Anda di halaman 1dari 19

SUMBER HUKUM ISLAM III

PENGANTAR
Pada masa Rasulullah Saw, permasalahan
selalu bisa ditangani dengan baik dan pengambilan sumber
hukumnya ialah Al-Qur`an dan hadits Rasulullah Saw.
Apabila ada suatu hukum yang sekiranya kurang di
mengerti oleh para sahabat maka hal tersebut dapat
ditanyakan langsung kepada baginda Rasulullah Saw.
Rasulullah saw wafat, Kehidupan terus berjalan dan
permasalahan-permasalahan baru terus berdatangan yang
dalilnya tidak ditemukan/tersurat secara jelas dalam Al-
Qur`an dan Al-Hadist, oleh karena itu muncullah Ijma’
dan Qiyas.
Dalam mengeluarkan sebuah Fatwa, bagi
seorang ulama bukanlah suatu yang mudah.
Ulama yang bersangkutan harus berusaha
menganalisa dan meneliti (istimbath) perkara
tersebut dengan seksama. Dengan tetap
menjadikan Alquran dan Sunnah sebagai
rujukan utama.
Qiyas adalah satu bagian dari proses penilitian
itu, sehingga lahirlah sebuah hukum (fatwa).
Jika kesimpulan hukum dari suatu masalah
dari berbagai ulama itu sama, maka disebut
sebagai Ijma.
‫من هو المجتهد؟‬
Siapakah yang dimaksud Mujtahid

Ulama yang luas ilmu agamanya, ahli dari


berbagai disiplin ilmu. Sehingga mampu
mengeluarkan suatu fatwa atas suatu masalah
atau perkara.
‫أنواع المجتهدين‬
Jenis Mujtahid
 Mujtahid mutlak, mujtahid tam, atau mujtahid mustakhil :
mujtahid yang memiliki ilmu pengetahuan yang lengkap
untuk ber-istinbat dengan AlQuran dan Sunnah dengan
menggunakan kaidah-kaidah mereka sendiri dan diakui
oleh para imam yang lain. Dengan tidak mengikuti orang
lain. Mereka menggali jalan sendiri, untuk mengalirkan
berbagai cabang pengetahuan fikih, dengan tidak mengikuti
orang lain dalam berijtihad. Tokohnya adalah imam
madzhab empat : imam hanafi, imam maliki, imam syafii
dan imam imam hambali.
 Mujtahid dalam madzhab : mereka tidak
berijtihad dalam hukum syara’ dengan
ijtihad secara mutlak, melainkan mereka
hanya berijtihad mangenai kejadian-kejadian
dengan dasar ijtihad yang sudah digariskan
oleh imam madzhab mereka. Tokohnya
antara lain Al Hasan Bin Ziad (wf 204 H),
inbul Qosim (wf 191H), Asyhab (wf 204 H)
Al Muznni (wf 264 H).
‫شروط المجتهد‬
1. Memahami Alquran dan Hadits
secara mendalam
2. Fasih berbahasa Arab beserta
mengerti dengan seluk beluknya
3. Mengusai Nasikh dan Mansukh
4. Mengerti metodologi pengambilan
hukum (Ushul Fiqih)
5. Mengenal dan mampu memilah
Ijma dan yang bukan Ijma
Wajib Taqlid
Sebagai masyarakat biasa, yang tidak
mampu menganalisa dan meneliti dalil-
dalil, dan kita tidak memiliki ilmu dan
kemampuan sebagaimana yang dimiliki
Mujtahid, maka sudah seharusnya kita
mengikuti mereka para ulama dalam
beragama. Mengikuti ulama itulah yang
disebut dengan Taqlid.
PENGERTIAN IJMA
Pengertian ijma’ secara etimologi ada dua macam, yaitu
1. Ijma’ berarti kesepakatan atau konsensus, Pengertian
ini dijumpai dalaam surat Yusuf ayat 15 :
Artinya: ” Maka tatkala mereka membawanya dan
sepakat memasukkannya ke dasar sumur (lalu mereka
masukkan dia) .....” (Q.S. Yusuf: 15).
2. Ijma’ berarti tekad atau niat, yaitu ketetapan hati untukk
melakukan sesuatu. Pengertian ini bisa ditemukan
dalaam firman Allah SWT dalaam surah Yunus ayat 71:
Artinya: ”Karena itu bulatkanlah keputusanmu dan
(kumpulkanlah) sekutu-sekutumu (untukk
membinasakanku).” (Q.S. Yunus: 71).
SYARAT IJMA
1. Yang bersepakat adalah para mujtahid
bukan orang awam (biasa)
2. Yang bersepakat adalah mujtahid lintas
bangsa dan negara
3. Mujtahid yang berijma berada pada masa
yang sama ketika terjadinya suatu masalah
4. Kesepakatan itu terjadi sesudah Nabi saw
wafat
5. Mujtahid2 tersebut menyatakan kesepakatan
mereka dengan jelas dan tegas, baik secara
sendiri ataupun dengan berkelompok
6. Mujtahid2 itu, benar-benar bersepakat
secara lahir dan batin
Jenis IJMA
Ijma’ Sharih
Yaitu ijma’ yang terjadi setelah semua
mujtahid dalam satu masa mengemukakan
pendapattnya tentang hukum tertentu secara
jelas dan terbuka, baik melalui ucapan (hasil
ijtihadnya disebarkan melalui fatwa), melalui
tulisan atau dalaam bentuk perbuatan
(mujtahid yang menjadi hakim memutuskan
suatu perkara) dan ternyata seluruh pendapatt
mereka menghasilkan hukum yangg sama atas
hukum masalah tersebut.
Ijma’ sukuti
Diamnya ulama Mujtahid ketika mendengar
atau mengetahui pendapat ulama Mujtahid
yang lain, saat menjelaskan suatu
permasalahan yang terjadi
Pengertian Qiyas

Qiyas secara bahasa ialah ukuran


atau mengukur, mengetahui
ukuran sesuatu, atau
menyamakan suatu perkara
dengan perkara yang lain
‫‪Rukun Qiyas‬‬
‫األصل‬

‫الفرع‬

‫حكم األصل‬

‫العلة‬
Jenis Qiyas
Qiyas aula
Yaitu qiyas yang illatnya mewajibkan
adanya hukum dan yang disamakan
(mulhaq) dan mempunyai hukum yang
lebih utama daripada tempat
menyamakannya (mulhaq bih),
misalnya Qiyas memukul kedua orang
tua dengan larangan mengatakan “ah”
kepada mereka.
Qiyas musawi
Yaitu suatu Qiyas yang illat-nya
mewajibkan adanya hukum yang terdapat
pada mulhaq nya sama
dengaan illat hukum yang terdapat
dalam mulhaq bih. Misalnya Qiyas
merusak harta benda anak yatim
mempunyai illat hukum yang sama
dengaan memakan harta anak yatim,
yakni sama –sama
merusakkan/menghilangkan harta.
Qiyas Dalalah/Adh`af
Yakni suatu qiyas dimana illat yang ada
pada mulhaq menunjukkan hukum, tetapi
tidak mewajibkan hukum padanya, seperti
mengqiyaskan harta milik anak kecil pada
harta orang dewasa dalam kewajibannya
mengeluarkan zakat, dengaan illat bahwa
seluruhnya ialah harta benda yang
mempunyai sifat dapat bertambah
. Qiyas Syibhi
Yakni suatu qiyas dimana mulhaq-nya dapat
diqiyaskan pada dua mulhaq bih, tetapi
diqiyaskan dengan mulhaq bih yang
mengandung banyak persamaaannya dengan
mulhaq
seperti menyamakan budak dengan manusia
lainnya, bisa juga disamakan dengan ternak.

Anda mungkin juga menyukai