Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BAKTERIOLOGI

“POSTULAT KOCH”
Dosen Pengampu: Dra. Marhamah, M.Kes.

Oleh:
Kelompok 5
Nur Dewi Anggraini (1913353024)
Yuniar Fatma (1913353025)
Kania Fhara Ramanandita (1913353026)
Diah Kusumaning Ayu (1913353027)
Alisya Gita Putri Tajuddin (1913353028)

SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM


MEDIK
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

2020
DAFTAR  ISI

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang                    ...................................................................................             2
B. Tujuan                                 ...................................................................................             3

PEMBAHASAN
A. Sejarah Koch                      ...................................................................................             4
B. Pengertian Postulat               ...................................................................................             7
C. Kriteria Postulat Koch         ...................................................................................             9

PENUTUP
A. Kesimpulan                          ...................................................................................             11
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Salah satu faktor yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit pada tanaman adalah
adanya kontaminasi terhadap mikroorganisme. Contoh dari mikroorganisme yang dapat
menyebabkan penyakit adalah bakteri, cendawan, dan virus. Namun, mikroorganisme utama
yang dapat menyebabkan penyakit adalah bakteri. Walaupun bakteri dapat menimbulkan
penyakit, namun ada juga bakteri yang menguntungkan bagi manusia.
Adanya ilmu pengetahuan tentang adanya suatu bakteri yang dapat menyebabkan
penyakit pada tanaman, menyebabkan para peneliti mencoba mengkembangbiakkan bakteri
tersebut dalam sebuah media.Dalammembuktikan penyebab suatu penyakit, diperlukan
metode pembuktian. Salahsatu metode yang dapat dilakukan adalah metode postulat koch.
Postulat Koch atau Postulat Henle-Koch ialah 4 kriteria yang dirumuskan Robert Koch
pada1884 dan disaring dan diterbitkannya pada 1890.Penelitian Koch terhadap dimulai ketika
antraks menjadi penyakit hewan dengan prevalensi paling tinggi pada masa itu.Koch
mencoba membuktikan secara ilmiah mengenai Bacillus yang menyebabkan antraks dengan
bantuan mikroskop sederhananya.Hal itu dilakukan dengan menyuntikkan Bacillus
anthracis ke dalam tubuh sejumlah tikus.Koch mendapatkan Bacillus anthracis tersebut dari
limpa hewan ternak yang mati karena antraks.
Postulat Koch atau Postulat Henle-Koch ialah 4 kriteria yang dirumuskan Robert
Koch pada1884 dan disaring dan diterbitkannya pada 1890. Menurut Koch, keempatnyaharus
dipenuhi sebelum patogen yang dianggap sebagai penyebab penyakit, Dalam Postulat-
postulat Koch disebutkan, untuk menetapkan suatu organisme sebagai penyebab penyakit,
maka organisme tersebut harus memenuhi sejumlah syarat. Pertama, ditemukan pada semua
kasus dari penyakit yang telah diperiksa.Kedua, telah diolah dan dipelihara dalam kultur
murni (pure culture). Ketiga, mampu membuat infeksi asli (original infection), meskipun
sudah beberapa generasi berada dalam kultur. Keempat, dapat diperoleh kembali dari hewan
yang telah diinokulasi dan dapat dikulturkan kembali
B.     Tujuan
Makalah yang berjudul “Postulat Koch” memiliki tujuan yaitu sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui tentang sejarah  Postulat koch.
2.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip Postulat.
3.      Untuk mempelajari dan mengetahui kriteria Postulat koch.
PEMBAHASAN

A.     Sejarah Koch
Robert Koch lahir pada tanggal 11 Desember 1843 di Clausthal-Zellerfeld,
Hannover, Jerman dengan nama Robert Heinrich Hermann Koch. Ayahnya adalah seorang
ahli pertambangan terkemuka. Koch menempuh pendidikan dasar di sekolah lokal yang
terletak tidak jauh dari tempat tinggalnya. Pada saat memasuki sekolah menengah atas, Koch
menunjukkan ketertarikannya yang sangat tinggi terhadap biologi.
Dalam biografi Robert Koch pada sebuah publikasi yang berjudul Nobel Lectures,
Physiology or Medicine 1901-1921 dijelaskan, Koch mempelajari ilmu kedokteran di
University of Gottingen pada tahun 1862. Kemudian, di tempat ini Koch mengenal seorang
profesor dalam bidang anatomi, Jacob Henle. Perkenalan tersebut tampaknya menjadi
pengalaman yang bersejarah bagi Koch.
Jacob Henle adalah orang pertama yang mempengaruhi Koch untuk mempelajari
bakteriologi. Hal itu dirasakan Koch ketika mengetahui pendapat Henle yang menyatakan,
penyakit menular disebabkan oleh organisme parasit hidup. Setelah itu, Koch pun lulus dan
mendapat gelar M.D. (medical doctor) pada tahun 1866. Koch kemudian menikah dengan
Emmy Fraats yang memberikannya seorang anak bernama Gertrud.
Penelitian Koch terhadap antraks dimulai ketika antraks menjadi penyakit hewan
dengan prevalensi paling tinggi pada masa itu. Dengan berbekal sebuah mikroskop sederhana
dalam laboratorium di ruangan rumahnya, Koch mencoba membuktikan secara ilmiah
mengenai bacillus yang menyebabkan antraks. Hal itu dilakukan dengan
menyuntikkan Bacillus anthracis ke dalam tubuh sejumlah tikus. Koch
mendapatkan Bacillus anthracis tersebut dari limpa hewan ternak yang mati karena antraks.
Hasilnya, semua tikus yang telah disuntik oleh Bacillus anthracis ditemukan dalam
keadaan mati. Sementara itu, tikus yang di suntik oleh darah yang berasal dari limpa hewan
sehat ditemukan dalam keadaan masih hidup. Melalui percobaannya ini, Koch memperkuat
hasil penelitian ilmuwan lain yang menyatakan, penyakit ini dapat menular melalui darah dari
hewan yang menderita antraks.
Rasa keingintahuan Koch terhadap antraks semakin besar setelah berhasil
melakukan percobaan pertamanya. Casimir Davaine merupakan ilmuwan yang membuktikan
penularan langsung Bacillus anthracis di antara beberapa ekor sapi. Namun, Koch ingin
mengetahui apakah Bacillus anthracis yang tidak pernah kontak dengan segala jenis hewan
dapat menyebabkan timbulnya penyakit. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Koch
menemukan metode dalam pemurnian bacillus dari sampel darah untuk kemudian
dikembangbiakkan.
Melalui metode tersebut Koch mampu mengidentifikasi, mempelajari, dan
mengambil gambar bacillus yang sedang dikembangbiakkan. Setelah itu dapat disimpulkan,
jika Bacillus anthracis berada dalam lingkungan yang tidak disukainya dan berada di luar
inang (host), bakteri tersebut akan memproduksi spora untuk melawan lingkungan yang tidak
cocok baginya. Kondisi seperti ini dapat bertahan dalam waktu yang sangat lama. Ketika
kondisi lingkungan telah kembali cocok dan normal, spora akan memicu berkembangnya
kembali bacillus. Jika spora tersebut tertanam dalam tanah, maka akan menyebabkan
penyebaran antraks secara spontan (spontaneous outbreak)
Dari percobaan keduanya tersebut, Koch menyimpulkan, meskipun bacillus tidak
kontak dengan segala jenis hewan, namun mereka tetap dapat menyebabkan timbulnya
antraks. Hasil penemuan tersebut didemonstrasikan oleh Koch di hadapan dua orang profesor
yang bernama Ferdinand Cohn dan Cohnheim. Kedua orang profesor itu sangat terkesan
dengan penemuan Koch.
Pada tahun 1876 Ferdinand Cohn mempublikasikan penemuan Koch dalam sebuah
jurnal. Tidak lama setelah itu, Koch menjadi cukup terkenal dan dirinya diberi penghargaan
berupa sebuah pekerjaan di Kantor Kesehatan Kekaisaran (Imperial Health Office) pada
tahun 1880 di Berlin.
Popularitas dan penghargaan tidak membuat Koch cepat berpuas diri. Di tempat
kerjanya yang baru, Koch mendapat fasilitas berupa laboratorium yang lebih baik dari
sebelumnya. Koch kemudian menemukan metode penanaman kultur bakteri dalam media
padat seperti kentang. Koch pun mengembangkan metode baru dalam mengidentifikasi
bakteri dengan zat warna (staining) agar lebih mudah terlihat.
Berbagai metode yang ditemukan oleh Koch tersebut dapat membuat bakteri
patogen lebih mudah didapatkan dalam kultur murni (pure culture). Padahal sebelumnya,
bakteri patogen sangat sulit didapatkan karena tercampur dengan organisme lain yang dapat
ikut teridentifikasi. Dengan alasan tersebut, Koch memberikan rumusan berupa sejumlah
kondisi yang harus dipenuhi sebelum bakteri dianggap sebagai penyebab penyakit. Rumusan
tersebut dikenal dengan Postulat-postulat Koch (Koch’s Postulates).
Dalam Postulat-postulat Koch disebutkan, untuk menetapkan suatu organisme
sebagai penyebab penyakit, maka organisme tersebut harus memenuhi sejumlah syarat.
Pertama, ditemukan pada semua kasus dari penyakit yang telah diperiksa. Kedua,
telah diolah dan dipelihara dalam kultur murni (pure culture). Ketiga, mampu membuat
infeksi asli (original infection), meskipun sudah beberapa generasi berada dalam kultur.
Keempat, dapat diperoleh kembali dari hewan yang telah diinokulasi dan dapat dikulturkan
kembali.
Penelitian-penelitian yang dilakukan Koch tidak terbatas pada antraks. Penyakit
lain seperti TBC (tuberculosis) dan kolera turut diteliti pula oleh Koch. Pada tahun 1883,
Koch dikirim ke Mesir sebagai pimpinan Komisi Kolera German (German Cholera
Commission) untuk menginvestigasi penyebaran kolera di negara tersebut. Meskipun Koch
belum membuktikannya dalam berbagai percobaan, Koch dapat mengidentifikasi bakteri
bernama Vibrio bacterium  sebagai penyebab kolera.
Koch diangkat sebagai profesor dalam bidang ilmu kesehatan di Universitas Berlin
pada tahun 1885. Selain itu, Koch pun mendapatkan gelar profesor kehormatan di fakultas
kedokteran dan menjabat sebagai pimpinan pada Lembaga Penyakit-penyakit Menular
(Insitute for Infectious Diseases). Koch telah berkeliling ke berbagai tempat di dunia untuk
mempelajari berbagai macam penyakit, termasuk ke Pulau Jawa.

B.     Pengertian Postulat

Postulat (asumsi/aksioma) atau patokan pikir itu adalah “suatu keterangan yang
benar”, yang kebenarannya itu dapat diterima tanpa harus diuji atau dibuktikan lebih lanjut,
digunakan untuk menurunkan keterangan lain sebagai landasan  awal untuk menarik suatu
kesimpulan. Postulat mempunyai beberapa prinsip untuk ,menjamin kebenaran dari sebuah
postulat, yaitu :

Prinsip-prinsip Postulat

1.      Prinsip Kausalitas adalah keyakinan bahwa setiap kejadian mempunyai sebab dan dalam
situasi yang sama, sebab yang sama menimbulkan efek yang sama.
2.      Prinsip Prediktif Uniformatif mengatakan bahwa sekelompok kejadian akan menunjukkan
derajat hubungan di antara mereka di kemudian hari sama dengan apa yang mereka
perlihatkan pada masa yang lalu atau sekarang.
3.      Prinsip Objektivitas mengharuskan si penyelidik untuk bersikap tidak memihak mengenai
berbagai data di hadapannya. Fakta-fakta harus dapat dihayati dengan cara yang sama
sebagaimana yang dilakukan oleh orang normal. Maksud dari sikap ini adalah untuk
menghilangkan berbagai unsur subjektif dan pribadi sedapat mungkin dan memusatkan
perhatian kepada hal yang sedang dipelajari.
4.      Prinsip Empirisme mendorong si penyelidik untuk menganggap  bahwa kesan dari
indranya dapat dipercaya dan bahwa ia dapat mengkonsep kebenaran dengan menunjukkan
fakta-fakta yang telah dialaminya. Pengetahuan adalah hasil dari pengamatan, pengalaman,
dan eksperimen dan semua itu bertentangan dengan otoritas, intuisi atau pikiran sadar.
5.      Prinsip Kehematan atau parsimony mengatakan bahwa oleh karena banyak hal yang sama
seseorang memilih keterangan yang paling sederhada dan menganggapnya sebagai yang
paling benar. Prinsip ini mengekangadanya keruwetan yang tidak perlu. Ia mengingatkan kita
terhadap keterangan yang berbelit-belit. Prinsip ini biasanya disebut “pisau cuk Occam”
untuk mengingatkan kita kepada William of Occam, seorang filsuf Inggris pada abad ke-14
yang mengatakan bahwa kesatuan tidak boleh digandakan lebih daripada yang diperlukan
(entities should not be multiplied beyond necessary).
6.      Prinsip Isolasi  atau segregation menghendaki agar fenomena yang diselidiki itu dipisahkan
dari yang lain sehingga dapat diselidiki sendiri.
7.      Prinsip Kontrol mengatakan bahwa kontrol adalah sangat perlu, khususnya untuk
melakukan eksperimen. Tanpa kontrol, banyak faktor yang berbeda-beda pada waktu yang
sama, dan ekperimen tidak dapat diulang. Jika keadaan berubah waktu eksperimen dilakukan,
hasilnya mungkin tidak benar.
8.      Prinsip Pengukuran yang Pasti atau exact measurement prinsip ini menghendaki agar
berbagai hasil penyelidikan dapat dijelaskan secara kuantitatif atau matematik. Ini adalah
tujuan ilmu fisika yang memerlukan berbagai ukuran objektif yang dapat diteliti
kebenarannya
C. Kriteria Postulat Koch
Pada tahun 1880, Koch memanfaatkan kemajuan metoda laboratorium dan
menentukan kriteria yang diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba spesifik merupakan
penyebab penyakit tertentu.
Kriteria ini dikenal dengan postulat Koch yaitu:
1. Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang ditimbulkan.
2. Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni di laboratorium.
3. Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada binatang yang sesuai dapat menimbulkan
penyakit.
4. Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari hewan yang telah terinfeksi tersebut.
Sebagai contoh dari keterangan diatas, bahwa bakteri Bassilus antracis  pasti selalu
ditemukan pada penyakit antraks. Apabila bakteri yang diambil dari limpa sapi yang
terinfeksi antraks, kemudian bakteri tersebut mampu hidup jika diisolasi dalam lingkungan
yang sesuai. Untuk mengetahui sifat Bassilus antracis hasil biakan tersebut, kemudian
bakteri tersebut dapat diinjeksikan pada tikus yang sehat. Setelah selang beberapa waktu tikus
tikus yang sehat tersebut mati. Hal ini menunjukan jika sifat mikroorganisme tersebut mampu
membuat infeksi asli. Apabila Bassilus antracis dari tikus yang mati diambil lagi dan
diisolasi lagi maka akan tetap mempunyai sifat pathogen bagi DNA yang sesuai.
Adanya kriteria tersebut menjadi jalan ditemukannya berbagai bakteri penyebab
berbagai penyakit dalam waktu yang cukup singkat (kurang dari 30 tahun). Penemuan virus,
adanya bakteri yang dapat menimbulkan berbagai penyakit serta adanya penyakit tertentu
yang ditimbulkan oleh lebih dari 1 mikroorganisma memerlukan modifikasi dari postulat
Koch. Pada tahun 1892 Dimitri Ivanovski menunjukkan bahwa agen yang menyebabkan
penyakit mosaik pada tembakau dapat ditularkan melalui ekstrak tanaman yang sakit. Ekstrak
terebut disaring dengan filter yang ditemukan oleh kawan-kawan Pasteur dimana filter
tersebut diketahui dapat menyaring bakteri.Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa agen
tersebut mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil dari bakteri. Yellow fever merupakan
penyakit pertama pada manusia yang diketahui disebabkan oleh virus.
Pada tahun 1900 seorang ahli bedah bernama Walter reed (1851-1902)dengan menggunakan
manusia sebagai volunteer membuktikan bahwa virus tersebut dibawa oleh nyamuk tertentu
lainnya membawa protozoa penyebab malaria. Salah satu cara penting untuk mencegah
penyakit tersebut adalah mengurus air yang tergenang yang digunakan nyamuk untuk tempat
berkembang biak.
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Dari pembahasan yang diuraikan dapat disimpulkan bahwa Postulat adalah
pernyataan yang dibuat untuk mendukung sebuah teori tanpa dapat dibuktikan
kebenarannya. Seperti telah dijelaskan bahwa postulat atau patokan pikir itu adalah “suatu
keterangan yang benar”, yang kebenarannya itu dapat diterima tanpa harus diuji atau
dibuktikan lebih lanjut, digunakan untuk menurunkan keterangan lain sebagai landasan awal
untuk menarik suatu kesimpulan. Selain itu, postulat koch dicetuskan oleh Robert Koch.
Setelah sekian lama Koch belajar ilmu-ilmu kedokteran dan biologi serta melakukan berbagai
percobaan dengan berbagai metode pula. Percobaan koch dan peneliti lain di laboratoriumnya
membuktikan bahwa jasad renik tertentu menyebabkan timbulnya penyakit dan hal ini telah
menuntun kepada ditetapkannya kriteria yang dapat mendasari ditariknya kesimpulan yang
semacam itu. Kriteria ini, dikenal dengan postulat koch. Dalam Postulat-postulat Koch
disebutkan, untuk menetapkan suatu organisme sebagai penyebab penyakit, maka organisme
tersebut harus memenuhi sejumlah syarat.
Syarat-syarat tersebut yaitu:
1.      Organisme tersebut ditemukan pada semua kasus dari penyakit yang telah diperiksa.
2.      Telah diolah dan dipelihara dalam kultur murni (pure culture).
3.      Mampu membuat infeksi asli (original infection), meskipun sudah beberapa generasi
berada dalam kultur. Keempat, dapat diperoleh kembali dari hewan yang telah diinokulasi
dan dapat dikulturkan kembali.
Yang menjadi garis penunjuk dan tetap sampai kini dipakai dalam mencari bukti
bahwa suatu penyakit disebabkan oleh jasad renik tertentu artinya bahwa mikroorganisme
satu hanya dapat menginfeksi satu penyakit. Keadaan tersebut telah dilakukan percobaannya
dan dibuktikan oleh Robert Koch sendiri yang menemukan berbagai penyakit yang
penyebabnya dari mikrorganisme yang berbeda pula.
Sebelum Koch menetapkan kriteria postulat koch, beliau juga berpedoman pada
kriteria atau landasan pembuatan postulat, yaitu:
1.      Prinsip Kausalitas
2.      Prinsip Objektivitas
3.      Prinsip Prediktif Uniformatif
4.      Prinsip Empirisme
5.      Prinsip Kehematan
6.      Prinsip Isolasi atau segregation
7.      Prinsip Kontrol
8.      Prinsip Pengukuran yang Pasti atau exact measurement

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. (terhubung berkala). www.wordpres.com. (Diakses tanggal 13 september 2011).


Anonim. 2010. Postulat.       
http://morningcamp.com/?p=156  (diakses tanggal 12 september 2011)
Queenofsheeba. 2008. Postulat koch. http://queenofsheeba.wordpress.com/2008/08/06/postulat-
koch/html. (diakses tanggal 11 september 2011)
Riskadwioct.2010.Postulat Koch. http://riskadwioct08.student.ipb.ac.id/2010/06/20/postulat-
koch/html.  ( Diakses tanggal 13 September 2011)
Romauliferonica. 2011. Postulat.
http://romauliferonica.blogspot.com/2011/03/postulat-adalah.html (diakses tanggal 11
september 2011)
Sylvia hakikah. 2010. Postulat
Koch. http://sylviahakikah08.student.ipb.ac.id/2010/06/20/postulat-koch/html. (diakses
tanggal !3 September 2011)

Anda mungkin juga menyukai