Anda di halaman 1dari 29

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga Karya Tulis yang
bertema Jepang “ Saudara Tua ” ini dapat tersusun.
Selain makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas sejarah yang telah
diberikan kepada ibu guru, makalah ini juga bermanfaat sebagai sumber ilmu
pengetahuan tentang sejarang latar belakang penjajahan jepang di Indonesia,
organisasi bentukan jepang, perlawanan rakyat terhadap jepang, dampak penjajahan
jepang dalam berbagai bidang kehidupan, dan juga upaya persiapan kemerdekaan
Indonesia atau akhir pendudukan jepang di indonesia, yang kesemuanya itu juga
diharapkan dapat menambah rasa cinta tanah air pembaca terhadap tanah air tercinta,
tanah air Indonesia.
Dalam menyelesaikan makalah ini kami mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih banyak
kepada mereka.
Kami juga menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, segala kritik serta saran yang membangun dari para pembaca akan kami terima
dengan senang hati sehingga bisa menjadi sebuah pelajaran bagi kami agar kelak kami
dapat membuat karya tulis dengan lebih baik lagi.
Semoga karya tulis ini memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya
dan pada khususnya pembaca.

Penulis dan Penyusun

Kelompok 1

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang .................................................................................. iii
b. Rumusan Masalah ............................................................................ iii
c. Tujuan Penulisan Makalah ................................................................ iv

BAB II
PEMBAHASAN
a. Awal masuknya jepang di indonesia............... ..............................5
b. Pembentukan Pemerintahan Militer jepang di Indonesia..............7
c. Organisasi Pergerakan Nasional Masa Pendudukan Jepang ......9
d. Perlawanan terhadap militer jepang ...........................................13
e. Dampak kedatangan jepang di indonesia ...................................16
f. Akhir pendudukan jepang di indonesia .......................................23

BAB III
PENUTUP
a. Simpulan ...........................................................................................27
b. Saran................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kedatangan Jepang di Indonesia disambut dengan senang hati oleh rakyat
Indonesia. Jepang dielu-elukan sebagai “Saudara Tua” yang dipandang dapat
membebaskan dari kekuasaan Belanda. Di mana-mana terdengar ucapan “banzai-
banzai” (selamat datang-selamat datang). Sementara itu, pihak tentara Jepang terus
melakukan propaganda-propaganda untuk terus menggerakkan dukungan rakyat
Indonesia. Setiap kali Radio Tokyo memperdengarkan Lagu Indonesia Raya, di
samping Lagu Kimigayo. Bendera yang berwarna Merah Putih juga boleh dikibarkan
berdampingan dengan Bendera Jepang Hinomaru. Melalui siaran radio, juga
dipropagandakan bahwa barang-barang buatan Jepang itu menarik dan murah
harganya, sehingga mudah bagi rakyat Indonesia untuk membelinya.Simpati dan
dukungan rakyat Indonesia itu nampaknya juga karena perilaku Jepang yang sangat
membenci Belanda. Di samping itu, diperkuat pula dengan berkembangnya
kepercayaan tentang Ramalan Jayabaya.
Tentara Jepang juga mempropagandakan bahwa kedatangannya ke Indonesia
untuk membebaskan rakyat dari cengkeraman penjajahan bangsa Barat. Jepang juga
akan membantu memajukan rakyat Indonesia. Melalui program Pan-Asia Jepang akan
memajukan dan menyatukan seluruh rakyat Asia. Untuk lebih meyakinkan rakyat
Indonesia, Jepang menegaskan kembali bahwa Jepang tidak lain adalah “saudara tua”,
jadi Jepang dan Indonesia sama. Bahkan untuk meneguhkan progandanya tentang
Pan-Asia, Jepang berusaha membentuk perkumpulan yang diberi nama “Gerakan Tiga
A”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses masuknya jepang di Indonesia?
2. Bagaimana proses Pembentukan Pemerintahan Militer jepang di Indonesia?
3. Apa saja Organisasi Pergerakan Nasional pada Masa Pendudukan Jepang?
4. Bagaimana Perlawanan terhadap pemerintahan militer jepang?
5. Apakah Dampak Kedatangan dan Pendudukan Jepang dalam Berbagai Bidang
Kehidupan?

3
6. Bagaimana Akhir Masa Pendudukan Jepang?
C. Tujuan Penulisan
1. mengetahui proses masuknya jepang di Indonesia.
2. mengetahui proses Pembentukan Pemerintahan Militer jepang di Indonesia.
3. mengetahui Organisasi Pergerakan Nasional pada Masa Pendudukan Jepang.
4. mengetahui Perlawanan terhadap pemerintahan militer jepang.
5. mengetahui Dampak Kedatangan dan Pendudukan Jepang dalam Berbagai
Bidang Kehidupan.
6. mengetahui Akhir Masa Pendudukan Jepang.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Awal masuknya Jepang ke Indonesia


Pada bulan Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe sebagai
Perdana Menteri Jepang. Sebenarnya, sampai akhir tahun 1940, pimpinan militer
Jepang tidak menghendaki melawan beberapa negara sekaligus, namun sejak
pertengahan tahun 1941 mereka melihat, bahwa Amerika Serikat, Inggris dan
Belanda harus dihadapi sekaligus, apabila mereka ingin menguasai sumber daya
alam di Asia Tenggara. Apalagi setelah Amerika melancarkan embargo minyak bumi,
yang sangat mereka butuhkan, baik untuk industri di Jepang, maupun untuk
keperluan perang.
Keinginan untuk menjadi Negara industry namun tidak didukung oleh
kekayaan sumber daya, mendorong jepang untuk menjadi Negara imperialis.
Dengan di bukanya politisi isolasi jepang oleh amerika serikat dan di bawah
pemerintahan pangeran Mutsuhito yang lebih dikenal dengan pangeran meiji, jepang
melakukan berbagai kegiatan modernisasi dalam berbagai bidang untuk menjajarkan
diri dengan bangsa barat. Tindakan kaisar meiji, antara lain :
1. Mengadakan wajib militer dan wajib belajar
2. Mendatangkan ahli iptek dari Negara maju
3. Pembaharuan system pajak
4. Menggalakan sector industri
Kebijakan yang dilakukan kaisar meiji mendatangkan hasil yang gemilsng.
Terbukti dalam jangka waktu yang relatif singkat menjadi Negara maju dan kuat
dikawasan asia tenggara. Jepang melibatkan diri dalam perang dunia II dengan
bersekutu dengan Negara jerman dan italia. Mereka membentuk aliansi yang disebut
blok fasis Tu Axis. Jepang mengawali perang pasifik sebagai bagian dari perang
dunia II dengan menyrang pangkalan angkatan laut amerika serikat di pearl harbour,
Hawaii, pada tanggal 8 desember 1941. Penyerangan dilakukan karena
menganggap amerika serikat sebagai penghalang dalam usahanyya memperluas
wilayahnya di asia.

5
Jepang telah berhasil menghancurkan pangkalan Angkatan Laut Amerika
Serikat di Pearl Harbour, Hawaii pada tanggal 7 Desember 1941. Dalam gerakannya
ke selatan, jepang juga melakukan penyerangan ke Indonesia yang pada waktu itu
masih berada dalam kekuasaan pemerintah kolonial Belanda. Secara resmi Jepang
telah menguasai Indonesia sejak tanggal 8 Maret 1942, ketika Panglima Tertinggi
Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati, Bandung,. Jepang
tanpa banyak menemui perlawanan yang berarti berhasil menduduki Indonesia.
Bahkan, bangsa Indonesia menyambut kedatangan balatentara Jepang dengan
perasaan senang, perasaan gembira karena akan membebaskan bangsa Indonesia
dari belenggu penjajahan Belanda.
Pada bulan januari dan februari 1942 tentara jepang mulai mendarat di
beberapa kota diindonesia, diantaranya tarakan,Balikpapan,Ambon, Kendari,
Pontianak, serta palembamng. Penyerbuan jepang ke pulau jawa dipimpin oleh letjen
Imamura yang mendarat di tiga tempat, yaitu teluk banteng, Eretan, dan pantai
kranggan, jawa tengah.
Sebenarnya, semboyan Gerakan 3A dan pengakuan sebagai ‘saudara tua’
yang disampaikan Jepang merupakan tipu muslihat agar bangsa Indonesia dapat
menerima kedatangan Balatentara Jepang. Pada awalnya, kedatangan pasukan
Jepang disambut dengan hangat oleh bangsa Indonesia. Namun dalam
kenyataannya, Jepang tidak jauh berbeda dengan negara imperialis lainnya.
Jepang\termasuk negara imperialis baru, seperti Jerman dan Italia. Sebagai negara
imperialis baru, Jepang membutuhkan bahan-bahan mentah untuk memenuhi
kebutuhan industrinya dan pasar bagi barang barang industrinya. Oleh karena itu,
daerah jajahan menjadi sangat penting artinya bagi kemajuan industri Jepang.
Apalah arti kemajuan industri apabila tidak didukung dengan bahan mentah (baku)
yang cukup dengan harga yang murah dan pasar barang hasil industri yang luas.
Dengan demikian, jelas bahwa tujuan kedatangan Balatentara Jepang ke Indonesia
adalah untuk menanamkan kekuasaannya, untuk menjajah Indonesia. Artinya,
semboyan Gerakan 3A dan pengakuan sebagai ‘saudara tua’ merupakan semboyan
yang penuh kepalsuan. Hal itu dapat dibuktikan dari beberapa kenyataan yang terjadi
selama pendudukan Balatentara Jepang di Indonesia. Bahkan, perlakuan pasukan

6
Jepang lebih kejam sehingga bangsa Indonesia mengalami kesengsaraan. Sumber-
sumber ekonomi dikontrol secara ketat oleh pasukan Jepang untuk kepentingan
peperangan dan industri Jepang, melalui berbagai cara berikut:
1. Tidak sedikit para pemuda yang ditangkap dan dijadikan romusha. Romusha
adalah tenaga kerja paksa yang diambil dari para pemuda dan petani untuk
bekerja paksa pada proyek-proyek yang dikembangkan pemerintah pendudukan
Jepang. Banyak rakyat kita yang meninggal ketika menjalankan romusha, karena
umumnya mereka menderita kelaparan dan berbagai penyakit
2. Para petani diawasi secara ketat dan hasil-hasil pertanian harus diserahkan
kepada pemerintah Balatentara Jepang. Hewan peliharaan penduduk dirampas
secara paksa untuk dipotong guna memenuhi kebutuhan konsumsi perang.
3. Hewan peliharaan penduduk dirampas secara paksa untuk dipotong guna
memenuhi kebutuhan konsumsi perang.
B. Pembentukan Pemerintahan Militer jepang di indonesia
Pada pertengahan tahun 1942 timbul pemikiran dari Markas Besar Tentara
Jepang agar pen-duduk di daerah pendudukan dilibatkan dalam aktivitas pertahanan
dan kemiliteran (termasuk semimiliter). Oleh karena itu, pemerintah Jepang di
Indonesia kemudian membentuk peme-rintahan militer.Di seluruh Kepulauan
Indonesia bekas Hindia Belanda itu wilayahnya dibagi menjadi tiga wilayah
pemerintahan militer.
1. Pemerintahan militer Angkatan Darat, yaitu Tentara Kedua Puluh Lima (Tomi
Shudan)untuk Sumatera. Pusatnya di Bukittinggi.
2. Pemerintahan militer Angkatan Darat, yaitu Tentara Keenam Belas (Asamu
Shudan) untuk Jawa dan Madura. Pusatnya di Jakarta. Kekuatan pemerintah mili-
ter ini kemudian ditambah dengan Angkatan Laut (Dai Ni Nankenkantai).
3. Pemerintahan militer Angkatan Laut, yaitu (Armada Selatan Kedua) untuk daerah
Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Pusatnya di Makassar
Pembagian administrasi semacam itu tentu juga terkait dengan perbedaan
kepentingan Jepang terhadap tiap-tiap daerah di Indonesia, baik dari segi militer
maupun politik ekonomi. Pulau Jawa yang merupakan pusat pemerintahan yang
sangat penting waktu itu masih diberlakukan pemerintahan sementara. Hal ini

7
berdasarkanOsamu Seirei (Undang-Undang yang dikeluar-kan oleh Panglima
Tentara Ke-16). Di dalam undang-undang itu antara lain berisi ketentuan sebagai
berikut.
1. Jabatan Gubernur Jenderal pada masa Hindia Belanda dihapuskan dan segala
kekuasaan yang dahulu dipegangnya diambil alih oleh panglima tentara Jepang
di Jawa.
2. Para pejabat pemerintah sipil beserta pegawainya di masa Hindia Belanda tetap
diakui kedudukannya, asalkan memiliki kesetiaan terhadap tentara pendudukan
Jepang.
3. Badan-badan pemerintah dan undang-undang di masa Belanda tetap diakui
secara sah untuk sementara waktu, asalkan tidak bertentangan dengan aturan
pemerintahan militer Jepang.
Adapun susunan pemerintahan militer Jepang tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Gunshirekan (panglima tentara) yang kemudian disebut dengan Seiko Shikikan
(panglima tertinggi) sebagai pucuk pimpinan. Panglima tentara yang pertama
dijabat oleh Jenderal Hito-shi Imamura
2. Gunseikan (kepala pemerintahan militer) yang dirangkap oleh kepala staf. Kepala
staf yang pertama adalah Mayor Jenderal Seizaburo Okasaki Kantor pusat
pemerintahan militer ini disebut Gunseikanbu. Di lingkungan Gunseikanbu ini
terdapat empat bu (semacam departemen) dan ditambah satu bu lagi, sehingga
menjadi lima bu.
Adapun kelima bu itu adalah sebagai berikut.
a. Somobu (Departemen Dalam Negeri).
b. Zaimubu (Departemen Keuangan).
c. Sangvobu (Departemen Perusahaan, Industri dan Kerajinan Tangan) atau
urusan Perekonomian.
d. Kotsubu (Departemen Lalu Lintas).
e. Shihobu(Departemen Kehakiman).
3. Gunseibu (koordinator pemerintahan dengan tugas memulihkan ketertiban dan
keamanan atau semacam gubernur) yang meliputi:.

8
a. Jawa Barat : pusatnya di Bandung.
b. Jawa Tengah : pusatnya di Semarang.
c. Jawa Timur : pusatnya di Surabaya.
d. Dan Ditambah dua daerah istimewa yakni (Kochi) yakni Yogyakarta dan
Surakarta.
Di dalam pemerintahan itu, Jepang juga membentuk kesatuan Kempetai
(Polisi Militer). Di samping susunan pemerintahan tersebut, juga ditetapkan lagu
kebangsaan yang boleh diperdengarkan hanyalah Kimigayo. Padahal sebelum
tentara Jepang datang di Indonesia, Lagu Indonesia Raya sering diperdengarkan di
radio Tokyo.
Pada awal pendudukan ini, secara kultural Jepang juga mulai melakukan
perubahan-perubahan. Misalnya, untuk petunjuk waktu harus digunakan tarikh
Sumera (tarikh Jepang), menggantikan tarikh Masehi. Waktu itu tarikh Masehi 1942
sama dengan tahun 2602 Sumera. Setiap tahun (mulai tahun 1942) rakyat Indonesia
harus merayakan Hari Raya Tencosetsu (hari raya lahirnya Kaisar Hirohito). Dalam
bidang politik, Jepang melakukan kebijakan denganmelarang penggunaan bahasa
Belanda dan mengharuskan penggunaan bahasa Jepang.
C. Organisasi Pergerakan Nasional pada Masa Pendudukan Jepang
1. Gerakan 3A
Sejak kedatangannya ke Indonesia, Jepang terus berusaha menarik simpati
rakyat Indonesia. Gerakan 3 A yang berisi Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung
Asia dan Nippon pemimipin Asia merupakan salah satu propaganda yang
dilakukan Jepang dalam menarik hati rakyat Indonesia. Gerakan 3 A ini berada
dibawah pimpinan Mr. Syamsudin. Selain itu, ditambah pula organisasi Pemuda
Asia Raya yang dipimpin oleh Sukardjo Wiryopranoto. Namun pada
perkembangannya Gerakan 3 A gagal dalam mendapatkan simpati rakyat
Indonesia hingga akhirnya organisasi ini dibubarkan.
2. Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI)
Kedatangan Jepang ke Indonesia membawa banyak perubahan pada
rakyat Indonesia, Jepang banyak memberikan peraturan dan kebijakan agar
memperkuat posisi Jepang di Indonesia. Jepang melarang berbagai pertemuan

9
yang dilakukan rakyat Indonesia yang bersifat politik dan bahkan pemerintah
Jepang membubarkan organisasi pergerakan Indonesia yang sudah ada sejak
masa kolonial Belanda. Terkecuali Majelis Islam A’ la Indonesia (MIAI), karena
kegiatannya bersifat keagamaan, tidak mengadakan kegiatan politik dan strategi
pergerakan yang bersifat terbuka maka organisasi yang dibentuk pada September
1937 ini tidak dibubarkan oleh pemerintah Jepang. Jepang memberikan kontribusi
untuk mengembangkan kehidupan bragama di Indonesia seperti Kantor Urusan
Agama yang dipimpin oleh orang Indonesia yaitu KH Hasyim Ashari. Pada
perkembangan selanjutnya beberapa pesantren dikunjungi para pembesar
Jepang. Umat islam diizinkan membentuk Hizbullah yang memberikan pelatihan
kemiliteran bagi para pemuda islam. Semakin pesatnya perkembangan organisasi
ini membuat kekhawatiran serta mengancam eksistensi pendudukan Jepang, MIAI
akhirnya dicurigai pihak Jepang. Pada 1943, MIAI dibubarkan dan sebagai
penggantinya dibentuk Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).
3. Masyumi
Majelis Syuro Muslimin Indonesia berdiri pada 1943 sebagai pengganti
MIAI. Masyumi diketuai oleh KH Mas Mansur dan didampingi KH Hasyim Ashari.
Organisasi ini dimanfaatkan oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia
untuk mengonsolidasikan organisasi-organisasi islam lainnya, seperti
Muhamadiyah, Nahdatul Ulama, Persatuan Islam dan Sarekat Islam. Tidak jauh
berbeda dengan organisasi pergerakan islam gabungan dalam MIAI, Masyumi
memiliki visi bahwa setiap umat Islam diwajibkan untuk jihad Fisabilillah (berjuang
di jalan Allah) dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang politik. Para kaum
muda muslim, khususnya para santri dipersiapkan untuk berjuang secara fisik
maupun politis.
4. Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
Dalam rangka membangkitkan semangat dan perasaan anti bangsa kulit
putih, Jepang mendirikan Pusat Tenaga Rakyat (Putera) pada Maret 1942.
Organisasi ini dipimpin oleh 4 serangkai mereka adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh.
Hatta, K.H. Mas mansyur, dan Ki Hajar Dewantara yang memiliki tugas untuk
memimpin rakyat Indonesia supaya mau menghapuskan pengaruh barat. Adapun

10
tujuannya memudatkan seluruh kekuatan rakyat dalam rangka membantu usaha
Jepang memenangkan perang Asia Pasifik. Empat serangkai dianggap oleh
Jepang sebagai lambing dari pergerakan nasional Indonesia. Sebaliknya, para
pemimipin nasional memanfaatkan Putera untuk mempersiapkan rakyat Indonesia
mencapai kemerdekaan. Pemerintah pendudukan Jepang, tidak menyadari bahwa
Putera menjadi sebuah wadah pemupukan rasa nasionalisme di kalangan rakyat
Indonesia.
5. Cuo Sangi In
Cuo Sangi In adalah suatu badan yang bertugas mengajukjan usul kepada
pemerintah serta menjawab pertanyaan mengenai soal-soal politik, dan
menyarankan tindakan yang perlu dilakukan oleh pemerintah militer jepang.
Badan ini di bentuk pada tanggal 1 Agustus 1943 berdasarkan osamu serei No. 36
dan 37 tahun 1943. Tugasnya menyampaikan usul dan pertanyaan yang di ajukan
oleh pemerintah militer jepang di bidang politik dan pemerintah. Cuo sangi in ini
beranggotakan 43 orang, dengan ketuanya soekarno serfta wakilnya M.A.A
Kusumo Utoyo dan dr. Buntaran Martoadmojo. Cuo sani In membawa enam
departemen yang dipimpin sanyo, yaitu sebagai berikut :
a. Depertemen Urusan Umum (somubu), dipimpin Ir. Soekarno
b. Departemen Dalam Negeri (Naimubu), dipimpin Mr. soewandi dan dr. Abdul
Rasyid
c. Departemen Kehakiman (shinobo), dipimpin Prof. Dr. Soepomo
d. Depertemen Penerangan dan Propagandaa (kotaubu), dipimpin Mochtar bin
Prabu Mangkunegara
e. Departemen Perekonomian (sangyobu), dipimpin Prawoto soemadilogo
f. Departemen Lalu Lintas (Kotsubu)
Akan tetapi, tujuan ini tidak terlaksana karena adanya campur tangan
dari zaimukyobu (Badan Sekretariat Khusus) yang bertugas menyaring terlebih
daahulu hal-hal yang akan diusulkan kepadfa pemerintah militer jepang.
6. Jawa Hokokai
Melalui pernyataan yang dikeluarkan oleh panglima tertinggi tentara Jepang
pada 1944, di jawa berdiri organisasi Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa).

11
Organisasi ini lahir dengan dorongan pada situsi Perang Asia Timur Raya yang
semakin gencar. Jawa Hokokai diorientasikan untuk memupuk semangat
kebaktian, yaitu kesediaan untuk mengorbankan diri, mempertebal persaudaraan
dan melaksanakan tugas untuk kepentingan pemerintah pendudukan Jepang.
Pimpinan Jawa Hokokai ditangani langsung oleh pimpinan militer Jepang dan
anggotanya diseleksi secara ketat. Jaringan organisasi ini dari pusat sampai
daerah memiliki bidang-bidang kegiatan, seperti guru, kewanitaan, perusahaan,
dan kesenian. Jawa hokokai bertugas mengerahkan rajyat secara paksa untuk
mengumpukan padi, permata, besi tua, serta menanam jarak. Hasilnya harus
diserahkan ke pemerintah pendudukan Jepanguntuk membiayai Perang Asia
Timur Raya.
7. Barisan Pelopor, Heiho, dan Pembela Tanah Air (Peta)
Untuk menyiapkan seluruh potensi rakyat Indonesia dalam membantu dan
mendukung kemenangan Jepang Perang Asia Timur Raya, pemerintah
pendudukan Jepang pada 14 September 1944 membentuk barisan pelopor yang
dipilih oleh golongan nasionalis, seperti Ir. Sekarno, R.P. Suroso, Otto
Iskandardinata dan dr. Buntaran. Barisan pelopor dilatih cara menggunakan
senapan dari akyu, bambu runcing serta dikerahkan untuk mendengarkan pidato
dari para pemimpin pergerakan nasional. Selain itu, dilatih pual cara menerahkan
massa dan membuat pertahanan. Sementara itu, pada April 1943, Jepang
mengumumkan dan membuka kesempatan bagi para pemuda untuk ikut menjadi
anggota pembantu prajurit Jepang (Heiho). Anggota Heiho langsung ditempatkan
dalam struktur irganisasi militer Jepang, baik di Angkatan Darat maupun Angkatan
Laut. Heiho dianggap sebagai bagian dari angkatan perang Jepang sehingga
langsung diterjunkan dalam medan pertempuran, seperti kepulauan Solomon,
Filifina dan Indo Cina. Selanjutnya, pada 3 Oktober 9143, panglima tentar sukarela
Pembela Tanah Air (Peta). Tempat pelatiahan calon perwira dipudatkan di bogor.
Setelah lulus, merka kemudian diangkat menjadi daidanco (komandan
batalyon), Codanco(Komandan kompi), syudanco (komandan peleton)
dan budanco (komandan regu).

12
D. Perlawanan terhadap pemerintahan militer jepang
1. Reaksi berupa perlawanan senjata
Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942 dengan membawa sembayan
bahwa jepang akan membebaskan Asia dari belenggu barat/penjajahan, namun
kenyataanya malah sebaliknya, rakyat Indonesia malah mendapatkan penderitaan
yang sangat berat melebihi masa penjajahan Belanda, maka dari itu munculah
pemberontakan-pemberontakan yang terjadi diberbagai daerah, yaitu sebagai
berikut :
a. Peristiwa Cot Plieng
Pemberontakan Cot Plieng terjadi di Aceh dengan puncak dari
perlawanan yang telah berulang kali dilakukan terjadi pada 10 November 1942
yang dipimpin seorang ulama muda Tengku Abdul Jalil, guru mengaji di Cot
Plieng Lok Seumawe. Pemberontakan ini disebabkan karna sebagain para
ulama non PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh) waktu itu menolak
masuknya Jepang setelah Belanda menyerah. Mereka menganggap itu sama
saja seperti talet bui tapeutamong asei (mengusir babi, menerima anjing).
Teungku Abdul Jalil tidak menyetujui kerja sama dengan Jepang, berbeda
dengan ulama PUSA yang melakukan taktik perjuangan• kerja sama untuk
mengusir Belanda. Hal itu pula yang kemudian membuat perbedaan ijitihad
antara kelompok tua dan kelompok muda dalam menghadapi Jepang. Teungku
Abdul Jalil dan kawan-kawannya secara diam-diam melakukan dakwah anti
Jepang dan seruan jihat fi sabilillah dari desa ke desa. Menjelang akhir tahun
1942, dakwah diam-diam tersebut menjadi terang-terangan, setelah kekejaman
tentara Jepang menjadi pengalaman pahit bagi masyarakat. Para santri di
Dayah Cot Plieng sudah siap untuk berperang. Hal itu kemudian diketahui oleh
intelijen dan kampetai Jepang. Jepang berusaha meredam upaya
pemberontakan Teungku Abdul Jalil tersebut dengan menggunakan orang
Aceh yang bekerja untuk Jepang dan para Uleebalang yang telah diangkat
menjadi Gunco (wedana) dan sunco (camat). Selain itu ulama PUSA/Pemuda
Pusa juga diminta Jepang untuk melakukan dakwak tandingan. Meski tidak
menolak permintaan Jepang tersebut, ulama PUSA/Pemuda PUSA lebih

13
bersikap melihat saja apa yang dilakukan Teungku Jalil. Sementara kaum
Uleebalang yang menjabat sebagai Gunco dan Sunco terus membujuk
Teungku Abdul Jalil agar mengurungkan niatnya memberontak terhadap
Jepang. Namun hal itu tidak berhasil. Akhirnya Jepang memutuskan
menghentikan upaya pemberontakan tersebut dengan kekuatan bersenjata.
Pada 6 November 1942, Jepang mengirim pasukannya ke Bayu dan
membangun kubu pertahanan yang berhadapan dengan Dayah Cot Plieng
yang menjadi markas Teungku Abdul Jalil. Pertempuran yang tak berimbang
pun terjadi. Pasukan Teungku Abdul Jalil hanya bersenjatakan rencong,
kelewang, lembing dan pedang, serta semangat fi sabilillah yang membara.
Sementara pasukan Jepang memiliki persenjataan moderen. Perang sengit
yang digerakkan Teungku Abdul Jalil dibantu oleh adiknya Teungku Thaib itu
berlangsung sehari suntuk. Korban kedua belah pihak berjatuhan. Seorang
perwira jepang berpangkat mayor ikut tewas. Pertempuran baru reda pada sore
hari setelah Teungku Abdul Jalil dan pasukannya meninggalkan Dayah Cot
Plieng menuju pedalaman. Dalam perjalanan Teungku Abdul Jalil singgah di
Meunasah Baro. Dari sana ia dan pasukannya melanjutkan perjalanan hingga
berhenti di Alue Badeeh untuk menyusun kekuatan sambil menunggu pasukan
lain dari Bayu. Tiga hari kemudian, Jumat 9 November 1942, Teungku Abdul
Jalil dan pasukannya kembali turun ke Meunasah Blang Buloh, sekitar sepuluh
kilometer dari Bayu. Di daerah tersebut Teungku Abdul Jalil dan pasukannya
melaksanakan shalat Jumat. Keberadaan mereka diketahui oleh Jepang.
Pasukan Jepang dengan tambahan tentara menyerbu ke desa tersebut. Jepang
ingin menangkap Teungku Abdul Jalil tanpa pertempuran, yakni menunggunya
di luar mesjid ketika ulama dan pasukannya tersebut sedang shalat Jumat
bersama penduduk setempat. Namun, ketika pasukan Jepang tiba ke Blang
Buloh, Teungku Abdul Jalil dan pasukannya baru saja selesai melaksanakan
shalat Jumat. Penangkapan itu pun gagal. Pertempuran sengit pun terjadi,
Teungku Abdul Jalil dan pasukannya gugur.

14
b. Pemberontakan di Singaparna
Perlawanan Di Singgama, Tasikmalaya, Jawa Barat dipimpin oleh Kyai
Haji zaenal Mustofa. Peristiwa Pemberontakan Singaparna mempunyai dasar
keagamaan dan kebangsaan yang kuat. Cita-cita negara Islam dijunjung tinggi
dalam hati sanubari rakyat sesuai dengan ajaran agama. Demikian pula
semangat kemerdekaan sangat tebal dalam masyarakat Singaparna, yang
terkenal kebenciannya terhadap penjajahan. Adapun hal yang menjadi latar
belakang terjadinya Pemberontakan Singaparna diantaranya, yaitu:
1) Adanya “Seikerei” yaitu mengheningkan cipta membungkuk (menghormat)
kearah Tokyo. Hal inilah yang sangat dibenci oleh santri-santri karena berarti
mereka disuruh menyembah matahari.
2) Adanya kewajiban meyerahkan beras kepada Jepang pada setiap panen
sebanyak 2 kwintal. Hal ini dirasakan oleh petani desa Cimerah dan daerah
sekitar Singaparna sangat berat. Terjadinya penipuan terhadap wanita-
wanita dan gadis-gadis yang dijanjikan akan disekolahkan di Tokyo,
sehingga banyak yang mendaftarkan diri. Tapi sebenarnya wanita-wanita
tersebut dikirim ke daerah pertempuran seperti Birma dan Malaya untuk
menghibur tentara-tentara Jepang
c. Pemberontakan di Indramayu
Peristiwa Indramayu terjadi bulan April 1944 disebabkan adanya
pemaksaan kewajiban menyetorkan sebagian hasil padi dan pelaksanaan kerja
rodi/kerja paksa/Romusha yang telah mengakibatkan penderitaan rakyat yang
berkepanjangan. Pemberontakan ini dipimpin oleh Haji Madriyas dan kawan-
kawan di desa Karang Ampel, Sindang Kabupaten Indramayu.
Pasukan Jepang bertindak kejam terhadap rakyat di kedua wilayah
(Lohbener dan Sindang) agar daerah lain tidak ikut memberontak setelah
mengetahi kekejaman yang dilakukan pada setiap pemberontakan.
d. Pemberontakan Teuku Hamid di Aceh
Pemberontakan ini terjadi pada bulan November 1994 yang di pimpin
oleh Teuku Hamid, dia adalah seorang perwira Giyugun, bersama dengan satu
pleton pasukannya melarikan diri ke hutan untuk melakukan perlawanan.

15
Menghadapi kondisi tersebut, pemerintah Jepang melakukan ancaman akan
membunuh para keluarga pemberontak jika tidak mau menyerah. Kondisi
tersebut memaksa sebagian pasukan pemberontak menyerah, sehingga
akhirnya dapat ditumpas.
e. Pemberontakan Peta di Blitar
Pemberontakan PETA di Blitar, terjadi pada tanggal 14 Februari 1945
yang dipimpin oleh Soepriyadi, yang disebabkan oleh ketidak tahanan anggota
PETA melihat kesengsaraan rakyat dan banyaknya rakyat yang meninggal
akibat romusa di daerah mereka. Dengan, melakukan serangan terhadap
gudang senjata. Tetapi, pemberontakan mampu dipadamkan oleh pihak
jepang, serta semua yang terlibat dalam pemberontakan dijatuhi hukuman mati
termasuk pemimpin lapangan yang banyak dilupakan yaitu Moeradi.
Sementara, Soprijadi yang paling bertanggungjawab akan pemberontakan
menghilang tanpa diketahui sampai saat ini.
E. Dampak Kedatangan dan Pendudukan Jepang dalam Berbagai Bidang
Kehidupan
1. Bidang Politik
Kebijakan pertama yang dilakukan Dai Nippon (pemerintah militer Jepang)
adalah melarang semua rapat dan kegiatan politik. Pada tanggal 20 Maret 1942,
dikeluarkan peraturan yang membubarkan semua organisasi politik dan semua
bentuk perkumpulan. Pada tanggal 8 September 1942 dikeluarkan UU no. 2 Jepang
mengendalikan seluruh organisasi nasional.
Selain itu, Jepangpun melakukan propaganda untuk menarik simpati bangsa
Indonesia dengan cara:
a. Menganggap Jepang sebagai saudara tua bangsa Asia (Hakko Ichiu)
b. Melancarkan semboyan 3A (Jepang pemimpin, Jepang cahaya dan Jepang
pelindung Asia)
c. Melancarkan simpati lewat pendidikan berbentuk beasiswa pelajar.
d. Menarik simpati umat Islam untuk pergi Haji
e. Menarik simpati organisasi Islam MIAI.
f. Melancarkan politik dumping

16
g. Mengajak untuk bergabung tokoh-tokoh perjuangan Nasional seperti: Ir. Soekarno,
Drs. M. Hatta serta Sutan Syahrir, dengan cara membebaskan tokoh tersebut dari
penahanan Belanda.
Penerapan sistem Autarki (daerah yang harus memenuhi kebutuhan sendiri
dan kebutuhan perang). Sistem ini diterapkan di setiap wilayah ekonomi. Contoh
Jawa menjadi 17 daerah, Sumatera 3 daerah, dan Meinsefu (daerah yang diperintah
Angkatan Laut) 3 daerah. Setelah penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada
Jepang di Kalijati maka seluruh daerah Hindia Belanda menjadi 3 daerah
pemerintahan militer:
a. Daerah bagian tengan meliputi Jawa dan Madura dikuasai oleh tentara
keenambelas denagn kantor pusat di Batavia (Jakarta).
b. Daerah bagian Barat meliputi Sumatera dengan kantor pusat
di Bukittinggi dikuasai oleh tentara kedua puluh lima.
c. Daerah bagian Timur meliputi Kalimantan, Sulawesi, Nusantara, Maluku dan Irian
Jaya dibawah kekuasaan armada selatan kedua dengan pusatnya di Makassar.
Selain kebijakan politik di atas, pemerintah Militer Jepang juga melakukan
perubahan dalam birokrasi pemerintahan, diantaranya adalah pembentukan
organisasi pemerintahan di tingkat pusat dengan membentuk Departemen dan
pembentukan Cou Sang In/dewan penasehat. Untuk mempermudah pengawasan
dibentuk tiga pemerintahan militer yakni:
a. Pembentukan Angkatan Darat/Gunseibu, membawahi Jawa dan Madura dengan
Batavia sebagai pusat dan dikenal dengan tentara ke enam belas dipimpin oleh
Hitoshi Imamura.
b. Pembentukan Angkatan Darat/Rikuyun, yang membawahi Sumatera dengan pusat
Bukit Tinggi (Sumatera Barat) yang dikenal dengan tentara ke dua puluh lima
dipimpin oleh Jendral Tanabe.
c. Pembentukan Angkatan Laut/Kaigun, yang membawahi Kalimantan, Sulawesi,
Nusa Tenggara, Maluku dan Irian dengan pusatnya Ujung Pandang (Makasar)
yang dikenal dengan Armada Selatan ke dua dengan nama Minseifu dipimpin
Laksamana Maeda.

17
d. Untuk kedudukan pemerintahan militer sementara khusus Asia Tenggara berpusat
di Dalat/Vietnam.
2. Bidang Ekonomi
Hal-hal yang diberlakukan dalam sistem pengaturan ekonomi pemerintah
Jepang adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang maka seluruh potensi
sumber daya alam dan bahan mentah digunakan untuk industri yang
mendukung mesin perang. Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik,
Bank dan perusahaan penting. Banyak lahan pertanian yang terbengkelai
akibat titik berat kebijakan difokuskan pada ekonomi dan industri perang.
Kondisi tersebut menyebabkan produksi pangan menurun dan kelaparan serta
kemiskinan meningkat drastis.
b. Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi
pelanggaran yang sangat berat. Pengawasan tersebut diterapkan pada
penggunaan dan peredaran sisa-sisa persediaan barang. Pengendalian harga
untuk mencegah meningkatnya harga barang. Pengawasan
perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan sekaligus memonopoli penjualannya.
Pembatasan teh, kopi dan tembakau, karena tidak langsung berkaitan dengan
kebutuhan perang. Monopoli tebu dan gula, pemaksaan menanam pohon jarak
dan kapas pada lahan pertanian dan perkebunan merusak tanah.
c. Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan
daerah sendiri dan menunjang kegiatan perang). Konsekuensinya tugas rakyat
beserta semua kekayaan dikorbankan untuk kepentingan perang. Hal ini jelas
amat menyengsarakan rakyat baik fisik maupun material.
Pada tahun 1944, kondisi politis dan militer Jepang mulai terdesak,
sehingga tuntutan akan kebutuhan bahan-bahan perang makin meningkat. Untuk
mengatasinya pemerintah Jepang mengadakan kampanye penyerahan bahan
pangan dan barang secara besar-besaran melalui Jawa Hokokai dan Nagyo
Kumiai (koperasi pertanian), serta instansi resmi pemerintah. Dampak dari kondisi
tersebut, rakyat dibebankan menyerahkan bahan makanan 30% untuk
pemerintah, 30% untuk lumbung desa dan 40% menjadi hak pemiliknya. Sistem ini

18
menyebabkan kehidupan rakyat semakin sulit, gairah kerja menurun, kekurangan
pangan, gizi rendah, penyakit mewabah melanda hampir di setiap desa di pulau
Jawa salah satunya: Wonosobo (Jateng) angka kematian 53,7% dan
untuk Purworejo (Jateng) angka kematian mencapai 224,7%. Bisa Anda
bayangkan bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan bangsa Indonesia
pada masa Jepang (bahkan rakyat dipaksa makan makanan hewan seperti keladi
gatal, bekicot, umbi-umbian).
3. Bidang Pendidikan
Pada zaman kolonial pemerintah Belanda menyediakan sekolah yang
beraneka ragam bagi orang Indonesia untuk memenuhi kebutuhan berbagai
lapisan masyarakat. Ciri yang khas dari sekolah-sekolah ini ialah tidak adanya
hubungan berbagai ragam sekolah itu. Namun lambat laun, dalam berbagai
macam sekolah yang terpisah-pisah itu terbentuklah hubungan-hubungan
sehingga terdapat suatu sistem yang menunjukkan kebulatan. Pendidikan bagi
anak-anak Indonesia semula terbatas pada pendidikan rendah, akan tetapi
kemudian berkembang secara vertical sehingga anak-anak Indonesia, melalui
pendidikan menengah dapat mencapai pendidikan tinggi, sekalipun melalui jalan
yang sulit dan sempit.
Lahirnya suatu sistem pendidikan bukanlah hasil suatu perencanaan
menyeluruh melainkan langkah demi langkah melalui eksperimentasi dan didorong
oleh kebutuhan praktis di bawah pengaruh kondisi sosial, ekonomi, dan politik di
Nederland maupun di Hindia Belanda. Selain itu kejadian-kejadian di dunia luar,
khususnya yang terjadi di Asia, mendorong dipercepatnya pengembangan sistem
pendidikan yang lengkap yang akhirnya, setidaknya dalam teori, memberikan
kesempatan kepada setiap anak desa yang terpencil untuk memasuki perguruan
tinggi. Dalam kenyataan hanya anak-anak yang mendapat pelajaran di sekolah
berorientasi Barat saja yang dapat melanjutkan pelajarannya, sekalipun hanya
terbatas pada segelintir orang saja.
4. Bidang Kebudayaan
Pada masa pendudukan Jepang Indonesia tertutup ke dunia luar maupun
kedalam wilayah Indonesia, sehingga pada masa itu Indonesia sangat

19
terisolasidari hubungan dengan dunia luar dan dapat dikatakan, bahwa seluruh
komunikasi dikendalikan oleh pemerintah. Demikian juga komunikasi di dalam
Indonesia sendiri tertutup, misalnya antarpulau Sumatra, Jawa, Kalimantan dan
lain-lain.Maka untuk menyebarluaskan pemakaian bahasa Indonesia dilakukan
melalui surat kabar-surat kabar dan radio.
Pada masa pendudukan Jepang bahasa Indonesia mengalami
perkembangan yang cukup pesat akibat kebijakan Jepang pada masa itu,
diantaranya adalah
1) Pelarangan penggunaan bahasa Belanda dari dunia perguruan tinggimaupun
sekolah- sekolah, maupun perkantoran dan dari pergaulan sehari-hari
memberikan kesempatan yang baik bagi pemakaian dan pengem-bangan
bahasa Indonesia.
2) Pelarangan bagi orang Belanda memakai bahasanya sendiri. Yang melanggar
dapat dituduh membantu musuh (Belanda, Amerika Serikat danInggris). Seperti
diketahui, pada masa penjajahan Belanda, bahasa Belanda menjadi bahasa
resmi di bidang pemerintahan. Larangan pemakaian bahasaBelanda yang
dilakukan oleh pemerintah Jepang sangat keras, sehinggaboleh dikatakan di
semua toko, rumah makan, perusahaan, perkumpulandan lain-lainnya papan
nama atau papan iklan yang Berbahasa Belanda diganti dengan yang
berbahasa Indonesia atau berbahasa Jepang.
3) Film atau gambar-gambar yang memakai bahasa Belanda dilarang beredar.
Sedangkan mengenai penggunaan bahasa Jepang boleh digunakan dimana
saja baik di sekolah-sekolah maupun dalam pergaulan sehari-hari, hal ini
sangat berbeda dengan pemerintahan Hindia Belanda, dimana bahasa Belanda
hanya diberikan pada sekolah-sekolah tertentu dan tidak semua orang
Indonesia diizinkan memakai bahasa Belanda terhadap orang Belanda. .
5. Bidang Sosial
Pendudukan Jepang di Indonesia telah merobek-robek sendi-sendi nilai
ekonomi, sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia karena
menguras harta dan tenaga rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia merasakan
malapetaka baru dengan merasakan penderitaan dan kesengsaraan yang luar

20
biasa bagi rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia merasakan kekurangan pangan
dan sandang yang kemudian mengakibatkan kelaparan dan kematian serta
penderitaan moral. Kebijakan Jepang terhadap rakyat Indonesia mempunyai dua
prioritas yaitu :
a) Menghapuskan pengaruh Barat dikalangan rakyat Indonesia
b) Memobilisasi rakyat Indonesia demi kemenangan Jepang dalam perang Asia
Timur Raya
Jepang melakukan propaganda yang intensif untuk menyakinkan rakyat
Indonesia bahwa bangsa Jepang adalah saudara tua seperjuangan melawan
Barat. Namun kenyataannya semua tindakan dan perlakukan menimbulkan
penderitaan rakyat Indonesia. Politik Jepang untuk mengatur ekonomi masyarakat
terwujud dalam politik penyerahan padi secara paksa yang berakibat kemiskinan
endemis, menurunnya derajat kesehatan, dan meningkatnya angka kematian
serta berbagai penderitaan fisik dalam pengerahan tenaga kerja romusa ,
perekrutan pemuda dan masyarakat desa dalam latihan kemiliteran untuk
kemenangan perang Asia Timur Raya.
Pada awal pendudukan Jepang , mengambil dua langkah penting , yaitu
pertama menstabilkan kondisi ekonomi yang terlihat dari upayanya untuk
menguasai inflasi ekonomi dengan menetapkan patokan harga bagi sebagian
besar barang dan menangani dengan keras penimbun barang. Kedua Jepang
mengeluarkan aturan produk hukum baru sesuai dengan kepentingan
pendudukan Jepang di Indonesia. Selama pendudukan Jepang mengekang
berbagai organisasi di Indonesia. Dengan kaum nasionalis diadakan kerjasama
dengan tujuan bersatu dan berdiri sepenuhnya dibelakang Jepang serta
memperlancar pekerjaan pemerintahan militer. Jepang menyuruh kaum nasionalis
untuk turut aktif didalam pemerintahan Gunsei. Dalam pemerintahan Gusei ini
muncul tokoh seperti Ir. Soekarno.
6. Bidang Birokrasi
Kekuasaan Jepang di Indonesia di pegang oleh kalangan militer yaitu
Angkatan Darat (Rikugun) dan Angkatan Laut (Kaigun). Sistem pemerintahan
diatur berdasar aturan militer. Orang-orang Indonesia mendapat kesempatan

21
untuk menduduki jabatan yang lebih penting dari sebelumnya yang hanya
dipegang oleh orang Belanda, dengan masih dalam pengawasan Jepang.
7. Bidang Militer
Sesudah pendudukan militer Jepang mulai berkuasa, ada beberapa
kebijakan yang dikeluarkan dan berlaku terhadap bekas jajahan Hindia-Belanda.
Pertama, Jepang berusaha menghapuskan semua pengaruh Barat di dalam
masyarakat Indonesia. Kedua, segala kekuatan dimobilisasi untuk mendorong
tercapai kemenangan perang Asia Timur Raya. Dengan demikian, pendidikan pun
diarahkan pada tujuan yang dianggapnya suci, yaitu untuk mencapai kemakmuran
bersama Asia Timur Raya dengan Jepang yang bertindak sebagai pemimpin. Oleh
sebab itu, segala kekuatan dan sumber-sumber yang ada diarahkan pada
peperangan dan guna mencapai tujuan Jepang.
Pada awalnya, pemerintah militer Jepang bersikap baik terhadap bangsa
Indonesia. Tetapi akhirnya sikap baik itu berubah sedikit demi sedikit
menampakkan wajah aslinya. Apa yang ditetapkan pemerintah Jepang
sebenarnya bukan untuk mencapai kemakmuran dan kemerdekaan Indonesia,
melainkan demi kepentingan dan tujuan perang Jepang semata. Tetapi setelah
pemerintah Jepang mengetahui betapa besarnya hasrat bangsa Indonesia
terhadap kemerdekaan, maka dimulailah propaganda-propaganda tersebut
seolah-olah demi kepentingan bangsa Indonesia.
Pemerintah militer Jepang berusaha terus untuk bekerja sama (kooperatif)
dengan para pemimpin bangsa. Dengan cara ini diharapkan para pemimpin
nasionalis dapat merekrut massa dengan mudah dan sekaligus melakukan
pengawasan terhadap bangsa Indonesia. Untuk melaksanakan hal tersebut,
Jepang membentuk satu wadah yang dapat menghimpun orang-orang Indonesia
guna menggalang kekuatan dalam menghadapi kekuatan Barat. Wadah itu di
antaranya Gerakan Tiga A, Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA), Jawa Hokokai
(Himpunan Kebaktian Jawa), Seinendan, Keibodan, Fujinkai, Heiho, MIAI (Majelis
Islam A la Indonesia), dan lain sebagainya.
Oleh karena para pemimpin bangsa semakin hari semakin tidak tahan
menyaksikan penderitaan rakyat, maka mereka mulai menentang Jepang. Di

22
antara mereka ada yang berani mengobarkan perlawanan bersenjata. Perlawanan
bersenjata melawan Jepang terjadi di berbagai daerah antara lain di daerah Aceh
yang dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil dan Tengku Abdul Hamid, di daerah Jawa
Barat yang dipimpin oleh K.H. Zaenal Mustafa dan H. Madriyas.
F. Akhir Masa Pendudukan Jepang
1. Pengeboman hiroshama dan Nagasaki
Hiroshima adalah kota pelabuhan di tepi Laut Pedalaman Seto yang dikenal
sebagai pusat industri tekstil dan barang-barang dari karet. Kota ini didirikan pada
abad ke-16 sebagai kota istana di delta Sungai Ota. Sejak zaman Meiji hingga
berakhirnya Perang Dunia II, Hiroshima merupakan pusat industri militer dan logistik
untuk keperluan perang. Di antara produk kebanggaan kota Hiroshima adalah mobil
Mazda, makanan ringan merek Calbee dan saus merek otofuku.
Nagasaki adalah ibu kota dan kota terbesar di Prefektur Nagasaki yang
terletak di pesisir sebelah barat daya Kyushu, Jepang.
Bom ini membunuh sebanyak 140.000 orang di Hiroshima dan 80.000 di
Nagasaki pada akhir tahun 1945. Sejak itu, ribuan telah tewas akibat luka atau sakit
yang berhubungan dengan radiasi yang dikeluarkan oleh bom. Pada kedua kota,
mayoritas yang tewas adalah penduduk. Enam hari setelah dijatuhkannya bom di
Nagasaki, pada 15 Agustus, Jepang mengumumkan bahwa Jepang menyerah
tanpa syarat kepada Sekutu, menandatangani instrumen menyerah pada tanggal 2
September, yang secara resmi mengakhiri Perang Pasifik dan Perang Dunia II.
(Jerman sudah menandatangani menyerah pada tanggal 7 Mei 1945, mengakhiri
teater Eropa.) Pengeboman ini membuat Jepang sesudah perang mengadopsi
Three Non-Nuclear Principles,melarang negara itu memiliki tenaga nuklir. Setelah
menyerahnya jepang atas sekutu membuat pergerakan nasional yang saat itu
Indonesia masih diduduki Jepang lebih leluasa. Hal ini yang memicu para
nasionalins, terutama pemuda untuk segera memproklamirkan kemerdekaan
Republik Indonesia.
2. Pembentukan BPUPKI
Pada tahun 1944 saipan jatuh ke tangan sekutu.dengan pasukan jepang di
Papua Nugini Kepulauan Solomon dan Kepulauan Marshall yang berhasil di pukul

23
mundur oleh pasukan sekutu.Dalam situasi kritis tersebut , pada tanggal 1 maret
1945 Letnan Jendral Kumakici Harada, pimpinan pemerintah pendudukan jepang di
jawa, mengumumkan pembentukan badan penyelidik Usaha-usaha persiapan
kemerdekan INDONESIA (Dokuritsu Junbi Cosakai ) . pengangkatan pengurus ini di
umumkan pada tanggal 29 april 1945 . dr. K . R . T. Radjiman Wediodiningrat
diangkat sebagai (Kaico ), sedangkan yang duduk sebagai ketua muda (fuku kico )
pertama di jabat oleh seorang jepang, Shucokai cirebon yang bernama Icibangase.
R .P .Suroso diangkat sebagai kepala sekertariat dengan di bantu oleh Toyohiti
Masuda dan Mr. A. G . Pringodigdo pada tanggal 28 mei 1945 dilangsungkan
upacara peresmian badan penyelidik Usaha-Usaha persiapan kemerdekaan
bertempat di gedung Cuo sangi in, jalan pejambon (Sekarang GedungDepartemen
Luar negri ), jakarta.upacara peresmian itu dihadiri pula oleh dua pejabat jepang
yaitu jendral Itagaki (panglima tentara ke tujuh yang bermarkas di singapura) dan
letnan jendral nagano (panglima tentara Keenam belas yang baru ). Pada
kesempatan itu di kibarkan bendera jepang ,Hinomaru oleh Mr.A.G. pringgodigdo
yang disusul dengan pengibaran bendera merah putih oleh Toyohiko Mayuda.
a. Perumusan Dasar Negara Indonesia untuk merumuskan UUD diawali dengan
pembahasan mengenai dasar negara Inonesia merdeka.
1) Rumusan Mr. Muh. Yamin tokoh yang pertama kali mendapatkan kesempatan
untuk penyampaian rumusan dasar Negara Indonesia Merdeka adalah Mr.
Muh Yamin mengemukakan lima “Ajas Dasar Negara Republik Indonesia”
sebagai berikut :
a) Peri Kemanusiaan
b) Peri Kemanusiaan
c) Peri Ketuhanan
d) Peri Kerakyatan
e) Kesejahteraan Rakyat
2) Rumusan Prof. DR. Mr. Soepomo
Pada tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Mr. Soepomo mengajukan Dasar
Negara Indonesia Merdeka, yaitu sebagai berikut:
a) Persatuan

24
b) Kekeluarga
c) Keseimbangan
d) Musyawarah
e) Keadilan Sosial
3) Rumusan Ir. Soekarno
Pada tanggal 1juni 1945 berlangsunglah rapat terakhir dalam
persidangan pertama, itu .pada kesempatan itulah Ir Soekarno
mengemukakan pidatonya yang kemudian dikenal sebagai ”Lahirnya
pancasila ”.selain berisi pandangan mengenai dasar negara Indonesia
Merdeka ,keistimewaan pidato Ir Soekarno juga berisi usulan mengenai nama
bagi dasar negara ,yaitu pancasila ,Trisiia ,atau Ekasila .Selanjutnya ,sidang
memilih nama pancasila sebagai nama dasar negara .Lima dasar negara yang
diusulkan oleh Ir Soekarno adalah sebagai berikut:
a) Kebangsaan Indonesia
b) Internasionalisme atau Perikemanusiaan
c) Mufakat atau Demokrasi
d) Kesejahteraan Sosial
e) Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Piagam Jakarta
Pada tanggal 22 jini 1945 BPUPKI membentuk panitia kecil yang
beranggotakan dengan 9orang . oleh karna itu, panitia ini di sebut juga sebagai
panitia sembilan. Anggotanya berjumlah 9orang yaitu sebagai berikut :
1) Ir. Soekarno
2) Drs. Moh Hatta
3) Mr. Muh Yamin
4) Mr. Ahmad Subarjo
5) Mr. AA Maramis
6) Abdul Kadir Muzakir
7) KH Wachid Hasjim
8) H. Agus Salim
9) Abikusno Tjokrosjoso

25
Mr. Muh. Yamin menamakan rumusan tersebut piagam Jakarta atau
Jakarta Charter. Rumusan rancangan dasar negara Indonesia Merdeka itu
adalah sebagai berikut :
1) Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan Syari’at islam sebagai pemeluk-
pemeluknya.
2) (menurut) dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Kesatuan Indonesia
4) (dan) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
pernusyawaratan perwakilan
5) (serta dengan mewujudkan suatu) keadilan sosial bagi kerakyatan Indonesia
c. Rancangan UUD
Pada tanggal 10 Juli 1945 dibahas Rencana UUD, termasuk soal
pembukaan atau preambule (pembukaan) yang diambil dari Piagam Jakarta.
Hasil perumusan panitia kecil ini kemudian disempurnakan bahasanya oleh
panitia penghalus bahasa yang terdiri dari Husein Djaja Dininrat, H. Agus Salim
dan Prof. Dr. Mr. Soetomo. Persidangan kedua BPUPKI di laksanakan pada
tanggal 14 Juli 1945 dalam rangka menerima laporan panitia perancang UUD. Ir.
Soekarno selaku panitia melaporkan 3 hasil yaitu :
a) Pernyatan Indonesia Merdeka
b) Pembukaan UUD
c) UUD (Batang Tubuh)

26
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942 dengan propaganda 3A dan
pembebasan asia dari penjajahan bangsa barat, namun pada kenyataannya pada
masa pemerintahan jepang Indonesia memjadi lebih terpuruk, karna sebanarnya
kedatangan Jepang ke Indonesia adalah untuk menjajah negeri ini. Indonesia adalah
Negara asia terakhir yang dijajah bangsa Jepang. Pada masa pendudukan Jepang
bangsa Indonesia mendapat penderitaan yang sangat berat tenaga kerja Indonesia
dikeruk dengan habis dengan diadakanya sistem Rodi yang tidak berprikemanusiaan
dan kekayaan alam Indonesia terus dikeruk besar-besaran oleh bangsa Jepang.
Pada saat bom jatuh dikota Nagasaki dan Hiroshima bangsa jepang meminta
bantuan kepada bangsa Indonesia untuk membantu dalam melawan tentara sekutu
dengan memberikan janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia sehingga
terbentuklah BPUPKI dan PPKI.
B. Saran
Dari makalah ini pembaca telah mengetahui tentang betapa berat perjuangan
bangsa Indonesia dalam mendapat kemerdekaan, jadi sebagai generasi penerus
bangsa kita harus menghargai perjuangan pahlawan kita yang dengan susah payah
merebut kemerdekaan dari penjajah.

27
DAFTAR PUSTAKA

Supriatna, N.(2009). “Perkembangan Masyarakat Indonesia”. Bandung: Perpustakaan


Nasional RI
Sakamoto, T. (1982). “Jepang dulu dan sekarang”. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Suryohadiprojo, Sayidiman. (1988). Mayarakat Jepang Dewasa ini. Jakarta: PT.
Gramedia
Ricklef, M.C. (2005). “Sejarah Indonesia Modern”. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Beasley, W.G. (2003). “Pengalaman Jepang Sejarah Singkat Jepang”. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Suryohadiprojo, Sayidiman. (1987). “Pengalaman dari Jepang. Manusia dan
Masyarakat Jepang dalam Perjoangan Hidup”. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Harisuprihanto, lilik (2013). “Modul Pengayaan Sejarah Indonesia”. Surakarta: Putra
Ngraha.

28
SEJARAH KEDATANGAN MILITER
JEPANG DI INDONESIA

Oleh kelompok 1
Nama Kelompok :
AKBAR ALFRED
AKBAR MAULANA ALIYSA

SEKOLAH MENENGAH ATAS


NEGERI SEMBILAN
KENDARI
2019

29

Anda mungkin juga menyukai