Anda di halaman 1dari 6

JITEKH, Vol 7, No 2, Tahun 2019, 36-41 ISSN 2338-5677 Cetak

ISSN 2549-6646 Online

PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN


METODE MATERIAL RECRUITMENT PLANNING (MRP) PADA PT.
ABC

Eddy1, Jamudi2
Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik & Komputer, Universitas Harapan Medan
Jl. H. M. Joni No. 70 C Medan
Email: eddy.stth.medan@gmail.com

Abstrak

Ketidakpastian jumlah dan waktu permintaan pelanggan mendorong adanya persediaan. Oleh karena itu,
perusahaan perlu melakukan pengendalian persediaan yang baik untuk meminimalkan investasi yang tertanam
dalam persediaan dan mempertimbangkan kelancaran proses produksi. Metode Material Requirement Planning
(MRP) yang digunakan dalam penelitian ini diawali dengan menyusun jadwal induk produksi, struktur produk
dan daftar kebutuhan bahan, serta diakhiri dengan menganalisis besarnya jumlah pesanan optimal untuk 1
periode. Dari penelitian yang dilakukan maka akan dibuat peramalan untuk satu periode kedepan yang akan
menjadi jadwal induk produksi. Dari jadwal induk produksi tersebut dilakukan perhitungan kebutuhkan produk
sampai pada tingkat level terendah. Setelah diperoleh jumlah kebutuhan maka dilakukan upaya perencanan
pemesanan dan jumlah persedian yang dibutukan dengan menggunakan metode lotsize. Dari hasil perhitungan
metode peramalan yang digunakan adalah linear regression, karena menghasilkan nilai error terkecil. Sedangan
untuk penentuan ukuran pemesanan yang optimal dilakukan dengan menggunakan metode Lot for Lot (LFL)
karena menghasilkan biaya terkecil sebesar Rp. 9.774.217,-.

Kata kunci : Material Requirement Planning, lot for lot.

Abstract

Uncertainty in the amount and timing of customer demand drives inventory. Therefore, companies need to do a
good inventory control to minimize the investment that is embedded in the inventory and consider the smooth
production process. The Material Requirement Planning (MRP) method used in this study begins with preparing
the master production schedule, product structure and material requirements list, and ends with analyzing the
optimal number of orders for one period. From the research conducted, forecasting will be made for the next
period which will become the master production schedule. From the master production schedule the product
needs are calculated to the lowest level. After obtaining the number of needs, an order planning effort and the
number of supplies needed are made using the lotsize method. From the calculation of the forecasting method
used is linear regression, because it produces the smallest error value. Whereas the determination of the optimal
order size is done using the Lot for Lot (LFL) method because it produces the smallest cost of Rp. 9,774,217.

Keywords: Material Requirement Planning, lot for lot.

1. PENDAHULUAN Persediaan diperlukan untuk dapat melakukan


proses produksi, penjualan secara lancar,
Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi
persediaan bahan baku dan bahan dalam proses
barang-barang milik perusahaan, barang-barang
diperlukan untuk menjamin kelancaran proses
yang masih dalam proses produksi atau persediaan
produksi, sedangkan barang jadi harus selalu
bahan baku yang masih menuggu untuk digunakan
tersedia sebagai “buffer stock”.
dalam suatu proses produksi. Dari penjelasan di
PT. ABC adalah perusahaan yang bergerak di
atas dapat disimpulkan ada 3 jenis persediaan
bidang pengolahan minyak kelapa sawit. Untuk
persediaan yang berlaku umum diperusahaan, yaitu
selanjutnya minyak kelapa sawit tersebut diolah
(Syamsul Ma’arif, dkk):
menjadi beberapa produk turunan yang memiliki
1. Persediaan bahan mentah/baku (raw
nilai tambah yang lebih tinggi. Produk turunan
material)
yang dihasilkan PT. ABC ada 4 (empat) jenis
2. Persediaan dalam proses (work in process)
produk, yaitu:
3. Persediaan bahan jadi (finished good)
JITEKH, Vol 7, No 2, Tahun 2019, 36-41 ISSN 2338-5677 Cetak
ISSN 2549-6646 Online
1. RBDOL (Refinery bleachced deodorized
olein) b. Model persediaan Dependent
2. RBDST (Refinery bleachced deodorized Yang dimaksud dengan model persediaan
Stearin) dependent adalah model penentuan jumlah
3. RBDPO (Refinery bleachced deodorized pembelian atau penyediaan bahan/barang yang
palm oil)
sangat tergantung kepada jumlah produk akhir
4. PFAD (Palm Fatty Acid Destillate)
Sedangkan untuk produk RBDPO yang akan yang harus dibuat dalam suatu periode produksi
dibahas pada penelitian ini terdiri atas 3 (tiga) jenis tertentu. Jumlah produk akhir yang harus
yang dibedakan berdasarkan colournya yaitu : diproduksi tergantung kepada permintaan
RBDPO colour 1.5 R, RBDPO colour 2.0 R, dan konsumen.
RBDPO colour 2.5 R.
Mengingat produk yang diproduksi PT. ABC 2.3. Material Requirement Planning (MRP)
terdiri dari beberapa komponen dan merupakan Material Requirement Planning (MRP)
dependent demand, yaitu permintaan untuk suatu merupakan metode perencanaan, pengendalian
jenis komponen berkaitan dengan permintaan jenis pesanan dan inventori untuk item-item dependent
komponen yang lain. Oleh karena itu dalam hal demand. Item-item yang termasuk dalam dependent
pengendalian persediaan pada penelitian ini demand antara lain: bahan baku (raw materials),
dilakukan dengan metode Material Requirement parts dan lain-lain. Dalam struktur hierarki
Planning (MRP) untuk mendapakan persedian yang perencanaan prioritas (priority planning) MRP
efektif dan efiensien. termasuk dalam tingkat perencanaan operasional
yang berada langsung di bawah Master Production
2. TINJAUAN PUSTAKA Scehedule (MPS). MRP pertama kali ditemukan
oleh Joseph Orlicky dari J.I Case Company pada
2.1. Pengendalian Persediaan sekitar tahun 1960. Metode MRP bersifat Computer
Manajemen persediaan membutuhkan Oriented Approach yang terdiri dari sekumpulan
dibentuknya suatu system pengendalian persediaan prosedur, aturan-aturan keputusan dan seperangkat
(Inventory control system). Pengendalian mekanisme pencatatan yang dirancang untuk
persediaan menurut Kumar dan Suresh (2008) menjabarkan suatu Master Production Schedule
adalah pendekatan terencana untuk menentukan apa (MPS).
yang dipesan, kapan harus memesan, berapa
banyak yang dipesan dan berapa banyak persediaan 2.4. Tujuan MRP
sehingga biaya yang terkait dengan pembelian dan Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan
penyimpanan optimal tanpa mengganggu produksi dari MRP adalah menghasilkan informasi
dan penjualan. Pengendalian persediaan pada persediaan yang mampu digunakan untuk
dasarnya berkaitan dengan dua masalah: mendukung melakukan tindakan secara tepat dalam
1. Kapan sebaiknya pesanan ditempatkan (Order berproduksi. Sehingga sistem MRP pada dasarnya
level) dan bertujuan untuk merancang suatu sistem yang
2. Berapa banyak harus dipesan (Order quantity). mampu menghasilkan informasi untuk mendukung
aksi yang tepat baik berupa pembatalan pesanan,
2.2. Model Persediaan pesan ulang, atau penjadwalan ulang. Aksi ini
Menurut Kamarul (2009) ada dua jenis model sekaligus merupakan suatu pegangan untuk
utama dalam manajemen persediaan, yaitu model melakukan pembelian dan/ atau produksi.
untuk persediaan independent dan model Ada 4 (empat) hal yang menjadi ciri utama
persediaan dependent. MRP, yaitu:
a. Model Persediaan Independent a. Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang
Model persediaan independent adalah model tepat, kapan suatu pekerjaan akan selesai
penentuan jumlah pembelian bahan/barang yang (material harus tersedia) untuk memenuhi
bersifat bebas, biasanya diaplikasikan untuk permintaan produk yang dijadwalkan
pembelian persediaan dimana permintaannya berdasarkan MPS yang direncanakan.
bersifat kontinyu dari waktu ke waktu dan b. Menentukan kebutuhan minimal setiap item,
bersifat konstan. Pemesanan pembelian dapat dengan menentukan secara tepat sistem
dilakukan tanpa mempertimbangkan penjadwalan.
penggunaan produk akhirnya. Sampai saat ini c. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan,
ada empat model persediaan yang popular, dengan memberikan indikasi kapan pemesanan
yaitu: atau pembatalan suatu pesanan harus dilakukan.
a. Economic Order Quantity (EOQ), d. Menentukan penjadwalan ulang atau
b. Economic Production Quantity (EPQ), pembatalan atas suatu jadwal yang sudah
c. Back Order Inventory Model, direncanakan. Apabila kapasitas yang ada tidak
d. Quantity Discount Model. mampu memenuhi pesanan yang dijadwalkan
37
JITEKH, Vol 7, No 2, Tahun 2019, 36-41 ISSN 2338-5677 Cetak
ISSN 2549-6646 Online
pada waktu yang dikehendaki, maka MRP dapat item berdasarkan kebutuhan bersih yang
memberikan indikasi untuk melaksanakan dihasilkan.
rencana penjadwalan ulang (jika mungkin) c. Offsetting yaitu proses yang bertujuan untuk
dengan menentukan prioritas pesanan yang menentukan saat yang tepat melaksanakan
realistis. Seandaniya penjadwalan ulang ini rencana pemesanan dalam pemenuhan
masih tidak memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan bersih. Penentuan rencana saat
pesanan, maka pembatalan terhadap suatu pemesanan ini diperoleh dengan cara
pesanan harus dilakukan. mengurangkan kebutuhan bersih yang harus
tersedia dengan waktu ancang-ancang (lead
2.5. Input, Proses, Output MRP time).
d. Exploding merupakan proses perhitungan dari
Input MRP ketiga langkah sebelumnya yaitu netting, lotting
Ada 3 Input yang dibutuhkan dalam konsep MRP dan offsetting yang dilakukan untuk komponen
yaitu : atau item yang berada pada level dibawahnya
a. Jadwal Induk Produksi (Master Production berdasarkan atas rencana pemesanan
Schedule), merupakan ringkasan skedul
produksi produk jadi untuk periode mendatang Output MRP
yang dirancang berdasarkan pesanan pelanggan Output MRP sekaligus juga mencerminkan
atau peramalan permintaan. JIP berisi
kemampuan dan ciri dari MRP, yaitu :
perencanaan secara mendetail mengenai jumlah
produksi yang dibutuhkan untuk setiap produk a. Planned Order Schedule (Jadwal Pesanan
akhir beserta periode waktunya untuk suatu Terencana) penentuan jumlah kebutuhan
jangka perencanaan dengan memperhatikan material serta waktu pemesanannya untuk masa
kapasitas yang tersedia. Sistem MRP yang akan datang.
mengasumsikan bahwa pesanan yang dicatat b. Order Release Report (Laporan Pengeluaran
dalam JIP adalah pasti, kendatipun hanya Pesanan) berguna bagi pembeli yang akan
merupakan peramalan. digunakan untuk bernegoisasi dengan pemasok
b. Status Persediaan (Inventory Master File atau dan berguna juga bagi manajer manufaktur yang
Inventory Status Record), merupakan catatan akan digunakan untuk mengontrol proses
keadaan persediaan yang menggambarkan status produksi
semua item yang ada dalam persediaan yang c. Changes to Planning Orders (Perubahan
berkaitan dengan: terhadap pesanan yang telah direncanakan) yang
 Jumlah persediaan yang dimiliki pada setiap merefleksikan pembatalan pesanan,
periode (on hand inventory). pengurangan pesanan dan pengubahan jumlah
 Jumlah barang yang sedang dipesan dan pesanan.
kapan pesanan tersebut akan datang (on d. Performance Report (Laporan Penampilan),
order inventory). suatu tampilan yang menunjukkan sejauh mana
 Lead time dari setiap bahan. sistem bekerja, kaitannya dengan kekosongan
 Struktur Produk (Bill Of Material), stok dan ukuran yang lain.
merupakan kaitan antara produk dengan
komponen penyusunnya yang memberikan 3. METODE PENELITIAN
informasi mengenai daftar komponen, Metode yang digunakan dalam penelitian ini
campuran bahan dan bahan baku yang adalah metode MRP (Material Recruitment
diperlukan untuk membuat produk. BOM Planing). Langkah-langkah pengolahan data dengan
juga memberikan deskripsi, penjelasan dan menggunakan metode MRP ini yaitu merencanakan
kuantitas dari setiap bahan baku yang jumlah persediaan bahan baku (raw marial) pada
diperlukan untuk membuat satu unit produk. periode mendatang berdasarkan estimasi yang
diperoleh dari proses forecasting dari jumlah
Proses MRP permintan periode masa lalu. Kemudian membuat
Langkah–langkah dasar dalam penyusunan MRP, perencanaan agregat persediaan berdasarkan jumlah
yaitu antara lain: permintaan dengan pertimbangan beberapa variabel
seperti Master Production Schedule (MPS), Status
a. Netting yaitu proses perhitungan jumlah
Persediaan (Inventory Master File atau Inventory
kebutuhan bersih untuk setiap periode selama
Status Record) dan Struktur Produk (Bill of
horison perencanaan yang besarnya merupakan
Material).
selisih antara kebutuhan kotor dengan jadwal
Perencanaan produksi didasarkan pada hasil
penerimaan persediaan dan persediaan awal
peramalan berdasarkan data permintaan periode
yang tersedia.
sebelumnya dimana langkah-langkahnya adalah
b. Lotting yaitu penentuan besarnya ukuran jumlah
sebagai berikut:
pesanan (lot size) yang optimal untuk sebuah

38
JITEKH, Vol 7, No 2, Tahun 2019, 36-41 ISSN 2338-5677 Cetak
ISSN 2549-6646 Online
1. Tentukan alternatif metode peramalan yang peramalan yang memiliki tingkat kesalahan terkecil
akan digunakan. adalah menggunakan metode peramalan linear
2. Hitung ekspektasi kesalahan. regression
3. Putuskan metode peramalan yang dipilih Berikut hasil peramalan dengan menggunakan
berdasarkan nilai ekspektasi kesalahan. metode linear regression yang akan dijadikan
Proses peramalan permintaan pada penelitian ini sebagai MPS pada periode berikutnya:
menggunakan software POM-QM for windows
versi 3. Tabel 3. Hasil Peramalan untuk Periode Juli 2018
s/d Juni 2019
4. HASIL DAN PEMBAHASAN No. Bulan Forecast
1 Juli 2018 25.967,1
Data yang digunakan dalam penelitian ini 2 Agustus 2018 25.305,5
adalah data permintaan RBDPO 2.5 R periode 3 September 2018 24.644
sebelumnya yaitu Juli 2017 s/d Juni 2018 (tabel 1). 4 Oktober 2018 23.982,4
5 November 2018 23.320,9
Tabel 1. Data Permintaan Produk RBDPO 2.5 R
Juli 2017 s/d Juni 2018 6 Desember 2018 22659,4
7 Januari 2019 21.997,8
Jumlah 8 Pebruari 2019 21.336,3
No Bulan Tahun Permintaan 9 Maret 2019 20.674,7
(MT) 10 April 2019 20.013,2
1 Juli 2017 32780 11 Mei 2019 19.351,6
2 Agustus 2017 32179 12 Juni 2019 18.690,1
3 September 2017 32638
Setelah hasil peramalan didapatkan kemudian
4 Oktober 2017 34800
dilakukan disagregat untuk mendapatkan data
5 November 2017 31988 perencanaan yang lebih mendetail kedalam jenis-
6 Desember 2017 30240 jenis komponen. Pada proses disagregat ini
7 Januari 2018 31760 diperlukan data bill of material atau data komponen
8 Februari 2018 24080 dari sebuah produk.
9 Maret 2018 31560
A
10 April 2018 28700
Level (0) (RBDPO)
11 Mei 2018 25160
12 Juni 2018 27320

Setelah data permintaan diperoleh maka sesuai Level (1)


uraian sebelumnya langkah pertama dalam metode B C D
MRP adalah membuat jadwal induk produksi atau (CPO) (Bleacher) (H3PO4)
Master Production Schedule (MPS). MPS ialah
perencanaan yang dibuat dari hasil peramalan Gambar 1.Struktur produk RBDPO
dengan berdasarkan data permintaan pada periode
sebelumnya. Dari hasil peramalan (forecasting) Gambar diatas adalah bentuk struktur produk
dengan menggunakan software POM-QM for berdasarkan level produk. Dimana level 0 adalah
windows versi 3 diperoleh nilai error untuk produk (RBDPO), sedangkan level 1 adalah
beberapa metode peramalan yang digunakan, komponen penyusunnya (CPO, Bleacher dan
seperti yang ditampilkan pada tabel 2. H3PO4). Langkah selanjutnya adalah membuat
daftar kebutuhan bahan yang diperlukan untuk
menghasilkan sebuah produk. Berikut daftar
kebutuhan bahan produk RBDPO 2.5 R beserta
kompunen penyusunnya.

Tabel 4. Daftar Kebutuhan Bahan RBDPO 2.5 R


Kode Level Kuantiti Material Lead
(Kg) time
(bulan)
A 0 1000 RBDPO -
B 1 1060 CPO 1
C 1 8,5 Bleacher 1
Pada tabel 2 nilai error terkecil dihasilkan oleh D 1 0,6 H3PO4 1
metode peramalan linear regression, artinya
39
JITEKH, Vol 7, No 2, Tahun 2019, 36-41 ISSN 2338-5677 Cetak
ISSN 2549-6646 Online
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa biaya terkecil
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa diahasilkan oleh metode lot for lot (LFL).
perbadingan dari setiap komponen penyusun
produk untuk mengasilkan 1000 kg RBDPO MRP Report
dibutuhkan 1060 kg CPO, 8,5 kg Bleacher dan 0,6 Proses terakhir untuk mendapatkan data akan
kg H3PO4 . kebutuhan raw material adalah pembuatan MRP
Setelah data MPS dan BOM didapatkan maka report. Laporan ini merupakan laporan secara
dilakukan perencanaan pemesanan komponen menyeluruh akan kebutuhan bahan baku untuk
produk. Dalam langkah ini dapat digunakan produk RBDPO 2.5 R. MRP report ini berisikan
beberapa teknik lotsize yaitu : tentang:
1. Fixed Order Quantity (FOQ) 1. Gross Requirement (GR, kebutuhan kasar)
2. Economic Order Quantity (EOQ) 2. Schedule Receipts (SR, penerimaan yang
3. Lot for Lot (LFL) dijadwalkan)
4. Fixed Periode Requirement (FPR) 3. Begin Inventory (BI, inventori awal) atau POH
5. Periode Order Quantity (POQ) Product on hand (stok di tangan)
Berikut tabel rekapitulasi perbandingan dari ke-5 4. Net Requirement (NR, kebutuhan bersih)
teknik lotsize. 5. Planned Order Receipt (PORt, penerimaan
pemesanan yang direncanakan)
Tabel 5. Rekapitulasi Perbandingan Total Biaya 6. Planned Order Releases (PORl, pelepasan
Persedian pemesanan yang direncanakan)

Pada perhitungan MRP report, yang ditampilkan


adalah metode lotsize yang total biayanya paling
kecil yaitu metode lot for lot (LFL).

40
JITEKH, Vol 7, No 2, Tahun 2019, 36-41 ISSN 2338-5677 Cetak
ISSN 2549-6646 Online

4. PENUTUP [4] Kumar, A. S., dan Suresh, N. 2008.


Production and Operations Management: with
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan,
Skill Development, Caselets, and Cases. New
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Delhi: New Age International (P) Limited,
1. Metode peramalan yang digunakan dalam
Publishers.
perencanaan persediaan dengan MRP adalah
metode linear regression karena menghasilkan [5] M. Syamsul Ma’arif dan Hendri Tanjung.
nilai error yang terkecil. 2003. Manajemen Operasi, Edisi 3. Jakarta:
2. Teknik lotsize yang digunakan pada penelitian Grasindo.
ini yaitu teknik lot for lot, karena menghasilkan [6] Potas M. Pardede. 2007. Menajemen Operasi
nilai cost persediaan yang terkecil. Dan Produksi. Yogyakarta : Penerbit Andi.
3. Total biaya persediaan dengan menggunakan
[7] Rika Ampuh Hadiguna. 2009. Manajemen
teknik lot for lot adalah sebesar Rp. 9.774.217,-
Pabrik: Pendekatan Sistem untuk Efisiensi
4. Jumlah produksi RBDPO 2.5 R pada PT. ABC
dan Efektivitas. Edisi 1. Jakarta: Bumi
untuk periode berikutnya pada bulan Juli
Aksara.
25.967,1 ton, Agustus 25.305,5 ton, September
24.644 ton, Oktober 23.982,4 ton, November [8] Sofjan Assauri. 2008. Manajemen Produksi
23.320,9 ton, Desember 22.659,4 ton, Januari dan Operasi. Edisi 4. Jakarta: Lembaga
21.997,8 ton, Februari 21.336,3 ton, Maret Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
20.674,7 ton, April 20.013,2 ton, Mei 19.351,6 Indonesia.
ton, dan Juni 18.690,1 ton.
[9] Tampubolon Manahan P. 2004. Manajemen
Operasi (Operations Management). Jakarta:
Ghalia Indonesia.
5. DAFTAR PUSTAKA
[10] Vincent Gaspersz. 2002. Production Planning
[1] Brown, S., Blackmon, K., Cousins, P., dan & Inventory Control. Jakarta: PT. Gramedia
Maylor, H. 2001. Operations Management:
Policy, Practice and Performance
Improvement. Oxford: A division of Reed
Educational and Professional Publishing Ltd.
[2] Freddy Rangkuti. 2007. Manajemen
Persediaan: Aplikasi di Bidang Bisnis. Edisi
2.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
[3] Hendra Kusuma. 2009. Manajemen
Produksi:Perencanaan dan Pengendalian
produksi. Edisi 4. Yogyakarta: Penerbit Andi.

41

Anda mungkin juga menyukai