Presented by:
Turiman (2006609935)
Maulin Nasikah (2006508085)
Betty Luinta Saragih
( 2006507763)
Pendahuluan
• AIDS merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang menyebabkan
rusaknya imunitas tubuh.
• Prevalensi semakin beningkat tiap tahunnya, berkontribusi pada komorbiditas
dan mortalitas
• UNAIDS 2017 : Penderita HIV di dunia 36,9 Juta jiwa, Indonesi 620.000 jiwa.
• Angka kematian AIDS dunia 940.000 jiwa
• Indonesia 46.000 kasus baru setiap tahunnya
• Angka kesakitan HIV lebih disebabkan karena infeksi oportunistik yang
mengharuskan hospitalisasi.
• Orang dengan HIV-AIDS masih sering mengalami stigma buruk dari masyarakt,
hal ini juga dapat berdampak penurunan Kesehatan.
• Interaksi dinamis personal, interpersonal dan social dari Imogene M King tepat
digunakan untuk askep pasien HIV-AIDS untuk mencapai tujuan kesehatannya
Sumber : Riskesdas (2018)
ORGAN IMUN
1. NODUS LIMPA
2. NODULUS LIMPATIKUS
3. LIMPA
4. TIMUS
5. SUMSUM TULANG
Tanda dan Gejala HIV
• Organisasi
• Interaksi
Sistem • Komunikasi
• Transaksi
interpersonal • Peran
• Stress
Sistem • Persepsi
• Diri
personal • Tumbang
• Ruang dan waktu
Kesehatan : Lingkungan :
Keperawatan Klien : individu mampu system social
dalam system beraktifitas dlm dlm masy.
ASUMSI KING : proses
dengan masalah mrpk
peran
interaksoi kesehatan kekuatan
social&hadapi
perawat-klien stressor lingk. dinamis
Rumusan masalah
Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan teori pencapaian tujuan Imogene M King pada proses asuhan
keperawatan pasien HIV-AIDS
2. Bagaimana penerapan teori pencapaian tujuan Imogene M King pada proses
pengkajian pada pasien HIV-AIDS, kelebihan dan kekurangannya
3. Bagaimana proses penyusunan diagnose keperawatan pada pasien HIV-AIDS dengan
pola NANDA
4. Bagaimana penyusunan rencana keperawatan pada pasien HIV-AIDS
5. Bagaimana implementasi keperawatan pada pasien HIV-AIDS
6. Bagaimana penyusunan evaluasi keperawatan pada pasien HIV-AIDS
Pengkajian HIV: Anamnesa
• Demam dengan atau tanpa • Diare persisten
menggigil • Frekuensi, urgensi, atau nyeri saat buang air
• Batuk dengan atau tanpa sputum
kecil
• Sesak napas • Perubahan karakter urin
• Sulit bernafas • Lesi di wajah, bibir, atau area perianal
• Kesulitan menelan • Kemerahan, bengkak, atau drainase dari lesi
• Bercak putih di rongga mulut
kulit
• Pembengkakan kelenjar getah • Keputihan yang menetap dengan atau tanpa
bening rasa gatal pada perianal
• Mual dengan atau tanpa muntah • Nyeri perut yang terus-menerus
Reference: Brunner and Suddart (2010). Medical Surgical Nursing 12th Edition
Inspeksi
Furunkulosis
rekuren Dermatitis Seboroik
Sarkoma Kaposi
Herpes Zoster
Eksaserbasi psoriasis
Reference: Jarvis,2016, Physical Examination and Haealth Assesment
Palpasi Nodus Limfatikus
1. Preaurikuler
2. Aurikuler Poterior
3. Oxipital
4. Tonsilar
5. Sub Mandibula
6. Submental
7. Servical Superficial
8. Servical Posterior
9.Servical Profunda
10. Supraklavicula
Reference: Hartono (2013) Buku Ajar pemeriksaan Fisik
dan Riwayat kesehatan Bates ed. 8 Hal 168 - 169
Springhouse (2005). Professional guide to assessment. ProQuest Ebook Central
Pemeriksaan Lab HIV
https://www.infolabmed.com/2018/03/pemeriksaan-anti-hiv-seri-edukasi.html
Price and Wilson (1995). Patofisilogi Konsep klinis proses – proses penyakit
Studi Kasus
Kasus HIV
Identitas Pasien : Tn H
Umur Pasien : 28 tahun
Status : Belum Menikah
Pendidikan : S 1
Masuk RS : 16 September 2019
Pengkajian : 17 September
Diagnosa Masuk : Pnemonia
Diagnosa Akhir : RDS ec Pnemonia dd curiga pneumocytis carinii
ODHA tanpa ARV
Deskripsi Kasus
Tn. H (28 tahun) ke IRJ RS. C dengan jalan kaki ke Poli Dr. P Sp.P tanggal
16 September 2019. Ku tampak lemah, kesadaran cm, akral dingin, CRT
> 3detik, pernafasan tampak cepat menggunakan cuping hidung dan
otot-otot tambahan, keluhan cepat Lelah, batuk ada berdahak,
wheezing-/-, ronchi +/+. Obs TTV: TD = 120/90 S:36.6 N/HR: 109, RR:
34x/menit SpO2 79%, lalu perawat memberi 02 4 ltr/menit, diberi
nebulizer Combivent+ Pulmicort, dan dipasang infus Asering 12
jam/kolf. Dievaluasi naik S02: 92%. Pasien dianjurkan dirawat.
Saat Pengkajian
• Hasil lab 17-10-2019 : Hb: 12,0 g/dL, Ht: 37,7%, Leukosit: 4.820 /uL., Trombosit:
316rb,
• Basofil: 0,2 %, Limfosit: 18,3 %,
• Albumin: 2,47 g/dL,
• Natrium: 133 mmol/L, Kalium: 4,0 mmol/L, Clorida: 105 mmol/L.
• Thorak Foto 17-10-20202: Infiltrat perihiler kanan dan paracardial kanan kiri DD/
Pneumonia, TB Paru.
• Lab 18-09-2019 : CD 4 Absolut: 9 sel/L, CD4 1 %, CD8 Absolut 504 sel/L, CD
72%, Ket Lymphocyte T helper sangat kurang, T suppressor normal. Anti HIV Elisa
Reagen I,II dan III : Reaktif. EKG: Sinus Tachcardia. Hasil Broncoscopy 21-09-2019:
Peradangan bronkus
Therapi
Terapi yang diberikan:
• O2 3l/menit,
• Asering 12 j/kolf,
• Nebulizer : Combivent dan Pulmicort 3x1,
• Micostatin 3x10 tetes, Cotrimoxazole 480 mg 4x2 tb, Fluconazole
1x500 mg PO, Bisolvon 3x1 amp IV, Farmadol 2x 500mg IV,
Lameson 3x 250 mg IV, Avelox 1x 400mg, Ceftum 2x1 gram IV
dan Gentamycin 1x 160 mg.
Pengkajian Keperawatan HIV dengan
Pencapaian Tujuan Model Imogene M. King
1. Sistem Personal c. Pengkajian Waktu dan Ruang 3. Sistem Sosial
a. Pengkajian Persepsi d. Pengkajian Tumbuh Kembang a. Organisasi
b. Pengkajian Diri
(1) Respirasi b. Pengambilan
(2) Sirkulasi 2. Pengkajian Interpersonal Keputusan
(3) Nutrisi a. Pengkajian Peran c. Otoritas
(4) Eliminasi b. Pengkajian Transaksi d. Status
(5) Imun dan Integumen
c. Pengkajian Komunikasi
(6) Muskuloskeletal
(7) Neurologis d. Pengkajian Stress dan Koping
(8) Seksual e. Pengkajian Interaksi
Sistem Personal
1. Persepsi
Pasien mengatakan sudah demam naik turun sejak 2 minggu yang lalu,
batuk ada, dahak ada sulit dikeluarkan, merasa sesak dan cepat lelah
bila beraktivitas. Pasien mengatakan cepat lelah selama 1 minggu ini,
dan merasa tidak enak badan. Pasien selama 1 minggu ini mengalami
penurunan berat badan sebanyak 5 kg, pasien berpikir demam dan
sesak ini yang menyebabkan kurang nafsu makan dan turun berat
badan. Selain itu pasien juga mengatakan ada batuk sesekali tapi tidak
ada dahak.
Pengkajian Diri
a. Respirasi
Pasien tampak sesak dan cepat lelah terlebih bila saat mobilitas, pasien
tampak pucat, sianosis tidak ada. Pernapasan cepat menggunakan cuping
hidung dan menggunakan otot-otot dada tambahan. Pergerakkan dada
simetris, suara napas vesicular, wheezing -/-, ronchi +/+, batuk ada, sylmph
ada warna kuning kehijauan sulit dikeluarka. Dibantu O2 3 l/menit. Obs
TTV: TD: 90/70mmHg, S: 36,4 C, N/HR: 108 x/menit, P: 28x/menit, SO2 :
95- 97%. Hasil lab : Hb: 12,0 g/dL, Ht: 37,7%, Leukosit: 4.820 /uL.,
Trombosit: 316rb, Basofil: 0,2 %, Limfosit: 18,3 %. Thorak Foto 17-10-
2019 : Infiltral perihilar kanan dan paracardial kanan kiri DD/ Pneumonia,
TB Paru. Pemeriksaan Broncoscopy (21/9/2018): Peradangan Bronkus
Pengkajian Diri
b. Sirkulasi
Pasien tampak pucat dan sianosis tidak ada, merasa cepat lelah bila
beraktivitas. Conjunctina tidak anemik dan sklera tidak ikterik. CRT 3
detik, akral teraba dingin, tidak tampak edema pada badan. Ku tampak
sakit sedang, kesadaran cm, batas jantung normal, BJ normal, Murmur
(-), Ictus cordis tidak teraba. TD: 90/70mmHg, S: 36,4 C, N/HR : 108
x/menit, P: 28x/menit, SO2 : 95- 97%. Hasil lab : Hb: 12,0 g/dL, Ht:
37,7%, Leukosit: 4.820 /uL., Trombosit: 316rb, Basofil: 0,2 %, Limfosit:
18,3 %
Hasil EKG : Sinus Tachcardia.
Pengkajian Diri
3. Nutrisi
Pasien mengatakan tidak nafsu makan dan berar badan turun 5 kg dalam
1 minggu, selama sakit. Saat pengkajian pasien tampak kurus dan mukosa
bibir tampak kering, tampak candidiasis oral pada mulut. Kemampuan
mengunyah dan menelan pasien baik. Muntah dan mual tidak ada, hanya
nafsu makan saja yang berkurang. Pasien di timbang BB: 48kg, TB : 168
cm, IMT : 17 (Kurus). Saat di rawat di RS pasien diberi makan via oral,
lunak TKTP, porsi kecil dan sering. Dan dianjurkan keluarga membawa
makanan kesukaan, diberi putih telur 2 butir/hari. Porsi yang dimakan
pasien selalu habis hampir 1 porsi. Minum dalam sehari bisa kurang lebih
8 gelas dengan tambahan susu, jus dan air kacang hijau.
Nutrisi
a. Organisasi
Pasien dikenal introvert dan jarang bergaul. Kurang bersikap aktif, baik dalam lingkungan rumah
dan masyarakat
b. Pengambilan Keputusan
Pasien adalah anak satu-satunya laki bungsu, dari 3 bersaudara. Dalam pengambilan keputusan
pasien kurang diikut sertakan,menurut kakak pasien adiknya selalu menuruti apa yang orang
tua dan kakaknya katakan. Di lingkungan social pasien dalam pekerjaan, sebagai guru honorer
biasa.
c. Otoritas
Pasien seorang guru honorer biasa, jadi kurang berpengaruh dalam otoritas di lingkungan kerja.
d. Status
Status pasien sebagai satu-satunya anak laki bungsu dan guru honorer di sekolah STM yang
Diagnosa Keperawatan
• Sistem Personal
• Bersihan jalan tidak efektif b.d penumpukan slymp
• Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d asupan diit
kurang
• Kerusakan integritas kulit b.d penurunanan imunitas
• Sistem Interpersonal
• Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik
• Kecemasan b.d perubahan status kesehatan
• Sistem Sosial
• Kecemasan b.d perubahan status kesehatan
No Diagnosa Keperatwatan Intervensi
NOC NIC
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas Tujuan : Auskultasi suara nafas
bd mucus berlebihan Setelah diberikan Tindakan keperawatan 3 x 24 Monitor status oksigen pasien
jam bersihan jalan nafas efektif Berikan oksigen nasal
Kriteria Hasil : Ajarkan pasien tehnik nafas dalam dan batuk
Airway bersih efektif
Pasien mampu batuk efektif Lakukan fisioterapi dada
Tidak ada sesak Anjurkan intake cairan yang cukup
Tidak ada penggunaan otot tambahan dan tidak Monitor saturasi oksigen
ada pursed lips saat nafas Berikan terapi inhalasi dan bronchodilator
Suara paru bersih sesuai instruksi
RR dalam rentang normal