Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Profesi keperawatan terus berkembang dan dinamis. Sejak Florence Nightingale
mulai menulis catatan di atas keperawatan, teori lebih banyak dan model tentang profesi
keperawatan berkembang selama dekade terakhir, salah satunya adalah Myra Levine
Konservasi Teori yang diselesaikan pada 1973.
Myra Estrin Levine (1920-1996) lahir di Chicago, Illinois. Dia adalah tertua dari
tiga anak. Dia punya satu kakak dan satu adik. Levine mengembangkan minat dalam
perawatan karena ayahnya (yang memiliki masalah gastrointestinal) sering sakit-sakitan
dan membutuhkan perawatan pada banyak kesempatan. Levine lulus dari Cook County
School of Nursing tahun 1944 dan memperoleh gelar BS dalam keperawatan dari
University of Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus, Levine bekerja sebagai perawat
tugas pribadi, sebagai perawat sipil untuk Angkatan Darat AS, sebagai pengawas
perawat bedah, dan administrasi keperawatan. Setelah mendapatkan gelar MS dalam
keperawatan di Wayne State University pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di
berbagai lembaga (George, 2002) seperti University of Illinois di Chicago dan Tel Aviv
University di Israel. Dia menulis 77 artikel yang dipublikasikan yang termasuk "An
Introduction to Clinical Nursing" dengan beberapa publikasi tahun pada tahun 1969,
1973 & 1989. Dia juga menerima gelar doktor kehormatan dari Universitas Loyola pada
tahun 1992. Dia meninggal pada tahun 1996.

1.2 Tujuan Penulisan


Mengetahui Konsep Model Keperawatan Myra Estrin Levine.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Biografi Myra Estrin Levine


Myra Estrin Levine (1920-1996) lahir di Chicago, Illinois. Dia adalah yang tertua
dari tiga anak. Dia punya satu adik dan satu kakak. Levine mengembangkan minat
dalam keperawatan karena ayahnya (yang memiliki masalah pencernaan) sering sakit
dan perawatan yang diperlukan pada banyak kesempatan. Levine lulus dari Sekolah
Keperawatan Kabupaten Cook dari tahun 1944 dan memperoleh gelar BS dalam
keperawatan dari University of Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus, Levine bekerja
sebagai perawat tugas pribadi, sebagai perawat sipil untuk Angkatan Darat AS, sebagai
supervisor perawat bedah, dan dalam administrasi keperawatan. Setelah mendapatkan
gelar MS dalam keperawatan di Wayne State University di tahun 1962, dia mengajar
keperawatan di berbagai institusi (George, 2002) seperti University of Illinois di
Chicago dan Tel Aviv University di Israel. Dia menulis 77 artikel yang dipublikasikan
yang termasuk "Sebuah Pengantar Keperawatan Klinik" dengan beberapa publikasi
tahun pada tahun 1969, 1973 & 1989. Dia juga menerima gelar doktor kehormatan dari
Universitas Loyola pada tahun 1992. Dia meninggal pada 1996

2.2 Konsep Model Konservasi Levine


Inti, atau konsep pusat, teori Levine adalah konservasi. Ketika seseorang dalam
keadaan konservasi, itu berarti bahwa respon adaptif individu menyesuaikan perubahan
secara produktif, dan dengan pengeluaran sedikit usaha, sambil menjaga fungsi optimal
dan identitas. Konservasi dicapai melalui aktivasi yang berhasil dari jalur adaptif dan
perilaku yang sesuai untuk berbagai respon yang dibutuhkan oleh fungsi manusia. Myra
Levine menggambarkan Empat Prinsip Konservasi. Prinsip-prinsip ini berfokus pada
pelestarian keutuhan individu.
Dia menganjurkan bahwa keperawatan adalah suatu interaksi manusia dan
prinsip-prinsip konservasi mengusulkan empat keperawatan yang berkaitan dengan
persatuan dan integritas individu

2
Model konservasi levine merupakan Keperawatan praktis dengan konservasi
model dan prinsip yang berfokus pada pelestarian energi pasien untuk kesehatan dan
penyembuhan. Adapun prinsip konservasi tersebut adalah sbb:
1. Konservasi Energi
Individu memerlukan keseimbangan energi dan memperbaharui energi secara
konstan untuk mempertahankan aktivitas hidup. Konservasi energi dapat digunakan
dalam praktek keperawatan.
2. Konservasi Integritas Struktur
Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari integritas struktur. Seorang
perawat harus membatasi jumlah jaringan yang terlibat dengan penyakit melalui
perubahan fungsi dan intervensi keperawatan.
3. Konservasi Integritas Personal
Seorang perawat dapat menghargai klien ketika klien dipanggil dengan namanya.
Sikap menghargai tersebut terjadi karena adanya proses nilai personal yang
menyediakan privasi selama prosedur.
4. Konservasi Integritas Sosial
Kehidupan berarti komunitas social dan kesehatan merupakan keadaan social yang
telah ditentukan. Oleh karena itu, perawat berperan menyediakan kebutuhan terhadap
keluarga, membantu kehidupan religius dan menggunakan hubungan interpersonal
untuk konservasi integritas social.

2.3 Tiga Konsep Utama Dari Model Konservasi

1. Wholeness (Keutuhan)

Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai sebuah sistem


terbuka: “Wholeness emphasizes a sound, organic, progressive mutuality between
diversified functions and parts within an entirety, the boundaries of which are open and
fluent. (Keutuhan menekankan pada suara, organik, mutualitas progresif antara fungsi
yang beragam dan bagian-bagian dalam keseluruhan, batas-batas yang terbuka)”
Levine (1973, hal 11) menyatakan bahwa “interaksi terus-menerus dari organisme

3
individu dengan lingkungannya merupakan sistem yang ‘terbuka dan cair’, dan kondisi
kesehatan, keutuhan, terwujud ketika interaksi atau adaptasi konstan lingkungan,
memungkinkan kemudahan (jaminan integritas) di semua dimensi kehidupan”. Kondisi
dinamis dalam interaksi terbuka antara lingkungan internal dan eksternal menyediakan
dasar untuk berpikir holistik, memandang individu secara keseluruhan.

2. Adaptasi

Adaptasi merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan mempertahankan


integritas individu dalam menghadapi realitas lingkungan internal dan eksternal.
Konservasi adalah hasil dari adaptasi. Beberapa adaptasi dapat berhasil dan sebagian
tidak berhasil.
Levine mengemukakan 3 karakter adaptasi yakni: historis, spesificity, dan
redundancy. Levin menyatakan bahwa setiap individu mempunyai pola respon tertentu
untuk menjamin keberhasilan dalm aktivitas kehidupannya yang menunjukkan adaptasi
historis dan spesificity. Selanjutnya pola adaptasi dapat disembunyikan dalam kode
genetik individu. Redundancy menggambarkan pilihan kegagalan yang terselamatkan
dari individu untuk menjamin adaptasi. Kehilangan redundancy memilih apakah melalui
trauma, umur, penyakit, atau kondisi lingkungan yang membuat individu sulit
mempertahankan hidup.

a. Lingkungan
Levine memandang setiap individu memiliki lingkungannya sendiri baik
lingkungan internal maupun eksternal. Perawat dapat menghubungkan lingkungan
internal individu dengan aspek fisiologis dan patofisiologis, dan lingkungan eksternal
sebagai level persepsi, opersional dan konseptual. Level perseptual melibatkan
kemampuan menangkap dan menginterpretasi dunia dengan organ indera. Level
operasional terdiri dari segala sesuatu yang mempengaruhi individu secara fisiologis
meskipun mereka tidak dapat mempersepsikannya secara langsung, seperti
mkroorganisme. Pada konseptual level, lingkungan dibentuk dari pola budaya,

4
dikarakteristikkan dengan keberadaan spiritual, dan ditengahi oleh simbol bahasa,
pikiran dan pengalaman.

b. Respon organisme
Respon organisme adalah kemampuan individu untuk beradaptasi dengan
lingkungannya, yang bisa dibagi menjadi fight atau flight, respon inflamasi, respon
terhadap stress, dan kewaspadaan persepsi.
1) Fight-flight merupakan respon yang paling primitif dimana ancaman yang diterima
individu baik nyata maupun tidak, merupakan respon terhadap ketakutan melalui
menyerang atau menghindar hal ini bersifat reaksi yang tiba-tiba. Respon yang
disampaikan adalah kewaspadaan untuk mencari informasi untuk rasa aman dan
sejahtera.
2) Respon peradangan atau inflamasi merupakan mekanisme pertahanan yang
melindungi diri dari lingkungan yang merusak, merupakan cara untuk
menyembuhkan diri, respon individu adalah menggunakan energi sistemik yang ada
dalam dirinya untuk membuang iritan atau patogen yang merugikan, untuk hal ini
sangat dibutuhkan kontrol lingkungan.
3) Respon terhadap stress menghasilkan respon defensif dalam bentuk perubahan yang
tidak spesifik pada manusia, perubahan structural dan kehilangan energi untuk
beradaptasi secara bertahap terjadi sampai rasa lelah terjadi, dikarakteristikkan
dengan pengaruh yang menyebabkan pasien atau individu berespon terhadap
pelayanan keperawatan.
4) Kewaspadaan perceptual, respon sensori menghasilkan kesadaran persepsi, informasi
dan pengalaman dalam hidup hanya bermanfaat ketika diterima secara utuh oleh
individu, semua pertukaran energi terjadi dari individu ke lingkungan dan sebaliknya.
Hasilnya adalah aktivitas fisiologi atau tingkah laku. Respon ini sangat tergantung
kepada kewaspadaan perceptual individu, hanya terjadi saat individu menghadapi
dunia (lingkungan) baru disekitarnya dengan cara mencari dan mengumpulkan
informasi dimana hal ini bertujuan untuk mempertahankan keamanan dirinya.
c. Trophicognosis

5
Levine merekomendasikan trophicognosis sebagai alternatif untuk diagnosa
keperawatan. Ini merupakan metode ilmiah untuk menentukan sebuah penentuan
rencana keperawatan.

3. Konservasi

Levine menguraikan model Konservasi sebagai inti atau dasar teorinya.


Konservasi menjelaskan suatu system yang kompleks yang mampu melanjutkan fungsi
ketika terjadi tantangan yang buruk. Dalam pengertian Konservasi juga, bahwa individu
mampu untuk berkonfrontasi dan beradaptasi demi mempertahankan keunikan mereka.

2.4 Teori Levine Dan Proses Keperawatan


Teori perawatan Levine pada pokoknya sama dengan elemen-elemen proses
perawatan. Menurutnya harus selalu mengobservasi klien, memberikan intervensi yang
tepat sesuai dengan perencanaan dan mengevaluasi. Semua tindakan ini bertujuan untuk
membantu klien. Menurutnya dalam perawatan klien, perawat dan klien harus bekerja
sama.
Dalam teori Levine, klien dipandang dalam posisi ketergantungan, sehingga
kemampuan klien terbatas untuk berpartisipasi dalam pengumpulan data, perencanaan,
implementasi atau semua fase dari posisi ketergantungan. Klien membutuhkan bantuan
dari perawat untuk beradaptasi terhadap gangguan kesehatannya. Perawat bertanggung
jawab dalam menentukan besarnya kemampuan partisipasi klien dalam
perawatan.Dalam fase pengkajian, klien dikaji melalui dua metoda yaitu interview dan
observasi. dalam pengkajian berfokus pada klien, keluarga, anggota lainnya, atau hanya
mempertimbangkan penjelasan dari mereka dalam membantu memecahkan
permasalahan kesehatanklien. Hal ini juga mempengaruhi kesiapan klien dalam
menghadapi lingkungan eksternal. Menurut Levine, jika anggota keluarga
membutuhkan suatu perjanjian maka keluarga harus menjadi sasaran pengkajian. Dalam
pengkajian menyeluruh, perawat menggunakan empat prinsip teori Levine yang disebut
pedoman pengkajian. Perawat menitik beratkan pada keseimbangan energi klien dan
pemeliharaan integritas klien. Kemudian perawat mengumpulkan sumber energi klien

6
yaitu nutrisi, istirahat (tidur), waktu luang, pola koping, hubungan dengan anggota
keluarga/orang lain, pengobatan, lingkungan dan penggunaan energi yakni fungsi dari
beberapa sistem tubuh, emosi dan stress sosial dan pola kerja. Juga data tentang
integritas struktur klien yaitu pertahanan tubuh, struktur fisik, integritas personal (sistem
diri klien) yakni keunikan, nilai, kepercayaan dan integritas sosial yakni : proses
keputusan dari klien dan hubungan klien dengan orang lain serta kesukaran dalam
berhubungan dengan orang lain atau masyrakat.
Setelah mengumpulkan semua data, perawat menganalisa data secara menyeluruh.
Analisa ini mencerminkan keseimbangan kekuatan dan kelemahan dari diri klien pada
empat area pengkajian (prinsip konservasi). Analisa ini juga membutuhkan
pengumpulan data lebih banyak. Dalam menganalisa, konsep dan teori dari disiplin lain
juga sama penekanannya.Dalam fase perencanaan dimasukkan tujuan akhir. Proses
perawatan menekankan kualitas dari aktivitas klien dan perawat. Bagaimanpun, Levine
tidak secara khusus mengidentifikasikan atau menekankan kebutuhan sebagai tujuan
akhir.
Kesimpulannya mutu adalah sangat penting diaplikasikan dalam teori ini untuk
mencapai tujuan klinik. Dasar dari pendapat ini adalah : Posisi ketergantungan dari
klien sebagai akibat dari sakit atau bantuan kesehatan yang membutuhkan bantuan
perawatan.Tanggung jawab perawat untuk memonitor kondisi klien dalam mengatur
keseimbangan antara intervensi keperawatan dan partisipasi klien dalam perawatan.
Perawat sebagai individu harus melibatkan klien dalam aktivitas pengkajian dasar dan
kemampuan partisipasi klien dalam mencapai tujuan akhir. Tujuan harus mencerminkan
usaha membantu klien untuk beradaptasi dan mencapai kondisii sehat. Dalam fase
perencanaan, perawat harus menetapkan tujuan :
1. Menetapkan strategi yang dipakai untuk perencanaan.
2. Menentukan tingkat perencanaan yang harus dikembangkan untuk mencapai
tujuan.

Levine menyatakan perawat harus mempunyai dasar pengetahui praktis, kemudian


tahapan dari perencanaan perawatan harus berdasar dari prinsip, hukum, konsep, teori,

7
dan pengetahuan tentang diri manusia. Dalam mengembangkan perencanaan perawat
harus meningkatkan kemampuan partisipasi klien dalam perencanaan perawatan dan
mengidentifikasi tingkat partisipasi klien. Selama fase perencanaan perawat boleh
konsul dengan team kesehatan lain. Pelaksanaan dari perawatan disebut implementasi.
Perawat harus mengawasi respon klien. Data dikumpulkan kemudian dipakai dalam fase
evaluasi. Selama fase evaluasi perawat bertanggung jawab untuk memberikan
perawatan kepada klien. Teori Levine menyatakan bahwa :
1. Perawat harus memiliki skill untuk melaksanakan intervensi keperawatan.
2. Intervensi perawat mendorong adaptasi klien.
3. Dalam fase evaluasi perawat memusatkan respon dari klien untuk melakukan
tindakan perawatan.
4. Perawat mengumpulkan data tentang respon klien untuk menetukan intervensi
perawatan yaitu tentang pengobatan atau support.

Bagaimana teori Levine berfokus pada orang per orang, berorientasi pada waktu
sekarang maupun masa yang akan datang, dan klien dengan gangguan kesehatan
membutuhkan intervensi perawatan.

2.5 Aplikasi Pada Proses Keperawatan

Proses Keperawatan Levin dengan menggunakan pemikiran kritis (Tomey, 2006)

Proses Pembuatan keputusan


Pengkajian

Mengumpulkan data provokatif melaluiPerawat mengobservasi pasien dengan


wawancara dan observasi denganmelihat respon organisme teradap penyakit,
menggunakan prinsip konservasi: membaca catatan medis, evaluasi hasil
diagnostik dan berdiskusi dengan pasien
1. Konservasi energi
tentang kebutuhan akan bantuannya.n
2. Integritas struktur

8
3. Integritas personal
Perawat mengkaji pengaruh lingkungan
4. Integritas sosial
eksternal dan internal pasien dengan prinsip
konservasi.

Fakta provokatif yang perlu dikaji:

1. Keseimbangan suplai dan kebutuhan


energi
2. Sistem pertahanan tubuh
3. harga diri
4. Kesiapan seseorang dalam
berpartisipasi dalam sosial sistem

Keputusan à Tropihicognosis

Fakta provokatif disusun sedemikian rupa


untuk menunjukkan kemungkinan dari
Diagnosa keperawatan à menyimpulkan
kondisi pasien. Sebuah kep utusan mengenai
fakta provokatif
bantuan yang dibutuhkan pasien dibuat .
Keputusan ini disebut tropihicognosis

Hpotesis B
Mengarahkan intervensi keperawatanerdasarkan keputusan, perawat memvalidasi
dengan tujuan untuk keutuhan dan promosimasalah pasien, lalu mengemukakan
adaptasi hipotesis tentang masalah dan solusinya. Ini
disebut rencana keperawatan.
Intervensi

Perawat menggunakan hipotesis untuk

9
memberi arah dalam melakukan perawatan.

Intervensi dilakukan berdasarkan prinsip


konsevasi, yaitu konservasi energi, struktur,
Uji hipotesis
personal dan sosial.

Pendekatan ini diharapkan mampu


mempertahankan keutuhan dan promosi
adaptasi.
Evaluasi
Observasi repon organisme terhadapHasil dari uji hipotesa dievaluasi dengan
intervensi mengkaji respn organisme apakah hipotesis
membantu atau tidak.

2.6 Keterbatasan Teori

Meskipun kelengkapan dan aplikasi teori Levine luas, model ini bukan tanpa
batasan. Sebagai contoh model konservasi Levine berfokus pada penyakit yang
bertentangan dengan kesehatan; demikian, intervensi keperawatan dibatasi hanya untuk
mengatasi kondisi penyajian individu. Oleh karena itu, intervensi keperawatan
berdasarkan teori Levine adalah berfokus pada saat ini dan jangka pendek, dan tidak
mendukung prinsip-prinsip promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, meskipun ini
adalah komponen penting dari praktek keperawatan saat ini. Dengan demikian,
keterbatasan utama adalah fokus pada individu dalam keadaan sakit dan pada
ketergantungan pasien. Selanjutnya, perawat memiliki tanggung jawab untuk
menentukan kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan, dan jika persepsi
perawat dan pasien tentang kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan
tidak cocok, ketidakcocoka ini akan menjadi daerah konflik.

Selain itu, ada beberapa keterbatasan ketika ke empat prinsip Conservational Model
diterapkan:

10
1. Konservasi energi, Levine tujuan adalah untuk menghindari penggunaan energy
yang berlebihan atau kelelahan. Hal ini diatur dalam perawatan sakit samping
tempat tidur klien. Dalam kasus di mana kebutuhan energi untuk digunakan dari
pada seperti pada pasien mania, ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder)
pada anak-anak atau mereka dengan gerakan terbatas seperti klien lumpuh, teori
Levine itu tidak berlaku.
2. Pada konservasi integritas struktural, fokusnya adalah untuk melestarikan struktur
anatomi tubuh serta untuk mencegah kerusakan struktur anatomi. Ini, sekali lagi,
memiliki keterbatasan. Dalam kasus-kasus dimana struktur anatomis tidak begitu
sempurna tapi tanpa diidentifikasi cacat atau masalah seperti dalam operasi plastik,
prosedur seperti perangkat tambahan payudara dan liposuctions; integritas
struktural seseorang dikompromikan tetapi pilihan pasien mencari kecantikan fisik
dan kepuasan psikologis yang dibawa ke pertimbangan. Jika tidak demikian,
prosedur tidak boleh dipromosikan.
3. Pada konservasi integritas personal, perawat diharapkan memberikan pengetahuan
dan kebutuhan pasien harus dihormati, dilengkapi dengan privasi, didorong dan
psikologis didukung. Keterbatasan di sini akan berpusat pada klien yang secara
psikologis terganggu dan lumpuh dan tidak bisa memahami dan menyerap
pengetahuan, pasien koma yaitu, individu atau klien bunuh diri.
4. Tujuan konservasi integritas sosial adalah untuk melestarikan dan pengakuan dari
interaksi manusia, terutama dengan klien, orang lain yang signifikan yang terdiri
dari sistem dukungannya. Keterbatasan khusus untuk ini, adalah ketika klien tidak
memiliki orang lain yang signifikan seperti ditinggalkan anak-anak, pasien
psikiatris yang tidak mampu berinteraksi, klien tidak responsif seperti orang tak
sadar, fokus di sini adalah tidak lagi pasien sendiri namun orang-orang yang terlibat
dalam perawatan kesehatannya.

2.7 Kelebihan dari Teori Lavine


Pada teori akan terlihat lebih menguntungkan saat dimana keadaan klien
mempunyai partner pengawas non perawat yang turut membantu dalam penjadwalan

11
keperawatan. Dan perawat yang dapat mengerti keadaan dan integritas klien secara
penuh. Dengan didukung dari klien yang mampu beradaptasi dan melakukan persepsi
dengan normal.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Myra Estrin Levine adalah seorang ahli yang memberikan penjelasan berbeda dari
disiplin ilmu keperawatan.Dalam teori Levine ini terdapat empat konsep konversi utama
yaitu konversi energy,integritas struktur,integritas personal dan integritas social.Semua
teori ia bagi menjadi empat bagian utama antara lain orang, lingkungan , kesehatan,
keperawatan.Selain itu, Levine juga membahas orang dan lingkungan yang tergabung
atau menjadi kongruen dari waktu ke waktu.Menurutnya seorang perawat harus selalu
mengobservasi, memberikan intervensi yang tepat sesuai perencanaan dan
mengevaluasi. Hal tersebut untuk membantu klien,sehingga hubungan kerja sama antara
perawat dengan klien harus baik agar terwujudnya tujuan kedua belah pihak.

3.2 Saran
Perawat harus mampu dalam memenuhi tujuan dari asuhan keperawatan yang
dilakukan, agar proses keperawatan benar-benar mampu menunjang proses pemulihan
klien dan memenuhi tujuan dari keperawatan sesuai dengan teori Levine yaitu klien
sebagai mahkluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap
lingkungannya.Lervine percaya bahwa intervensi keperawatan merupakan aktivitas
konservasi , dengan konservasi energy sebagai pertimbangan utama.Dalam hal ini
dituntut peranan perawat dalam mewujudkan tindakan yang mencakup konversi-
konversi tersebut dan mengobservasi klien, memberikan intervensi yang tepat sesuai
dengan perencanaan dan mengevaluasi. Semua tindakan ini bertujuan untuk membantu
klien dalam mencapai kesehatan yang seutuhnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://currentnursing.com/nursing_theory/Levin_four_conservation_principles.htm
http://www.o-wm.com/article/6024
http://nursing.jbpub.com/sitzman/artGallery.cfm
http://www4.desales.edu/ ~ sey0/levine.html

14

Anda mungkin juga menyukai