01/04/2021 RR : 20 x/i
Temp : 36,8 ºC
SpO2 : 97 %

A:
Bronkopneumonia
RPS perbaikan
Covid-19 Terkonfirmasi belum konversi
Anosmia
Ageusia
Follow Up Pasien

Tanggal Assesment
P:
Pulang berobat jalan dengan terapi
Oseltamivir 2 x 75 mg No. X
Isoprinosine 3 x 1 No. X
Viucid sachet No. X
Zegavit 1 x 1 No. VII
01/04/2021 Acetylsistein Tablet 3 x 1 No. XV

Kontrol Ulang ke Poli paru Kamis, 8 April 2021

Swab RT/PCR secara Mandiri pada Rabu. 7 April 2021


Diskusi &
Pembahasan
Pada kasus ini, dijumpai pasien mengeluhkan demam yang dirasakan hilang
timbul dan tidak membaik dengan konsumsi obat. Pasien juga mengaku
mengalami batuk berdahak dengan warna jernih.
Pasien juga mengaku keluhan disertai gatal pada tenggorokan, badan lemas dan
pegal-pegal, nyeri otot terkhusus di area dada dan punggung belakang, serta
sesekali merasakan pusing.
Pasien juga mengeluhkan kurang leluasa dalam menarik nafas dalam. Pasien juga
mengeluhkan hilangnya rasa penciuman dan pengecapan.

Hal ini sesuai dengan kriteria klinis dari COVID-19, yaitu Demam akut (≥ 38°C)/
riwayat demam dan batuk; atau
Terdapat 3 atau lebih gejala/tanda akut berupa: demam/riwayat demam, batuk,
kelelahan (fatigue), sakit kepala, myalgia, nyeri tenggorokan, coryza/
pilek/hidung tersumbat, sesak nafas, anoreksia/mual/muntah, diare,
penurunan kesadaran.
Disamping itu pasien juga memiliki kriteria berupa gejala akut anosmia
atau ageusia.
Pada tatalaksana COVID-19 terkonfirmasi dengan derajat sedang, dilakukan
isolasi dan pemantauan berupa rujuk ke rumah sakit ke ruang isolasi dan
perawatan COVID-19.

Pada pasien dilakukan isolasi dan perawatan di Gedung Tun Sendari


RSUD Embung Fatimah Kota Batam

Secara Non Farmakologis dilakukan perawatan berupa istirahat total, asupan


kalori adekuat, kontrol elektrolit, status hidrasi/terapi cairan, oksigen, pemantauan
laboratorium Darah Perifer Lengkap berikut dengan hitung jenis,
bila memungkinkan ditambahkan dengan CRP, fungsi ginjal, fungsi hati dan foto
toraks secara berkala.

Pada pasien dilakukan pemantauan dan perkembangan


kondisi pasien secara berkala selama dilakukan perawatan di RSUD.
Pasien juga dilakukan pemeriksaan ulangan Swab RT-PCR (29 Maret 2021) pada
Hari ke-10 terhitung dari saat onset terjadi.
Secara Farmakologis diberikan terapi berupa vitamin C 200 – 400 mg/8 jam, Azitromisin
500 mg/24 jam (untuk 5-7 hari) atau sebagai alternatif Levofloksasin apabila curiga ada
infeksi bakteri dengan dosis 750 mg/24 jam (untuk 5-7 hari).
Ditambah salah satu antivirus berikut: Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dose
1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5) Atau Remdesivir
200 mg IV drip (hari ke-1), dilanjutkan 1x100 mg IV drip (hari ke 2-5 atau hari ke 2-10).
Pengobatan simtomatis, pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada serta pengobatan
tambahan lainnya.

Pada pasien diberikan terapi Levofloxacin Tablet 1 x 750 mg, Dexamethasone 0,5 mg
Tablet 3 x 1, Avigan Tablet 2 x 5 (Hari ke-1), Selanjutnya 2 x 3 Tablet, Zegavit Tablet 1 x
1,
Viucid Sachet 1 x 1 Sachet dalam ½ air minum, Acetylsistein 200 mg Caps. 3 x 1 dan
Colchicine Tablet 2 x 1.
Pada pasien setelah mendapat perawatan dan isolasi selama lebih kurang 7 hari di RSUD,
terhitung mulai dari hari ke-7 Onset sampai hari ke-14 Onset, pasien dipulangkan dengan
terapi melanjutkan isolasi mandiri di rumah dengan konsumsi Oseltamivir 2 x 75 mg selama
5 hari, Isoprinosine 3 x 1 selama 3 hari, Viucid sachet selama 10 hari, Zegavit 1 x 1 selama 7
hari, Acetylsistein Tablet 3 x 1 selama 5 hari.
Kemudian pasien dianjurkan kontrol ulang ke Poli Paru seminggu setelah pemulangan
pasien dan diawali dengan Swab RT/PCR secara mandiri sehari sebelum dilakukan kontrol
ke poli.
Kesimpulan
RSM, laki-laki usia 32 tahun datang ke RSUD Embung Fatimah dengan keluhan, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang mengarah ke COVID-19. Pasien didiagnosis dengan Bronkopneumonia, Covid-19
Terkonfirmasi, Anosmia dan Ageusia. Ditatalaksana dengan:
 Rawat Isolasi Tun Sendari RSUD Embung Fatimah Kota Batam
 Levofloxacin Tablet 1 x 750 mg
 Dexamethasone 0,5 mg Tablet 3 x 1
 Avigan Tablet 2 x 3
 Zegavit Tablet 1 x 1
 Viucid Sachet 1 x 1 Sachet dalam ½ air minum
 Acetylsistein 200 mg Caps. 3 x 1
 Colchicine Tablet 2 x 1

Dan setelah perawatan dan isolasi selama 7 hari, Pasien Pulang berobat jalan dengan terapi:
 Oseltamivir 2 x 75 mg selama 5 hari
 Isoprinosine 3 x 1 selama 3 hari
 Viucid sachet selama 10 hari
 Zegavit 1 x 1 selama 7 hari
 Acetylsistein Tablet 3 x 1 selama 5 hari
 Kontrol Ulang ke Poli Paru didahului dengan Swab RT/PCR secara Mandiri
Thank You

Anda mungkin juga menyukai