Anda di halaman 1dari 2

Hemaglutinasi adalah proses penggumpalan (aglutinasi) sel-sel darah merah.

Berdasarkan penyebab terjadinya hemaglutinasi, dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu
hemaglutinasi imun dan hemaglutinasi non-imun. Hemaglutinasi imun adalah penggumpalan sel
darah merah yang disebabkan respon antibodi spesifik terhadap antigen sel darah merah atau
antigen lainnya yang melapisi sel darah merah. Hemaglutinasi non-imun adalah penggumpalan
sel darah merah yang disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lainnya.

Uji HA bertujuan untuk mengetahui suatu virus yang mempunyai kemampuan mengaglutinasi
eritrosit atau untuk mengetahui titer virus dengan mengamati dasar sumuran paling akhir yang
menunjukan adanya agregat, tanda adanya hemaglutinasi positif.

Uji aktivitas hemaglutinasi dapat dilakukan untuk menyeleksi kultur sel atau cairan amnion dari
telur ayam yang telah dibuahi agar didapatkan agen hemaglutinasi seperti virus influenza tipe A.
Uji ini memanfaatkan protein pada permukaan virus influenza yang mampu berikatan pada sel
darah merah pada mamalia dan protein pada unggas.[2] Kelemahan uji deteksi ini adalah virus
hidup dan mati tetap terdeteksi, sehingga tidak dapat digunakan untuk uji identifikasi virus
hidup.[2] Kelemahan lainnya adalah ada kemungkinan faktor kontaminasi senyawa lain sebagai
agen hemaglutinasi sehingga uji ini kurang bersifat spesifik Kelebihan uji deteksi ini adalah
relatif murah dan mudah untuk dilakukan.

Uji HI (hemaglutinasi inhibisi) dilakukan setelah diperoleh hasil positif pada uji HA . Secara
singkat, metode kerja uji HI adalah pengenceran bertingkat serum sampel hingga pengenceran
terbesar yang masih sanggup menghambat aglutinasi sel darah merah. Hasil positif jika tidak
terjadi hemaglutinasi dan hasil negatif jika terjadi hemaglutinasi. Hasil yang didapat
diformulasikan sehingga diketahui titer antibodinya sehingga dapat dibandingkan dengan standar
titer protektif.

Virus ND mempunyai sifat dapat mengaglutinasi eritrosit ayam, marmot dan eritrosit manusia
tipe “O”. Hemaglutinasi terjadi karena virus ND mempunyai suatu protein yang terdapat pada
selubung virus yang disebut hemaglutinin. Mekanisme terbentuknya hemaglutinasi disebabkan
oleh terjadinya ikatan antara hemaglutinin virus ND dengan reseptor sel, yaitu suatu
mukoprotein yang terdapat pada permukaan eritrosit. Hemaglutinasi dapat terlepas oleh aktivitas
enzim neuraminidase yang terdapat pada spike HN virus ND tersebut. Disamping itu serum
antibodi spesifik terhadap virus ND bersifat dapat menghambat reaksi hemaglutinasi. Sifat
tersebut dapat dipakai untuk keperluan titrasi antibodi virus ND dalam serum unggas yang
diperiksa. Dengan demikian hambatan hemaglutinasi (HI) dapat digunakan untuk mengukur titer
antibodi virus ND tersebut.
Adanya antibodi pada individu bisa diperoleh dari pemaparan alami oleh infeksi di alam atau
imunisasi dengan agen spesifik atau produk-produknya (imunitas aktif), serta bisa didapat dari
antibodi yang dibuat sebelumnya (imunitas pasif). Perolehan imunitas aktif tergantung pada
peran serta jaringan dan sel-sel hospes sesudah bertemu dengan immunogen sehingga
menyebabkan sintesis antibodi. Jenis imunitas ini hanya timbul sesudah selang waktu tertentu
akibat pemaparan terhadap imunogen, jangka waktu imunitas aktif relatif lama dan dalam
beberapa kasus dapat sampai beberapa bulan atau beberapa tahun.
Antibodi ND dapat bertahan sampai satu tahun pada individu yang sembuh dari infeksi virus ND
yang dapat diukur dari serum dengan beberapa metode diantaranya uji hemaglutinasi inhibisi
(HI).

Anda mungkin juga menyukai