Anda di halaman 1dari 21

UNIVERSITAS INDONESIA

KONSEP MODEL KONSERVASI LEVINE


PADA PROSES KEPERAWATAN PASIEN Tn. A DENGAN
DYSPESIA RIWAYAT DEABETES MELITUS

MAKALAH
Andi Kurniawan NPM.2006507694
Nur Hasyim Auladi NPM.2006508141
Latif Hisbullah NPM.
Ristinawati NPM.
R. Isnawan Risqi Rakhman NPM.2006508173
Samrotul Fuadah NPM.

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN
JAKARTA
2020

BAB 1

PENDAHULUAN
2

Keperawatan adalah profesi yang memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan di


masyarakat. Dimana karakteristik sebuah profesi harus berkontribusi pada
kebaikan untuk masyarakat dan sebagai profesional harus mampu memberikan
edukasi yang spesifik sesuai kebutuhan masyarakat. Kesehatan dan kesejahteraan
merupakan kebutuhan individu, keluarga, bangsa dan komunitas global.
Pengetahuan merupakan dasar dalam melakukan praktik keperawatan profesional
dan jalan untuk dapat mengembangkan pengetahuan adalah dengan
menggambarkan model/teori. Model konseptual keperawatan merupakan cara
untuk mengembangkan pengetahuan keperawatan, salah satunya melalui model
konservasi Levine

Dalam konsep penerapan model konservasi levine dalam penanganan pasien yang
mempunyai gejala ketidaknyamanan dapat diaplikasikan sesuai dengan tujuan
teori ini yaitu untuk mengkonservasi energi , mengkonservasi integritas struktur,
personal dan sosial klien. Konsep utama dari teori levine terdiri dari wholism
( menyeluruh / integritas ), adaptasi dan konservasi. Konservasi terhadap salah
satu aspek tersebut diharapkan dapat ikut memberikan kontribusi yang berarti
terhadap ketiga aspek lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dengan adanya pemberian kenyamanan fisik diharapkan akan terjadi konservsi
integritas struktur. Kondisi ini secara tidak langsung akan mengkonversi energi
dan mengkonversi integritas personal dan sosial klien , sehingga adaptasi
mekanisme tubuh akan berfokus pada proses penyembuhan ( Alligod, 2010 ).

Dengan adanya aplikasi teori keperawatan yang digunakan dalam suatu kasus
pada pasien salah satunya teori konservasi levine diharapkan bisa dijadikan
pedoman dalam melakukan pengkajiab, penegakan diagnosa, perumusan
intervensi sebelum melakukan implementasi dalam mengatasi masalah kesehatan
yang ada pada pasien. Melalui pendekatan teori konservasi levine diharapkan
klien dapat mencapai derajat kesehatan yang mnyeluruh ( wholism ) dengan
memperhatikan aspek fisik, psikologi, dan sosial pada pasien sehingga masalah
yang muncul dapat diselesaikan secara komprehensif.

…..ntar dilanjutin lagi,,,,


3

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Sejarah dan Latar Belakang Model


Model konservasi mulanya merupakan sebuah kerangka kerja untuk proses
pembelajaran peserta didik keperawatan. Buku karya Levine Introduction to
clinical Nursing (1973) mengarahkan tentang “mengapa” perlu Tindakan
keperawatan. Levine mengajarkan Tindakan keperawatan dan rasional dari
setiap tindakan yang diberikan oleh perawat. Levine memberikan perhatian
lebih pada dasar-dasar teoritis tindakan keperawatan bersamaan dengan era
dimana keperawatan mulai diperkenalkan sebagai sebuah disiplin ilmu.
Levine dengan jelas menampilkan kerangka ilmiah sebagai dasar analisis dan
pemahaman terhadap sifat ilmiah dari tindakan keperawatan (Fawcett, 1998)

Model konsep ini memiliki universalitas yang didukung oleh penggunaan-


penggunaan pada berbagai karakteristik pasien dengan variasi usia dan
lingkup pelayanan yang beragam, termasuk dalam perawatan kritis.
2.2. Paradigma dan falsafah Model
Konsel model konservasi Levine berpusat pada interaksi antara manusia
terhadap lingkungannya (Fawcett, 1998) melalui proses adaptasi, respon
organismic dan konservasi.
2.2.1. Manusia (Human Being)
Konsep model Levine memandang manusia sebagai makhluk holistik.
Model konservasi memiliki 3 (tiga) dimensi yaitu:
 System of systems, yaitu bahwa manusia merupakan bagian dari
organisasi dengan segala sesuatu yang terlibat didalam
pembentukannya.
 Keutuhan (wholeness),
 Integritas (integrity), yaitu kebebasan manusia dalam memilih dan
bertindak, serta kepemilikan atas identitas dan penghargaan diri

Universitas Indonesia
4

Levine juga memandang bahwa proses kehidupan merupakan proses


perubahan.

2.2.2. Lingkungan
Lingkungan merupakan tempat dimana individu hidup dalam
kehidupannya. Lingkungan bukan merupakan latar belakangh yang
sifatnya pasif, melainkan secara aktif individu ikut terlibat dalam
lingkungannya. Konsep model konservasi memandang bahwa individu
memiliki lingkungannya sendiri, baik lingkungan internal maupun
eksternal. Dimensi lingkungan internal terdiri dari 1) Homeostatis dan
2) Homeorhesis. Homeostatis mengarah pada spek fisiologis sedangkan
homeoresis mengarah pada aspek patofisiologis yang ada pada pasien.
Dimensi lingkungan eksternal terdiri dari 3 level yaitu :
 Persepsual, dimana individu memiliki kemampuan untuk menerima
dan menerjemahkan organ inderanya.
 Operasional, yaitu hal-hal yang yang dapat memengaruhi fisiknya
meskipun tidak secara kasat dapat diketahui secara langsung
(misalnya adalah mikroorganisme)
 Konseptual, merupakan konstruksi dari pola budaya sebagai wujud
dari eksistensi spiritual dan direpresentasikan melalui symbol-
simblo Bahasa, pikiranm dan sejarah (Levine, 1973 dalam Aligood,
2014)

Menurut Levine, kondisi lingkungan internal dan eksternal merupakan


faktor penentu intervensi keperawatan yang mengarahkan pada proses
adaptasi. Segala proses adaptasi merupakan representasi dari
keseimbangan antara lingkungan internal dan eksternal.

2.2.3. Kesehatan (Health)


Kesehatan secara sosial ditentukan oleh kemampuan untuk menjalankan
fungsi sesuai tatanan normal. Kesehatan tidak semata-mata berarti
bebas dari kondisi patologis. Kesehatan merupakan pengembalian
terhadap diri, dimana individu secara bebas menentukan pilihan sesuai
dengan sumber daya-sumber daya yang dimilikinya. Levine
5

menekankan bahwa Kesehatan juga dipengaruhi oleh budaya, bukan


merupakan sesuatu yang berdiri dan ada dengan sendirinya, melainkan
bagian dari keyakinan dan kepercayaan dari kelompok dimana ia berada
(Levine, 1995 dalam Alligood, 2014)
2.2.4. Keperawatan
Levine mendefinisikan keperawatan sebagai sebuah interaksi manusia.
Keperawatan professional harus dipertahankan pada level sarjana
sebagaimana yang diharapkan oleh disiplin ilmu yang lain.
Keperawatan memiliki tugas untuk selalu menyertakan prinsip-prinsip
ilmiah sesuai dengan kondisi pada situasi dan kondisi yang tepat
dialami oleh pasien. Pengamatan yang mendalam dan pemilihan data-
data yang relevan sebagai data dasar yang digunakan dalam pengkajian
atas kebutuhan asuhan keperawatan yang dibutuhkan pasien. Perawat
berpartisipasi aktif dalam setiap lingkungan pasien dan berbuat
sebanyak mungkin yang bisa dilakukan dalam rangka membantu pasien
untuk menyesuaikan diri dalam kondisi sakitnya. Esensi tujuan dari
keperawatan adalah untuk membantu proses adaptasi dan menjaga
keutuhan (Levine, 1971 dalam aligood, )
2.3. Konsep Utama dalam Model Konservasi Levine
Terdapat 3 (tiga) konsep mayor dalam model konservasi yaitu: 1) Keutuhan
(wholeness), 2) Adaptasi, dan 3) Konservasi.
2.3.1. Keutuhan (wholeness)
Keutuhan (wholeness) merupakan sebuah sistem yang terbuka.
Keutuhan menekankan pada hubungan progresif yang saling
berketergantungan diantara berbacam-macam fungsi dan bagian di
dalamnya dimana batasannya bersifat terbuka.

2.3.2. Adaptasi
Adaptasi merupakan proses perubahan individu untuk berusaha
mempertahankan integritasnya dalam realita yang terjadi di
lingkungan internal dan eksternalnya. Sementara konservasi
merupakan sebuah hasil yang diharapkan (outcome), sedangkan

Universitas Indonesia
6

adaptasi adalah derajat atau tingkatan atas sebuah proses yang terjadi.
Karakteristik adaptasi menurut Levine terdiri dari 3 (tiga tingkatan) :
 Historicity
 Specificity
 Redundancy
Levine menyatakan bahwa setiap makhluk memiliki pola respon
uniknya masing-masing untuk memastikan keberhasilannya dalam
aktivitas kehidupan. Hal ini menunjukkan bahwa adaptasi merupakan
sebuah riwayat lampau (historicity) yang spesifik (specificity). Proses
adaptasi juga dapat tersembunyi dalam kode-kode genetic tiap
individu. Redundansi merupakan bentuk dari pilihan berhasil atau
gagalnya sebuah proses adaptasi. Kehilangan pilihan untuk bertahan
akibat trauma, usia, penyakit atau kondisi lingkungan menyebabkan
indivudi sulit untuk mempertahankan kehidupannya. Levine
menyatakan bahwa menua merupakan konsekuensi dari proses
kegagalan mempertahankan redundancy dari proses fisiologis dan
psikologis

Kemampuan individu untuk beradaptasi terhadap lingkungannya


disebut respot organismic, yang terdiri dari 4 (empat) tingkatan
inegrasi sebagai berikut:
 Fight or flight, yang merupakan respon primitive saat individu
merasa terancam. Hospitalisasi, penyakit, dan pengalaman-
pengalaman baru dapat memunculkan respon.
 Inflamatory response, merupakan mekanisme pertahanan diri
untuk melindungi diri dari serangan lingkungan. Respon inflamasi
merupakan salah satu cara untuk pulih. Respon muncul dengan
memanfaatkan energi yang ada untuk menyingkirkan zat iritan dan
pathogen. Proses ini memeiliki keterbatasan waktu karena dapat
menguras cadangan energi individu. Kontrol lingkungan
merupakan hal yang penting dalam proses ini.
 Response to Stress,
7

 Perceptual awareness, yaitu respon yang tergantung pada persepsi


kewaspadaan individu. Respon ini muncul hanya jika individu
mengalami sendiri hal-hal disekitarnya. Individu memanfaatkan
respon ini untuk mengupayakan dan mempertahankan keselamatan,
berdasarkan pengalaman sebelumnya.
2.3.3. Konservasi
Konservasi berasal dari bahas latine conservation, yang berarti “ to
keep together”. Konservasi didefinisikan sebagai sebuah cara dari
sebuah sistem yang kompleks untuk tetap menjalankan fungsinya pada
kondisi perubahan yang parah sekalipun (Levine, 1990 dalam
Alligood, 2014). MElalui konservasi, individu dapat menlawan
hambatan-hambatan dan beradaptasi serta mempertahankan
keunikannya. Tujuan dari konservasi adalah Kesehatan dan kekuatan
dalam menghadapi ketidakberdayaan, dengan syarat prinsip-prinsip
konservasi dan integritas dilaksanakan.

Fokus utama konservasi adalah mempertahankan keutuhan individu.


Meskipun intervensi keperawatanmungkin hanya terkait dengan satu
prinsip konservasi, namun penting bagi perawat untuk mengenali
pengaruh dari prinsip-prinsip konservasi yang lain. Konsep model
Levine menekankan pada interaksi dan intervensi yang mengarahkan
proses adaptasi untuk mempertahankan keutuhan. Konservasi
berfokus pada pencapaian keseimbangan antara suplai dan kebutuhan
energi dalam keunikan biologisnya masing-masing.

2.4. Prinsip-prinsip Konservasi


Tujuan utama dari konsep model konservasi ini adalah pencapaian melalui
intervensi-intervensi yang mengacu pada prinsip-prinspik konservasi .
2.4.1. Konservasi Energi (Conservation of Energy)
Setiap individu membutuhkan keseimbangan dan pembaruan energi
yang konstan untuk mempertahankan aktivitas kehidupannya. Proses-

Universitas Indonesia
8

proses yang terjadi seperti perubahan-perubahan dan proses menua


dapat mempengaruhi energi. Prinsip konservasi energi adalah
menyeimbangkan antara luaran (output) energi dan masukan (energi)
energi untuk mencegah kelelahan (fatigue), melalui :
 Istirahat yang cukup
 Pemenuhan nutrisi
 Aktivitas Latihan

Perawat perlu mengkaji konservasi energi pasien dengan menentukan


kemampuan pasien dalam melakukan aktivitasnya tanpa menyebabkan
munculnya kelelahan yang berlebih. Observasi yang berhubungan
dengan prinsip ini diantaranya adalah:

 Tanda-tanda vital
 Keadaan umum pasien
 Perilaku pasien
 Batas toleransi pasien terhadap aktivitas perawatan yang dibutuhkan
sesuai dengan kondisinya.

2.4.2. Konservasi Integritas Struktural (Conservation of Structural


Integrity)
Perawat mengkaji konservasi integritas struktural pasien dengan
menentukan kemampuan fungsi fisiknya. Pengamatan yang mungkin
sesuai untuk dikaji oleh perawat dianytaranya:
 Status proses patofisiologis pasien
 Status proses penyembuhannya
 Efek dari prosedur pembedahan
2.4.3. Konservasi Integritas Personal (Conservation of Personal Integrity)
Perawat mengkaji status konservasi integritas personalnya melalui
bagaimana nilai-nilai moral dan etik serta pengalaman hidup pasien.
Pengamatan yang mungkin dapat dilakukan oleh perawat dalam
mengkaji konservasi integritas personalnya diantaranya:
 Riwayat hidup pasien
9

 Ketertarikan pasien terhadap proses pengambilan keputusan


 Mengidentifikasi patient’s sense of self.
2.4.4. Konservasi Integritas Sosial (Conservation of Social Integrity)
Perawat mengkaji status konservasi integritas sosialnya melalui
pengkajian anggota keluarga, teman, dan lingkungan konseptualnya.
Pengamatan yang mungkin dapat dilakukan diantaranya
 Identifikasi orang atau anggota keluarga yang dianggap penting dan
bermakna bagi pasien
 Keterlibatan dalam aktivitas sekolah, pekerjaan, sosial, keagamaan
dan lainnya.

Universitas Indonesia
10

BAB 3

ANALISA DAN APLIKASI KONSEP

1. Kasus Pasien
Pasien tn A datang ke IGD dengan keluhan lemah dan lemas, sudah 5 hari pasien
merasakan keluhan tersebut dan dirasa semakin bertambah keluhannya. 7 hari
sebelum masuk RS pasien mengalami diare tapi sembuh setelah mnum obat beli
diapotik. Selain mengeluh lemas pasien juga mengeluh mual sehingga nafsu
makan tidak ada asupan hanya bebrapa sendok bubur saja. Pasien mempunyai
riwayt DM dah rutin berobat dipuskesmas melalui program prolanis, sdh mnum
obat rutin sejak 1 tahun yang lalu dengan obat glibenclamid 2x1 dan renabetik
1x1. Selama 2 hari terakhir dalam memenuhi kebutuhan ADL ny pasien selalu
dibantu oleh keluarga yaitu anak dan istri terutama pada saat mndi dan kekamar
mandi. Therapi yang didapat pasien untuk saat ini IVFD RL / Asering 20 tpm
Ceftriaxone 2x1 gr IV
OMZ 1x40 mg IV PCT infus 3x500 mg IV Mecobalamin 1x500 mg/drip
Renabetic 1x1 tab Glibenclamid 2x1 tab . Saat dilakukan pemeriksaan ttv td
154/89 hr 108 resp 20 spo2 97% utk hasil laboratorium Hb : 8,5 gr / dl Leukosit :
11.000 / μL Trombosit : 250.000 / μL Hematokrit : 35 % SGOT : 30 U/L SGPT :
50 U/L GDS : 315 mg / dl Ureum : 50 mg / dl Kreatinin 2,5 mg / dl
Albumin : 2,5 gr% Globulin 1,8 gr% Natrium : 148 mmol/L Klorida : 115 mmol /
L Kalium : 3,0 mmol / L Kalsium 7,9 mmol / L Pada pemeriksaan fisik ditemukan
hasil
Kepala
Bentuk mesochepal, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, mukosa mulut agak
kering dan pucat
Leher
Pemebesaran tiroid tidak ada , nilai JVP dalam batas normal
Dada
Thorak :
Simetris, suara nafas vesikuler tidak ada suara nafas tambahan
Jantung :
Irama reguler , S1 > S2 dengan tanpa murmur dan gallop
11

Abdomen
Bising usus agak meningkat 15 x/menit, sedikit distensi abdomen, hipertimpani
(+), nyeri tekan tidak ditemukan, terdapat luka post op prostat yang telah
mngering sekitar 2 tahun yang lalu
Integumen
Turgor kulit elastisitas agak menurun, membran mukosa pucat
Saat sehat pasien adalah orang yang aktif dalam kegiatan bermasyarakat, aktif
dalam rapat serta turut berperan dalam pengambilan keputusan dalam
kemasyarakatan.

2. Pengkajian Keperawatan dan Tropikognosis (Diagnosa


Keperawatan)

Konservasi Energi Tropikognosis


Keadaan DO:
umum TD : 154/89 mmHg
N : 108 x/ menit
S : 37, 5 C
RR : 20 x / menit
SaO2 98%
Status DS: Ketidakseimbangan
Nutrisi dan Pasien mengeluh mual, lemah dan nutrisi : Nutrisi kurang
Cairan lemas dari kebutuhan tubuh

DO :
7 hari sebleum masuk RS pasien
mengalami diare, asupan makan
hanya beberapa sendok dalam
sehari, nafsu makan berkurang,
tonus otot menurun, mukosa
membran pucat

Istirahat dan DS: Gangguan pola tidur


kenyamanan Pasien mengatakan tidak bisa tidur

Universitas Indonesia
12

pada malam hari dan merasa tidak


puas dengan waktu istirahatnya
DO:
Tidur hanya 2-4 jam dalam
semalam dan tetap terjaga tanpa tau
penyebabnya
Aktivitas DS: Hambatan mobilitas
Latihan Pasien mengeluh lemah dan lemas fisik

DO
Gerakan pasien tampak lambat,
selama 2 hari terakhir dalam
memenuhi kebutuhan ADL selalu
didampingi dan dibantu keluarga
terutama saat mandi atau mobilisasi
dari tempat tidur, terdapat pasien
mengalami tremor saat bergerak.

Konservasi Integritas Struktural Tropikognosis


Pemeriksaa DS: Resiko ketidak stabilan
n Fisik Pasien mengeluh lemah dan lemas gula darah

(sesuai DO :
dengan TTV
kasus TD : 154/89 mmHg
pasien) N : 108 x/ menit
S : 37, 5 C
RR : 20 x / menit
SaO2 98%
Kepala
Bentuk mesochepal, konjungtiva
anemis, sklera tidak ikterik,
mukosa mulut agak kering dan
pucat
Leher
13

Pemebesaran tiroid tidak ada , nilai


JVP dalam batas normal
Dada
Thorak :
Simetris, suara nafas vesikuler
tidak ada suara nafas tambahan
Jantung :
Irama reguler , S1 > S2 dengan
tanpa murmur dan gallop
Abdomen
Bising usus agak meningkat 15
x/menit, sedikit distensi abdomen,
hipertimpani (+), nyeri tekan tidak
ditemukan, terdapat luka post op
prostat yang telah mngering sekitar
2 tahun yang lalu
Integumen
Turgor kulit elastisitas agak
menurun, membran mukosa pucat

Hasil Hb : 8,5 gr / dl
pemeriksaan Leukosit : 11.000 / μL
penunjang/ Trombosit : 250.000 / μL
diagnostic Hematokrit : 35 %
pasien SGOT : 30 U/L
SGPT : 50 U/L
GDS : 315 mg / dl
Ureum : 50 mg / dl
Kreatinin 2,5 mg / dl
Albumin : 2,5 gr%
Globulin 1,8 gr%
Natrium : 148 mmol/L
Klorida : 115 mmol / L

Universitas Indonesia
14

Kalium : 3,0 mmol / L


Kalsium 7,9 mmol / L
Terapi IVFD
medikasi RL / Asering 20 tpm
saat ini Ceftriaxone 2x1 gr IV
OMZ 1x40 mg IV
PCT infus 3x500 mg IV
Mecobalamin 1x500 mg/drip
Renabetic 1x1 tab
Glibenclamid 2x1 tab

Konservasi Integritas Struktural Tropikognosis


DS Resiko ketidak stabilan
Pasien mengatakan menyadari akan penyakit DM gula darah
yang dideritanya dan berharap bisa disembuhkan
DO
Terdapat riwayat pengobatan DM secara teratur di
puskesmas melalui program prolanis dengan
konsumsi obat rutin renabetic 1x1 tab dan
glibenclamid 2x1 tab, terdapat bekas luka post
operasi prostat pada daerah abdomen yang telah
mengering sekitar 2 tahun yang lalu

Konservasi Integritas Personal Tropikognosis


DS Hambatan mobilitas
Selama sehat pasien mengatakan bahwa dirinya fisik
merupakah tokoh yang ada dalam masyarakat,
beliau sering mengikuti rapat dalam pengambilan
keputusan terkait dengan kepentingan masyarakat,
Pasien meyakini bahwa penyakit yang dialaminya
akan bisa disembuhkan
15

DO
Pasien tambah lemah dan lemas terbaring
ditempat tidur

Konservasi Integritas Sosial Tropikognosis


DS Gangguan interaksi
Pasien mengatakan bahwa anak dan istri adalah sosial
orang yang penting bagi dirinya karena merekalah
yang merawat pasien selama sakit dalam
memenuhi kebutuhan pasien yang tidak dapat
dipenuhi secara mandiri
DO
Selama sakit perannya sebagai kepala keluarga
tidak dapat dilakukan secara optimal, begitu pula
peran sebagai anggota masyarakat tidak bisa
dilakukan karena selama sakit pasien hanya
berada didalam rumah saja.

3. Intervensi Keperawatan berdasarkan Model Konservasi Levine

N Tropikognosis Hipotesis Intervensi


o
Konservasi Energi: Tujuan: Mandiri :
Nutrisi kurang dari Asupan nutrisi pasien Kaji kemampuan makan dan
kebutuhan tubuh terpenuhi sesuai minum pasien.
kebutuhan pasien. Kaji penyebab kekurangan nutrisi
pasien
Kriteria Hasil Berikan bantuan aktifitas makan
Kebutuhan nutrisi dan minum kepada pasien sesuai
terpenuhi ditandai kondisi pasien.
dengan makan dan Motivasi dan melatih pasien

Universitas Indonesia
16

minum pasien dapat untuk bisa melakukan secara


masuk sesuai diit bertahap
yang diberikan. Berikan dukungan dn penguatan
terhadap pasien secara positif,
seperti berbicara dan memberi
sentuhan pada pasien.
Berikan dukungan secara
emosional pada pasien dan
keluarga selama menjalani rawat
inap di rumah sakit.
Kolaborasi:
Kepada bagian nutrisionist untuk
mengatur diit pasien.
Konservasi Tujuan: Pantau kadar gula darah secara
Integritas Kestabilan kadar berkala sesuai kondisi pasien
Struktur: gula darah terjaga. Kaji pengetahuan pasien tentang
Resiko ketidak Kriteria Hasil penyakit yang diderita pasien.
stabilan gula darah Kriteria Hasil Kadar Berikan Pendidikan Kesehatan
. gula darah pasien tentang DM
normal. Berikan support pada pasien dan
Tidak ada tanda keluarga agar patuh terhadap
tanda hipoglikemi / pengobatan penyakit pasien
hiperglikemi Motivasi pasien dan keluarga agar
teap menjaga kestabilan kondisi
gula darah pasien dengan makan
sesuai diit yang diberikan
Kolaborasi:
Mintakan terapi dokter sesuai
kondisi pasien

Konservasi Tujuan: Mandiri


Integritas Kebutuhan aktifitas Kaji tingkat kemampuan aktifitas
Personal: pasien terpenuhi pasien
Hambatan mobilitas Kriteria Hasil Berikan bantuan pasien dalam
fisik Pasien mampu aktifitas sesuai dengan kebutuhan
17

beraktifitas sesuai pasien


dengan tingkat Berikan motivasi dan dukungan
kemampuan dan terhadap kemampuan aktivitas
dapat ditingkatkan yag dilakukan pasien.
secara bertahap Berikan dukungan kepada
keluarga untuk selalu
mendampingi pasien disaat pasien
sedang membutuhkan bantuan
aktifitas
Kolaborasi:
Lakukan koordinasi dengan
fisioterapis untuk dapat melatih
gerak pasien, agar pasien mampu
melakukan secara mandiri bila
dibutuhkan.

Konservasi Tujuan : Mandiri :


Integritas Sosial: Pasien mampu Kaji kondisi sosial pasien dan
Gangguan interaksi berinteraksi sosial keluarga
sosial dengan baik dengan Ciptakan lingkungan yang
orang lain terapeutik.
Kriteria Hasil : Berikan support kepada pasien
Walaupun klien Ajak keluarga dalam berinteraksi
mengalami masalah Berikan motivasi padaa keluarga
Kesehatan, tetapi untuk ikut mendukumg
tidak terlihat kesembuhan pasien.
mengalami masalah Kolaborasi:
integritas sosial. Kolaborasi dengan psikolog bila
Selama sakit pasien membutuhkan.
masih mampu
mempertahankan
integritas sosial
dimana pasien dapat
berespon terhadap
perawat dan orang
diluar keluarganya

Universitas Indonesia
18

dengan tersenyum
bila didekati atau
diajak bicara.
19

BAB 4

PEMBAHASAN

1. Kelebihan Konsep Model Konservasi Levine


2. Kekurangan Konsep Model Konservasi Levine
3. Implikasi Penerapan Model Konservasi Levine

Universitas Indonesia
20

BAB V

KESIMPULAN
21

REFERENSI

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai