Kelompok I
ALDRIANSYAH
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cairan dan elektrolit sangat penting untuk memoertahankan keseimbangan atau
homeostasis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi
fungsi fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air yang mengandung
partikelpartikel bahan organic dan anorganik yang vital untuk hidup.Elektrolit tubuh
mengandung komponen-komponen kimiawi. Elektrolit tubuh ada yang bermuatan positif
(kation) dan bermuatan negative (anion). Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh,
termasuk fungsi neuromuscular dan keseimbangan asam-basa.Pada fungsi neuromuscular,
elektrolit memegang peranan penting terkait dengan transmisi impuls saraf.
B. Rumusan Masalah
a. Apa definisi dari kebutuhan cairan dan elektrolit?
b. Apa komposisi dari cairan dalam tubuh ?
c. Apa mekanisme haus di dalam tubuh ?
d. Perpindahan cairan yang ada didalam tubuh .?
e. Asuhan keperawatan untuk pasien hipokalemia ?
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui hal yang berhubungan dengan kebutuhan cairan dan elektrolit.
b. Untuk mengetahui komposisi cairan didalam tubuh.
c. Untuk mengetahui mekanisme haus di dalam tubuh.
d. Mengetahui perpindahan cairan yang ada di dalam tubuh
e. Mengetahui asuhan keperawatan untuk pasien hipokalemia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya
yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya
dengan proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya
lingkungansel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseimbangancairan ini dinamakan “homeostasis”.
Semua cairan tubuh adalah air larutan pelarut, substansi terlarut (zat terlarut)
a. Air
Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria Dewasa hampir 60% dari
beratbadannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat badannya.
b. Solut (terlarut) dua jenis substansi terlarut (zat terlarut) elektrolit dan non-elektrolit.
a) Elektrolit : Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam larutan dan akan
menghantarkan arus listrik. Jumlah kation dan anion, yang diukur dalam mili
ekuivalen, dalam larutan selalu sama.mol/L) atau dengan berat molekul dalam
garam ( milimol/liter mEq/L.
1. Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation
ekstraselular utamaadalah natrium (Na), sedangkan kation intraselular utama
adalah kalium (K). Sistem pompaterdapat di dinding sel tubuh yang memompa
natrium ke luar dan kalium ke dalam
2. Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion
ekstraselular utama adalah klorida ( Clˉ ), sedangkan anion intraselular utama
adalah ion fosfat (PO4ɜ).
b) Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam
larutan dan diukur berdasarkan berat (miligram per 100 ml-mg/dl). Non elektrolit
lainnya yang secara klinispenting mencakup kreatinin dan bilirubin.
C. MEKANISME HAUS
Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (>280 mOsm) akan merangsang
osmoreseptor di hypotalamus. Rangsangan ini akan dihantarkan ke neuron hypotalamus yang
mensintesis vasopresin.Vasopresin akan dilepaskan oleh hipofisis posterior ke dalam darah
dan akan berikatan dengan reseptornya di duktus koligen. ikatan vasopresin dengan
reseptornya di duktus koligen memicu terbentuknya aquaporin, yaitu kanal air di membrane
bagian apeks duktus koligen.Pembentukkan aquaporin ini memungkinkan terjadinya
reabsorbsi cairan ke vasa recta.Hal ini menyebabkan urine yang terbentuk di duktus koligen
menjadi sedikit dan hiperosmotik atau pekat, sehingga cairan di dalam tubuh tetap
dipertahankan. selain itu,rangsangan pada osmoreseptor di hypotalamus akibat peningkatan
osmolaritas cairan ekstrasel juga akan dihantarkan ke pusat haus di hypotalamus sehingga
terbentuk perilaku untuk membatasi haus,dan cairan di dalam tubuh kembali normal.
E. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi,
mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik,
mental, sosial, dan lingkungan. (Nasrul Effendy, 1995)
a) Aktifitas atau istirahat
Gejala : kelemahan umum, latergi.
b) Sirkulasi
Tanda :* Hipotensi* Nadi lemah atau menurun, tidak teratur.* Bunyi jantung jauh.*
Perubahan karakteristik EKG.* Disritmis, PVC, takikardia / fibrasi ventrikel.
c) Eliminasi
Tanda :* Nokturia, poliuria bila faktor pemberat pada hipokalemia meliputi GJK
atau DM.* Penurunan bising usus, penurunan mortilitas, usus, ilues paralitik.*
Distensi abdomen.
d) Makanan / cairanGejala : Anoreksia, mual, muntah.
e) NeurosensoriGejala : paresthesia
Tanda : Penurunan status mental / kacau mental, apatis, mengantuk, peka
rangsangan, koma, hiporefleksia, tetani, paralisis.* Penurunan bising usus,
penurunan mortilitas, usus, ileus paralitik.* Distensi abdomen
f) Nyeri / kenyamananGejala : nyeri / kram otot
g) PernapasanTanda : hipoventilasi / menurun dalam pernapasan karena kelemahan
atau paralisis otot diafragma.(Marilyn E. Doenges 2002 hal 1048)
Karena hipokalemia dapat mengancam jiwa, penting artinya untuk memantau timbulnya
hipokalemia pada pasien-pasien yang beresiko. Adanya keletihan, anoreksia, kelemahan
otot, penurunan mortilitas usus, parestesia, atau disritmia harus mendorong perawat
untuk memeriksa konsentrasi kalium serum. Jika tersedia, elektrokardiogram dapat
memberikan informasi yang bernmanfaat. Pasien-pasien yang menerima digitalis yang
berisiko mengalami defisiensi kalium harus dipantau dengan ketat terhadap tanda-tanda
terjadinya toksisitas digitalis karena hipokalemia meningkatkan aksi digitalis. Pada
kenyataannya, dokter biasanya memilih untuk mempertahankan kadar kalium serum
lebih besar dari 3,5 mEq/L (SI : 3,5 mmol/L) pada pasien-pasien yang menerima
digitalis. (Brunner & Suddarth, 2002, hal.261)
b. Diagnoasa Keperawatan
Diagnosa yang sering ditemukan pada pasien hipokalemia secara teoritis adalah sebagai
berikut :
a) Gangguan rasa nyaman; nyeri berhubungan dengan proses penyakit hipokalemia.
b) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik akibat kelelahan.
c) Hipertermi berhubungan dengan kegagalan untuk mengatasi infeksi akibat penyakit
hipokalemia.
d) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan akibat penurunan fungsiotot
dalam tubuh.
e) Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan anoreksi; mual muntah.
f) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
g) Penurunan status mental / kacau mental, apatis, mengantuk, peka rangsangan, koma,
hiporefleksia, tetani, paralisis.* Penurunan bising usus, penurunan mortilitas, usus,
ileus paralitik.* Distensi abdomen
h) Nyeri / kenyamananGejala : nyeri / kram otot
i) PernapasanTanda : hipoventilasi / menurun dalam pernapasan karena kelemahan
atau paralisis otot diafragma.(Marilyn E. Doenges 2002 hal 1048)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan.Komposisi cairan tubuh adalah air larutan pelarut, substansi terlarut (zat
terlarut).Perpindahan dalam cairan tubuh terdapat difusi ,osmosis,transport aktif.
Hipokalemia adalah suatu keadaan dimana kadar atau serum mengacu pada konsentrasi
dibawah normal yang biasanya menunjukkan suatu kekurangan nyata dalam simpanan
kalium total.
B. Saran
Kami merasa makalah ini banyak kekurangan, karena kurangnya pengetahuan pada
saat pembuatan makalah ini, kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun pada pembaca agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/57174037/Konsep-Dasar-Cairan-Dan-Elektrolit
http://www.scribd.com/doc/7244500/Kebutuhan-Cairan-Dan-Elektrolit
http://www.scribd.com/doc/17059905/Cairan-Dan-Elektrolit-Dalam-Tubuh-Manusia