Anda di halaman 1dari 9

KONSEP KEPERAWATAN MENURUT MYRA ESTRY LEVINE

OLEH

KELOMPOK 5:

1. MIFTHANUR RIZKY (2211003)


2. AISYA SALSABILA W (2211014)
3. MAR’ATUS SOLIKHA (2211026)
4. ESTRY SEKAR ARUM (2211035)
BAB I

1.1 LATAR BELAKANG


Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk
pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu pengetahuan keperawatan.
Perkembangan ilmu pengetahuan keperawatan saat ini tidak terlepas dari upaya ahli
keperawatan yang mengembangkan berbagai konsep model teori keperawatan untuk
memberikan arah bagi perawat dalam melaksanakan kegiatan praktek keperawatan.
Salah satu grand theory keperawatan adalah model keperawatan konservasi yang
dikembangkan oleh Myra Estrin Levine. Tiga konsep utama konservasi model adalah
holistik, adaptasi, dan konservasi (Tomey&Alligood, 2006). Tujuan dari model ini adalah
untuk meningkatkan adaptasi dan mempertahankan keutuhan menggunakan prinsip-
prinsip konservasi.
Berdasarkan uraian diatas kelompok ingin mencoba untuk menggali lebih jauh mengenai
model konservasi levine dalam penerapannya dalam pemberian asuhan keperawatan.
Contoh kasus dan proses asuhan keperawatannya akan dibahas secara khusus berdasar
model konservasi Levine.

1.2 RUMUSAN MASALAH


• Apa saja konsep model yang di kemukakan levine?
• Apa saja konsep teori dari levine?

1.3 TUJUAN PENULISAN
• Lebih memahami konsep model konservasi levine
• Dapat menghubungkan dan menganalisa model konsep konservasi Levine dengan
proses keperawatan.
• Dapat menghubungkan dan menganalisa model konsep konservasi Levine dengan
proses keperawatan.
• Memandu perawat untuk berfokus pada pengaruh dan respon-respon di tingkatan
yang organismik
• Perawat dapat mempromosikan keseluruhan adaptasi dan pemeliharaan dengan
menggunakan prinsip" konservasi.
1.4 MANFAAT
pada toeri akan terlihat lebih menguntungkan saat dimana keadaan klien mempunyai
partner pengawas non perawat yang turut membantu dalam penjadwalan keperawatan.dan
perawat yang dapat mengerti keadaan dan integritas klien secara penuh.dengan didukung
dari klien yang mampu beradaptasi dan melakukan pesprsepsi dengan normal.
BAB II

2.1 Biografi Singkat Myra Estrin Levine


Myra Estrin Levine (1920-1996) lahir di Chicago, Illinois. Ia adalah anak tertua dari
tiga bersaudara. Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena ayahnya sering sakit
(mengalami masalah gastrointe stinal) dan memerlukan perawatan(George, 2002).

Levine lulus dari Cook County School of Nursing tahun 1944 dan memperoleh gelar
Bachelor Science of Nursing (BSN) dari University of Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus,
Levine bekerja sebagai perawat sipil untuk US Army, sebagai supervisor perawat bedah, dan
administrasi keperawatan. Setelah mendapatkan gelar Master Science of Nursing (MSN) di
Wayne State University pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di berbagai lembagaseperti
University of Illinois di Chicago dan Tel Aviv University di Israel. Levine menulis 77 artikel
yang dipublikasikan yang termasuk artikel “An Introduction to Clinical Nursing” yang
dipublikasikan berulang kali pada tahun pada tahun 1969, 1973 & 1989.Ia juga menerima gelar
doktor kehormatan dari Loyola University pada tahun 1992(Tomey&Alligood, 2006).

Levine meninggal pada tanggal 20 Maret 1996 di usianya ke 75 tahun. Levine pribadi
menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk mengembangkan “Teori keperawatan,”
tetapi ingin menemukan cara untuk mengajarkan konsep-konsep utama dalam Keperawatan
Medikal Bedah dan berusaha untuk mengajarkan siswa keperawatan sebuah pendekatan baru
dalam kegiatan keperawatan. Levine juga ingin berpindah dari praktek keperawatan
pendidikan yang menurutnya sangat prosedural dan kembali fokus pada pemecahan masalah
secara aktif dan perawatan pasien (George, 2002).
2.2 KONSEP TEORI

Teori Myra Estin Levine dikenal dangan Konservasi Model. Model Konservasi
Levine difokuskan dalam mempromosikan keseluruhan adaptasi dan pemeliharaan dengan
menggunakan prinsip-prinsip konservasi. Model ini memandu perawat untuk berfokus
pada pengaruh-pengaruh dan respon-respon di tingkatan yang organismik. Perawat
memenuhi sasaran dari model melalui konservasi energi, struktur, dan integritas sosial dan
pribadi (Levine, 1967 dalam Tomey & Alligood, 2006). Walaupun konservasi adalah
fundamental terhadap hasil-hasil yang diharapkan ketika model itu digunakan.
Tiga Konsep utama model konservasi yaitu keutuhan, adaptasi, dan konservasi.
1. Wholeness (Keutuhan)
Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai sebuah sistem
terbuka:“Wholeness emphasizes a sound, organic, progressive mutuality between
diversified functions and parts within an entirety, the boundaries of which are open and
fluid. (Keutuhan menekankan pada suara, organik, mutualitas progresif antara fungsi
yang beragam dan bagian-bagian dalam keseluruhan, batas-batas yang terbuka) (hal
63)” Levine (1973, hal 11) menyatakan bahwa “interaksi terus-menerus dari organisme
individu dengan lingkungannya merupakan sistem yang ‘terbuka dan cair’, dan kondisi
kesehatan, keutuhan, terwujud ketika interaksi atau adaptasi konstan lingkungan,
memungkinkan kemudahan (jaminan integritas) di semua dimensi kehidupan”. Kondisi
dinamis dalam interaksi terbuka antara lingkungan internal dan eksternal menyediakan
dasar untuk berpikir holistik, memandang individu secara keseluruhan.
2. Adaptasi
Adaptasi merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan mempertahankan
integritas individu dalam menghadapi realitas lingkungan internal dan eksternal.
Konservasi adalah hasil dari adaptasi. Beberapa adaptasi dapat berhasil dan sebagian
tidak berhasil. Penekanan pada proses adaptasi ini adalah mengenai tingkatan bukan
pada proses berhasil atau gagal, jadi tidak mengenal proses maladaptasi.
Levine (1991) mengemukakan 3 (tiga) karakteristik adaptasi, yaitu: historis,
spesificity, dan redundancy.
a. Historisitas (Historicity)
Historisitas mengacu pada gagasan bahwa respon adaptif sebagian manusia
didasarkan pada genetik dan sejarah masa lalu. Setiap manusia terdiri dari
kombinasi genetic dan sejarah, dan respon adaptif merupakan hasil dari keduanya.
b. Kekhususan (Specifity)
Kekhususan mengacu pada fakta bahwa setiap sistem yang membentuk
manusia memiliki jalur stimulus respon yang unik. Tanggapan yang distimulasi
oleh stress spesifik dan berorientasi tugas. Tanggapan yang dipicu dalam beberapa
jalur cenderung akan disinkronisasi.
c. Redundansi (Redundancy)
Redundansi menggambarkan pengertian bahwa jika suatu system atau jalur
tidak dapat memastikan adaptasi, maka jalur lain mungkin dapat mengambil alih
dan menyelesaikan pekerjaan. Ini mungkin berguna bila respon korektif (misalnya,
penggunaan suntikan alergi selama periode waktu yang panjang untuk mengurangi
keparahan alergi secara bertahap dari system kekebalan tubuh). Namun, redundansi
dapat merugikan, seperti ketika tanggapan yang sebelumnya gagal membangun
kembali (misalnya, ketika kondisi autoimun menyebabkan system kekebalan
manusia itu sendiri menyerang jaringan yang sebelumnya sehat). Levin menyatakan
bahwa setiap individu mempunyai pola respon tertentu untuk menjamin
keberhasilan dalm aktivitas kehidupannya yang menunjukkan adaptasi historis dan
spesificity. pada kenyataannya, pola adaptasi dapat disembunyikan dalam kode
genetik individu. Redundancy menggambarkan pilihan kegagalan yang
terselamatkan dari individu untuk menjamin adaptasi. Kehilangan redundancy
memilih apakah melalui trauma, umur, penyakit, atau kondisi lingkungan yang
membuat individu sulit mempertahankan hidup. Levine (1991) menduga “adanya
kemungkinan bahwa penuaan itu sendiri merupakan konsekuensi dari gagalnya
redundansi proses fisiologis dan psikologis.
a. Trophicognosis
Levine merekomendasikan trophicognosis sebagai alternatif untuk
diagnosa keperawatan. Ini merupakan metode ilmiah untuk menentukan
sebuah penentuan rencana keperawatan.

3. Konsep Konservasi
Konservasi berasal dari bahasa latin conservatio yang berarti “to keep
together”atau menjaga bersama-sama (Levine, 1973). Konservasi menggambarkan
cara system yang kompleks dibutuhkan untuk melanjutkan fungsi bahkan jika terjadi
hambatan yang berat sekalipun (Levine, 1990). Selama konservasi, individu dapat
melawan rintangan, melakukan adaptasi yang sesuai, dan mempertahankan
keunikannya. Tujuan konservasi adalah kesehatan dan kekuatan untuk untuk
menghadapi ketidakmampuan. Fokus utama konservasi adalah menjaga bersama-sama
seluruh aspek dari manusia/individu. Meskipun intervensi keperawatan mungkin
mengacu pada satu bagian prinsip konservasi, perawat juga harus mengkaji pengaruh
prinsip konservasi lainnya (Levine, 1990). Konservasi berfokus pada keseimbangan
antara suplai dan kebutuhan energy dalam realitas biologis yang unik untuk setiap
individu.
Ada 4(empat) prinsip konservasi, yaitu sebagai berikut :
a. Konservasi Energi
Individu membutuhkan keseimbangan energi dan pembaharuan konstan
dari energi untuk mempertahankan aktifitas hidup. Proses seperti penyembuhan dan
penuaan merupakan hambatan bagi energy tersebut. Hukum termodinamika yang
kedua diterapkan pada apapun di dunia, termasuk manusia. Konservasi energi telah
lama dipakai dalam praktik keperawatan meskipun kebanyakan pada prosedur
dasar. Tujuan dari konversi energy ini adalah untuk menghindari penggunaan
energy yang berlebihan atau kelelahan. Karena individu memerlukan keseimbangan
energy dan memperbaharui energy secara konstan untuk mempertahankan aktivitas
hidup. Dalam praktek keperwatan, hal ini terlihat di ruang rawat pasien.
b. Konservasi Integritas Struktur
Penyembuhan merupakan proses memulihkan integritas structural dan
fungsi selama konservasi dalam mempertahanka keutuhan levine’s 1991).
Ketidakmampuan akan ditunjukkan kepada level baru adaptasi (Levine, 1996).
Perawat dapat membatasi jumlah jaringan yang terlibat dalam penyakit dengan
deteksi dini terhadap perubahan fungsi dan dengan intervensi keperawatan.
Konservasi integritas struktur bertujuan untuk mempertahankan atau memulihkan
struktur tubuh sehingga mencegah terjadinya kerusakan fisik dan meningkatkan
proses penyembuhan. Contoh: Membantu pasien dalam latihan ROM,
Pemeliharaan kebersihan diri pasien.

c. Konservasi Integritas Personal

1. Harga diri dan kepekaan identitas sangat penting, merupakan hal yang
paling mudah diserang. Hal ini diawali dengan berkurangnya privasi dan
munculnya kecemasan. Perawat dapat menunjukkan respek kepada pasien selama
prosedur, mensupport usaha mereka, dan mengajar mereka. Pada konservasi
integritas personal, perawat diharapkan memberikan pengetahuan dan kekuatan
sehingga individu tidak lagi melanjutkan hidup pribadi dan tidak lagi bergantung,
kebutuhan pasien harus dihormati, dilengkapi dengan privasi, dan dukungan
psikologis. kesucian hidup diwujudkan pada semua orang. Keterbatasan di sini akan
berpusat pada klien yang secara psikologis terganggu. Konservasi integritas
personal bertujuan untuk mengenali individu sebagai manusia yang mendapatkan
pengakuan, rasa hormat, kesadaran diri, dan dapat menentukan nasibnya sendiri.

d. Konservasi Integritas Sosial


Seorang individu diakui sebagai anggota keluarga, anggota komunitas atau
masyarakat, kelompok keagamaan, kelompok etnis, dan system politik suatu
bangsa. Makna hidup meningkat sepanjang komunikasi sosial dan kesehatan
dipertahankan. Perawat memegang peranan professional untuk anggota keluarga,
membantu dalam kebutuhan agama, dan menggunakan hubungan interpersonal
untuk melestarikan atau mempertahankan integritas sosial. Tujuan konservasi
integritas sosial adalah untuk melestarikan dan pengakuan dari interaksi manusia,
terutama dengan klien, orang lain yang signifikan yang terdiri dari sistem
dukungannya. Keterbatasan khusus untuk ini, adalah ketika klien tidak memiliki
orang lain yang signifikan seperti ditinggalkan anak-anak, pasien psikiatris yang
tidak mampu berinteraksi, klien tidak responsif seperti orang tak sadar, fokus di sini
adalah tidak lagi pasien sendiri namun ada orang-orang yang terlibat dalam
perawatan kesehatannya.

Anda mungkin juga menyukai