PENGANTAR
Pada masa Rasulullah Saw, permasalahan
selalu bisa ditangani dengan baik dan pengambilan sumber
hukumnya ialah Al-Qur`an dan hadits Rasulullah Saw.
Apabila ada suatu hukum yang sekiranya kurang di
mengerti oleh para sahabat maka hal tersebut dapat
ditanyakan langsung kepada baginda Rasulullah Saw.
Rasulullah saw wafat, Kehidupan terus berjalan dan
permasalahan-permasalahan baru terus berdatangan yang
dalilnya tidak ditemukan/tersurat secara jelas dalam Al-
Qur`an dan Al-Hadist, oleh karena itu muncullah Ijma’
dan Qiyas.
Dalam mengeluarkan sebuah Fatwa, bagi
seorang ulama bukanlah suatu yang mudah.
Ulama yang bersangkutan harus berusaha
menganalisa dan meneliti (istimbath) perkara
tersebut dengan seksama. Dengan tetap
menjadikan Alquran dan Sunnah sebagai
rujukan utama.
Qiyas adalah satu bagian dari proses penilitian
itu, sehingga lahirlah sebuah hukum (fatwa).
Jika kesimpulan hukum dari suatu masalah
dari berbagai ulama itu sama, maka disebut
sebagai Ijma.
من هو المجتهد؟
Siapakah yang dimaksud Mujtahid
الفرع
حكم األصل
العلة
Jenis Qiyas
Qiyas aula
Yaitu qiyas yang illatnya mewajibkan
adanya hukum dan yang disamakan
(mulhaq) dan mempunyai hukum yang
lebih utama daripada tempat
menyamakannya (mulhaq bih),
misalnya Qiyas memukul kedua orang
tua dengan larangan mengatakan “ah”
kepada mereka.
Qiyas musawi
Yaitu suatu Qiyas yang illat-nya
mewajibkan adanya hukum yang terdapat
pada mulhaq nya sama
dengaan illat hukum yang terdapat
dalam mulhaq bih. Misalnya Qiyas
merusak harta benda anak yatim
mempunyai illat hukum yang sama
dengaan memakan harta anak yatim,
yakni sama –sama
merusakkan/menghilangkan harta.
Qiyas Dalalah/Adh`af
Yakni suatu qiyas dimana illat yang ada
pada mulhaq menunjukkan hukum, tetapi
tidak mewajibkan hukum padanya, seperti
mengqiyaskan harta milik anak kecil pada
harta orang dewasa dalam kewajibannya
mengeluarkan zakat, dengaan illat bahwa
seluruhnya ialah harta benda yang
mempunyai sifat dapat bertambah
. Qiyas Syibhi
Yakni suatu qiyas dimana mulhaq-nya dapat
diqiyaskan pada dua mulhaq bih, tetapi
diqiyaskan dengan mulhaq bih yang
mengandung banyak persamaaannya dengan
mulhaq
seperti menyamakan budak dengan manusia
lainnya, bisa juga disamakan dengan ternak.