Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Teori keperawatan digunakan untuk memnyusun suatu model


yang berhubungan dengan konsep keperawatan. Teori keperawatan
juga mengidentifikasi dan mejajbarkan konsep yang berhubungan
dengan hal-hal nyata dalam keperawatan sehingga teori
keperawatan di dasarkan pada kenyataan-kenyataan yang ada di
alam dan sesuai dengan kenyataan yang ada. Selain itu teori
keperawatan harus konsisten sebagai dasar-dasar dalam
mengembangkan model konsep keperawatan.

Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi


perawat untuk memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian
asuhan keperawatan, baik bentuk tindakan atau bentuk model
praktek keperawatan sehingga berbagai masalah dapat teratasi.

Pandangan model konsep dan teoroi ini merupakan


gambaran dari bentuk pelayanan keperawatan yang akan diberikan
dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia berdasarkan tindakan
dan lingkup pekerjaan dengan arah yang jelas dalam pelayanan
keperawatan. Dalam keperawatan terdapat beberapa model konsep
keperawatan berdasarkan pandangan ahli dalam bidang
keperawatan, yang memiliki keyakinan dan nilai yang mendasarinya,
tujuan yang hendak di capai serta pengetahuan dan keterampilan
yang ada.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Biografi Myyra Rstrin Levine?

2. Bagaimana Konsep Utama Teori Levine?

3. Bagaimana konsep dasar model konservasi levine ?

4. Bagaimana Teori Levine dan proses Keperawatan?

1
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui biografi singkat Myra Estrin Levine

2. Untuk memahami konsep utama Teori Levine

3. Untuk mengetahui konsep dasar Model konservasi Levine

4. Untuk mengetahui Teori Levine dan proses keperawatan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Myra Estrin Levine


Myra estrin Levine lulus dari Cook County School of Nursing
tahun 1944 dan memperoleh gelar Bachelor Science of Nursing (BSN)
dari University of Chicago pada tahun 1949. M.S.N. dari universitas
negeri Wayne pada tahun 1962. Dan beliau lulus program pascasarjana
di universitas Chicago. Kurikulum hutchins diajarkan kepada mahasiswa
di universitas Chicago. Selama setahun, Semua mahasiswa survey
dalam ilmu biologi, fisika, dan social dan sastra. Mahasiswa membaca
dan menganalisis perbedaan pekerjaan utama di bawah bimbingan
professor. Irene Beland menjadi mentor Levine selama studi
pascasarjananya di Wayne dan dia mengarahkan perhatian Levine
untuk banyak penulis yang sangat dipengaruhi oleh pemikiran Levine.
Levine telah menikmati karier yang bervariasi. Ia telah bertugas menjadi
perawat swasta (1944), sebagai perawat sipil untuk U.S Army (1945),
sebagai Seorang instruktur precnical dalam ilmu fisika di negara Cook
(1947-1950), sebagai direktur keperawatan di Drexel Home di Chicago
(1950 sampai 1951), dan supervisor perawat bedah di kedua universitas
klinik Chicago (1951-1952) dan rumah sakit Henry Fort di Detroit (1956-
1962). Levine bekerja menanjak perjalanan akademik di rumah sakit
Bryan Memorial di Lincoln, Nebraska (1951), Cook Country School of
Nursing (1963-1967) universitas Loyola (1967-1973), universitas Rush
(1974-1977) dan universitas Illinois (1962-1963, 1977-1987). Ia
memimpin departemen keperawatan klinik di Cook Country School of
Nursing (1963-1967) dan kordinasi pascasarjana keperawatan bagian
Onkologi di Rush university (1974-1977). Levine menjadi direktur
departemen pendidikan berkelanjutan (Continuiting Education) di rumah

3
sakit Evanston ( Maret-Juni 1974), dan sebagai konsultan untuk
departemen (Juli 1974-1976). Dia adalah seorang profesor tambahan
studi humanistik di universitas Illinois (1981-1987). Pada tahun 1987, di
menjadi seorang professor Emerita, keperawatan Medical Bedah di
universitas Illionis di Chicago. Pada tahun 1974, Levine pindah ke
universitas Tel-Aviv di Israel sebagai professor pengunjung dan kembali
sebagai dosen tamu pada tahun 1982. Dia juga sebagai professor
(dosen) tamu di sekolah keperawatan Recanati, universitas Ben gurion
untuk Negev, di Beer Sheva, Israel (maret-april 1982). Levine telah
menerima berbagai penghargaan termasuk piagam sesama akademi
keperawatan Amerika (1973), dan anggota kehormatan dari kesehatan
mental Aid Amerika untuk Israel (1976), dan pengakuan kehormatan
dari perawat asosiasi Illinois (1977). Dia adalah penerima pertama
penghargaan Elizabeth Russell Belford Award untuk keunggulan
mengajar dari Sigma Theta Tau (1977). Baik edisi pertama dan edisi
kedua dari bukunya “Introduction To Clinical Nursing” menerima buku
jurnal Amerika tahun penghargaan keperawatan dan bukunya tahun
1971 “Renewal for Nursing” di terjemahkan ke dalam bahasa Ibrani.
Levine terdaftar dalam Who’s Who in American Women (1977-1988)
dan Who Who in America Nursing (1987). Dia terpilih dalam lembaga
sesama kedokteran Chicago (1987-1991). Bab Alpha Lambda dari
Sigma Theta Tau diakui Levine untuk kontribusi luar biasanya untuk
keperawatan pada tahun 1990. Januari 1992, Ia juga menerima gelar
doktor kehormatan dari Loyola University, Chicago. Levine seorang
pemimpin yang aktif di perawat asosiasi Amerika dan perawat asosiasi
Illinois. Setelah dia pensiun pada tahun 1987, dia tetap aktif dalam
pengembangan teori dan dorongan pertanyaan dari penelitian tentang
teorinya.
Sebuah pembicaan dinamik, dia seorang presenter/penyaji
dalam berbagai program, workshops, seminar, dan panel dan sebagai
penulis yang produktif mengenai keperawatan dan edukasi/pendidikan.

4
Levine juga menjabat sebagai konsultan untuk rumah sakit dan sekolah
keperawatan. Meskipun dia tidak pernah dimaksudkan untuk
mengembangkan teori, dia memberikan struktur organisasi untuk
mengajar keperawatan Medikal Bedah dan stimulus bagi
pengembangan teori. "empat prinsip-prinsip konservasi keperawatan"
adalah pernyataan pertama dari prinsip-prinsip konservasi. Karya awal
lainnya termasuk "adaptasi dan penilaian: alasan untuk intervensi
keperawatan. Untuk kurangnya cinta sendiri dan pengajaran dari
keutuhan. Edisi pertama dari bukunya menggunakan prinsip konservasi
“Introduction To Clinical Nursing” yang dipublikasikan pada tahun 1969.
Dia mengenai konsekuensi dari empat prinsip konservasi di “Holistic
Nursing”. Edisi kedua dari Introduction to Clinical Nursing dipublikasikan
pada tahun 1973. Sejak itu, Levine telah menghadirkan teori prinsip-
prinsip konservasi di konferensi perawat, beberapa di antaranya telah
direkam, dan di konferensi perguruan tinggi Allentown Santo Fransiskus
de Sales bulan April 1984.
Pada tahun 1989, perubahan substansial dan klarifikasi tentang
teorinya diterbitkan dalam bab "empat prinsip konservasi: dua puluh
tahun kemudian" di buku Riehl Conceptual Models for Nursing Practice.
Levine menguraikan tentang bagaimana redundansi ciri ketersediaan
respon adaptif ketika stabilitas terancam. Proses adaptasi membuat
ekonomi tubuh untuk menjaga stabilitas individu. Hasil adaptasi adalah
konservasi.
Pada tahun 1991, ia secara eksplisit terkait kesehatan untuk
proses konservasi untuk memperjelas bahwa model konservasi
memandang kesehatan sebagai salah satu komponen yang penting.
konservasi, melalui pengobatan, berfokus pada integritas dan reklamasi
kesatuan semua orang.
Levine meninggal pada tanggal 20 Maret tahun 1996 pada usia
75. Dia meninggalkan warisan sebagai seorang pendidik, ulama,
administrator, mahasiswa, istri, ibu, teman, dan perawat. Sebelum

5
kematiannya, dia memiliki kesempatan untuk meyakinkan rekan-
rekannya bahwa spiritualitas merupakan bagian implisit dari kepribadian
dan penting untuk pemeliharaan integritas pribadi.

B. Konsep Utama Teori Konservasi Levine


Teori Myra Estin Levine dikenal dangan Konservasi
Model. Model Konservasi Levine difokuskan dalam mempromosikan
keseluruhan adaptasi dan pemeliharaan dengan menggunakan prinsip-
prinsip konservasi. Model ini memandu perawat untuk berfokus pada
pengaruh-pengaruh dan respon-respon di tingkatan yang organismik.
Perawat memenuhi sasaran dari model melalui konservasi energi,
struktur, dan integritas sosial dan pribadi (Levine, 1967 dalam Tomey &
Alligood, 2006). Walaupun konservasi adalah fundamental terhadap
hasil-hasil yang diharapkan ketika model itu digunakan.
Tiga Konsep utama model konservasi yaitu keutuhan, adaptasi,
dan konservasi.
1. Wholeness (Keutuhan)
Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai
2sebuah sistem terbuka:“Wholeness emphasizes a sound, organic,
progressive mutuality between diversified functions and parts within
an entirety, the boundaries of which are open and fluid. (Keutuhan
menekankan pada suara, organik, mutualitas progresif antara fungsi
yang beragam dan bagian-bagian dalam keseluruhan, batas-batas
yang terbuka) (hal 63)” Levine (1973, hal 11) menyatakan bahwa
“interaksi terus-menerus dari organisme individu dengan
lingkungannya merupakan sistem yang ‘terbuka dan cair’, dan
kondisi kesehatan, keutuhan, terwujud ketika interaksi atau adaptasi
konstan lingkungan, memungkinkan kemudahan (jaminan integritas)
di semua dimensi kehidupan”. Kondisi dinamis dalam interaksi
terbuka antara lingkungan internal dan eksternal menyediakan dasar
untuk berpikir holistik, memandang individu secara keseluruhan.

6
2. Adaptasi
Adaptasi merupakan sebuah proses perubahan yang
bertujuan mempertahankan integritas individu dalam menghadapi
realitas lingkungan internal dan eksternal. Konservasi adalah hasil
dari adaptasi. Beberapa adaptasi dapat berhasil dan sebagian tidak
berhasil. Penekanan pada proses adaptasi ini adalah mengenai
tingkatan bukan pada proses berhasil atau gagal, jadi tidak
mengenal proses maladaptasi.
Levine (1991) mengemukakan 3 (tiga) karakteristik adaptasi,
yaitu: historis, spesificity, dan redundancy.
a. Historisitas (Historicity)
Historisitas mengacu pada gagasan bahwa respon adaptif
sebagian manusia didasarkan pada genetik dan sejarah masa
lalu. Setiap manusia terdiri dari kombinasi genetic dan sejarah,
dan respon adaptif merupakan hasil dari keduanya.
b. Kekhususan (Specifity)
Kekhususan mengacu pada fakta bahwa setiap sistem
yang membentuk manusia memiliki jalur stimulus respon yang
unik. Tanggapan yang distimulasi oleh stress spesifik dan
berorientasi tugas. Tanggapan yang dipicu dalam beberapa jalur
cenderung akan disinkronisasi.
c. Redundansi (Redundancy)
Redundansi menggambarkan pengertian bahwa jika suatu
system atau jalur tidak dapat memastikan adaptasi, maka jalur
lain mungkin dapat mengambil alih dan menyelesaikan
pekerjaan. Ini mungkin berguna bila respon korektif (misalnya,
penggunaan suntikan alergi selama periode waktu yang panjang

7
untuk mengurangi keparahan alergi secara bertahap dari system
kekebalan tubuh). Namun, redundansi dapat merugikan, seperti
ketika tanggapan yang sebelumnya gagal membangun kembali
(misalnya, ketika kondisi autoimun menyebabkan system
kekebalan manusia itu sendiri menyerang jaringan yang
sebelumnya sehat). Levin menyatakan bahwa setiap individu
mempunyai pola respon tertentu untuk menjamin keberhasilan
dalm aktivitas kehidupannya yang menunjukkan adaptasi
historis dan spesificity. pada kenyataannya, pola adaptasi dapat
disembunyikan dalam kode genetik individu. Redundancy
menggambarkan pilihan kegagalan yang terselamatkan dari
individu untuk menjamin adaptasi. Kehilangan redundancy
memilih apakah melalui trauma, umur, penyakit, atau kondisi
lingkungan yang membuat individu sulit mempertahankan hidup.
Levine (1991) menduga “adanya kemungkinan bahwa penuaan
itu sendiri merupakan konsekuensi dari gagalnya redundansi
proses fisiologis dan psikologis.

a. Lingkungan
Dalam menjalani proses adaptasi individu sangat
dipengaruhi oleh lingkungan baik internal maupun eksternal.
Levine memandang setiap individu memiliki lingkungannya
sendiri baik lingkungan internal maupun eksternal. Perawat dapat
menghubungkan lingkungan internal individu dengan aspek
fisiologis dan patofisiologis, dan lingkungan eksternal sebagai
level persepsi, opersional dan konseptual. Level perseptual
melibatkan kemampuan menangkap dan menginterpretasi
dunia dengan organ indera. Level operasional terdiri dari segala
sesuatu yang mempengaruhi individu secara fisiologis meskipun
mereka tidak dapat mempersepsikannya secara langsung,
seperti mkroorganisme. Pada konseptual level, lingkungan

8
dibentuk dari pola budaya, dikarakteristikkan dengan keberadaan
spiritual, dan ditengahi oleh simbol bahasa, pikiran dan
pengalaman.

b. Respon organism
Kemampuan individu untuk beradaptasi dengan
lingkungan disebut sebagai respon Organismik. Respon tersebut
terdiri dari 4 tingkatan, yaitu :( Menurut Levine (1973))
1) Fight-flight merupakan respon yang paling primitif dimana
ancaman yang diterima individu baik nyata maupun tidak,
merupakan respon terhadap ketakutan melalui menyerang
atau menghindar hal ini bersifat reaksi yang tiba-tiba. Respon
yang disampaikan adalah kewaspadaan untuk mencari
informasi untuk rasa aman dan sejahtera.
2) Respon peradangan atau inflamasi
Merupakan mekanisme pertahanan untuk melindungi
diri dari lingkungan yang tidak bersahabat, merupakan cara
untuk penyembuhan diri. Respon individu adalah
menggunakan energi sistemik yang ada dalam dirinya untuk
menghapus atau mencegah iritasi patogen yang merugikan.
untuk hal ini sangat dibutuhkan kontrol lingkungan.
3) Respon terhadap stress menghasilkan respon defensif dalam
bentuk perubahan yang tidak spesifik pada manusia,
perubahan structural dan kehilangan energi untuk
beradaptasi secara bertahap terjadi sampai rasa lelah terjadi,
dikarakteristikkan dengan pengaruh yang menyebabkan
pasien atau individu berespon terhadap pelayanan
keperawatan.
4) Kewaspadaan perceptual, respon sensori menghasilkan
kesadaran persepsi, informasi dan pengalaman dalam hidup

9
hanya bermanfaat ketika diterima secara utuh oleh individu,
semua pertukaran energi terjadi dari individu ke lingkungan
dan sebaliknya. Hasilnya adalah aktivitas fisiologi atau
tingkah laku. Respon ini sangat tergantung kepada
kewaspadaan perceptual individu, hanya terjadi saat individu
menghadapi dunia (lingkungan) baru disekitarnya dengan
cara mencari dan mengumpulkan informasi dimana hal ini
bertujuan untuk mempertahankan keamanan dirinya.

c. Trophicognosis
Levine merekomendasikan trophicognosis sebagai
alternatif untuk diagnosa keperawatan. Ini merupakan metode
ilmiah untuk menentukan sebuah penentuan rencana
keperawatan.

3. Konsep Konservasi
Konservasi berasal dari bahasa latin conservatio yang berarti
“to keep together”atau menjaga bersama-sama (Levine, 1973).
Konservasi menggambarkan cara system yang kompleks
dibutuhkan untuk melanjutkan fungsi bahkan jika terjadi hambatan
yang berat sekalipun (Levine, 1990). Selama konservasi, individu
dapat melawan rintangan, melakukan adaptasi yang sesuai, dan
mempertahankan keunikannya. Tujuan konservasi adalah
kesehatan dan kekuatan untuk untuk menghadapi ketidakmampuan.
Fokus utama konservasi adalah menjaga bersama-sama seluruh
aspek dari manusia/individu. Meskipun intervensi keperawatan
mungkin mengacu pada satu bagian prinsip konservasi, perawat
juga harus mengkaji pengaruh prinsip konservasi lainnya (Levine,
1990). Konservasi berfokus pada keseimbangan antara suplai dan
kebutuhan energy dalam realitas biologis yang unik untuk setiap
individu.

10
Ada 4(empat) prinsip konservasi, yaitu sebagai berikut :
a. Konservasi Energi
Individu membutuhkan keseimbangan energi dan
pembaharuan konstan dari energi untuk mempertahankan
aktifitas hidup. Proses seperti penyembuhan dan penuaan
merupakan hambatan bagi energy tersebut. Hukum
termodinamika yang kedua diterapkan pada apapun di dunia,
termasuk manusia. Konservasi energi telah lama dipakai dalam
praktik keperawatan meskipun kebanyakan pada prosedur dasar.
Tujuan dari konversi energy ini adalah untuk menghindari
penggunaan energy yang berlebihan atau kelelahan. Karena
individu memerlukan keseimbangan energy dan memperbaharui
energy secara konstan untuk mempertahankan aktivitas hidup.
Dalam praktek keperwatan, hal ini terlihat di ruang rawat pasien.
b. Konservasi Integritas Struktur
Penyembuhan merupakan proses memulihkan integritas
structural dan fungsi selama konservasi dalam mempertahanka
keutuhan levine’s 1991). Ketidakmampuan akan ditunjukkan
kepada level baru adaptasi (Levine, 1996). Perawat dapat
membatasi jumlah jaringan yang terlibat dalam penyakit dengan
deteksi dini terhadap perubahan fungsi dan dengan intervensi
keperawatan. Konservasi integritas struktur bertujuan untuk
mempertahankan atau memulihkan struktur tubuh sehingga
mencegah terjadinya kerusakan fisik dan meningkatkan proses
penyembuhan. Contoh: Membantu pasien dalam latihan ROM,
Pemeliharaan kebersihan diri pasien.
c. Konservasi Integritas Personal

1. Harga diri dan kepekaan identitas sangat penting,


merupakan hal yang paling mudah diserang. Hal ini diawali
dengan berkurangnya privasi dan munculnya kecemasan.
Perawat dapat menunjukkan respek kepada pasien selama

11
prosedur, mensupport usaha mereka, dan mengajar mereka.
Pada konservasi integritas personal, perawat diharapkan
memberikan pengetahuan dan kekuatan sehingga individu tidak
lagi melanjutkan hidup pribadi dan tidak lagi bergantung,
kebutuhan pasien harus dihormati, dilengkapi dengan privasi,
dan dukungan psikologis. kesucian hidup diwujudkan pada
semua orang. Keterbatasan di sini akan berpusat pada klien yang
secara psikologis terganggu. Konservasi integritas personal
bertujuan untuk mengenali individu sebagai manusia yang
mendapatkan pengakuan, rasa hormat, kesadaran diri, dan dapat
menentukan nasibnya sendiri.

d. Konservasi Integritas Sosial


Seorang individu diakui sebagai anggota keluarga,
anggota komunitas atau masyarakat, kelompok keagamaan,
kelompok etnis, dan system politik suatu bangsa. Makna hidup
meningkat sepanjang komunikasi sosial dan kesehatan
dipertahankan. Perawat memegang peranan professional untuk
anggota keluarga, membantu dalam kebutuhan agama, dan
menggunakan hubungan interpersonal untuk melestarikan atau
mempertahankan integritas sosial. Tujuan konservasi integritas
sosial adalah untuk melestarikan dan pengakuan dari interaksi
manusia, terutama dengan klien, orang lain yang signifikan yang
terdiri dari sistem dukungannya. Keterbatasan khusus untuk ini,
adalah ketika klien tidak memiliki orang lain yang signifikan
seperti ditinggalkan anak-anak, pasien psikiatris yang tidak
mampu berinteraksi, klien tidak responsif seperti orang tak sadar,
fokus di sini adalah tidak lagi pasien sendiri namun ada orang-
orang yang terlibat dalam perawatan kesehatannya.

C. Konsep Metaparadigma dalam Teori Levine


Myra Estrin Levine mengembangkan teori tentang model

12
konservasi. Teorinya dibagi dalam 4 (empat) asumsi utama yaitu
manusia, lingkungan, keperawatan, dan kesehatan. Model Levine
membahas juga keterkaitan antara manusia dan lingkungan yang sesuai
dari waktu ke waktu.
Schaefer mengidentifikasi pernyataan berikut sebagai asumsi
tentang model yaitu:
1. orang hanya dapat dipahami dalam konteks lingkungannya.
2. setiap sistem mempertahankan diri memonitor perilaku sendiri
dengan melestarikan penggunaan sumber daya yang diperlukan
untuk mendefinisikan identitas unik".
3. Manusia merespons dengan tunggal, belum terintegrasi, fashion.
Teori tentang model konservasi ini dibagi dalam 4 (empat)
asumsi utama yaitu
1. Manusia
Manusia digambarkan sebagai individu yang holistic yang
terus-menerus berusaha untuk mempertahankan keutuhan dan
integritas sebagai makhluk yang berfikir, berorientasi pada masa
depan, dan masa lalu. Manusia memliki kepekaan identitas dan
harga diri. Berdasarkan Levine (1989), proses kehidupan adalah
proses perubahan.
2. Keperawatan
Keperawatan adalah interaksi manusia (Levine, 1973).
Perawat masuk ke dalam satu kemitraan dengan pasien dan berbagi
pengalaman dengan setiap pasien (Levine, 1977). Tujuan
keperawatan adalah untuk mempromosikan adaptasi dan
mempertahankan keutuhan baik individu maupun masyarakat.
Keperawatan adalah untuk mempromosikan kesehatan, menyadari
bahwa setiap individu memiliki respon yang unik sebagai individu
dan anggota kelompok. Integritas individu yaitu keutuhan individu
(bio,psiko, sosial, dan spiritual) dan merupakan tanggung jawab
perawat untuk membantu pasien mempertahankan dan mencari

13
realisasinya. Tujuan keperawatan dicapai melalui penggunaan
prinsip-prinsip konservasi : energi, struktur, personal, dan sosial.
3. Sehat sakit
Kesehatan secara umum didefinisikan sebagai kemampuan
untuk melakukan fungsi secara normal (Levine, 1969). Kesehatan
bukan hanya tidak adanya kondisi patologis. Kesehatan juga
diartikan sebagai terjaganya keutuhan tubuh dan keberhasilan
adaptasi. Perubahan status kesehatan tidak hanya perubahan fungsi
fisiologis (konservasi integritas struktural) tetapi dapat juga terjadi
gangguan pada beberapa prinsip konservasi yang lain.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah "di mana kita terus-menerus dan secara
aktif terlibat" dalam menjalani kehidupan. Levine juga memandang
bahwa setiap individu memiliki lingkungan sendiri, baik secara
internal maupun eksternal. Lingkungan internal meliputi fisiolosis dan
pathofisiologis, dan lingkungan eksternal sebagai level persepsi,
opersional dan konseptual.
Levine menggunakan definisi Bates (1967) dalam Tomey &
Alligood (2006)dalam mendefinisikan lingkungan eksternal yang
terdiri dari tiga level, yaitu :
a. Perseptual
Lingkungan perseptual adalah bagian dari lingkungan
eksternal dimana individu berespon terhadap sumber sensori
seperti cahaya, suara, sentuhan, suhu, perubahan kimia yang
dibau atau yang dirasa.
b. Operasional
Lingkungan operasional adalah bagian dari lingkungan
eksternal yang berinteraksi dengan kehidupan yang mungkin
secara fisik mempengaruhi individu, tetapi tidak disadari oleh
manusia karena merupakan bagian dari lingkungan eksternal
yang berinteraksi dengan jaringan kehidupan seperti semua

14
bentuk radiasi, mikroorganisme, dan polutan. Dengan kata lain,
elemen-elemen ini mempengaruhi manusia secara fisik tetapi
tidak bisa dirasakan.

c. Konseptual
Lingkungan konseptual merupakan lingkungan eksternal
yang terdiri dari bahasa, ide,symbol, spiritual, keyakinan, dan
tradisi, budaya dan etnis, pola psikologis individu yang diperoleh
dari pengalaman hidup.

D. Pernyataan Teoritis
Karya Levine dimaksudkan untuk memberikan struktur organisasi
dalam mengajar keperawatan medikal bedah bukan untuk
mengembangkan teori; Oleh karena itu ia tidak secara eksplisit
mengidentifikasi assertions.although teoritis banyak pernyataan teoritis
dapat dihasilkan dari pekerjaannya, pernyataan utama yaitu:
1. Intervensi Keperawatan didasarkan pada konservasi energi pasien
individu
2. Intervensi Keperawatan didasarkan pada konservasi integritas
struktural pasien individu
3. Intervensi Keperawatan didasarkan pada konservasi integritas sosial
pasien individu.

E. Aplikasi Teori Pada Bidang


1. Praktek
Levine membantu mendefinisikan keperawatan dengan
mengidentifikasi kegiatan meliputi dan memberikan prinsip-prinsip
ilmiah di belakang mereka. Prinsip konservasi sebagai kerangka
kerja tidak terbatas pada perawatan di rumah sakit, tapi dapat
digeneralisasi dan digunakan di setiap lingkungan, rumah sakit, atau

15
masyarakat. Prinsip konservasi, tingkat integrasi, dan konsep
lainnya dapat digunakan dalam berbagai konteks. Hirschfeld telah
menggunakan prinsip-prinsip konservasi dalam perawatan orang
dewasa yang lebih tua. Savege dan Culbert menggunakan model
konservasi untuk membangun rencana perawatan untuk bayi. Dever
berdasarkan asuhan anak-anak pada model konservasi. Roberts,
Fleming, dan Yeates-Giese merancang intervensi untuk persalinan
berdasarkan model konservasi. Mefford menguji teori promosi
kesehatan untuk bayi prematur diturunkan dari model konservasi
Levine tentang keperawatan dan menemukan hubungan terbalik
yang signifikan antara konsistensi pengasuh dan usia di mana bayi
mencapai kesehatan dan hubungan terbalik antara penggunaan
sumber daya dengan bayi prematur selama mulai tinggal di rumah
sakit dan konsistensi pengasuh. Cooper mengembangkan kerangka
kerja untuk perawatan luka yang berfokus pada integritas struktural
sementara mengintegrasikan semua integrities. Webb
menggunakan model konservasi untuk memberikan perawatan bagi
pasien yang menjalani pengobatan kanker. Roberts, Brittin, Cook,
dan deCligord menggunakan model konservasi untuk mempelajari
pengaruh teknik bantal bumerang pada kapasitas pernapasan.
Taylor digunakan mereka untuk mengukur hasil asuhan
keperawatan dan digunakan lagi dalam dirinya buku intervensi,
disfungsi neurologis dan keperawatan. Jost menggunakan model
untuk mengembangkan penilaian kebutuhan staf selama mengalami
perubahan. prinsip konservasi telah digunakan sebagai kerangka
kerja untuk pengaturan berbagai praktek di bidang kardiologi,
kebidanan, ilmu mengenai usia, perawatan akut (neurologi), pediatri,
perawatan jangka panjang, perawatan darurat, perawatan primer,
neonatologi, area perawatan kritis, dan di komunitas tunawisma.
2. Pendidikan

16
Levine menulis pengantar Keperawatan Klinis, buku teks
untuk para pemula yang memperkenalkan materi baru ke dalam
kurikulum. Dia mempresentasikan diskusi awal kematian dan sekarat
dan delieved bahwa perempuan harus dibangunkan setelah biopsi
payudara dan berkonsultasi tentang langkah berikutnya.
Pengantar Keperawatan klinik menyediakan struktur
organisasi untuk mulai mengajar keperawatan medikal bedah
kepada siswa . pada edisi kedua tahun 1969 dan 1973, Levine
menyajikan masing-masing model pada akhir bab sembilan. Setiap
model mengandung tujuan, konsep ilmu penting, dan proses
keperawatan untuk memberikan perawat dasar dalam kegiatan
menyusui. Model ini bukan bagian dari Model Percakapan. Model
konservasi dibahas dalam Pendahuluan dan dalam Bab 10 dari teks
pengantar. Panduan teks guru yang menyertai tetap menjadi
sumber tepat waktu prinsip pendidikan yang dapat membantu baik
guru pemula dan guru berpengalaman yang dapat mengambil
manfaat dari review akar pendidikan.
Kritikus berpendapat bahwa, meskipun teks diberi label
pengantar, mahasiswa mulai akan membutuhkan latar belakang
yang cukup luas dalam ilmu fisik dan sosial untuk menggunakannya.
Seorang kritikus dari edisi kedua menunjukkan bahwa penekanan
prinsip-prinsip ilmiah adalah kekuatan yang pasti, namun kelemahan
teks adalah bahwa hal itu tidak menyajikan contoh yang memadai
profil patologis ketika gangguan dibahas. Untuk alasan ini, resensi
satu ini merekomendasikan bahwa teks digunakan sebagai teks
tambahan atau pelengkap, bukan teks utama.
Balai menunjukkan bahwa model Levine digunakan sebagai
model kurikulum. Baru-baru ini, model telah berhasil diintegrasikan
ke dalam kurikulum sarjana dan pascasarjana. Beberapa mahasiswa
pascasarjana telah menggunakan model Levine untuk tesis dan
disertasi.

17
3. Penelitian
Fitzpatrick dan Whall menyatakan bahwa semua dalam
semua, Model Levine sebagai awal yang sangat baik. Kontribusinya
telah banyak menambahkan untuk pengembangan keseluruhan
pengetahuan keperawatan. "Namun, Fawcett menyatakan bahwa
untuk membangun kredibilitas, "evaluasi yang lebih sistematis
penggunaan model dalam berbagai situasi klinis diperlukan, studi
yang menguji struktur konseptual-teoritis-empiris langsung berasal
dari atau terkait dengan prinsip-prinsip konservasi. "Banyak
pertanyaan penelitian dapat dihasilkan dari Model Levine. Beberapa
mahasiswa pascasarjana telah menggunakan prinsip-prinsip
konservasi sebagai kerangka kerja untuk penelitian mereka.
4. Masa depan (manfaat teori)
Levine dan lain-lainnya telah bekerja dengan menggunakan
prinsip-prinsip konservasi sebagai dasar dari taksonomi diagnosis
keperawatan. Namun, pengembangan lebih lanjut dari konsep ini
telah ditangguhkan sejak Asosiasi Perawat Amerika mengambil alih
diagnosis keperawatan pada tahun 1992. Pekerjaan tambahan telah
dilakukan pada penggunaan Model administrasi Levine dengan
orang tua yang lemah. Baru-baru ini, model tersebut digunakan
untuk mengembangkan Teori Promosi Kesehatan pada bayi
prematur. Ini memiliki potensi besar untuk studi gangguan tidur dan
dalam pengembangan praktek perawatan kolaboratif dan primer.

18
F. Kritik
1. Kejelasan
Model Levine memiliki kejelasan. Fitzpatrick dan Whall yakin
bahwa pekerjaan Levine konsisten baik secara internal maupun
eksternal. Fawcett menyatakan bahwa "Model konservasi Levine
menyediakan keperawatan dengan logis kongruen, pandangan
orang holistik." Model ini memiliki banyak hal; Namun, Levine cukup
mendefinisikan mereka untuk kejelasan.
2. Kesederhanaan
Meskipun empat prinsip-prinsip konservasi tampil sederhana
pada awalnya, mereka mengandung subkonsep dan beberapa
variabel. Namun demikian, model ini masih salah satu yang
sederhana yang muncul.
3. Keumuman
Empat Prinsip-prinsip konservasi dapat digunakan dalam
semua konteks keperawatan.
4. Presisi empiris
Levine menggunakan logika deduktif untuk mengembangkan
model-nya, yang dapat digunakan untuk menghasilkan pertanyaan
penelitian. Saat ia tinggal Model konservasi, dia diverifikasi
penggunaan penalaran induktif untuk lebih mengembangkan dan
menginformasikan model-nya.
5. Derivable Konsekuensi
Meskipun beberapa penulis mempertanyakan penyediaan
tingkat kontribusi Model Levine, empat prinsip-prinsip konservasi
diakui sebagai salah satu awal model keperawatan l. Selain itu, terus
memiliki utilitas untuk praktek keperawatan dan penelitian dan
menerima pengakuan yang meningkat di abad kedua puluh satu ini.

19
G. Aplikasi Dalam Proses Keperawatan
Proses Keperawatan Levin dengan menggunakan pemikiran kritis (Tomey,
2006)
Proses Pembuatan keputusan
Pengkajian Perawat mengkaji pengaruh lingkungan eksternal
dan internal pasien dengan prinsip konservasi.
Perawat mengobservasi pasien dengan melihat
respon organisme teradap penyakit, membaca
catatan medis, evaluasi hasil diagnostik dan
berdiskusi dengan pasien tentang
kebutuhan akan bantuannya……………………

Keputusan à Diagnosa keperawatan menyimpulkan fakta


Tropihicognosis provokatif. Fakta provokatif disusun sedemikian
rupa untuk menunjukkan kemungkinan dari
kondisi pasien. Sebuah keputusan mengenai
bantuan yang dibutuhkan pasien dibuat .
Keputusan ini disebut tropihicognosis

Hipotesis Mengarahkan intervensi keperawatan dengan


tujuan untuk keutuhan dan promosi adaptasi.
Berdasarkan keputusan, perawat memvalidasi
masalah pasien, lalu mengemukakan hipotesis
tentang masalah dan solusinya. ………………Ini
disebut rencana keperawatan.
Intervensi Uji hipotesis.
Perawat menggunakan hipotesis untuk memberi
arah dalam melakukan perawatan.

20
Intervensi dilakukan berdasarkan prinsip
konsevasi, yaitu konservasi energi, struktur,
personal dan sosial………………………….
Pendekatan ini diharapkan mampu
mempertahankan keutuhan dan promosi
adaptasi.
Evaluasi Observasi respon organisme terhadap
intervensi. Hasil dari uji hipotesa dievaluasi
dengan mengkaji respon organisme apakah
hipotesis membantu atau
tidak………………………….

21
H. Kesimpulan
Myra Estrin Levine adalah seorang ahli yang memberikan
penjelasan berbeda dari disiplin ilmu keperawatan. Model konsep Myra
Levine memandang klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang
saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Dalam
teori Levine ini terdapat empat konsep konversi utama yaitu konversi
energy,integritas struktur,integritas personal dan integritas social.
Semua teori ia bagi menjadi empat bagian utama antara lain manusia,
lingkungan, kesehatan, keperawatan. Selain itu, Levine juga membahas
orang dan lingkungan yang tergabung atau menjadi kongruen dari waktu
ke waktu. Menurutnya seorang perawat harus selalu mengobservasi,
memberikan intervensi yang tepat sesuai perencanaan dan
mengevaluasi. Hal tersebut untuk membantu klien, sehingga hubungan
kerja sama antara perawat dengan klien harus baik agar terwujudnya
tujuan kedua belah pihak.
I. Saran
1. Bagi calon perawat semoga bisa mencontohkan teladan dari
ilmuwan yang disebutkan di atas
2. Tingkatkan ilmu dari para ilmuwan yang telah di berikan dari kata-
kata diatas
3. Tingkatkan solidaritas antara tenaga kesehatan dengan lingkungan
disekitarnya

22
DAFTAR PUSTAKA

Buebeak, Alc Muthya. 2014. Makalah Teori Myra Estrin Levine. Tersedia :
http://alcmuthya.blogspot.co.id/2014/10/makalah-teori-myra-estrin-
levine.html.

Jingga, Pelangi. 2013. Teori dan Model Konseptual Keperawatan Menurut


Teori Levine. Tersedia : http://egasilviaroza.blogspot.co.id/2013/11/teori-
model-konseptua;-keperawatan.html

.Hidayat,A.Azis Alimut,2006,Kebutuhan Dasar Manusia,Jakarta : Salemba


Medika

23

Anda mungkin juga menyukai