Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FALSAFAH KEPERAWATAN

“MYRA ESTRIN LEVINE”

Disusun oleh :

Nama : ALDRIANSYAH
HARDIYANTI.AM
NURLIAN
AZIZ ANANG SAPUTRO

Kelas : Non Reguler

Jurusan : S1 Keperawatan (Non Reguler)

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYANUSANTARA PALU
PERIODE 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori merupakan
aktivitas berpikir yang tinggi. Model konseptual mengacu pada ide-ide global
mengenai individu, kelompok, situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan
disiplin yang spesifik.  Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan
yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan
konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau
model keperawatan. Salah satunya adalah Myra Estrin Levine, Teori keperawatan
Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan tahun 1973,
menggambarkan klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi
dan beradaptasi terhadap lingkungannya.          
Definisi teori keperawatan dapat membantu mahasiswa keperawatana dalam
memahami bagaimana peran dan tindakan keperawatan yang sesuai dengan peran
keperawatan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi Myra Estrin Levine?  
2. Bagaimana konsep utama teorilevine?
3. Bagaimana Konsep Dasar Model Konservasi Levine?
4. Bagaimana Teori Levine Dan Proses Keperawatan?

C. Tujuan Penulisan
1. untuk mengetahui biografi singkat Myra Estrin Levine. 
2. untuk memahami konsep utama Teori Levine
3. untuk mengetahui konsep dasar Model konservasi Levine
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Myra Estrin Levine


Myra Estrin Levine (1920-1996) lahir di Chicago, Illinois. Ia adalah anak tertua
dari tiga bersaudara. Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena ayahnya
sering sakit (mengalami masalah gastrointestinal) dan memerlukan
perawatan(George, 2002).
Levine lulus dari Cook County School of Nursing tahun 1944 dan memperoleh
gelar Bachelor Science of Nursing (BSN) dari University of Chicago pada tahun
1949. Setelah lulus, Levine bekerja sebagai perawat sipil untuk US Army, sebagai
supervisor perawat bedah, dan administrasi keperawatan. Setelah mendapatkan gelar
Master Science of Nursing (MSN) di Wayne State University pada tahun 1962, ia
mengajar keperawatan di berbagai lembaga seperti University of Illinois di Chicago
dan Tel Aviv University di Israel. Levine menulis 77 artikel yang dipublikasikan
yang termasuk artikel “An Introduction to Clinical Nursing” yang dipublikasikan
berulang kali pada tahun pada tahun 1969, 1973 & 1989.Ia juga menerima gelar
doktor kehormatan dari Loyola University pada tahun 1992(Tomey&Alligood, 2006).
Levine meninggal pada tanggal 20 Maret 1996 di usianya ke 75 tahun. Levine
pribadi menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk mengembangkan “Teori
keperawatan,” tetapi ingin menemukan cara untuk mengajarkan konsep-konsep utama
dalam Keperawatan Medikal Bedah dan berusaha untuk mengajarkan siswa
keperawatan sebuah pendekatan baru dalam kegiatan keperawatan. Levine juga ingin
berpindah dari praktek keperawatan pendidikan yang  menurutnya sangat prosedural
dan kembali fokus pada pemecahan masalah secara aktif dan perawatan pasien
(George, 2002).
Levine adalah seorang pemimpin aktif di dalam Asosiasi Perawat Amerika dan
Asosiasi Perawat Illinois. Seorang penyuara dinamik, dia menjadi pembawa acara
pada program, tempat kerja, seminar dan panel, dan seorang penulis berbakat
mengenai ilmu perawatan dan pendidikan. Walaupun dia tidak pernah berniat untuk
mengembangkan teorinya, akan tetapi dia menyajikan suatu struktural pengajaran
tentang medical-surgical dan suatu stimulus untuk pengembangan teori. " Empat
Prinsip Konservasi Keperawatan" adalah statmen pertama dari  prinsip konservasi
Levine memiliki berbagai macam karir. Pengalamannya dalam ilmu
keperawatan seperti menjadi staff  keperrawatan, administrasi dan tenaga pengajar,
instruksi teknis dan pengarah dalam jasa keperawatan. Levine menulis 77 artikel yang
dipublikasikan yang termasuk artikel “An Introduction to Clinical Nursing” yang
dipublikasikan berulang kali pada tahun pada tahun 1969, 1973 & 1989. Ia juga
menerima gelar doktor kehormatan dari Loyola University pada tahun 1992.
Penghargaan :
a. A charter fellow of the American Academy of Nursing(1973)     
b. An honorary membership in the American Mental Health Aid to Israel (1976)
c. Honorary Recognition from the Illinois Nurses' Association
d. Member of Sigma Theta Tau (Alpha Beta Chapter, Loyola University)
e. Enlisted in Who's Who in Americal Women (1977-1988)
f. Enlisted in Who's Who in American Nursing (1987)       
g. Elected fellow in the Institute of Medicine of Chicago (1987-1991)
h. First recipient of the Elizabeth Russel Belford Award for excellence in teaching
from Sigma Theta Tau (1977)
i. Both the first and second editions of her book, Introduction to Clinical Nursing,
received American   Journal of Nursing (AJN) Book of the Year awards and her
1971 book, Renewal for Nursing was translated to Hebrew
j. Awarded Honorary Doctorate of Humane Letters from Loyola University of
Chicago (1992)

B. Teori Empat Konsep atau Utama


Selama bertahun-tahun, perawat (seperti Myra Levine) telah mengembangkan
berbagai teori yang memberikan penjelasan yang berbeda dari disiplin keperawatan.
Seperti dia Konservasi Model, semua berbagi teori empat konsep pusat atau utama:
orang, lingkungan, keperawatan dan kesehatan. Selain ini, Levine Model juga dibahas
orang dan lingkungan bergabung atau menjadi kongruen dari waktu ke waktu, karena
akan dibahas di bawah.
1. Manusia
Manusia digambarkan sebagai individu yang holistic yang terus-menerus
berusaha untuk mempertahankan keutuhan dan integritas sebagai makhluk yang
berfikir, berorientasi pada masa depan, dan masa lalu. Manusia memliki
kepekaan identitas dan harga diri. Berdasarkan Levine (1989), proses kehidupan
adalah proses perubahan.
2. Keperawatan
Keperawatan adalah interaksi manusia (Levine, 1973). Perawat masuk ke
dalam satu kemitraan dengan pasien dan berbagi pengalaman dengan setiap
pasien (Levine, 1977). Tujuan keperawatan adalah untuk mempromosikan
adaptasi dan mempertahankan keutuhan baik individu maupun masyarakat.
Keperawatan adalah untuk mempromosikan kesehatan, menyadari bahwa setiap
individu memiliki respon yang unik sebagai individu dan anggota kelompok.
Integritas individu yaitu keutuhan individu (bio,psiko, sosial, dan spiritual) dan
merupakan tanggung jawab perawat untuk membantu pasien mempertahankan
dan mencari realisasinya. Tujuan keperawatan dicapai melalui penggunaan
prinsip-prinsip konservasi : energi, struktur, personal, dan sosial.
3. Sehat sakit
Kesehatan secara umum didefinisikan sebagai kemampuan untuk
melakukan fungsi secara normal (Levine, 1969). Kesehatan bukan hanya tidak
adanya kondisi patologis. Kesehatan juga diartikan sebagai terjaganya keutuhan
tubuh dan keberhasilan adaptasi. Perubahan status kesehatan tidak hanya
perubahan fungsi fisiologis (konservasi integritas struktural) tetapi dapat juga
terjadi gangguan pada beberapa prinsip konservasi yang lain.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah "di mana kita terus-menerus dan secara aktif terlibat"
dalam menjalani kehidupan. Levine juga memandang bahwa setiap individu
memiliki lingkungan sendiri, baik secara internal maupun eksternal. Lingkungan
internal meliputi fisiolosis dan pathofisiologis, dan lingkungan eksternal sebagai
level persepsi, opersional dan konseptual.

C. Teori Levine Dan Proses Keperawatan


Teori perawatan Levine pada pokoknya sama dengan elemen-elemen proses
perawatan. Menurutnya harus selalu mengobservasi klien, memberikan intervensi
yang tepat sesuai dengan perencanaan dan mengevaluasi. Semua tindakan ini
bertujuan untuk membantu klien. Menurutnya dalam perawatan klien, perawat dan
klien harus bekerja sama.
Dalam teori Levine, klien dipandang dalam posisi ketergantungan, sehingga
kemampuan klien terbatas untuk berpartisipasi dalam pengumpulan data,
perencanaan, implementasi atau semua fase dari posisi ketergantungan. Klien
membutuhkan bantuan dari perawat untuk beradaptasi terhadap gangguan
kesehatannya. Perawat bertanggung jawab dalam menentukan besarnya kemampuan
partisipasi klien dalam perawatan.Dalam fase pengkajian, klien dikaji melalui dua
metoda yaitu interview dan observasi. dalam pengkajian berfokus pada klien,
keluarga, anggota lainnya, atau hanya mempertimbangkan penjelasan dari mereka
dalam membantu memecahkan permasalahan kesehatanklien.
Hal ini juga mempengaruhi kesiapan klien dalam menghadapi lingkungan
eksternal. Menurut Levine, jika anggota keluarga membutuhkan suatu perjanjian
maka keluarga harus menjadi sasaran pengkajian. Dalam pengkajian menyeluruh,
perawat menggunakan empat prinsip teori Levine yang disebut pedoman pengkajian.
Perawat menitik beratkan pada keseimbangan energi klien dan pemeliharaan
integritas klien. Kemudian perawat mengumpulkan sumber energi klien yaitu nutrisi,
istirahat (tidur), waktu luang, pola koping, hubungan dengan anggota keluarga/orang
lain, pengobatan, lingkungan dan penggunaan energi yakni fungsi dari beberapa
sistem tubuh, emosi dan stress sosial dan pola kerja. Juga data tentang integritas
struktur klien yaitu pertahanan tubuh, struktur fisik, integritas personal (sistem diri
klien) yakni keunikan, nilai, kepercayaan dan integritas sosial yakni : proses
keputusan dari klien dan hubungan klien dengan orang lain serta kesukaran dalam
berhubungan dengan orang lain atau masyrakat. 
Setelah mengumpulkan semua data, perawat menganalisa data secara
menyeluruh. Analisa ini mencerminkan keseimbangan kekuatan dan kelemahan dari
diri klien pada empat area pengkajian (prinsip konservasi). Analisa ini juga
membutuhkan pengumpulan data lebih banyak. Dalam menganalisa, konsep dan teori
dari disiplin lain juga sama penekanannya. Dalam fase perencanaan dimasukkan
tujuan akhir. Proses perawatan menekankan kualitas dari aktivitas klien dan perawat.
Bagaimanpun, Levine tidak secara khusus mengidentifikasikan atau menekankan
kebutuhan sebagai tujuan akhir.

Tujuan harus mencerminkan usaha membantu klien untuk beradaptasi dan mencapai
kondisii sehat. Dalam fase perencanaan, perawat harus menetapkan tujuan :
1. Menetapkan strategi yang dipakai untuk perencanaan.
2. Menentukan tingakat perencanaan yang harus dikembangkan untuk mencapai
suatu tujuan
Levine menyatakan perawat harus mempunyai dasar pengetahui praktis,
kemudian tahapan dari perencanaan perawatan harus berdasar dari prinsip, hukum,
konsep, teori, dan pengetahuan tentang diri manusia. Dalam mengembangkan
perencanaan perawat harus meningkatkan kemampuan partisipasi klien dalam
perencanaan perawatan dan mengidentifikasi tingkat partisipasi klien. Selama fase
perencanaan perawat boleh konsul dengan team kesehatan lain. Pelaksanaan dari
perawatan disebut implementasi. Perawat harus mengawasi respon klien. Data
dikumpulkan kemudian dipakai dalam fase evaluasi. Selama fase evaluasi perawat
bertanggung jawab untuk memberikan perawatan kepada klien.

Teori Levine menyatakan bahwa :


1. Perawat harus memiliki skill untuk melaksanakan intervensi keperawatan.
2. Intervensi perawat mendorong adaptasi klien.
3. Dalam fase evaluasi perawat memusatkan respon dari klien untuk melakukan
tindakan perawatan.
4. Perawat mengumpulkan data tentang respon klien untuk menetukan intervensi
perawatan yaitu tentang pengobatan atau support.

     Bagaimana teori Levine berfokus pada orang per orang, berorientasi pada
waktu sekarang maupun masa yang akan datang, dan klien dengan gangguan
kesehatan membutuhkan intervensi perawatan.

D. Konsep Dasar Model Konservasi Levine


Teori keperawatan Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan
dipublikasikan pada tahun 1973, menggambarkan klien sebagai mahkluk hidup
terintegrasi  yang saling berinteraksi  dan beradaptasi terhadaplingkungannya.Lervine
percaya bahwa intervensi keperawatan merupakan aktivitas konservasi , dengan
konservasi energi sebagai pertimbangan utama (Fawcett,1989).
Sehat dipandang dari sudut konservasi  energi dalam lingkup area.Model
konservasi levine merupakan Keperawatan praktis dengan konservasi model dan
prinsip yang berfokus pada pelestarian energi pasien untuk kesehatan dan
penyembuhan. Levine menyebutnya sebagai empat prinsip konservasi dalam
keperawatan :
1. Konservasi Energi
Individu memerlukan keseimbangan energi dan memperbaharui energi secara
konstan untuk mempertahankan aktivitas hidup. Konservasi energi dapat
digunakan dalam praktek keperawatan.
2. Konservasi Integritas Struktur
Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari integritas struktur. Seorang
perawat harus membatasi jumlah jaringan yang terlibat dengan penyakit melalui
perubahan fungsi dan intervensi keperawatan.
3. Konservasi Integritas Personal
Seorang perawat dapat menghargai klien ketika klien dipanggil dengan namanya.
Sikap menghargai tersebut terjadi karena adanya proses nilai personal yang
menyediakan privasi selama prosedur. 
4. Konservasi Integritas Sosial
Kehidupan berarti komunitas social dan kesehatan merupakan keadaan social
yang telah ditentukan. Oleh karena itu, perawat berperan menyediakan kebutuhan
terhadap keluarga, membantu kehidupan religius dan menggunakan hubungan
interpersonal untuk konservasi integritas social.

E. Tiga Konsep Utama Dari Model Konservasi


1. A.Wholeness (Keutuhan)
Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai sebuah
sistem terbuka:“Wholeness emphasizes a sound, organic, progressive mutuality
between diversified functions and parts within an entirety, the boundaries of
which are open and fluent. (Keutuhan menekankan pada suara, organik,
mutualitas progresif antara fungsi yang beragam dan bagian-bagian dalam
keseluruhan, batas-batas yang terbuka)”  Levine (1973, hal 11) menyatakan
bahwa “interaksi terus-menerus dari organisme individu dengan lingkungannya
merupakan sistem yang ‘terbuka dan cair’, dan kondisi kesehatan, keutuhan,
terwujud ketika interaksi atau adaptasi konstan lingkungan, memungkinkan
kemudahan (jaminan integritas) di semua dimensi kehidupan”. Kondisi dinamis
dalam interaksi terbuka antara lingkungan internal dan eksternal menyediakan
dasaruntuk berpikir holistik,  memandang individu secara keseluruhan.
2. Adaptasi
Adaptasi merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan
mempertahankan integritas individu dalam menghadapi realitas lingkungan
internal dan eksternal. Konservasi adalah hasil dari adaptasi. Beberapa adaptasi
dapat berhasil dan sebagian tidak berhasil.
Levine mengemukakan 3 karakter adaptasi yakni: historis, spesificity, dan
redundancy. Levin menyatakan bahwa setiap individu mempunyai pola respon
tertentu untuk menjamin keberhasilan dalm aktivitas kehidupannya yang
menunjukkan  adaptasi historis dan spesificity. Selanjutnya pola adaptasi dapat
disembunyikan dalam kode genetik individu. Redundancy menggambarkan
pilihan kegagalan yang terselamatkan dari individu untuk menjamin adaptasi.
Kehilangan redundancy memilih apakah melalui trauma, umur, penyakit, atau
kondisi lingkungan yang membuat individu sulit mempertahankan hidup.
a. Lingkungan
Levine memandang setiap individu  memiliki lingkungannya sendiri baik
lingkungan internal maupun eksternal. Perawat dapat menghubungkan
lingkungan internal individu dengan aspek fisiologis dan patofisiologis, dan
lingkungan eksternal sebagai level persepsi, opersional dan konseptual.
Level perseptual melibatkan kemampuan menangkap  dan  menginterpretasi
dunia dengan organ indera. Level operasional terdiri dari segala sesuatu yang
mempengaruhi individu secara fisiologis meskipun mereka tidak dapat
mempersepsikannya secara langsung, seperti mkroorganisme. Pada
konseptual level, lingkungan dibentuk dari pola budaya, dikarakteristikkan
dengan keberadaan spiritual, dan ditengahi oleh simbol bahasa, pikiran dan
pengalaman.
b. Respon organisme
Respon organisme adalah kemampuan individu untuk beradaptasi dengan
lingkungannya, yang bisa dibagi menjadi  fight atau flight, respon inflamasi,
respon terhadap stress, dan kewaspadaan persepsi.
a) Fight-flight merupakan respon yang paling primitif dimana ancaman
yang diterima individu baik nyata maupun tidak, merupakan respon
terhadap ketakutan melalui menyerang atau menghindar hal ini bersifat
reaksi yang tiba-tiba. Respon yang disampaikan adalah kewaspadaan
untuk mencari informasi untuk rasa aman dan sejahtera. 
b) Respon peradangan atau inflamasi merupakan mekanisme pertahanan
yang melindungi diri dari lingkungan yang merusak, merupakan cara
untuk menyembuhkan diri, respon individu adalah menggunakan energi
sistemik yang ada dalam dirinya untuk membuang iritan atau patogen
yang merugikan, untuk hal ini sangat dibutuhkan kontrol lingkungan.
c) Respon terhadap stress menghasilkan respon defensif dalam bentuk
perubahan yang tidak spesifik pada manusia, perubahan structural dan
kehilangan energi untuk beradaptasi secara bertahap terjadi sampai rasa
lelah terjadi, dikarakteristikkan  dengan pengaruh yang menyebabkan
pasien atau individu berespon terhadap pelayanan keperawatan. 
d) Kewaspadaan perceptual, respon sensori menghasilkan kesadaran
persepsi, informasi dan pengalaman dalam hidup hanya bermanfaat
ketika diterima secara utuh oleh individu, semua pertukaran energi
terjadi dari individu ke lingkungan dan sebaliknya. Hasilnya adalah
aktivitas fisiologi atau tingkah laku. Respon ini sangat tergantung
kepada kewaspadaan perceptual individu, hanya terjadi saat individu
menghadapi dunia (lingkungan) baru disekitarnya dengan cara mencari
dan mengumpulkan informasi dimana hal ini bertujuan untuk
mempertahankan keamanan dirinya.
c. Trophicognosis
Levine merekomendasikan trophicognosis sebagai alternatif untuk diagnosa
keperawatan. Ini merupakan metode ilmiah untuk menentukan sebuah
penentuan rencana keperawatan.

3. Konservasi
Levine menguraikan model Konservasi sebagai inti atau dasar teorinya.
Konservasi menjelaskan suatu system yang kompleks yang mampu melanjutkan
fungsi ketika terjadi tantangan yang buruk. Dalam pengertian Konservasi juga,
bahwa individu mampu untuk berkonfrontasi dan beradaptasi demi
mempertahankan keunikan mereka.
F. Aplikasi dalam keperawatan
1. Aplikasi Pada Proses Keperawatan
Proses Keperawatan Levin dengan menggunakan pemikiran kritis (Tomey, 2006)

Proses Pembuatan keputusan


Pengkajian Perawat mengobservasi pasien dengan
 Mengumpulkan  data provokatif melalui melihat respon organisme teradap
wawancara dan observasidengan penyakit, membaca catatan medis, evaluasi
menggunakan prinsip konservasi hasil diagnostik dan berdiskusi dengan
1. Konservasi energy pasien tentang kebutuhan  akan
2. Integritas struktur bantuannya.n
3. Integritas personal Perawat mengkaji pengaruh lingkungan
4. Integritas sosial eksternal dan internal pasien dengan
prinsip konservasi.
Fakta provokatif  yang perlu dikaji:
1. Keseimbangan suplai dan kebutuhan
energy
2. Sistem pertahanan tubuh
3. harga diri
4. Kesiapan seseorang dalam
berpartisipasi dalam sosial sistem
Keputusan à Tropihicognosis  Fakta provokatif disusun sedemikian rupa
 Diagnosa keperawatan à menyimpulkan untuk menunjukkan kemungkinan dari
fakta provokatif kondisi pasien. Sebuah kep utusan
mengenai bantuan yang dibutuhkan pasien
dibuat .
Keputusan ini disebut tropihicognosis
Hipotesis Berdasarkan keputusan, perawat
 Mengarahkan intervensi keperawatan memvalidasi masalah pasien, lalu
dengan tujuan untuk keutuhan dan mengemukakan hipotesis tentang masalah
promosi adaptasi dan solusinya. Ini disebut rencana
keperawatan.
Intervensi  Perawat menggunakan hipotesis untuk
memberi arah dalam melakukan
Uji hipotesis perawatan.
Intervensi dilakukan berdasarkan prinsip
konsevasi, yaitu konservasi energi,
struktur, personal dan sosial.
Pendekatan ini diharapkan mampu
mempertahankan keutuhan dan promosi
adaptasi.
Evaluasi  Hasil dari uji hipotesa dievaluasi dengan
Observasi repon organisme terhadap mengkaji respn organisme apakah
intervensi hipotesis membantu atau tidak.

G. Keterbatasan Teori
Meskipun kelengkapan dan aplikasi teori Levine luas, model ini bukan tanpa
batasan. Sebagai contoh model konservasi Levine berfokus pada penyakit yang
bertentangan dengan kesehatan; demikian, intervensi keperawatan dibatasi hanya
untuk mengatasi kondisi penyajian individu. Oleh karena itu, intervensi keperawatan
berdasarkan teori Levine adalah berfokus pada saat ini dan jangka pendek, dan tidak
mendukung prinsip-prinsip promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, meskipun
ini adalah komponen penting dari praktek keperawatan saat ini. Dengan demikian,
keterbatasan utama adalah fokus pada individu dalam keadaan sakit dan pada
ketergantungan pasien. Selanjutnya, perawat memiliki tanggung jawab untuk
menentukan kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan, dan jika
persepsi perawat dan pasien tentang kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam
perawatan tidak cocok, ketidakcocoka ini akan menjadi daerah konflik.
Selain itu, ada beberapa keterbatasan ketika ke empat prinsip Conservational Model
diterapkan :
1. Konservasi energi, Levine tujuan adalah untuk menghindari penggunaan energy
yang berlebihan atau kelelahan. Hal ini diatur dalam perawatan sakit samping
tempat tidur klien. Dalam kasus di mana kebutuhan energi untuk digunakan dari
pada seperti pada pasien mania, ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity
Disorder) pada anak-anak atau mereka dengan gerakan terbatas seperti klien
lumpuh, teori Levine itu tidak berlaku.
2. Pada konservasi integritas struktural, fokusnya adalah untuk melestarikan
struktur anatomi tubuh serta untuk mencegah kerusakan struktur anatomi. Ini,
sekali lagi, memiliki keterbatasan. Dalam kasus-kasus dimana struktur anatomis
tidak begitu sempurna tapi tanpa diidentifikasi cacat atau masalah seperti dalam
operasi plastik, prosedur seperti perangkat tambahan payudara dan liposuctions;
integritas struktural seseorang dikompromikan tetapi pilihan pasien mencari
kecantikan fisik dan kepuasan psikologis yang dibawa ke pertimbangan. Jika
tidak demikian, prosedur tidak boleh dipromosikan.
3. Pada konservasi integritas personal, perawat diharapkan memberikan
pengetahuan dan kebutuhan pasien harus dihormati, dilengkapi dengan privasi,
didorong dan psikologis didukung. Keterbatasan di sini akan berpusat pada klien
yang secara psikologis terganggu dan lumpuh dan tidak bisa memahami dan
menyerap pengetahuan, pasien koma yaitu, individu atau klien bunuh diri.
4. Tujuan konservasi integritas sosial adalah untuk melestarikan dan pengakuan dari
interaksi manusia, terutama dengan klien, orang lain yang signifikan yang terdiri
dari sistem dukungannya. Keterbatasan khusus untuk ini, adalah ketika klien
tidak memiliki orang lain yang signifikan seperti ditinggalkan anak-anak, pasien
psikiatris yang tidak mampu berinteraksi, klien tidak responsif seperti orang tak
sadar, fokus di sini adalah tidak lagi pasien sendiri namun orang-orang yang
terlibat dalam perawatan kesehatannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan model-model konsep dalam keperawatan, perawat harus
mengembangkan interaksi antara perawat dan klien untuk membantu individual
dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan sehingga dapat
membantu memenuhi tekanan atau memenuhi kebutuhan yang dihasilkan dari suatu
kondisi, lingkungan, situasi atau waktu yang bertujuan untuk melakukan konservasi
kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki klien secara
optimal. 

B. Saran
Diharapkan kita sebagai seorang perawat mampu menerapkan model konsep
keperawatan dan marilah kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan
penderitaan pasien yang kita rawat. Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang
paling kita sayang. Agar pasien merasa nyaman pada saat di sakit bukan menderita
lagi. jangan pantang menyerah dan berputus asa dalam merawat pasien. Menjadi
perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kalau kita tidak menacoba kita tidak
akan pernah bisa. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mempunyai
tekad untuk melakukannya dengan gigih dan rajin.
DAFTAR PUSTAKA

 Buebeak, Alc Muthya.2014. MAKALAH TEORI MYRA ESTRIN LEVINE.


[Online].Tersedia : http://alcmuthya.blogspot.co.id/2014/10/makalah-teori-myra-
estrin-levine.html [21 Oktober 2014].
 Jingga,Pelangi.2013 TEORI DAN MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN
MENURUTTEORILEVINE.[Online].Tersedia: http://egasilviaroza.blogspot.co.id/20
13/11/teori-dan-model-konseptual-keperawatan.html [13 November 2013].

Anda mungkin juga menyukai