Anda di halaman 1dari 8

Makalah Tasawuf Dalam Islam

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirobil alamin, kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT,
karena pada hari ini kita masih di berikan kesehatan maupun rohani.
Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul Tasyawuf Dalam
Islamb
Sebagai tugas dari mata kuliah Materi PAI semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
teman-teman semua.
Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul

Kata Pengantar

ii

Daftar Isi

iii

BAB I PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

B.

Rumusan Masalah

1
1

BAB II PEMBAHASAN

A.

Pengertian dan Asal-Usul Tasawuf

B.

Karakteristik Tasawuf

C. Tahapan Spiritual dan Ajaran Pokok Tasawuf


D.

Peran Tasaswuf dalam Kehidupan Modern

BAB III PENUTUP


A.

Kesimpulan

Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

5
6

4
4

A.

Latar Belakang

Tasawuf secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha untuk menyucikan jiwa sesuci
mungkin dalam usaha mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga kehadiran-Nya senantiasa
dirasakan secara sadar dalam kehidupan. Ibn al-Khaldun pernah menyatakan bahwa tasawuf
para sahabat bukanlah pola ketasawufan yang menghendaki kasyf al-hijab (penyingkapan
tabir antara Tuhan dengan makhluk) atau hal-hal sejenisnya yang diburu oleh para sufi di
masa belakangan. Corak sufisme yang mereka tunjukkan adalah ittiba dan iqtida (kesetiaan
meneladani) perilaku hidup Nabi. Islam sekalipun mengajarkan tentang ketakwaan, qanaah,
keutamaan akhlak dan juga keadilan, tetapi sama sekali tidak pernah mengajarkan hidup
kerahiban, pertapaan atau uzlah sebagaimana akrab dalam tradisi mistisisme agama-agama
lainnya. Abdul Qadir Mahmud menyatakan bahwa pola hidup sufistik yang diteladankan oleh
sirah hidup Nabi dan para sahabatnya masih dalam kerangka zuhud. Kata Ahmad Sirhindi,
tujuan tasawuf bukanlah untuk mendapat pengetahuan intuitif, melainkan untuk menjadi
hamba Allah. Menurutnya, tidak ada tingkatan yang lebih tinggi dibanding tingkat abdiyyat
(kehambaan) dan tidak ada kebenaran yang lebih tinggi di luar syariat. Jadi, orientasi
fundamental dalam perilaku sufistik generasi salaf adalah istiqamah menunaikan petunjuk
agama dalam bingkai ittiba, dan bukannya mencari karomah atau kelebihan-kelebihan
supranatural.
B.

Rumusan Masalah

A. Apa Pengertian dan asal-usul tasawuf ?


B.

Bagaimana Karakteristik tasawuf ?

C. Apa Tahapan spiritual dan ajaran pokok tasawuf ?


D. Apa Peran tasawuf dalam kehidupan modern ?

BAB II
PEMBAHASAN

TASAWUF DALAM ISLAM


A.

Pengertian dan Asal-Usul Tasawuf

Tasawuf memiliki banyak pengertian sesuai dengan asal-usul kata tersebut antara lain :

Shafa (Suci)

Disebut shafa (suci) karena kesucian batin sufi dan kebersihan tindakannya

Shaff (Barisan)

Karena para sufi memiliki iman yang kuat, jiwa yang bersih, dan senantiasa memilih barisan
terdepan dalam shalat berjamaah.

Shaufanah

Yakni sejenis buah-buahan kecil berbulu yang banyak tumbuh di padang pasir jazirah Arabia.

Shuffah (Serambi tampak duduk)

Yakni shufah masjid nabawi di madinah yang disediakan bagi para tunawisma dan kalangan
muhajirin dimasa Rasulullah SAW

Shafwah (Yang terpilih atau terbaik)

Sufi adalah orang yang terpilih diantara hamba-hamba Allah SWT


Theosophi (Yunani : Theo = Than, Shopos = Hikmah)
Yang berarti hikmah atau kearifan ketuhanan

Shuf (Bulu domba)

Karena para shufi memakai pakaian dari bulu domba yang kasar, sebagau lambing
kerendahan hati, untuk menghindari sikap sombong disamping untuk menerangkan jiwa serta
meninggalkan usaha-usaha yang bersifat duniawi.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan di atas, Zakaria Al-Anshari (852-925/14481515M) seorang penulis tasawuf, meringkars tasawuf sebagai cara menyucikan diri,
meningkatkan akhlak, dan membangun kehidupan jasmani dan rohani untuk mencapai

kebahagiaan abadi.
Dua hal pokok tentang tasawuf yang disepakati semua pihak yaitu :
1.

Kesucian jiwa untuk menghadap Allah SWT sebagai Zat yang Maha Suci.

2.

Upaya pendekatan diri secara individual kepadanya

Kedua pokok tasawuf itu mengacu pada pesan dalam Al-Quran

Artinya :
Sesungguhnya beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman) dan mengingat
nama tuhannya, lalu dia shalat. (QS. Al-Ala / 87: 14-15)
B.

Karakteristik Tasawuf

Tasawuf diartikan sebagai pengalaman mistik dalam pengertian ini, tasawuf dipahami sebagai
suatu kondisi pemahaman yang dapat memungkinkan tersingkapnya realitas mutlak.
Tasawuf dikalsifikasikan menjadi tiga macam yaitu :
1. Tasawuf akhlaqi
Yaitu tasawuf yang sangat menekankan nilai-nilai etis (moral)
2. Tasawuf Amati
Yaitu tasawuf yang lebih mengutamakan kebiasaan beribasah, tujuannya agar diperoleh
penghayatan spiritual dalam setiap melakukan ibadah.
3. Tasawuf falsafi
Yaitu tasawuf yang menekankan pada masalah filsafat dan metafisika, tasawuf ini disebut
juga irfani (yang bersifat pengetahuan batin).
C. Tahapan Spiritual dan Ajaran Pokok Tasawuf
Tujuan tasawuf adalah mencapai kebedaan sedekat mungkin disisi Allah SWT dengan
mengenal-nya secara langsung dan tenggelam dalam kemaha esaan-Nya yang mutlak.
Dengan kata lain, sufi adalah seorang yang ego pribadinya sudah lebur dalam pelukan yang
keabadian Allah, sehingga semua rahasia yang membatasi dirinya dengan Allah tersingkap
atau kasyaf.

Ajaran pokok tasawuf adalah sebagai berikut :


1.

Zuhud

Zuhud artinya mennjauhkan diri dari segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia.
2.

Marhabbah

Tokoh marhhabbah yang terkenal adalah Rabiah Al-Adawiyah


3.

Fana dan baqa

Fana artinya sina, hancur, lebur atau hilang. Sedangkan baqa artinya kekal abadi dan
senantiasa ada.
4.

Ittihad

Ittihad yaitu pengalaman kesatuan seorang sufi dengan Allah pada saat ia sedang mabuk
dalam kenikmatan bersatu dengan-Nya.
5.

Hulul

Tokoh yang terkenal dalam hulul adalah Abu Mansur Al-Hallaj .


Hulul ialah bertempatnya sifat ketuhanan kepada sifat kemanusiaan.
6. Wahdatul wujud
Doktrin ini bertolak dari pandangan bahwa semua wujud hanya mempunyai satu realitas, dan
realitas tungal itu ialah Allah SWT.
Tokoh yang terkemuka dalam wahdatul-wujud adalah ibnu arabi.
D.

Peran Tasawuf Dalam Kehidupan Modern

Salah satu cirri masyarakat modern yang paling meninjol menurut Prof. Komarudin Hidayat,
ialah sikapnya yang sangat agresif terhadap kemajuan.
Menurut Prof. Hmka kita bias berprilaku sufi atau mengikuti sunah-sunah yang sudah
digariskan oleh Nabi SAW. Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus diteladani dari
kehidupan Nabi antara lain :
1.

Zuhud

Beliau mengajarkan bahwa kekayaan yang sebenarnya bukanlah kekayaan harta benda
melainkan kekayaan rohaniah.
2.

Hidup sederhana

Dalam kehidupan sehari-hari tercermin kederhanaan beliau dalam perumahan pakaian dan
makanan.
3.

Bekerja keras

Hidup sederhana yang dicontohkan Rasul bukan lahir dari kemalasan.

Nabi menyuruh bekerja keras untuk memenuhi hajat hidup dan kelebihan rezeki yang
diperolehnya dari cucuran keringat itu untuk kepentingan infak dijalan Allah.
Nabi pernah menandaskan :
Bekerjalah untuk dunia, seolah-olah engkau akan hidup selamanya dan bekerjalah untuk
akhiratmu seakan-akan engkau mati esok hari.
4.

Perbaikan Akhlak

Nabi Muhammad SAW adalah contoh dari suri tauladan yang paling baik dalam tingkah laku
(akhlak).
5.

Ibadah

Rasulullah adalah ahli ibadah yang paling mulai, bukan saja dalam ibadah wajib juga dalam
ibadah sunah.
Diantara ajaran tasawuf positif yang dikembangkan dalam kehidupan modern ialah :
a.

Memandang zuhud sebagai prinsip tasawuf yang selaras dengan kewajiban zakat

b.

Memahami amal saleh secara luas, tanpa membatasinya pada amal-amal yang bersifat

agamis
c.

Bekerja keras sebagai salah satu cara dalam menerjemahkan kehendak Allah atau

menjemput takdir-Nya.
d.

Berusaha ke menginegrasikan nilai-nilai tasawuf ke dalam dunia modern seperti ke

dalam dunia bisnis, ekonomi, politik, hingga ke dalam teknologi komunikasi.


BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan

Tasawuf ialah kesadaran murni yang mengarahkan jiwa pada kesungguhan amal untuk
menjauhkan keduniaan / zuhud dan mendekatkan dari pada Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Zaki Ibrahim, Tasawuf Salafi: Menyucikan tasawuf dari noda-noda, Terj. Abdul
Syakur dkk. (Jakarta: Hikmah, 2002), 7.
Amin Syukur, Menggugat Tasawuf: Sufisme dan Tanggung Jawab Sosial Abad 21,
(Yogyakarta:Pustaka pelajar, 1999), 11-16.

Anda mungkin juga menyukai