Anda di halaman 1dari 13

KERUKUNAN ANTAR

UMAT BERAGAMA
Oleh Kelompok 5 :

1. M. Gema Akbar (08)


2. Putri Delia Mafiroh (013)
3. Ritha Pry’ adhani Hermawan (019)
4. Tika Yuniar (031)
5. Nur Aprilia Damayanti (045)( (((
A. Agama merupakan rahmat Tuhan bagi
semua
Islam merupakan agama (ad-din) yang rahmatan lil ‘alamin, artinya
agama yang menjadi rahmat bagi alam semesta. Semua sisi kehidupan
telah diatur dalam hukum Islam, sehingga Islam bersifat komprehensif
dan universal. Dalam kehidupan sehari-hari manusia memiliki dua sisi
hubungan yang tidak terpisahkan. Hubungan vertical, antara manusia
dengan Allah SWT dan hubungan horizontal, hubungan antara manusia
dengan makhluk hidup lainnya (Abdul ghofur. 2010: 1)
Firman Allah SWT dalam Q.S Al-Anbiya' ayat 107 sebagai berikut.
‫وما ارسلنا ك اال رحمة للعا لمين‬
“Dan tidaklah Kami mengutusmu (wahai Muhammad), melainkan
(menjadi) rahmat bagi semesta alam” (QS. alAnbiya’/21: 107).
Ibnu Katsir ketika menafsirkan rahmatan lil alamin dalam QS. Al-
Anbiya: 107 berkata: “Muhammad saw adalah rahmat bagi semua
manusia, siapa saja yang menerimanya, berarti mereka mnesyukuri
nikmat besar ini, yaitu kasih sayang dan mereka akan bahagia di
dunia dan akhirat. Sebaliknya siapa yang menolaknya maka mereka
akan sengsara di dunia dan akhirat." Oleh karena itu Nabi SAW
bersabda: "Aku tidaklah diutus sebagai tukang laknat, tapi aku
diutus untuk menjadi rahmat” (HR. Muslim).
Makna rahmatan lil alamin juga menetapkan bahwa Islam adalah
agama dan syari’at yang penuh dengan kasih sayang, cinta,
persaudaraan dan kedamaian. Islam tidak pernah mengajarkan
permusuhan dan kebencian, islam tidak memiliki ajaran dan syari’at
destruktif dan kejahatan, bahkan sebaliknya semua ajaran dan
syari’at Islam bertujuan untuk melahirkan dan mewujudkan
maslahat abadi bagi manusia. Oleh karenanya para Ulama telah
menetapkan bahwa Syari’at Islam memiliki maqashid (tujuan) yang
abadi seperti memelihara akal manusia, keturunan, harta, agama dan
harga dirinya.
Prinsip-Prinsip Islam Rahmatan Lil Alamin
Ada beberapa prinsip Islam Rahmatan Lilalamin menurut kajian komprehensif para
Ulama diantaranya adalah:
1. Berperikemanusiaan (al-Insaniyah)
Kemanusiaan atau Insaniyah adalah Islam sesuai dan selalu mengakomodir semua
kebutuhan dan karakter manusia. Pembebanan ibadah, hukum, perintah dan larangan
dalam syariah Islam pasti sesuai dan selaras dengan kemampuan dan kebutuhan
manusia. Tidak ada ajaran Islam yang bertentangan dengan kemanusiaan dan tidak
ada syariah yang tidak mengandung maslahat manusia, karena syariah Islam tidak
diciptakan oleh Allah dengan sia-sia, hampa dan tanpa manfaat dan tujuan.
2. Mendunia (al-alamiyah)
Mendunia atau global (al-alamiyah) adalah, syariah Islam bersifat mendunia, tidak
dibatasi oleh geografi wilayah tertentu, suku, ras dan bangsa tertentu atau iklim serta
geopolitik tertentu. Syariah Islam berlaku untuk seluruh alam dan seluruh manusia
yang mau menerimanya.
3. Komprehensif (as-syumul)
Komprehensif atau syumul adalah keseluruhan atau totalitas ajaran
syariah Islam, meliputi seluruh atau semua aspek kehidupan manusia
di dunia dan akhirat. Aspek ajaran syariah yang paling tinggi dan besar
adalah aspek akhirat yang dikenal dengan aspek ibadah. Aspek kedua
adalah muamalah yang mengatur kehidupan manusia dengan manusia
dan hubungan manusia dengan lingkunngannya.
4. Realistis (al-waqi’iyah)
Al-Waqi’iyah adalah karakter Islam bermakna bahwa Islam
mengajarkan manusia untu mampu memahami dan memaklumi
dengan realistis, bahwa manusia adalah ciptaan Allah, tidak ada zat
lain yang menciptakannya, sesuai dengan kondisi riil dan ilmiah yang
tidak terbantahkan oleh akal dan logika manapun di dunia.
5. Toleransi dan Memudahkan (as-samhah dan at-taisir)
As-Samhah adalah memudahkan atau toleransi kepada orang lain. Adapun at-
taisir adalah kemudahan dan keringanan. Toleransi dan kemudahan yang
dimaksud adalah bahwa Allah SWT menjadikan ajaran Islam selalu
membolehkan memilih yang termudah dan terbaik bagi hamba-Nya bukan yang
sulit dan buruk, Allah selalu membolehkan pilihan yang toleran dan tidak
memberatkan bagi seluruh mukallaf.
6. Antara Konstanitas dan Fleksibilitas (as-tsawabit dan almutaghayirat)
Tergolong as-tsawabit karakter ajaran Islam yang terklasifikasi dengan indah dan
penuh hikmah dan rahasia tinggi dari Allah, ajaran islam yang tergolong konstan
ajeg dan abadi tidak akan pernah berubah, seperti seluruh jenis rukun iman dan
rukun Islam.
Tergolong mutaghayirat yaitu semua hal yang terkait dengan sarana dan
prasarana, motode dan srategi, media dan alat, cara dan teknik selain pokok
agama (ushul ad-din), semuanya adalah mutaghayirat yang dapat meyesuaikan
tempat dan waktu, fleksibel sesuai dengan kondisi manusia dan lingkungannya.
Implementasi Islam rahmatan lilalamin dalam kehidupan
Social Budaya

1. Implementasi rahmatan lil alamin dalam Kehidupan Sosial


a. Kehidupan social harus dibangun berdasarkan prinsip saling tolong menolong
dalam kebaikan dan hal positif.
b. Interaksi social harus dibangun dalam bingkai kasih sayang dan lemah lembut,
agar manusia saling mencintai, menghormati dan bersatu.
c. Keputusan yang bersifat social kemasyarakat dan bernegara harus berdasarkan
syura, sehingga melahirkan keputusan yang baik, berkualitas dan lebih sempurna
d. menjaga kehidupan masyarakat yang tentram dan aman dari isu hoax dan adu
domba, harus dibangun sikap tabayyun atau klarifikasi dan cek and recek terhadap
sumber informasi yang menyebar di kalangan masyarakat
e. Kehidupan social yang baik dan damai adalah menghindari saling meremehkan
dan melecehkan antar anggota masyarakat, suku dan bangsa.
2. Implementasi Nilai Rahmatan Lil alamin dalam kehidupan budaya
a. Rahmatan lil alamin dalam Ilmu Pengetahuan
lmu Pengetahuan sebagai dimensi utama sebuah budaya. Allah swt,
mengangkat derajat orang berilmu sama dengan derjat orang yang
beriman, bahkan Ilmu adalah prasyarat utama keimanan seorang hamba.
Allah berfirman: “Allah mengangkat derajat orang beriman diantara
kalian dan orang berilmu beberapa derajat” (QS. Al-Mujadilah: 11)
b. Rahmatan lil alamin dalam Bahasa
Bahasa yang merupakan dimensi utama dalam sebuah budaya, juga
menunjukkan bahwa islam memiliki bahasa agama yang universal dan
lembut, kosa katanya paling banyak dan paling sopan dan indah di dunia,
yaitu bahasa arab. Allah menjelaskan bahwa bahasa Arab adalah tinggi
dan jelas dalam firmannya : “padahal Al-Qur’an ini adalah dalam bahasa
Arab yang jelas.” (QS. An-Nahl: 103)
c. Rahmatan Lil alamin dalam Akhlak
Islam mewajibkan kepada umatnya untuk berakhlak mulia. Akhlak paling
mulia yang pernah dipraktekkan oleh manusia sepanjang sejarah adalah akhlak
Nabi Muhammad saw, sesuai firman Allah swt: “Sungguh engkau Muhammad
berada pada puncak akhlak yang paling tinggi.”(QS. Al-Qalam: 4)
d. Rahmatan Lil alamin dalam adat istiadat
Menurut Abdul Wahab Khallaf, adat adalah kebiasaan manusia yang terus
dilakukan berupa ucapan, perbuatan atau yang ditinggalkan. Para Ulama
menyepakati adat Istiadat tidak boleh melahirkan kerusakan tetapi menjadi
hukum.
B. Kebersamaan dalam Pluralitas
Beragama
Pluralisme agama adalah kondisi hidup bersama (koeksistensi) antar
agama (dalam arti yang luas) yang berbeda-beda dalam suatu komunitas
dengan tetap mempertahankan ciri-ciri spesifik atau ajaran masing-masing
agama (Anis Malik Thoha). Sedangkan pluralitas agama dipandang
sebagai sebuah pengakuan atas keberagaman dan keberadaan agama-
agama dengan tetap memegang prinsip dan cara pandang satu agama
terhadap agama yang lain dalam arti positif (walau ada anggapan distorsi
pada agama lain) disertai keyakinan akan kebenaran agamanya di atas
agama yang lain dengan menafikan pemaksaan (konfersi) keyakinan
kepada penganut keyakinan lain apalagi menggunakan kekerasan, baik
secara struktural maupun kultural.
‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشع ُْوبًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل لِتَ َعا َرفُ ْوا ۚ اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن‬
‫هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم َخبِ ْي ٌر‬
‘’Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.’’
(Q.S. Al – Hujurat : 13)
‫اس َح ٰتّى يَ ُك ْونُ ْوا ُمْؤ ِمنِي َْن‬ َ َّ‫ت تُ ْك ِرهُ الن‬ َ ‫ض ُكلُّهُ ْم َج ِم ْيع ًۗا اَفَا َ ْن‬
ِ ْ‫ك اَل َم َن َم ْن فِى ااْل َر‬
ٰ َ ُّ‫َولَ ْو َش ۤا َء َرب‬
Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi’‘
seluruhnya. Tetapi apakah kamu (hendak) memaksa manusia agar mereka
menjadi orang-orang yang beriman?’’ (Q.S. Yunus : 99)
Terima Kasih
Apakah ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai