Anda di halaman 1dari 49

STUDI KASUS PADA PASIEN

HIV DENGAN TEORY KING

Presented by:
Turiman (2006609935)
Maulin Nasikah (2006508085)
Betty Luinta Saragih
( 2006507763)
Pendahuluan
• AIDS merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang menyebabkan
rusaknya imunitas tubuh.
• Prevalensi semakin beningkat tiap tahunnya, berkontribusi pada komorbiditas
dan mortalitas
• UNAIDS 2017 : Penderita HIV di dunia 36,9 Juta jiwa, Indonesi 620.000 jiwa.
• Angka kematian AIDS dunia 940.000 jiwa
• Indonesia 46.000 kasus baru setiap tahunnya
• Angka kesakitan HIV lebih disebabkan karena infeksi oportunistik yang
mengharuskan hospitalisasi.
• Orang dengan HIV-AIDS masih sering mengalami stigma buruk dari masyarakt,
hal ini juga dapat berdampak penurunan Kesehatan.
• Interaksi dinamis personal, interpersonal dan social dari Imogene M King tepat
digunakan untuk askep pasien HIV-AIDS untuk mencapai tujuan kesehatannya
Sumber : Riskesdas (2018)
ORGAN IMUN

1. NODUS LIMPA
2. NODULUS LIMPATIKUS
3. LIMPA
4. TIMUS
5. SUMSUM TULANG
Tanda dan Gejala HIV

Sumber : CDC (2020)


https://www.cdc.gov/hiv/basics/whatishiv.html
KONSEP INTERAKSI DINAMIS
TEORI IMOGENE M KING

• Organisasi

Sistem Sosial • Kekuatan


• Wewenang
• Pengambilan keputusan

• Interaksi
Sistem • Komunikasi
• Transaksi
interpersonal • Peran
• Stress

Sistem • Persepsi
• Diri
personal • Tumbang
• Ruang dan waktu

TEORI PENCAPAIAN TUJUAN


Interaksi Proses
TEORI PENCAPAIAN Perawatan
TUJUAN
1. Persepsi
2. Peran
3. Pertumbuhan
Perkembamgan
PERAWAT 4. Ruang danWaktu
Aksi Reaksi Transaksi Interaksi 5. Komunikasi
6. Interaksi
KLIEN 7. Transaksi
8. Stress dan koping
9. diri

Kesehatan : Lingkungan :
Keperawatan Klien : individu mampu system social
dalam system beraktifitas dlm dlm masy.
ASUMSI KING : proses
dengan masalah mrpk
peran
interaksoi kesehatan kekuatan
social&hadapi
perawat-klien stressor lingk. dinamis
Rumusan masalah
Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan teori pencapaian tujuan Imogene M King pada proses asuhan
keperawatan pasien HIV-AIDS
2. Bagaimana penerapan teori pencapaian tujuan Imogene M King pada proses
pengkajian pada pasien HIV-AIDS, kelebihan dan kekurangannya
3. Bagaimana proses penyusunan diagnose keperawatan pada pasien HIV-AIDS dengan
pola NANDA
4. Bagaimana penyusunan rencana keperawatan pada pasien HIV-AIDS
5. Bagaimana implementasi keperawatan pada pasien HIV-AIDS
6. Bagaimana penyusunan evaluasi keperawatan pada pasien HIV-AIDS
Pengkajian HIV: Anamnesa
• Demam dengan atau tanpa • Diare persisten
menggigil • Frekuensi, urgensi, atau nyeri saat buang air
• Batuk dengan atau tanpa sputum
kecil
• Sesak napas • Perubahan karakter urin
• Sulit bernafas • Lesi di wajah, bibir, atau area perianal
• Kesulitan menelan • Kemerahan, bengkak, atau drainase dari lesi
• Bercak putih di rongga mulut
kulit
• Pembengkakan kelenjar getah • Keputihan yang menetap dengan atau tanpa
bening rasa gatal pada perianal
• Mual dengan atau tanpa muntah • Nyeri perut yang terus-menerus

Reference: Brunner and Suddart (2010). Medical Surgical Nursing 12th Edition
Inspeksi

•Oral hairy leukoplakia

Reference: Jarvis,2016, Physical Examination and Haealth Assesment


Inspeksi: kelainan Kulit

Furunkulosis
rekuren Dermatitis Seboroik
Sarkoma Kaposi

Herpes Zoster
Eksaserbasi psoriasis
Reference: Jarvis,2016, Physical Examination and Haealth Assesment
Palpasi Nodus Limfatikus
1. Preaurikuler
2. Aurikuler Poterior
3. Oxipital
4. Tonsilar
5. Sub Mandibula
6. Submental
7. Servical Superficial
8. Servical Posterior
9.Servical Profunda
10. Supraklavicula
Reference: Hartono (2013) Buku Ajar pemeriksaan Fisik
dan Riwayat kesehatan Bates ed. 8 Hal 168 - 169
Springhouse (2005). Professional guide to assessment. ProQuest Ebook Central
Pemeriksaan Lab HIV

Reference: Brunner and


Suddart (2010). Medical
Surgical Nursing 12th
Edition

https://www.infolabmed.com/2018/03/pemeriksaan-anti-hiv-seri-edukasi.html
Price and Wilson (1995). Patofisilogi Konsep klinis proses – proses penyakit
Studi Kasus
Kasus HIV

Identitas Pasien : Tn H
Umur Pasien : 28 tahun
Status : Belum Menikah
Pendidikan : S 1
Masuk RS : 16 September 2019
Pengkajian : 17 September
Diagnosa Masuk : Pnemonia
Diagnosa Akhir : RDS ec Pnemonia dd curiga pneumocytis carinii
ODHA tanpa ARV
Deskripsi Kasus

Tn. H (28 tahun) ke IRJ RS. C dengan jalan kaki ke Poli Dr. P Sp.P tanggal
16 September 2019. Ku tampak lemah, kesadaran cm, akral dingin, CRT
> 3detik, pernafasan tampak cepat menggunakan cuping hidung dan
otot-otot tambahan, keluhan cepat Lelah, batuk ada berdahak,
wheezing-/-, ronchi +/+. Obs TTV: TD = 120/90 S:36.6 N/HR: 109, RR:
34x/menit SpO2 79%, lalu perawat memberi 02 4 ltr/menit, diberi
nebulizer Combivent+ Pulmicort, dan dipasang infus Asering 12
jam/kolf. Dievaluasi naik S02: 92%. Pasien dianjurkan dirawat.
Saat Pengkajian

Ku: tampak lemah, kesadaran cm, akral dingin, tampak


pucat, capillary refill 3 detik, tampak sesak,
menggunakan cuping hidung dan otot-otot dada
tambahan, suara nafas vesikuler, wheezing -/-, ronchi
+/+, batuk ada, slmph sulit dikeluarkan, warna kuning,
dibantu O2 binasal 3 l / menit. Abdomen supel, BU
10x/menit, tampak lesi kemerahan berbatas tegas di
kaki dan tangan dan gatal (pruritis popular
eruption),serta tampak candidiasis oral.
Saat Pengkajian

Pasien mengatakan riwayat demam naik turun 2


minggu,batuk ada, dahak tidak ada, badan cepat lelah
bila beraktivitas jalan. 1 minggu ini merasa tidak enak
badan, nafsu makan turun, BB turun 5 kg dalam 1
minggu terakhir, diare tidak ada. Riwayat jatuh 3
minggu yll saat mau mengantar ibu OS berobat ke RS.
Obs: TD: 90/70mmHg, S: 36,4 C, N/HR: 108 x/menit, P:
28x/menit, SO2: 95- 97%
Laboratorium

• Hasil lab 17-10-2019 : Hb: 12,0 g/dL, Ht: 37,7%, Leukosit: 4.820 /uL., Trombosit:
316rb,
• Basofil: 0,2 %, Limfosit: 18,3 %,
• Albumin: 2,47 g/dL,
• Natrium: 133 mmol/L, Kalium: 4,0 mmol/L, Clorida: 105 mmol/L.
• Thorak Foto 17-10-20202: Infiltrat perihiler kanan dan paracardial kanan kiri DD/
Pneumonia, TB Paru.
• Lab 18-09-2019 : CD 4 Absolut: 9 sel/L, CD4 1 %, CD8 Absolut 504 sel/L, CD
72%, Ket Lymphocyte T helper sangat kurang, T suppressor normal. Anti HIV Elisa
Reagen I,II dan III : Reaktif. EKG: Sinus Tachcardia. Hasil Broncoscopy 21-09-2019:
Peradangan bronkus
Therapi
Terapi yang diberikan:
• O2 3l/menit,
• Asering 12 j/kolf,
• Nebulizer : Combivent dan Pulmicort 3x1,
• Micostatin 3x10 tetes, Cotrimoxazole 480 mg 4x2 tb, Fluconazole
1x500 mg PO, Bisolvon 3x1 amp IV, Farmadol 2x 500mg IV,
Lameson 3x 250 mg IV, Avelox 1x 400mg, Ceftum 2x1 gram IV
dan Gentamycin 1x 160 mg.
Pengkajian Keperawatan HIV dengan
Pencapaian Tujuan Model Imogene M. King
1. Sistem Personal c. Pengkajian Waktu dan Ruang 3. Sistem Sosial
a. Pengkajian Persepsi d. Pengkajian Tumbuh Kembang a. Organisasi
b. Pengkajian Diri
(1) Respirasi b. Pengambilan
(2) Sirkulasi 2. Pengkajian Interpersonal Keputusan
(3) Nutrisi a. Pengkajian Peran c. Otoritas
(4) Eliminasi b. Pengkajian Transaksi d. Status
(5) Imun dan Integumen
c. Pengkajian Komunikasi
(6) Muskuloskeletal
(7) Neurologis d. Pengkajian Stress dan Koping
(8) Seksual e. Pengkajian Interaksi
Sistem Personal
1. Persepsi
Pasien mengatakan sudah demam naik turun sejak 2 minggu yang lalu,
batuk ada, dahak ada sulit dikeluarkan, merasa sesak dan cepat lelah
bila beraktivitas. Pasien mengatakan cepat lelah selama 1 minggu ini,
dan merasa tidak enak badan. Pasien selama 1 minggu ini mengalami
penurunan berat badan sebanyak 5 kg, pasien berpikir demam dan
sesak ini yang menyebabkan kurang nafsu makan dan turun berat
badan. Selain itu pasien juga mengatakan ada batuk sesekali tapi tidak
ada dahak.
Pengkajian Diri
a. Respirasi
Pasien tampak sesak dan cepat lelah terlebih bila saat mobilitas, pasien
tampak pucat, sianosis tidak ada. Pernapasan cepat menggunakan cuping
hidung dan menggunakan otot-otot dada tambahan. Pergerakkan dada
simetris, suara napas vesicular, wheezing -/-, ronchi +/+, batuk ada, sylmph
ada warna kuning kehijauan sulit dikeluarka. Dibantu O2 3 l/menit. Obs
TTV: TD: 90/70mmHg, S: 36,4 C, N/HR: 108 x/menit, P: 28x/menit, SO2 :
95- 97%. Hasil lab : Hb: 12,0 g/dL, Ht: 37,7%, Leukosit: 4.820 /uL.,
Trombosit: 316rb, Basofil: 0,2 %, Limfosit: 18,3 %. Thorak Foto 17-10-
2019 : Infiltral perihilar kanan dan paracardial kanan kiri DD/ Pneumonia,
TB Paru. Pemeriksaan Broncoscopy (21/9/2018): Peradangan Bronkus
Pengkajian Diri
b. Sirkulasi
Pasien tampak pucat dan sianosis tidak ada, merasa cepat lelah bila
beraktivitas. Conjunctina tidak anemik dan sklera tidak ikterik. CRT 3
detik, akral teraba dingin, tidak tampak edema pada badan. Ku tampak
sakit sedang, kesadaran cm, batas jantung normal, BJ normal, Murmur
(-), Ictus cordis tidak teraba. TD: 90/70mmHg, S: 36,4 C, N/HR : 108
x/menit, P: 28x/menit, SO2 : 95- 97%. Hasil lab : Hb: 12,0 g/dL, Ht:
37,7%, Leukosit: 4.820 /uL., Trombosit: 316rb, Basofil: 0,2 %, Limfosit:
18,3 %
Hasil EKG : Sinus Tachcardia.
Pengkajian Diri
3. Nutrisi
Pasien mengatakan tidak nafsu makan dan berar badan turun 5 kg dalam
1 minggu, selama sakit. Saat pengkajian pasien tampak kurus dan mukosa
bibir tampak kering, tampak candidiasis oral pada mulut. Kemampuan
mengunyah dan menelan pasien baik. Muntah dan mual tidak ada, hanya
nafsu makan saja yang berkurang. Pasien di timbang BB: 48kg, TB : 168
cm, IMT : 17 (Kurus). Saat di rawat di RS pasien diberi makan via oral,
lunak TKTP, porsi kecil dan sering. Dan dianjurkan keluarga membawa
makanan kesukaan, diberi putih telur 2 butir/hari. Porsi yang dimakan
pasien selalu habis hampir 1 porsi. Minum dalam sehari bisa kurang lebih
8 gelas dengan tambahan susu, jus dan air kacang hijau.
Nutrisi

Hasil Lab: Hb: 12,0 g/dL, Ht: 37,7%, Leukosit: 4.820


/uL., Trombosit: 316rb, Basofil: 0,2 %, Limfosit: 18,3
%, Albumin: 2,47 g/dL, Natrium: 133 mmol/L,
Kalium: 4,0 mmol/L, Clorida: 105 mmol/L.
Pasien diberi terapi Mycostatin 3x 10 tetes dan
Albuminar 25 % 100cc sebanyak 1 flc/hari selama 3
hari
Pengkajian Diri
• Eliminasi Fekal
Pasien mengatakan sebelum sakit biasa BAB sehabis makan, dengan konsistensi
lembek, cukup banyak dan berisi, tidak ada diare. Setelah sakit, karena asupan
makan berkurang, pasien BAB 2 hr sekali dengan konsistensi lembek, sedikit dan
berbentuk. Diare tidak ada. Pasien dibantu dan didampingi ketika diantar ke KM,
karena mengeluh sesak, diajarkan Teknik relaksasi.
• Eliminasi Urin
Pasien mengatakan untuk eliminasi urin tidak ada masalah. Urin berwarna
kuning jernih, bauk has, frekuensi BAK 6-7 x sehari. Tidak ada keluhan nyeri atau
berdarah. Pasien dibantu dan didampingi ketika diantar ke KM, karena mengeluh
sesak, diajarkan teknik relaksasi
Pengkajian Diri
e. Imun dan Integumen
Pasien mengatakan pasien lupa lesi sejak kapan pada kaki dan tangan, mungkin
kurang lebih selama 6 bulan terakhir ini. Pasien mengatakan gatal pada kaki dan
tangan ada. Tampak lesi kemerahan berbatas tegas di kaki dan tangan dan gatal
(pruritis popular eruption) Rambut pasien ditemukan dermatitis seboroik,
tampak kulit kepala terkelupas, ruam merah bersisik dan berketombe , rambut
tampak sedikit rontok terlihat pada bantal tempat tidur, tetapi saat di Tarik
rambut tidak rontok dan patah, alopesia tidak ada, pediculus humanus tidak
ada. Kulit tampak kering dan teraba sedikit dingin. Pada mulut tampak adanya
candidiasis oral, pasien mengatakan sudah ada kurang lebih 3 minggu ini,
sehingga sedikit sulit untuk makan dan tidak nafsu makan.
Pengkajian Diri

Hasil laboratorium ditemukan CD 4 Absolut:


9 sel/L, CD4 1 %, CD8 Absolut 504 sel/L,
CD 72%, Ket Lymphocyte T helper sangat
kurang, T suppressor normal. AntiHIV Elisa
Reagen I, II dan III: Reaktif.
Pengkajian Diri
f. Muskuloskeletal
Pasien mengatakan riwayat jatuh 3 minggu yang
lalu dirumah saat ingin mengantar ibu ke RS. Tapi
tidak ada keluhan nyeri, atau memar disekitar
badan. Pasien hanya mengeluh cepat Lelah dan
lemas. Untuk pergerakkan dalam beraktivitas
tidak ada masalah.
Pengkajian Diri
• Neurologis
Pasien tampak sakit sedang, kesadaran cm (GCS 15), akral hangat,
perfusi cukup, disorientasi (tempat waktu dan orang) tidak ada, tidak
ada gangguan syaraf karnial, kemampuan berjalan dan pergerakkan
baik, hanya pasien merasa cepat lelah dan sesak bila mobilisasi banyak.
Memori dan kemampuan bahasa baik, serta fungsi kognitif baik. Pasien
dapat menjawab pertanyaan dengan focus dan terarah saat dikaji.
Pengkajian Diri
g. Seksual
Pasien belum mempunyai pacar, terakhir
berpacaran 7 tahun yang lalu saat kuliah. Saudara
(Kakak pasien) mengatakan pasien introvert dan
jarang bergaul. Setiap pulang kerja selalu
langsung pulang kerumah
Pengkajian Waktu dan Ruang

Pasien mengatakan kondisi menurunnya saat ini mungkin disebabkan


oleh masa lalunya 7 thn yang lalu saat kuliah. Menurut pasien, sejak
setahun terakhir ini, bila sakit proses penyembuhannya lama tidak
seperti sebelum-sebelumnya. Terlebih dalam 3 minggu ini pasien
merasa kondisinya drop sekali, sampai tidak bisa melakukan aktivitas
dan BB menurun 5 kg dalam 1 minggu ini. Pasien membutuhkan
semangat dari orang sekitarnya, baik dari pasien, dokter dan keluarga.
Pengkajian Tumbuh Kembang
Pasien mengatakan tidak menahu dengan status vaksinasi
yang didapat sewaktu kecil, dan tidak bisa ditanyakan ke orang
tua karena orang tuanya sedang sakit-sakitan. Tetapi selama
ini pasien tidak pernah dirawat hanya batuk pilek demam
biasa, dan ini pertama kali pasien dirawat. Pasien tidak pernah
melakukan transfusi maupun donor darah sebelumnya.
Pembedahan juga tidak pernah dilakukan
Pengkajian Interpersonal
a. Pengkajian Peran
Pasien merupakan laki satu-satunya, bungsu dari 3 bersaudara. Pasien dikenal oleh
saudaranya (kakak pertama) sebagai orang yang introvert dan jarang bergaul tetapi
mempunyai tanggung jawab dengan keluarga. Seperti merawat ibunya langsung setelah
pulang berkerja, jarang sekali bergaul dengan teman sebayanya apalagi mempunyai
pacar. Di lingkungan social, pasien adalah seorang sarjana yang bekerja sebagai guru.
Tetapi, semenjak sakit ini pasien sudah jarang beraktivitas, bahkan jarang
bekerja/mengajar (ijin sakit).
Pasien menganggap justru penyakit nya saat ini karena pengaruh posisi letak kantornya
yang jauh, sehingga harus pergi berangkat subuh dengan motor, sehingga terkena angin
dan menyebabkan pasien merasa cepat lelah, demam dan sesak. Sehingga kondisi ini
sangat menggangu kinerja pasien di lingkungan kerjanya.
Pengkajian Transaksi (Pasien dan Perawat)

Pasien sangat terbuka dengan semua tenaga medis


dan kooperatif. Mau terbuka bercerita mengenai
kondisi yang dialaminya kepada perawat dan
harapan-harapannya kepada perawat. Pasien mau
dilibatkan dan berperan serta dalam proses
penyembuhannya. Pasien mengharapkan kondisinya
saat ini dapat berangsur dengan baik dengan mau
mengikuti arahan dokter, perawat dan tenaga medis
lainnya.
Pengkajian Transaksi (Pasien dan
Perawat)
Seperti pasien mau diajarkan teknik relaksasi nafas
dalam, dan mau melakukan latihan aktivitas
bertahan, dengan dokter pasien bersedia di lakukan
pemeriksaan lanjut dan mengikuti terapi yang
diberikan, berusaha menghabiskan makanan yang
sudah disiapkan dll. Semua diikuti pasien agar
tercapai tujuannya untuk sembuh dan dapat
melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Pengkajian Komunikasi
• Pasien yang dikenal introvert dengan keluarganya, tetapi dengan perawat mau
bersifat terbuka. Setelah mengetahui kondisi penyakitnya, pasien mau bersama
dengan perawat saling bertukar pikiran untuk mencapai tujuan, yaitu
kesembuhan pasien sendiri. Pada akhirnya pasien yang awalnya ingin
menyembunyikan penyakitnya, kini mau mengungkapkan penyakit yang
dialaminya kepada saudara perempuanya guna mempercepat kelancaran proses
penyembuhan. Walau pada akhirnya, pasien dengan kakak perempuannya
merahasiakan penyakit pasien dengan kedua orang tuanya, karena takut orang
tuanya yang sudah tua dan sakit-sakitan ikut stress. Pasien selalu ramah dan
menuruti intervensi yang dilakukan tanpa rasa kesal dan marah. Pasien merasa
berterima kasih dengan bantuan dan pelayanan yang perawat berikan
Pengkajian Stress dan Koping
Pasien mengatakan cukup cemas dengan kondisinya saat ini, tidak
seperti biasanya sakit yang dialami saat ini mengalami kondisi yang
serius. Penyakit ini sangat menggangu peran dan aktivitasnya. Setelah
dijelaskan mengenai kondisi penyakit oleh dokter, pasien berusaha
mengatasi kecemasan tersebut dengan berdoa dan medengar lagu-
lagu rohani.Pasien merasa lebih tenang, walau masih merasa bersalah
atas kesalahan di masa lalunya. Pasien yang berkeyakinan Budha
mengatakan hanya berusaha, berdoa dan pasrah dengan kondisinya.
Pasien masih mengharapkan kesembuhannya dengan pendampingan
dan dukungan keluarganya.
Pengkajian Interaksi
Pasien mengatakan interaksinya selama ini dengan
teman sebaya kurang bergaul, aktivitas nya hanya
pekerjaan dan keluarga, tanpa ada interaksi social.
Pasien bahkan saat ini tidak punya pacar, tetapi pasien
mengatakan sewaktu kuliah dulu dia sempat
berpacaran dengan 1 wanita dan sempat berhubungan
seksual 1 x saja. Pemakaian narkoba dan sejenis lainnya
tidak pernah dilakukan oleh pasien.
Sistem Sosial

a. Organisasi
Pasien dikenal introvert dan jarang bergaul. Kurang bersikap aktif, baik dalam lingkungan rumah
dan masyarakat
b. Pengambilan Keputusan
Pasien adalah anak satu-satunya laki bungsu, dari 3 bersaudara. Dalam pengambilan keputusan
pasien kurang diikut sertakan,menurut kakak pasien adiknya selalu menuruti apa yang orang
tua dan kakaknya katakan. Di lingkungan social pasien dalam pekerjaan, sebagai guru honorer
biasa.
c. Otoritas
Pasien seorang guru honorer biasa, jadi kurang berpengaruh dalam otoritas di lingkungan kerja.
d. Status
Status pasien sebagai satu-satunya anak laki bungsu dan guru honorer di sekolah STM yang
Diagnosa Keperawatan
• Sistem Personal
• Bersihan jalan tidak efektif b.d penumpukan slymp
• Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d asupan diit
kurang
• Kerusakan integritas kulit b.d penurunanan imunitas
• Sistem Interpersonal
• Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik
• Kecemasan b.d perubahan status kesehatan
• Sistem Sosial
• Kecemasan b.d perubahan status kesehatan
No Diagnosa Keperatwatan Intervensi
NOC NIC
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas  Tujuan :  Auskultasi suara nafas
bd mucus berlebihan  Setelah diberikan Tindakan keperawatan 3 x 24  Monitor status oksigen pasien
jam bersihan jalan nafas efektif   Berikan oksigen nasal
 Kriteria Hasil :  Ajarkan pasien tehnik nafas dalam dan batuk
 Airway bersih efektif
 Pasien mampu batuk efektif  Lakukan fisioterapi dada
 Tidak ada sesak  Anjurkan intake cairan yang cukup
 Tidak ada penggunaan otot tambahan dan tidak  Monitor saturasi oksigen
ada pursed lips saat nafas  Berikan terapi inhalasi dan bronchodilator
 Suara paru bersih sesuai instruksi
 RR dalam rentang normal

2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang Tujuan :  Kaji adanya alergi makanan


dari kebutuhan tubuh bd intake sulit Setelah diberikan Tindakan keperawatan 3 x 24 jam  Identifikasi makanan kesukaan pasien
kebutuhan nutrisi terpenuhi  Konsultasikan ahli gizi untuk penyesuaian kalori
Kriteria Hasil :  Berikan makanan terpilih
 Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi  Berikan informasi untuk kebutuhan kalori
 Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan  Jadwalkan implementasi medis dan
dan menelan keperawatan tidak pada jam makan
 Terjadi peningkatan BB sesuai dengan tujuan  Monitor BB harian
 Tidak terjadi penurunan BB  Monitor kadar albumin, Hb, Ht berkala
 Hasil laborat albumin, Hb dalam batas normal  Berikan terapi kandidiasis pada mulut sesuai
instruksi
3 Intoleransi aktivitas b.d kelemahan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi adanya pembatasan klien dalam
fisik keperawatan selama 2x24 jam melakuka aktifitas
  pasien bertoleransi terhadap 2. Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
DS: aktifitas dengan kriteria hasil: 3. Monitor nutrisi dan sumber energy yang adequate
Pasien mengatakan sesak dan lemah - Berpartisipasi dalam 4. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan
bila beraktivitas aktifitas fisik tanpa disertai emosi secara berlebihan
DO: peningkatan darah, nadi 5. Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktifitas
- Pasien tampak sesak dan lemah dan RR (Takikardi, disritmia, sesak nafas, diaphoresis,
bila beraktivitas - Melakukan aktifitas sehari- pucat dan perubahan hemodinamik.
- Pernapasan cepat menggunakan hari secara mandiri 6. Monitor pola tidur dan lamanya istirahat pasien
cuping hidung dan menggunakan - Keseimbangan aktifitas dan 7. Bantu pasien untuk mengidentifikasi aktifitas yang
otot-otot dada tambahan istirahat dapat dilakukan
- Obs: TD: 90/70mmHg, S: 36,4 C, 8. Bantu untuk memilih aktifitas yang mampu
N/HR: 108 x/menit, P: 28x/menit, dilakukan
SO2: 95- 97%. 9. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan
  sumber yang diperlukan untuk aktifitas yang
diinginkan
10. Bantu pasien untukmendapatkan alat bantuan
aktifitas seperti kursi roda dan kruk
11. Bantu aktifitas yang disuka
4 Kecemasan b.d perubahan status Setelah dilakukan asuhan selama 2 x 24 jam 1. Gunakan pendekatan yang
kesehatan. kecemasan klien teratasi dgn kriteria hasil: menenangkan
DS:  Klien mampu mengidentifikasi 2. Nyatakan dengan jelas harapan
Pasien menanyakan penyakitnya kepada dan mengungkapkan gejala cemas terhadap pelaku pasien
dokter dan minta dijelaskan hasil-hasil  Mengidentifikasi, mengungkapkan 3. Jelaskan semua prosedur dan
penunjang dan menunjukkan tehnik untuk apa yang dirasakan selama
DO: mengontol cemas prosedur
Pasien sering berdoa dan mendengarkan  Vital sign dalam batas normal 4. Temani pasien untuk memberikan
lagu-lagu rohani.  Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa keamanan dan mengurangi takut
Pasien tampak sering bertanya mengenai tubuh dan tingkat aktivitas 5. Berikan informasi faktual
kondisi penyakitnya menunjukkan berkurangnya kecemasan mengenai diagnosis, tindakan
  prognosis
  6. Libatkan keluarga untuk
mendampingi klien
7. Instruksikan pada pasien untuk
menggunakan tehnik relaksasi
8. Dengarkan dengan penuh
perhatian
9. Identifikasi tingkat kecemasan
10. Bantu pasien mengenal situasi
yang menimbulkan kecemasan
11. Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
5 Kerusakan integritas kulit b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan pasien untuk
penurunanan imunitas. keperawatan selama 3 x 24 jam menggunakan pakaian yang
  Gangguan integritas kulit berkurang longgar
DS: dengan kriteria hasil: 2. Jaga kebersihan kulit agar
Pasien mengatakan gatal pada - Integritas kulit yang baik bisa tetap bersih dan kering
kaki dan tangan, lesi yang ada dipertahankan 3. Monitor kulit akan adanya
karena bekas digaruk, dan nafsu - Melaporkan adanya gangguan kemerahan
makan berkurang sensasi atau nyeri pada daerah 4. Memandikan pasien dengan
DO: kulit yang mengalami gangguan sabun dan air hangat
Pasien tampak candidiasis oral - Menunjukkan pemahaman 5. Jaga kebersihan alat tenun
dan pruritis purpura eruption dalam proses perbaikan kulit
(PPE) pada kaki dan tangan. Serta dan mencegah terjadinya
seboroik dermatitis pada kulit cedera berulang
kepala, tampak berketombe - Mampu melindungi kulit dan
  mempertahankan kelembaban
  kulit dan perawatan alami
- Status nutrisi adekuat
- Sensasi dan warna kulit normal
Pembahasan
Pengkajian Kelebihan Kekurangan
Persepsi perawat : kemampuan
dan keahlian khusus
Merupakan gabungan dari Tidak support apabila pasien
ilmu keperawatan, sosiologi jatuh pada kondisi yang
Persepsi pasien : pengetahuan dan psikologi, lebih menggali tidak dapat diajak
tentang diriinya, persepsinya persepsi pasien tentang nerinteraksi dan
dan masalah utama. masalah kesehatannya berpartisipasi aktif, misalnya
Pengkajian personal : Self /diri : secara lebih rinci. pasien menjadi tidak sadar.
tanda vital, pemeriksaan fisik
per system, dan pemeriksaan Mengedepankan interaksi Perawat harus betul-betul
penunjang, juga dikaji persepsi dan partisipasi aktif pasien, memahami konsep kerja
dan psikologis pasien. merumuskan masalah, teori M King dan kaidah
pengambilan keputusan dan serta hakkekat manusia
Interpersonal, dikaji interaksi,
komunikasi, peran, stress dan
tujuan disusun Bersama, seutuhnya
koping sehingga pasien merasa lebih
dihargai dan bersemangat
dalam menjalani asuhan
Penutup
A.Kesimpulan
Model konsep theory Imogene M. King
Saran
yang digunakan dalam asuhan keperawatan
1. saran untuk selanjutnya dalam
pada pasien HIV teori pencapaian tujuan
intervensi dan implemetasi
dengan menggunakan pendekatan interaksi
penggunakan teori tersebut sampai
antara pasien dan perawat untuk dapat
dengan implemenasi.
mengatasi masalah keperawatan yang terjadi
2. Melakukan penelitian efektifitas
pada pasien HIV melalui pendeketan
theory Imogene M.King terhadap
interaksi social, personal dan Sosial
kasus HIV AIDS
3. Menggunakan theory lain pada kasus
HIV untuk melihat perbandingan
efektifitas theory yang digunakan
Daftar Pustaka
• Bruner &Suddart ( 2001) Keperawatan Medikal bedah edisi 8. EGC. jakarta
• Bruner &Suddart (2003) medical-surgical_nursing-10th-edition, page 1626
• Hartono. (2013). Buku Ajar pemeriksaan Fisik dan Riwayat kesehatan Bates ed. 8 Hal 168 -
169
• Patricia and Dorrie .(2013). Critical Care Nursing: A Holistic Aproach, 10 ed. Hal 1034 – 1036
• Springhouse .(2005). Professional guide to assessment. ProQuest Ebook Central
• Sylvia dan Lorraine. (1995) Patofisiologi: Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit
• https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/lupus/multimedia/lupus-facial-rash/img-
20007730
• https://
www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.creative-biolabs.com%2Fcomplement-
therapeutics%2Fhashimoto-disease.htm
• CDC (2020) https://www.cdc.gov/hiv/basics/whatishiv.html

Anda mungkin juga menyukai