Anda di halaman 1dari 21

Pemisahan

Lisa Andina, M.Sc., Apt.


Putri Indah Sayakti, M.Pharm.Sci.,
Apt
Pendahuluan
• Dalam Kimia dan teknik kimia, proses pemisahan
digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk
yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia
• Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam

keadaan yang tidak murni


Dasar-dasar metode pemisahan
• Suatu zat dapat dipisahkan dari campurannya karena mempunyai
perbedaan sifat
• Beberapa dasar yang pemisahan campuran antara lain sebagai berikut:

 Ukuran partikel,
Bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak diinginkan (zat
pencampur) dapat dipisahkan dengan metode

filtrasi (penyaringan)
jika partikel zat hasil lebih kecil daripada zat pencampurnya, maka dapat dipilih
penyring atau media berpori yang sesuai dengan ukuran partikel zat yang diinginkan.
Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan zat pencampurnya akan terhalang.
Dasar-dasar metode pemisahan
 Titik didih,

bila antara zat hasil dan zat pencampur memiliki titik didih yang jauh berbeda
dapat dipisahkan dengan metode destilasi.
Apabila titik didih zat hasil lebih rendah daripada zat pencampur, maka bahan
dipanaskan antara suhu didih zat hasil dan di bawah suhu didih zat pencampur.
Zat hasil akan lebih cepat menguap, sedangkan zat pencampur tetap dalam
keadaan cair dan sedikit menguap ketika titik didihnya terlewati.
Proses pemisahan dengan dasar perbedaan titik didih ini bila dilakukan dengan
kontrol suhu yang ketat akan dapat memisahkan suatu zat dari campurannya
dengan baik, karena suhu selalu dikontrol untuk tidak melewati titik didih
campuran.
Dasar-dasar metode pemisahan
 Kelarutan,

suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu
zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda,

artinya suatu zat mungkin larut dalam pelarut A tetapi tidak larut dalam
pelarut B, atau sebaliknya.

Secara umum pelarut dibagi menjadi dua, yaitu pelarut polar, misalnya air,
dan pelarut nonpolar (disebut juga pelarut organik) seperti alkohol, aseton,
methanol, petrolium eter, kloroform, dan eter.

Dengan melihat kelarutan suatu zat yang berbeda dengan zat-zat lain
dalam campurannya, maka kita dapat memisahkan zat yang diinginkan
tersebut dengan menggunakan pelarut tertentu.
Dasar-dasar metode pemisahan
 Pengendapan,

suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam suatu
campuran atau larutan tertentu.
Zat-zat dengan berat jenis yng lebih besar daripada pelarutnya akan segera
mengendap.
Jika dalam suatu campuran mengandung satu atau beberapa zat dengan
kecepatan pengendapan yang berbeda dan kita hanya menginginkan salah
satu zat, maka dapat dipisahkan dengan metode sedimentsi taau sentrifugasi.
Namun jika dalam campuran mengandung lebih dari satu zat yang akan kita
inginkan, maka digunakan metode presipitasi.
Metode presipitasi biasanya dikombinasi dengan metode filtrasi.
Dasar-dasar metode pemisahan
 Difusi,

dua macam zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi (bergerak
mengalir dan bercampur) satu sama lain.
Gerak partikel dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur
sedemikian rupa (baik besarnya tegangan maupun kuat arusnya) akan menarik
partikel zat hasil ke arah tertentu sehingga diperoleh zat yang murni.

Metode pemisahan zat dengan menggunakan bantuan arus listrik disebut


elektrodialisis.
Selain itu kita mengenal juga istilah elektroforesis, yaitu pemisahan zat
berdasarkan banyaknya nukleotida (satuan penyusun DNA) dapat dilakukan
dengan elektroforesis menggunakan suatu media agar yang disebut gel
agarosa.
Dasar-dasar metode pemisahan
 Adsorbsi,

merupakan penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorbsi secara


kuat sehingga menempel pada permukaan dari bahan
pengadsorbsi.

Penggunaan metode ini diterapkan pada pemurnian air dan


kotoran renik atau organisme.
Jenis jenis metode pemisahan
A. Filtrasi
B. Sublimasi
C. Kristalisasi
D. Destilasi
E. Ekstraksi
F. Adsorbsi
G. Kromatografi
EKSTRAKSI SENYAWA OBAT
Ekstraksi
• Ekstraksi atau penyarian merupakan teknik untuk mendapatkan bahan kimia dari suatu pelarut, lingkungan

atau sistem atau matriks, dan dipindahkan ke sistem yang lain.

• Penggolongan ekstraksi :

• ekstraksi padat dengan cairan (liquid-solid extraction)


• ekstraksi cairan dengan padatan (solid-liquid ekstraction)

• ekstraksi cair dengan cairan (liquid-liquid ekstraction)

• Hal-hal yang harus diperhatikan :

• sampel harus mudah didapatkan kembali dari cairan penyari


• cairan penyari tidak toksik dan tidak mudah terbakar

• Tidak mau campur antara pelarut dan penyari

• memiliki perbedaan bobot jenis yang nyata

• memiliki perbedaan titik didih yang nyata

• penyari tidak mengganggu pada analisis selanjutnya

• tidak menimbulkan emulsi sewaktu digojok


Ekstraksi padat-cair
• Prosedur yang umum dilakukan adalah ekstraksi

senyawa dari bentuk sediaan padat seperti analisis

dalam sediaan tablet.

• Prosedurnya cukup sederhana, melibatkan pemilihan

pelarut atau gabungan pelarut yang secara ideal akan

melarutkan secara sempurna senyawa yang akan

dianalisis dan hanya sedikit melarutkan senyawa lain

yang akan mengganggu analisis lebih lanjut.

• Pada awalnya dilakukan penggerusan matriks padat

sehingga diperoleh serbuk yang halus lalu dilanjutkan

dengan ekstraksi pelarut, penyaringan, atau sentrifugasi

untuk menghilangkan partikulat.


Metode ekstraksi padat-cair yang umum digunakan
pada bahan alam:
• Maserasi

• Perkolasi

• Refluks

• soxhlet

• Destilasi uap
Ekstraksi cair-padat
• Dilakukan dari sampel yang berkadar kecil dalam cairan
• Contoh : cemaran pestisida dalam air laut dialirkan
kedalam kolom yang berisi bahan penjerap misalnya silika
gel, maka pestisida akan tertinggal dalam penjerap silika
gel (adsorbsi).
Ekstraksi cair-cair
• Ekstaraksi cair-cair digunakan untuk praperlakuan sampel atau clean-up sampel untuk memisahkan analit-analit

dari komponen-komponen matriks yang dapat mengganggu dalam analisis.

• Secara umum prosedur ekstraksi cair-cair melibatkan ekstraksi analit dari fase air ke pelarut organik yang bersifat

non polar atau agak polar (heksana, metilbenzen, diklormetan).

• Analit-analit yang mudah terekstraksi dalam pelarut organik adalah molekul-molekul netral yang berikatan secara

kovalen dengan substituen yang bersifat nonpolar atau agak polar.

• Senyawa-senyawa polar dan juga senyawa yang mudah mengalami ionisasi akan tertahan dalam fase air.
Teknik ekstraksi
• Ekstraksi cair-cair ditentukan oleh distribusi Nernst (hukum
partisi) : “pada konsentrasi dan tekanan yang konstant, analit
akan terdistribusi dalam proporsi yang selalu sama diantara dua
pelarut yang saling tidak campur”.
• Perbandingan konsentrasi kesetimbangan antara dua fase
tersebut disebut koofesien distribusi atau koefisien partisi (KD).

KD = [S]org atau D = (Cs) org


[S]aq (Cs) aq
Ket :
D : rasio distribusi / rasio partisi
Jika tidak ada interaksi antara analit yang terjadi dalam
kedua fase maka nilai KD dan D adalah identik
Teknik ekstraksi
 Umumnya proses ekstraksi dilakukan dengan

menggunakan corong pisah dalam waktu beberapa menit.

 Efisiensi ekstraksi meningkat jika digunakan jumlah larutan

ekstraksi yang lebih besar atau dengan melakukan

beberapa kali ekstraksi dengan volume yang sama.

 Syarat pelarut organik yang dipilih:


 memiliki kelarutan yang rendah dalam air (< 10)

 dapat menguap sehingga mudah dihilangkan setelah ekstraksi

dilakukan

 memiliki kemurnian yang tinggi untuk meminimalkan kontaminasi

sampel.
Ekstraksi asam-basa organik
• Banyak obat yang bersifat asam lemah maupun basa lemah.

• Senyawa organik dengan gugus fungsi yang bersifat asam atau basa

dapat mengalami disosiasi atau protonasi dalam larutan air sesuai pH


larutan.

• Proses ekstraksi senyawa asam-basa organik dapat dioptimalkan dengan

pengaturan pH.

• Pada pH rendah, senyawa asam (dalam bentuk tak terionkan) akan

terekstraksi ke dalam pelarut non polar lebih besar.

• Pada pH tinggi, senyawa asam akan terionnisasi sempurna sehingga tidak

ada yang terekstraksi ke dalam pelarut non polar.


Ekstraksi Senyawa Organik
100-300 mg bahan yang dianalisis + 5 ml air (bila perlu
STAS-OTTO-GANG dinetralkan dgn. larutan NaHCO3 8%) + air lagi sampai 10
ml, diasamkan dgn 3N H2SO4 (± 2 ml) sampai pH=1

II
I
dikocok dgn 3 x 15 ml Ekstrak kloroform dlm
Ekstrak eter dlm
eter suasana asam : asam
suasana asam :
yg larut dlm kloroform
berbagai asam
(enol, zat netral, basa
fenol, ureida, dinetralkan dgn larutan NaHCO3 8 % dan + lemah)
zat netral asam tartrat 10 % (pH = 4-5)
dikocok dgn 3 x 15 ml
fase eter dikocok dgn 3 x kloroform (panas)
III
5 ml 0,5N NaOH dibasakan dgn 3N NaOH sampai pH>10 ekstrak eter dlm
dikocok dgn 3 x 15 ml suasana basa :
fase eter eter, bila perlu dikocok beberapa basa
fase air lagi 1-2 x 15 ml kloroform
diasamkan dgn diasamkan dgn 3N H2SO4, lalu pH IV
3N H2SO4 dan IB dijadikan 9 dgn + 6N NH3 ekstrak kloroform
diekstraksi 3 x zat dikocok dgn 3 x 15 ml kloroform- suasana amoniak :
15 ml eter netral isopropanolol (3:1) basa, fenol, basa yg
larut dlm kloroform
IA fase air
asam,
V
fenol,
zat yang tak terekstrak dgn mengocokkan : berbagai asam, sulfonamida,
ureida
karbohidrat, asam amino, senyawa amonium kuartener
19
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai