0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
45 tayangan13 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang kerukunan antar umat beragama dan implementasi nilai-nilai Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin dalam kehidupan sosial dan budaya. Dokumen tersebut juga menjelaskan prinsip-prinsip Islam seperti berperikemanusiaan, komprehensif, dan toleransi serta kehidupan beragama yang pluralistik menurut ajaran Islam.
Dokumen tersebut membahas tentang kerukunan antar umat beragama dan implementasi nilai-nilai Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin dalam kehidupan sosial dan budaya. Dokumen tersebut juga menjelaskan prinsip-prinsip Islam seperti berperikemanusiaan, komprehensif, dan toleransi serta kehidupan beragama yang pluralistik menurut ajaran Islam.
Dokumen tersebut membahas tentang kerukunan antar umat beragama dan implementasi nilai-nilai Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin dalam kehidupan sosial dan budaya. Dokumen tersebut juga menjelaskan prinsip-prinsip Islam seperti berperikemanusiaan, komprehensif, dan toleransi serta kehidupan beragama yang pluralistik menurut ajaran Islam.
2. Putri Delia Mafiroh (013) 3. Ritha Pry’ adhani Hermawan (019) 4. Tika Yuniar (031) 5. Nur Aprilia Damayanti (045)( ((( A. Agama merupakan rahmat Tuhan bagi semua Islam merupakan agama (ad-din) yang rahmatan lil ‘alamin, artinya agama yang menjadi rahmat bagi alam semesta. Semua sisi kehidupan telah diatur dalam hukum Islam, sehingga Islam bersifat komprehensif dan universal. Dalam kehidupan sehari-hari manusia memiliki dua sisi hubungan yang tidak terpisahkan. Hubungan vertical, antara manusia dengan Allah SWT dan hubungan horizontal, hubungan antara manusia dengan makhluk hidup lainnya (Abdul ghofur. 2010: 1) Firman Allah SWT dalam Q.S Al-Anbiya' ayat 107 sebagai berikut. وما ارسلنا ك اال رحمة للعا لمين “Dan tidaklah Kami mengutusmu (wahai Muhammad), melainkan (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (QS. alAnbiya’/21: 107). Ibnu Katsir ketika menafsirkan rahmatan lil alamin dalam QS. Al- Anbiya: 107 berkata: “Muhammad saw adalah rahmat bagi semua manusia, siapa saja yang menerimanya, berarti mereka mnesyukuri nikmat besar ini, yaitu kasih sayang dan mereka akan bahagia di dunia dan akhirat. Sebaliknya siapa yang menolaknya maka mereka akan sengsara di dunia dan akhirat." Oleh karena itu Nabi SAW bersabda: "Aku tidaklah diutus sebagai tukang laknat, tapi aku diutus untuk menjadi rahmat” (HR. Muslim). Makna rahmatan lil alamin juga menetapkan bahwa Islam adalah agama dan syari’at yang penuh dengan kasih sayang, cinta, persaudaraan dan kedamaian. Islam tidak pernah mengajarkan permusuhan dan kebencian, islam tidak memiliki ajaran dan syari’at destruktif dan kejahatan, bahkan sebaliknya semua ajaran dan syari’at Islam bertujuan untuk melahirkan dan mewujudkan maslahat abadi bagi manusia. Oleh karenanya para Ulama telah menetapkan bahwa Syari’at Islam memiliki maqashid (tujuan) yang abadi seperti memelihara akal manusia, keturunan, harta, agama dan harga dirinya. Prinsip-Prinsip Islam Rahmatan Lil Alamin Ada beberapa prinsip Islam Rahmatan Lilalamin menurut kajian komprehensif para Ulama diantaranya adalah: 1. Berperikemanusiaan (al-Insaniyah) Kemanusiaan atau Insaniyah adalah Islam sesuai dan selalu mengakomodir semua kebutuhan dan karakter manusia. Pembebanan ibadah, hukum, perintah dan larangan dalam syariah Islam pasti sesuai dan selaras dengan kemampuan dan kebutuhan manusia. Tidak ada ajaran Islam yang bertentangan dengan kemanusiaan dan tidak ada syariah yang tidak mengandung maslahat manusia, karena syariah Islam tidak diciptakan oleh Allah dengan sia-sia, hampa dan tanpa manfaat dan tujuan. 2. Mendunia (al-alamiyah) Mendunia atau global (al-alamiyah) adalah, syariah Islam bersifat mendunia, tidak dibatasi oleh geografi wilayah tertentu, suku, ras dan bangsa tertentu atau iklim serta geopolitik tertentu. Syariah Islam berlaku untuk seluruh alam dan seluruh manusia yang mau menerimanya. 3. Komprehensif (as-syumul) Komprehensif atau syumul adalah keseluruhan atau totalitas ajaran syariah Islam, meliputi seluruh atau semua aspek kehidupan manusia di dunia dan akhirat. Aspek ajaran syariah yang paling tinggi dan besar adalah aspek akhirat yang dikenal dengan aspek ibadah. Aspek kedua adalah muamalah yang mengatur kehidupan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan lingkunngannya. 4. Realistis (al-waqi’iyah) Al-Waqi’iyah adalah karakter Islam bermakna bahwa Islam mengajarkan manusia untu mampu memahami dan memaklumi dengan realistis, bahwa manusia adalah ciptaan Allah, tidak ada zat lain yang menciptakannya, sesuai dengan kondisi riil dan ilmiah yang tidak terbantahkan oleh akal dan logika manapun di dunia. 5. Toleransi dan Memudahkan (as-samhah dan at-taisir) As-Samhah adalah memudahkan atau toleransi kepada orang lain. Adapun at- taisir adalah kemudahan dan keringanan. Toleransi dan kemudahan yang dimaksud adalah bahwa Allah SWT menjadikan ajaran Islam selalu membolehkan memilih yang termudah dan terbaik bagi hamba-Nya bukan yang sulit dan buruk, Allah selalu membolehkan pilihan yang toleran dan tidak memberatkan bagi seluruh mukallaf. 6. Antara Konstanitas dan Fleksibilitas (as-tsawabit dan almutaghayirat) Tergolong as-tsawabit karakter ajaran Islam yang terklasifikasi dengan indah dan penuh hikmah dan rahasia tinggi dari Allah, ajaran islam yang tergolong konstan ajeg dan abadi tidak akan pernah berubah, seperti seluruh jenis rukun iman dan rukun Islam. Tergolong mutaghayirat yaitu semua hal yang terkait dengan sarana dan prasarana, motode dan srategi, media dan alat, cara dan teknik selain pokok agama (ushul ad-din), semuanya adalah mutaghayirat yang dapat meyesuaikan tempat dan waktu, fleksibel sesuai dengan kondisi manusia dan lingkungannya. Implementasi Islam rahmatan lilalamin dalam kehidupan Social Budaya
1. Implementasi rahmatan lil alamin dalam Kehidupan Sosial
a. Kehidupan social harus dibangun berdasarkan prinsip saling tolong menolong dalam kebaikan dan hal positif. b. Interaksi social harus dibangun dalam bingkai kasih sayang dan lemah lembut, agar manusia saling mencintai, menghormati dan bersatu. c. Keputusan yang bersifat social kemasyarakat dan bernegara harus berdasarkan syura, sehingga melahirkan keputusan yang baik, berkualitas dan lebih sempurna d. menjaga kehidupan masyarakat yang tentram dan aman dari isu hoax dan adu domba, harus dibangun sikap tabayyun atau klarifikasi dan cek and recek terhadap sumber informasi yang menyebar di kalangan masyarakat e. Kehidupan social yang baik dan damai adalah menghindari saling meremehkan dan melecehkan antar anggota masyarakat, suku dan bangsa. 2. Implementasi Nilai Rahmatan Lil alamin dalam kehidupan budaya a. Rahmatan lil alamin dalam Ilmu Pengetahuan lmu Pengetahuan sebagai dimensi utama sebuah budaya. Allah swt, mengangkat derajat orang berilmu sama dengan derjat orang yang beriman, bahkan Ilmu adalah prasyarat utama keimanan seorang hamba. Allah berfirman: “Allah mengangkat derajat orang beriman diantara kalian dan orang berilmu beberapa derajat” (QS. Al-Mujadilah: 11) b. Rahmatan lil alamin dalam Bahasa Bahasa yang merupakan dimensi utama dalam sebuah budaya, juga menunjukkan bahwa islam memiliki bahasa agama yang universal dan lembut, kosa katanya paling banyak dan paling sopan dan indah di dunia, yaitu bahasa arab. Allah menjelaskan bahwa bahasa Arab adalah tinggi dan jelas dalam firmannya : “padahal Al-Qur’an ini adalah dalam bahasa Arab yang jelas.” (QS. An-Nahl: 103) c. Rahmatan Lil alamin dalam Akhlak Islam mewajibkan kepada umatnya untuk berakhlak mulia. Akhlak paling mulia yang pernah dipraktekkan oleh manusia sepanjang sejarah adalah akhlak Nabi Muhammad saw, sesuai firman Allah swt: “Sungguh engkau Muhammad berada pada puncak akhlak yang paling tinggi.”(QS. Al-Qalam: 4) d. Rahmatan Lil alamin dalam adat istiadat Menurut Abdul Wahab Khallaf, adat adalah kebiasaan manusia yang terus dilakukan berupa ucapan, perbuatan atau yang ditinggalkan. Para Ulama menyepakati adat Istiadat tidak boleh melahirkan kerusakan tetapi menjadi hukum. B. Kebersamaan dalam Pluralitas Beragama Pluralisme agama adalah kondisi hidup bersama (koeksistensi) antar agama (dalam arti yang luas) yang berbeda-beda dalam suatu komunitas dengan tetap mempertahankan ciri-ciri spesifik atau ajaran masing-masing agama (Anis Malik Thoha). Sedangkan pluralitas agama dipandang sebagai sebuah pengakuan atas keberagaman dan keberadaan agama- agama dengan tetap memegang prinsip dan cara pandang satu agama terhadap agama yang lain dalam arti positif (walau ada anggapan distorsi pada agama lain) disertai keyakinan akan kebenaran agamanya di atas agama yang lain dengan menafikan pemaksaan (konfersi) keyakinan kepada penganut keyakinan lain apalagi menggunakan kekerasan, baik secara struktural maupun kultural. ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشع ُْوبًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل لِتَ َعا َرفُ ْوا ۚ اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم َخبِ ْي ٌر ‘’Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.’’ (Q.S. Al – Hujurat : 13) اس َح ٰتّى يَ ُك ْونُ ْوا ُمْؤ ِمنِي َْن َ َّت تُ ْك ِرهُ الن َ ض ُكلُّهُ ْم َج ِم ْيع ًۗا اَفَا َ ْن ِ ْك اَل َم َن َم ْن فِى ااْل َر ٰ َ َُّولَ ْو َش ۤا َء َرب Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi’‘ seluruhnya. Tetapi apakah kamu (hendak) memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang yang beriman?’’ (Q.S. Yunus : 99) Terima Kasih Apakah ada pertanyaan?