Anda di halaman 1dari 19

DASAR ILMU GIZI

VITAMIN E DAN VITAMIN K


Dosen pengampu: Fithria, SKM., MHS

Disusun oleh:
KELOMPOK 2

Ratu lintang amrita (J1B122012)


Rini sulastri (J1B122014)
Sri rezki (J1B122016)
Wa ode murni (J1B122018)
Aisya ayurin dwi resky aulia (J1B122020)

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang maha pengasih lagi
maha penyayang yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai vitamin E dan
vitamin K.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Tak lupa pula kami mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada ayahanda dan ibunda tercinta yang senantiasa
mendoakan kami sehingga makalah ini dapat terselesikan.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi serta dapat membuka wawasan berpikir para pembaca.

Kendari, 15 Mei 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….2
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................. 5
BAB 11 ................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
2.1 Pengertian vitamin E dan vitamin K ............................................................. 6
2.2 Sumber vitamin E dan vitamin K .................................................................. 8
2.3 Fungsi vitamin E dan vitamin K .................................................................. 10
2.4 Jumlah vitamin E dan vitamin K yang dibutuhkan oleh tubuh ................... 12
2.5 Akibat kekurangan dan kelebihan dari vitamin E dan K ............................. 13
2.6 Interaksi vitamin E dan vitamin K dengan zat lain ..................................... 15
BAB III ................................................................................................................. 18
PENUTUP ............................................................................................................. 18
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................... 18
3.2 SARAN ....................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat diperlukan
tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-
vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup,
oleh karena itu harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi.
Vitamin tersebut pada umumnya dapat dikelompokkan kedalam dua
golongan utama yaitu vitamin yang larut dalam lemak yang meliputi
vitamin A, D, E, dan K dan vitamin yang larut dalam air yang terdiri dari
vitamin C dan vitamin B.

Vitamin K merupakan salah satu vitamin yang larut dalam lemak.


Sekali diserap dalam, vitamin ini disimpan dalam hati melalui sistem limfe.
Absorbsi membutuhkan cairan empedu dan pakreas. Seperti halnya lemak,
vitamin juga memerlukan protein pengangkut untuk memindahkannya dari
satu tempat ke tempat yang lain. Karena sifatnya yang tidak larut dalam air,
maka vitamin K tidak dikeluarkan, akibatnya vitamin ini dapat ditimbun
dalam tubuh bila dikonsumsi dalam jumlah banyak.

Keberadaan vitamin K merupakan salah satu mikronutrien yang


essensial bagi tubuh, sehingga informasi mengenai fungsi, metabolisme,
absorpsi dan sumber-sumber makanan vitamin K.

Vitamin E adalah golongan vitamin yang larut dalam lemak. Artinya,


vitamin ini terdapat dalam bagian makanan yang berminyak, dan dalam
tubuhnya dapat dicerna oleh empedu, di hati, karena tidak larut dalam air.
Vitamin E sangant dibutuhkan oleh tubuh kita. Selama ini kita hanya
mengenal kegunaan vitamin E hanya sebaga antioksidan, vitamin
kecantikan dan kesuburan. Padahal kira-kira 5 dekada yang lalu, dua dokter
dari canada telah menemukan bahwa suplemen vitamin E alami dapat
membantu mengatasi penyakit jantung. Saat ini, bahkan ternyata bukan
hanya penyakit jantung sja, tapi juga penyakit-penyakit lain seperti kanker
dan Alzheimer disarankan untuk mengonsumsi vitamin E setiap harinya.
Banyak sekali fungsi vitamin E yang masih belum diketahui banyak orang,
melalui makalah ini kami akan membahas secara rinci mengenai vitamin E
dan B6

4
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan vitamin E dan vitamin K


2. Menjelaskan sumber dari vitamin E dan vitamin K
3. Menejelaskan fungsi dari vitamin E dan vitamin K
4. Menjelaskan jumlah vitamin E dan vitamin K yang dibutuhkan
oleh tubuh
5. Menjelaskan bagaimana metabolisme vitamin E dan vitamin K
6. Menjelaskan akibat dari kekurangan dan kelebihan dari vitamin E
dan vitamin K
7. Menjelaskan bagaiamana interaksi vitanib E dan vitamin K
dengan zat lain

Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah dari makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengertian dari vitamin E dan vitamin K


2. Untuk mengetahui sumber vitamin E dan vitamin K
3. Untuk mengetahui fungsi dari vitamin E dan vitamin K
4. Untuk mengetahui jumlah vitamin E dan vitamin K yang
dibutuhkan oleh tubuh
5. Untuk mengetahui akibat dari kekurangan dan kelebihan dari
vitamin E dan vitamin K
6. Untuk mengetahui interaksi vitamin E dan vitamin K dengan zat
lain

5
BAB 11
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian vitamin E dan vitamin K
1. Vitamin E
Vitamin E adalah golongan vitamin yang larut dalam lemak. Artinya,
vitamin ini terdapat dalam bagian makanan yang berminyak, dan dalam
tubuh hanya dapatdicerna oleh empedu, di hati, karena tidak larut dalam air.
Vitamin E sangat dibutuhkan oleh tubuh kita, Selama ini kita hanya
mengenal kegunaan Vitamin E sebagai anti oksidan vitamin kecantikan dan
kesuburan. Padahal kira- kira lima 6isban yang lalu, dua dokter dari Kanada
telah menemukan bahwa suplemen Vitamin E alami dapatmembantu
mengatasi penyakit jantung. Saat ini, bahkan ternyata bukan hanya penyakit
jantung saja, tapi juga penyakit-penyakit lain seperti kanker dan Alzheimer
disarankan untuk mengkonsumsi vitamin E setiap harinya.
Vitamin E (tokoferol) merupakan suatu komponen lipid yang esensial
terdiri dari selaput-selaput biologi yang saling berhubungan dengan radikal
peroxyl yang berfungsi dalam mencegah perkembangan lipid peroxidan
(Jishage, et al., 2005). Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam
lemak yang terdiri dari campuran dan substansi tokoferol (a, b, g, dan d) dan
tokotrienol (a, b, g, dan d), pada manusia a-tokoferol merupakan vitamin E
yang paling penting untuk aktifitas biologi tubuh. Bentuk vitamin E im
dibedakan berdasarkan letak berbagai grup metil pada cincin fenil rantai
cabang molekul dan ketidakjenuhan rantai cabang.

a. Sifat-sifat vitamin E
Tocopherol tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut lemak
seperti minyak, lemak, 6isband, aseton, eter dan sebagainya. Karena
tidak larut dalam air, vitamin E dalam tubuh hanya dapat dicerna
dengan bantuan empedu hati, sebagai pengelmulsi minyak saat
melalui duodenum. Vitamin E stabil pada pemanasan namun akan
rusak bila pemanasan terlalu tinggi. Vitamin E bersifat basa jika tidak
ada oksigen dan tidak terpengaruh oleh asam pada suhu 100° C. Bila
terkena oksigen di udara, akan teroksidasi secara perlahan-lahan.
Sedangkan bila terkena cahaya warnanya akan menjadi gelap secara
bertahap.
Stabilitas kimia vitamin E mudah berubah akibat pengaruh
berbagai zat alami. Minyak tak jenuh, seperti minyak hati ikan cod,
minyak jagung, minyak kacang kedele, minyak biji bunga matahari,
semuanya mempertinggi kebutuhan vitamin E. Hal ini terjadi jika
minyak-minyak tersebut mengalami ketengikan oksidatif dalam
makanan. Bila minyak-minyak tersebut tengik sebelum makanan

6
dimakan, maka berarti telah terjadi kerusakan vitamin E dalam
minyak dan dalam makanan yang mengandung minyak tersebut.
Garam-garam besi, seperti feriklorida, kalium ferrisianida bersifat
mengoksidasi tokoferol. Nitrogen klorida dan klor dioksida pada
konsentrasi yang biasa digunakan untuk memutihkan tepung akan
merusak sebagian besar tokoferol yang terdapat dalam tepung
Pembuatan tepung menjadi roti akan merusak 47% tokoferol yang
terdapat dalam tepung.
Vitamin E murni tidak berbau dan tidak berwarna, sedangkan
Vitamin E sintetik yang dijual secara komersial biasanya berwarna
kuning muda hingga kecoklatan. Vitamin E larut dalam lemak dan
dalam sebagian besar pelarut 7isband, tetapi tidak larut dalam air.
Menurut Winarno (2002), vitamin E tahan terhadap suhu tinggi
serta asam, tetapi karena bersifat antioksidan, vitamin E mudah
teroksidasi terutama bila ada lemak yang tengik, timah dan garam
besi, serta mudah rusak oleh sinar ultraviolet. Peran utama vitamin E
adalah sebagai antioksidan, dengan menerima oksigen, vitamin E
dapat membantu mencegah oksidasi. Dalam jaringan, vitamin E
menekan terjadinya oksidasi asam lemak tidak jenuh, dengan
demikian akan membantu dan mempertahankan fungsi 7isbandi sel.
Vitamin E adalah istilah kolektif yang mengacu pada semua
tocol dan tocotrienol 7isbanding yang menunjukkan aktivitas
antioksidan a-tokoferol (2.4). Antioksidan ini mencakup empat
tokoferol dan empat tocotrienol yang berbagi struktur cincin
chromanol tetapi yang berbeda dengan jumlah metil gugus hadir pada
cincin chromanol. Spesies trimethylated merupakan a-tokoferol dan
«- tocotrienol, yang dimethylated, yang B- dan 7-bentuk tochopherol
dan tocotrienol; dan yang monomethylated, 6-tochopherol dan 8-
tocotrienol. Namun, tidak semua vitamin bentuk E diproses sama oleh
tubuh. Terlepas dari komposisi asupan vitamin E yang diperoleh dari
diet, a-tokoferol secara selektif diperkaya dalam jaringan manusia.
Selektivitas ini untuk a-tokoferol sebagian besar diberikan oleh dua
kegiatan hati, sebuah protein transport a-tokoferol dan 7isban P450
catabolyzing sitokrom yang istimewa mendegradasi bentuk diet
lainnya dari vitamin E. Review oleh Traber berjudul “Mekanisme
untuk pencegahan Vitamin E berlebih” akan mempertimbangkan
kemajuan terbaru dalam memahami mekanisme regulasi yang
bertanggung jawab untuk modulasi kadar vitamin E dalam tubuh.
Artikel ini akan berfokus terutama pada peristiwa 7isbandin yang
terjadi di hati, karena ini adalah jaringan yang paling bertanggung
jawab untuk mengatur vitamin E homeostasis dalam tubuh. Pusat ini
akan menjadi pertimbangan tentang bagaimana diet vitamin E diambil
ke hati di sisa-sisa chylomicron dan diproses oleh hati sehingga a-

7
tokoferol secara selektif resecreted ke dalam sirkulasi dalam baru lahir
density lipoprotein yang sangat rendah.

2. Vitamin K
Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan suatu
naftokuinon yang berperan dalam modifikas dan aktivasi beberapa protein
yang berperan dalam proses pembekuan darah, seperti prothrombin,
provonvertin, komponen thromboplastin plasma, dan stuart-Power Factor.
Vitamin K juga adalah sekelompok senyawa kimia yang terdiri atas
filokuinon yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan dan menakuinon yang
terdapat dalam minyak ikan dan daging. Menaakuinon juga dapat disintesis
oleh bakteri di dalam usus halus manusia (Sandjaja, 2009).
Ada tiga bentuk vitamin K, yaitu : (1) Vitamin K1 (phytomenadione)
yang terdapat pada sayuran hijau, (2) Vitamin K2 (menaquinone) yang
dapat disintesis oleh flora usus normal seperti Bacteriodes Fragilis dan
beberpa strain Escherichia coli, (3) Vitamin K3 (Menadione) merupakan
Vitamin K sintesis yang sekarang jarang pada bayi yang baru lahir
(Neonatus) karena dilaporkan dapat menyebabkan Amonia Hemolitik.
Vitamin K ini bersifat larut dalam air, digunakan untuk penderita yang
mengalami gangguan penyerapan Vitamin K dari makanan (Sandjaja,
2009).
Nama kimia dari Vitamin K adalah 2-metil-3fitil-1,4naftokuinon.
Produksi sintesis vitamin K3 (Menadion atau 2-metil-1,4-naftokuinon)
memiliki kekuatan 3 kali 8isbanding vitamin k. dukimarol adalah senyawa
antagonik terhadap vitamin K (Winaro, 1986).
Menadion Vitamin K, yaitu senyawa induk seri Vitamin K, tidak
ditemukan dalam bentuk alami tetapi jika diberikan, secara in vivo senyawa
ini akan mengalami alkilas menjadi salah satu menakuinon 9Vitamin K2).
Filokuinon (Vitamin K1) merupakan bentuk utama Vitamin K yang ada
dalam tanaman. Menakuinon-7 merupakan salah satu dari rangkaian bentuk
tak jenuh polirenoid dari Vitamin K yang ditemukan dalam jarinan binatang
dan disinteis oeh bakteri dalam intestinun.

2.2 Sumber vitamin E dan vitamin K


a. Vitamin E
Berikut adalah beberapa sumber alami vitamin E:

1. Kacang-kacangan: Almond, hazelnut, kenari, dan kacang


Brazil adalah contoh kacang-kacangan yang kaya akan
vitamin E.

8
2. Biji-bijian dan sereal: Biji gandum, biji bunga matahari, serta
sereal yang diperkaya dengan vitamin E dapat menjadi sumber
yang baik.

3. Minyak nabati: Minyak gandum, minyak biji bunga matahari,


minyak kelapa, minyak zaitun, dan minyak biji anggur
mengandung vitamin E dalam jumlah yang signifikan.

4. Sayuran berdaun hijau: Bayam, kale, brokoli, dan sawi hijau


mengandung vitamin E, meskipun dalam jumlah yang lebih
rendah dibandingkan dengan sumber-sumber lainnya.

5. Buah-buahan: Mangga, kiwi, alpukat, dan tomat mengandung


vitamin E dalam jumlah yang bervariasi.

6. Telur: Telur juga merupakan sumber vitamin E yang baik.

Selain sumber-sumber alami di atas, vitamin E juga tersedia dalam


bentuk suplemen. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan
profesional kesehatan sebelum mengonsumsi suplemen vitamin E,
terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang
mengonsumsi obat-obatan tertentu.

Penting untuk diingat bahwa sumber-sumber alami seringkali lebih


disarankan daripada suplemen, karena makanan alami biasanya
mengandung nutrisi tambahan yang penting bagi kesehatan secara
keseluruhan.

b. Vitamin K
Sistem pencernaan manusia sudah mengandung bakteri di dalam usus
halus (jejunum dan ileum) yang mampu mensintesis vitamin K, yang
sebagian diserap dan disimpan di dalam hati. Akan tetapi tubuh masih
perlu mendapat tambahan vitamin K dari makanan. Sumber utama
vitamin K adalah hati, sayuran daun berwarna hijau, kacang buncis,
kacang polong, kol dan brokoli. Semakin hijau daun-daunan semakin
tinggi kandungan vitamin K-nya. Bahan pangan lain yang
mengandung vitamin K dalam jumlah lebih sedikit adalah susu,
daging, telur, serealia, dan buah-buahan (pisang, jeruk, dan tomat)
(Almatsier 2006).
Teh juga merupakan sumber vitamin K yang baik. Dalam setiap gram
teh terkandung sekitar 300-500 SI vitamin K. Berbagai pangan
probiotik (yoghurt, yakult, kefir, dan dadih) yang mengandung bakteri

9
bersifat menguntungkan kesehatan, ternyata bisa membantu
menstimulasi produksi vitamin K di dalam usus besar (Purwanto,
2002).
Air Susu Ibu (ASI) tidak banyak mengandung vitamin K, sedangkan
bakteri yang dapat mensintesis vitamin K tidak segera tersedia di
dalam saluran cerna bayi. Untuk mencegah terjadinya gangguan
penggumpalan darah yang dapat menyebabkan perdarahan, bayi baru
lahir dianjurkan mendapat vitamin K melalui mulut atau injeksi
intramuscular. Susu formula bayi sebaiknya difortifikasi dengan
vitamin K (Almatsier 2006).
Menurut standar RDA (Recommended Dietary Allowance),
kebutuhan vitamin K seseorang tergantung dari berat badannya.
Untuk dewasa, setidaknya membutuhkan 1 mikrogram setiap hari per
kg berat badan. Jadi, kalau berat badan Anda 50 kg maka kebutuhan
perharinya mencapai 50 mikrogram.

2.3 Fungsi vitamin E dan vitamin K


a. Vitamin E
1. Sebagai antioksidan untuk melindungi sel tubuh dari efek
radikal bebas yang bisa mempercepat terjadinya penuaan dini.
2. Melancarkan sirkulasi darah keseluruh tubuh
3. Meningkatkan daya tahan tubuh dan membantu mengatasi
stress dan kelelahan.
4. Sebagai vasodilator untuk pengelastis dinding pembuluh
darah agar tidak terjadi penyempitan dan pengumpalan darah
dalam pembuluh darah.
5. Menjaga kesehatan sistem syaraf. Mata, rambut, kulit, otot,
tulang persendian.
6. Membantu mencegah dan terapi penyakit jantung, hipertensi,
diabetes,kanker, anemia, dan varises
7. Menormalkan kadar kolesterol dan tekanan darah.
8. Membantu meningkatkan kesuburan dan anti Pre Menstrual
Sindrom
9. Menjaga, meningkatkan elastisitas dan kelembaban kulit,
mencegah penuaan dini, melindungi kulit dari kerusakan
akibat radiasi sinar ultraviolet, serta mempercepat proses
penyembuhan luka.
10. Vitamin E mengurangi penggumpalan darah pada pembuluh
darah

10
11. Pembentukan sel-sel tubuh baru; nukleus (inti sel), dinding
sel, RNA dan DNA Bersama vitamin C bertindak untuk
menjaga kesehatan sel-sel tubuh.
12. Mencegah Keguguran/Pendarahan pada ibu hamil

b. Vitamin K
Vitamin K merupakan kebutuhan vital untuk sintesa beberapa
protein termasuk dalam pembekuan darah. Disebut juga vitamin
koagulasi,vitamin ini tugas menjaga konsitensi aliran darah dan
membekukannya saat diperlukan.Vitamin yang larut dalam lemak ini
juga mendukung penting dalam pembentukan tulang dan
pemeliharaan ginjal.Selain berperan dalam pembekuan, vitamin ini
juga penting untuk pembentukan tulang terutama jenis K1. Vitamin
K1 diperlukan supaya penyerapan kalsium bagi tulang menjadi
maksimal. Vitamin K diperlukan untuk proses karboksilasi-gama
pada residu glutamate untuk membentuk tiga protein kunci yang
terdapat dalam tulang,termasuk osteokalsin,yang memiliki aktifitas
tinggi dalam mengikat kalsium.Telah melaporkan bahwa pada orang
usia lanjut status vitamin K berbanding terbalik dengan resiko fraktur.

Vitamin K merupakan kofaktor enzim karboksilase yang


mengubah residu protein berupa asam glutamate (glu) menjadi gama-
karboksiglutamat (gla). Protein-protein ini dinamakan protein-
tergantung vitamin K atau gla-protein. Enzim karboksilase yang
menggunakan vitamin K sebagai kofaktor didapat di dalam membran
hati dan tulang dan sedikit di lain jaringan. Gla-protein dengan mudah
dapat mengikat ion kalsium. Kemampuan inilah yang merupakan
aktivitas biologik vitamin K. Vitamin K sangat penting bagi
pembentukan protombin. Kadar protombin yang tinggi didalam darah
merupakan indikasi baiknya daya penggumpalan darah. Pada proses
pembekuan darah, gama-karboksilasis terjadi di dalam hati pada
residu asam glutamate yang terdapat pada berbagai faktor pembekuan
darah, seperti factor II (Protrombin), VII, VIII, IX, dan X.

Kemampuan gla-protein untuk mengikat kalsium merupakan


langkah essensial dalam pembekuan darah. Gla protein lain yang
mampu mengikat ion kalsium terdapat di dalam jaringan tulang dan
gigi sebagai osteokalsin dan gla-protein matriks. Kedua jenis gla-
protein ini mengikat hidroksiapatit yang diperlukan dalam
pembentukan tulang. Tanpa vitamin K, tulang memproduksi protein
yang tidak sempurna, sehingga tidak dapat mengikat mineral-mineral
yang diperlukan dalam pembentukan tulang. Gla proteinjuga
ditemukan pada jaringan tubuh lain seperti ginjal, pankreas, paru-

11
paru, dan endapan aterosklerotik namun fungsinya belum diketahui
dengan pasti.Gla protein di dalam otak diduga berperan dalam
metabolisme sulfatida yang diperlukan untuk perkembangan otak.
2.4 Jumlah vitamin E dan vitamin K yang dibutuhkan oleh tubuh
a. Vitamin E
Berikut adalah jumlah vitamin E yang diperlukan oleh tubuh
dalam sehari berdasarkan jenis kelamin dan usia:

Anak-anak:
a. Usia 0-6 bulan: 4 mg (setara dengan 6 IU)
b. Usia 7-12 bulan: 5 mg (setara dengan 7.5 IU)
c. Usia 1-3 tahun: 6 mg (setara dengan 9 IU)
d. Usia 4-8 tahun: 7 mg (setara dengan 10.4 IU)
e. eUsia 9-13 tahun: 11 mg (setara dengan 16.4 IU)

Remaja dan Dewasa:


• Laki-laki dan perempuan usia 14 tahun ke atas: 15 mg (setara
dengan 22.4 IU)

• Wanita hamil: 15 mg (setara dengan 22.4 IU)


• Wanita menyusui: 19 mg (setara dengan 28.4 IU)

b. Vitamin K
Jumlah vitamin K yang dibutuhkan oleh tubuh dapat bervariasi
tergantung pada usia, jenis kelamin, keadaan kesehatan, dan faktor-
faktor individu lainnya. Biasanya, kebutuhan vitamin K diukur dalam
mikrogram (mcg) per hari. Berikut adalah rekomendasi asupan harian
vitamin K yang disarankan oleh Food and Nutrition Board (FNB)
Institute of Medicine:

1. Bayi (0-6 bulan): 2.0 mcg


2. Bayi (7-12 bulan): 2.5 mcg
3. Anak-anak (1-3 tahun): 30 mcg
4. Anak-anak (4-8 tahun): 55 mcg
5. Anak-anak (9-13 tahun): 60 mcg
6. Remaja laki-laki (14-18 tahun): 75 mcg
7. Remaja perempuan (14-18 tahun): 75 mcg
8. Dewasa laki-laki (19 tahun ke atas): 120 mcg
9. Dewasa perempuan (19 tahun ke atas): 90 mcg
10. Ibu hamil: 90 mcg
11. Ibu menyusui: 90 mcg

12
Penting untuk diingat bahwa ini adalah rekomendasi asupan harian
yang umum. Beberapa kelompok populasi tertentu, seperti orang
dengan gangguan penyerapan lemak atau kondisi medis tertentu,
mungkin membutuhkan jumlah yang lebih tinggi atau suplemen
vitamin K yang direkomendasikan oleh dokter atau profesional
kesehatan.

2.5 Akibat kekurangan dan kelebihan dari vitamin E dan K

1. Kekurangan vitamin E dan kelebihan vitamin E


Akibat Kekurangan vitamin E
Kerusakan Sel dan Jaringan: Vitamin E berfungsi sebagai
antioksidan yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat
radikal bebas. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan kerusakan
sel dan jaringan yang berpotensi mengganggu fungsi organ-organ
tubuh.
➢ Contoh Situasi: Seseorang dengan asupan vitamin E yang
rendah dalam jangka waktu lama dapat mengalami
peningkatan risiko kerusakan jaringan akibat radikal bebas,
seperti kulit kering dan keriput.

Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh: Vitamin E penting untuk


menjaga kekebalan tubuh yang sehat. Kekurangan vitamin E dapat
melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko
infeksi.
➢ Contoh Situasi: Seseorang dengan defisiensi vitamin E
mungkin lebih rentan terhadap infeksi, baik infeksi saluran
pernapasan, infeksi kulit, atau infeksi lainnya.

Gangguan Saraf: Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan


saraf dan melindungi sel-sel saraf dari kerusakan oksidatif.
Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan gangguan saraf seperti
kesemutan, kelemahan otot, dan gangguan koordinasi.
➢ Contoh Situasi: Pada kasus defisiensi vitamin E yang berat,
seseorang dapat mengalami gangguan saraf yang parah,
seperti ataksia, yang ditandai dengan gangguan
keseimbangan dan koordinasi tubuh.

Akibat kelebihan vitamin E

13
Gangguan Pendarahan: Konsumsi vitamin E dalam dosis tinggi
dapat memiliki efek antikoagulan yang dapat menghambat
pembekuan darah. Kelebihan vitamin E dapat meningkatkan risiko
perdarahan berlebihan.
➢ Contoh Situasi: Seseorang yang mengonsumsi suplemen
vitamin E dalam dosis yang sangat tinggi mungkin
mengalami perdarahan berlebihan setelah luka atau operasi.

Gangguan Pencernaan: Konsumsi vitamin E dalam dosis tinggi


dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti diare, mual, dan
sakit perut.
➢ Contoh Situasi: Jika seseorang mengonsumsi suplemen
vitamin E yang melebihi dosis yang dianjurkan, mereka
dapat mengalami gangguan pencernaan seperti diare yang
persisten.

Gangguan Metabolisme Zat Besi: Kelebihan vitamin E dapat


mengganggu penyerapan dan metabolisme zat besi dalam tubuh.
Hal ini dapat menyebabkan defisiensi zat besi dan anemia.
➢ Contoh Situasi: Seseorang yang mengonsumsi dosis vitamin
E yang sangat tinggi dalam jangka waktu yang lama
mungkin mengalami defisiensi zat besi yang dapat
menyebabkan kelelahan, pucat, dan penurunan kinerja fisik.

2. Kekurangan vitamin K dan kelebihan vitamin K


Kekurangan vitamin K bisa menyebabkan kondisi medis yang
serius. Hal ini terjadi ketika jumlah protrombin akan terus
meningkat yang bisa menyebabkan pendarahan internal dan
pendarahan luar.
Kekurangan vitamin K bisa menyebabkan masalah kesehatan
tulang seperti osteoporosis. Penyakit ini akan menyebabkan tulang
menjadi rapuh karena tubuh tidak mendapatkan asupan kalsium
yang tepat.
Kekurangan vitamin K juga bisa menyebabkan masalah
pembekuan darah yang bisa berefek pada meningkatkan resiko
penyakit jantung, kanker dan resiko diabetes.
Terlalu banyak mengkonsumsi vitamin K, terutama jenis
vitamin K sintetis bisa menyebabkan tubuh sering kesemutan dan
bahkan mati rasa.
1. Konsumsi berlebihan jenis vitamin K3 bisa menyebabkan
oksidatif sel sehingga menyebabkan kerusakan sel dan
justru menyebabkan resiko kanker.

14
2. Konsumsi berlebihan vitamin K3 juga bisa menyebabkan
resiko penyakit kuning dan anemia (yang disebabkan
karena pecahnya sel darah merah).
3. Tubuh akan mengalami penurunan fungsi karena malas
bergerak atau aktifitas tubuh akan menurun drastis. (baca
juga: penyebab tubuh lemas tak bertenaga ( paling
mengerikan))
4. Kelebihan vitamin K3 juga bisa menyebabkan nafsu makan
menurun, sesak nafas, dan gangguan kecemasan seperti
mudah marah dan tersinggung. (baca juga: penyebab dada
sesak nafas – bahaya akibat tidak makan seharian)
5. Kelebihan vitamin K3 akan menyebabkan gangguan hati
terutama pembengkakan hati yang memicu pendarahan.
(baca juga: gejala liver bengkak dan pengobatannya –
penyebab liver bengkak yang harus diwaspadai)
6. Kelebihan vitamin K3 akan merusak fungsi otot dan
menyebabkan otot tubuh menjadi lebih kaku.
7. Dalam kondisi yang sudah parah, kelebihan vitamin K3 bisa
menyebabkan sesak nafas, sulit menelan, pingsan, bengkak
pada wajah, dan gangguan fungsi tubuh.

2.6 Interaksi vitamin E dan vitamin K dengan zat lain


1. Interaksi vitamin E
Interaksi Vitamin E dan Vit A memliki efek positif,
diperlukan dalam proses metabolisme. Intake vitamin E
yang tinggi kemungkinan dapat menurunkan defisiensi
vitamin larut lemak lainnya, terjadi kompetensi dalam
proses penyerapan pada mukosa usus halus.

Vitamin Interaksi
Vitamin A Vitamin E di perlukan untuk
metabolisme vitamin A.
Vitamin B12 Pemberian vitamin E dapat
mengehentikan ekskreasi asam
methilmalonic melalui urin, salah
satu indikator kekurangan vit.B12,

15
vitamin E penting untuk konversi vit.
B12 menjadi bentuk koenzim
Vitamin K Dosis vitamin E yang tinggi ( 1200
IU/hari) meningkatkan kebutuhan
vitamin K
Tabel 1. Interaksi vitamin E dengan vitamin lainnya

Vitamin E dapat membantu memperbaiki gejala


hipovitaminosis dan hipervitaminosis A. Vitamin E dapat
membantu vitamin A melalui :
1. Proteksi Vitamin A dari oksidasi dalam usus halus
2. Meningkatkan absorpsi vitamin A
3. Meningkatkan utilisasi vitamin A.
4. Meningkatkan penyimpanan vitamin A Vitamin E dapat
melawan toksisitas vitamin A, melalui pencegahan kerusakan
struktur membran yang disebabkan oleh vitamin A. Pada
hewan, vitamin E mencegah retardasi yang disebabkan oleh
hipervitaminosis.

Intake oral vitamin E yang tinggi tidak menyebabkan


kelainan pembekuan darah pada manusia normal. namun, pada
individu dengan defisiensi vitamin K, pemberian vitamin E
tingkat tinggi dapat memperparah defek koagulasi. Defisiensi
Vitamin K dapat menyebabkan sindrom malabsorpsi, diet atau
interaksi dengan obat antikoagulasi. Dosis vitamin E yang
sangat tinggi (1200 IU) dapat menyebabkan pendarafan pada
pasien yang menerima terapi antikoagulan

2. Interaksi vitamin K

Vitamin K dapat berinteraksi dengan beberapa zat lain,


termasuk obat-obatan dan nutrisi tertentu. Berikut adalah
beberapa contoh interaksi yang perlu diperhatikan:

1. Antikoagulan (pengencer darah): Vitamin K


memiliki peran penting dalam pembekuan darah,
sementara antikoagulan seperti warfarin bekerja

16
dengan cara menghambat pembekuan darah.
Konsumsi makanan tinggi vitamin K atau suplemen
vitamin K yang berlebihan dapat mengurangi
efektivitas antikoagulan. Oleh karena itu, penting
bagi orang yang menggunakan antikoagulan untuk
menjaga asupan vitamin K mereka secara konsisten
dan memantau tingkat koagulasi darah mereka
dengan hati-hati.

2. Antibiotik: Beberapa jenis antibiotik, seperti


antibiotik spektrum luas, dapat mengganggu
produksi vitamin K oleh bakteri usus yang normal.
Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kadar
vitamin K dalam tubuh. Jika Anda mengonsumsi
antibiotik dalam jangka panjang, penting untuk
memastikan asupan yang cukup dari sumber vitamin
K.

3. Obat penurun kolesterol (statin): Beberapa penelitian


menunjukkan bahwa penggunaan obat penurun
kolesterol golongan statin dapat mengganggu
metabolisme vitamin K dan mengurangi kadar
vitamin K dalam tubuh. Namun, dampak klinisnya
masih menjadi perdebatan dan lebih banyak
penelitian diperlukan untuk memahami interaksi ini
dengan lebih baik.

4. Minyak mineral: Konsumsi minyak mineral dalam


jumlah besar dapat mengganggu penyerapan vitamin
K dalam tubuh. Sebaiknya hindari penggunaan
minyak mineral dalam jumlah yang berlebihan.

5. Suplemen vitamin dan mineral lainnya: Beberapa


suplemen vitamin dan mineral, seperti vitamin E,
vitamin A, dan suplemen kalsium dalam jumlah
besar, juga dapat mempengaruhi penyerapan atau
metabolisme vitamin K. Konsultasikan dengan
profesional kesehatan Anda jika Anda mengonsumsi
suplemen tersebut secara bersamaan.

17
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Vitamin E adalah vitamin larut dalam lemak yang berperan sebagai
antioksidan penting dalam tubuh. Dalam makalah ini, kita telah melihat bahwa
vitamin E memiliki sejumlah manfaat kesehatan, termasuk melindungi sel-sel tubuh
dari kerusakan oksidatif, memperkuat sistem kekebalan tubuh, melindungi jaringan
tubuh seperti kulit, mata, dan jantung, serta memiliki potensi sebagai antiinflamasi.
Sumber alami vitamin E meliputi kacang-kacangan, biji-bijian, minyak nabati,
sayuran berdaun hijau, buah-buahan, dan telur.
Vitamin K juga merupakan vitamin larut dalam lemak yang memiliki peran
penting dalam pembekuan darah dan kesehatan tulang. Dalam makalah ini, kita
telah membahas bahwa vitamin K membantu dalam pembekuan darah, memperkuat
tulang, serta melindungi kardiovaskular dengan mencegah pengapuran arteri.
Sumber alami vitamin K meliputi sayuran hijau, minyak nabati, hati, susu, dan telur.
Dalam kedua kasus, penting untuk memperhatikan asupan harian yang
disarankan dan tidak mengonsumsi vitamin dalam jumlah yang berlebihan. Selain
itu, interaksi dengan obat-obatan tertentu juga perlu diperhatikan, terutama dalam
hal vitamin K dan antikoagulan.

3.2 SARAN
Makanlah makanan yang kaya akan vitamin E dan vitamin K: Pastikan untuk
mengonsumsi makanan alami yang merupakan sumber alami vitamin E dan vitamin
K, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran berdaun hijau, buah-buahan,
minyak nabati, dan telur. Dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan kedua
vitamin ini, Anda dapat membantu memenuhi kebutuhan harian Anda secara alami.

18
DAFTAR PUSTAKA

Beulens JW, Bots ML, Atsma F, et al. High dietary menaquinone intake is
associated with reduced coronary calcification. Atherosclerosis,
2009;203(2): 489-493.
Booth SL. Vitamin K: Food sources, dietary intakes, and nutritional status.
Current Opinion in Clinical Nutrition and Metabolic Care, 2009;12(6):
624-632.
Bügel S. Vitamin E—A critical review of its current use in cosmetic and clinical
dermatology. Dermatology, 2016;232(6): 807-819.
Institute of Medicine (US) Panel on Micronutrients. Dietary Reference Intakes for
Vitamin C, Vitamin E, Selenium, and Carotenoids. Washington (DC):
National Academies Press (US); 2000.
Shahidi F, de Camargo AC. Tocopherols and tocotrienols in common and
emerging dietary sources: Occurrence, applications, and health benefits.
International Journal of Molecular Sciences, 2016; 17(10): 1745.
Suttie JW. Vitamin K. In: Ross AC, Caballero B, Cousins RJ, Tucker KL, Ziegler
TR, eds. Modern Nutrition in Health and Disease. 11th ed. Baltimore, MD:
Lippincott Williams & Wilkins; 2014:199-209.
Traber MG. Vitamin E inadequacy in humans: causes and consequences.
Advances in Nutrition, 2014;5(5): 503-514.

19

Anda mungkin juga menyukai