Anda di halaman 1dari 28

BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Riwayat Penyakit

Perlunya ditanyakan apakah dulu pernah mengalami hal yang sama, apakah sebelumnya
pernah mengkonsumsi obat-obat atau jamu tertentu baik dari dokter maupun yang dibeli
sendiri, apakah ada riwayat kontak dengan penderita sakit kuning, adakah riwayat operasi
empedu, adakah riwayat mendapatkan suntikan atau transfuse darah. Ditemukan adanya
riwayat gangguan hemolisasi darah (ketidaksesuaian golongan Rh atau darah ABO),
polisitemia, infeksi, hematoma, gangguan metabolisme hepar, obstruksi saluran pencernaan
dan ASI, ibu menderita DM

2. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik didapatkan pemeriksaan derajat ikterus, ikterus terlihat pada sclera,
tanda-tanda penyakit hati kronis yaitu eritema Palmaris, jari tubuh (clubbing), ginekomastia
(kuku putih) dan termasuk pemeriksaan organ hati (tentang ukuran, tepi dan ukuran)
ditemukan adanya pembesaran limpa (splenomegali), pelebaran kandung empedu, dan masa
abdominal, selaput lender, kulit berwarna merah tua, urine pekat warna teh, letargi,
hipotonus, reflek menghisap kurang/lemah, peka rangsang, tremor, kejang dan tangisan
melengking.

3. Pengkajian Psikosoial

Pengkajian psikososial antara lain : dampak sakit pada anak hubungan dengan orang tua,
apakah orang tua merasa bersalah, merasa bonding, perpisahan dengan anak.

4. Perpisahan Keluarga

Penyebab penyakit dan pengobatan, perawatan lebih lanjut, apakah mengenal keluarga lain
yang memiliki yang sama, tingkat pendidikan, kemampuan mempelajari hiperbilirubinemia.

5. Laboratorium

Pada bayi dengan hiperbilirubinemia pada pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya Rh


darah ibu dan janin berlainan, kadar bilirubin bayi aterm lebih dari 12,5 mg/dl, premature
lebih dari 15 mg/dl dan dilakukan tes comb.
B. Diagnosa Keperawatan, Tujuan dan Intervensi

1. Diagnosa Keperawatan : kurangnya volume cairan berhubungan dengan tidak adekuatnya


intake cairan, fisioterapi dan diare. Tujuan : cairan tubuh neonates adekuat.

Intervensi :

a. Catat jumlah dan kualitas feses

b. Pantau turgor kulit

c. Pantau output

d. Beri air diantara menyususi atau memberikan botol

2. Diagnosa keperawatan : peningkatan suhu tubuh ( hipertermi ) berhubungan dengan efek


fototerapi

Tujuan ; kestabilan suhu tubuh bayi dapat dipertahankan

Intervensi :

a. Beri suhu lingkungan yang normal

b. Pertahankan suhu antara ( 35, 5 – 37 )°C

c. Cek tanda-tanda vital tiap 2 jam

3. Diagnosa Keperawatan : gangguan integritas kulit berhubungan dengan hiperbilirubinemia


dan diare.

Tujuan : keutuhan kulit bayi bias dipertahankan

Intervensi :

a. Kaji Warna kulit tiap 8 jam

b. Pantau bilirubin direk dan indirek

c. Rubah posisi setiap 2 jam

d. Masase daerah yang menonjol

e. Jaga kebersihan kulit dan kelembabannya.

4. Diagnosa Keperawatan : gangguan penting berhubungan dengan pemisahan

Tujuan :

a. Orang tua dan bayi menunjukkan tingkah laku ‘’Attachment’’


b. Orang tua dapat mengekspresikan ketidak pengertian proses bonding

Intervensi :

a. Bawa bayi ke ibu untuk disusui

b. Buka tutup mata saat disusui untuk stimulasi social dengan ibu

c. Anjurkan orang tua untuk mengajak bicara anaknya

d. Libatkan orang tua mengekspresikan perasaannya

5. Diagnosa Keperawatan : kecemasan meningkat berhubungan dengan terapi yang diberikan


pada bayi

Tujuan : Orang tua mengerti tentang perawatan, dapat mengidentifikasi gejala-gejala untuk
menyampaikan pada tim kesehatan.

Intervensi :

a. Kaji pengetahuan keluarga klien

b. Beri pendidikan kesehatan penyebab dari kuning, poses terapi dan perawatannya

c. Beri pendidikan kesehatan mengenai cara perawatan bayi dirumah

6. Diagnosa keperawatan : resiko tinggi trauma berhubungan dengan efek fototerapi.

Tujuan : neonates akan berkembang tanpa disertai tanda-tanda gangguan akibat fototerapi .

Intervensi :

a. Tempatkan neonates pada jarak 45 cm dari sumber cahaya

b. Biarkan neonatus dalam keadaan telanjang kecuali mata dan daerah genital serta
bokong ditutup dengan kain yang dapat memantulkan cahaya

c. Usahakan agar penutup mata tidak menutupi hidung dan bibir

d. Matikan lampu

e. Buka penutup mata untuk mengkaji adanya konjungtivitas tiap 8 jam

f. Buka tutup mata setiap akan disusukan

g. Ajak bicara dan beri sentuhan setiap memberikan perawatan

7. Diagnosa Keperawatan : resiko tinggi trauma berhubungan dengan transfuse tukar.

Tujuan : transfusi tukar dapat dilakukan tanpa komplikasi.

Intervensi :
a. Catat kondisi umbilical jika vena umbilical yang digunakan

b. Basahi umbilical dengan Nacl selama 30 menit sebelum melakukan tindakan

c. Neonatus puasa 4 jam sebelum tindakan

d. Pertahankan suhu tubuh bayi, catat jenis darah ibu dan Rh serta darah yang akan di
transfusikan adalah darah segar

e. Pantau tanda-tanda vital, selama dan sesudah transfuse

f. Siapkan suction bila diperlukan

g. Amati adanya gangguan cairan elektrolit; apnoe, bradikardi, kejang; monitor


pemeriksaan laboratorium sesuai program

C. Evaluasi

 Tidak terjadi kenikterus pada neonatus

 Tanda vital dan suhu tubuh bayi stabil dalam batas normal

 Keseimbangan cairan dan elektrolit bayi terpelihara

 Integritas kulit baik/utuh

 Bayi menunjukkan partisipasi terhadap rangsangan visual

 Terjalin interaksi bayi dan orang tua.


SAK NEONATUS

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BBL.......................................................................................................................................1

ATRESIA ANAL......................................................................................................................8
ASFIKSIA NEONATUM...........................................................................................................15

HIDROSEFALUS.....................................................................................................................19

IKTERIK NEONATUM.............................................................................................................24

SAK ANAK

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................iii

MENINGITIS.......................................................................................................................................1

DHF....................................................................................................................................................11
HIDROCEFALUS..................................................................................................................................14

MORBILI.............................................................................................................................................19

ATRESIA BASILER...............................................................................................................................22

ASMA.................................................................................................................................................25

TIFUS ABDOMINALIS.........................................................................................................................31
BAB I

PENDAHULUN

Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional merupakan bagian integral yang
tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Selain itu pelayanan
keperawatan merupakan salah satu factor penentu baik buruknya mutu dan citra rumah sakit, oleh
karenanya kualitas pelayanan keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan seoptimal mungkin.

Cirri-ciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain : (1) Memenuhi standar profesi yang
ditetapkan, (2) Sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien
dan efektif, (3) Aman bagi pasien dan tenaga keperawatan sebagai pemberi jasa pelayanan, (4)
memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta, (5) Aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika
dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati.

Untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan antara lain : (1) Pimpinan yang peduli yang
mendukung, (2) Ada kesadaran bahwa mutu harus ditingkatkan (standar mutu), (3) Tenaga keperawatan
disiapkan melalui upaya peningkatan, pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan cara diadakan
program diklat, (4) Sarana dan perlengkapan dan lingkungan yang mendukung serta, (5) Tersedia dan
ditetapkannya standar asuhan keperawatan.

Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit maka disusun standar
asuhan keperawatan berdasarkan SK Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI no
YM.00.03.2.6.7637 tahun 1993. Standar asuhan keperawatan ini harus diterapkan secara bertahap bagi
seluruh tenaga keperawatan di rumah sakit.
BAB II

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. STANDAR I : PENGKAJIAN KEPERAWATAN


Asuhan keperawatan paripurna memerlukan data yang lengkap dan dikumpulkan secara terus-
menerus, tentang keadaannya untuk menentukan kebutuhan asuhan keperawatan. Data
kesehatan harus bermanfaat bagi semua anggota tim kesehatan
1. Komponen pengkajian keperawatan meliputi :
1. Pengumpulan Data, dengan kriteria :
a. Menggunakan format yang tersedia
b. Sistematis
c. Diisi sesuai item yang tersedia
d. Actual (baru)
e. Absah (valid)
2. Pengelompokkan Data, dengan kriteria :
a. Data biologis
b. Data psikologis
c. Data social
d. Data spiritual
3. Perumusan Masalah, dengan kriteria :
a. Kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan
b. Perumusan masalah ditunjang oleh data yang telah dikumpulkan.

2. Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan secara optimal kepada semua yang membutuhkan dengan tidak
membedakan bangsa, suku, agama / kepercayaan dan statusnya disetiap tempat pelayanan
kesehatan.
3. Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama dari semua anggota lain
kesehatan dan pasien / keluarga.
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat menggunakan proses keperawatan
dengan 5 (lima) tahapan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan pasien / keluarga
5. Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat memiliki wewenang melakukan asuhan
keperawatan secara utuh berdasarkan standar asuhan keperawatan.

Sedangkan tujuan keperawatan dalam standar asuhan keperawatan adalah :

1. Memberi bantuan yang paripurna dan efektif kepada semua orang yang memerlukan
pelayanan kesehatan sesuai dengan system kesehatan nosokomial.
2. Menjamin bahwa semua bantuan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasien dan
mengurangi / menghilangkan kesenjangan.

3. Mengembangkan standar asuhan keperawatan yang ada.


4. Memberi kesempatan kepada semua tenaga keperawatan untuk mengembangkan tingkat
kemampuan profesionalnya.
5. Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota tim kesehatan
6. Melibatkan paasien dalam perencanaan dan pelaksanaan pelayanan kesehatan
7. Menciptakan iklim yang menunjang proses belajar mengajar dalam kegiatan pendidikan bagi
Perkembangan tenaga keperawatan
8. Menunjang program pendidikan berkelanjutan bagi pertumbuhan dan perkembangan
pribadi tenaga pribadi tenaga keperawatan

Berdasarkan UU RI No. 23 Tahun 1992 pasal 53 (2) mendefinisikan standar profesi sebagai
pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik’. Jadi
standar adalah pedoman kerja agar pekerjaan berhasil dan bermutu. Stanadar yang ditetapkan dalam
standar asuhan keperawatan dimaksud terdiri dari :

Standar I : Pengkajian Keperawatan

Standar II : Diagnosa Keperawatan

Standar III : Perencanaan Keperawatan

Standar IV : Intervensi Keperawatan

Standar V : Evaluasi Keperawatan

Standar VI : Catatan Asuhan Keperawatan

Standar dimaksud mencantumkan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi dalam pemberian


asuhan keperawatan., diantaranya meliputi aspek-aspek keamanan dan kenyamanan pasien. Aspek
keamanan pasien mendapat perhatian dengan ketentuan tentang pencegahan terjadinya kecelakaan
dan hal-hal lain yang tidak diijinkan seperti :

1) Menjaga keselamatan pasien yang gelisah ditempat tidur


2) Mencegah infeksi nosokomial
3) Mencegah kecelakaan pada penggunaan alat elektronika
4) Mencegah kecelakaan pada pengunaan alat yang mudah meledak
5) Mencegah kekeliruan pemberian obat

Aspek kenyamanan dan kepuasan pasien dijaga dengan baik apabila falsafah keperawatan dan
tujuan keperawatan serta kriteria-kriteria dalam standar intervensi keperawata, khususnya dalam
memenuhi kebutuhan pasien, dipatuhi dengan penuh perhatian dan tanggung jawab.

Falsafah keperawatan dalam standar asuhan keperawatan ini adalah tenaga keperawatan
berkeyakinan bahwa :

Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan bio-psikososial spiritual yang unik, kebutuhan
ini harus selalu dipertimbangkan dalam setiap pemberian asuhan keperawatan.

B. STANDAR II : DIAGNOSA KEPERAWATAN


Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan pasien, dianalisis dan
dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan pasien. kriteria :
1. Diagnosa keperawatan dihubungkan dengan penyebab kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan
pasien
2. Dibuat sesuai dengan wewenang perawat
3. Komponennya terdiri dari masalah, penyebab dan gejala/tanda (PES) atau terdiri dari masalah
dan penyebab (PE)
4. Bersifat actual apabila masalah kesehatan pasien sudah nyata terjadi
5. Bersifat potensial apabila masalah kesehatan pasien kemungkinan besar akan terjadi
6. Dapat ditanggulangi oleh perawat

C. Standar III : PERENCANAAN KEPERAWATAN

Perencanaan keperawatan di susun berdasarkan diagnose keperawatan. Komponen


perencanaan keperawatan meliputi :

1. Prioritas Masalah dengan criteria :


a. Masalah-masalah yang mengancam kehidupan merupakan prioritas pertama
b. Masalah-masalah yang mengancam kesehatan seseorang adalah prioritas kedua
c. Masalah-masalah yang mempengaruhi prilaku merupakan prioritas ketiga
2. Tujuan asuhan keperawatan dengan kriteria :
a. Spesifik
b. Bisa diukur
c. Bisa dicapai
d. Realistik
3. Rencana tindakan dengan criteria :
a. Disusun berdasarkan tujuan asuhan keperawatan
b. Melibatkan pasien / keluarga
c. Mempertimbangkan latar belakang budaya pasien / keluarga
d. Menentukan alternative tindakan yang tepat
e. Mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku, lingkungan, sumber daya
dan fasilitas yang ada

f. Menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien


g. Kalimat instruksi, ringkas, tegas dengan bahasa yang mudah dimengerti

D. STANDAR IV : INTERVENSI KEPERAWATAN

Intervensi keperawatan rutin dan prediktif dapat ditemukan pada standar asuhan

keperawatan. Intervensi keperawatan berfungsi sebagai berikut :

1. Menunjukkan prioritas susunan diagnose (masalah kolaboratif atau diagnose keperawatan)


untuk klien
2. Memberikan ‘’cetak biru’’ untuk mengarahkan pencatatan
3. Mengkomunikasikan kepada staf keperawatan apa yang harus diajarkan, diobservasi dan di
implementasikan
4. Memberikan criteria hasil untuk menelaah dan mengevaluasi
5. Mengarahkan intervensi spesifik untuk klien, keluarga dan anggota staf keperawatan lain untuk
diimplementasikan

E. STANDAR V : EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi status dan kemajuan klien adalah berbeda untuk masalah kolaboratif vs diagnosa

Keperawatan. Untuk diagnose keperawatan perawat akan :

1. Mengkaji status klien


2. Membandingkan respon ini pada kriteria hasil
3. Menyimpulkan bila klien mengalami kemajuan pada pencapaian hasil

Untuk masalah kolaboratif perawat akan :

1. Mengumpulkan data terpilih


2. Membandingkan data dengan norma yang telah mapan
3. Menilai apakah data berada dalam rentang yang dapat diterima
Jadi evaluasi pada diagnose keperawatan difokuskan pada kemajuan pencapaian hasil klien,
sementara evaluasi untuk masalah kolaboratif difokuskan pada kondisi klien dibandingkan dengan
norma yang mapan

F. STANDAR VI : CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN

Catatan perkembangan keperawatan memberikan format untuk pencatatan data atau kejadian
bermakna. Catatan perkembangan harus hanya berisi kejadian atau respon-respon tak lazim atau
observasi signifikan atau interaksi yang tidak sesuai untuk flow record.
BAB III

PENUTUP

Standar asuhan keperawatan ini mempunyai peranan penting karena bermanfaat untuk
meningkatkan mutu asuhan keperawatan di RSUD Kepahiang. Standar asuhan keperawatan ini
diharapkan dapat di manfaatkan digunakan oleh seluruh tenaga keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien. Selain itu standar asuhan keperawatan ini juga dapat berfungsi
sebagai alat penilai, pedoman kerja serta pengendali mutu asuhan keperawatan khususnya untuk RSUD
kepahiang.

Penyusunan standar asuhan keperawatan ini adalah langkah awal dari suatu proses yang
panjang. Untuk itu kami dari tim keperawatan memerlukan dukungan dan kerja sama dari berbagai
pihak rumah sakit dalam penerapannya agar dapat memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang
memuaskan bagi pasien dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai