Kelompok 3
Bella Surya Cantika (1118003)
Frisca Triani Ivanka (1118008)
Dela Amelia (1118009)
Gita Rosalina (1118034)
S1 KEPERAWATAN ( A )
Konservasi energy
Merupakan keseimbangan dan perbaikan energi yang dibutuhkan individu untuk
melakukan aktivitas, termasuk keseimbangan energi input dan output untuk menghindari
kelemahan yang berlebihan.
Contohnya : proses penyembuhan dan proses penuaan, intervensi keperawatan
dilakukan untuk :
1. Mengurangi ketergantungan terhadap pemenuhan kebutuhan.
2. Mempertahankan Istirahat dan aktivitas serta nutrisi yang memadai.
Konversi integritas struktur
Penyembuhan adalah proses perbaikan integritas struktur dan fungsi dalam
mempertahankan keutuhan diri seorang perawat harus membatasi jumlah jaringan yg
terlibat dengan penyakit melalui perubahan fungsi dan intervensi keperawatan.
Contoh ; Bila menghadapi individu pasca amputasi, intervensi keperawatan :
1. Membantu individu tersebut untuk menuju tingkat adaptasi baru
2. Membantu pasien melakukan latihan ROM.
3. Mempertahankan personal hygiene pasien.
Konservasi Integritas personal
Seorang perawat menyadari pentingnya harga diri dan identitas diri pasien serta
penghormatan terhadap privasi.hal ini bias terlihat ketika klain dipanggil dengan
namanya sikap menghargai tersebut trjadi karena adanya proses nilai personal yang
menyediakan privasi selama prosedur.
Dalam hal ini perawat dalam melakukan intervensi keperawatan harus menghargai
keberadaanya seperti :
1. Menghargai nilai dan norma yang dianut serta keinginannya
2. Menyapa dengan sopan
3. Meminta izin sebelum melakukan tindakan
4. Melakukan terminasi setelah melakukan tindakan dan sebelum meninggalkan
pasien.
Konservasi integritas social
Keterlibatan anggota keluarga dalam pemenuhan kebutuhan keagamaan atau spiritual dan
penggunaan hubungan interpersonal. Perawat membantu menghadirkan anggota keluarga
dan menggunakan hubungan interpersonal untuk menjaga integritas social.
TIGA KONSEP UTAMA DARI MODEL KONSERVASI
Wholeness (Keutuhan)
Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai sebuah sistem
terbuka: “Wholeness emphasizes a sound, organic, progressive mutuality between diversified
functions and parts within an entirety, the boundaries of which are open and fluent. (Keutuhan
menekankan pada suara, organik, mutualitas progresif antara fungsi yang beragam dan bagian-
bagian dalam keseluruhan, batas-batas yang terbuka)” Levine (1973, hal 11) menyataka
bahwa “interaksi terus-menerus dari organisme individu dengan lingkungannya merupakan
sistem yang ‘terbuka dan cair’, dan kondisi kesehatan, keutuhan, terwujud ketika interaksi atau
adaptasi konstan lingkungan, memungkinkan kemudahan (jaminan integritas) di semua dimensi
kehidupan”. Kondisi dinamis dalam interaksi terbuka antara lingkungan internal dan eksternal
menyediakan dasar untuk berpikir holistik, memandang individu secara keseluruhan.
1. Adaptasi
Adaptasi merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan mempertahankan
integritas individu dalam menghadapi realitas lingkungan internal dan eksternal.
Konservasi adalah hasil dari adaptasi. Beberapa adaptasi dapat berhasil dan sebagian
tidak berhasil. Levine mengemukakan 3 karakter adaptasi yakni: historis, spesificity,
dan redundancy. Levin menyatakan bahwa setiap individu mempunyai pola respon
tertentu untuk menjamin keberhasilan dalm aktivitas kehidupannya yang
menunjukkan adaptasi historis dan spesificity. Selanjutnya pola adaptasi dapat
disembunyikan dalam kode genetik individu. Redundancy menggambarkan pilihan
kegagalan yang terselamatkan dari individu untuk menjamin adaptasi. Kehilangan
redundancy memilih apakah melalui trauma, umur, penyakit, atau kondisi lingkungan
yang membuat individu sulit mempertahankan hidup.
a. Lingkungan
Levine memandang setiap individu memiliki lingkungannya sendiri baik
lingkungan internal maupun eksternal. Perawat dapat menghubungkan
lingkungan internal individu dengan aspek fisiologis dan patofisiologis, dan
lingkungan eksternal sebagai level persepsi, opersional dan konseptual. Level
perseptual melibatkan kemampuan menangkap dan menginterpretasi dunia
dengan organ indera. Level operasional terdiri dari segala sesuatu yang
mempengaruhi individu secara fisiologis meskipun mereka tidak dapat
mempersepsikannya secara langsung, seperti mkroorganisme. Pada
konseptual level, lingkungan dibentuk dari pola budaya, dikarakteristikkan
dengan keberadaan spiritual, dan ditengahi oleh simbol bahasa, pikiran
danpengalaman.
b. Respons organisme
Respon organisme adalah kemampuan individu untuk beradaptasi dengan
lingkungannya, yang bisa dibagi menjadi fight atau flight, respon inflamasi,
respon terhadap stress, dan kewaspadaan persepsi.
1. Fight-flight merupakan respon yang paling primitif dimana ancaman yang diterima individu
baik nyata maupun tidak, merupakan respon terhadap ketakutan melalui menyerang atau
menghindar hal ini bersifat reaksi yang tiba-tiba. Respon yang disampaikan adalah
kewaspadaan untuk mencari informasi untuk rasa aman dan sejahtera.
Model konsep Myra Levine memandang klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang
saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya.Model konservasi Levine terdiri
atas : konsevasi energi, konservasi integritas struktur , konservasi integritas personal,
konservasi integritas sosial. Berdasarkan sub system tersebut diatas, maka akan terbentuk
sebuah system perilaku individu, sehingga Johnson memiliki pandangan bahwa keperawatan
dalam mengatasi permasalahan tersebut harus dapat berfungsi sebagai pengatur agar dapat
menyeimbangkan system perilaku tersebut. Klien dalam hal ini adalah manusia yang mendapat
bantuan perawatan dengan keadaan terancam atau potensial oleh kesakitan atau ketidak
seimbangan penyesuaian dengan lingkungan. Status kesehatan yang ingin dicapai adalah
mereka yang mampu berperilaku untuk memelihara keseimbangan atau stabilitas dengan
lingkungan.
Kepustakaan:
http://www.nursing-theory.org/nursing-theorists/Dorothy-E-Johnson.php
https://www.dictio.id/t/apa-saja-prinsip-prinsip-model-konservasi-levine-dan-bagaimana-
penerapannya/5876/2