Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH TENTANG VITAMIN D dan E

MATA KULIAH ILMU GIZI

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2 KELAS C

Rikky Andika 22050394019


Afrian Reiffal Albari 22050394102
M. Rizky Rizaldi 22050394104

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA


JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat berupa nikmat
kesehatan, kesempatan, dan kemudahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan makalah mata kuliah ilmu gizi. Makalah ini ditulis sebagai salah satu persyaratan
untuk melaksanakan diskusi pada mata kuliah teori belajar. Ketuntasan penyusunan makalah
ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih
kepada Ir. Asrul Bahar, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah ilmu gizi.
Penulisan makalah dengan judul “Vitamin D dan E” memang tidaklah mudah. Penulis
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Bilamana terdapat
kesalahan dalam makalah ini, izinkan penulis menyampaikan permohonan maaf. Sebab,
makalah ini tiada sempurna dan masih memiliki kekurangan. Penulis juga berharap semoga
makalah ini bisa bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi pembaca yang membaca makalah
ini.

Surabaya, 22 Februari 2023


Penulis

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………..………...…………………………………………………….i
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan penulisan...................................................................................................... ....1

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah penemuan vitamin D dan E..............................................................................2


B. Sifat vitamin D dan E....................................................................................................3
C. Fungsi vitamin D dan E.................................................................................................3
D. Akibat defisiensi vitamin D dan E................................................................................5
E. Akibat ekses vitamin D dan E.......................................................................................6
F. Langkah-langkah preventif untuk mencegah defisiensi akibat vitamin D dan E..........8
G. Langkah-langkah kuratif jika telah mengalami ekses vitamin D dan E........................9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................................ .10
B. Saran.......................... .................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vitamin D merupakan salah satu mikronutrien yang bersifat larut dalam lemak yang
berperan dalam metabolisme kalsium dan fosfat, homeostasis kalsium, kesehatan
vaskuler, diferensiasi dan proliferasi sel. Vitamin D yang juga disebut “sunshine
vitamin”, sering dikaitkan dengan beberapa penyakit mulai dari penyakit degeneratif
sampai keganasan. Bukti menunjukan apabila kadar vitamin D lebih tinggi dari yang
dibutuhkan untuk menjaga homeostasis kalsium dapat mengurangi risiko resistensi
insulin, obesitas, sindrom metabolik, dan keganasan.
Vitamin E adalah antioksidan yang mencegah terbentuknya metabolit oksidasi yang
bersifat toksik seperti lipid peroksidasi. Vitamin E dibentuk dari asam lemak yang
tidak tersaturasi dan bertindak sebagai antioksidan dengan cara menangkap radikal
bebas (Obara H et al, 1985).

B. Rumusan Masalah

1) Bagaimana sejarah penemuan vitamin D dan E ?


2) Apa saja sifat-sifat vitamin D dan E ?
3) Apa fungsi vitamin D dan E ?
4) Apa akibat defisiensi vitamin D dan E ?
5) Apa akibat ekses vitamin D dan E ?
6) Apa saja langkah-langkah preventif untuk mencegah defisiensi akibat vitamin
D dan E ?

1
7) Apa saja langkah-langkah kuratif jika telah mengalami ekses vitamin D dan
E?

C. Tujuan Penulisan

1) Memahami sejarah penemuan vitamin D dan E ?


2) Memahami sifat-sifat vitamin D dan E ?
3) Mengetahui fungsi vitamin D dan E ?
4) Mengetahui akibat defisiensi vitamin D dan E ?
5) Mengetahui akibat ekses vitamin D dan E ?
6) Mengetahui langkah-langkah preventif untuk mencegah defisiensi akibat
vitamin D dan E ?
7) Mengetahui langkah-langkah kuratif jika telah mengalami ekses vitamin D
dan E ?

BAB II
PEMBAHASAN

2
A. Sejarah Penemuan Vitamin D dan E

Sejarah Penemuan Vitamin D

Sebelum abad ke-21, penyakit rakitis di Inggris sangat tinggi sehingga disebut
sebagai the English disease. Sir Edward Mellanby di Britania raya berpendapat bahwa
penyakit tersebut mungkin disebabkan oleh defisiensi diet makanan. Bersama dengan
Elmer V. McCollum, Sir Mellanby dapat mengobati penyakit rakitis dengan
pemberian minyak hati ikan kod dan berasumsi factor A (Vitamin A) lah yang
berperan dalam prosesnya. Pada tahun 1922 McCollum membuktikan bahwa minyak
hati ikan kod yang dipanaskan akan kehilangan efek antixeroftalmia dari factor A,
namun masih dapat memberikan efek untuk rakitis pada tikus. Pada saat itu sudah
ditemukan factor B (vitamin B) dan factor C (vitamin C) yang merupakan senyawa
larut air, sehingga senyawa larut lemak yang berefek pada perbaikan penyakit rakitis
ini selanjutnya disebut sebagai factor D (Vitamin D) (Handono et al., 2018).
Vitamin D pertama kali diisolasi oleh Adolf Otto Reinhald Windaus dari
Jerman pada tahun 1937 melalui percobaan isolasi senyawa sterol dari tumbuhan
jamur (ergot) yang kemudian dikenal sebagai ergosterol dan pada percobaannya
Ketika diradiasi dapat menyembuhkan rakitis pada tikus. Adolf Windaus melanjutkan
penelitiannya dengan mempurifikasi ergosterol yang memiliki efek antirakitis pada
tikus dalam satuan submikrogram dan memberinya nama vitamin D2. Ergosterol ini
tidak ditemukan pada manusia dan hanya ditemukan di tumbuhan (Handono et al.,
2018).
Pada tahun 1937, Windaus dan Bock menemukan struktur steroid 7-
dehidrokolesterol pada kulit sebagai prekursor kimia vitamin D3 yang kemudian akan
mengalami hidroksilasi pertama di hati bersama – sama ergosterol / ergokalsiferol
(vitamin D2 dari tumbuhan) dan kolekalsiferol (vitamin D3 dari hewan) dari makanan
menjadi 25-hidroksi vitamin D {25-(OH)D} sebagai bentuk utama vitamin D di
sirkulasi. Hidroksilasi kedua terjadi di ginjal, menjadi 1,25-dihidroksi vitamin D
{1,25-(OH)2D} yang merupakan bentuk aktif dari vitamin D (Handono et al., 2018).
Seiring berjalannya waktu, vitamin D ditengarai memiliki peran pada berbagai
jenis penyakit. Awalnya penyakit yang diteliti seputar penyakit musculoskeletal dan
gangguan metabolisme tulang seperti osteoporosis. Kemudian mulai banyak
dihubungkan dengan penyakit autoimun dan infeksi sejak ditemukannya reseptor
vitamin D pada sel – sel limfosit. Tidak hanya itu, efek endokrin dari vitamin D juga
juga dikaitkan perannya dengan penyakit metabolic, kardiovaskuler, keganasan,
bahkan kondisi psikis seperti depresi (Handono et al., 2018).

Sejarah Penemuan Vitamin E


Vitamin E pertama kali ditemukan pada tahun 1922 oleh Dr. H.M Evans dari
California melalui penelitian untuk mempertahankan kehamilan normal tikus betina
3
diperlukan suatu subtansi tak dikenal. Tanpa bahan ini, janin tikus akan mati dalam
sepuluh hari masa dikandung. Tikus jantan yang kekurangan bahan ini juga
merasakan kelainan pada testisnya. Sehingga masa itu vitamin E disebut sebagai
vitamin anti kemandulan. Pada wanita juga dianjurkan sebagai perawatan untuk
kemandulan, kelainan menstruasi, peradangan vagina, gejala menopause, mencegah
keguguran dan kesuburan benih.
Vitamin E pertama kali diisolasi pada tahun 1936 dari minyak tepung gandum.
Disebut vitamin E karena ditemukan setelah vitamin-vitamin yang sudah mempunyai
yaitu A, B, C, dan D. Bentuk vitamin E merupakan kombinasi dari delapan molekul
yang paling berlilit yang disebut “tocopherol”.
Kata “tocopherol” bermula dari bahasa Yunani: Toketos yang berati
“kelahiran anak” dan Phero berarti “saya bawa”, imbuhan belakang “-ol”
ditambahkan untuk menunjukkan bahwa bahan ini merupakan salah satu dari alkohol
yang mengakibatkan mabuk jika dikonsumsi dalam jumlah jumlah.

B. Sifat-Sifat Vitamin D dan E

Sifat-Sifat Vitamin D

Kholekalsiferol tidak larut dalam air, larut dalam larutan organik dan minyak
tumbuh-tumbuhan. Cairan aseton akan menyebabkan Kholekalsiferol berbentuk
kristal halus putih. Kholekalsiferol dirusak oleh sinar ultraviolet yang berlebihan dan
oleh peroksida dengan adanya asam lemak tidak jenuh yang tengik. Bahan pangan
campuran yang cukup kandungan vitamin E dan antioksidan bisa melindungi
rusaknua vitamin D.

Sifat-Sifat Vitamin E

Tocopherol tidak larut dalam cairan tetapi larut dalam pelarut lemak seperti
minyak, lemak, alkohol, aseton, eter dan lain-lain. Karena tidak larut dalam cairan,
vitamin E dalam tubuh hanya bisa dicerna dengan bantuan empedu hati, sebagai
pengelmulsi minyak masa melalui duodenum.

4
Vitamin E stabil pada pemanasan namun akan rusak bila pemanasan terlalu
tinggi. Vitamin E bersifat basa jika tidak mempunyai oksigen dan tidak terpengaruh
oleh asam pada suhu 100o C. Bila terkena oksigen di udara, akan teroksidasi secara
perlahan-lahan. Sedangkan bila terkena cahaya warnanya akan menjadi gelap secara
bertahap.

C. Fungsi Vitamin D dan E

Fungsi vitamin D
1) Homeostasis kalsium dan metabolisme tulang

Apabila kadar kalsium didalam ginjalyang mensintesis calcitrol menurun


akan terjadi peningkatan aktivitas kompleks calcitrol-reseptor. Apabila kadar
kalsium masih belum adekuat, maka kelenjar paratiroid akan mensekresi hormon
paratiroid (PTH) yang akan menstimulasi produksi calcitrol dan pelepasan
kalsium dari tulang . Calcitrol mengatur distribusi kalsium yang berasal dari diet,
serum dan tulang. Kadar kalsium harus tetap konstan sehingga proses dasar seperti
pensinyalan dan sekresi tidak terganggu. Penemuan reseptor vitamin D pada otot
manusia memberikan bukti pentingnya vitamin D terhadap fungsi muskuloskeletal.

2) Neuroprotektor

5
Terdapat banyak bukti peranan vitamin D didalam regulasi perkembangan
dan fungsi sel saraf. Ada bukti bahwa vitamin D dapat disintesis dan
dimetabolisme secara lokal pada sistem saraf pusat. Metabolit vitamin D-
25(OH)D3 dan 1,25(OH)D3 dapat melewati sawar darah otak dan terlibat dalam
berbagai fungsi metabolisme didalam susunan saraf pusat. Keterlibatan vitamin D
pada susunan saraf pusat dipengaruhi oleh adanya enzim 1𝛼-hydroxylase yang
bertanggung jawab pada pembentukan vitamin D dan adanya VDR yang banyak
ditemukan didalam neuron, sel glia , astrosit, oligodendrosit, dan sel schwan.
11,24,25Didalam sel otak vitamin D terlibat dalam mengatur homeostasis kalsium
neuron . Hal ini menunjukkan efek proteksi vitamin D terhadap neuron dengan
cara menurunkan influks kalsium kedalam neuron dan menurunkan aktivas PKC.
Regulasi kalsium otak oleh vitamin D juga terjadi melalui down-regulasi
L-type voltage-sensitive Calcium channels(L-VSCCs) pada sel-sel hipokampus
yang dapat melindungi sel saraf dari kematian sel eksitotoksik.25 Vitamin D juga
dapat melindungi struktur dan integritas neuron melalui peningkatan induksi
sintesis neurothropin (NT), NGF, reseptor NGF, dan meregulasi faktor-faktor
tropik seperti glial cell derived neurothropic factor (GDNF) pada korteks dan
striatum.

3) Immunomodulator dan Anti Inflamasi

Selain berperan dalam regulasi kalsium vitamin D juga mempunyai sifat


imunoregulasi. Aktivitas imunomodulasi vitamin D terjadi melalui reseptor
vitamin D (VDR) yang terdapat pada semua sel-sel imun seperti antigen
presenting cell (APC) dan sel T yang teraktivasi. Vitamin D berfungsi dalam
pengaturan dan differensiasi sel-sel pada sistem imun secara langsung maupun
tidak langsung. Pemberian vitamin D menyebabkan penurunan sekresi IL-2 dan
interferon-𝛾 oleh sel T CD4 dan meningkatkan produksi IL-5 dan IL-10 yang
dapat memicu apoptosis sel dendritik. Penelitian lain menyebutkan bahwa
calcitrol dapat menghambat baik Th1 maupun Th2, termasuk IL-4. Fungsi
imunomodulator vitamin D didalam sel saraf melalui inhibisi sintesis inducible
nitric oxide synthase (iNOS), suatu enzim yang diproduksi sebaga respon terhadap
inflamasi dan berbahaya bagi sel-sel saraf.
Fungsi antiinflamasi vitamin D bekerja degan menurunkan sekresi sitokin
proinflamasi seperti C-reactive protein (CRP), IL-6,IL-12,TNF-𝛼
danmeningkatkan sekresi sitokin antiinflamasi seperti IL-4, IL-5,dan IL-10.

6
Pemberian vitamin D dapat menghambat produksi TNF- 𝛼, IL-6 dan NO pada sel
mikroglia , menunjukkan efek antiinflamasi langsung vitamin D terhadap
mikroglia.

Fungsi vitamin E
Fungsi terpenting vitamin E adalah sebagai antioksidan. Adapun fungsi
vitamin E yang lain dapat menstimulasi respon imunologi. Kemampuan peningkatan
iunologi terlihat dalam peningkatan kekebalan tubuh. Dari beberapa penelitian
mengemukakan bahwa kejadian infeksi akan berkurang bilamana kadar vitamin E
dalam tubuh meningkat.
Selain itu vitamin E dalam tubuh dapat menghambat konversi nitrit dalam
asap rokok menjadi nitrosamin dalam perut. Nitrosamin dikenal sebagai promotor
tumor kanker yang berbahaya.

D. Akibat Defisiensi Vitamin D dan E

Akibat defisiensi vitamin D


1) Tulang dan gigi mudah rapuh

Defisiensi vitamin D dapat menyebabkan penyakit tulang dan gigi, seperti


osteoporosis, gigi keropos, serta gangguan postur tubuh. Hal ini dikarenakan
vitamin D memiliki peran penting dalam proses penyerapan kalsium dalam tubuh.

7
2) Memicu penyakit jantung

Selain osteoporosis, penyakit yang disebabkan defisiensi vitamin D adalah


gangguan jantung. Vitamin D merupakan salah satu zat yang memiliki sifat
antiinflamasi sehingga dapat melindungi jantung dari berbagai macam penyakit
serius, seperti jantung koroner dan radang jantung (miokarditis).

3) Gangguan sistem reproduksi pada pria

Akibat defisiensi vitamin D lainnya adalah gangguan sistem reproduksi pada


pria. Suatu penelitian yang dipublikasi Sunlight Institute pada tahun 2012
menyatakan bahwa kekurangan vitamin D berisiko tinggi menyebabkan disfungsi
ereksi atau impotensi.
Hal ini dikarenakan kekurangan vitamin D membuat terganggunya aliran
darah pada tubuh, termasuk penis, yang berisiko mengakibatkan seorang pria tidak
mampu mendapatkan ataupun mempertahankan ereksi.

4) Meningkatkan resiko depresi

Depresi juga menjadi salah satu akibat kekurangan vitamin D yang perlu Anda
waspadai. Studi yang dilakukan oleh Cambridge University pada tahun 2017
mengungkapkan bahwa defisiensi vitamin D turut meningkatkan kecemasan serta
depresi pada orang dewasa. Kekurangan vitamin D juga dapat menyebabkan
insomnia yang dapat memperparah gejala depresi.
Hal ini disebabkan vitamin D memiliki pengaruh terhadap produksi hormon
serta perkembangan fungsi otak sebagai pusat pengendali suasana hati. Vitamin D

8
juga bersifat sebagai antioksidan sehingga dapat mencegah terjadinya peradangan
saraf dan otak.

5) Mudah lelah

Apabila tubuh mudah terasa lelah walaupun telah mendapatkan istirahat yang
cukup, perlu diwaspadai kemungkinan defisiensi vitamin D. Akibat kekurangan
vitamin D yang cukup sering dirasakan oleh banyak orang adalah lemas dan tidak
berenergi.
Vitamin D diperlukan oleh tubuh untuk menjaga stamina serta meningkatkan
kinerja otot. Oleh karena itu, tubuh yang kekurangan vitamin D dapat mengalami
penurunan stamina dan fungsi otot secara signifikan. Anda juga dapat mengalami
nyeri dan kaku pada otot sebagai akibat kekurangan vitamin D.

6) Daya tahan tubuh menurun

Vitamin D turut berperan dalam mengoptimalkan kerja sel darah putih pada
sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus dan bakteri penyebab penyakit.
Apabila asupan vitamin D tidak tercukupi, kemampuan sel darah putih dalam
melawan virus serta bakteri menjadi kurang optimal dan berdampak pada
penurunan daya tahan tubuh.

Akibat defisiensi vitamin E


Defisiensi vitamin E jarang menimbulkan gejala pada orang dewasa, karena
orang dewasa cenderung memiliki banyak cadangan vitamin E di dalam jaringan

9
lemak. Sebaliknya, defisiensi vitamin E bisa berdampak lebih besar jika terjadi pada
bayi atau anak-anak.
Gejala defisiensi vitamin E umumnya timbul secara bertahap seiring dengan
memburuknya kondisi. Gejala tersebut bisa berupa:

● Kelemahan atau nyeri otot

● Kesulitan berjalan dan mengatur keseimbangan

● Kesulitan mengatur pergerakaan tubuh, termasuk untuk berbicara dan menelan

● Kesulitan dalam menggerakkan bola mata, terutama ke atas

● Gangguan penglihatan, seperti penyempitan jarak pandang mata atau rabun


senja
● Mudah merasa letih

● Mudah sakit

Pada bayi prematur, defisiensi vitamin E juga dapat meningkatkan risiko


terjadinya anemia hemolitik, yaitu kondisi kurangnya darah yang disebabkan oleh
pecahnya sel darah merah. Tak hanya itu, bayi prematur juga bisa mengalami
perdarahan otak dan pertumbuhan pembuluh darah yang tidak normal pada mata
(retinopathy of prematurity).
Jika tidak ditangani, defisiensi vitamin E dapat makin memburuk dan menimbulkan
komplikasi berupa:

● Infeksi berulang

● Kebutaan

● Gangguan irama jantung

● Demensia

E. Akibat Ekses Vitamin D dan E

10
Akibat ekses vitamin D

1) Keracunan vitamin D

Kondisi keracunan karena kelebihan vitamin D disebut hipervitaminosis D.


Vitamin D bisa menyebabkan keracunan pada tubuh apabila kadarnya melebihi 100
nanogram per militer (ng/mL). Sebagian besar kasus keracunan vitamin D
disebabkan oleh konsumsi vitamin secara berlebihan. Keracunan vitamin D akan
menyebabkan gejala seperti mual, muntah, dan sering buang air kecil.
Saat mengalami keracunan vitamin D, kadar kalsium di dalam darah juga akan
meningkat. Hal ini bisa mengarah pada penumpukan kalsium pada tulang yang
mengakibatkan nyeri. Kadar kalsium yang tinggi juga bisa mengakibatkan ginjal
bekerja lebih keras dalam menyaring darah. Lama-kelamaan, kondisi ini bisa
merusak fungsi ginjal.

2) Mual, muntah dan kehilangan nafsu makan

Kelebihan vitamin D bisa menyebabkan gangguan pencernaan dan


memengaruhi nafsu makan. Sebuah studi dari Nutrients mengamati 10 orang yang
mengonsumsi vitamin D dengan dosis tinggi. Peserta penelitian kemudian
mengalami mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan.
Setidaknya empat orang mengalami mual dan muntah, tiga orang lainnya
kehilangan nafsu makan. Sementara itu, studi dari jurnal NTVG menemukan remaja
perempuan mengalami mual dan penurunan berat badan setelah mengonsumsi
suplemen yang mengandung vitamin D 78 kali lipat lebih tinggi dari yang tercantum
di label.

11
3) Gagal ginjal

Asupan vitamin D yang berlebih bisa menyebabkan gagal ginjal. Hal ini
karena terlalu banyak vitamin D dalam tubuh dapat menyebabkan tingginya kadar
kalsium (hiperkalsemia). Kondisi tersebut dapat menyebabkan kehilangan kadar air
dalam tubuh, seperti menyebabkan sering buang air kecil dan pengapuran ginjal.
Hiperkalsemia juga dapat menyebabkan pembuluh darah ginjal menyempit
yang menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Banyak penelitian telah melaporkan
cedera ginjal sedang hingga berat pada orang yang mengalami keracunan vitamin D.

4) Sakit perut, sembelit dan diare

Masalah pencernaan secara umum seperti sakit perut, sembelit, dan diare bisa
menjadi pertanda kelebihan vitamin D dalam tubuh. Pada studi di jurnal Hindawi
memperlihatkan seorang anak berusia 18 bulan mengalami diare, sakit perut, dan
gejala lainnya setelah mengonsumsi vitamin D3 sebanyak 50.000 IU.
Studi lainnya dari Journal of Pediatric Endocrinology and Metabolism
menunjukkan seorang anak laki-laki menderita sakit perut dan sembelit setelah
mengonsumsi suplemen vitamin D tanpa aturan yang jelas.

5) Peningkatan kalsium dalam darah

Peningkatan konsumsi vitamin D berbanding lurus dengan peningkatan


kalsium dalam darah. Jika asupan vitamin D berlebih, tingkat kalsium dalam darah
pun ikut bertambah. Kadar kalsium yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan beberapa
efek negatif seperti gangguan pencernaan, keletihan, pusing, haus, dan sering buang
air kecil.

12
Sebagai contoh, sebuah studi kasus dari Lakartidningen melaporkan seorang
pria tua dengan demensia menerima 50.000 IU vitamin D setiap hari selama 6 bulan.
Kadar kalsium dalam darahnya naik mencapai 13,2–15 mg/dl, padahal normalnya
hanya sekitar 8,5–10,2 mg/dl. Setelah menghentikan konsumsi suplemen, butuh
waktu setahun untuk menormalkan lagi kadar kalsium dalam darah.

6) Pengeroposan tulang

Walaupun vitamin D3 berperan penting dalam penyerapan kalsium dan


menjaga kepadatan tulang, terlalu banyak vitamin D3 justru mengakibatkan
pengeroposan tulang. Beberapa peneliti menyatakan bahwa kelebihan vitamin D3
bisa menyebabkan penurunan kadar vitamin K2 dalam darah.
Salah satu fungsi terpenting dari vitamin K2 yakni menjaga kadar kalsium di
dalam tulang dan darah. Vitamin D3 yang cukup tinggi mampu menghambat fungsi
vitamin K2 sehingga tulang rentan mengalami pengeroposan. Oleh karena itu,
hindari konsumsi suplemen vitamin D yang berlebihan dan perbanyaklah konsumsi
makanan yang mengandung vitamin K2, seperti produk susu.

Akibat ekses vitamin E


1) Meningkatnya resiko osteoporosis

Meski bisa bantu menjaga kesehatan tulang, konsumsi vitamin E yang


berlebihan malah akan menghasilkan efek sebaliknya. Hal ini pernah terbukti oleh
penelitian yang terbit dalam jurnal Nature Meidicine bahwa terlalu banyak vitamin E
dapat membuat tulang Anda menjadi lemah. Nantinya, efek ini bisa meningkatkan
risiko Anda terhadap osteoporosis. Osteoporosis merupakan sebuah kondisi ketika
tulang mengalami pengeroposan, sehingga tulang pun menjadi lebih rapuh dan mudah
patah.

13
2) Munculnya masalah pencernaan

Tak hanya menyebabkan sakit diare, beberapa orang bahkan juga mengalami
sejumlah masalah pencernaan lainnya seperti sakit perut, nyeri lambung, atau mual.

3) Pusing karena kelebihan vitamin E

Kelebihan vitamin E dapat menimbulkan rasa kelelahan hebat. Menurut


laporan terdahulu dari Dr. Harold M. Cohen, ia mengaku merasakan sensasi kelelahan
seperti habis terkena demam atau flu. Ternyata, hal tersebut dirasakan banyak
pasiennya.
Mekanisme timbulnya kelelahan karena konsumsi vitamin E belum jelas.
Namun, setelah menghentikan penggunaan suplemennya, kondisi fungsi tubuh
mereka pun kembali seperti semula.

4) Stroke hemoragik

Salah satu dampak fatal yang bisa diakibatkan dari kelebihan vitamin E yakni
terjadinya stroke hemoragik. Stroke hemoragik merupakan salah satu jenis stroke
yang terjadi ketika pembuluh darah di otak mengalami kebocoran atau pecah.
Dampak ini bisa saja Anda alami bila kebiasaan minum vitamin E melebihi
dosis yang sudah Anda konsumsi dalam jangka waktu panjang. Vitamin E dapat
membuat lapisan pembuluh darah semakin tipis.

14
5) Kematian

Dampak yang paling fatal ini masih berhubungan dengan sifat vitamin E yang
bisa menipiskan lapisan pembuluh darah. Hal tersebut dapat berujung pada
perdarahan hebat yang jika tidak segera mendapat pertolongan, akan berakhir pada
kematian.

F. Langkah-Langkah Preventif Untuk Mencegah Defisiensi Vitamin D dan E

Langkah-langkah preventif untuk mencegah defisiensi vitamin D


1) Melakukan pencegahan kadar vitamin D secara berkala

Pemeriksaan kadar vitamin D rutin 6 bulan sekali bisa dilakukan untuk


mengetahui kadar vitamin D dalam tubuh dimana normalnya adalah 30-100
ng/mL

2) Memperbanyak kegiatan diluar ruangan dan mengonsumsi makanan dengan


kandungan vitamin D.

Memperbanyak kegiatan di luar ruangan seperti olahraga, dapat membantu


tubuh mendapatkan paparan sinar UV-B dari matahari, dimana diharapkan kulit
yang diinduksi oleh sinar UV-B ini dapat memproduksi vitamin D.

15
3) Mengonsumsi suplemen vitamin D

Secara umum, makanan yang dikonsumsi hanya dapat memenuhi 20%


kebutuhan vitamin D di dalam tubuh. Sementara berjemur tidak cukup untuk
memenuhi 80% sisa kadar vitamin D yang dibutuhkan sehari hari.

Langkah-langkah preventif untuk mencegah defisiensi vitamin E


Cara terbaik yang dapat dilakukan untuk mencegah defisiensi vitamin E
adalah memastikan tubuh mendapatkan asupan vitamin E harian yang cukup. Bagi
bayi usia 0–6 bulan yang belum boleh mengonsumsi makanan padat, kebutuhan
vitamin E bisa tercukupi dari ASI atau susu formula. Namun, setelah disapih,
kebutuhan vitamin E bayi perlu dicukupi dari makanan. Selain dari makanan, asupan
vitamin E juga bisa didapatkan dari suplemen. Suplemen vitamin E dapat diberikan
kepada bayi prematur untuk mencegah defisiensi vitamin E, juga kepada anak-anak
dan orang dewasa yang merasa asupan vitamin E dari makanannya tidak cukup.

G. Langkah-Langkah Kuratif Jika Telah Mengalami Ekses Vitamin D dan E

Langkah-langkah kuratif jika telah mengalami ekses vitamin D


1) Mengonumsi suplemen hanya jika diperlukan. Jika telah mengalami ekses, maka
harus segera menghentikan konsumsi suplemen vitamin D dan kalsium apa saja,
serta mengurangi asupan makanan yang kaya vitamin D seperti salmon dan
minyak ikan cod. Dokter juga dapat memberikan obat untuk membantu tubuh
memetabolisme lebih sedikit vitamin D dan mengeluarkan lebih banyak kalsium.
Anda mungkin juga diberi resep penghambat resorpsi tulang. Obat-obatan ini
biasanya digunakan untuk mengobati osteoporosis karena mencegah pelepasan
kalsium ke dalam aliran darah. Namun, penelitian Price telah menunjukkan bahwa
penghambat resorpsi tulang juga dapat mencegah episode akut toksisitas vitamin
D.
2) Nilai harian yang di rekomendasikan dokter saat berjemur

Langkah-langkah kuratif jika telah mengalami ekses vitamin E

16
Menghentikan penggunaan suplemen vitamin E merupakan cara utama
mengatasi keracunan vitamin E. Namun, jika sudah terjadi komplikasi yang lebih
serius, segera ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis. Dokter mungkin
akan melakukan tes vitamin E yang bertujuan untuk mengetahui kadar vitamin E
dalam tubuh. Selain komplikasi serius, kelebihan vitamin E juga dapat menyebabkan
menyebabkan diare, mual, dan kelelahan. Anda sebaiknya waspada dengan tanda-
tanda di atas bisa sedang mengonsumsi vitamin E dosis tinggi. Anda sebaiknya
waspada dengan tanda-tanda di atas bisa sedang mengonsumsi vitamin E dosis tinggi.
Sebagai bentuk antisipasi, pastikan Anda tidak mengonsumsi vitamin E harian lebih
dari 1.000 untuk mencegah keracunan atau overdosis vitamin E yang berujung
gangguan kesehatan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Vitamin D pertama kali diisolasi oleh Adolf Otto Reinhald Windaus dari Jerman pada
tahun 1937 melalui percobaan isolasi senyawa sterol dari tumbuhan jamur (ergot) yang
kemudian dikenal sebagai ergosterol dan pada percobaannya Ketika diradiasi dapat
menyembuhkan rakitis pada tikus. Vitamin E pertama kali ditemukan pada tahun 1922

17
oleh Dr. H.M Evans dari California melalui penelitian untuk mempertahankan kehamilan
normal tikus betina diperlukan suatu subtansi tak dikenal.
Kholekalsiferol tidak larut dalam air, larut dalam larutan organik dan minyak
tumbuh-tumbuhan. Vitamin E stabil pada pemanasan namun akan rusak bila pemanasan
terlalu tinggi.
Fungsi vitamin D : homeostasis kalsium dan metabolisme tulang, neuroprotektor,
immunomodulator dan anti inflamasi. Fungsi terpenting vitaminE adalah sebagai
antioksidan.
Akibat defisiensi vitamin D : tulang dan gigi mudah rapuh, memicu penyakit jantung,
gangguan sistem reproduksi pada pria, meningkatkan resiko depresi, mudah lelah, daya
tahan tubuh menurun. Akibat defisiensi vitamin E : infeksi berulang, kebutaan, gangguan
irama jantung, demensia.
Akibat ekses vitamin D : keracunan vitamin D, mual, muntah, dan kehilangan nafsu
makan, gagal ginjal, sakit perust, sembelit dan diare, peningkatan kalsium dalam darah,
pengeroposan tulang. Akibat ekses vitamin E : meningkatnya resiko osteoporosis,
munculnya masalah pencernaan, pusing karena kelebihan vitamin E, stroke hemoragik,
kematian.
Langkah-langkah preventif untuk mencegah defisiensi vitamin D : melakukan
pencegahan kadar vitamin D secara berkala, memperbanyak kegiatan diluar ruangan dan
mengonsumsi makanan dengan kandungan vitamin D, mengonsumsi suplemen vitamin
D. Langkah-langkah preventif untuk mencegah defisiensi vitamin E adalah memastikan
tubuh mendapatkan asupan vitamin E harian yang cukup.
Langkah-langkah kuratif jika telah mengalami ekses vitamin D :mengonsumsi
suplemen jika hanya diperlukan, nilai harian yang direkomendasikan dokter saat
berjemur. Langkah-langkah kuratif jika telah mengalami ekses vitamin E menghentikan
penggunaan suplemen vitamin E.

18
B. Saran

Vitamin D sangat penting bagi tubuh. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin D dalam
tubuh, maka kita perlu mengkonsumsi vitamin D sesuai dengan kebutuhan yang tidak
melebihi batas ataupun kurang dari kebutuhan yang diperlukan oleh tubuh. Untuk
memperoleh sumber vitamin D, disarankan untuk berjemur adalah pukul 06.00 - 09.00
pagi ke seluruh bagian tubuh selama 10 menit. Beberapa sumber vitamin D yang lainnya
adalah susu, ikan salmon, tuna,telur, dan lain-lain.
Melalui makalah ini penulis menyarankan agar masyarakat dapat mencukupi vitamin
E bagi tubuh, kemudian penulis juga menyarankan agar masyarakat lebih baik
mengkonsumsi bahan makanan vitamin E yang mentah,segar dan belum diolah karena
akan memiliki kandungan vitamin E yang tinggi,kemudian sebaiknya disarankan jangan
terlalu lama memasak bahan makanan vitamin E karena vitamin E mudah rusak oleh
panas yang tinggi.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/viewFile/2509/pdf
https://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/17406/VITAMIN%20E
%20SEBAGAI%20ANTIOKSIDAN%20UNTUK%20MENCEGAH%20GANGGUAN
%20FUNGSI%20TESTIS%20AKIBAT%20STRESS%20OKSIDATIF.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
http://repository.itsk-soepraoen.ac.id/725/3/Bab%20II.pdf
http://p2k.unkris.ac.id/id3/1-3065-2962/E_94273_p2k-unkris.html#Sejarah_Penemuan
https://andre4088.blogspot.com/2012/01/vitamin-d.html

20

Anda mungkin juga menyukai