Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

APLIKASI PROMOSI KESEHATAN DALAM ASUHAN


KEPERAWATAN PADA INDIVIDU, KELUARGA, DAN
MASYARAKAT

Disusun Oleh :
Erri Fitriyani P1337420721002
Intan Maranata P1337420721004
Meinanda Enjang Wulansari P1337420721005
Fathu Aldiansyah P1337420721006
Rizal Intan Yasyifa P1337420721007
Mohamad Gema Akbar P1337420721008
Pipin Dwi Yulianti P1337420721009
Ana Zakiah Nur’alam P1337420721010
Jihan Nabila Lutfiana Dewi P1337420721011
Fatia Hafni Fadhillah P1337420721012
Rosanti Dyan Ariesta P1337420721014
Deswimar Olgaliana P1337420721015
Nasywa Rahma Setyana P1337420721016
Mesiya Nuraliffa P1337420721017
Esti Nawang Rininingtyas P1337420721018
Ritha Pry’adhani Hermawan P1337420721019
Pramono P1337420721020
Umi Maemanah P1337420721021
Shofia Kamila P1337420721022
Nurul Bashiroh P1337420721023
Anisa Noviana P1337420721024

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN MAGELANG
PROGRAM SARJANA TERAPAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “Aplikasi Promosi Kesehatan dalam Asuhan Keperawatan

pada Individu, Keluarga, dan Kelompok”. Penyusunan makalah ini guna untuk

memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan. Penulis berharap adanya makalah

ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca khususnya dalam

bidang promosi kesehatan.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah

ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan dan saran dari para

pembaca untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam

proses penyusunan makalah ini.

Magelang, Agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 4

2.1 Peran Perawat ............................................................................................ 4

2.2 Promosi Kesehatan .................................................................................... 6

2.3 Peran Perawat dalam Tatanan Individu dan Keluarga ............................ 13

2.4 Peran Perawat dalam Tatanan Sarana Kesehatan, Institusi Pendidikan,

Tempat Kerja, dan Tempat Umum.......................................................... 14

2.5 Peran Perawat dalam Tatanan Organisasi Kemasyarakatan .................. 17

2.6 Peran Perawat dalam Tatanan Program atau Petugas Kesehatan............ 21

2.7 Peran Perawat dalam Tatanan Lembaga Pemerintah/Politisi/Swasta ..... 23

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 25

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 25

3.2 Saran ........................................................................................................ 26

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 27

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan yaitu salah satu bentuk dalam layanan kesehatan yang

profesional yang merupakan bagian integral dalam layanan kesehatan yang

didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Fungsi utama perawatan yaitu

membantu klien dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui

layanan keperawatan.

Peran perawat yang paling utama meliputi pelaksanaan layanan

keperawatan (care provider), pengelola (manager), pendidik (educator),

dan peneliti (researcher). Terkait dengan peran perawat sebagai pendidik,

perawat dituntut dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan

pentingnya kesehatan melalui kegiatan promosi kesehatan maupun

pembangunan kesehatan.

Pembangunan kesehatan memiliki tujuan guna meningkatkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup yang sehat bagi semua orang

agar dapat terwujud derajat kesehatan yang optimal. Dalam terciptanya

masyarakat yang berperilaku sehat serta hidup di lingkungan yang sehat

akan memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan yang dilakukan sudah berhasil

dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi masih lebih

rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga (ASEAN).

1
Promo kesehatan merupakan salah satu oembangun pilar perilaku

sehat, karena dengan tercapainya perilaku sehat maka lingkungan sehat dan

pelayanan kesehatan akan dapat berkembang menuju tercapainya derajat

kesehatan yang optimal. Penyelenggaraan promosi kesehatan masih belum

terintegrasi secara baik dengan program-program kesehatan yang ada.

Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) merupakan salah satu

wujud dari pelaksanaan promosi kesehatan yang merupakan upaya

mengajak, mendorong kemandirian masyarakat untuk dapat berperilaku

hidup bersih dan sehat.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana peran seorang perawat sebagai tenaga kesehatan?

2. Bagaimana promosi kesehatan dari sudut pandang definisi, tujuan,

manfaat, sasaran, dan strategi?

3. Bagaimana peran perawat dalam tatanan individu dan keluarga?

4. Bagaimana peran perawat dalam tatanan sarana kesehatan, institusi

pendidikan, tempat kerja, dan tempat umum?

5. Bagaimana peran perawat dalam tatanan organisasi kemasyarakatan/

organisasi profesi/LSM/media massa?

6. Bagaimana peran perawat dalam tatanan program/petugas kesehatan?

7. Bagaimana peran perawat dalam tatanan lembaga pemerintahan/

politisi/swasta?

2
1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah:

1. Mengetahui peran seorang perawat sebagai tenaga kesehatan

2. Mengetahui definisi, tujuan, manfaat, sasaran, dan strategi promosi

kesehatan

3. Mengetahui peran perawat dalam tatanan individu dan keluarga

4. Mengetahui peran perawat dalam tatanan sarana kesehatan, institusi

pendidikan, tempat kerja, dan tempat umum

5. Mengetahui peran perawat dalam tatanan organisasi kemasyarakatan/

organisasi profesi/LSM/media massa

6. Mengetahui peran perawat dalam tatanan program/petugas kesehatan

7. Mengetahui peran perawat dalam tatanan lembaga pemerintahan/

politisi/swasta

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peran Perawat

Perawat dalam memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan

kepada klien harus memahami klien sebagai makhluk yang holistik dan

unik. Menurut Nasrullah dalam (Wirentanus, 2019) peran utama perawat

yaitu untuk memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang meliputi

treatment keperawatan, observasi, edukasi kesehatan serta melaksanakan

medical treatment sesuai yang telah didelegasikan.

Menurut Florence Nightingale, peran perawat yaitu menjaga klien

mempertahankan kondisi terbaiknya terhadap masalah kesehatan yang

dideritanya. Peran perawat menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan Tahun

1989 antara lain, yaitu:

1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan

Peran ini dilakukan perawat dalam memperhatikan kebutuhan dasar

manusia yang dibutuhkan pasien melalui pemberian pelayanan

asuhan keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan ini diberikan

secara keseluruhan mulai dari yang sederhana hingga yang

kompleks.

2. Sebagai advokat klien

Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga

klien dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi

pelayanan terkhusus dalam pengambilan keputusan terkait kondisi

4
kesehatan klien dan informasi terkait hak-hak yang harus didapatkan

klien.

3. Sebagai educator

Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dalam

meningkatkan tingkat pengetahuan terkait kesehatan, gejala

penyakit serta tindakan yang akan diberikan sehingga terjadi

perubahan perilaku kesehatan dari klien setelah diberikan

pendidikan kesehatan.

4. Sebagai coordinator

Peran ini dilakukan perawat dengan mengarahkan, merencanakan

serta mengorganisasikan pelayanan kesehatan dari tim kesehatan

sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah dan sesuai

dengan kebutuhan klien.

5. Sebagai kolaborator

Peran ini dilakukan perawat karena perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan kepada klien bekerja dalam tim yang terdiri dari

dokter, fisioterapi, ahli gizi, dan tenaga kesehatan di berbagai bidang

lainnya untuk bekerjasama mengidentifikasi pelayanan keperawatan

yang diperlukan klien.

6. Sebagai konsultan

Peran perawat dalam dalam hal ini yaitu sebagai tempat konsultasi

bagi klien dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, serta

5
perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode

pemberian pelayanan keperawatan yang sesuai.

7. Sebagai pembaharu

Peran perawat dalam hal ini yaitu untuk melakukan perencanaan,

kerjasama, serta perubahan yang sistematis dan terarah sesuai

dengan metode pemberian pelayanan keperawatan yang sesuai.

2.2 Promosi Kesehatan

a. Definisi

Green dan Kreuter (2005) berasumsi bahwa “Promosi kesehatan

adalah kombinasi strategi pendidikan, kebijakan (politik), peraturan,

serta organisasi untuk mendukung kegiatan dan kondisi hidup yang

menguntungkan kesehatan individu, kelompok, maupun komunitas”

(susilowati, 2016).

Definisi yang dikemukakan oleh Green dapat dinyatakan sebagai

operasionalisasi dari definisi WHO (hasil dari Ottawa Charter) yang

bersifat konseptual. Rumusan definisi ini terlihat dengan jelas suatu

aktivitas yang harus dilakukan dalam kerangka “promosi kesehatan”

(susilowati, 2016).

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114 / MENKES/ SK/ VII /

2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah,

bahwasannya promosi kesehatan yaitu upaya untuk meningkatkan

kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan

bersama masyarakat, agar masyarakat dapat menolong diri sendiri, serta

6
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai

sosial budaya setempat serta didukung kebijakan publik yang

berwawasan kesehatan.

b. Tujuan

Menurut Green (1991) dalam Yulianti dkk. (2021), tujuan promosi

kesehatan dibedakan dalam 3 tingkatan, yaitu :

1. Tujuan program

Pada tujuan program berupa refleksi dari fase sosial dan

epidemiologi yakni berupa pernyataan tentang apa yang akan

dicapai dalam periode tertentu yang berkaitan dengan status

kesehatan. Tujuan program disebut juga tujuan jangka panjang,

misalnya mengenai mortalitas akibat kecelakaan kerja pada pekerja

menurun 50% setelah promosi kesehatan terus dilakukan terus

menerus selama lima tahun.

2. Tujuan pendidikan

Pada tujuan pendidikan, pembelajaran harus dilakukan agar

tercapainya perilaku yang diinginkan. tujuan pendidikan disebut

juga dengan tujuan jangka menengah, misalnya mengenai cakupan

angka kunjungan ke klinik perusahaan meningkat 80% setelah

promosi kesehatan dilakukan terus menerus selama tiga tahun.

3. Tujuan perilaku

Pada tujuan perilaku, diharapkan gambaran perilaku akan dicapai

dalam mengatasi masalah kesehatan. Tujuan perilaku disebut juga

7
tujuan jangka pendek, karena berhubungan dengan pengetahuan,

sikap dan tindakan. misalnya, pengetahuan pekerja mengenai tanda-

tanda bahaya di tempat kerja meningkat 65% setelah promosi

kesehatan dilakukan terus-menerus selama enam bulan.

c. Manfaat

Promosi kesehatan memiliki beberapa manfaat dalam penerapannya di

berbagai bidang, antara lain sebagai berikut:

1. Program promosi kesehatan dapat memberdayakan individu untuk

membuat pilihan yang lebih sehat dan mengurangi risiko penyakit

dan kecacatan.

2. Pada tingkat populasi, dapat menghilangkan kesenjangan kesehatan,

meningkatkan kualitas hidup, dan meningkatkan ketersediaan

layanan kesehatan dan layanan terkait.

3. Promosi kesehatan pada orang dewasa yang lebih tua, meningkatkan

efikasi diri, meningkatkan atau mempertahankan kemandirian, dan

mengurangi rasa sakit.

4. Pada organisasi berbasis masyarakat, dapat menyediakan

penggunaan sumber daya yang tersedia secara lebih efisien,

memfasilitasi pengembangan kemitraan dan hubungan komunitas

atau klinis, memberikan hasil kesehatan yang lebih baik untuk klien,

menawarkan kemudahan yang lebih besar untuk mereplikasi dan

menyebarluaskan program promosi kesehatan.

8
d. Sasaran

Penerapan promosi kesehatan memiliki tiga jenis sasaran yaitu sasaran

primer, sekunder dan tersier.

a. Sasaran primer

Sasaran primer kesehatan adalah pasien, individu sehat dan keluarga

sebagai komponen dari masyarakat. Perubahan perilaku pasien,

individu sehat dan keluarga (rumah tangga) sulit dicapai jika tidak

didukung sistem nilai dan norma sosial serta norma hukum yang

dapat diciptakan atau dikembangkan oleh pemuka masyarakat.

Sumber daya dan atau sarana yang diperlukan bagi terciptanya

perilaku hidup bersih dan sehat yang dapat diupayakan atau dibantu

penyediaannya oleh mereka yang bertanggung jawab dan

berkepentingan khususnya perangkat pemerintah dan dunia usaha.

b. Sasaran sekunder

Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat seperti pemuka

informal (misalnya pemuka adat, pemuka agama dan lainnya)

maupun pemuka formal (misalnya petugas kesehatan, pejabat

pemerintahan dan lainnya), organisasi kemasyarakatan dan media

massa. Mereka diharapkan dapat turut serta dalam upaya

meningkatkan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga (rumah

tangga) dengan berperan sebagai panutan dalam mempraktikkan

PHBS, menyebarluaskan informasi tentang PHBS dan menciptakan

9
suasana yang kondusif bagi PHBS. Berperan sebagai kelompok

penekan (pressure group) guna mempercepat terbentuknya PHBS

c. Sasaran tersier

Sasaran tersier adalah pembuat kebijakan publik berupa peraturan

perundangundangan di bidang kesehatan dan bidang lain yang

berkaitan serta mereka yang dapat memfasilitasi atau menyediakan

sumber daya.

e. Strategi

Penerapan promosi kesehatan dalam program kesehatan pada dasarnya

merupakan bentuk penerapan strategi global, yang dijabarkan dalam

berbagai kegiatan. Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi promosi

kesehatan secara global terdiri dari 3 hal yaitu :

1. Advokasi

Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan

kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan di berbagai

sektor dan tingkat sehingga para pejabat tersebut mau mendukung

program kesehatan yang diinginkan. Advokasi dalam bentuk formal

seperti penyajian atau presentasi dan seminar tentang usulan

program yang diharapkan mendapat dukungan dari pejabat terkait.

Sedangkan kegiatan advokasi informal seperti mengunjungi pejabat

yang relevan dengan program yang diusulkan, yang secara tidak

langsung bermaksud untuk meminta dukungan, baik dalam

kebijakan, dan/atau fasilitas lain.

10
2. Dukungan sosial

Promosi kesehatan akan mudah dilakukan jika mendapat dukungan

dari berbagai lapisan yang ada di masyarakat. Dukungan masyarakat

dapat berasal dari unsur informal maupun formal. Tujuan utamanya

adalah agar para tokoh masyarakat sebagai perantara antara sektor

kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dan masyarakat

sebagai penerima program kesehatan. Dengan kegiatan mencari

dukungan sosial melalui tokoh masyarakat adalah untuk

mensosialisasikan program – program kesehatan agar masyarakat

menerima dan mau berpartisipasi terhadap program tersebut.

3. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)

Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan

kepada masyarakat secara langsung dengan tujuan utamanya adalah

mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatan

pemberdayaan dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antara

lain penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan

masyarakat dalam bentuk koperasi atau pelatihan – pelatihan untuk

kemampuan peningkatan pendapatan keluarga. Dengan

meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga, akan berdampak

terhadap kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan.

Berdasarkan Piagam Ottawa, 1986 strategi baru promosi Kesehatan

adalah sebagai berikut :

11
1. Kebijakan berwawasan kesehatan (Health Public Policy)

Bahwa kebijakan yang diambil harus berorientasi pada kesehatan

publik dan harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan

2. Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment)

Bahwa pemerintah atau pengelola tempat umum harus menyediakan

fasilitas yang mendukung terciptanya perilaku sehat bagi

masyarakat.

3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Services)

Bahwa penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintah

maupun swasta harus melibatkan dan memberdayakan masyarakat.

4. Keterampilan individu (Personal Skill)

Dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang

cara memelihara kesehatan, mencegah penyakit , mencari

pengobatan.

5. Gerakan masyarakat (Community Action)

Promosi kesehatan harus mendorong dan memacu kegiatan di

masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka.

Berdasarkan Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan (2004), strategi

peningkatan promosi kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan kebijakan promosi kesehatan di daerah

2. Meningkatkan sumber daya promosi kesehatan


3. Mengembangkan organisasi promosi kesehatan

4. Integrasi dan sinkronisasi promosi kesehatan

12
5. Penggunaan data dan mengembangkan sistem informasi promosi

kesehatan

6. Meningkatkan kerjasama dan kemitraan

7. Mengembangan metode, teknik, dan media

8. Memfasilitasi peningkatan promosi kesehatan

2.3 Peran Perawat dalam Tatanan Individu dan Keluarga

Peran perawat kepada individu dan keluarga dalam promosi kesehatan pada

dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, kemauan,

pengetahuan individu serta keluarga dalam upaya untuk meningkatkan

derajat kesehatan. Peran perawat dalam tatanan individu dan keluarga antara

lain:

1. Sebagai educator

Perawat berperan sebagai pemberi pendidikan kesehatan melalui

penyuluhan kesehatan. sebagai contoh, perawat komunitas akan secara

berkala melakukan kunjungan rumah kepada individu dan keluarga

yang mengalami penyakit TBC. Individu dan keluarga akan

mendapatkan pendidikan kesehatan mengenai rumah sehat, PMO, serta

cara penularan.

2. Sebagai role model

Perawat sebagai seorang role model akan memberikan contoh mengenai

cara mempertahankan kesehatan. peran role model oleh perawat masih

sejalan dengan edukator. Misalnya, ketika seorang perawat melakukan

kunjungan ke rumah keluarga yang terdapat pasien TBC, perawat akan

13
memberikan penyuluhan mengenai tata cara batuk efektif dengan cara

mendemonstrasikan melakukan batuk efektif

3. Fasilitator

Perawat sebagai fasilitator akan membantu memberikan jalan keluar

dalam mengatasi masalah kesehatan individu serta keluarga. Sebagai

contoh, perawat akan menemukan masalah anggota keluarga ketika

perawat melakukan kunjungan kesehatan. Perawat akan membantu

dalam memecahkan masalah tersebut dengan melibatkan keikutsertaan

keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

2.4 Peran Perawat dalam Tatanan Sarana Kesehatan, Institusi

Pendidikan, Tempat Kerja, dan Tempat Umum

Promosi kesehatan merupakan langkah yang dilakukan untuk

memberdayakan perorangan, kelompok, dan masyarakat agar dapat

memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya melalui

peningkatan, kemauan, dan kemampuan serta mengembangkan iklim yang

mendukung, dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat sesuai dengan

faktor budaya setempat.

Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan sangat erat dengan

lingkungan sarana kesehatan yang misalnya rumah sakit, puskesmas, dan

posyandu. Pada lingkungan rumah sakit perawat selain berinteraksi dengan

pasien juga melakukan interaksi dengan anggota keluarga dari pasien yang

membutuhkan informasi yang mendalam mengenai status kesehatan. Upaya

yang dilakukan untuk promosi kesehatan dalam hal pendidikan kesehatan

14
sangat bermanfaat untuk menaikkan status kesehatan pasien dan keluarga.

Hal yang dapat dilakukan pada lingkungan rumah sakit yaitu melakukan

kegiatan penyuluhan secara massal atau individu. Kegiatan pendidikan

kesehatan selain itu penyuluhan juga dilakukan di sisi pasien dan keluarga

dengan khusus mengenai suatu penyakit dan upaya yang dilakukan untuk

menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami.

Perawat yang bekerja di puskesmas sebagai tenaga kesehatan

memiliki peran sebagai pemberi layanan kesehatan melalui asuhan

keperawatan, pendidik atau penyuluh kesehatan, penentu kasus,

penghubung serta koordinasi , pelaksanaan konseling keperawatan dan

model peran. Dua peran perawat kesehatan komunitas berperan sebagai

pendidik dan penyuluh kesehatan serta pelaksanaan konseling keperawatan,

keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat adalah

bagian dari ruang lingkup promosi kesehatan.

Di lingkungan posyandu baik posyandu balita maupun lansia sama

halnya dengan program yang ada di puskesmas yaitu upaya promosi

kesehatan seperti penyuluhan dan upaya pemberian imunisasi pada balita

serta pemeriksaan kesehatan secara berkala pada lansia yang berada di

wilayah lingkungan posyandu.

Di lingkup institusi pendidikan, peran perawat pendidik dalam

upaya promosi kesehatan tidak kalah besarnya. Di keadaan nyata

mahasiswa serta dosen keperawatan seringkali melakukan kegiatan

pengabdian masyarakat yang umumnya juga menggambarkan upaya

15
promosi kesehatan seperti pendidikan kesehatan pada kelompok tertentu

dan penyuluhan pada masyarakat umum.

Di lingkungan kerja peran perawat sangat diharapkan karena

keterbatasan pengetahuan yang dimiliki para pekerja, misalkan upaya

promosi kesehatan dalam tatanan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3).

Lingkungan pabrik yang umumnya mempunyai paparan terhadap debu,

polusi serta resiko adanya cedera sangat penting bagi perawat dalam

memberikan pemahaman baik dengan cara pendidikan kesehatan maupun

penyuluhan mengenai pemakaian Alat Pelindung Diri (APD). APD yang

mereka pakai diharapkan dapat melindungi dari segala resiko yang mungkin

terjadi pada para pekerja.

Di tempat umum peran perawat tidak kalah penting dalam upaya

promosi kesehatan karena disana masyarakat sering berkumpul,

bercengkrama bahkan melakukan aktivitas. Beberapa contoh tempat umum

antara lain Pasar, Halte Bus, Terminal, Stasiun, Pelabuhan bahkan Bandara

yang semuanya sangat diharapkan tidak terdapat kegiatan ataupun perilaku

yang merugikan bahkan membahayakan orang lain. Merokok di tempat

umum sebagai contoh sangat dilarang karena dapat menyebabkan polusi

udara. Peran perawat untuk mensosialisasikan peraturan tentang pelarangan

kegiatan merokok di tempat umum merupakan salah satu upaya dalam

promosi kesehatan.

16
2.5 Peran Perawat dalam Tatanan Organisasi Kemasyarakatan

Keperawatan di kesehatan masyarakat adalah bidang keperawatan

yang merupakan perpaduan antara keperawatan serta kesehatan masyarakat

dengan dukungan serta peran aktif dari masyarakat yang mengutamakan

pelayanan promotif, preventif, kuratif, hingga rehabilitatif secara

menyeluruh dan terpadu. Tujuan pelayanan keperawatan kesehatan

masyarakat ini untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam

menangani masalah keperawatan kesehatan yang optimal. Sasaran dari

keperawatan kesehatan masyarakat ialah seluruh masyarakat yang termasuk

individu, keluarga, kelompok berisiko tinggi, kelompok masyarakat di

daerah kumuh, terisolasi, berkonflik, dan daerah yang sulit mengakses

layanan kesehatan. Perawat kesehatan masyarakat biasa disebut PHN

(Public Health Nursing) tetapi akhir-akhir ini disebut dengan CHN

(Community Health Nursing). Perubahan istilah public menjadi community

karena di banyak negara istilah “public” dihubungkan dengan bantuan dana

pemerintah sedangkan keperawatan kesehatan masyarakat ini dapat

dikembangkan dimana saja tidak hanya oleh pemerintah namun masyarakat

atau swasta, khususnya pada sasaran individu (UKP) (Ferry Efendi &

Makhfudli, 2015).

Perawat kesehatan komunitas awalnya bekerja di sektor pemerintahan

seperti Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan, dan puskesmas. Pada

perkembangannya perawat komunitas juga bekerja di wilayah lain seperti

layanan kesehatan mandiri, organisasi, home care maupun organisasi

17
kemasyarakatan lainnya. Keperawatan kesehatan komunitas dibedakan dari

spesialis keperawatan lainnya berdasarkan delapan prinsip, yaitu:

1. Klien atau unit keperawatan merupakan populasi.

2. Tugas utama ialah mendapatkan yang terbaik bagi sejumlah orang atau

populasi keseluruhan.

3. Menggunakan proses bekerja dengan klien sebagai mitra yang sejajar.

4. Pencegahan primer merupakan prioritas dalam menentukan tindakan

yang sesuai.

5. Memilih strategi untuk menciptakan lingkungan yang sehat, kondisi

sosial, dan ekonomi untuk populasi yang berkembang menjadi fokus

utama.

6. Memiliki tanggung jawab mencapai keseluruhan populasi yang

memerlukan intervensi layanan.

7. Menggunakan sumber-sumber kesehatan yang optimal untuk

mendapatkan perbaikan terbaik dari populasi adalah kunci pokok

kegiatan praktik.

8. Kolaborasi dengan berbagai jenis profesi, organisasi, dan perkumpulan

adalah cara yang efektif untuk mempromosikan serta melindungi

kesehatan orang-orang (Ferry Efendi & Makhfudli, 2015).

Perawat kesehatan komunitas merupakan praktik promotif dan proteksi

kesehatan populasi menggunakan pengetahuan keperawatan, sosial dan

ilmu kesehatan masyarakat (American Public Health Association, 1996).

Praktik yang dilakukan dengan tujuan utama promosi kesehatan dan

18
mencegah penyakit serta kecacatan yang berfokus pada populasi untuk

semua orang melalui kondisi yang diciptakan dimana orang bisa menjadi

sehat. Perawat kesehatan komunitas bisa bekerja sama dengan komunitas

dan populasi untuk mengurangi resiko kesehatan dan meningkatkan,

mempertahankan serta memperbaiki kembali kesehatan. Perawat komunitas

juga harus menerapkan konsep pengorganisasian dan pengembangan

komunitas, koordinasi keperawatan, pendidikan kesehatan, kesehatan

lingkungan dan ilmu kesehatan masyarakat. perawat kesehatan komunitas

bekerja sama dengan populasi dan berbagai kelompok meliputi:

1. Anggota dari tim kesehatan masyarakat

2. Organisasi kesehatan pemerintah

3. Penyedia layanan kesehatan

4. Organisasi dan koalisi masyarakat

5. Unit pelayanan komunitas

6. Industri dan bisnis

7. Institusi penelitian dan Pendidikan

Perawat kesehatan komunitas bekerja untuk meningkatkan kesehatan

individu, keluarga, komunitas dan populasi melalui fungsi inti dari

pengkajian, jaminan dan kebijakan pengembangan (IOM, 2003). Fungsi ini

diterapkan dalam cara sistematik dan komprehensif. Proses pengkajian

meliputi identifikasi kepedulian, kekuatan dan harapan populasi dan

dipandu dengan metode epidemiologi. Jaminan diperoleh melalui regulasi,

advokasi pada penyedia layanan kesehatan profesional lain untuk

19
memenuhi kebutuhan layanan yang dikehendaki populasi, koordinasi

pelayanan komunitas atau ketentuan langsung pelayanan. perawat harus

memiliki tanggung jawab secara aktif dalam meningkatkan ilmu berbasis

bukti yang profesional. Dokumentasi yang baik dan jelas merupakan bukti

praktik perawat kesehatan komunitas yang efisien, efektif dan strategi biaya

yang menguntungkan dalam promotif kesehatan masyarakat.

Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dapat diberikan secara

langsung pada semua tatanan pelayanan kesehatan (Depkes, 2006), yaitu:

1. Di dalam unit pelayanan kesehatan yang mempunyai pelayanan rawat

jalan dan rawat inap

2. Di rumah

3. Di sekolah

4. Di tempat kerja/industri

5. Di barak-barak penampungan

6. dalam kegiatan Puskesmas keliling

7. Di Panti atau kelompok khusus lain

8. Pelayanan pada kelompok resiko tinggi

Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas

yaitu meningkatkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan,

membimbing dan membidik individu, keluarga, kelompok, masyarakat

untuk menanamkan pengertian, kebiasaan dan juga perilaku hidup sehat

sehingga mampu memelihara juga meningkatkan derajat kesehatannya.

20
2.6 Peran Perawat dalam Tatanan Program atau Petugas Kesehatan

Kegiatan yang dilakukan terintegrasi sesuai fungsi manajemen meliputi

perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan pengendalian dan

penilaian, yang dilakukan di berbagai tingkat administrasi baik di pusat,

provinsi maupun kabupaten/ kota. Kegiatan tersebut memuat strategi

promosi kesehatan yaitu pemberdayaan masyarakat, bina suasana dan

advokasi.

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Pengkajian yang dimaksud untuk mendapatkan informasi tentang

besaran masalah dan penyebabnya, potensi yang dapat

didayagunakan dalam pemecahan masalah.

2. Menggalang komitmen dan dukungan dari lintas program dan sektor

dalam pelaksanaan integrasi melalui pertemuan lintas program dan

sektor terkait dalam promosi kesehatan.

3. Menyusun perencanaan integrasi promosi kesehatan dan program

kesehatan

b. Penggerakan Pelaksanaan

1. Melaksanakan integrasi promosi kesehatan dalam program

kesehatan di kabupaten/kota sesuai rencana yang telah disepakati

bersama.

2. Melaksanakan pertemuan koordinasi lintas program dan sektor

secara berkala untuk menyelaraskan kegiatan.

21
c. Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian

Pengawasan, pengendalian dan penilaian dilakukan di setiap tahap

fungsi manajemen.

1. Pengawasan untuk melihat apakah kegiatan dilaksanakan sesuai

rencana yang telah ditetapkan.

2. Pengendalian dilakukan agar kegiatan yang telah dilaksanakan

sesuai dengan arah dan tujuan, mengantisipasi masalah/ hambatan

yang mungkin terjadi.

3. Penilaian dilakukan untuk melihat keberhasilan pelaksanaan

integrasi `pada akhir kegiatan.

4. Mendokumentasikan kegiatan integrasi, untuk bahan pembelajaran

perbaikan program integrasi mendatang.

5. Memberikan umpan balik kepada lintas program dan sektor terkait

untuk perbaikan kegiatan integrasi selanjutnya.

6. Kegiatan integrasi promosi kesehatan

Kegiatan yang dilakukan dalam berbagai tatanan rumah tangga, bina

suasana dan advokasi yang meliputi:

1) Integrasi promosi kesehatan dengan program KIA dan Anak

2) Integrasi promosi kesehatan dengan program gizi masyarakat

3) Integrasi promosi kesehatan dengan program lingkungan sehat

4) Integrasi promosi kesehatan dengan program jaminan

pemeliharaan kesehatan (JPK).

22
5) Integrasi promosi kesehatan dengan program pencegahan dan

penanggulangan penyakit tidak menular (P2PTM).

2.7 Peran Perawat dalam Tatanan Lembaga Pemerintah/Politisi/Swasta

Promosi kesehatan merupakan sebuah proses sebagai upaya untuk

individu dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuan untuk

mengendalikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan sehingga

akan meningkatkan derajat kesehatannya. Perawat memiliki peran penting

dalam upaya meningkatkan kesehatan, salah satunya yaitu dengan bekerja

sama dengan tenaga kesehatan lainnya guna memanfaatkan dan

memaksimalkan sarana pelayanan kesehatan sebagai wadah guna

menyelenggarakan upaya kesehatan baik promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif.

Dalam UU RI No.36 Tahun 2009 yang berisi “setiap orang

mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,

bermutu, dan terjangkau,” maka dari itu dapat disimpulkan bahwa setiap

individu memiliki kesempatan dalam mendapatkan pelayanan yang dengan

mutu yang baik, aman, dan terjangkau.

Dalam UU tersebut pada pasal 16 disebutkan bahwa, pemerintah

bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya pada bidang kesehatan

yang adil dan merata untuk semua masyarakat dalam memperoleh derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya. Perawat memiliki banyak peran, di

setiap perannya mempunyai tujuan untuk mensukseskan serta mendukung

23
program pemerintah, program yang dilakukan untuk mendukung antara lain

yaitu:

1. Integrasi dengan Program Kesehatan Ibu dan Anak

2. Integrasi dengan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan(JPK)

3. Integrasi dengan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

Tidak Menular (P2PTM)

Berdasarkan dari tujuan promosi kesehatan, pemerintah dapat peduli

serta mendukung upaya kesehatan, minimal yaitu dengan mengembangkan

lingkungan serta perilaku hidup sehat. Selain itu, membuat kebijakan serta

peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan dampaknya pada

bidang kesehatan.

Dukungan yang optimal dari berbagai pihak selayaknya bisa

memecahkan masalah kesehatan serta bisa membantu tenaga kesehatan

terutama dalam hal promosi kesehatan. Harapannya perawat menjadi lini

terdepan dalam rangka promosi kesehatan untuk mempengaruhi semua

sasaran yang ada.

24
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keperawatan yaitu salah satu bentuk dalam layanan kesehatan yang

profesional yang merupakan bagian integral dalam layanan kesehatan yang

didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Fungsi utama perawatan yaitu

membantu klien dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui

layanan keperawatan.

Peran perawat yang paling utama meliputi pelaksanaan layanan

keperawatan (care provider), pengelola (manager), pendidik (educator),

dan peneliti (researcher). Terkait dengan peran perawat sebagai pendidik,

perawat dituntut dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan

pentingnya kesehatan melalui kegiatan promosi kesehatan maupun

pembangunan kesehatan.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114

/MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan

di Daerah, bahwasannya promosi kesehatan yaitu upaya untuk

meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh,

untuk dan bersama masyarakat, agar masyarakat dapat menolong diri

sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,

sesuai sosial budaya setempat serta didukung kebijakan publik yang

berwawasan kesehatan.

25
3.2 Saran

Sebagai seorang tenaga perawat ataupun calon tenaga perawat,

hendaknya memiliki kemampuan dan pemahaman dalam bidang

keperawatan termasuk di dalamnya adalah bidang promosi kesehatan.

Karena telah dijelaskan diatas bahwa salah satu peran utama seorang

perawat adalah sebagai edukator, sebagai konselor, sebagai role model.

Maka dari itu seorang tenaga keperawatan hendaknya melakukan peran

tersebut mulai dari lingkup kecil yaitu keluarga hingga ke lingkup besar

yaitu masyarakat luas.

26
DAFTAR PUSTAKA

Ferry Efendi, & Makhfudli. (2015). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
Dalam Keperawatan.
Rochmah, H., Rauf, R., & James. (2010). Panduan Integrasi Promosi Kesehatan dalam
Program-Program Kesehatan di Kabupaten/Kota JILID 1. PUSAT PROMOSI
KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN RI.
Yulianti, T., Yulan, Khairunnisa, Z. Z., & Arifin, S. (2021). Promosi Kesehatan. Institut
Teknologi Kesehatan dan Sains Muhammadiyah Sidrap, (1), 3-4.
Wirentanus, L. (2019). Peran dan Wewenang Perawat dalam Menjalankan Tugasnya
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan. Media
Keadilan: Jurnal Ilmu Hukum. Volume 10. Nomor 2, 148-164.

27

Anda mungkin juga menyukai