Anda di halaman 1dari 16

Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra

P-ISSN: 1978-8800, E-ISSN: 2614-3127


http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/Stilistika/index
Vol. 13 No. 2, Juli 2020, hal 256 - 271

TANTANGAN DAN SOLUSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI


ERA COVID-19

INDONESIAN LEARNING CHALLENGES AND SOLUTIONS IN THE


COVID-19 ERA

Sujinah*
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Surabaya,
Indonesia
sujinah@pps.um-surabaya.ac.id
*penulis korespondensi

Info Artikel ABSTRAK


Sejarah artikel: Pembelajaran Bahasa Indonesia terkesan tidak menarik, membosankan,
Diterima: tidak ada untungnya, ironisnya siswa merasa kesulitan dalam proses
11 Juni 2020 pembelajarannya. Artikel ini mendeskripsikan (1) mengapa mata pelajaran
Direvisi: Bahasa Indonesia tidak diminati; (2) bagaimana solusi untuk mengatasi
20 Juni 2020 agar minat peserta didik terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia muncul.
Disetujui: Jenis penelitian ini kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara
20 Juli 2020 dan dokumentasi. Hasil penelitian menyimpulkan (1) tidak semua pendidik
mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah vokasi berlatar belakang
Kata kunci: keilmuan bahasa Indonesia (2) kreativitas tenaga pendidik dalam
bahasa Indonesia, memecahkan persoalan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kurang; (3)
covid-19, kejuruan, rendahnya persepsi peserta didik terhadap pembelajaran bahasa
pembelajaran inovatif Indonesia.(4) solusi yang ditawarkan antara lain berupa pembelajaran
dengan menggunakan teknologi gawai dan internat: membuat video
rekaman misalnya rekaman membaca puisi, menulis karikatur untuk materi
teks anekdot, dan membuat main mapping untuk materi teks eksposisi.
Diperlukan penataan kembali guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan
peninjauan kurikulum Bahasa Indonesia serta pembekalan mendesain
media pembelajan yang inovatif.

Article Info ABSTRACT


Article history: Indonesian language learning impression is not interesting, boring, no
Received: advantageous, ironically the students feel difficulties in the learning
11 June 2020 process. This article describes (1) Why the Indonesian language is not
Revised: interested; (2) How is the solution to overcome for appearing students’
20 June 2020 interest in Indonesia language learning. This Type of research is qualitative
Accepted: with data collection techniques, interviews and documentation. The
20 July 2020 Results of the study conclusion, as follow (1) Not all Indonesian language
educators in vocational schools are in Indonesian language educational
Keyword: background (2) The creativity of educators in solving the problems in
Indonesian language, Bahasa Indonesia learning is weak; (3) Low student perception of
covid-19, vocational, Indonesian language learning. (4) solutions offered as follow, learning by
innovative learning using technology devices and Internet: making video recordings such as
reading poetry, writing caricatures for anecdotal text material, and creating
a main mapping for the exposition text. The requirement is rearrangement
Indonesian subject teachers and Indonesian curriculum review as well as
designing innovative learning media briefing.

Copyright © 2020, Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra


DOI: http://dx.doi.org/10.30651/st.v13i2.5444

256
Sujinah/Tantangan dan Solusi Pembelajaran Bahasa…
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.13, No. 2, Juli 2020 Hal 256–271

PENDAHULUAN menyiapkan peserta didik dengan


Penempatan sektor pendidikan pengetahuan, kompetensi, teknologi,
sebagai lokomotif munculnya sumber dan seni agar menjadi manusia
daya manusia yang kompetitif produktif, maupun bekerja mandiri,
merupakan bagian dari proses skenario mengisi lowongan pekerjaan yang ada
besar menuju penyiapan Indonesia di dunia usaha dan industri sebagai
sebagai negara industri sebab lembaga tenaga kerja tingkat menengah sesuai
pendidikan ditempatkan sebagai dengan kompetensi.
persemaian manusia memiliki high Melihat tujuan SMK tersebut
skill digital talent pendukung (Sampun, Rahayu, & Ariyadi, 2017)
pembangunan (Habibie, 2018). Oleh menyatakan bahwa tujuan pendidikan
karena itu ketersediaan koherensi SMK sampai saat ini belum tercapai.
antara persekolahan, kurikulum, Hal ini dikarenakan sistem pendidikan
SKKNI dan kompetensi kerja harus yang tidak memberikan ruang bagi
tercipta secara harmoni dan saling peserta didik untuk mengembangkan
memperkuat. potensi, bakat, dan minatnya, sehingga
Tantangan besar era yang banyak lulusan SMK tidak
dikenal dengan fenomena disruptive mendapatkan pekerjaan yang sesuai
innovation yang kita masuki dapat dengan keahliannya dan banyak juga
menyediakan jutaan lapangan kerja yang mengganggur. Hal ini dapat
dan menjadi lompatan status ekonomi dilihat dari grafik berikut ini.
negara, namun fenomena tersebut akan
berbalik menjadi petaka karena
dampaknya jika tidak tersedia SDM
yang berkualitas dan berkompetensi
sebagai pelaku utamanya. Oleh sebab
itu hadirnya sekolah yang berwawasan
masa depan dengan dukungan materi
pelajaran yang prospektif sangat
diharapkan dan tumbuh menjadi
wahana persemaian anak bangsa yang
berkualitas (Ohoitimur, 2018). Grafik1 Penggangguran Berdasarkan
Sesuai dengan Undang-undang Pendidikan
Sistem Pendidikan Nasional Tahun
2003 pasal 15 disebutkan bahwa Pernyataan Hadam tersebut
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tentunya melihat keberhasilan tujuan
merupakan pendidikan menengah yang pendidikan SMK secara umum sebagai
mempersiapkan peserta didik terutama output. Bagaimana dengan
untuk bekerja dalam bidang tertentu. keberhasilan di bidang yang lebih
Tujuan umum SMK adalah untuk spesifik, misalnya mata pelajaran
meningkatkan keimanan dan Bahasa Indonesia. Bagaimana pun
ketakwaan peserta didik kepada Tuhan pembelajaran Bahasa Indonesia pasti
Yang Maha Esa dan mengembangkan berpengaruhi terhadap kompetensi
potensi peserta didik agar memiliki peserta didik di bidang yang lainnya.
akhlak mulia, pengetahuan dan Mengingat tujuan pembelajaran bahasa
wawasan kebangsaan yang luhur. Indonesia di SMK sesuai
Sedangkan tujuan khusus yaitu Permendikbud tahun 2016 tentang

257
Sujinah/Tantangan dan Solusi Pembelajaran Bahasa…
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.13, No. 2, Juli 2020 Hal 256–271

Standar Isi Pendidikan Dasar dan minat peserta didik terhadap


Menengah yakni agar peserta didik pembelajaran Bahasa Indonesia?
memiliki kompetensi (1) sikap
spiritual (menghayati dan METODE
mengamalkan ajaran agama yang Penelitian ini menggunakan
dianutnya); (2) sikap social pendekatan deskriptif kualitatif dengan
(menghayati dan mengamalkan teknik pengumpulan data wawancara
perilaku jujur, disiplin, santun, peduli mendalam dan dokumentasi.
(gotong royong, kerjasama, toleran, Penggunaan pendekatan qualitative
damai), bertanggung jawab, responsif, riset beralasan agar mendapatkan
dan pro-aktif melalui keteladanan, penjelasan yang lebih akurat dan
pemberian nasehat, penguatan, presisi serta untuk menghasilkan
pembiasaan, dan pengondisian secara konsep. Data dianalisis dengan
berkesinambungan serta menunjukkan deskriptif kualitatif dengan
sikap sebagai bagian dari solusi atas menggunakan teknik analisis mengalir
berbagai permasalahan dalam dari (Miles & Huberman, 1994) yang
berinteraksi secara efektif dengan meliputi pengumpulan data, reduksi
lingkungan sosial dan alam serta data, paparan data, verifikasi dan
dalam menempatkan diri sebagai simpulan. Penggunaan teknik analisis
cerminan bangsa dalam pergaulan tersebut karena disesuaikan dengan
dunia; (3) kompetensi pengetahuan tujuan penelitian yang ingin
(memahami, menerapkan, mendeskripsikan dan menjelaskan
menganalisis, dan mengevaluasi hubungan yaitu antara kondisi
pengetahuan faktual, konseptual, pembelajaran bahasa Indonesia dengan
prosedural, dan metakognitif pada keadaan siswa di sekolah (Mack,
tingkat teknis, spesifik, detil, dan 2010). Sedangkan untuk mengecek
kompleks dalam ilmu pengetahuan, keabsahan data digunakan triangulasi
teknologi, seni, budaya, dan melalui komparasi kumpulan data dan
humaniora dengan wawasan menggunakan kunci sumber informasi
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, (informan) mengingat riset ini
dan peradaban terkait penyebab bercorak studi kasus (Yin, 1991).
fenomena dan kejadian pada bidang
kerja yang spesifik untuk memecahkan HASIL DAN PEMBAHASAN
masalah; (4) kompetensi keterampilan Minat Belajar Bahasa Indonesia
(menunjukkan keterampilan menalar, Rendah
mengolah, dan menyaji secara: efektif, Bahasa Indonesia merupakan
kreatif, produktif, kritis, mandiri, salah satu mata pelajaran ujian
kolaboratif, komunikatif, dan solutif nasional, namun nasibnya tidak seperti
(Permendikbud, 2016). mata pelajaran ujian nasional yang
Artikel ini bertujuan lain. Nilai mata pelajaran Bahasa
mendeskripsikan permasalahan Indonesia rendah, masyarakat tidak
pembelajaran bahasa Indonesia di prihatin, tenang-tenang saja, namun
sekolah kejuruan di Indonesia yang bila hal tersebut terjadi pada nilai
meliputi 1) mengapa mata pelajaran selain bahasa Indonesia (matematika,
Bahasa Indonesia tidak diminati; (2) IPA) masyarakat menjadi ribut.
bagaimana solusi untuk meningkatkan Berbagai upaya dilakukan oleh
masyarakat untuk mengantisipasi agar

258
Sujinah/Tantangan dan Solusi Pembelajaran Bahasa…
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.13, No. 2, Juli 2020 Hal 256–271

nilai mata pelajaran tersebut bagus. Beberapa faktor yang


Hal ini senada dengan yang menyebabkan pembelajaran bahasa
disampaikan oleh salah satu wali siswa tidak berlangsung komunikatif : (1)
bahwa wali siswa tersebut sibuk latar belakang pengampu tidak sesuai
mencari guru les privat atau bimbingan dengan mata pelajaran, lima puluh
belajar agar mata pelajaran ujian persen pendidik mata pelajaran bahasa
nasional mendapat nilai bagus, Indonesia berasal dari mata pelajaran
terutama mata pelajaran sains, lain. Studi kasus di salah satu SMK
sedangkan mata pelajaran bahasa Negeri di Surabaya, diperoleh data
Indonesia dianggap mudah sehingga sebagai berikut.
tidak perlu mengikuti les privat.
Anggapan bahwa mata Tabel 1 Data Pendidik Mata Pelajaran
pelajaran bahasa Indonesia itu mudah, Bahasa Indonesia di Salah Satu SMK
harusnya segera diluruskan. No Guru Bidang Ilmu
Sebenarnya bukan sulit atau 1 Perempuan Bahasa
Indonesia
mudahnya, tetapi seharusnya
2 Perempuan Bahasa
masyarakat melihat tujuan Indonesia
diajarkannya mata pelajaran ini. Salah 3 Perempuan Bahasa
satu tujuan pembelajaran bahasa Indonesia
Indonesia adalah peserta didik 4 Perempuan Bahasa
memiliki kompetensi menyimak, Indonesia
5 Perempuan Bahasa Inggris
berbicara, membaca, dan menulis.
6 Perempuan Bahasa Inggris
Sebuah kemampuan yang harus 7 Perempuan Bahasa Inggris
dimiliki oleh setiap insan dalam bekal 8 Perempuan Bahasa Inggris
hidup bermasyarakat berbudaya dan 9 Laki-laki Bahasa Inggris
bernegara. Penelitian Kumar (2014) Sumber: Wawancara dengan salah satu
menyatakan bahwa bahasa pertama guru SMK (2018)
dan lingkungan sangat berpengaruh
terhadap pembelajaran bahasa kedua. Data tersebut menunjukkan
Berikut temuan-temuan di bahwa dominasi pendidik mata
lapangan terkait mata pelajaran bahasa pelajaran Bahasa Indonesia adalah
Indonesia. pendidik dengan latar belakang
keilmuan yang berbeda. Tentu saja ini
Pendidik yang Kurang Profesional sangat berpengaruh dalam proses
Sesuai dengan hakikat bahasa pembelajaran di dalam kelas. Guru
dan pembelajaran bahasa, penekanan bidang studi bahasa Indonesia dengan
utama adalah menciptakan latar belakang bahasa Indonesia saja
pembelajaran yang komunikatif. mengajarkan materi dalam kurikulum
Dalam konteks ini, pembelajaran harus 2013 banyak yang mengeluh kesulitan.
dilakukan dalam konteks komunikatif, Materi teks yang masih relative awan
yaitu aktivitas peserta didik difokuskan bagi guru karena belum pernah
pada bagaimana peserta didik dikenalnya dan juga karena saat
menggunakan bahasa dalam berkuliah tidak pernah mendapatkan
berkomunikasi. Baik berkomunikasi materi tersebut. Materi dalam
pada aspek ilmiah maupun tidak kurikulum 2013 tidak pernah diterima
ilmiah guru saat duduk di bangku kuliah,
sehingga guru tersebut harus belajar

259
Sujinah/Tantangan dan Solusi Pembelajaran Bahasa…
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.13, No. 2, Juli 2020 Hal 256–271

lagi. Itu pun hasilnya belum SMK lebih berminat pada mata
memuaskan. Apalagi bila mata pelajaran kelompok C (Muatan
pelajaran ini diajarkan oleh guru yang Peminatan Kejuruan) daripada
bukan bidangnya. kelompok A (Mata Pelajaran Muatan
Pada umumnya guru kesulitan Nasional). Peserta didik sangat
menanamkan ilmiah bahasa Indonesia antusias saat pembelajaran terkait
seperti yang diamanatkan dalan dengan muatan peminatan kejuruan
kurikulum. Apalagi bagi pendidik (C). Hal ini wajar saja karena untuk itu
dengan latar belakang yang jauh lah mereka studi. Kemudian
berbeda. Secara kasat mata, untuk bagaimana dengan mata pelajaran
mengajarkan mata pelajaran bahasa muatan nasional, terutama mapel
Inggris, tentunya harus bisa bahasa Bahasa Indonesia. Sebuah mata
Inggris terlebih dahulu, sementara pelajaran yang kurang melibatkan
untuk bahasa Indonesia tidak motorik, yang menjadi penciri sekolah
demikian. Kalau hal ini disikapi vokasi. Akibatnya perhatian peserta
menjadi hal yang sama tentunya didik terhadap pembelajaran muatan
pembelajaran bahasa Indonesia nasional seperti Bahasa Indonesia
menjadi tidak menarik. kurang. Pembelajaran semakin kurang
Sesuai Keputusan Direktur kondusif lagi ketika melihat latar
Jenderal Pendidikan Dasar dan belakang pendidik tidak sesuai dengan
Menengah No. bidang keilmuan.
330/D.D5/KEP/KR/2017 disebutkan Jumlah guru kurang memadai,
bahwa Kompetensi Inti dan dari contoh kasus ini ditemukan beban
Kompetensi Dasar SMK meliputi pendidik yang sangat banyak, yakni 51
Mata Pelajaran Muatan Nasional (A) jam/minggu. Dari hitungan jumlah
yaitu Pendidikan Agama dan Budi rombel 51 @ 4 jam sehingga ketemu
Pekerti, Pendidikan Pancasila dan 204 kemudian dibagi rata-rata dengan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, jumlah pendidik yang hanya 4 orang.
Matematika, Sejarah Indonesia, dan Hal ini sangat tidak mungkin.
Bahasa Inggris dan bahasa asing Sehingga jumlah jam yang ada
lainnya. Muatan Kewilayahan (B) diberikan kepada pendidik yang
meliputi Seni Budaya dan Pendidikan berlatar belakang berbeda, yakni lima
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. orang pendidik berlatar belakang
Dua muatan ini diberikan kepada pendidikan bahasa Inggris. Selain guru
peserta didik tanpa melihat bidang yang tidak sesuai bidang keilmuannya,
keahlian yang diambil. Sedangkan pada umumnya pengetahuan pendidik
Muatan Peminatan Kejuruan (C) yang bahasa Indonesia kurang memadai
meliputi Dasar Bidang Keahlian (C1), sehingga sangat perlu ditingkatkan.
Dasar Program Keahlian (C2), dan Kompetensi rendah ini tampak pada
Kompetensi Keahlian (C3) mata proses pembelajaran yang kurang
pelajarannya disesuaikan dengan kreatif dan inovatif. Terbuti bahwa
bidang keahlian yang dipilih oleh pendidik lebih dominan
masing-masing peserta didik menyampaikan pengetahuan bukan
Berdasarkan hasil wawancara keterampilan apalagi berpikir kritis.
dengan guru-guru SMK baik di Pengetahuan yang dimilikinya sangat
Surabaya, Jakarta, dan Kalimantan terbatas karena kurang membaca
diperoleh data bahwa peserta didik (Pitaloka, 2018). Selain kurang

260
Sujinah/Tantangan dan Solusi Pembelajaran Bahasa…
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.13, No. 2, Juli 2020 Hal 256–271

membaca, referensi yang memperkaya hanya tiga (3) KD (Rochmatillah,


keilmuan di bidang bahasa Indonesia 2014). Dipertegas juga oleh peneliti
sangat minim. Gambaran seperti ini bahwa materi yang akan diajarkan di
sama dengan hasil penelitian yang kelas XI terdiri atas beberapa teori
dilaporkan oleh Suparno. yang berkaitan dengan beberapa
Dalam penelitiannya Suparno kompetensi dasar yang telah
(1997:35) yang menyatakan bahwa: (a) ditentukan, tetapi dalam pelaksanaan
tenaga pendidik masih cenderung pembelajaran, tidak semua materi
memberikan penjelasan tentang tersampaikan sesuai RPP yang telah
bahasa, bukan pelatihan keterampilan disusun oleh guru. Hal ini tentunya
berbahasa secara integrative dan sebagai bukti bahwa pembelajaran
komunikatif; (b) sebagian besar tenaga Bahasa Indonesia di SMK
pendidik belum memiliki penguasaan bermasalah. Hanya saja di dalam
yang memadai tentang taksonomi penelitian Rocmatillah tidak
kemahiran berbahasa Indonesia (c) dijelaskan permasalahan tidak
kelas yang besar berakibat tenaga tersampaikannya semua materi
pendidik mengikuti dinamika kelas (KD) yang harusnya diselesaikan di
bukan tenaga pendidik menciptakan semester tersebut.
dinamika kelas; (d) tenaga pendidik Sekolah Menengah Kejuruan
kurang menggunakan sumber lain di Indonesia seharusnya mulai
selain buku teks; (e) masih banyak menerapkan revitalisasi di bidang
tenaga pendidik yang kebakuan penggunaan media video tutorial
bahasanya kurang ideal. (Ikawati, dalam pembelajaran (Sampun et al.,
1997). Sementara itu hasil penelitian 2017) Di era gobal dan di zaman
yang dilakukan oleh Hanum (2013) IPTEK diperlukan reorientasi dalam
bahwa pembelajaran e-learning yang penyelenggaraan pembelajaran,
diterapkan di salah satu SMK Swasta khususnya mata pelajaran Bahasa
di Purwokerto saja menunjukkan Indonesia. Peserta didik sudah
bahwa tidak sepenuhnya pembelajaran saatnya untuk mengembangkan
e-learning efektif bagi semua guru di (Ikawati, 1997) kualitas pribadinya
SMK tersebut. Hal ini salah satunya (jujur, disiplin, mandiri, kreatif,
disebabkan belum optimalnya proses motif berprestasi, dan terbentuknya
pembelajaran yang ada (Hanum, etos kerja), dan kemampuan
2013). strategis lainnya. Kompetensi ini
menjadikan peserta didik mandiri,
Materi, Metode dan Media memunyai hubungan interpersonal,
Pembelajaran mampu bekerja sama, berpikir
Pembelajaran mata pelajaran kreatif, mampu mengambil
Bahasa Indonesia di beberapa daerah keputusan, mampu memecahkan
di Indonesia tidak jauh berbeda masalah, mampu berkolaborasi, dan
nasibnya. Hal ini seperti dilaporkan mampu memanajemen diri.
oleh Rochmatillah (2014) bahwa guru Pembelajaran Bahasa
telah menyusun silabus dan Rencana Indonesia tidak cukup dengan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) penyampaian informasi secara lisan
untuk tujuh (7) kompetensi dasar (KD) (teoritis), diperlukan inovasi dan
yang harus disampaikan. Namun, dari kreativitas sesuai dengan
ketujuh RPP yang dapat dilaksanakan perkembangan ilmu pengetahuan

261
Sujinah/Tantangan dan Solusi Pembelajaran Bahasa…
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.13, No. 2, Juli 2020 Hal 256–271

dan teknologi khususnya IT. pengaruh yang signifikan persepsi


Strategi dan penggunaan IT menjadi penguasaan metode pembelajaran,
salah satu alternative metode media, dan motivasi belajar peserta
pembelajaran peserta didik secara didik terhadap hasil belajar peserta
aktif, dan didukung dengan didik di sekolah vokasional. (Tang
pengembangan lingkungan sekolah & Sutrisno, 2012) Sofyan dan
secara professional, apalagi di era Komariah (2016) membuktikan
pandemic covid-19 ini. bahwa model pembelajaran Problem
Pembelajaran menjadi di rumah saja Based Learning layak diterapkan di
(School From Home) setiap mata pelajaran dalam
Selain itu, proses implementasi kurikulum 2013 dan
pembelajaran harus memperlakukan mampu meningkatkan kompetensi
peserta didik menjadi subjek didik, siswa dalam aspek hard skills
karena akan sangat terbantu oleh maupun soft skills, dengan langkah
computer based learning (CBL). awal guru harus mengubah pola
Hal ini menjawab permasalahan berpikir, yang kedua perlunya
yang ditemukan di beberapa SMK pelatihan; ketiga menyiapkan
di Indonesia yang memperlakukan materi ajar, media, dan bahan ajar
peserta didik sebagai objek yang (Sofyan, 2016).
kurang dilibatkan dalam Pembelajaran multibahasa
pembelajaran dan pendidik merasa berbasis bahasa ibu hanya
benar sendiri. dilakukan dalam tulisan, sementara
Penggunaan video tutorial dalam praktiknya sangat sulit,
akan memberikan pengalaman yang kecuali terdapat peningkatan
lebih dibandingkan dengan media kualitas fasilitas sekolah, pelatihan
lain, karena kedua indera guru, materi pelajaran
penglihatan dan indera pendengaran didemonstrasikan di masyarakat
sama-sama terlibat. Selain itu, oleh pemerintah. Rekomendasi yang
media video tutorial juga dapat diberikan bahwa semua baik
digunakan sebagai alternative solusi pemerintah maupun sekolah yang
bagi keterbatasan sarana prasarana peduli harus menemukan cara untuk
di sekolah. Sehingga peserta didik menyediakan materi pelajaran yang
sebelum pembelajaran dimulai diperlukan, terutama buku untuk
peserta didik dapat memelajari memastikan guru akan
terlebih dahulu apa yang harus melaksanakan proses pembelajaran
dilakukan sesuai yang ada dalam dengan sukses, pelatihan bagi guru-
video. Misalnya pada kompetensi guru harus diintensifkan; orang tua
dasar teks prosedur, materi ini juga perlu mendapatkan sosialisasi,
sangat menarik apabila disajikan kembalikan hak anak untuk belajar
dengan berbantukan video tutorial bahasa sendiri dengan teori propno-
karena akan menarik peserta didik lingo ethagar; dan perlunya studi
yang memang ada kecenderungan komparatif dan eksperimen antara
berminat ke hal-hal yang bersifat lembaga pembelajaran swasta dan
motorik. negeri untuk mengukur
Sutrisno dan Siswanto keberhasilan pembelajaran bahasa
(2016) dalam penelitiannya ibu secara kuantitatif.
menemukan bahwa terdapat

262
Sujinah/Tantangan dan Solusi Pembelajaran Bahasa…
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.13, No. 2, Juli 2020 Hal 256–271

Dalam perspketif scaffolding


kognitif, ditunjukkan bahwa
penentuan capaian KD dalam mata
pelajaran sering kurang memberi
peluang berkembangan kognitif
siswa sehingga materi cakupan yang
diliput dalam KD seringkali kurang
memiliki fokus highlight yang perlu
dikembangkan lebih lanjut sehingga Grafik 2 Persentase Daya Ingat
point-point penting pada materi dengan Video Tutorial (Sampun et
kurang tertonjolkan secara ekplisit al., 2017)
akibatnya siswa kurang mampu
membedakan materi kunci dan Berikut gambar proses
materi suplemen (Seckstein, Spark, pembuatan video tutorial yang akan
& Jenkins, 2015). digunakan dalam proses
Dengan video tutorial ini pembelajaran.
peserta didik bisa berulang-ulang
menggunakan untuk mengulang
materi yang kurang dipahami.
Video tutorial ini bisa dibuat oleh
pendidik dan juga oleh peserta
didik. Peserta didik akan
mendapatkan kesempatan untuk
mengamati dan mengevaluasi
pekerjaan baik pekerjaan pribadi
maupun feedback pekerjaan teman-
temannya. Media ini juga dapat
meningkatkan kompetensi
interpersonal karena peserta didik
dapat mendiskusikan apa yang telah Gambar 1 Proses Video Tutorial
mereka saksikan di video tutorial. (Sampun et al., 2017)
Berdasarkan hasil penelitian
Francis M. Dwyer menyebutkan Pendidik di sekolah kejuruan
bahwa setelah lebih dari tiga hari di Indonesia seharusnya segera
pada umumnya manusia dapat melakukan revitalisasi perubahan
mengingat pesan pesan yang karakter agar sesuai dengan
disampaikan melalui tulisan sebesar kebutuhan peserta didik dan dunia
10%, pesan audio 10%, visual 30%, industry (Sampun et al., 2017)
dan apabila ditambah dengan Sehingga filosofi yang dicanangkan
melakukan, maka akan mencapai oleh Bapak Pendidikan Ki Hajar
80%. Di sisi lain berdasarkan Dewantara yakni guru digugu
pengamatan terhadap kemampuan (dipercaya) dan ditiru (diteladani)
manusia dalam menerima dan dapat diwujudkan.
mengingat informasi yang Pendidik sekolah kejuruan
diterimanya, menurut Riset dalam menjalankan profesinya
Computer Technology Research diharapkan mampu menerapkan 4
(CTR):

263
Sujinah/Tantangan dan Solusi Pembelajaran Bahasa…
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.13, No. 2, Juli 2020 Hal 256–271

ON, yakni Visi-ON, acti-ON, passi- tidak didasari passion akan hampa,
ON, Collaborati-ON. terjebak rutinitas, menjenuhkan, dan
pastinya tidak kreatif/miskin
kreativitas. Pendidik harus bekerja
penuh keikhlasan. Orang yang ikhlas
pasti tanpa pamrih. Pendidik ikhlas
akan memberikan semua yang dimiliki
agar peserta didik tumbuh dan
berkembang, serta memiliki masa
depan yang berkarakter positif.
ON yang keempat adalah
collaborate-ON. Collaborate-ON
adalah kemampuan untuk menjalin
kerja sama dengan pihak lain. Dengan
Gambar 2 Empat ON (Sampun et al.,
kolaborasi tenaga yang dikeluarkan
2017)
sedikit, namun hasil usaha yang
didapat berlipat dan berkah melimpah.
Visi-ON mengandung makna
Kolaborasi pada dasarnya bekerja
bahwa guru harus memunyai visi
sama dengan pihak luar akan
dalam mengajar bukan hanya diniati
menghasilkan kekuatan dan
hanya transfer knowledge, melainkan
keuntungan yang lebih besar. Pendidik
juga memunyai tugas untuk
yang mampu berkolaborasi dengan
membangun sikap dan karakter yang
pihak luar dapat memberikan
baik kepada peserta didik. Acti-ON
pembelajaran yang optimal sehingga
merupakan kelanjutan vision. Apa
menghasilkan luaran yang siap kerja.
artinya vision kalau tidak ada action.
Agar dapat melaksanakan
Vision memberi arah dan jalan. Action
empat ON dengan pendidik harus rajin
sebagai bukti bahwa seorang pendidik
mengikuti kegiatan ilmiah seperti
harus bergerak. Bergerak dalam proses
seminar, workshop, lokakarya, diskusi
pembelajaran sesuai karakter dan
ilmiah atau kegiatan ilmiah lainnya
kecerdasan masing-masing peserta
baik di tingkat nasional maupun
didik (multiple intelegen), sehingga
internasional. Kegiatan ilmiah ini tentu
pendidik juga harus kreatif dalam
saja tidak hanya sebagai peserta tetapi
menggunakan metode pembelajaran
juga sebagai pembicara tentunya.
serta media pembelajaran yang
Dengan aktif mengikuti kegiatan
membuat peserta didik inovatif, kreatif
ilmiah, akan tercipta atmosfer
dan tidak membosankan.
akademik yang sinergis dan holistik
Passi-On maknanya bahwa
dalam berbagai ranah kehidupan
pendidik harus membangun cinta,
ilmiah. Pendidik juga harus memiliki
buka sekedar action, tetapi disertai
modal sebagai manusia yang meliputi
passion. Tanpa passion mengajar
modal intelektual (intellectual capital),
seperti robot. Hanya melaksanakan
modal social (social capital), modal
tugas. Masuk kelas, keluar kelas,
metal (soft capital), dan modal agama
gugurlah tugas. Jangan action hanya
(spiritual capital) agar mampu
karena tugas dan kewajiban, tidak ada
memberi pelayanan yang baik kepada
penjiwaan, tidak ada gairah. Hasilnya
peserta didik, dunia kerja (stake
pasti tidak maksimal dan suasana pasti
holder), dan masyarakat. Pendidik
menjenuhkan. Pembelajaran yang

264
Sujinah/Tantangan dan Solusi Pembelajaran Bahasa…
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.13, No. 2, Juli 2020 Hal 256–271

jangan cepat puas dengan apa yang salah satu penyebab rendahnya retensi
dilakukan sekarang. Asal masuk kelas, yang merupakan hasil belajar yang
mengajar seadanya dengan diperoleh siswa. Dalam kajian
pengetahuan dan kemampuan pas- (Krosnik, 2005) menunjukan bahwa
pasan, apalagi dengan konsep bahwa hal ini merupakan cara yang genuine
nilai bisa dibuat. sense yang langsung berdampak pada
Kelemahan yang muncul dalam retensi siswa yang mengarah pada
pembelajaran konvensional adalah peningkatan kepuasaan belajar.
kurangnya sajian di kelas yang Sehingga akibatnya minat belajar
melakukan inovasi dalam sistem sajian terhadap suatu mata pelajaran menjadi
misalnya menggunakan blended meningkat.
learning yang terbukti lebih Penelitian di Filipina
memunculkan motivasi belajar dan mengidentifikasikan tantangan yang
perluasan materi sehingga tercipta dihadapi guru dan strategi dalam
lebih dari sekedar one way teacher implementasi program. Penelitian yang
course (Guo, Justice, Kaderavek, & dilakukan oleh (Metile & Williams,
McGinty, 2012). Penggunaan sistem 2016) menggambarkan modifikasi
face to face dalam kelas cenderung model yang di dalamnya merangkul
ditolak karena kurang mengarah pada karakter multi-layered dari
tuntutan belajar baru yang lebih keanekaragaman linguistik melalui
personalized dan cocok bagi individual strategi program yang digerakkan oleh
siswa sehingga mereka merasa lebih konteks. The adopted strategis
terpenuhi kebutuhan belajarnya demonstrate a localized realization of
(Wang, 2018). national policy and provide policy
Guru bahasa dapat menerapkan maker and implementers with a range
variasi strategi instruksional untuk of classroom realities and possible.
menghasilkan peluang baru bagi
pembelajaran yang personal dan Proses Pembelajaran
kreative. Sebab siswa sudah tahun Materi pembelajaran bahasa
bagaimana untuk mencari dukungan Indonesia di beberapa sekolah
dan juga mempunyai kemampuan kejuruan di Indonesia masih
untuk mencari jalan keluar atas dipisahkan antara materi linguistic dan
kesulitan belajarnya dengan materi sastra. Hal ini tentu saja sangat
memanfaatkan teknologi. Membangun menjemukan dan tidak menarik.
motivasi siswa masih dipandang Seharusnya pembelajaran dilakukan
sebagai faktor penting dalam secara terintegrasi. Keterampilan
mengembangkan wawasan siswa dan berbahasa yang idealnya disajikan
suksesnya penerapan inovasi dalam secara terintegrasi belum dapat
sistem penyajian materi ajar terutama diimplementasikan secara optimal di
untuk menghasilkan metakognitve kelas (Permendikbud, 2016). Aspek-
(Clayton & Blumberg, 2010). aspek kemahiran berbahasa masih
Introspeksi diri dalam mengajar sangat disajikan secara terpisah. Misalnya,
jarang dilakukan kecuali tenaga pendidik mengajarkan analisis
mengandalkan dari pengawas sehingga unsur kebahasaan, seakan-akan tenaga
kelemahan yang muncul dari praktik pendidik hanya terfokus pada satu
mengajarnya sangat jarang diketahui. unsur tata bahasa saja. Walaupun buku
Kemungkinan ini diprediksi menjadi pegangan peserta didik sudah

265
Sujinah/Tantangan dan Solusi Pembelajaran Bahasa…
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.13, No. 2, Juli 2020 Hal 256–271

menyajikan materi secara dalam konteks (Halliday, M. A. K.,


berkesinambungan. Sebenarnya Matthiessen, 2004). SFL merupakan
apabila tenaga pendidik memahami teori sosial bahasa yakni penggunaan
hakikat pembelajaran integrative bahasa aktual/otentik dalam konteks
(tematis) maka pembelajaran bahasa (konteks budaya dan konteks situasi),
dapat berlangsung secara alamiah dan systemik yang memaknai atau
sesuai dengan hakikat fungsi bahasa merasakan konteks, serta fungsional
sebagai alat komunikasi. Pola merupakan deskripsi fungsi bahasa.
implementasi integrative ini akan
mendorong kemahiran berbahasa Peserta Didik
peserta didik secara baik. Berdasarkan hasil pengamatan,
Untuk memperlancar kegiatan persepsi peserta didik terhadap mata
pengajaran bahasa secara integrative pelajaran bahasa Indonesia berada
diperlukanlah metode atau suatu pada taraf yang rendah. Mereka
rumusan sistem cara pengajaran karena menganggap pelajaran kelompok A
metode pengajaran yang bervariasi tidak berhubungan langsung dengan
karena langkah ini merupakan salah minat belajar di sekolah kejuruan
satu faktor yang berperan dalam teknik yang mereka tekuni. Kondisi ini
pengajaran. Peran suatu metode berdampak pada rendahnya motivasi
sangatlah besar dalam suatu peserta didik terhadap mata pelajaran
pengajaran dan bersangkutan juga bahasa Indonesia. Saat pelajaran
dengan peserta didik yang menjadi berlangsung mereka lebih memilih
objek pengajaran. tidur di tempat dengan alasan
Dalam menerapkan metode subjektif. Hal ini berimplikasi pada
pengajaran bahasa, ada beberapa hal rendahnya hasil belajar peserta didik.
yang sebaiknya diperhatikan terlebih Penelitian yang dilakukan
dahulu oleh para tenaga pendidik yang (Bachore, 2014) di Provinsi Zona
antara lain adalah sebagai berikut: (1) Sidama Ethiopia menyatakan
Pembelajaran harus disesuaikan keberhasilan dan kegagalan
dengan kultur sosial dari objek peserta pembelajaran berbasis bahasa
didik; (2) Menggunakan metode yang memiliki hubungan dengan persepsi
dianggap mudah oleh para peserta dan sikap masyarakat. Hal ini jika
didik; (3) Melalui pendekatan yang dikaitkan dengan fakta di Indonesia
sifatnya komunikatif dalam kegiatan yang rata-rata masyarakat dalam hal
belajar mengajar. ini orang tua siswa cenderung
Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki persepsi yang kurang
seharusnya diajarkan dengan terhadap pembelajaran bahasa
menggunakan pendekatan systemic Indonesia sehingga hal ini berdampak
Fungsional Linguistik (SFL). SFL pada sikap peserta didik terhadap
merupakan teori bahasa yang pembelajaran bahasa Indonesia.
menekankan hubungan antara bahasa, Peserta didik di Kenya juga
teks [praktik sosial], dan konteks juga menunjukkan hal yang hampir sama
merupakan teori fungsional bahasa, dengan di Indonesia, bahwa peserta
yang menggambarkan bagaimana didik kurang menghargai bahasa
orang menggunakan bahasa untuk sendiri daripada bahasa Inggris.
memaknai kata, mengerjakan sesuatu, Bahasa Inggris sangat dihargai baik
dan untuk bertukar produk dan layanan untuk tujuan instrumental maupun

266
Sujinah/Tantangan dan Solusi Pembelajaran Bahasa…
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.13, No. 2, Juli 2020 Hal 256–271

integrative (Khejeri, 2014) misalnya rendahnya penggunaan IT


merekomendasikan kepada pemerintah dalam penyajian materi yang
agar pemerintah mendorong menggunakan pendekatan blended
pembelajaran bahasa ibu dan learning akibatnya siswa hanya
mempromosikan bahasa ibu agar memperoleh materi terbatas di kelas
digunakan baik sebagai bahasa tidak memiliki keluasan ilmu melalui
pengantar maupun subjek dalam penggunaan sumber virtual lainnya.
pembelajaran. Dalam kasus di sekolah kejuruan
memperlihatkan kurangnya
Alternatif Solusi Pembelajaran penggunaan tempat kerja (workplace)
Secara umum, dapat dikatakan sebagai acuan pengayaan skill dan
bahwa minat dan motivasi rata-rata kognitif siswa yang dikemas dalam
tenaga pendidik di Indonesia masih workplace learning. Kemasan materi
sangat kurang terhadap dunia sastra yang ditempatkan di tempat kerja
dan pembelajarannya. Oleh karena itu, merupakan cara baru memotivasi
tidak mengherankan alokasi waktu siswa untuk belajar materi pelajaran
pembelajaran Bahasa dan Sastra sebagai bentuk contextualized dan
Indonesia lebih dominan digunakan collaborative (Wang, 2018).
untuk bidang pembelajaran bahasa. Sebenarnya tenaga pendidik dapat
Kendatipun dalam Kurikulum 2013, mengusahakan karya sastra peserta
misalnya, telah disarankan agar didik dimuat di media massa, dalam
pembelajaran bahasa dan sastra dapat bentuk buku sastra, melalui media
berjalan secara proporsional, tetapi elektronik internet dan radio. Hal
pada kenyataannya masih banyak terakhir ini sangat bagus dalam
tenaga pendidik tidak mengindahkan menumbuhkembangkan potensi sastra
rambu-rambu tersebut. Masalahnya yang ada dalam diri peserta didik.
akan kembali menyangkut sikap, Mereka akan tertantang untuk
minat, dan motivasi tenaga pendidik membuat dan memublikasikan karya
itu sendiri terhadap bidang sastra mereka secara luas dan
pembelajaran sastra. kontinyu. Kenyataan yang lebih
Sebagian besar tenaga pendidik memprihatinkan, sebagian besar
mata pelajaran bahasa Indonesia tenaga pendidik tidak menjadi contoh
kurang menumbuhkembangkan minat sebagai orang yang aktif membuat dan
dan kemampuan peserta didik dalam memublikasikan karya sastra di media
hal sastra. massa, dalam buku sastra, dan media
Kelemahan senada juga elektronik.
dikemukakan oleh (Fink, 2013) bahwa Alternatif lain yang bisa
guru sangat sedikit yang mencoba digunakan untuk mengatasi
untuk membangun kemampuan siswa kekurangminatan peserta didik pada
melakukan transfer ke dalam situasi pembelajaran sastra yakni dengan
baru, sehingga bahan ajar hanya melibatkan teknologi dalam hal ini
sebatas sebagai banking concept yang gawai (android) dan internet. Tidak
berhenti pada memory akibatnya bisa dipungkiri saat ini semua peserta
pelajaran tidak menarik dan tidak didik dapat dipastikan memiliki gawai.
menghasilkan produk yang dirasakan. Penerapan teknologi ini misalnya pada
Dalam pandangan teknologi materi “puisi”. Kegiatan berselfi
kelemahan serupa juga muncul (berfoto ria) dan bervideo ini perlu

267
Sujinah/Tantangan dan Solusi Pembelajaran Bahasa…
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.13, No. 2, Juli 2020 Hal 256–271

dimanfaatkan dalam pembelajaran jika sebagian besar peserta didik tidak


puisi. Peserta didik diberi tugas untuk mengenal sastrawan baru yang lebih
membuat puisi, kemudian secara sesuai dengan kehidupan peserta didik.
berkelompok membacakan puisinya Seharusnya, tenaga pendidik tidak
tersebut. Mereka secara bergantian hanya memperkenalkan sastrawan
saling memvideo. Kegiatan ini pasti lama kepada peserta didik karena
menyenangkan bagi peserta didik. banyak sastrawan muda yang lebih
Seperti yang dilakukan oleh salah satu kekinian sesuai dengan realita
sekolah kejuruan di Indonesia berikut kehidupan sekarang.
ini. Topik bahasan lain, misalnya
Selain itu, sebagian besar tenaga teks anekdot yang juga bisa dikerjakan
pendidik bahasa dan sastra di sekolah dengan metode dramatisasi yang
juga sangat kurang memperkenalkan divideokan, hasilnya tampak pada
sastrawan muda yang kekinian kepada gambar berikut ini.
peserta didik. Oleh karena itu, wajar

Gambar 3 Pembelajaran Topik Teks Anekdot

268
Sujinah/Tantangan dan Solusi Pembelajaran Bahasa…
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.13, No. 2, Juli 2020 Hal 256–271

Topik lainnya misalnya, Teks Seperti yang dilakukan oleh salah satu
Eksposisi, pendidik dapat menugasi sekolah di Jawa Timur berikut ini.
peserta didik membuat main mapping.

Gambar 4 Pembelajaran Teks Eksposisi

PENUTUP system serta video conference dan


Berdasarkan hasil pembahasan, teleconference.
hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa permasalahan pembelajaran UCAPAN TERIMA KASIH
bahasa Indonesia di sekolah kejuruan Terima kasih disampaikan
selain disebabkan keterbatasan jumlah kepada kepala SMK Negeri 1 di
pendidik, namun juga keterbatasa Surabaya yang telah memberi izin
kompetensi yang dimilik. Pendidik kepada peneliti untuk mengadakan
yang professional sangat dibutuhkan di penelitian dan terima kasih juga
era sekarang ini. Yang dimaksudkan diucapkan untuk guru mata pelajaran
professional antara lain pendidik harus Bahasa Indonesia di SMK di Jakarta,
memiliki menguasai teori belajar dan di SMK Balikpapan dll. yang telah
menguasai berbagai metode dan media membantu peneliti dalam
pembelajaran yang inovatif utamanya mengumpulkan data. Semoga jasa baik
metode dan media pembelajaran yang Bapak dan Ibu menjadi amalan sholeh.
sesuai dengan karakter peserta didik Amin
kejuruan utamanya yang berbasis
teknologi. Apalagi dengan adanya DAFTAR PUSTAKA
program belajar dari rumah di era Bachore, M. M. (2014). "Learners’
pandemic covid-19 sangat urgent Success in Mother Tongue Based
penguasaan teknologi pembelajaran Classroom Instruction and the
daring, untuk itu pendidik harus Attitudes and Perceptions of
menguasai learning management School Communities".
International Jounal of Sociology

269
Sujinah/Tantangan dan Solusi Pembelajaran Bahasa…
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.13, No. 2, Juli 2020 Hal 256–271

of Education, 3(2), 118–135. Insmk Telkom". Jurnal


https://doi.org/10.4471/rise.2014. Pendidikan Vokasi, 3(1), 90–102.
09
Ikawati, A. (1997). "Problematika
Clayton, K., & Blumberg, F. (2010). Dalam Aplikasi Kaidah
"The Relationship between Berbahasa Indonesia".
motivation, learning strategies Likhitaprajna. Jurnal Ilmiah.
and choice of environmen Fakultas Keguruan Dan Ilmu
whether traditional or including Pendidikan, 18(2), 79–89.
an online component". British
Journal of Educational Khejeri, M. (2014). "Teachers
Technology, 41. Attitudes Towards the Use of
https://doi.org/10.1111/j 1467- Mother Tongue as a Language of
8535.200900993 Instruction in Lower Primary
Schools in Hamisi District,
Fink, L. D. (2013). Creating Kenya". International Journal of
Significant Learning Experiences. Humanities and Social Sciences,
An Integrated Approach 4(1).
Designing College Courses.
Alexandria: Jossey Bass. Krosnik, C. (2005). Making a diffrence
in Teacher Education through self
Guo, Y., Justice, L. M., Kaderavek, J. study. Netherlands: Springer.
N., & McGinty, A. (2012). "The
literacy environment of preschool Mack, N. (2010). Qualitative Research
classrooms: Contributions to Methods. North Carolina: Family
children’s emergent literacy Health International. Hal. 3).
growth". Journal of Research in North Carolina: Family Health
Reading. International.
https://doi.org/10.1111/j.1467-
Metile, R. A., & Williams, A. B.
9817.2010.01467.x
(2016). "The Challenge of
Habibie, I. (2018). Arah Indonesia 4.0. Implementing Mother Tongue
Jakarta: Wantiknas. Education in Linguistically
Diverse Contexts: The Case of
Halliday, M. A. K., Matthiessen, C. M. the Philippines". The Asia-Pasific
(2004). Halliday, M. A. K., & Education Researcher., 23(5–6),
Matthiessen, C. M. An 781–78.
Introduction to Functional
Grammar. London: Arnold. Miles, M. B., & Huberman, M. (1994).
An Expanded Sourcebook.
Hanum, N. S. (2013). "Keefektifan E- Qualitative Data Analysis.
Learning Sebagai Media Thousand Oak: Sage Pblications.
Pembelajaran ( Studi Evaluasi
Model Pembelajaran E-Learning Ohoitimur, J. (2018). "Tantangan bagi
Smk Telkom Sandhy Putra Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Purwokerto ) The Effectiveness dan Peluang bagi Lembaga
of E-Learning As Instructional Pendidikan Tinggi Johanis
Media ( Evaluation Study of E- Ohoitimur". Respons, 23(02),
Learning Instructional Model 143–166. Retrieved from

270
Sujinah/Tantangan dan Solusi Pembelajaran Bahasa…
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.13, No. 2, Juli 2020 Hal 256–271

file:///C:/Users/sujinah/AppData/ Seckstein, S., Spark, L., & Jenkins, A.


Local/Temp/553-Article Text- (2015). Are e-books effective
729-1-10-20190624-1.pdf tools for learning? Reading speed
and comprehension: iPad®i vs.
Permendikbud. (2016). "No Title". paper. South African Journal of
Retrieved from https://bsnp- Education, 35(4), 1–14.
indonesia.org/wp-
content/uploads/2009/06/Permend Sofyan, H. (2016). "Pembelajaran
ikbud_Tahun2016_Nomor021_La Problem Based Learning Dalam
mpiran.pdf Implementasi Kurikulum 2013 Di
SMK Problem Based Learning In
Pitaloka, P. P. (2018). "Memupuk The 2013 Curicullum", 6(3), 260–
Minat Baca Anak", 12(02), 26– 271.
36.
Tang, M., & Sutrisno, S. (2012).
Rochmatillah, D. (2014). Proses "Implementasi Sekolah
Pembelajaran Mata Pelajaran Menengah Kejuruan Bertaraf
Bahasa Indonesia pada Siswa Internasional". Teknologi dan
Kelas Xi Sekolah Menengah Kejuruan.
Kejuruan Negeri 2 Klaten.
Wang, M. (2018). E Learning in the
Sampun, H., Rahayu, N., & Ariyadi, worksplace, A Performance
A. N. (2017). Strategi oriented approach beyond
Implementasi Revitalisasi SMK technology. Springer
(10 langkah Revitalisasi SMK). InternationalPublising.
(M. Bakrun & Dkk, Eds.) (1st https://doi.org/10.1007/978-3-
ed.). Jakarta: Direktorat 319-64532-2_5
Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Yin. (1991). Applications of Case
Pendidikan Dasar dan Menengah Study research. Woshington DC.:
Kementerian Pendidikan dan Cosmos Corp.
Kebudayaan.

271

Anda mungkin juga menyukai