Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 4 W

E
L
Myra Estrin Levine C
O
M
Disusun oleh : E
Nasywa Rahma S. (P1337420721016)
Meisya Nuralifa (P1337420721017)
Esti Nawang R. (P1337420721018)
Ritha Pry’ adhani H. (P1337420721019)

1
Pokok Bahasan

A. Biografi B. Konsep Utama C. Teori Levine &


Proses Keperawatan

D. Konsep Dasar & E. Aplikasi dalam F. Keterbatasan Teori


Utama Model Keperawatan
Konservasi Levine

2
A. Biografi
● Myara Esrin levine (1920-1996)
● Lahir di Illinois pada kota Chicago,
● Anak ketiga dari 3 bersaudara
● Lulus pada tahun 1944 di cook country of nursing,mendapatkan gelar Bachelor
Science of Nursing pada tahun 1949 di Universitas of Chicago.
● Levine menjadi perawat sipil di US Army, menekuni dalam bidang administrasi
keperawatan dan supervisor perawat bedah (lulus tahun 1962 di wayne state
university) memperoleh gelar Mater Sciene of nursing .
● Tutup usia pada 20 maret 1996 di usia 75 tahun.
● Levine di pandang sosok yang kritis sehingga kerap kali menjadi narasumber
pada beberapa progam seminar, panel dan di berapa tempat kerja. Prinsip
konservasi membuatnya mengembangkan statemen pertama yang berjudul
‘’Empat Prinsip Keperawatan’’.
● Levine menjadi salah satu penulis yang telah mempublikasikan 77 artikelnya,
dimana artikel yang berjudul ‘’ An introduction to clinical nursing ‘’.
● Pada tahun 1992 ia kembali mendapatkan gelar dekor kehormatan dari loyal
university

3
B. Konsep Utama
Pada konservasi model terdapat empat konsep pokok diantaranya: Orang/manusia, lingkungan, keperawatan dan Kesehatan. Dalam
konsep Levine Model telah dibahas tentang orang dan lingkungan telah disatukan atau bergabung dari beberapa waktu (Hidayat,2011).
1) Orang
Orang merupakan makhluk holistik yang terus berusaha meningkatkan keutuhan atau integritas dan satu “Yang hidup, bepikir,
beriorientasi masa depan, dan sadar pada masa lalu“. Tuntutan Seseorang yang hidup merupakan keutuhan (integritas) “Individu
mempunyal maksud hanya dalam lingkup kehidupan sosial“ (Levine. 1973). Selain itu, memiliki perasaan percaya persatuan dan
kesatuan
2) Lingkungan
Keutuhan individu dapat dilengkapi oleh lingkungan. Lingkungan dibagi menjadi 2 di antaranya:
a. Lingkungan internal
Aspek fisiologi dan patofisiologi yang digabungkan dari individu dan tetap berbeda oleh lingkungan eksternal, Lingkungan internal
merupakan sebuah integrasi pada sebuah kegunaan tubuh yang serupa dengan homeorhesis dibandingkan dengan homeostasis, serta
merupakan bentuk energi yang patuh dengan tantangan dari lingkungan eksternal (Hidayat. 2011) .
b. Lingkungan eksternal
Lingkungan persepsi operasional dan konseptual merupakan bagian persepsi suatu lingkungan yang menjadi salah satu bagian dari
lingkungan eksternal yang melibatkan organ-organ indra pada seseorang seperti, cahaya, suara.

4
3) Kesehatan

Pola perubahan adaptif mencakup sehat dan sakitnya seseorang. Suatu persatuan dan kesatuan “Merupakan adaptasi
sebuah keutuhan dan kesuksesan" diartikan sebagai sebuah kesehatan tersirat. Meningkatkan kesehatan merupakan
salah satu dari tujuan keperawatan

4) Perawatan

Perawatan terlibat dalam interaksi kemanusiaan. Mempromosikan adaptasi dan memelihara keutuhan (kesehatan)
merupakan salah satu dari tujuan keperawatan. Telah dipaparkan sebelumnya, cara dimana orang dan lingkungan
menjadi kongruen dari waktu ke waktu merupakan pembahasan dari Levine yaitu Model Konservasi. Hal itu
merupakan pemahaman bahwa adanya kesulitan pada waktu dan ruang memungkinkan terjadinya berbagai tingkatan
molekul, fisiologis, emosi, psikologis, dan sosial merupakan hasil dari konservasi yang merupakan respon adaptif
spesifik. Ada tiga faktor yang mendasari pendapat diatas di antaranya historisitas, spesifisitas dan redundasi.

5
C. Teori Levine & Proses Keperawatan dan Teori
yang dikemukakan

A) Teori Levine dan Proses Keperawatan


Levine menyatakan pendapatnya bahwa seorang perawat harus selalu mengobservasi pasien, melakukan intervensi yang berkaitan
dan sesuai dengan perencanaan dan evaluasi dengan tujuan untuk membantu pasien kedepannnya. Menurut Levine dalam
perawatan pasien, perawat dan pasien dituntut untuk saling berinteraksi.
Berikut ini adalah pernyataan mengenai teory Myra Levine :
1. Dalam melakukan pelaksanaan intervensi keperawatan perawat dituntut untuk memiliki skill
2. Hasil dari intervensi perawat yaitu memudahkan klien untuk beradaptasi dengan keadaan
3. Pada tahap evaluasi keperawatan, perawat akan berfokus pada respon dari klien sebagai dasar dalam melakukan Tindakan
keperawatan
4. Data yang telah diperoleh oleh perawat dari respon klien bertujuan menentukan intervensi perawatan mengenai pengobatan
atau support yang harus mereka gunakan
5. Dalam teori yang Levine paparkan, sering berfokus pada orang per orang, yang akan digunakan baik untuk masa sekarang
maupun dimasa depan, serta pada klien yang memiliki gangguan kesehatan mereka akan membutuhkan intervensi perawatan
(Parker, 2010)

6
B) Teori yang dikemukakan
Pada model yang dikembangkan oleh Levine lebih berorientasi pada pasien (individu) dianggap makhluk holistic
dan peran perawat untuk tetap menjaga keutuhan seseorang (person’s wholeness). Seorang klien merupakan
makhluk hidup yang terintegrasi serta dapat beradaptasi terhadap lingkungan merupakan pandangan pada model
konsep Myra Levine. Intervensi keperawatan merupakan suatu kegiatan yang bersifat konservasi dan konservasi
energi yang akan menjadi sebuah pertimbangan dikemudian waktu. Levine juga berpendapat bahwa sehat dapat
dipastikan melalui konservasi energi. Pada dasarnya dalam ilmu keperawatan terdapat tempat konservasi yang
dibagi menjadi empat bagian, diantaranya adalah integritas personal, energy klien, struktur integritas, dan integritas
sosial. Oleh karena itu, pendekatan asuhan keperawatan lebih berfokus pada sumber kekuatan klien yang lebih
optimal (Parker, 2010)

7
D. Konsep Dasar & Utama Model
Konservasi Levine

A) Konsep Dasar Model Konservasi Levine


Myra Levine telah merumuskan sebuah teori keperawatan pada tahun 1966, namun baru dipublikasikan pada tahun 1973, teorinya
memaparkan bahwa seorang klien adalah makhluk hidup yang mengalami integrasi dan saling melakukan interaksi serta dapat
beradaptasi dengan lingkungannya. Berikut ini dipaparkan empat prinsip konservasi yang telah diterapkan Levine pada model konservasi
keperawatan.
1. Konservasi Energi
Keseimbangan energi pada makhluk individu sangat dibutuhkan, selain itu memperbarui energi secara terus menerus juga dilakukan agar
dapat terus meningkatkan kualitas hidupnya. Untuk itu, konservasi energi sangat perlu digunakan selama praktek keperawatan (Parker,
2010).
2. Konservasi Integritas Struktur
Perubahan fungsi dan intervensi sangat dibutuhkan untuk dipahami oleh perawat agar dapat memberi batasan pada jumlah jaringan yang
terlibat dengan penyakit (Parker, 2010).
3. Konservasi Integritas Personal
Proses nilai personal yang memberikan privasi terhadap klien selama perawatan dapat diartikan sebagai sikap menghargai (Parker, 2010).
4. Konservasi Integritas Sosial
Untuk itu, peran perawat dibutuhkan agar dapat memberikan kebutuhan yang diperlukan sebuah keluarga., kehidupan religious dan
hubungan interpersonal untuk konservasi integritas sosial juga harus diperhatikan. (Parker, 2010).

8
B) Konsep Utama Model Konservasi
 Wholeness (Keutuhan)
Levine menyatakan bahwa “Interaksi terus-menerus dari organisme individu dengan lingkungannya merupakan sistem yang
‘terbuka dan cair’, dan kondisi kesehatan., keutuhan, terwujud ketika interaksi atau adaptasi konstan dengan lingkungan,
memungkinkan kemudahan atau jaminan integritas di seluruh dimensi kehidupan” (Perry, 2010).
 Adaptasi
Adaptasi adalah suatu proses yang dihadapi oleh individu untuk mempertahankan integritas individual terhadap lingkungan baru
yang mereka hadapi baik dari segi eksternal maupun internalnya.
Menurut Levine ada 3 karakter yang harus diperhatikan dalam beradaptasi diantarannya, historis, specificity, dan redundancy.
Menurut Levine keberhasilan dalam beradaptasi pada suatu lingkungan yang menunjukkan adaptasi historis dan specificity
dipengaruhi oleh pola respon individu. Pada saat kehilangan redundancy terdapat beberapa pilihan diantaranya melalui trauma,
umur, penyakit, maupun kokndisi suatu lingkungan yang menyebabkan individu tidak dapat melaluinya (Perry, 2010).
 Lingkungan
Menurut pandangan levine, setiap individu mempunyai kehidupannya masing-masing baik pada lingkungan internal maupun pada
lingkungan eksternal. Dalam aspek fisiologis dan patofisiologis perawat dituntut agar dapat menghubungkan aspek tersebut
dengan lingkungan internal individu, kemudian lingkungan eksternal juga dikatakan sebagai level persepsi, opsional, dan
konseptual. Dalam level perseptual dapat dilihat dari segi kemampuan menangkap dan menafsirkan lingkungan
(dunia) dengan organ indra.

9
Sedangkan level operasional yaitu segala sesuatu baik yang tidak dapat mereka persepsikan secara langsung
seperti mikroorganisme., namun dapat mempengaruhi mereka secara fisiologi. Selanjutnya dalam konseptual
level, pola budaya membentuk sebuah lingkungan baru, ditandai dengan hadirnya rasa spiritualitas, dan
ditengahi oleh simbol bahasa, pikiran dan pengalaman (Perry, 2010).
 Respon Organisme
a) Fight-Flight
Adalah bersifat nyata ataupun tidak nyata, menjadi sebuah respon ketakutan yang terjadi melalui sebuah reaksi
untuk melakukan serangan ataupun menghindari serangan dan terjadi secara tiba-tiba. Repson tersebut merupakan
penyampaian bahwa individu diharuskan selalu waspada hingga rasa aman dan sejahtera dapat dirasakan (Perry,
2010).

b) Respon Inflamasi (Peradangan)


Adalah sebuah bentuk pertahanan untuk melindungi diri dari sebuah lingkungan yang dapat menghancurkan atau
menyebabkan kerusakan. Respon ini dijadikan sebagai proses penyembuhan diri. Sedangkan respon individu
merupakan penggunaan energi sistemik yang tersimpan dalam diri untuk menghilangkan segala hal yang
merugikan, sehingga control lingkuguan sangat diperlukan daalam hal ini (Perry, 2010).

10
c) Respon Terhadap Stress
Menyebabkan terjadinya respon defensif dalam sebuah perubahan yang tidak spesifik pada individu, perubahan struktural dan
hilangnya energi selama proses beradaptasi. Proses ini terjadi bertahap hingga rasa lelah dapat dirasa, dipaparkan denga n sebuah
pengaruh yang terjadi pada pasien terhadap pelayanan keperawatan (Perry, 2010).

d) Kewaspadaan Perceptual
Merupakan kesadaran persepsi dihasilkan dari respon sensori, sebuah informasi serta pengalaman yang telah dilalui oleh individu
akan diterima secara utuh jika hal itu bermanfaat, pertukaran energi akan terus terjadi baik dari individu ke lingkungan maupun
dari lingkungan ke individu. Menurut Levine, trophicognosis sangat direkomendasikan untuk digunakan sebagai alternative untuk
melakukan diagnose dalam keperawatan. Hal ini bertujuan untuk penentuan rencana keperawatan yang bersifat metode ilmiah.
Konservasi Levine mengemukakan bahwa model konservasi merupakan inti ataupun dasar dari teorinya.Kkonservasi juga dapat
diartikan juga sebagai suatu individu yang dapat melakukan konfrontasi serta beradaptasi dengan tujuan mempertahankan
keunikannya (Perry, 2010).

11
E. Aplikasi dalam Keperawatan

1. Pengkajian
Perawat mengkaji klien menggunakan prinsip konservasi yang dilakukan dengan dua metoda yaitu interview dan observasi. Pengkajian
berfokus pada klien, keluarga dan anggota lainnya. Perawat menitik beratkan pada keseimbangan energi klien dan pemeliharaan integritas
klien.
2. Analisa Data
Analisa ini mencerminkan keseimbangan kekuatan dan kelemahan diri klien terhadap empat area pengkajian (prinsip konservasi : energi,
struktur, personal, dan sosial)
3. Perencanaan/Intervensi
Perawat harus menetapkan tujuan:
a. Menetapkan startegi yang dipakai untuk perencanaan
b. Menentukan tingkat perencanaan yang harus dikembangkan untuk mencapai suatu tujuan
4. Implementasi
Pelaksanaan dari proses perencanaan. Perawat harus mengawasi respon klien terhadap perencanaan yang diberikan guna mendapatkan
data untuk tahap evaluasi.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan observasi kepada respon individu terhadap hasil intervensi yang diberikan. Tujuannya untuk mengkaji respon
individu terhadap hipotesis yang diberikan berhasil atau tidak.

12
Contoh Kasus
Anak M.R. pasien berjenis kelamin laki-laki, berusia 5 tahun 2 bulan dengan diagnosis medis pneumonia komunitas,
laringomalasia tipe 1 dan III, dan cerebral palsy. Pasien demam sejak 1 minggu SMRS, peak 40ºC. Sesak sejak 4 hari SMRS.
Batuk sejak 1 minggu SMRS, retraksi ada.
1. Pengkajian berdasarkan model konservasi levine
a. Konservasi energi
Anak terlihat lemas, Suhu tubuh 39,1ºC, Kulit teraba hangat,Frekuensi napas 48x/m, Kebutuhan cairan 1.370cc/24jam, total
asupan cairan 1240cc/24jam,Frekuensi nadi 153x/m, RR 48x/m, Balance cairan = +45.
b. Konservasi integritas struktur
Suara paru: ronchi di lapang paru kanan dan kiri, Batuk, Sekret putih, berbuih, Retraksi suprasternal, NCH ada.
c. Konservasi integritas personal:
Orangtua merasa cemas
d. Konservasi integritas sosial:
Dukungan keluarga optimal.
Hasil pemeriksaan penunjang, untuk radiografi thoraks: Konsolidasi inhomogen di lapangan atas tengah paru kanan disertai
deviasi trakea ke kanan stqa; Infiltrat di perihiler kiri dan perikardial kanan-kiri.
Hasil pemeriksaan elektrolit: Na/K/Cl 141/4,0/97 meq/l.

13
2. Diagnosa/tropichognosis
Bersihan jalan napas tidak efektif, Pola napas tidak efektif, risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, hipertermia, dan
gangguan tumbuh kembang
3. Intervensi
Berdasarkan model konservasi levine,
a) konservasi energi:
- Memberikan posisi tidur kepala lebih tinggi 15°,
- Memberikan terapi O2 simple mask 5lpm,
- Mengukur TTV,
- Memonitor adanya retraksi dan napas cuping hidung,
- Memakaikan baju yang mudah menyerap keringat,mengatur suhu lingkungan,
- Memantau tanda-tanda hipertermia seperti kulit kemerahan, ruam, takikardi, dan takipneu,
- Melakukan TWS
- Mengukur saturasi O2,
- Memonitor adanya sianosis sentral dan perifer
- Memberikan cairan melalui NGT 125cc
- Kolaborasi pemberian antipiretik: paracetamol IV 150mg,
- Kolaborasi pemberian cairan intravena: KN1B 10ml/jam,
- Memantau tanda-tanda dehidrasi,
- Melakukan pengukuran antropometrik setiap 2 hari
.
14
b) Konservasi integritas struktur
Melakukan fisioterapi dada, melakukan suction, mengauskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan, memberikan bronkodilator:
combivent/6jam, mengobservasi warna kulit, akral, perfusi, dan tingkat kesadaran, memantau terjadinya kejang.
c) Konservasi integritas personal
Mengajarkan orang tua untuk melakukan fisioterapi dada sederhana, mengajarkan ibu cara memberikan TWS, memantau intake dan output.
d) Konservasi integritas sosial
Menganjurkan pada ibu agar selalu melakukan interaksi sosial pada anak agar anak terus terstimulasi, mengevaluasi stimulasi tumbuh kembang
yang diberikan ibu, motivasi stimulasi yang diberikan ibu.
Respon organismic perawatan hari ke-8,
Fight / Flight:
Pasien tidak sesak, Sp O2 96-98%, Sianosis tidak ada, Retraksi ridak ada, NCH tidak ada, Toleransi minum baik, muntah dan kembung tidak ada,
Intake total 1000cc/24jam, Haluaran total 980cc/24jam, urin 720cc/24jam, Diuresis 2,3cc/kgbb/jam, balance +20,Suhu 36,6ºC, nadi 98x/m, RR
32x/m.
Inflammatory response:
Bunyi paru ronchi minimal, Sekret minimal, Tidak ada kejang, kulit teraba hangat, Turgor kulit elastis; mukosa bibir lembab;
Stress response:
ibu dan anak berinteraksi dengan baik;
Perceptual awareness:
Ibu menstimulasi tumbuh kembang anak,ibu melakukan fisioterapi dada secara mandiri, ibu mampu melakukan TWS mandiri

15
F. Kelemahan dan Kelebihan

Kelebihan :
Teori ini lebih menguntungkan karena klien dapat mempunyai partner pengawas non perawat yang turut membantu dalam
penjadwalan keperawatan dan perawat yang dapat mengerti keadaan dan integritas klien secara penuh dengan didukung dari
klien yang mudah beradaptasi dan melakukan persepsi dengan normal.

Kelemahan :
Model konservasi Levine lebih berfokus pada penanganan gangguan akibat penyakit dan belum menekankan pada tindakan
promotif dalam mempertahankan kesehatan Dengan demikian, keterbatasan utama Teori Levine adalah fokus pada individu
sakit dan pada ketergantungan pasien. Beberapa keterbatasan pada penerapan keempat prinsip konservasi model,
diantaranya:
1. Konservasi Energi
Tujuan: menghindari penggunaan energi berlebihan atau kelelahan. Hal ini diatur dalam perawatan sakit samping tempat
tidur klien. Contoh dalam beberapa kasus penggunaan energi, misalnya pasien mania, ADHD (Attention-Deficit
Hyperactivity Disorder) pada anak-anak, dan mereka yang memiliki keterbatasan fisik seperti lumpuh, maka teori Levine
tidak berlaku.

16
2. Konservasi Integritas Struktural
Fokus : melestarikan struktur anatomi tubuh serta mencegah kerusakan struktur anatomi. Keterbatasannya pada kasus
struktur anatomis yang tidak begitu sempurna tetapi tanpa melakukan identifikasi dengan keterbatasan fisik ataupun cacat
serta beberapa masalah seperti operasi plastik, penambahan payudara, dan liposuction mereka hanya mementingkan
kecantikan fisik dan kepuasan psikologis yang dibawa ke pertimbangan. Jika tidak demikian, prosedur tidak boleh
dipromosikan.
3. Konservasi Integritas Personal
Perawat diharapkan memberi pengetahuan dan kebutuhan pasien yang harus dihormati, memberi privasi, dorongan dan
dukungan psikologis. Keterbatasannya disini berpusat pada klien yang secara psikologis terganggu, lumpuh, tidak bisa
memahami dan menyerap pengetahuan, pasien koma, dan klien yang bunuh diri.
4. Konservasi Integritas Sosial
Tujuan : individu dapat berinteraksi dengan individu lainnya dengan jangkauan yang lebih luas dan orang lain yang
signifikan terdiri dari sistem dukungannya. Keterbatasannya disini adalah ketika klien tidak memiliki orang lain yang
signifikan seperti tidak memiliki keluarga misalnya: ditinggalkan, pasien memiliki keterbatasan psikiatris, dan tidak
mampu memberi res

17
Kesimpulan

● Model Keperawatan Levine lebih berorientasi pada pasien (individu) dianggap makhluk holistic
● Peran perawat tetap menjaga keutuhan seseorang (person’s wholeness).
● Intervensi keperawatan merupakan suatu kegiatan yang bersifat konservasi dan konservasi energi
yang akan menjadi sebuah pertimbangan dikemudian waktu.
● Menurut Levine sehat dapat dipastikan melalui konservasi energi.
● Dalam ilmu keperawatan terdapat Tempat konservasi yang dibagi menjadi empat bagian,
diantaranya adalah integritas personal, energy klien, struktur integritas, dan integritas sosial
● Pendekatan asuhan keperawatan lebih berfokus pada sumber kekuatan klien yang lebih optimal

18
T

Thank you!
H
A
N
K
Do you have any questions?
Y
O
U

19

Anda mungkin juga menyukai