Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH VITAMIN E

Dosen Pengampu: Pramono GK, MPH

Disusun Oleh :
Fatia Hafni Fadhillah P1337420721012
Rosanti Dyan Ariesta P1337420721014
Deswimar Olgaliana P1337420721015
Nasywa Rahma Setyana P1337420721016
Meisya Nuralifa P1337420721017
Esti Nawang Rininingtyas P1337420721012
Ritha Pry‟Adhani Hermawan P1337420721019
Pramono P1337420721020
Umi Maemanah P1337420721021

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN MAGELANG
PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
dengan judul “Vitamin E”. Makalah ini dibuat guna menyelesaikan dan memenuhi
tugas mata kuliah Gizi dan Diet. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuannya sehingga makalah ini
dapat kami selesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya,bahwa didalam penulisan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Hal ini bukanlah suatu kesengajaan
melainkan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu,
kami mengharapkan tanggapan, kritikan, dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga atas bimbingan, bantuan, dan dorongan yang telah diberikan kepada
kami mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Magelang, 18 April 2022

Kelompok 2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Vitamin merupakan senyawa organik yang terdapat dalam jumlah sedikit
di dalam makanan dan memiliki peran penting dalam metabolisme. Vitamin
termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan memiliki tugas spesifik di
dalam tubuh. (Rahayu, Yulidasari, & Setiawan, 2019)Tubuh manusia
memerlukan vitamin dalam jumlah berbeda di setiap jenis vitamin dan setiap
orang memiliki kebutuhan yang berbeda. Pada anak-anak dan orang tua
penderita penyakit dan wanita hamil membutuhkan vitamin lebih banyak.
Fungsi utama vitamin mengatur proses metabolisme protein, lemak, dan
karbohidrat. Menurut sifatnya, vitamin dapat digolongkan menjadi dua yaitu
vitamin larut dalam lemak vitamin A, D, E, K, dan vitamin yang dalam air
vitamin B dan C. Vitamin terdapat pada makanan seperti buah, sayuran, biji-
bijian, daging, ikan dan produk susu. (Rahayu, Yulidasari, & Setiawan, 2019)
Dari beberapa jenis vitamin, kelompok kami membahas mengenai vitamin
E tentang definisi, fungsi, komposisi dan klasifikasi, metabolism vitamin E,
sumber vitamin E, penyebab, tanda dan gejala klinis, akibat, pencegahan dan
penanganan pada kekurangan vitamin E.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, terdapat rumusan masalah sebagai berikut.
a. Apa definisi dari vitamin E?
b. Apa fungsi dari vitamin E?
c. Bagaimana metabolisme vitamin E?
d. Apa saja sumber vitamin E?
e. Apa struktur dari vitamin E?
f. Bagaimana tanda dan gejala klinis kekurangan vitamin E?
g. Apa akibat dari kekurangan vitamin E
h. Bagaimana pencegahan kekurangan vitamin E?
i. Bagaimana penanggulangan kekurangan vitamin E?
1.3. Tujuan
Pembuatan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui definisi dari vitamin E
b. Untuk mengetahui fungsi dari vitamin E
c. Untuk mengetahui bagaimana metabolisme vitamin E
d. Untuk mengetahui sumber vitamin E
e. Untuk mengetahui struktur vitamin E
f. Untuk mengetahui tanda dan gejala klinis kekurangan vitamin E
g. Untuk mengetahui akibat dari kekurangan vitamin E
h. Untuk mengetahui pencegahan kekurangan vitamin E
i. Untuk mengetahui penanggulangan kekurangan vitamin E
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Vitamin E
Vitamin E (α-tokoferol) dianggap sebagai antioksidan lipofilik esensial
penting pada manusia yang melindungi lipoprotein, PUFA, membran sel
serta intraseluler dari kerusakan. Tokerol atau Vitamin E merupakan
senyawa fenolik dan sebagaimana umumnya senyawa fenolik dapat
menangkal radikal bebas. (Raederstorff dkk., 2015) Vitamin E adalah
antioksidan penting yang larut dalam lemak yang terdapat dalam mebram
sel serta dapat mengurangi radikal bebas lipid lebih besar dari oksigen.
(Muchtadi, 2009) Vitamin E merupakan senyawa fenolik dan secara umum
senyawa fenolik dapat mendeteksi adanya radikal bebas.
Vitamin E atau dalan penamaan kimia yaitu tokoferol merupakan
antioksidan yang dipercaya mampu mencegah beragam penyakit seperti
kanker, penyakit arteri koroner, katarak dan lain-lain dengan cara
menjinakkan molekul radikal bebas yang berbahaya dan menghambat proses
penuaan. Tergantung pada kualitasnya, radikal bebas bisa berasal dari
makanan yang dikonsumsi atau bisa juga berasal dari proses oksidatif di
dalam tubuh. (Kesuma Sayuti, 2015) Sebagai antioksidan, Vitamin E
bertindak sebagai donor ion hidrogen, mengubah radikal peroksi (produk
peroksida lipid) menjadi radikal tokoferol yang kurang reaktif, dan
mencegah gangguan pada rantai asam lemak. (Dr. Hery Winarsi, 2007)
Mekanisme antioksidan tokoferol terdiri dari transfer atom hidrogen dari
gugus 6-hidroksil ke cincin kroman, inaktivasi oksigen singlet, serta
beragam jenis aktif lainnya. Rantai fitilkoferol berikatan dengan membran
sel bilayer dan cincin kroman aktif berada di permukaan sel. Karena bentuk
susunan yang khas, tokoferol bekerja secara efektif sebagai antioksidan
yang dapat diregenerasi dengan bereaksi pada antioksidan lain seperti asam
askorbat. (Jukka T. Salonen, Kristiina Nyysso¨nen, Riitta Salonen, Elina
Porkkala-Sarataho, Tomi-Pekka Tuomainen, Ulf Diczfalusy, 1997)
Selain sebagai „pemakan‟ radikal bebas, vitamin E berperan dalam
meningkatkan daya tahan tubuh. Vitamin E juga bertugas dalam mencegah
nitrit berubah menjadi nitrosamin (Zat Karsinogenetik) serta juga membantu
dalam meningkatnya respons kekebalan. Beberapa penelitian telah
menerangkan bahwa kekurangan vitamin E menekan produksi antibodi dan
merusak respons imun.Vitamin yang dikenal sebagai „vitamin kecantikan‟,
mudah didapati dalam produk kecantikan yang umumnya dikaitkan dalam
perlindungan kesehatan kulit. Vitamin E merupakan salah satu vitamin
antioksidan yang dapat melindungi sel somatik dari radikal bebas. Vitamin
E dapat melindungi sel-sel kulit dari serangan radikal bebas dan kerusakan
DNA, sehingga bisa mencegah kerusakan kolagen dan elastin yang
menyebabkan kulit mengalami kerutan serta kendur. Selain itu, vitamin E
dapat digunakan untuk menangani jerawat, peradangan, dan mempercepat
proses penyembuhan luka. Vitamin E memiliki keunggulan dalam sifat
antioksidan yang larut dalam lemak yaitu dapat melindungi kolesterol LDL
agar tidak mudah teroksidasi (Kesuma Sayuti, 2015).

2.2. Fungsi Vitamin E


Vitamin E terdapat pada makanan, dan berbagai produk kecantikan,
vitamin E memerangi radikal bebas. Vitamin E adalah golongan vitamin
yang larut dalam lemak dan terdapat dalam makanan yang berminyak, dan
dalam tubuh hanya dapat dicerna oleh empedu hati, karena tidak larut dalam
air. Vitamin E juga meningkatkan daya tahan tubuh, membantu mengatasi
stres, meningkatkan fertilitas, meminimalkan risiko kanker dan penyakit
jantung coroner. Vitamin E berperan bagi kesehatan kulit, menjaga,
meningkatkan elastisitas dan kelembapan kulit, serta mencegah proses
penuaan dini, melindungi kulit dari kerusakan akibat radiasi sinar
ultraviolet, dan mempercepat proses penyembuhan luka.
Selain itu, fungsi vitamin E adalah mencegah keguguran pada wanita,
dapat mengurangi rasa panas di dalam tubuh dan mengurangi depresi pada
wanita menopause. Terdapat pula fungsi vitamin E yaitu memaksimalkan
fungsi otot, mencegah peroxidation pigmentasi akibat pembentukan asam
lemak tak jenuh tinggi.mencegah nekrosis hepatik yang disebabkan oleh
kekurangan belerang yang mengandung asam amino dan selenium. Vitamin
E membantu melawan radikal bebas, yang bermanfaat bagi kulit dan dapat
membantu mencegah pembentukan kerutan dengan mencegah kerusakan
oksidatif yang disebabkan oleh sinar ultraviolet. Vitamin juga pelindung
penyakit jantung juga pelindung penyakit jantung dan diabetes, mencegah
kerusakan jaringan dalam kasus iskemia dan cedera, mengurangi gejala kaki
kram dan rheumatoidarthritis,dan memiliki efek antikoagulan, serta dalam
membatasi kerusakan oksidatif yang disebabkan merokok, dan kerusakan
jaringan dari radikal bebas yang dipercepat pecandu alkohol.
Vitamin E pula mengurangi penggumpalan darah di dalam pembuluh
darah. Fungsi vitamin E dihubungkan dengan radikal bebas dan antioksidan
Beberapa bagian yang penting didalam tubuh dimana vitamin E berfungsi
sebagai antioksidan yaitu pada sel membran. Sirkulasi LDL (Low Density
Lipoprotein), paru-paru, hati dan jaringan adrenalin.Vitamin E sebagai
antioksidan karena mudah teroksidasi. Salah satu zat antioksidan paling
ampuh adalah vitamin E. Fungsi lain vitamin E membantu menyehatkan
sistem kekebalan tubuh, serta membantu proses perbaikan DNA. Vitamin E
memiliki peran sangat penting bagi kesehatan kulit. Vitamin E menjaga,
meningkatkan elastisitas dan kelembapan kulit, mencegah proses penuaan
dini, melindungi kulit dari kerusakan akibat radiasi sinar ultraviolet, serta
mempercepat proses penyembuhan luka.Pada sel membran, vitamin E akan
mencegah oksidasi lemak, khususnya poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA).

2.3. Metabolisme Vitamin E


Ester vitamin E yang terdapat di dalam makanan dihidrolisa oleh enzim
lipase dari sekresi pankreas dan vitamin E yang dibebaskan diserap bersama
lipoid dan asam lemak hasil pencernaan. Vitamin E akan menggunakan
misel yang dibentuk oleh asam lemak dan garam empedu sebagai carrier
dalam proses penyerapan, bersama dengan vitamin A, D dan K. Vitamin E
akan disimpan di dalam hati dan jaringan lemak (Rahayu, Yulidasari, &
Setiawan, 2019).
2.4. Sumber Vitamin E
Vitamin E banyak terdapat dalam bahan makanan. Sumber utama dari
vitamin E adalah minyak tumbuh-tumbuhan, terutama minyak kecambah
gandum dan bijibijian. Minyak kelapa dan zaitun hanya sedikit mengandung
vitamin E. Sayuran dan buah-buahan juga merupakan sumber vitamin E
yang baik. Daging, unggas, ikan dan kacang-kacangan mengandung vitamin
E jumlah terbatas (Rahayu, Yulidasari, & Setiawan, 2019).
Nilai vitamin E total di dalam minyak tumbuh-tumbuhan (mg/100 gram)
Minyak Mg
Biji Kapas 30-81
Jagung 53-162
Kacang Kedelai 56-160
Kacang Tanah 20-32
Kelapa 1-4
Kelapa Sawit 33-73
Safflower 25-49
Zaitun 5-15

2.5. Struktur Vitamin E


Vitamin E terdiri atas tokoferol dan tokotrienol serta senyawa sejenis yang
semuanya mengandung satu cincin kroman. Tokoferol terdiri dari struktur
cincin 6-kromanol dengan rantai samping jenuh panjang 16 karbon fitol.
Berdasarkan jumlah dan posisi gugus metil pada struktur cincin, terdapat
empat jenis tokoferol yang penting dalam makanan yaitu alfa- (α), beta- (β),
gamma- (γ), dan delta- (δ) (Setyawati & Hartini, 2018). Alfa tokoferol
mempunyai biopotensi yang terbesar dan menunjukkan aktivitas biologis
vitamin E yang asli (Lamid, 1995).
Tocotrienol terdiri dari 3 ikatan ganda dengan rantai cabang tak jenuh.
Tocotrienol memiliki sifat yang lebih stabil dan mudah mengakses lapisan
asam lemak jenuh pada membrane sel (Martha dkk., t.t.). Tokoferol dan
tocotrienol memiliki sifat stabil terhadap asam, panas dan alkali.
2.6. Tanda dan Gejala Klinis Kekurangan Vitamin E
Saat tubuh kekurangan Vitamin E, otot akan melemah dan koordinasi
gerak tubuh akan terganggu yang dapat menyebabkan kesulitan dalam
melakukan aktifitas.
Gejala yang muncul saat tubuh kekurangan vitamin E, antara lain:
1. Refleks tubuh lambat
2. Gangguan koordinasi gerakan tubuh, misalnya banyak bergerak atau sulit
mengambil suatu benda.
3. Gangguan penglihatan.
4. Kesemutan atau mati rasa di bagian tubuh tertentu.
5. Pucat dan mudah lelah.
Jika dibiarkan, tanda dan gejala kekurangan vitamim E bisa menjadi
berat atau bahkan menyebabkan masalah kesehatan seperti kebutaan,
aritmia, dan demensia.

2.7. Akibat dari Kekurangan Vitamin E


Penyakit kekurangan vitamin E pada manusia jarang terjadi, karena
vitamin E terdapat luas didalam bahan makanan, kekurangan biasanya
terjadi karena adanya gangguan absorpsilemak seperti pada cystic fibrosis
dan gangguan transport lipida seperti beta lipopro;teinemia. Kekurangan
vitamin E pada manusia menyebabkan hemolisis eritrosit, yag dapat
diperbaiki dengan pemberian tambahan vitamin E.
Akibat lain adalah sindroma neurologic sehingga terjadi fungsi tidak
normal pada susum tulang belakang dan retina. Tanda-tandanya adalah
kehilangan koordinasi dan refleks otot, serta gangguan penglihatan dan
berbicara. Hal lain yang tampaknya dapat diperbaiki dengan terapi vitamin
E, walaupun hasilnya belum kosisten adalah penyakit tumor pada payudara
yang tidak malignan (fibrocystic breast disease) dan aliran darah kurang
sempurna yang menyebabkan kesemutan pada kaki (Almatsier, 2009).
2.8. Pencegahan Kekurangan Vitamin E
Vitamin E sangat penting bagi tubuh karena dibutuhkan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan. Maka dari itu kita perlu mengontrol dan
mengatur asupan yang masuk ke tubuh kita agar tidak kekurangan Vitamin
E. Pencegahan yang bisa dilakukan agar hal tersebut tidak terjadi adalah
dengan mengonsumsi makan-makanan yang banyak mengandung Vitamin
E. Beberapa makanan yang memiliki kandungan Vitamin E, yaitu minyak
gandum atau jagung, sayuran hijau, hati, telur, mentega, susu, daging, dan
yang paling utama adalah tauge. Selain makanan diatas ada juga buah-
buahan yang mengandung Vitamin E, antara lain: alpukat, biji bunga
matahari, dan tomat. Cara yang paling mudah sendiri untuk pemenuhan
konsumsi Vitamin E adalah memakan buah alpukat atau tomat (Mardalena
& Suyani, 2016).

2.9. Penanggulangan Kekurangan Vitamin E


Dampak yang diakibatkan jika kekurangan vitamin E tidak boleh
diremehkan karena dapat menyebabkan kematian. Ada beberapa hal yang
dapat dilakukan untuk menanggulangi kekurangan vitamin E yaitu :
a. Memperbaiki pola makan dengan mengadakan penyuluhan, sehingga
sasaran akan semakin melalukan konsumsi makanan sehat dan bergizi
seperti makan sayur dan buah.
b. Meningkatkan program pemberian vitamin yang sudah terlaksana pada
sasaran yaitu :
 Bayi umur 6 – 12 bulan
 Anak umur 1 – 5 tahun
 Ibu nifas
 Anak yang terkena campak
c. Pemberian imunisasi pada anak harus tetap dalam pantauan agar
terhindar dari penyakit kekurangan vitamin.
d. Mengkonsumsi makanan yang seimbang agar vitamin dalam tubuh tetap
bekerja dengan normal.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di
dalam tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati.
Selain itu, vitamin ini juga dapat melindungi paru-paru manusia dari
polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan kerja vitamin E di dalam
tubuh sebagai senyawa antioksidan alami. Vitamin E banyak ditemukan
pada ikan, ayam, kuning telur, ragi,dan minyak tumbuh-tumbuhan.
Walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, kekurangan vitamin E
dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal bagi tubuh, antara lain
menyebabkan hemolisis eritrosit,. Vitamin E banyak terdapat dalam bahan
makanan. Sumber utama dari vitamin E adalah minyak tumbuh-tumbuhan,
terutama minyak kecambah gandum dan biji-bijian.
3.2. Saran
Sebagai makhluk hidup, khususnya manusia pasti membutuhkan makanan
dan minuman. Sebab, sebagai makhluk hidup manusia membutuhkan nutrisi
yang diperolleh dari makanan.
Salah satu nutrisi penting yang dibutukan oleh manusia adalah vitamin,
makalah in khususnya vitamin E. Namun, sama halya dengan nutrisi-nutrisi
lain, dalam mengkonsumsi vitamin E secukupnya saja. Sebab, jika terjadi
kelebihan maupun kekurangan vitamin E tent dapat menyebabkan gangguan
kesehatan., namun jika kekurangan juga dapat menyebabkan hemolysis
eritrosit.Yang terjadi tentu bukan shat yang didapat melainkan penyakit
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Hery Winarsi, M. (2007). Antioksidan Alami dan Radikal Bebas Potensi dan
Aplikasinya dalam Kesehatan. Kanisius.

Jukka T. Salonen, Kristiina Nyysso¨nen, Riitta Salonen, Elina Porkkala-Sarataho,


Tomi-Pekka Tuomainen, Ulf Diczfalusy, and I. B. (1997). Lipoprotein
Oxidation and Progression of Carotid Atherosclerosis. American Heart
Association, 95(4), 840–845. https://doi.org/10.1161/01.cir.95.4.840

Kesuma Sayuti, R. Y. (2015). Antioksidan Alami dan Sintetik / Kesuma Sayuti,


Rina Yenrina. Andalas University Press.

Lamid, A. (1995). Vitamin E sebagai Antioksidan. Media Litbangkes, V.

Mardalena, I., & Suyani, E. (2016). Keperawatan Ilmu Gizi. Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia, 182.

Martha, S. A., F. Karwur, F., & Rondonuwu, F. S. (t.t.). Mekanisme Kerja dan
Fungsi Hayati Vitamin E pada Tumbuhan dan Mamalia.

Muchtadi, D. (2009). Pengantar lmu Gizi. Alfabeta.

Raederstorff, D., Wyss, A., Calder, P. C., Weber, P., & Eggersdorfer, M. (2015).
Vitamin E function and requirements in relation to PUFA. British Journal of
Nutrition, 114(8), 1113–1122. https://doi.org/10.1017/S000711451500272X

Setyawati, V. A. V., & Hartini, E. (2018). Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan
Masyarakat. CV BUDI UTAMA.

Anda mungkin juga menyukai