Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERMASALAHAN YANG DI HADAPI OLEH GURU DAN SOLUSINYA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mandiri Mata Kuliah Etika

Profesi Keguruan

Dosen Pengampu: Dr. Septi Gumiandari M.Ag.

Disusun Oleh:

Wahdi Alif Syahbana 1908103117

TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi kita Nabi Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, sehingga makalah “Permasalahan yang di hadapi oleh Guru dan solusinya ”
dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah Etika Profesi Keguruan. Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak
penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap
kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun konten, penulis
memohon maaf. Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah
ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikumwarahmatu lahiwabarakatuh

Cirebon, Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................................i

Daftar Isi ...............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .....................................................................................................2
C. Tujuan .......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................3

A. Pengertian Masalah / Problematika Guru .................................................................3


B. Problematika Guru Secara Umum.............................................................................5
C. Solusi Untuk Menyelesaikan Problematika Umum Guru..........................................10
D. Problematika Guru Secara Khusus
E. Solusi Untuk Menyelesaikan Problematika Khusus Guru.........................................12

BAB III PENUTUP..............................................................................................................15

A. Kesimpulan................................................................................................................15
B. Saran...........................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menurut DR. sahiq sama’an dalam al syaibany (1979) pendidikan adalah
kegiatan yang dilakukan oleh pendidik-pendidik dan filosofis untuk menerangkan,
menyelaraskan, mengecam dan merubah proses pendidikan dengan persoalan-
persoalan kebudayaan dan unsur-unsur yang bertentangan didalamnya. Dilihat dari
sudut pandang individu, pendidikan merupakan usaha untuk menimbang dan
menghubungkan potensi individu. Adapun dari sudut pandang kemasyarakatan,
pendidikan merupakan usaha pewarisan nilai-nilai budaya dari generasi tua ke
generasi muda, agar nilai-nilai budaya tersebut tetap terpelihara.
Dalam dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah
satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses
belajar mengajar, baik di jalur pendidikan formal, informal maupun nonformal. Oleh
sebab itu, dalam setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan di tanah air, guru tidak
dapat dilepaskan dari berbagai hal yang berkaitan dengan eksistensi mereka.
Filosofi sosial budaya dalam pendidikan di Indonesia, telah menempatkan
fungsi dan peran guru sedemikian rupa sehingga para guru di Indonesia tidak jarang
telah di posisikan mempunyai peran ganda bahkan multi fungsi. Mereka di tuntut
tidak hanya sebagai pendidik yang harus mampu mentransformasikan nilai-nilai ilmu
pengetahuan, tetapi sekaligus sebagai penjaga moral bagi anak didik. Bahkan tidak
jarang, para guru dianggap sebagai orang kedua, setelah orang tua anak didik dalam
proses pendidikan secara global.
Dalam permasalahan yang dihadapi oleh guru di indonesia, ada yang berjenis
Umum dan Khusus. Dalam makalah ini, akan di bahas secara menyeluruh pada kedua
jenis tersebut beserta solusinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian masalah / problematika guru?
2. Apa saja masalah Umum yang dihadapi oleh Guru dan apa solusinya?
3. Apa saja masalah Khusus yang dihadapi oleh Guru dan apa solusinya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian masalah / problematika guru.

1
2. Untuk mengetahui masalah Umum yang dihadapi oleh Guru dan solusinya.
3. Untuk mengetahui masalah Khusus yang dihadapi oleh Guru dan solusinya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masalah / Problematika Guru


Istilah problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu "problematic" yang
artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, problema berarti hal
yang belum dapat dipecahkan, yang menimbulkan masalah, permasalahan, situasi yang dapat
didefinisi sebagai suatu kesulitan yang perlu dipecahkan, diatasi atau disesuaikan. Jadi,
problema adalah berbagai persoalan-persoalan sulit yang dihadapi dalam proses
pembelajaran, baik yang datang dari individu guru (faktor eksternal) maupun dalam proses
pembelajaran yang berlangsung di sekolah (faktor intern).

Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang
melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti dilembaga pendidikan
formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau/mushalla, dirumah, dan sebagainya. Guru
merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Sedangkan
yang dimaksud dengan guru agama adalah "orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak didik dengan memberikan pertolongan terhadap mereka dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri
sendiri dan memenuhi tugasnya sebagai hamba atau khalifah Allah maupun sebagai makhluk
sosial serta makhluk individu yang mandiri".

Jadi problematika guru adalah persoalan-persoalan sulit yang dihadapi dalam proses
pembelajaran oleh guru yang bertugas untuk mendidik dan mengajar anak didik hingga
memperoleh kedewasaan baik jasmani maupun rohani dalam pendidikan.

2
B. Problematika Guru secara Umum

Ada beragam problem yang dihadapi oleh guru, yang secara umum dapat diuraikan
sebagai berikut:

1) Rendahnya penguasaan IPTEK

Memasuki era persaingan global sekarang ini, penguasaan IPTEK menyebabkan rendahnya
kualitas nilai SDM. Hal ini merupakan ancaman sekaligus tantangan yang nyata bagi guru
khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya dalam menjaga eksistensi guru dimasa
depan.

2) Rendahnya kesejahteraan guru

Hal lain yang juga merupakan problem yang harus dihadapi oleh guru adalah rendahnya gaji
guru sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya secara memadai. Seringkali
orientasi kerja guru dituntut hanya semata-mata mengabdikan dirinya untuk kepentingan
profesi dan mengabaikan kebutuhan dasar tersebut. Akibatnya kesejahteraan guru rendah dan
timbulah keinginan memperbaiki kesejahteraan itu. Dalam keadaan seperti ini, tenaga dan
pikiran guru akan lebih tersita untuk memenuhi kebutuhannya dari pada tuntutan profesinya.

3) Kurangnya minat guru dalam meningkatkan kualitas keilmuannya dengan melanjutkan


ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Dalam hal ini seharusnya semua pihak memberi kelonggaran dan dukungan sepenuhnya
supaya guru mendapatkan kesempatan seluas-luasnya.

4) Rendahnya minat baca.

Dengan cara menyadari tentang pentingnya pengembangan wawasan keilmuan dan


pengetahuan serta kemajuan dalam dunia pendidikan sehingga guru bisa memiliki tingkat
intelektual yang matang.

5) Guru seharusnya menyadari bahwa tugasnya yang utama adalah mengajar dalam
pengertian menata lingkungan agar terjadi kegiatan belajar pada peserta didik.

Berbagai kasus menunjukkan bahwa diantara para guru banyak yang merasa dirinya sudah
dapat mengajar dengan baik, meskipun tidak dapat menunjukkan alasan yang mendasari
asumsi itu. Asumsi keliru tersebut seringkali menyesatkan dan menurunkan kreatifitas

3
sehingga banyak guru yang suka mengambil jalan pintas dalam pembelajaran baik dalam
perencanaan pelaksanaan maupun dalam evaluasi pembelajaran.

6) Aspek psikologi menunjukkan pada kenyataan bahwa peserta didik yang belajar pada
umumnya memiliki taraf perkembangan yang berbeda satu dengan lainnya sehingga
menuntut materi yang berbeda pula.

7) Tidak semua guru memiliki kemampuan untuk memahami peserta didik dengan
berbagai keunikannya agar mampu membantu mereka dalam menghadapi kesulitan belajar.
Dalam hal ini, guru dituntut memahami berbagai model pembelajaran yang efektif agar dapat
membimbing peserta didik secara optimal.

8) Dalam kaitannya dengan perencanaan, guru dituntut untuk membuat persiapan


mengajar yang efektif dan efisien. Namun dalam kenyataannya dalam berbagai alasan,
banyak guru mengambil jalan pintas dengan tidak membuat persiapan ketika melakukan
pembelajaran, sehingga guru mengajar tanpa persiapan.

9) Sering terjadi persiapan pembelajaran (Mall Educative). Banyak guru yang memberikan
hukuman kepada peserta didik tidak sesuai dengan jenis kesalahan. Dalam pada itu seringkali
guru memberikan tugas yang harus dikerjakan peserta didik diluar kelas (pekerjaan rumah)
namun jarang sekali guru yang mengoreksi pekerjaan siswa dan mengabaikannya tanpa
memberi komentar, kritik, dan saran untuk kemajuan peserta didik. Seharusnya guru
menerapkan kedisiplinan secara tepat waktu dan tepat sasaran.

10) Guru sering mengabaikan perbedaan individu peserta didik. Sebagaimana diketahui
bahwa peserta didik memiliki perbedaan individual yang sangat mendasar yang perlu
diperhatikan dalam pembelajaran. Peserta didik memiliki emosi yang sangat variatif dan
sering memperlihatkan sejumlah perilaku tampak aneh. Setiap peserta didik memiliki
perbedaan yang unik, memiliki kekuatan, kelemahan, minat, dan perhatian yang berbeda-
beda. Latar belakang keluarga, latar belakang sosial ekonomi dan lingkungan, membuat
peserta didik berbeda dalam aktivitas, inteligensi, dan daya kompetensinya.

Dalam hal ini tidak sesuai dengan apa yang harus menjadi hak dan kewajiban seorang guru,
bahwa hak seorang guru adalah:

1) Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan


sosial.

4
2) Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

3) Memperoleh perlindungan dalam melaksanaan tugas dan hak atas kekayaan intelektual.

4) Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.

5) Memperoleh dan memanfaatjkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang


kelancaran tugas keprofesionalan.

6) Memiliki kebebasan dalam penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan


dan/sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan
peraturan perundang-undangan.

7) Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.

8) Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.

9) Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.

10) Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi


akademik dan kompetensi; dan/atau

11) Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.

C. Solusi Penyelesaian Problematika Umum Yang Dihadapi Guru

Untuk mengatasi problematika guru di atas, diperlukan kerjasama dari kita semua untuk
dapat saling membantu agar guru mampu meneliti, mendapatkan income tambahan dari
keprofesionalannya, dan menyulut guru untuk kreatif dalam mengembangkan sendiri media
pembelajarannya. Bila itu semua dapat terwujud, maka kualitas pendidikan kita pun akan
meningkat.

Semoga guru-guru dapat mengatasi sendiri problematika yang dihadapinya. Jangan menyerah
dan pasrah dengan keadaan yang ada. Justru gurulah yang harus menjadi motivator dan
inspirator bagi lingkungannya. Dan untuk mengantisipasinya perlulah seorang guru memiliki
profil yang mampu menampilkan sosok kualitas personal, sosial dalam menjalankan
tugasnya.

D. Problematika Guru Secara Khusus

5
Kesalahan yang Sering Dilakukan Guru dalam Proses Belajar Mengajar Guru merupakan
jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus atas nama pengabdian guna
pencapaian tujuan pendidikan nasional yang menyeluruh. Berbagai upaya terus dilakukan
untuk meningkatan kualitas guru, namun tidak dapat dipungkiri jika guru sebagai manusia
pernah melakukan kesalahan dalam menunaikan tugas dan fungsinya tanpa disadari. Dimana
kesalahan sekecil apapun kesalahan yang dilakukan guru dalam pembelajaran akan
mempengaruhi perkembangan peserta didik. Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan
guru dalam proses belajar mengajar menurut E. Mulyasa dari berbagai hasil kajian, antara
lain :

a.    Mengambil Jalan Pintas dalam Pembelajaran

Mendidik, mengajar serta membimbing peserta didik merupakan tugas guru dalam proses
pembelajaran. Guru harus memiliki kemampuan untuk memahami peserta didik dengan
berbagai macam karakter agar mampu membantu mereka dalam menghadapi kesulitan
belajar.

Oleh karena itu, guru dituntut untuk memahami berbagai model pembelajaran yang efektif
agar dapat membimbing peserta didik secara optimal. Dalam hal perencanaan, guru dituntut
untuk membuat persiapan mengajar yang efektif dan efisien. Namun tidak sedikit guru yang
merasa sudah dapat mengajar dengan baik serta mengambil jalan pintas dengan tidak
membuat persiapan ketika akan melakukan pembelajaran, sehingga guru yang mengajar
tanpa persiapan berakibat pembelajaran di kelas berlangsung seadanya dan tanpa arah.
Mengajar tanpa pesiapan, selain merugikan guru sebagai tenaga professional juga akan sangat
mengganggu perkembangan cara berfikir peserta didik.

b.    Mengabaikan Perbedaan Peserta Didik

Tidak sedikit guru yang lupa memperhatikan perbedaan peserta didik dan tanpa
sadar mengabaikan perbedaan peserta didik. Setiap peserta didik memiliki perbedaan yang
unik, seperti  kekuatan, kelemahan, minat, dan perhatian yang berbeda-beda, latar belakang
keluarga, latar belakang sosial ekonomi, dan lingkungan, membuat peserta didik berbeda
dalam aktifitas, kreatifitas, intelegensi, dan kompetensinya. Memang hal tersebut tidaklah
mudah, guru sering kesulitan untuk mengetahui perbedaan-perbedaan peserta didik terutama
di kelas besar. Guru harus mampu mengoptimalkan bakat, minat, skill dan kemampuan

6
peserta didik serta senantiasa membimbing peserta didik dalam mengeksplor diri mereka
untuk pencapaian yang sesuai dengan karakteristik mereka.

c.    Tidak Adil (Diskriminatif)

Suatu pembelajaran yang menimbulkan hasil baik dan efektif adalah yang mampu memberi
kemudahan belajar secara adil dan merata, sehingga peserta didik dapat mengembangkan
potensinya secara optimal.Keadilan dalam pembelajaran meupakan kewajiban guru dan hak
peserta didik untuk memperolehnya. Dalam prakteknya banyak guru yang tidak adil,
sehingga merugikan perkembangan peserta didik yang menimbulkan kecemburuan sosial,
dan ini merupakan kesalahan guru yang sering dilakukan, terutama dalam penilaian.
Penilaian merupakan upaya untuk memberikan penghargaan kepada peserta didik sesuai
dengan usaha yang dilakukannya selama proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam
memberikan penilaian harus dilakukan secara adil serta objektif, dan benar-benar merupakan
cermin dari kemampuan dan perilaku peserta didik.

Adapun problema-problema lain di antaranya:

1.    Mengajar dipandang sebagai suatu rutinitas dalam kehidupan yang sudah bersifat
mekanistik, tidak ada tantangan baik dari dalam maupun luar yang memerlukan pikiran
tambahan, sehingga kemungkinan yang terjadi akan menimbulkan iklim yang membosankan
dan menjemukan bagi murid. Dalam konteks ini tujuan akhir pengajaran dan keterlibatan
murid kurang diperhatikan, atau kelemahan dan permasalahan selama ini murid diperlakukan
sebagai obyek dalam proses belajar mengajar sehingga terkesan murid cuma disuapi dengan
satu macam makanan, yang berakibat kurangnya pengetahuan-pengetahuan lainnya yang
sangat diperlukan.

2.    Ketertutupan seorang guru kepada murid tentang materi yang disampaikan karena
khawatir dengan pertanyaan-pertanyaan murid yang akan mengganggu wibawanya.

3.    Terjadi penggandaan tugas guru dalam mengajarkan mata pelajaran sehingga konsentrasi
guru terbagi-bagi dan akhirnya guru kurang kompeten di bidangnya.

E. Solusi Penyelesaian Problematika Khusus Yang dihadapi Guru

7
Sebagai manusia biasa, tentu saja guru tidak akan terlepas dari kesalahan baik dalam
berperilaku maupun dalam melaksanakan tugas pokoknya mengajar. Namun demikian, bukan
berarti kesalahan guru harus dibiarkan dan tidak dicarikan cara pemecahannya. Guru harus
mampu memahami kondisi-kondisi yang memungkinkan dirinya berbuat salah, dan yang
paling penting adalah mengendalikan diri serta menghindari dari kesalahan-kesalahan.

a.    Guru perlu belajar untuk menangkap perilaku positif yang ditunjukan oleh para peserta
didik, lalu segera memberi hadiah atas perilaku tersebut dengan pujian dan perhatian, disisi
lain, guru harus memperhatikan perilaku-perilaku peserta didik yang negatif, dan meniadakan
perilaku-perilaku tersebut agar agar tidak terulang kembali.

b.    Mendisiplinkan peserta didik ketika kondisi guru tenang, menggunakan disiplin waktu,
menghindari menghina peserta didik, memilih hukuman yang tepat, dan menggunakan
disiplin sebagai alat pembelajaran.

c.    Guru seharusnya dapat mengidentifikasi perbedaan individual peserta didik, dan


menetapkan karakteristik umum yang menjadi cirri kelasnya, dari ciri-ciri individual yang
menjadi karakteristik umumlah seharusnya guru memulai pembelajaran.

d.   Guru harus menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang senantiasa menyesuaikan ilmu
pengetahuan yang dimilikinya dengan perkembangan yang terjadi dimasyarakat.

e.    Guru harus bertindak adil terhadap peserta didik tanpa terkecuali, selalu bertindak
objektif untuk mengetahui benar kemampuan peserta didik tanpa ada kebohongan.

f.     Guru hendaknya tidak mencampur masalah pribadi dengan masalah keprofesionalan


guru karena hal tersebut akan mempengaruhi perkembangan dan hasil belajar peserta didik.

8
BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Dari penjelasan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa, Guru adalah orang yang
berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara
individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah.

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar
yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif.
Sehingga kegiatan-kegiatan tersebut dapat menciptakan dan mempertahankan konsisi yang
optimal bagi terjadinya proses interaksi edukatif, misalnya penghentian tingkah laku anak
didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu
penyelesaian tugas anak didik, atau penetapan norma kelompok yang produktif.

B.  Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan
hanya milik Allah SWT. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan selanjutnya.

Dan akhirnya pemakalah memohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan, baik dalam
penulisan, isi dalam pembahasan maupun dalam hal penyampaian materi. Semoga  makalah
ini dapat bermanfaat bagi pemakalah sendiri khususnya dan bagi pembaca pada umumnya
dalam kehidupan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Asmani, M. (2010). Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif, Jogjakarta: DIVA
Press.
Baharuddin. (1995). Profesi Keguruan, Malang: IKIP Malang, 1995, hlm. 156.
Baharuddin. (1995). Profesi Keguruan, Malang: IKIP Malang,.
Hamalik, O. (2008). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta. PT
Bumi Aksara.
Hamalik, O.(2004). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Hasan, A & Ali, M. (2003). Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya, hlm. 122
Hasan, A & Ali, M. (2003). Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya.
Kunandar. (2011). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kunandar. (2011). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hlm.
36-40
Muhaimin. (2003). Paradigma Pendidikan Islam, Jakarta: Rosda.
Muhaimin. (2003). Paradigma Pendidikan Islam, Jakarta: Rosda. hlm. 163
Rajasa, S. (2002). Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Karya Utama Surabaya. hlm. 499
Rajasa, S. (2002). Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Karya Utama Surabaya.
Undang-undang Republik Indonesia No14, Tahun 2005
(Diakses dari: http://www.slideshare.net/srijadi/uu-no-14-2005-guru-dan-dosen. pada tanggal
29 0ktober 2011 pukul 23.11)

10

Anda mungkin juga menyukai