Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BIOKIMIA

VITAMIN E

Dosen Pembimbing :

Yustin Nurkhoiriyah, S.Si, M.Sc

Oleh :
• INTAN NOVITASARI (1913353004)
• FILDA SARI DANI (1913353011)
• DWIKI WAFIQ FITRIAWAN(1913353012)
• NYOMAN RAMITA WISAKIH (1913353022)
• ALISYA GITA PUTRI TAJUDDIN (1913353028)
• MUHAMMAT IRVAN SAPUTRA (1913353034)
• SHALSA AYU SABILLA (1913353038)
• ANNISA SALMA ZAFIRAH (1913353045)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

PRODI DIV ANALIS KESEHATAN


2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT. Karena telah memberikan kita kesehatan.
Shalawat serta salam tetap kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.
Karena dengan perjuangan dan jihad dari dakwah beliau sekarang kita bisa merasakan nikmatnya
iman dan islam dari agama yang beliau sebarkan. Dan semoga kelak kita menjadi umat yang
beliau syafaati di padang tandus yang tidak kita temui syafaat selain dari beliau.

Makalah ini dibuat dengan judul “Vitamin E” diharapkan bisa membuat pembaca mengerti
tentang Vitamin E.

Makalah ini masih sangat sederhana dan masih banyak sekali ditemukan kekurangan baik
isi atau kata yang kurang tepat dalam penyajiannya dan kami sangat mengharap kritik dan saran
untuk mrnyempurnakan makalah ini. Walaupun demikian makalah ini juga sangat bermanfaat
bagi kita karena dengan membaca makalah ini kita mengetahui tentang Vitamin E. Meskipun
demikian, kami mohon untuk saran dan kritiknya untuk memperbaiki kekurangan dari makalah
kami ini dan atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Bandar Lampung, 31 Oktober 2019

Penyusun

Kelompok 3

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................. 1
Daftar Isi..................................................................................................................... ..2
Pembahasan:
A. Definisi Vitamin E.....................................................................................................3
B. Sejarah Penemuan Vitamin E.................................................................................. .3
C. Struktur Vitamin E…………………………………………………………..……..4
D. Sifat-sifat Vitamin E............................................................................................... .4
E. Manfaat Vitamin E.................................................................................................. .5
a) Fungsi Vitamin E……………………………………………………..………....5
F. Sumber Vitamin E………………………………………………………..………..8
G. Metabolisme Vitamin E…………………………………………………..……….8
H. Defisiensi Vitamin E……………………………………………………….…..….9
a) Akibat Kekurangan Vitamin E......................................................................... .10
I. Overdosis Vitamin E………............................................................................11
Daftar Pustaka........................................................................................................... 13

2
PEMBAHASAN

A.Definisi Vitamin E
Vitamin E (alfa-tokoferol) adalah suatu antioksidan yang melindungi sel-sel tubuh terhadap
kerusakan oleh senyawa kimia reaktif yang dikenal sebagai radikal bebas. Vitamin E dan
selenium (suatu mineral esensial yang merupakan komponen dari enzim antioksidan)
mempunyai sifat yang sama. Vitamin E adalah jenis vitamin yang larut dalam lemak yang
mempunyai efek antioksidan. Vitamin E penting untuk tubuh agar bisa berfungsi dengan baik.
Obat ini berpengaruh penting dalam kekuatan sistem kekebalan tubuh, kesehatan mata, dan
kesehatan kulit.

Jenis vitamin ini bisa ditemukan pada banyak makanan yang sehat, seperti sayuran berdaun
hijau, minyak nabati, daging sapi, daging unggas, telur, buah, kacang-kacangan, dan sereal
gandum. Selain vitamin E yang berasal dari alam, terdapat juga vitamin E suplemen untuk
mengatasi masalah defisiensi vitamin E. Beberapa orang menggunakan vitamin E pada kulit
untuk membantu proses penyembuhan luka tapi bukti masih belum cukup kuat.

Vitamin E tahan terhadap suhu tinggi serta asam, karena bersifat antioksidan, Vitamin E mudah
teroksidasi terutama bila pada lemak yang tengik, timah, garam besi serta mudah rusak oleh sinar
UV. Penyakit yang ditimbulkan jika kekurangan vitamin E adalah bisa menyebabkan mandul
pada pria dan wanita, kerusakan syaraf, dll.

B. Sejarah Penemuan Vitamin E

Vitamin E pertama kali ditemukan pada tahun 1922 oleh Dr. H.M Evans dari California
melalui penelitian untuk mempertahankan kehamilan normal tikus betina diperlukan suatu
subtansi tak dikenal. Tanpa bahan ini, janin tikus akan mati dalam sepuluh hari saat dikandung.
Tikus jantan yang kekurangan bahan ini juga mengalami kelainan pada testisnya. Sehingga saat
itu vitamin E disebut sebagai vitamin anti kemandulan. Pada wanita juga dianjurkan sebagai
perawatan untuk kemandulan, kelainan menstruasi peradangan vagina, gejala menopause,
mencegah keguguran dan kesuburan benih.

3
Vitamin E pertama kali diisolasi pada tahun 1936 dari minyak tepung gandum. Disebut
vitamin E karena ditemukan setelah vitamin-vitamin yang sudah ada yaitu A, B, C, dan D.
Bentuk vitamin E merupakan kombinasi dari delapan molekul yang sangat rumit yang disebut’
tocopherol ’. Kata ’tocopherol’ berasal dari bahasa Yunani: Toketos yang berati ’kelahiran anak’
dan Phero berarti ’saya bawa’, akhiran ’-ol’ ditambahkan untuk menunjukkan bahwa bahan ini
merupakan salah satu dari alkohol yang menyebabkan mabuk jika dikonsumsi dalam jumlah
banyak.

C.Struktur vitamin E

Struktur kima tokoferol alfa

D.Sifat-sifat Vitamin E

Tocopherol tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut lemak seperti minyak, lemak,
alkohol, aseton, eter dan sebagainya. Karena tidak larut dalam air, vitamin E dalam tubuh hanya
dapat dicerna dalam empedu hati. Vitamin E stabil pada pemanasan namun akan rusak bila
pemanasan terlalu tinggi. Vitamin E bersifat basa jika tidak ada oksigen dan tidak terpengaruh
oleh asam pada suhu 1000C. Bila terkena oksigen di udara, akan teroksidasi secara perlahan-
lahan. Sedangkan bila terkena cahaya warnanya akan menjadi gelap secara bertahap.Vitamin E
adalah golongan vitamin yang larut dalam lemak. Artinya, vitamin ini terdapat dalam bagian
makanan yang berminyak, dan dalam tubuh hanya dapat dicerna oleh empedu, di hati, karena
tidak larut dalam air. Vitamin E sangat di butuhkan oleh tubuh kita.

4
E. Manfaat Vitamin E

Vitamin E dan radikal bebas (free radical). Kedua istilah ini pasti sering Anda dengar. Tak
hanya pada makanan, tapi juga pada berbagai produk kecantikan, vitamin E selalu diunggulkan
ampuh untuk memerangi radikal bebas. Apa sih vitamin E itu? Mengapa selalu dihubungkan
dengan radikal bebas? Apakah vitamin E hanya ampuh untuk melawan radikal bebas? Vitamin E
adalah golongan vitamin yang larut dalam lemak. Artinya, vitamin ini terdapat dalam bagian
makanan yang berminyak, dan dalam tubuh hanya dapat dicerna oleh empedu, di hati, karena
tidak larut dalam air.

a.) Fungsi vitamin E

Selain dapat meningkatkan daya tahan tubuh, membantu mengatasi stres, meningkatkan
fertilitas, meminimalkan risiko kanker dan penyakit jantung koroner, vitamin E memiliki peran
sangat penting bagi kesehatan kulit. Vitamin E menjaga, meningkatkan elastisitas dan
kelembapan kulit, mencegah proses penuaan dini, melindungi kulit dari kerusakan akibat radiasi
sinar ultraviolet, serta mempercepat proses penyembuhan luka.

Fungsi-fungsi metabolik vitamin E di dalam tubuh antara lain adalah sebagai berikut:

(1) Sebagai antioksidan;

(2) Dalam pernapasan jaringan normal, berperan membantu fungsi sistem sitokrom oksidase atau
untuk melindungi susunan lipida di dalam mitokondria dari kerusakan oksidasi;

(3) Dalam reaksi fosforilasi normal, terutama ikatan energi fosfat, seperti kreatin fosfat dan
adenosin fosfat;

(4) Dalam metabolisme asam nukleat;

(5) Dalam sintesis vitamin C;

(6) Dalam metabolisme asam amino bersulfur

(7) Sintesis heme

(8) Metabolisme membran

5
Fungsi utama vitamin E di dalam tubuh adalah sebagai antioksidan alami yang
membuang radikal bebas dan molekul oksigen. Secara partikular, vitamin E juga penting dalam
mencegah peroksidasi membran asam lemak tak jenuh. Vitamin E dan C berhubungan dengan
efektifitas antioksidan masing-masing. Alfa-tokoferol yang aktif dapat diregenerasi dengan
adanya interaksi dengan vitamin C yang menghambat oksidasi radikal bebas peroksi. Alternatif
lain, alfa tokoferol dapat membuang dua radikal bebas peroksi dan mengkonjugasinya menjadi
glukuronat ketika ekskresi di ginjal.Vitamin E adalah vitamin yang larut dengan baik dalam
lemak dan melindungi tubuh dari radikal bebas.

Vitamin E juga berfungsi mencegah penyakit hati, mengurangi kelelahan, membantu


memperlambat penuaan karena vitamin E berperan dalam suplai oksigen ke darah sampai dengan
ke seluruh organ tubuh. Vitamin E juga menguatkan dinding pembuluh kapiler darah dan
mencegahkerusakan sel darah merah akibat racun. Vitamin E membantu mencegah sterilitas dan
destrofi otot.

Vitamin E banyak digunakan untuk tujuan melawan kekeringan pada kulit, sebagai
produk tabir surya. Produk –produk tabir surya yang terbaik adalah yang mengandung
sekurangnya 1% vitamin E. Riset membuktikan bahwa vitamin E memberikan perlawanan
terhadap kekeringan dengan membantu memberikan pelembab natural pada kulit. Apabila
digunakan sebelum terkena matahari, vitamin E bisa mencegah kulit kemerahan, bengkak, dan
kering. Vitamin E biasanya dipakai sebelum dan sesudah terkena paparan sinar matahari, karena
sinar matahari langsung bisa merusak setengah dari suplai vitamin E alami kulit. Penelitian juga
membuktikan bahwa vitamin E bisa mengurangi molekul jahat yang terjadi akibat paparan asap
rokok.

Sebagai antioksidan, vitamin E berfungsi melindungi senyawa-senyawa yang mudah


teroksidasi, antara lain ikatan rangkap dua pada UFA (Unsaturated Fatty Acid), DNA dan RNA
dan ikatan atau gugus – SH (sulfhidril) pada protein.

Apabila senyawa-senyawa tersebut teroksidasi, maka akan terbentuk ”radikal bebas”,


yang merupakan hasil proses peroksidasi. Radikal bebas yang terjadi akan mengoksidasi
senyawa-senyawa protein, DNA, RNA dan UFA. Vitamin E akan bertindak sebagai reduktor dan
menangkap radikal bebas tersebut. Vitamin E dalam hal ini berperan sebagai scavenger.
Scavenger yang lain selain vitamin E adalah vitamin C, enzim glutation reduktase,
desmutase dan perosidase, yang bersifat larut dalam air. Scavenger yang larut dalam lemak
adalah vitamin E dan ß-karoten.

Vitamin E mempunyai peran dalam pembentukan sintesis lain dalam tubuh, misalnya
berfungsi sebagai co-faktor pembentukan vitamin C, selain itu juga menstimulasi sintesis co-
enzim Q. Berperan penting dalam pernafasan yang mengeluarkan energi dari karbohidrat, lemak
atau protein. Vitamin E berperan dalam sistem regulator dalam penggabungan pirimidin kedalam
struktur asam nukleat, terutama dalam sumsum tulang dimana sel darah merah dibuat. Pada
penderita kekurangan vitamin E, sel darah merah aabnormal dalam bentuk besar (macrocytes)
dibuat saat vitamin E gagal untuk meregulasi pembentukan asam nukleat.

Pada sintesis heme, senyawa yang mengandung besi merupakan bagian penting dari
banyak protein, keberadaannya tergantung pada 2 enzim yang sudah disintesis dan diregulasi
oleh vitamin E. paling sedikit satu heme mengandung protein bersifat seperti scavenger dan
menetralkan pembentukan peroksida melalui oksidasi asam lemak tak jenuh pada kekurangan
vitamin E atau antioksidan lain.

Selain itu, Vitamin E berfungsi untuk mencegah kerusakan asam lemak yang merupakan
bagian dari struktur membran atau bagian yang melengkapi sel membran untuk meningkatkan
stabilitas dan kekuatan struktur.

Selain yang telah dipaparkan di atas, vitamin E juga mempunyai fungsi lain yaitu sebagai
berikut :

Meningkatkan daya tahan tubuh, membantu mengatasi stres, meningkatkan kesuburan,


meminimalkan risiko kanker dan penyakit jantung coroner Berperan sangat penting bagi
kesehatan kulit, yaitu dengan menjaga, meningkatkan elastisitas dan kelembapan kulit,
mencegah proses penuaan dini, melindungi kulit dari kerusakan akibat radiasi sinar ultraviolet,
serta mempercepat proses penyembuhan luka. Sebagai antioksidan.

7
Semua vitamin E adalah antioksidan dan terlibat dalam banyak proses tubuh dan
beroperasi sebagai antioksidan alami yang membantu melindungi struktur sel yang penting
terutama membran sel dari kerusakan akibat adanya radikal bebas. Dalam melaksanakan
fungsinya sebagai antioksidan dalam tubuh, vitamin E bekerja dengan cara mencari, bereaksi dan
merusak rantai reaksi radikal bebas. Dalam reaksi tersebut, vitamin E sendiri diubah menjadi
radikal. Namun radikal ini akan segera beregenerasi menjadi vitamin aktif melalui proses
biokimia yang melibatkan senyawa lain.

Melindungi sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh dari
kerusakan. Selain bisa melindungi dari akibat kelebihan vitamin A dan melindungi vitamin A
dari kerusakan, vitamin ini juga bisa melindungi hewan dari akibat berbagai obat, bahan kimia,
dan logam yang mendukung pembentukan radikal bebas

F.Sumber vitamin E

Vitamin E banyak tersedia dalam minyak yang dihasilkan dari biji-bijian, seperti; minyak
kacang, minyak kulit gandum, minyak jagung dan minyak biji bunga matahari. Selain itu,
vitamin E juga terdapat pada sayuran hijau, sereal, hati, kuning telur, lemak susu, kacang-
kacangan, kiwi, mangga dan mentega. Hal yang penting diingat tentang vitamin E, adalah mudah
rusak oleh panas yang tinggi (proses memasak) dan oksidasi (terpapar oksigen). Itu sebabnya,
sumber vitamin E terbaik adalah makanan segar, mentah, atau makanan yang belum diproses.

G.Metabolisme Vitamin E

Vitamin E lebih mudah diserap usus, apabila terdapat lemak dan dalam kondisi tubuh
yang mempermudah penyerapan lemak. Tokoferol dari makanan diserap oleh usus digabungkan
dengan kilomikron dan ditransportasikan ke hati melalui sistim limfatik dan saluran darah. Di
hati, tokoferol disebarkan ke sel-sel jaringan tubuh melalui saluran darah. Di dalam plasma
darah, tokoferol bergabung dengan lipoprotein, terutama VLDL (Very Low Density
Lipoprotein).

8
Kira-kira 40 – 60% tokoferol dari makanan yang dikonsumsi dapat diserap oleh usus.
Peningkatan jumlah yang dikonsumsi akan menurunkan persentase yang diserap. Vitamin E
disimpan terutama dalam jaringan adiposa, otot dan hati. Pada orang yang sehat, jumlah vitamin
C cadangan cukup digunakan dalam beberapa bulan. Secara normal, kadar vitamin E dalam
plasma darah adalah antara 0,5 – 1,2 mg/ml.

Asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA/Poly Unsaturated Fatty Acid), dapat menurunkan
penyerapan dan penggunaan vitamin E. Hal ini berkaitan kemungkinan dengan kecenderungan
vitamin E bersifat mudah teroksidasi. Oleh karena itu kebutuhan vitamin E akan bertambah
seiring dengan semakin bertambahnya konsumsi PUFA. Dengan demikian, peningkatan
konsumsi

PUFA yang tidak diikuti dengan prningkatan asupan vitamin E akan menimbulkan
penurunan secara gradual α-tokoferol dalam plasma. Di dalam hati, α-tokoferol diikat oleh α-
TPP (α-tokoferol transfer protein). Setelah menjalankan fungsinya sebagai antioksidan, tokoferol
dapat teroksidasi menjadi tokoferil (tokoferol bentuk radikal) bentuk radikal ini dapat direduksi
kembali menjadi tokoferol oleh kerja sinergi dari antioksidan yang lain, misalnya vitamin C dan
glutation.

Kelebihan vitamin E dalam tubuh akan disimpan dalam beberapa organ, antara lain hati,
jaringan adiposa, otak dan lipoprotein. Vitamin Ediekskresikan dari tubuh bersama dengan
empedu melalui feses, sebagian lagi melalui urin setelah diubah lebih dahulu menjadi asam
tokoferonat dan tokoferonalakton yang dapat berkonjugasi dengan glukoronat.

H.Defisiensi Vitamin E

Defisiensi vitamin E terjadi bila asupan kurang atau absorbsi terganggu. Malabsorbsi
lemak juga dapat menimbulkan defisiensi vitamin E, karena pembawa vitamin ini adalah lemak.
Defisiensi vitamin E dapat mempengaruhi beberapa sistem organ yang berbeda.

9
Manifestasi kekurangan vitamin E sangat beragam, terkait dengan fungsinya sebagai
pelindung membran sel terhadap SOR yang terbentuk selama metabolisme atau karena pengaruh
lingkungan. Secara umum defisiensi ini mempengaruhi 3 sistem yaitu neuromuskuler, vaskuler,
dan reproduksi.

Kelainan yang timbul pada sistem neuromuskuler adalah ataksia, kelemahan otot,
penurunan refleks-refleks, neuropati perifer, serta degenerasi saraf dan otot. Defisiensi berat
yang terjadi lama dapat berakibat kebutaan, irama jantung abnormal, dan penyakit jantung.
Defisiensi vitamin E pada beberapa hewan coba dapat mengakibatkan peningkatan permeabilitas
membran kapiler, peningkatan jumlah dan agregasi trombosit, pada manusia dapat menimbulkan
fragilitas eritrosit, penurunan jumlah eritrosit, serta anemia.

Berbagai tanda defisiensi vitamin E ini merupakan akibat adanya disfungsi membran disebabkan
degradasi oksidatif dari membran fosfolipid polyunsaturated (peroksidasi lipid) dan/atau
terganggunya proses seluler penting yang lain, sehingga menyebabkan kerusakan sel dan
nekrosis.

a.) Akibat Kekurangan Vitamin E

Menurut buku the Complete Idiot's Guide to Vitamin and Mineral, kekurangan vitamin E
dalam jangka panjang bisa mendatangkan kerusakan saraf, khususnya saraf di tulang belakang.
Kadang juga terjadi kerusakan di retina mata. Kekurangan vitamin E harusnya jarang terjadi. Itu
karena dari makanan sehari-hari hampir semua orang mendapatkan asupan 7-11 mg vitamin E.
Meskipun begitu, ternyata di AS yang terkenal makmur dan banyak makan, tercatat kekurangan
ringan vitamin E. Selain dari asupan makanan sehari-hari, kekurangan vitamin E juga bisa
disebabkan kondisi medis seperti:

1. Menderita cystic fibrosis

Penyebabnya, penderita penyakit ini tidak bisa mencerna lemak dengan baik, sehingga tidak
bisa menyerap cukup vitamin E.

2. Menderita chron's disease

Penderita penyakit ini tidak bisa menyerap cukup vitamin E lewat usus.

10
3. Menderita penyakit lever

Penderita penyakit lever tidak bisa menggunakan vitamin E dengan benar.

4. Sedang menjalani diet rendah lemak dan rendah kalori

Kurangnya lemak di dalam tubuh menyebabkan terganggunya pasokan vitamin E. Ini karena
vitamin E termasuk vitamin yang larut dalam lemak. Kita butuh sedikit lemak untuk bisa
menyerap vitamin E.

5. Minum obat-obatan tertentu

Minum obat penurun kolesterol bisa menurunkan penyerapan vitamin E dan vitamin yang
larut dalam lemak lainnya. Menurut buku Vitamins and Mineral's Handbook, ada tanda-tanda
tubuh seseorang butuh tambahan vitamin E, yakni tubuh mudah memar, luka lama sembuh,
varises, kurang gairah seks, infertilitas dan hilangnya kekuatan otot.

I. Overdosis Vitamin E

Efek overdosis vitamin terjadi ketika dosisnya lebih dari 1.000 mg per hari. Pada
umumnya vitamin E dianggap sebagai bahan yang cukup aman. Dalam beberapa kasus,
kelebihan vitamin E menimbulkan gangguan pada kinerja sistem imun terhadap infeksi. Gejala
yang akan dirasakan adalah sakit kepala, lemah dan selalu lelah, serta pusing yang disertai
gangguan penglihatan. Untuk itu, jumlah vitamin E dalam tubuh harus berada dalam batasan
yang ketat.

Vitamin E dosis tinggi yang diberikan kepada bayi prematur untuk mengurangi resiko
terjadinya retinopati, tampaknya tidak memperlihatkan efek samping yang berarti. Pada orang
dewasa, vitamin E dosis tinggi hampir tidak menimbulkan efek samping, kecuali meningkatnya
kebutuhan akan vitamin K, yang bisa menyebabkan perdarahan pada orang-orang yang
mengkonsumsi obat antikoagulan.

11
Toksisitas vitamin E sangat langka dan suplemen tokoferol dianggap aman. Meskipun
vitamin E tidak beracun jika terlalu banyak diminum tetapi dapat menyebabkan beberapa
masalah. Misalnya, dapat mengganggu pembekuan darah (menjadi anti-koagulan) jika
dikonsumsi dalam dosis yang sangat besar. Apa yang terjadi adalah terlalu banyak vitaminE
akan membanjiri vitamin K dalam tubuh (yang diproduksi di usus besar) dan ini akan mencegah
agregasi platelet.

Di bawah ini akan dipaparkan gejala-gejala dimana terjadi hipervitaminosis E :

 rasa mual atau tidak enak di pencernaan buang-buang gas dan diare
 rasa lelah atau fatigue sakit kepala
 pandangan kabur

Ada banyak penelitian dan penyelidikan vitamin E yang dilakukan di seluruh dunia dan
sangat menarik bahwa semua jalur dan penyelidikan yang dialkukan menghasilkan studi yang
berbeda. Sebagai contoh, salah satu kasus yang melibatkan vitamin E adalah peningkatan
glukosa toleransi pada pasien dengan diabetes menunjukkan bahwa asupan dari 585 UI vitamin
E setiap hari dengan toleransi glukosa, lebih buruk pada orang gemuk dengan diabetes. Alasan
untuk hasil yang berbeda dalam studi masing-masing tidak diketahui.

Pengobatan untuk over dosis vitamin E (jika diperlukan) akan melibatkan perawatan
suportif, yang terdiri dari mengobati gejala yang terjadi sebagai akibat dari overdosis. Misalnya,
jika overdosis menyebabkan pendarahan, maka pengobatan suportif akan mencakup obat-obatan
atau prosedur untuk menghentikan perdarahan.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://destiprimayetti.blogspot.com/2015/01/makalah-vitamin-e.html?m=1

file:///C:/Users/ACER/Downloads/dokumen.tips_makalah-vitamin-e-19-oktober-2011%20(1).pdf

13

Anda mungkin juga menyukai