Anda di halaman 1dari 2

DISKUSI 2

1. Pengertian, teori, strategi dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa


pertama (B-1) anak!
Jawab:
Bahasa pertama adalah bahasa yang pertama kali dipelajari dan dikuasai oleh anak
(Solchan, 2023: 2.7). Bahasa pertama bisa hanya satu atau dua (yang dikuasai anak secara
bersamaan). Ada tiga pandangan yang mengungkapkan proses pemerolehan bahasa
pertama menurut Solchan (2023:2.8).
1) Pandangan Nativistis. Setiap anak yang lahir dilengkapi dengan kemampuan bawaan
dalam berbahasa, bukan karena lingkunagn maupun meniru orang lain.
2) Pandangan Behavioristis. Penguasaan anak ditentukan oleh rangsangan yang diberikan
oleh lingkungan. Perkembangan bahasanya ditentukan oleh kekayaan dan lama latihan
yang diberikan oleh lingkungan (anak hanya berperan pasif).
3) Pandangan Kognitif. Penguasaan dan perkembangan bahasa anak ditentukan oleh daya
kognitifnya. Artinya, anak memiliki peran aktif dalam melibatkan diri dengan lingkungan
untuk mengoptimalkan penguasaan bahasanya.
Ada 4 faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak menurut Solchan (2023:
2.10), yaitu faktor:
1) Biologis, di mana perangkat biologis yang menentukan penguasaan bahasa anak adalah
otak (sistem syaraf), alat dengar, dan alat ucap.
2) Lingkungan sosial, di mana anak memerlukan lingkungan sosial sebagai model
berbahasa; memberikan rangsangan dan tanggapan; serta melakukan latihan uji coba
berbahasa dalam konteks yang sesungguhnya untuk menumbuhkembangkan
kemampuan berbahasanya, yang meliputi: perilaku berbahasa orang tua; saudara;
kerabat; keluarga; teman atau anggota masyarakat.
3) Inteligensi, yaitu kemampuan seseorang dalam berpikir atau bernalar, termasuk
memecahkan masalah. Jadi, anak yang bernalar tinggi tingkat pencapaiannya cenderung
lebih cepat, kaya, dan bervariasi dalam khasanah bahasa daripada anak yang bernalar
sedang atau rendah.
4) Motivasi, berasal dari dalam dan luar diri anak. Dari dalam diri anak (intrinsik), dimana
dorongan anak dalam belajar bahasa karena kebutuhan yang bersifat praktis, seperti:
lapar, haus, sakit, serta perhatian dan kasih sayang. Dari luar dirinya (ekstrinsik), dimana
anak merasa tindak berbahasanya membuat orang lain memberi respons positif; pujian;
serta eskpresi rasa senang, gembira, dan ceria sehingga mendorong anak untuk terus
belajar dan menguasai bahasanya lebih baik lagi.
Strategi pemerolehan bahasa tidak diajarkan secara khusus, melainkan dilakukan
secara tidak sadar oleh setiap individu.
1) Mengingat. Setiap pengalaman indrawi anak (menyentuh, menyerap, mencium,
mendengar, dan melihat sesuatu) dicatat dan direkam dalam benaknya.
2) Meniru. Peniruan yang dilakukan tidak sama persis. Hal ini akibat pengaruh
perkembangan otak, alat ucap, masukan bahasa dari sumber lain, serta kreativitas
berbahasa anak. Orang yang menjadi model berbahasa anak, akan sangat
mempengaruhi corak bahasa anak.
3) Mengalami langsung. Ketika anak menggunakan bahasanya, baik ketika berkomunikasi
langsung maupun waktu sendirian, melakukan kegiatan berbahasa dalam situasi formal,
tanpa disadari, dan tanpa beban, dia sedang melakukan uji coba dalam berbahasa tanpa
takut salah untuk memperkaya dan mempermantap sistem bahasa yang dipelajarinya.
4) Bermain. Saat bermain, tanpa disadari anak telah belajar berbahasa, seperti: bermain
peran, berlatih berbicara, menyimak, dan menambah kosa kata.
5) Penyederhanaan, dimana anak-anak mengucapkan satu atau dua kata bisa mewakili
satu kalimat. Misalnya “Mah, mam” maksudnya “Mah, minta makan”.

2. Pengertian, teori dan strategi pemerolehan Bahasa Kedua (B-2) anak!


Jawab:
Bahasa kedua (B2) adalah bahasa yang dikuasai anak setelah menguasai bahasa
pertama (Solchan, 2023: 2.7). Teori pemerolehan B2 menurut Ellis (1986) dalam Solchan
2023: 2.25 terdiri dari:
1) Model akulturasi, dimana pemerolehan B2 didapatkan melalui proses adaptasi dengan
kebudayaan baru yang ditentukan oleh jarak sosial dan psikologis antara pembelajar
(B1) dengan budaya bahasa sasaran (B2).
2) Teori akomodasi, yang menyatakan bahwa hubungan masyarakat B1 dengan B2 dalam
berinteraksi merupakan penentu dalam pemerolehan B2.
3) Teori wacana, menekankan pentingnya pembelajar B2 menemukan makna bahasa
melalui keterlibatannya dalam berkomunikasi di mana mereka dapat mengembangkan
kaidah gramatika dan penggunaan bahasanya.
4) Teori monitor. Monitor adalah proses konstruksi kreatif dalam berbahasa. Model ini
memiliki 5 hipotesis yang mempengaruhi pemerolehan B2, yaitu: (1) pemerolehan-
pembelajaran, (2) urutan alamiah, (3) monitor, (4) masukan, dan (5) saringan afektif.
5) Model kompetensi variabel, yaitu cara seseorang mempelajari bahasa akan
mencerminkan cara orang itu menggunakan bahasa yang dipelajarinya.
6) Hipotesis universal, dimana anak menemukan kaidah-kaidah bahasa dengan bentuk
gramatika universal (umumnya struktur kalimat berpola subjek-predikat).
7) Teori neurofungsional, dimana hal yang menentukan pemerolehan B2 yaitu adanya
hubungan antara daerah dalam otak, yaitu belahan otak kanan (merekam dan
memproses ujaran) dan belahan otak kiri (kreativitas penggunaan serta dasn pengendali
aktivitas berbicara dan menulis)
Strategi dalam belajar B2 dapat dilakukan dengan cara: (1) terpimpin, yaitu melalui
pembelajaran khusus; (2) alamiah, yaitu melalui kegiatan langsung berbahasa dlaam
suasana nyata; atau (3) terpimpin dna alamiah. Dari ketiga cara tersebut, menurut Sholcan
2023: 2.29, cara yang ketiga adalah cara yang paling efektif untuk mempercepat penguasaan
B2.

Anda mungkin juga menyukai