Anda di halaman 1dari 22

Makalah Tugas Falsafah dan Teori Keperawatan

S-1 Keperawatan A TK1

Disusun oleh kelompok 8 :

Annisa Widiyasari ( 210115002 )

Bima Putra Perdana ( 210115006 )

Rizka Ayu Oktaviani ( 210115031 )

Sabina Andini (210115035)

Sally Mardalena ( 210115038 )

Syifa Nurfauziah (210115041)


BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 Latar belakang...........................................................................................3
1.2 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
...........................................................................................................................3
1.3 Ruang Lingkup Penulisan........................................................................3
1.4 Metode Penulisan Penulisan.....................................................................4
1.5 Sistematika Penulisan...............................................................................4
1.6 Metode Penulisan.......................................................................................4
2.1 Komposisi Model Konservasi...................................................................5
2.2 Konsep Utama............................................................................................6
2.3 Konsep Kunci (Konservasi prinsip).........................................................7
2.4 Asumsi........................................................................................................8
Pembahasan.....................................................................................................8
2.6 Evaluasi......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Profesi keperawatan terus berkembang dan dinamis. Sejak Florence Nightingale mulai
menulis catatan di atas keperawatan, teori lebih banyak dan model tentang profesi
keperawatan berkembang selama dekade terakhir, salah satunya adalah Myra Levine
Konservasi Teori yang diselesaikan pada 1973.

Myra Estrin Levine (1920-1996) lahir di Chicago, Illinois. Dia adalah tertua dari tiga
anak. Dia punya satu kakak dan satu adik. Levine mengembangkan minat dalam perawatan
karena ayahnya (yang memiliki masalah gastrointestinal) sering sakit-sakitan dan
membutuhkan perawatan pada banyak kesempatan. Levine lulus dari Cook County School of
Nursing tahun 1944 dan memperoleh gelar BS dalam keperawatan dari University of
Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus, Levine bekerja sebagai perawat tugas pribadi,
sebagai perawat sipil untuk Angkatan Darat AS, sebagai pengawas perawat bedah, dan
administrasi keperawatan. Setelah mendapatkan gelar MS dalam keperawatan di Wayne
State University pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di berbagai lembaga (George,
2002) seperti University of Illinois di Chicago dan Tel Aviv University di Israel. Dia menulis
77 artikel yang dipublikasikan yang termasuk "An Introduction to Clinical Nursing" dengan
beberapa publikasi tahun pada tahun 1969, 1973 & 1989. Dia juga menerima gelar doktor
kehormatan dari Universitas Loyola pada tahun 1992. Dia meninggal pada tahun 1996.

1.2 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Memenuhi tugas mata ajar Konsep Dasar Keperawatan.

2. Untuk mengetahui konsep teori sistem model Mery Levine.

1.3 Ruang Lingkup Penulisan

Dalam penulisan makalah ini penulis hanya membatasi penulisan tentang Teori
Sistem Model Neuman.
1.4 Metode Penulisan Penulisan

makalah ini diperoleh dengan study kepustakaan yaitu dengan mempelajari literatur
yang ada, untuk mendapatkan bahan dalam pembuatan makalah.

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dari penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab yaitu :

Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, Tujuan Penulisan, Ruang
Lingkup Penulisan, Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan.

Bab II: Tinjauan Teoritis yang terdiri dari sumber-sumber teori Mery Levine.
Komposisi Model konversi, Konsep utama, Konsep Kunci, Asumsi, Pembatasan,
Evaluasi.

Bab III : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

1.6 Metode Penulisan

Penulisan makalah ini diperoleh dengan study kepustakaan yaitu dengan mempelajari
literatur yang ada, untuk mendapatkan bahan dalam pembuatan makalah.
Levine mengatakan kepada orang lain bahwa dia tidak berangkat untuk
mengembangkan sebuah "teori keperawatan" tetapi ingin menemukan cara untuk
mengajarkan konsep-konsep utama dalam perawatan medis bedah dan berusaha untuk
mengajar siswa gelar associate pendekatan baru untuk kegiatan menyusui sehari-hari. Levine
juga ingin pindah dari praktik pendidikan keperawatan yang sangat prosedural berorientasi
dan kembali fokus pada pemecahan masalah aktif dan perawatan pasien individual (George,
2002).
BAB II TINJUAN TEORI

2.1 Komposisi Model Konservasi

Levine's Conservation Model difokuskan dalam mempromosikan adaptasi dan


mempertahankan keutuhan menggunakan prinsip-prinsip konservasi. Panduan Model
perawat untuk fokus pada pengaruh dan tanggapan pada tingkat organismic. Perawat
menyelesaikan tujuan model melalui konservasi energi, struktur, dan integritas pribadi dan
sosial (Levine, 1967). Meskipun konservasi adalah dasar hasil yang diharapkan saat model
yang digunakan, Levine juga membahas dua konsep penting lainnya penting untuk
penggunaan model nya - adaptasi dan keutuhan.
Adaptasi adalah proses perubahan, dan konservasi adalah hasil dari adaptasi. Adaptasi
adalah proses dimana pasien mempertahankan integritas dalam realitas lingkungan (Levine,
1966, 1989). Adaptasi ini dicapai melalui "penggunaan hemat, ekonomi, berisi, dan
dikendalikan sumber daya lingkungan dengan individu dalam bunga-nya yang terbaik"
(Levine, 1991, hal 5).
Keutuhan didasarkan pada Erikson (1964 hal 63) uraian tentang keutuhan sebagai
sistem terbuka: "Keutuhan menekankan suara, organik, kebersamaan progresif antara fungsi
beragam dan bagian-bagian dalam keseluruhan, batas-batas yang terbuka dan cairan." Levine
(1973, hal 11) menyatakan bahwa “interaksi gencar organisme individu dengan
lingkungannya ini merupakan sebuah sistem terbuka dan cairan”. dan kondisi kesehatan,
keutuhan, terjadi ketika interaksi atau adaptasi konstan terhadap lingkungan, izin kemudahan
jaminan integritas di semua dimensi kehidupan "ini dinamis terus menerus, interaksi terbuka.
antara lingkungan internal dan eksternal memberikan dasar untuk berpikir holistik,
pandangan dari individu secara keseluruhan.
Konservasi, di sisi lain, adalah produk adaptasi. Konservasi dari conservatio kata
Latin, yang berarti "untuk tetap bersama-sama" (Levine, 1973). "Konservasi
menggambarkan cara sistem kompleks dapat terus berfungsi bahkan ketika sangat
menantang." (Levine, 1990, hal 192). Melalui konservasi, individu dapat menghadapi
kendala, beradaptasi sesuai, dan mempertahankan keunikan mereka. "Tujuan dari konservasi
adalah kesehatan dan kekuatan untuk menghadapi kecacatan" sebagai aturan konservasi dan
terus integritas "dalam semua situasi di mana menyusui membutuhkan" (Levine, 1973, hlm
193-195). Fokus utama dari konservasi adalah menjaga keutuhan bersama dari individu.
Meskipun intervensi keperawatan mungkin berurusan dengan satu prinsip konservasi
particualr, perawat juga harus mengakui pengaruh prinsip-prinsip konservasi lainnya
(Levine, 1990).

2.2 Konsep Utama

Selama bertahun-tahun, perawat (seperti Myra Levine) telah mengembangkan


berbagai teori yang memberikan penjelasan yang berbeda dari disiplin keperawatan.
Seperti dia Konservasi Model, semua berbagi teori empat konsep pusat atau utama:
orang, lingkungan, keperawatan dan kesehatan. Selain ini, Levine Model juga dibahas
orang dan lingkungan bergabung atau menjadi kongruen dari waktu ke waktu, karena
akan dibahas di bawah :

1. Seseorang adalah holistik sedang yang terus berupaya untuk menjaga keutuhan
dan integritas dan satu "yang hidup, berpikir, berorientasi masa depan, dan masa
lalu-sadar."Keutuhan (integritas) dari tuntutan individu yang hidup "individu
memiliki artinya hanya dalam konteks kehidupan sosial "(Levine, 1973, hal 17).
Orang juga digambarkan sebagai individu yang unik dalam persatuan dan
kesatuan, perasaan, percaya, berpikir dan seluruh sistem dari sistem.

2. Lingkungan melengkapi keutuhan individu. Individu telah baik lingkungan internal


dan eksternal.

3. Lingkungan internal menggabungkan aspek fisiologi dan patofisiologi dari individu


dan konstan ditantang oleh lingkungan eksternal. Lingkungan internal juga adalah
integrasi dari fungsi tubuh yang menyerupai homeorrhesis daripada homeostasis dan
tunduk terhadap tantangan dari lingkungan eksternal, yang selalu merupakan bentuk
energi.

4. Lingkungan eksternal dibagi ke dalam lingkungan persepsi, operasional, dan


konseptual. Lingkungan persepsi adalah bagian dari lingkungan eksternal yang
individu menanggapi dengan organ-organ indera mereka dan termasuk cahaya, suara,
sentuhan, suhu, kimia perubahan yang berbau atau terasa, dan rasa posisi dan
keseimbangan. Lingkungan operasional adalah bagian dari lingkungan eksternal yang
berinteraksi dengan jaringan hidup meskipun individu tidak memiliki organ perasa
yang dapat merekam adanya faktor-faktor dan mencakup semua bentuk radiasi,
mikroorganisme, dan polutan. Dengan kata lain, unsur-unsur fisik dapat
mempengaruhi individu tetapi tidak dirasakan oleh kedua. Lingkungan konseptual
adalah bagian dari lingkungan eksternal yang terdiri dari bahasa, ide, simbol, dan
konsep dan penemuan dan mencakup pertukaran bahasa, kemampuan berpikir dan
pengalaman emosi, sistem nilai, keyakinan agama, etnis dan tradisi budaya, dan
psikologis individu pola yang berasal dari pengalaman hidup.

5. Kesehatan dan penyakit adalah pola perubahan adaptif. Kesehatan tersirat berarti
persatuan dan kesatuan dan "merupakan adaptasi keutuhan dan sukses". Tujuan
keperawatan adalah untuk meningkatkan kesehatan. Levine (1991, hal 4) menjelaskan
apa yang dimaksud dengan kesehatan sebagai yang jalan kembali ke kegiatan sehari-
hari dikompromikan oleh kesehatan yang buruk. Hal ini tidak hanya penghinaan atau
cedera yang diperbaiki tetapi orang dirinya sendiri. Ini bukan hanya penyembuhan
bagian tertindas. Ini agak kembali ke hood diri, dimana perambahan kecacatan dapat
menyisihkan sepenuhnya, dan individu bebas untuk mengejar sekali lagi atau
kepentingan-nya sendiri tanpa kendala. "Di sisi lain, penyakit adalah" tidak diatur dan
tidak disiplin berubah dan harus dihentikan atau kematian akan terjadi ".

6. Perawatan melibatkan terlibat dalam "interaksi manusia" (Levine, 1973, hal.1).


"Perawat itu masuk ke dalam kemitraan pengalaman manusia di mana saat-saat
berbagi dalam waktu beberapa sepele, beberapa dramatis-daun tandanya selamanya
pada setiap pasien" (Levine, 1977, hal 845). Tujuan keperawatan adalah untuk
mempromosikan adaptasi dan memelihara keutuhan (kesehatan).
7. Seperti telah disebutkan di atas, Levine Model Konservasi dibahas bahwa cara di
mana orang dan lingkungan menjadi kongruen dari waktu ke waktu. Ini adalah fit dari
orang dengan kesulitan nya waktu dan ruang. Respon adaptif spesifik membuat
konservasi yang mungkin terjadi pada berbagai tingkatan; molekuler, fisiologis,
emosional, psikologis, dan sosial. Tanggapan ini didasarkan pada tiga faktor (Levine,
1989): historisitas, spesifisitas dan redundansi.

Konsep Kunci (Konservasi prinsip)

Inti, atau konsep sentral, teori Levine adalah konservasi (Levine, 1989). Ketika
seseorang dalam keadaan konservasi, itu berarti bahwa respon adaptif individu
menyesuaikan perubahan produktif, dan dengan pengeluaran sedikit usaha, sambil
menjaga fungsi optimal dan identitas. Konservasi yang berhasil dicapai melalui
aktivasi jalur adaptif dan perilaku yang sesuai untuk berbagai tanggapan yang
dibutuhkan oleh manusia berfungsi. Myra Levine menggambarkan Empat Prinsip
Konservasi. Prinsip-prinsip ini berfokus pada pelestarian keutuhan individu. Dia
menganjurkan bahwa keperawatan adalah interaksi manusia dan prinsip-prinsip
konservasi yang diusulkan empat keperawatan yang berkaitan dengan persatuan dan
integritas individu. kerangka nya meliputi: energi, integritas struktural, integritas
pribadi, dan integritas sosial.

2.4 Asumsi

Model Myra Levine juga membahas pernyataan lain dan asumsi:


* Perawat menciptakan lingkungan di mana penyembuhan dapat terjadi
* Seorang manusia lebih dari jumlah bagian
* Manusia merespons dengan cara yang dapat diprediksi
* Manusia adalah unik dalam respon mereka
* Manusia tahu dan menilai benda-benda, situasi dan kondisi
* Manusia yang rasa, mencerminkan, alasan dan memahami
* Tindakan Manusia adalah ditentukan diri sendiri bahkan ketika emosi
* Manusia mampu memperpanjang refleksi melalui strategi seperti itu
* Seorang manusia memiliki kesatuan dalam tanggapannya terhadap lingkungan
* Ada perintah dan kelangsungan untuk mengubah hidup adalah tidak acak
* Seorang manusia menanggapi organismically dengan cara yang selalu berubah

Pembahasan

Meskipun kelengkapan aplikasi dan luas teori Levine, model ini bukan tanpa batasan.
Sebagai contoh, model konservasi Levine berfokus pada penyakit dibandingkan dengan
kesehatan, dengan demikian, intervensi keperawatan dibatasi hanya untuk mengatasi kondisi
menyajikan individu. Oleh karena itu, intervensi keperawatan berdasarkan teori Levine
memiliki fokus saat ini dan jangka pendek dan tidak mendukung promosi kesehatan dan
prinsip-prinsip pencegahan penyakit, meskipun ini adalah komponen penting dari praktek
keperawatan saat ini. Dengan demikian, keterbatasan utama adalah fokus pada individu
dalam keadaan sakit dan pada pasien ketergantungan. Selanjutnya, perawat memiliki
tanggung jawab untuk menentukan kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan,
dan jika persepsi perawat dan pasien tentang kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam
perawatan tidak cocok, ketidakseimbangan ini akan menjadi daerah konflik. Ada beberapa
keterbatasan ketika datang ke empat prinsip. Konservasi energi, tujuan Levine adalah untuk
menghindari penggunaan yang berlebihan kelelahan atau energi. Hal ini dikelola dalam
perawatan samping tempat tidur klien sakit. Dalam kasus di mana kebutuhan energi untuk
dimanfaatkan daripada dilestarikan seperti di pasien manik, ADHD pada anak-anak atau
mereka dengan gerakan terbatas seperti klien lumpuh, teori Levine tidak berlaku. Pada
konservasi integritas struktural, fokusnya adalah untuk melestarikan struktur anatomi tubuh
serta untuk mencegah kerusakan struktur anatomi. Ini, sekali lagi, memiliki keterbatasan.
Dalam kasus-kasus dimana struktur anatomi tidak begitu sempurna namun tanpa cacat
diidentifikasi atau masalah seperti dalam operasi plastik, prosedur seperti perangkat
tambahan payudara dan liposuctions; integritas struktural seseorang terganggu tapi itu adalah
pilihan pasien mencari kecantikan fisik dan kepuasan psikologis yang dibawa ke
pertimbangan. Jika tidak demikian, prosedur tidak boleh dipromosikan. Pada konservasi
integritas pribadi, perawat diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan kebutuhan pasien
harus dihormati, asalkan dengan privasi, mendorong dan psikologis didukung. Keterbatasan
sini akan berpusat pada klien yang mengalami gangguan psikologis dan tidak mampu dan
tidak bisa memahami dan menyerap pengetahuan, pasien koma yaitu, individu bunuh diri
atau klien. Terakhir, konservasi bertujuan integritas sosial adalah untuk melestarikan dan
pengakuan dari interaksi manusia, khususnya dengan klien, yang lain yang signifikan yang
terdiri dari sistem dukungannya. Pembatasan khusus untuk ini, adalah ketika klien tidak
memiliki orang lain yang signifikan seperti anggota keluarga. Ditinggalkan anak-anak, pasien
penyakit jiwa yang tidak mampu untuk berinteraksi, klien tidak responsif seperti individu
sadar, fokus di sini adalah bukan lagi pasien sendiri tetapi orang yang terlibat dalam /
perawatan kesehatannya.

2.6 Evaluasi
* Observasi respon organismic untuk intervensi
* Ini adalah menilai apakah hipotesis didukung atau tidak didukung
* Jika tidak didukung, rencana ini direvisi, hipotesis baru diusulkan Untuk
meringkas,Levine menyatakan pandangan bahwa dalam hubungan perawat-pasien keadaan
kesehatan pasien tergantung pada proses perawat-didukung adaptasi. Perawat ini panduan
untuk fokus pada pengaruh dan tanggapan dari klien untuk mempromosikan keutuhan
melalui Prinsip Konservasi. Tujuan dari model ini adalah untuk mencapai ini melalui
konservasi energi, integritas struktural, pribadi dan sosial. Tujuan keperawatan adalah untuk
mengenali, membantu, mempromosikan, dan mendukung proses adaptif yang
menguntungkan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Perawatan saat ini. (N.d.). Perawatan teori: empat Levine prinsip-prinsip


konservasi. Diperoleh dari
http://currentnursing.com/nursing_theory/
Levin_four_conservation_principles.htm pada bulan Juli 2009.
Leach, MJ (nd) Luka manajemen: Menggunakan Levine's Conservation Model
untuk membimbing praktek. Vol. 52, Issue No 8. Diperoleh dari: http://www.o-
wm.com/article/6024 pada bulan Juli 2009.
Sitzman, K. & Eichelberger, L.W. (2009). Memahami kerja perawat teori:
Sebuah awal kreatif. Diperoleh dari
http://nursing.jbpub.com/sitzman/artGallery.cfm pada bulan Juli 2009. Jones
dan Penerbit Bartlett.
Yeager, S. (2002). Sekilas teori perawat: model konservasi Myra Levine.
Diperoleh dari: http://www4.desales.edu/ ~ sey0/levine.html pada bulan Juli
2009
MYRA ESTRIN LEVINE

A. Biografi :
Myra Esrin Levine (1920-1996), dilahirkan di Illinois tepatnya di kota Chicago.
Memiliki dua saudara, dan menjadi anak tertua di keluarga. Keadaan ayahnya yang sering
sakit (mengalami masalah gastrointestinal) membuat ia memilih untuk memantapkan dirinya
dalam dunia keperawatan (Perry, 2010).

Lulus di tahun 1944 pada Cook Country of Nursing, butuh sekitar lima tahun hingga
Levine mendapatkan gelar Bachelor Science of Nursing (BSN) pada tahun 1949 di University
of Chicago. Levine kemudian melebarkan sayapnya setelah lulus dan melilih menjadi
perawat sipil untuk US Army, dia menekuni dua bidang diantaranya pada bidang administrasi
keperawatan dan supervisor perawat bedah. Lulus pada tahun 1962 di Wayne State
University membuat ia memperoleh gelar Mater Science of Nursing (MSN). University of
Illinois di Chicago dan Tel Aviv University di Israel yang merupakan lembaga tempat ia
mengajarkan tentang ilmu keperawatan (Tomey&Alligood, 2009).

Pada tanggal 20 Maret 1996, Levine akhinya tutup usia pada usia 75 tahun. Levine
membuat pernyataan bahwa meningkatkan “teori keperawatan” bukan merupakan tujuan
utamanya, melainkan ingin membuat orang-orang paham tentang segala konsep yang ada
pada keperawatan medikal bedah, sehingga terciptanya sebuah pendekatan baru yang
digunakan untuk mengajar siswa keperawatan. Praktek keperawatan yang prosedural
membuat Levine lebih mengembangkan praktek perawatan pasien dan pemecahan masalah
yang cepat (Perry, 2010).

Levine dikenal sebagai sosok pemimpin yang aktif pada beberapa lembaga di
antaranya pada Asosiasi perawat Illinois dan Asosiasi Perawat Amerika. Levine disebut-sebut
sebagai penulis yang bertalenta dalam ilmu perawatan dan pendidikan, selain itu ia juga
sosok yang kritis sehingga ia kerap kali dijadikan sebagai narasumber pada beberapa program
diantaranya seminar, panel dan dibeberapa tempat kerja. Prinsip konservasi membuat dia
mengembangkan statemen pertama yang berjudul “Empat Prinsip Keperawatan”. Pada
dasarnya Levine tidak pernah berniat untuk mengembangkan namun ia memaparkan tentang
struktur pengajaran medical-surgical dan sebuah simulasi untuk pengembagan sebuah teori
(Perry, 2010).

Mempunyai karir yang bermacam-macam membuat ia memiliki banyak pengalaman


pada ilmu keperawatan diantaranya pernah menjadi intruksi teknis dan pengarah dalam jasa
keperawatan selain itu ia juga pernah menjadi staf keperawatan, adminstrasi dan tenaga
pengajar. Levine menjadi salah satu penulis yang telah mempublikasikan 77 artikelnya,
dimana artikel yang berjudul “An Introducation to Clinical Nursing” merupakan artikel yang
telah sering kali diterbikan yaitu di tahun 1969, 1973 dan 1989. Pada tahun 1992 ia kembali
mendapatkan gelar dokor kehormatan dari Loyal University (Perry, 2010).

Penghargaan:

1. Sebuah Penghargaan dari The American Academy of Nursing (1973)


2. Anggota Kehormatan di The American Mental Health Aid to Israel (1976)
3. Pengakuan Kehormatan dari The Illinois Nurses’ Assosiation
4. Anggota dari Sigma Theta Tau (Alpa Beta Chapter, Loyola University)
5. Enlisted in Who's Who in Americal Women (1977-1988)
6. Enlisted in Who's Who in American Nursing (1987)
7. Terpilih menjadi fellow in the Institute of Medicine of Chicago (1987-1991)
8. Penerima Pertama penghargaan dari The Elizabeth Russel Belford Award for
excellence in teaching (1977).

B. Konsep Utama
Tidak dapat dipungkiri beberapa tahun berlalu, penerapan teori-teori yang
menjelaskan pembelajaran dari disiplin keperawatan telah dikembangkan oleh
beberapa perawat. Pada konservasi model, terdapat empat konsep pokok diantaranya:
orang, lingkungan, keperawatan dan Kesehatan, dalam konsep Levine Model telah
dibahasakan tentang orang dan lingkungan telah disatukan atau bergabung dari
beberapa waktu (Hidayat,2011).

1. Konsep Orang/Manusia
Orang merupakan makhluk holistik yang terus berusaha meningkatkan keutuhan
atau integritas dan satu “yang hidup, bepikir, beriorientasi masa depan, dan sadar
pada masa lalu”. Tuntutan Seseorang yang hidup merupakan keutuhan (integritas)
“individu mempunyai maksud hanya dalam lingkup kehidupan sosial” (Levine,
1973). Selain itu, memiliki perasaan percaya, persatuan dan kesatuan, berpikir dan
seluruh sistem dari sistem membuat orang disebutkan juga sebagai pribadi yang
unik (Hidayat, 2011).
2. Konsep Lingkungan
Keutuhan individu dapat dilengkapi oleh lingkungan. Lingkungan dibagi menjadi
2 di antaranya:
A. Lingkungan internal
Aspek fisiologi dan patofisiologi yang digabungkan dari individu dan tetap
berbeda oleh lingkungan eksternal. Lingkungan internal merupakan sebuah
integrasi pada sebuah kegunaan tubuh yang serupa dengan homeorhesis
dibandingkan dengan homeostasis, serta merupakan bentuk energi yang
patuh dengan tantangan dari lingkungan eksternal (Hidayat, 2011).
B. Lingkungan eksternal
Lingkungan persepsi, operasional, dan konseptual merupakan bagian dari
Lingkungan eksternal. Lingkungan persepsi merupakan suatu lingkungan
yang menjadi salah satu bagian dari lingkungan eksternal, yang melibatkan
organ-organ indra pada seseorang seperti, cahaya, suara, suhu, sentuhan,
serta segala perubahan kimia yang terasa atau berbau, hingga rasa pada
posisi dan keseimbangan. Salah satu dari bagian lingkungan eksternal adalah
lingkungan operasional, yang melakukan sebuah hubungan dengan jaringan
hidup walaupun individu tidak mampu merekam sebuah faktor dan juga
pada semua bentuk radiasi, mikroorganisme dan polutan, hal tersebuat
disebabkan karena suatu individu tidak memiliki organ perasa yang dapat
mereka gunakan. Salah satu bagian dari lingkungan eksternal yakni
lingkungan konseptual mencakup bahasa, simbol, ide, serta konsep dan
penemuan. Selain itu juga mencakup kemampuan berpikir dan pengalaman
emosi, sistem nilai, pertukaran bahasa, keyakinan agama, etnis dan tradisi
budaya, serta psikologi individu yang diambil dari pengalaman hidup
(Hidayat, 2011).
3. Konsep Kesehatan
Pola perubahan adaptif mencakup sehat dan sakitnya seseorang. Suatu persatuan
dan kesatuan dan “merupakan adaptasi sebuah keutuhan dan kesuksesan”
diartikan sebagai sebuah kesehatan tersirat. Meningkatkan kesehatan merupakan
salah satu dari tujuan keperawatan. Levine (1991) mengemukkan pemahaman
tentang arti kesehatan sebagai: "jalan kembali ke kegiatan sehari-hari yang
dikompromikan oleh kesehatan yang buruk. Hal ini tidak hanya penghinaan atau
cedera yang diperbaiki tetapi oleh dirinya sendiri. Ini bukan hanya penyembuhan
bagian tertindas. Ini agak kembali ke diri sendiri, dimana dapat menyisihkan
perambahan kecacatan dan individu bebas tanpa kendala untuk mengejar sekali
lagi atau kepentingannya sendiri ". Selain itu ia juga menjelaskan pengertian dari
sebuah penyakit yaitu " tidak diatur dan tidak disiplin berubah dan harus
dihentikan atau kematian yang akan terjadi"(Hidayat, 2011).
4. Konsep Perawatan
Perawatan terlibat dalam interaksi kemanusiaan Mempromosikan adaptasi dan
memelihara keutuhan (kesehatan) merupakan salah satu dari tujuan keperawatan.
Telah dipaparkan sebelumnya, cara dimana orang dan lingkungan menjadi
kongruen dari waktu ke waktu merupakan pembahasan dari Levine yaitu Model
Konservasi. Hal itu merupakan pemahaman bahwa adanya kesulitan pada waktu
dan ruang memungkinkan terjadinya berbagai tingkatan molekul, fisiologis,
emosi, psikologis dan sosial merupakan hasil dari konservasi yang merupakan
respon adaptif spesifik. ada tiga faktor yang mendasari pendapat diatas di
antaranya historisitas, spesifisitas dan redundansi (Hidayat, 2011).
Daftar Pustaka:

http://repositori.uinalauddin.ac.id/17880/1/Buku_FALSAFAH
%20DAN%20TEORI%20%20KEPERAWATAN%20DALAM
%20INTEGRASI%20KEILMUAN%20OK.pdf
BAB II
PEMBAHASAN

3.1 BIOGRAFI JEAN ORLANDO

Ida Jean Orlando atau dikenal dengan Jean Orlando dilahirkan pada 12 Agustus
1926, lulusan Diploma pada Medical College New York tahun 1947, memperoleh Gelar B.S
pada Perawatan Kesehatan Publik, di Universitas St. John’s Brooklyn tahun 1951, dan
kemudian memperoleh gelar M.A bidang konseling kesehatan mental pada Universitas
Columbia New York tahun 1954.
Setelah menyelesaikan pendidikan terakhirnya, Orlando kemudian bekerja di
Sekolah Keperawatan New Haven Conneticut, selama 8 tahuan, pada tahun 1958, ia menjadi
asosiasi peneliti dan investigator untuk proyek negara mengenai Konsep kesehatan Mental
pada Kurikulum Dasar. Proyek ini memfokuskan pada mengidentifikasi faktor yang
mempengaruhi integritas prinsip kesehatan mental untuk kurikulum dasar pendidikan
keperawatan.
Setelah 3 tahun ia melakukan pencatatan hasil penelitian dan ia menghabiskan waktu
selama 4 tahun untuk menganalisa data yang diperolehnya pada penelitian tersebut, kemudian
ia melaporkan penemuannya tersebut pada buku pertamanya yang diluncurkan pada tahun
1958 berjudul “The Dynamic nurse-patient relationship: Function, process and principle of
Professional Nursing Practice”. Namun buku ini baru dipublikasikan pada tahun 1961. buku
inilah yang memformulasikan Teori Dasar Keperawatan Orlando dan dicetak kedalam lima
bahasa yaitu : Bahasa Jepang, Hebrew, Prancis, Portugis dan Belanda. Pada tahun 1962
sampai dengan tahun 1972 Orlando bekerja sebagai Konsultan bidang Keprawatan Klinik di
Rumah sakit Mc Lean Belmont. Dan ia memberikan laporan hasil kerjanya selama 10 tahun
dirumah sakit tersebut melalui buku keduanya yang berjudul “ The Discipline anda Teaching
of Nursing Process : An Evaluative Study”. Orlando memberikan beberapa kontribusi penting
dalam teori dan praktek keperawatan.

3.2 TEORI YANG DIKEMUKAKAN JEAN ORLANDO

Konsep Utama Dalam Teori Proses Keperawatan menurut Orlando, keperawatan


bersifat unik dan independent karena berhubungan langsung dengan kebutuhan pasien yang
harus dibantu, nyata atau potensial serta pada situasi langsung. Teori Orlando berfokus pada
pasien sebagai individu, artinya masing – masing orang berada pada situasi yang berbeda.
Orlando mendefinisikan kebutuhan sebagai permintaan/kebutuhan pasien dimana bila
disuplai, dikurangi, atau menurunkan distress secara langsung atau bahkan meningkatkan
perasaan tercukupi/wellbeing.

Teori keperawatan Orlando menekankan ada hubungan timbal balik antara pasien dan
perawat, apa yang mereka katakan dan kerjakan akan saling mempengaruhi. Perawat sebagai
orang pertama yang mengidentifikasi dan menekankan elemen-elemen pada proses
keperawatan serta hal-hal kritis penting dari partisipasi pasien dalam proses keperawatan.
Proses aktual interaksi perawat-pasien sama halnya dengan interaksi antara dua orang .
Ketika perawat menggunakan proses ini untuk mengkomunikasikan reaksinya dalam
merawat pasien, orlando menyebutnya sebagai ”nursing procces discipline”. Hal ini
merupakan alat yang dapat perawat gunakan untuk melaksanakan fungsinya dalam merawat
pasien.
Orlando menggambarkan model teorinya dengan lima konsep utama yaitu fungsi
perawat profesional, mengenal perilaku pasien, respon internal atau kesegeraan, disiplin
proses keperawatan serta kemajuan:

1. Tanggung jawab perawat


Tanggung jawab perawat yaitu membantu apapun yang pasien butuhkan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut (misalnya kenyamanan fisik dan rasa aman ketika dalam
mendapatkan pengobatan atau dalam pemantauan. Perawat harus mengetahui kebutuhan
pasien untuk membantu memenuhinya. Perawat harus mengetahui benar peran
profesionalnya, aktivitas perawat profesional yaitu tindakan yang dilakukan perawat secara
bebas dan bertanggung jawab guna mencapai tujuan dalam membantu pasien. Ada beberapa
aktivitas spontan dan rutin yang bukan aktivitas profesional perawat yang dapat dilakukan
oleh perawat, sebaiknya hal ini dikurangi agar perawat lebih terfokus pada aktivitas-aktivitas
yang benar-benar menjadi kewenangannya.

2. Mengenal perilaku pasien


Mengenal perilaku pasien yaitu dengan mengobservasi apa yang dikatakan pasien
maupun perilaku nonverbal yang ditunjukan pasien.

3. Reaksi segera
Reaksi segera meliputi persepsi, ide dan perasaan perawat dan pasien. Reaksi segera
adalah respon segera atau respon internal dari perawat dan persepsi individu pasien , berfikir
dan merasakan.

4. Disiplin proses keperawatan


Menurut George (1995 hlm 162) mengartikan disiplin proses keperawatan sebagai
interaksi total (totally interactive) yang dilakukan tahap demi tahap, apa yang terjadi antara
perawat dan pasien dalam hubungan tertentu, perilaku pasien, reaksi perawat terhadap
perilaku tersebut dan tindakan yang harus dilakukan, mengidentifikasi kebutuhan pasien
untuk membantunya serta untuk melakukan tidakan yang tepat.

5. Kemajuan / peningkatan
Peningkatan berari tumbuh lebih, pasien menjadi lebih berguna dan produktif.
Disiplin Proses Keperawatan Dalam Teori Proses Keperawatan Orlando Seperti yang telah
diuraikan diatas bahwa disiplin proses keperawatan dalam nursing procces theory dikenal
dengan sebutan proses disiplin atau proses keperawatan. Disiplin proses keperawatan
meliputi komunikasi perawat kepada pasiennya yang sifatnya segera, mengidentifikasi
permasalahan klien yang disampaikan kepada perawat, menanyakan untuk validasi atau
perbaikan. Disiplin proses keperawatan didasarkan pada ” proses bagaimana seseorang
bertindak”. Tujuan dari proses disiplin ketika digunakan antara perawat dan pasien adalah
untuk membantu pemenuhan kebutuhan pasien. Peningkatan perilaku pasien merupakan
indikasi dari pemenuhan kebutuhan sebagai hasil yang diharapkan.

1. Perilaku Pasien
Disiplin proses keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perilaku pasien . seluruh
perilaku pasien yang tidak sesuai dengan permasalahan dapat dianggap sebagai ekpresi yang
membutuhkan pertolongan, ini sangat berarti pada pasien tertentu dalam kondisi gawat harus
dipahami. Orlando menekankan hal ini pada prinsip pertamanya ”Dengan diketahuinya
perilaku pasien , atau tidak diketahuinya yang seharusnya ada hal tersebut menunjukkan
pasien membutuhkan suatu bantuan”.
Perilaku pasien dapat verbal dan non verbal. Inkonsistensi antara dua perilaku ini
dapat dijadikan faktor kesiapan perawat dalam memenuhi kebutuhan pasien. Perilaku verbal
yang menunjukkan perlunya pertolongan seperti keluhan, permintaan, pertanyaan, kebutuhan
dan lain sebagainya. Sedangkan perilaku nonverbal misalnya heart rate, edema, aktivitas
motorik: senyum, berjalan, menghindar kontak mata dan lain sebagainya. Walaupun seluruh
perilaku pasien dapat menjadi indikasi perlunya bantuan tetapi jika hal itu tidak
dikomunikasikan dapat menimbulkan masalah dalam interaksi perawat-pasien. Tidak
efektifnya perilaku pasien merupakan indikasi dalam memelihara hubungan perawat-pasien,
ketidakakuratan dalam mengidentifikasi kebutuhan pasien yang diperlukan perawat, atau
reaksi negatif pasien terhadap tindakan perawat. Penyelesaian masalah tidak efektifnya
perilaku pasien layak diprioritaskan. Reaksi dan tindakan perawat harus dirancang untuk
menyelesaikan perilaku seperti halnya memenuhi kebutuhan yang emergency.

2. Reaksi Perawat
Perilaku pasien menjadi stimulus bagi perawat , reaksi ini terdiri dari 3 bagian yaitu
pertama perawat merasakan melalui indranya, kedua yaitu perawat berfikir secara otomatis,
dan ketiga adanya hasil pemikiran sebagai suatu yang dirasakan. Contoh perawat melihat
pasien merintih, perawat berfikir bahwa pasien mengalami nyeri kemudian memberikan
perhatian
Persepsi, berfikir, dan merasakan terjadi secara otomatis dan hampir simultan. Oleh
karena itu perawat harus belajar mengidentifikasi setiap bagian dari reaksinya. Hal ini akan
membantu dalam menganalisis reaksi yang menentukan mengapa ia berespon demikian.
Perawat harus dapat menggunakan reaksinya untuk tujuan membantu pasien.
Displin proses keperawatan menentukan bagaimana perawat membagi reaksinya
dengan pasien. Orlando menawarkan prinsip untuk menjelaskan penggunaan dalam hal
berbagi “ beberapa observasi dilakukan dan dieksplorasi dengan pasien adalah penting untuk
memastikan dan memenuhi kebutuhannya atau mengenal yang tidak dapat dipenuhi oleh
pasien pada waktu itu.
Orlando (1972) menyampaikan 3 kriteria untuk memastikan keberhasilan perawat dalam
mengeksplor dan bereaksi dengan pasien, yaitu :
a) Perawat harus menemuinya dan konsisten terhadap apa yang dikatakannya dan
mengatakan perilaku nonverbalnya kepada pasien
b) Perawat harus dapat mengkomunikasikannya dengan jelas terhadap apa yang akan
diekspresikannya
c) Perawat harus menanyakan kembali kepada pasien langsung untuk perbaikan atau
klarifikasi.

3. Tindakan Perawat
Setelah memvalidasi dan memperbaiki reaksi perawat terhadap perilaku pasien,
perawat dapat melengkapi proses disiplin dengan tindakan keperawatan, Orlando menyatakan
bahwa apa yang dikatakan dan dilakukan oleh perawat dengan atau untuk kebaikan pasien
adalah merupakan suatu tidakan profesional perawatan. Perawat harus menentukan tindakan
yang sesuai untuk membantu memenuhi kebutuhan pasien. Prinsip yang menjadi petunjuk
tindakan menurut Orlando yaitu perawat harus mengawali dengan mengekplorasi untuk
memastikan bagaimana mempengaruhi pasien melalui tindakan atau kata-katanya.
Perawat dapat bertindak dengan dua cara yaitu : tindakan otomatis dan tindakan
terencana. Hanya tindakan terencana yang memenuhi fungsi profesional perawat. Sedangkan
tindakan otomatis dilakukan bila kebutuhan pasien yang mendesak, misalnya tindakan
pemberian obat atas intruksi medis. Dibawah ini merupakan kriteria tindakan keperawatan
yang direncanakan:
1. Tindakan merupakan hasil dari indentifikasi kebutuhan
2. Pasien dengan memvalidasi reaksi perawat terhadap perilaku pasien.
3. Perawat menjelaskan maksud tindakan kepada pasien dan sesuai untuk memenuhi
kebituhan pasien.
4. Perawat memvalidasi efektifitas tindakan, segera setelah dilakukan secara lengkap.
5. Perawat membebaskan stimulasi yang tidak berhubungan dengan kebutuhan pasien
ketika melakukan tindakan.

Tindakan otomatis tidak akan memenuhi kriteria tersebut. Beberapa contoh tindakan
otomatis tindakan rutinitas, melaksanakan instruksi dokter, tindakan perlindungan kesehatan
secara umum. Semua itu tidak membutuhkan validasi reaksi perawat

4. Fungsi Profesional
Tindakan yang tidak profesional dapat menghambat perawat dalam menyelesaikan
fungsi profesionalnya, dan dapat menyebabkan tidak adekuatnya perawatan pasien. Perawat
harus tetap menyadari bahwa aktivitas termasuk profesional jika aktivitas tersebut
direncanakan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan pasien.
Disiplin proses keperawatan adalah serangkaian tindakan dengan suatu perilaku pasien
yang membutuhkan bantuan. Perawat harus bereaksi terhadap perilaku pasien dengan
mempersepsikan, berfikir dan merasakan. Perawat membagi aspek reaksinya dengan pasien,
meyakinkan bahwa tindakan verbal dan nonverbalnya adalah konsisten dengan reaksinya,
dan mengidentifikasi reaksi sebagai dirinya sendiri, dan perawat mengunjungi pasien untuk
memvalidasi reaksinya. Membagi reaksinya oleh perawat membantu pasien untuk
menggunakan proses yang sama agar lebih efektif perlu komunikasinya. Selajutnya tindakan
yang sesuai untuk menyelesaikan kebutuhan adalah saling menguntungkan antar pasien dan
perawat. Setelah perawat bertindak, perawat segera katakan kepada pasien jika tindakannya
berhasil interaksi. Secara keseluruhan interaksi , perawat meyakinkan bahwa perawat bebas
terhadap stimulasi tambahan yang bertentangan dengan reaksinya terhadap pasien.

3.1 PARADIGMA KEPERAWATAN MENURUT JEAN ORLANDO


Asumsi Orlando terhadap metaparadigma keperawatan hampir seluruhnya terkandung
dalam teorinya. Sama dengan teori-teori keperawatan pendahulunya asumsinya tidak spesifik,
namun demikian Schmieding (1993) mendapatkan dari tulisan Orlando mengenai empat area
yang ditekuninya :

1. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu profesi yang mempunyai fungsi autonomi yang didefinisikan
sebagai fungsi profesional keperawatan. Fungsi profesional yaitu membantu mengenali dan
menemukan kebutuhan pasien yang bersifat segera. Itu merupakan tanggung jawab perawat
untuk mengetahui kebutuhan pasien dan membantu memenuhinya. Dalam teorinya tentang
disiplin proses keperawatan mengandung elemen dasar, yaitu perilaku pasien, reaksi perawat
dan tindakan perawatan yang dirancang untuk kebaikan pasien. Asumsi lain Orlando adalah
bahwa perawat harus menurunkan ketidaknyamanan baik fisik maupun mental pasien serta
tidak boleh menyebabkan pasien distress.

2. Manusia
Manusia bertindak atau berperilaku secara verbal dan nonverbal, kadang-kadang
dalam situasi tertentu manusia dalam memenuhi kebutuhannya membutuhkan bantuan, dan
akan mengalami distress jika mereka tidak dapat memenuhinya. Hal ini dijadikan dasar
pernyataan bahwa perawat profesional harus berhubungan dengan seseorang yang tidak dapat
menemukan sendiri kebutuhan mereka untuk dibantu. Dia juga menyatakan bahwa masing –
masing pasien unik dan perawat profesional dapat mengenali perilaku yang sama pada pasien
yang berbeda dimana tiap pasien memberikan tanda perbedaan kebutuhan.

3. Sehat
Orlando tidak mendefinisikan tentang sehat, tetapi berasumsi bahwa bebas dari
ketidaknyamanan fisik dan mental dan merasa adekuat dan sejahtera berkontribusi terhadap
sehat. Perasaan adekuat dan sejahtera dalam memenuhi kebutuhannya berkontribusi terhadap
sehat.

4. Lingkungan
Orlando juga tidak mendefinisikan lingkungan. Dia berasumsi bahwa lingkungan
merupakan situasi keperawatan yang terjadi ketika perawat dan pasien berinteraksi, dan
antara perawat-pasien mempersepsikan, berfikir, merasakan dan bertindak dalam situasi yang
bersifat segera. Pasien dapat mengalami distress terhadap lingkungan therapeutik dalam
mencapai tujuannya, perawat perlu mengobservasi perilaku pasien untuk mengetahui tanda-
tanda distress.
Perbandingan Disiplin Proses Keperawatan Orlando dengan Proses Keperawatan
Sebenarnya pada umumnya kedua proses tersebut memiliki karakteristik yang sama,
sebagai contoh keduanya bersifat interpersonal dan membutuhkan interaksi antara pasien dan
perawat. Kedua proses tersebut juga melihat pasien sebagai ”total person”/individu secara
keseluruhan, termasuk proses penyakit atau bagian – bagian tubuh. Orlando tidak
menggunakan istilah ”holistic” namun dia mendeskripsikannya dengan menggunakan
pendekatan holistik.
Ada beberapa perbedaan antara disiplin proses keperawatan Orlando dengan proses
keperawatan, antara lain :

A. Assesment
1. Tahap pengkajian pada proses keperawatan sesuai dengan reaksi perawat terhadap
perilaku pasien pada disiplin proses Orlando. Perilaku pasien merupakan inisiasi
untuk melakukan pengkajian
2. Pengumpulan data menurut Orlando hanya meliputi informasi yang relevan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pasien yang perlu dibantu
3. Orlando mendefinisikan observasi sebagai beberapa informasi yang menyangkut
pasien dimana perawat memperolehnya ketika dia melakukan pekerjannya
4. Reaksi perawat dari disiplin proses Orlando merupakan beberapa komponen untuk
menganalisa proses keperawatan
5. Produk dari analisis terhadap proses keperawatan disebut sebagai diagnosa
keperawtan. Eksplorasi reaksi perawat dengan pasien dari disiplin proses Orlando
mengarahkan pada proses identifikasi kebutuhan perawat untuk membantu pasien
6. Orlando sepakat dengan interaksi antara perawat – pasien secara langsung hanya satu
kebutuhan pada satu waktu

B. Planning
1. Tahap planning/perencanaan pada proses keperawatan meliputi penulisan tujuan
dan sasaran serta memutuskan tindakan keperawatan yang sesuai
2. Tujuan perencanaan Orlando selalu berusaha untuk mengurangi atau menurunkan
kebutuhan pasien untuk minta bantuan : sasaran berkaitan dengan usaha peningkatan perilaku
pasien
3. Pada Proses keperawatan, partisipasi terjadi paling banyak pada penyusunan tujuan,
sedangkan proses disiplin Orlando melihat pasien sebagai partisipan aktif untuk menentukan
tindakan keperawatan yang actual.

C. Implementation
Implementasi meliputi seleksi akhir dan melaksanakan rencana tindakan. Merupakan
tahap reaksi perawat dari disiplin proses Orlando.
Proses keperawatan mengharapkan perawat untuk mempertimbangkan semua dampak
yang mungkin terjadi atas tindakan terhadap pasien, sedangkan disiplin proses Orlando hanya
berkaitan dengan efektifitas suatu tindakan untuk mengurangi kebutuhan pertolongan secara
langsung

D. Evaluation
Evaluasi pada kedua proses berdasar pada kriteria objective. Pada proses
keperawatan, evaluasi menanyakan apakah ditemukan perubahan tingkah laku secara
objective, namun pada disiplin proses Orlando perawat mengobservasi perilaku pasien untuk
melihat apakah pasien tersebut butuh untuk dibantu.Kegagalan didalam mengevaluasi dapat
menyebabkan tindakan yang inefektif seperti kegagalan dalam menemukan kebutuhan pasien
dan meningkatkan biaya serta bahan perawat
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut Orlando, Keperawatan bersifat unik dan independent karena berhubungan
langsung dengan kebutuhan pasien yang harus dibantu, nyata atau potensial serta pada situasi
langsung. Orlando mendefisinikan kebutuhan sebagai permintaan/kebutuhan pasien dimana
bila disuplai, dikurangi, atau menurunkan distress secara langsung atau bahkan meningkatkan
perasaan tercukupi/wellbeing.
Dalam teorinya Orlando mengemukakan tentang konsep utama diantaranya adalah konsep
disiplin.Disiplin proses keperawatan meliputi komunikasi perawat kepada pasiennya,
mengidentifikasi permasalahn klien yang disampaikan,menanyakan untuk validasi atau
perbaiakan.

Anda mungkin juga menyukai