Anda di halaman 1dari 11

MODEL SISTEM-PERILAKU

DOROTHY E. JOHNSON

BIOGRAFI

- Johnson mengatakan bahwa pengetahuan dalam ilmu keperawatan merupakan hal


penting dalam menciptakan pelayanan keperawatan yang efektif (1959).

- Johnson mengatakan bahwa pelayanan keperawatan memfasilitasi klien untuk


menjaga keseimbangan dirinya. Johnson mengatakan bahwa klien tertekan oleh
berbagai stimulus internal dan eksternal. Ia mengemukakan dua area fokus dalam
keperawatan berdasarkan kembalinya klien pada keadaan seimbang yaitu: 1).
Pelayanan keperawatan harus mengurangi stimulus yang merupakan stressor, 2).
Pelayanan keperawatan harus mendukung kemampuan pertahanan alami klien dan
proses adaptasinya (1961).

- Johnson mempublikasikan konsepnya mengenai Model Sistem Perilaku untuk


Keperawatan pada tahun 1980.

MODEL SISTEM PERILAKU JOHNSON

Johnson mempercayai bahwa setiap individu memiliki pola, tujuan, dan tingkah laku
yang dilakukan berulang-ulang sehingga membentuk sebuah system tingkah laku yang
spesifik. Aksi atau perilaku ini membentuk sebuah unit fungsional yang terorganisir dan
terintegrasi yang menentukan dan membatasi interaksi antara seseorang dengan
lingkungannya dan membentuk hubungan antara orang tersebut dengan benda-benda,
kejadian, dan situasi di lingkungannya. Perilaku tersebut terorganisir, bertujuan dan dapat
diprediksi, cukup stabil, dan berulang sehingga dapat dideskripsikan dan dijelaskan. Johnson
mengidentifikasi tujuh sub system dalam Model Sistem Perilaku
Gambar. Model Johnson. (Dari Torres, G. (1986).

Tujuh Sub system perilaku Johnson:

1. Subsitem attachement-affiliative.
Subsistem attacement-afiliative mungkin merupakan yang paling kritis, karena subsistem
ini membentuk landasan untuk semua organisasi sosial. Pada tingkatan umum, hal itu
memberikan kelangsungan (survival) dan keamanan (security). Sebagai konsekuensinya
adalah inklusi sosial, kedekatan (intimacy) dan susunan serta pemeliharaan ikatan sosial
yang kuat.
2. Subsistem dependency
Dalam hal paling luas, subsistem dependency membantu mengembangkan perilaku yang
memerlukan respon pengasuhan. Konsukuensinya adalah bantuan persetujuan, perhatian
atau pengenalan dan bantuan fisik. Tingkat dependency tertentu penting untuk
kelangsungan kelompok sosial
3. Subsistem ingesti
Subsistem ingesti berkaitan dengan kapan, bagaimana, apa, berapa banyak, dengan kondisi
apa kita makan, serta faktor social budaya dan agama yang mempengaruhi perilaku dan
pilihan dalam makanan. Respon-respon ini dikaitkan dengan sosial dan psikologis.
4. Subsistem eliminasi
Subsistem ingesti berkaitan dengan kapan, begaimana, berapa banyak, dimana, dengan
kondisi apa mereka melakukan eliminasi bowel dan bladder, dan faktor sosial budaya serta
agama yang mungkin mempengaruhi tingkah laku dalam eliminasi bowel dan bladder.
5. Subsistem seksual
Subsistem seksual memiliki fungsi ganda yakni hasil (procreation) dan kepuasan
(gratification). Sistem respon ini dimulai dengan perkembangan identitas jenis kelamin
dan termasuk perilaku-perilaku berdasar prinsip jenis kelamin.
6. Subsistem agresif
Berkaitan dengan perlindungan (protection) dan pemeliharaan (preservation). Subsistem
ini berkaitan dengan upaya seseorang atau kelompoknya untuk mencari atau mendapatkan
pertolongan.
7. Subsistem achievement
Subsistem achievement berhubungan dengan perilaku yang cenderung untuk
memanipulasi lingkungan. Area yang berhubungan dengan subsistem ini adalah
intelektual, fisik, kreatif, mekanik, kemampuan social, area pencapaian personal dan
kesuksesan.
PERBANDINGAN ANTARA PROSES KEPERAWATAN DAN MODEL SISTEM
PERILAKU JOHNSON

Proses Keperawatan Proses Keperawatan pada Model Sistem


Perilaku Johnson

Pengkajian Pengkajian pada ketujuh subsistem

Diagnosa Diagnosa

Intervensi Intervensi

Implementasi Implementasi

Evaluasi Evaluasi

LANGKAH-LANGKAH PROSES KEPERAWATAN PADA MODEL SISTEM


PERILAKU JOHNSON

a. Pengkajian

Pertanyaan pada pengkajian difokuskan pada subsistem yang brhubungan. Pengkajian


yang berhubungan dengan subsistem afiliasi berfokus pada anggota keluarga,
caregiver, atau orang terdekat klien. Pengkajian pada subsistem dependensi berfokus
pada bagaimana klien membuat agar keinginan atau kebutuhannya diketahui oleh
keluarga, caregiver, atau orang terdekatnya sehingga caregiver dapat membantu klien
untuk memenuhi kebutuhannya. Pada subsistem ingesti dikaji pola intake makanan
dan minuman, termasuk lingkungan social yang berhubungan. Pengkajian pada
subsistem eliminasi berhubungan dengan pola defekasi dan urinasi, dan situasi social
yang berhubungan. Pada subsistem seksual dikaji tentang pola dan perilaku seksual.
Pada subsistem agresif dikaji bagaimana usaha klien dalam melindungi dirinya dari
ancaman. Pada subsistem achievement dikaji bagaimana klien mengubah
lingkungannya untuk memfasilitasi pencapaian tujuan.

b. Diagnosa

Pada Model Sistem Perilaku Johnson, ada empat kategori diagnosa:

1. Insufisiensi

Suatu keadaan dimana subsistem tertentu tidak berfungsi atau berkembang

2. Diskrepansi

Yaitu apabila perilaku klien tidak sesuai dengan pencapaian tujuan.

3. Inkompatibilitas

Yaitu apabila tujuan atau perilaku pada dua subsistem saling bertolak belakang

4. Dominansi

Yaitu apabila perilaku pada suatu subsistem digunakan lebih sering daripada
subsistem yang lain.

c. Intervensi dan Implementasi

Intervensi berfokus pada tindakan keperawatan yang bertujuan untuk memodifikasi


perilaku klien. Intervensi bertujuan untuk mengembalikan keadaan seimbang pada
suatu subsistem berdasarkan pengkajian terhadap kecenderungan klien, , dan
perilaku klien yang dapat diobservasi. Intervensi tersebut dapat berupa perlindungan,
, atau stimulasi subsistem.

Intervensi dan implementasi pada klien yang berdasarkan pada Model Sistem
Perilaku Johnson berfokus kepada penjagaan atau mengembalikan subsistem pada
keadaan seimbang.

d. Evaluasi

Evaluasi didasarkan pada pencapaian tujuan, yaitu keseimbangan subsistem.


Jika direncanakan adanya perubahan perilaku, maka perawat harus dapat
mengobservasi kembalinya pola perilaku yang diharapkan.
FORMAT PENGKAJIAN

BERDASARKAN MODEL SISTEM-PERILAKU JOHNSON

A. Data Klien

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis kelamin :

4. Agama :

5. Status :

6. Pendidikan :

7. Pekerjaan :

8. Suku :

9. Alamat :

10. Diagnosa medis :

11. No. RM :

12. Tanggal masuk RS :

13. Tanggal pengkajian :

B. Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan Umum

 Keadaan umum

 Kualitatif: Compos mentis/apatis/somnolen/stupor/coma

 Kualitatif (GCS)

 BB :

 TB :

 Lila :
2. Tanda-Tanda vital

 Tekanan darah:

 Nadi :

 Suhu :

 Pernafasan :

3. Kepala

Wajah

- Inspeksi :

- Palpasi :

Rambut

- Inspeksi :

- Palpasi :

Mata

- Inspeksi :

- Palpasi :

Hidung

- Inspeksi :

- Palpasi :

Telinga

- Inspeksi :

- Palpasi :

Mulut

- Inspeksi :

4. Leher

- Inspeksi :
- Palpasi :

5. Thorax

Mammae/payudara:

- Inspeksi :

- Palpasi :

Dada

- Inspeksi :

- Palpasi :

- Perkusi :

- Auskultasi :

Punggung : lordosis/kifosis/scoliosis

6. Abdomen

- Inspeksi :

- Palpasi :

- Perkusi :

- Auskultasi :

7. Ekstremitas

- Ekstremitas atas

- Ekstremitas bawah

8. Genitalia, rectum dan anus, kulit di sekitar anus

- Inspeksi :

- Palpasi :

9. Kulit

- Inspeksi :

- Palpasi :
C. Subsistem Attachment

1. Nama keluarga (care giver) :

2. Umur :

3. Pendidikan :

4. Pekerjaan :

5. Alamat :

6. Hubungan dengan klien :

7. Pola komunikasi antara klien dan keluarga/care giver:

D. Subsistem Dependensi

1. Pengetahuan tentang penyakit/perawatan

2. Pemanfaatan pelayanan kesehatan

3. Apakah klien berusaha mencari dukungan/bantuan dari orang lain?

4. Apakah klien berusaha mencari dukungan emosional dari orang lain?

5. Apakah klien berusaha agar mendapatkan penerimaan dan pengakuan dari orang
lain?

E. Subsistem Ingesti

1. Makan

Frekuensi :

Porsi :

Jenis makanan :

Makanan pantang :

Budaya/Agama yang mempengaruhi perilaku makan:

2. Minum

Jumlah :

Porsi :
Jenis :

Budaya yang mempengaruhi perilaku minum:

F. Subsistem Eliminasi

1. BAB

Frekuensi :

Konsistensi :

Warna :

Bau :

Kelainan :

Alat bantu :

Budaya yang mempengaruhi perilaku buang air besar:

2. BAK
Frekuensi :
Jumlah :
Warna :
BJ :
Bau :
Kelainan :
Alat bantu :
Budaya yang mempengaruhi perilaku buang air kecil:

G. Subsistem Seksualitas

Usia Menarche :
Pola menstruasi :
Aktif secara seksual : Ya/Tidak
Perubahan dalam frekuensi atau keinginan seksual: Ya/Tidak
Masalah dalam aktivitas seksual (nyeri/hubungan/peran):
Menggunakan alat kontrasepsi: Ya/Tidak
Jenis kontrasepsi yang digunakan:
H. Subsistem Agresif
1. Masalah kesehatan yang dirasakan pada akhir-akhir ini?
2. Upaya yang dilakukan oleh klien, keluarga atau orang terdekat?

I. Subsistem Achievement
1. Apa yang klien lakukan untuk memecahkan masalah kesehatannya?
2. Apa kelemahan/hal yang menghambat penyembuhan klien?
3. Apa kekuatan/hal yang mendukung penyembuhan klien?

CARA KERJA DAN KARAKTERISTIK TEORI

- Definisi konsep pada Model System Perilaku Johnson sangat


abstrak.
- Model System Perilaku Johnson berorientasi pada individu.
- Tidak ada definisi dan hubungan yang jelas antara subsistem

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI

a. Kelebihan
- Model system perilaku Johnson dapat diaplikasikan pada berbagai rentang usia dan
budaya.
- Konsep yang abstrak memungkinkan perawat untuk membuat instrumen pengkajian
sesuai dengan situasi spesifik yang dialami klien.

b. Kekurangan
- Karena fokus model ini pada sistem perilaku, maka agak sulit bagi perawat untuk
mengaplikasikannya pada klien dengan gangguan fisik.
- Model ini sulit digunakan pada klien yang merupakan keluarga atau kelompok.
- Karena tidak ada definisi dan hubungan yang jelas antara subsistem, maka ada
kesulitan untuk melihat keseluruhan sistem perilaku sebagai kesatuan.

Anda mungkin juga menyukai