DOROTHY E. JOHNSON
BIOGRAFI
Johnson mempercayai bahwa setiap individu memiliki pola, tujuan, dan tingkah laku
yang dilakukan berulang-ulang sehingga membentuk sebuah system tingkah laku yang
spesifik. Aksi atau perilaku ini membentuk sebuah unit fungsional yang terorganisir dan
terintegrasi yang menentukan dan membatasi interaksi antara seseorang dengan
lingkungannya dan membentuk hubungan antara orang tersebut dengan benda-benda,
kejadian, dan situasi di lingkungannya. Perilaku tersebut terorganisir, bertujuan dan dapat
diprediksi, cukup stabil, dan berulang sehingga dapat dideskripsikan dan dijelaskan. Johnson
mengidentifikasi tujuh sub system dalam Model Sistem Perilaku
Gambar. Model Johnson. (Dari Torres, G. (1986).
1. Subsitem attachement-affiliative.
Subsistem attacement-afiliative mungkin merupakan yang paling kritis, karena subsistem
ini membentuk landasan untuk semua organisasi sosial. Pada tingkatan umum, hal itu
memberikan kelangsungan (survival) dan keamanan (security). Sebagai konsekuensinya
adalah inklusi sosial, kedekatan (intimacy) dan susunan serta pemeliharaan ikatan sosial
yang kuat.
2. Subsistem dependency
Dalam hal paling luas, subsistem dependency membantu mengembangkan perilaku yang
memerlukan respon pengasuhan. Konsukuensinya adalah bantuan persetujuan, perhatian
atau pengenalan dan bantuan fisik. Tingkat dependency tertentu penting untuk
kelangsungan kelompok sosial
3. Subsistem ingesti
Subsistem ingesti berkaitan dengan kapan, bagaimana, apa, berapa banyak, dengan kondisi
apa kita makan, serta faktor social budaya dan agama yang mempengaruhi perilaku dan
pilihan dalam makanan. Respon-respon ini dikaitkan dengan sosial dan psikologis.
4. Subsistem eliminasi
Subsistem ingesti berkaitan dengan kapan, begaimana, berapa banyak, dimana, dengan
kondisi apa mereka melakukan eliminasi bowel dan bladder, dan faktor sosial budaya serta
agama yang mungkin mempengaruhi tingkah laku dalam eliminasi bowel dan bladder.
5. Subsistem seksual
Subsistem seksual memiliki fungsi ganda yakni hasil (procreation) dan kepuasan
(gratification). Sistem respon ini dimulai dengan perkembangan identitas jenis kelamin
dan termasuk perilaku-perilaku berdasar prinsip jenis kelamin.
6. Subsistem agresif
Berkaitan dengan perlindungan (protection) dan pemeliharaan (preservation). Subsistem
ini berkaitan dengan upaya seseorang atau kelompoknya untuk mencari atau mendapatkan
pertolongan.
7. Subsistem achievement
Subsistem achievement berhubungan dengan perilaku yang cenderung untuk
memanipulasi lingkungan. Area yang berhubungan dengan subsistem ini adalah
intelektual, fisik, kreatif, mekanik, kemampuan social, area pencapaian personal dan
kesuksesan.
PERBANDINGAN ANTARA PROSES KEPERAWATAN DAN MODEL SISTEM
PERILAKU JOHNSON
Diagnosa Diagnosa
Intervensi Intervensi
Implementasi Implementasi
Evaluasi Evaluasi
a. Pengkajian
b. Diagnosa
1. Insufisiensi
2. Diskrepansi
3. Inkompatibilitas
Yaitu apabila tujuan atau perilaku pada dua subsistem saling bertolak belakang
4. Dominansi
Yaitu apabila perilaku pada suatu subsistem digunakan lebih sering daripada
subsistem yang lain.
Intervensi dan implementasi pada klien yang berdasarkan pada Model Sistem
Perilaku Johnson berfokus kepada penjagaan atau mengembalikan subsistem pada
keadaan seimbang.
d. Evaluasi
A. Data Klien
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
4. Agama :
5. Status :
6. Pendidikan :
7. Pekerjaan :
8. Suku :
9. Alamat :
11. No. RM :
B. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
Kualitatif (GCS)
BB :
TB :
Lila :
2. Tanda-Tanda vital
Tekanan darah:
Nadi :
Suhu :
Pernafasan :
3. Kepala
Wajah
- Inspeksi :
- Palpasi :
Rambut
- Inspeksi :
- Palpasi :
Mata
- Inspeksi :
- Palpasi :
Hidung
- Inspeksi :
- Palpasi :
Telinga
- Inspeksi :
- Palpasi :
Mulut
- Inspeksi :
4. Leher
- Inspeksi :
- Palpasi :
5. Thorax
Mammae/payudara:
- Inspeksi :
- Palpasi :
Dada
- Inspeksi :
- Palpasi :
- Perkusi :
- Auskultasi :
Punggung : lordosis/kifosis/scoliosis
6. Abdomen
- Inspeksi :
- Palpasi :
- Perkusi :
- Auskultasi :
7. Ekstremitas
- Ekstremitas atas
- Ekstremitas bawah
- Inspeksi :
- Palpasi :
9. Kulit
- Inspeksi :
- Palpasi :
C. Subsistem Attachment
2. Umur :
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :
5. Alamat :
D. Subsistem Dependensi
5. Apakah klien berusaha agar mendapatkan penerimaan dan pengakuan dari orang
lain?
E. Subsistem Ingesti
1. Makan
Frekuensi :
Porsi :
Jenis makanan :
Makanan pantang :
2. Minum
Jumlah :
Porsi :
Jenis :
F. Subsistem Eliminasi
1. BAB
Frekuensi :
Konsistensi :
Warna :
Bau :
Kelainan :
Alat bantu :
2. BAK
Frekuensi :
Jumlah :
Warna :
BJ :
Bau :
Kelainan :
Alat bantu :
Budaya yang mempengaruhi perilaku buang air kecil:
G. Subsistem Seksualitas
Usia Menarche :
Pola menstruasi :
Aktif secara seksual : Ya/Tidak
Perubahan dalam frekuensi atau keinginan seksual: Ya/Tidak
Masalah dalam aktivitas seksual (nyeri/hubungan/peran):
Menggunakan alat kontrasepsi: Ya/Tidak
Jenis kontrasepsi yang digunakan:
H. Subsistem Agresif
1. Masalah kesehatan yang dirasakan pada akhir-akhir ini?
2. Upaya yang dilakukan oleh klien, keluarga atau orang terdekat?
I. Subsistem Achievement
1. Apa yang klien lakukan untuk memecahkan masalah kesehatannya?
2. Apa kelemahan/hal yang menghambat penyembuhan klien?
3. Apa kekuatan/hal yang mendukung penyembuhan klien?
a. Kelebihan
- Model system perilaku Johnson dapat diaplikasikan pada berbagai rentang usia dan
budaya.
- Konsep yang abstrak memungkinkan perawat untuk membuat instrumen pengkajian
sesuai dengan situasi spesifik yang dialami klien.
b. Kekurangan
- Karena fokus model ini pada sistem perilaku, maka agak sulit bagi perawat untuk
mengaplikasikannya pada klien dengan gangguan fisik.
- Model ini sulit digunakan pada klien yang merupakan keluarga atau kelompok.
- Karena tidak ada definisi dan hubungan yang jelas antara subsistem, maka ada
kesulitan untuk melihat keseluruhan sistem perilaku sebagai kesatuan.