METABOLISME VITAMIN E
Dosen pembimbing :
Disusun Oleh
Kelompok VI :
Rosalina : P07131215119
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat sertakarunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “VITAMIN E”
Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian Mineral Mikro atau yang lebih
khususnya membahas dampak kelebihan dan kekurangan mineral mikro serta proses
penyerapan dan metabolismenya dalam tubuh. .Diharapkan Makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang mineral mikro.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata
kuliah Biokimia
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
PENDAHULUAN
Suatu komponen minyak nabati yang esensial untuk reproduksi tikus betina
yang diberi lemak babi (lard) tengik, pertama kali diidentifikasi oleh evans (dan
Bishop) dalam tahun 1922 dan diberi nama tokoferol (menghasilkan anak). Faktor ini
ada dalam lembaga gandum, alfalfa dan sla (dan dapat dibedakan dengan vitamin A
dan D), mencegah resorpsi fetus dan diberi nama vitamin E oleh Sure dalam tahun
1924 (scott, 1980). Evans memisahkan vitamin tersebut dalam tahun 1936 dan
struktur α-tokoferol dijelaskan oleh Fernnholz dalam tahun 1938 (Horwitt , 1980 b).
Penelitian yang dilakukan Pappenheimer dan Goetsch (1931) juga
mencantumkan vitamin E dalam pencegahan encephalomalacia (perlembekan
jaringan otak) pada ayam dan dalam Nutritional Muscular Distrophy (NMD) pada
kelinci. Tidak dapatnya menyembuhkan simtomologi yang sama pada manusia
(terutama muskular distrofi) dengan vitamin E dan hal – hal lain yang
membingungkan tentang asal sebenarnya pada gejala-gejala tersebut dan gejala lain,
menyebabkan timbulnya suatu perasaan bahwa vitamin E hanya sedikit atau tidak ada
sama sekali fungsinya pada metabolisme manusia. Suatu pemaparan terbaik, terinci
tentang naik-turunnya apresiasi terhadap vitamin E dan beberapa penemuan uang
memberi pengertian tentang adanya interaksi vitamin E dengan zat-zat makanan lain
dalam diet dan metabolisme Milton Scott (1980)
Minimal ada 8 bentuk tokoferol (vitamin E) yang dibuat oleh tanaman sebagai
bahan makanan manusia. Bentuk-bentuk ini dibedakan oleh letak berbagai grup metil
pada cincin fenil pada rantai cabang molekul, demikian juga dalam ketidak jenuhan
rantai cabang. Berdasar analisis pada rodensial dan anak ayam, bentuk yang paling
aktif dan paling banyak dalam bahan makanan adalah α -tokoferol, walaupun minyak
jagung (misalnya) mengandung 90 % y-tokoferol yang mempunyai aktivitas hanya
7,4 % dalam tes fertilitas tikus. Bentuk-d tokoferol sangat lebih aktif dari pada
bentuk-1 dan bentuk racemic berada diantara keduanya. Grup hidroksida yang aktif
pada cincin fenil dapat diesterifikasi, tetapi deesterifikasi perlu untuk aktivasinya. DI-
α -tokoferol asetat digunakan untuk membuat definisi unit-unit internasional untuk
vitamin E yaitu : 1 mg = 1 IU dan 1 mg d- α -tokoferol = 1,49 IU (Bland, 1980)
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Dapat mengartikan definisi vitamin E
2. Dapat mengetahui Metabolisme dari vitamin E
3. Dapat mengetahui fungsi dari vitamin E
4. Dapat mengetahui jumlah vitamin E yang dibutuhkan
5. Dapat mengetahui sumber vitamin E
6. Dapat mengetahui sifat-sifat dari vitamin E
7. Dapat mengetahui defisiensi vitamin E
8. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan vitamin E
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Vitamin E adalah vitamin yang larut dalam lemak yang terdiri dari campuran
dan substansi tokoferol (a, b, g, dan d) dan tokotrienol (a, b, g, dan d). Manusia
membutuhkan a - tokoferol sebagai vitamin E yang paling penting untuk aktifitas
biologi tubuh. Bentuk vitamin E ini dibedakan berdasarkan letak berbagai grup metil
pada cincin fenil rantai cabang molekul dan ketidakjenuhan rantai cabang (Haryatmi,
2004).
Pada tahun 1912, ditemukan suatu zat larut lemak yang dapat mencegah
keguguran dan sterilitas pada tikus. Zat ini pada awalnya dinamakan faktor
antisterilitas dan kemudian vitamin E. Vitamin E kemudian pada tahun 1936 dapat
diisolasi dari minyak kecambah gandum dan dinamakan tokoferol, berasal dari bahasa
Yunani dari kata tokos yang berarti kelainan dan pherein berarti yang menyebabkan.
Hewan tidak dapat mensintesis vitamin E dalam tubuhnya, sehingga harus
memperolehnnya dari makanan nabati. Kekurangan vitamin E pada hewan dapat
menimbulkan berbagai sindroma, tapi angka kecukupan untuk manusia belum dapat
dikatakan sudah pasti (Almatsier, 2009).
Struktur Vitamin E
imbang.staff.umm.ac.id/files/2010/03/VITAMIN-E.doc
2.2 Metabolisme Vitamin E
Vitamin E lebih mudah diserap usus, apabila terdapat lemak dan dalam
kondisi tubuh yang mempermudah penyerapan lemak. Tokoferol dari makanan
diserap oleh usus digabungkan dengan kilomikron dan ditransportasikan ke hati
melalui sistim limfatik dan saluran darah. Di hati, tokoferol disebarkan ke sel-sel
jaringan tubuh melalui saluran darah. Di dalam plasma darah, tokoferol bergabung
dengan lipoprotein, terutama VLDL ( Very Low Density Lipoprotein).
Asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA/ Poly Unsaturated Fatty Acid), dapat
menurunkan penyerapan dan penggunaan vitamin E. Hal ini berkaitan kemungkinan
dengan kecenderungan vitamin E bersifat mudah teroksidasi. Oleh karena itu
kebutuhan vitamin E akan bertambah seiring dengan semakin bertambahnya
konsumsi PUFA. Dengan demikian, peningkatan konsumsi PUFA yang tidak diikuti
dengan prningkatan asupan vitamin E akan menimbulkan penurunan secara gradual α-
tokoferol dalam plasma.
Kelebihan vitamin E dalam tubuh akan disimpan dalam beberapa organ, antara
lain hati, jaringan adiposa, otak dan lipoprotein. Vitamin E diekskresikan dari tubuh
bersama dengan empedu melalui feses, sebagian lagi melalui urin setelah diubah lebih
dahulu menjadi asam tokoferonat dan tokoferonalakton yang dapat berkonjugasi
dengan glukoronat.
Dari dosis 10 mg sampai 1500 mg, vitamin E pada manusia dapat di absorpsi
70 – 95 %. Vitamin A dan PUFA yang dikonsumsi bersamaan dengan vitamin E
menurunkan efisiensi absorpsi dari vitamin E. Didalam darah vitamin E ditranspor
oleh lipoprotein.
Vitamin E terdapat di dalam jaringan lemak, meskipun tidak jelas apakah di
situ sebagai timbunan cadangan atau karena sifat larut lemak saja. Phospolipid pada
struktur membran seluler maupun subselular mengandung vitamin E dengan
konsentrasi relatif tinggi.
Metabolisme vitamin E ditemukan didalam tinja maupun di dalam urine.
Telah diidentifikasikan metabolisme alpha tocopherol quinone;ada yang bebas dan
ada yang berkojugasi dengan asam glukuronat.
Efek biologis dari vitamin E sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
terdapat didalam susunan hidangan, sehingga sulit untuk menentukan kebutuhan
tubuh akan vitamin E tersebut. Fungsi vitamin E dan selinium saling berhubungan
sangat erat. Kholesterol dan PUFA memperkuat gejala-gejala defisiensi vitamin E,
sedangkan Se meringankannya.
Didalam hidangan rata-rata masyarakat di indonesia, tampaknya kebutuhan
akan vitamin E selalu terpenuhi. Berbagai biji-bijian merupakan sumber kaya akan
vitamin E. Khusus biji yang sudah berkecambah dikenal mengandung vitamin E
dalam konsentrasi tinggi.
Didalam klinik vitamin E dipergunakan dalam banyak kasus berbagai
penyakit, meskipun data yang mendukung penggunaan tersebut seringkali tidak
meyakinkan. Efek vitamin E adalah suportif terhadap berbagai cara pengobatan lain
yang lebih spesifik. Vitamin E diberikan pada kasus penyakit jantung dan pembuluh
darah, khusus pada penyakit-penyakit dengan penyumbatan arteri parifer. Vitamin E
juga diberikan kepada para penderita diabetes melitus dan dilaporkan dapat
meringankan gejala-gejala sampingan dari penyakit tersebut, meskipun tidak
menyebabkan penyembuhan diabetes mellitus nya. Vitamin E diberikan pula kepada
penderita ulcus pepticum dan dilaporkan dapat meringankan gejala-gejala sampingan
dari penyakit tersebut, meskipun tidak menyebabkan penyembuhan diabetes
mellitusnya. Vitamin E diberikan pula kepada pnederita ulcus pepticum dan
dilaporkan meringankan gejala-gejala, bahkan dapat menyembuhkan gejala-gejala
atau keluhan-keluhan sujektif.
b. Kelebihan
Kelebihan Vitamin E biasanya terjadi bukan karena asupan sumber
vitamin e alami. Akan tetapi lebih sering disebabkan oleh berlebihan atau
overdosis dalam mengkonsumsi suplemen vitamin E. Tentu saja kelebihan
vitamin E ini memiliki efek samping dan dapat menimbulkan banyak penyakit
pada organ-organ dalam tubuh jika tidak segera dihentikan konsumsinya dan
diterapi akibat kelebihan vitamin E ini. Konsumsi berlebihan vitamin E ini
biasanya dengan takaran lebih dari 800 mg per hari. Sehingga anda perlu
memperhatikan standar konsumsi vitamin E setiap hari jika mengkonsumsinya
dengan suplemen. Untuk takaran UI (unit internasional), Anda dapat
mengkonsumsi suplemen ini antara 400 sampai 800 UI vitamin E. Jadi kelalaian
dan ketidakcermatan serta ketidakpedulianlah yang menjadikan sebab kelebihan
vitamin E dengan bentuk konsumsi suplemen.
Vitamin E dosis tinggi yang diberikan kepada bayi prematur untuk
mengurangi resiko terjadinya retinopati, tampaknya tidak memperlihatkan efek
samping yang berarti.
Pada orang dewasa, vitamin E dosis tinggi hampir tidak menimbulkan efek
samping, kecuali meningkatnya kebutuhan akan vitamin K, yang bisa
menyebabkan perdarahan pada orang-orang yang mengkonsumsi obat antikoagula
http://wikivitamin.com/dampak-atau-akibat-kelebihan-vitamin-e-tokoferol/
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Vitamin E adalah suatu antioksidan yang melindungi sel-sel tubuh terhadap kerusakan
oleh senyawa kimia reaktif yang sering disebut dengan radikal bebas. Vitamin E juga
merupakan golongan vitamin yang larut dalam lemak. Artinya,vitamin ini terdapat
dalam bagian makanan yang berminyak dan dalam tubuh hanya dapat dicerna oleh
empedu dan di hati karena tidak larut dalam air.
3.2 Saran
Dangan membaca makalah ini, kita telah mengetahui pentingnya vitamin E di dalam
tubuh. Oleh karena itu, kita harus bisa menerapkannya di dalam kehidupan dengan
menjaga kesehatan dan jangan sampai kekurangan vitamin E di dalam tubuh. Agar
kesehatan selalu terjaga.
Daftar Pustaka
imbang.staff.umm.ac.id/files/2010/03/VITAMIN-E.doc
http://www.metodesehat.com/gejala-dan-tanda-tubuh-kekurangan-vitamin-e/
Savira, M. 2008. Gangguan Perkembangan Testis dan Penurunan Kadar Testosteron
Pada Hewan Coba Akibat Paparan Monosodium Glutamate (MSG) Yang berlebihan.
Tesis. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. hlm. 4.
Haryatmi. 2004. Kemampuan Vitamin E Sebagai Antioksidan Terhadap Radikal
Bebas Pada Lanjut Usia. Tesis. Semarang: FKIP UMS. 1(14).
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.: Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama: hlm. 173-188.
http://wikivitamin.com/dampak-atau-akibat-kelebihan-vitamin-e-tokoferol/
Maria C. Linder.2006. Boiokimia Nutrisi Dan Metabolisme . Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press)
Sesi Tanya Jawab
Penjawab : Rosalina
Penjawab : Rosalina
Penanya : Nurmelisa R
Fungsi dari vitamin E adalah sebagai antioksidan yang menangkap zat-zat oksidasi
yang dapat membentuk radikal bebas. Sehingga dengan begitu vitamin E mampu
menjaga susunan otot pada manusia.
Jenis vitamin E yang dapat merapuhkan tulang itu adalah alfa-tokoferol. Dimana itu
adalah memicu pengikisan tulang osteoclast, karena pada saat kelebihan vitamin E
dalam tubuh maka tulang berada pada pertrungan konstan dan osteoclast sehingga
terjadi pengikisan tulang osteclast
Iya . Fungsi vitamin E untuk jantung terlihat karena antioksidan dalam vitamin E
untuk jantung berperan dalam mencegah adanya proses oksidasi dalam tubuh. Dengan
adanya antioksidan dalam vitamin E untuk jantung,plak dan kolestrol yang berpotensi
dalam penyumbatan arteri tidak akan mengendap dan menyumbat. Sehingga dengan
mengonsumsi vitamin E untuk jantung akan dapat mencegah munculnya penyakit
jantung koroner.