KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Riwayat Penyakit
Perlunya ditanyakan apakah dulu pernah mengalami hal yang sama, apakah sebelumnya
pernah mengkonsumsi obat-obat atau jamu tertentu baik dari dokter maupun yang dibeli
sendiri, apakah ada riwayat kontak dengan penderita sakit kuning, adakah riwayat operasi
empedu, adakah riwayat mendapatkan suntikan atau transfuse darah. Ditemukan adanya
riwayat gangguan hemolisasi darah (ketidaksesuaian golongan Rh atau darah ABO),
polisitemia, infeksi, hematoma, gangguan metabolisme hepar, obstruksi saluran pencernaan
dan ASI, ibu menderita DM
2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pemeriksaan derajat ikterus, ikterus terlihat pada sclera,
tanda-tanda penyakit hati kronis yaitu eritema Palmaris, jari tubuh (clubbing), ginekomastia
(kuku putih) dan termasuk pemeriksaan organ hati (tentang ukuran, tepi dan ukuran)
ditemukan adanya pembesaran limpa (splenomegali), pelebaran kandung empedu, dan masa
abdominal, selaput lender, kulit berwarna merah tua, urine pekat warna teh, letargi,
hipotonus, reflek menghisap kurang/lemah, peka rangsang, tremor, kejang dan tangisan
melengking.
3. Pengkajian Psikosoial
Pengkajian psikososial antara lain : dampak sakit pada anak hubungan dengan orang tua,
apakah orang tua merasa bersalah, merasa bonding, perpisahan dengan anak.
4. Perpisahan Keluarga
Penyebab penyakit dan pengobatan, perawatan lebih lanjut, apakah mengenal keluarga lain
yang memiliki yang sama, tingkat pendidikan, kemampuan mempelajari hiperbilirubinemia.
5. Laboratorium
Intervensi :
c. Pantau output
Intervensi :
Intervensi :
Tujuan :
Intervensi :
b. Buka tutup mata saat disusui untuk stimulasi social dengan ibu
Tujuan : Orang tua mengerti tentang perawatan, dapat mengidentifikasi gejala-gejala untuk
menyampaikan pada tim kesehatan.
Intervensi :
b. Beri pendidikan kesehatan penyebab dari kuning, poses terapi dan perawatannya
Tujuan : neonates akan berkembang tanpa disertai tanda-tanda gangguan akibat fototerapi .
Intervensi :
b. Biarkan neonatus dalam keadaan telanjang kecuali mata dan daerah genital serta
bokong ditutup dengan kain yang dapat memantulkan cahaya
d. Matikan lampu
Intervensi :
a. Catat kondisi umbilical jika vena umbilical yang digunakan
d. Pertahankan suhu tubuh bayi, catat jenis darah ibu dan Rh serta darah yang akan di
transfusikan adalah darah segar
C. Evaluasi
Tanda vital dan suhu tubuh bayi stabil dalam batas normal
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BBL.......................................................................................................................................1
ATRESIA ANAL......................................................................................................................8
ASFIKSIA NEONATUM...........................................................................................................15
HIDROSEFALUS.....................................................................................................................19
IKTERIK NEONATUM.............................................................................................................24
SAK ANAK
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................iii
MENINGITIS.......................................................................................................................................1
DHF....................................................................................................................................................11
HIDROCEFALUS..................................................................................................................................14
MORBILI.............................................................................................................................................19
ATRESIA BASILER...............................................................................................................................22
ASMA.................................................................................................................................................25
TIFUS ABDOMINALIS.........................................................................................................................31
BAB I
PENDAHULUN
Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional merupakan bagian integral yang
tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Selain itu pelayanan
keperawatan merupakan salah satu factor penentu baik buruknya mutu dan citra rumah sakit, oleh
karenanya kualitas pelayanan keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan seoptimal mungkin.
Cirri-ciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain : (1) Memenuhi standar profesi yang
ditetapkan, (2) Sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien
dan efektif, (3) Aman bagi pasien dan tenaga keperawatan sebagai pemberi jasa pelayanan, (4)
memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta, (5) Aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika
dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati.
Untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan antara lain : (1) Pimpinan yang peduli yang
mendukung, (2) Ada kesadaran bahwa mutu harus ditingkatkan (standar mutu), (3) Tenaga keperawatan
disiapkan melalui upaya peningkatan, pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan cara diadakan
program diklat, (4) Sarana dan perlengkapan dan lingkungan yang mendukung serta, (5) Tersedia dan
ditetapkannya standar asuhan keperawatan.
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit maka disusun standar
asuhan keperawatan berdasarkan SK Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI no
YM.00.03.2.6.7637 tahun 1993. Standar asuhan keperawatan ini harus diterapkan secara bertahap bagi
seluruh tenaga keperawatan di rumah sakit.
BAB II
2. Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan secara optimal kepada semua yang membutuhkan dengan tidak
membedakan bangsa, suku, agama / kepercayaan dan statusnya disetiap tempat pelayanan
kesehatan.
3. Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama dari semua anggota lain
kesehatan dan pasien / keluarga.
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat menggunakan proses keperawatan
dengan 5 (lima) tahapan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan pasien / keluarga
5. Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat memiliki wewenang melakukan asuhan
keperawatan secara utuh berdasarkan standar asuhan keperawatan.
1. Memberi bantuan yang paripurna dan efektif kepada semua orang yang memerlukan
pelayanan kesehatan sesuai dengan system kesehatan nosokomial.
2. Menjamin bahwa semua bantuan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasien dan
mengurangi / menghilangkan kesenjangan.
Berdasarkan UU RI No. 23 Tahun 1992 pasal 53 (2) mendefinisikan standar profesi sebagai
pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik’. Jadi
standar adalah pedoman kerja agar pekerjaan berhasil dan bermutu. Stanadar yang ditetapkan dalam
standar asuhan keperawatan dimaksud terdiri dari :
Aspek kenyamanan dan kepuasan pasien dijaga dengan baik apabila falsafah keperawatan dan
tujuan keperawatan serta kriteria-kriteria dalam standar intervensi keperawata, khususnya dalam
memenuhi kebutuhan pasien, dipatuhi dengan penuh perhatian dan tanggung jawab.
Falsafah keperawatan dalam standar asuhan keperawatan ini adalah tenaga keperawatan
berkeyakinan bahwa :
Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan bio-psikososial spiritual yang unik, kebutuhan
ini harus selalu dipertimbangkan dalam setiap pemberian asuhan keperawatan.
Intervensi keperawatan rutin dan prediktif dapat ditemukan pada standar asuhan
Evaluasi status dan kemajuan klien adalah berbeda untuk masalah kolaboratif vs diagnosa
Catatan perkembangan keperawatan memberikan format untuk pencatatan data atau kejadian
bermakna. Catatan perkembangan harus hanya berisi kejadian atau respon-respon tak lazim atau
observasi signifikan atau interaksi yang tidak sesuai untuk flow record.
BAB III
PENUTUP
Standar asuhan keperawatan ini mempunyai peranan penting karena bermanfaat untuk
meningkatkan mutu asuhan keperawatan di RSUD Kepahiang. Standar asuhan keperawatan ini
diharapkan dapat di manfaatkan digunakan oleh seluruh tenaga keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien. Selain itu standar asuhan keperawatan ini juga dapat berfungsi
sebagai alat penilai, pedoman kerja serta pengendali mutu asuhan keperawatan khususnya untuk RSUD
kepahiang.
Penyusunan standar asuhan keperawatan ini adalah langkah awal dari suatu proses yang
panjang. Untuk itu kami dari tim keperawatan memerlukan dukungan dan kerja sama dari berbagai
pihak rumah sakit dalam penerapannya agar dapat memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang
memuaskan bagi pasien dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan.