Anda di halaman 1dari 14

BAHAN AJAR PERANG DUNIA II

Latar Belakang Terjadinya Perang Dunia II


Hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya Perang Dunia II dapat digolongkan menjadi sebab
umum dan sebab khusus.
a. Sebab Umum
Berikut ini sebab-sebab umum terjadinya Perang Dunia II.
1. Pertentangan antara paham liberalisme dan totaliterisme. Liberalisme memberikan
kebebasan bagi warga negaranya sedangkan totaliterisme mengekang kebebasan
warga negara.
2. Persekutuan mencari kawan.
3. Semangat untuk membalas dendam karena kekalahan dalam PD I.
4. Perlombaan senjata antarnegara.
5. Pertentangan antar negara imperialis untuk memperebutkan daerah jajahan.
6. Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa dalam mewujudkan perdamaian dunia.

b. Sebab Khusus (casus bally)
Sebab khusus Perang Dunia II terjadi di dua kawasan yaitu kawasan Eropa dan kawasan
Asia Pasifik. Berikut ini sebab-sebab khusus terjadinya Perang Dunia II.
1. Di kawasan Asia Pasifik, penyerbuan Jepang terhadap pangkalan Angkatan Laut
Amerika Serikat di Pearl Harbour tanggal 7 Desember 1941.
2. Di kawasan Eropa, serangan kilat (blitzkrieg) yang dilakukan Jerman atas Polandia
pada tanggal 1 September 1939. Alasan penyerangan itu untuk merebut kembali kota
Danzig (penduduknya bangsa Jerman). Dalam waktu singkat sebagian besar Polandia
dikuasai Jerman.

Pihak-pihak yang Berperang dalam Perang Dunia II
.Negara-negara yang terlibat dalam Perang Dunia II juga tidak jauh berbeda dengan Perang
Dunia I. Perang Dunia II dapat dikatakan merupakan ajang balas dendam bagi negara-negara
yang kalah dalam PD I. Negara-negara yang terlibat terbagi dalam blok Sentral dan blok Sekutu.
Berikut ini negara-negara yang terlibat dalam PD II.
a. Blok Fasis terdiri atas Jerman, Italia, dan Jepang
b. Blok Sekutu terdiri atas:
1. Blok demokrasi yaitu Perancis, Inggris, Amerika Serikat, dan Belanda.
2. Blok komunis yaitu Rusia,Polandia, Hongaria, Bulgaria, Yugoslavia, Rumania, dan
Cekoslovakia

Jalannya Perang Dunia II
Medan pertempuran PD II lebih luas yaitu mencakup Eropa, Asia, dan Afrika. Perang Dunia II di
wilayah Eropa terdiri atas beberapa medan pertempuran yaitu front Eropa Barat, Eropa Timur,
dan Eropa Tenggara. PD II juga meluas ke wilayah Afrika, dalam arti untuk perebutan tanah
jajahan bangsa Barat di Benua Afrika.
a. Medan Eropa
Perang di Eropa Barat ini merupakan tahapan pertama dari Perang Dunia II.
Negara-negara Sentral yang dipimpin oleh Jerman bertindak ofensif. Jerman melakukan
serangan kilat (blitzkreig) menyerbu Denmark, Norwegia, Belanda, dan Luxemburg. Ke
arah Selatan, Jerman menyerbu Prancis lewat belakang daerah pertahanan Maginot.
Jerman berhasil menguasai setengah wilayah Prancis termasuk kota Paris. Prancis
terpaksa menyerah di kota Compiegne.
Diawali dengan penyerbuan Jerman ke Danzig, Polandia pada tanggal 1
September 1939. Hampir semua negara-negara di Eropa Timur mendukung Jerman
kecuali Yugoslavia. Di bawah pimpinan Joseph Bros Tito, Yugoslavia mengadakan
perlawanan gerilya yang menyulitkan Jerman.
Jerman di bawah pimpinan Erwin Rommel memulai serangan dari Rumania
menuju Balkan. Jerman yang sudah berhasil menguasai Balkan bergerak ke Selatan
dalam upaya menguasai Terusan Suez.
b. Medan Afrika
Pertempuran di Front Afrika diawali dari upaya Jerman yang ingin menguasai
Terusan Suez. Untuk itu Jerman memerintahkan Italia untuk menyerbu Mesir. Namun
serangan Italia dapat dipukul mundur Sekutu hingga ke Abesinia
c. Medan Asia Pasifik
Perang di medan Asia Pasifik diawali dengan penyerbuan pangkalan Armada
Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawai pada tanggal 7 Desember 1941
oleh Jepang. Perang Dunia II di medan Asia Pasifik sering disebut Perang Asia Timur
Raya, karena Jepang selalu mempropagandakan bahwa peperangan yang dilakukan
bertujuan mewujudkan kemakmuran bersama di kawasan Asia Timur Raya. Dalam
serangan Jepang pada tanggal 7 Desember 1941 menewaskan kurang lebih 2.330 tentara
Amerika Serikat dan 100 orang sipil di samping menghancurkan peralatan perang
Amerika Serikat. Jepang menyatakan perang terhadap Amerika Serikat dan sekutu-
sekutunya. Serbuan Jepang dilanjutkan ke negara-negara di Asia Tenggara dengan
menduduki Muangthai, Birma (Myanmar), Malaysia, dan Hindia Belanda (nama
Indonesia waktu itu).

Perang Dunia II di Asia-Pasifik serta Pendudukan Militer Jepang di Indonesia
Perang Dunia II di medan Asia-Pasifik diawali oleh Jepang dengan menyerang secara
tiba-tiba terhadap pangkalan terbesar Angkatan Laut Amerika Serikat Pearl Harbour di Pasifik
tanggal 7 Desember 1941. Lima jam setelah penyerangan itu, Gubernur Jenderal Hindia Belanda
Tjarda Van Starkenborg Stachouwer menyatakan perang terhadap Jepang. Jepang dalam waktu
singkat melakukan serbuan ke selatan yakni pada tanggal 8 Desember 1941 menyerbu lapangan
terbang Clark Field dan lapangan Iba di Pulau Luzon Filipina. Setelah berhasil menguasai dua
tempat tersebut Jepang melanjutkan menduduki P. Hainan, Hongkong, dan Bangkok. Hongkong
merupakan pos terdepan bagi Inggris di Asia.
Pada tanggal 10 Desember 1941 Jepang menduduki Pulau Luzon dan Bataan di Filipina
dengan mendapat perlawanan sengit dari pasukan Amerika yang dibantu sukarelawan Filipina.
Kemudian pada tanggal 16 Desember 1941 Jepang berhasil menduduki Birma (Myanmar) dan
akhirnya pada tanggal 20 Desember 1991 Jepang menduduki Davao di Filipina. Untuk
menghadapi serangan Jepang, tentara Sekutu membentuk komando ABDACOM (American,
British Dutch Australian Command) yaitu gabungan dari pasukan Amerika, Inggris, Belanda,
dan Australia yang bermarkas di Lembang (dekat Bandung). Pasukan ini mulai beroperasi
tanggal 15 Januari 1942 di bawah panglima besar Sir Archibald Wavell (Inggris). Di samping itu
juga membentuk Front ABCD (American, British, Cina, Dutch) yaitu gabungan pasukan
Amerika, Inggris, Cina dan Belanda.
Pada bulan Januari 1942 Jepang menduduki Malaysia, Sumatera, Jawa, dan Sulawesi.
Malaysia pada waktu itu dikuasai Sekutu berhasil direbut Jepang. Pada tanggal 24 Januari 1942
Jepang menduduki Tarakan, Balikpapan, dan Kendari. Balikpapan merupakan sumber-sumber
minyak maka diserang dengan hati-hati agar tetap utuh, tetapi dibumihanguskan oleh tentara
Belanda. Tanggal 3 Februari 1942 Samarinda diduduki pasukan Jepang. Pada waktu itu
Samarinda masih dikuasai tentara Hindia Belanda (KNIL). Dengan direbutnya lapangan terbang
oleh Jepang, maka tanggal 10 Februari 1942 Banjarmasin dengan mudah dapat diduduki. Pada
tanggal 4 Februari 1942 Ambon berhasil diduduki Jepang, kemudian dilanjutkan pada tanggal 14
Februari 1942 menguasai Palembang dan sekitarnya. Dengan jatuhnya Palembang maka dengan
mudah Jepang masuk ke Jawa. Dalam penyerbuan-penyerbuan itu Jepang lebih kuat dibanding
Sekutu karena Jepang memiliki bantuan kekuatan udara taktis. Sedangkan kekuatan udara Sekutu
sudah dihancurkan dalam pertempuran-pertempuran awal di Indonesia maupun Malaya
(Malaysia).
Adapun serangan-serangan pasukan Jepang di Jawa diawali pada tanggal 1 Maret 1942,
Jepang mendarat di Teluk Banten, Eretan Wetan (Jawa Barat) dan di Kragan (Jawa Tengah).
Kemudian tanggal 5 Maret kota Batavia (Jakarta) jatuh ke tangan tentara Jepang dan dilanjutkan
menduduki Buitenzorg (Bogor). Jepang menyerang di Pulau Jawa karena dipandang sebagai
basis kekuatan politik dan militer Belanda. Oleh karena itu, gerakan pasukan Jepang baik dari
arah barat maupun dari timur ditujukan ke Pulau Jawa.
Serangan-serangan Jepang dalam waktu singkat dapat menjatuhkan negara-negara
imperialis di Cina daratan dan Asia Tenggara termasuk Belanda di Indonesia. Pasukan Belanda
terkepung di Cilacap dan Bandung kemudian menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati,
Subang (Jawa
Barat) pada tanggal 8 Maret 1942. Penyerahan ini ditandatangani oleh Panglima Tentara Hindia
Belanda Letnan Jenderal Ter Poorten dan di pihak Jepang diwakili Jenderal Hitosyi Imamura.


Pengaruh Kebijakan Pemerintah PendudukannJepang di Indonesia
Dengan penandatangan ini maka Perang Dunia II membawa akibat bagi bangsa Indonesia, yaitu:
1. Akibat positif, yaitu imperialisme Belanda di Indonesia berakhir,
2. Akibat negatif, yaitu Indonesia dijajah Jepang
Masa penjajahan Jepang di Indonesia walaupun tidak begitu lama akan tetapi
mengakibatkan penderitaan lahir maupun batin. Kebijaksanaan Jepang terhadap rakyat Indonesia
mempunyai dua prioritas, yaitu:
1. Menghapuskan pengaruh pengaruh Barat di kalangan rakyat Indonesia.
Adapun berbagai kebijakan pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia adalah sebagai berikut.

Sistem Pemerintahan
Pada mulanya kedatangan Jepang disambut gembira oleh bangsa Indonesia karena
berusaha menarik simpati dengan cara-cara berikut:
1. Mengumandangkan propaganda bahwa Jepang merupakanSaudara Tua bangsa
Indonesia.
2. Menggunakan bahasa Indonesia di samping bahasa Jepang sebagai bahasa resmi
3. Mengikutsertakan orang-orang Indonesia dalam organisasi-organisasi resmi
pemerintahan Jepang.
4. Menarik simpati umat Islam dengan mengizinkan organisasi Majelis Islam
Ala Indonesia tetapberdiri.
5. Bendera Merah Putih boleh dikibarkan berdampingan dengan bendera Jepang Hinomaru.
Begitu juga lagu Indonesia Raya boleh dinyanyikan disamping lagu kebangsaan
Jepang Kimigayo.
6. Rakyat diwajibkan menyerahkan besi tua.
7. Semua harta peninggalan Belanda yang berupa perkebunan, pabrik, maupun bank disita.

Dalam bidang politik pemerintahan, Jepang membentuk 8 bagian pada pemerintah pusat dan
bertanggung jawab pengelolaan ekonomi pada syu (karesidenan). Dalam susunan pemerintah
daerah di Jawa terdiri atas Syu (Karesidenan yang dipimpin oleh Syucho, Si(Kotamadya)
dipimpin oleh Sicho, Ken (Kabupaten) sipimpin olehKencho, Gun (Kewedanan) dipimpin
oleh Guncho, Son (Kecamatan) dipimpin oleh Soncho, dan Ku (Desa/Kelurahan) dipimpin
oleh Kuncho.

Pengaruh Kebijakan Pemerintah Pendudukan Jepang terhadap Pergerakan Kebangsaan Indonesia
A. Pengaruh Kebijakan Jepang Pada Bidang Politik
Kebijakan pertama yang dilakukan Dai Nippon (pemerintah militer Jepang) adalah
melarang semua rapat dan kegiatan politik. Pada tanggal20 Maret 1942, dikeluarkan peraturan
yang membubarkan semua organisasi politik dan semua bentuk perkumpulan. Pada tanggal 8
September 1942 dikeluarkan UU no. 2 Jepang mengendalikan seluruh organisasi nasional.
Selain itu, Jepangpun melakukan propaganda untuk menarik simpati bangsa Indonesia dengan
cara:
- Menganggap Jepang sebagai saudara tua bangsa Asia (Hakko Ichiu)
- Melancarkan semboyan 3A (Jepang pemimpin, Jepang cahaya dan Jepang pelindung
Asia)
- Melancarkan simpati lewat pendidikan berbentuk beasiswa pelajar.
- Menarik simpati umat Islam untuk pergi Haji
- Menarik simpati organisasi Islam MIAI.
- Melancarkan politik dumping
- Mengajak untuk bergabung tokoh-tokoh perjuangan Nasional seperti: Ir. Soekarno, Drs.
M. Hatta serta Sutan Syahrir, dengan cara membebaskan tokoh tersebut dari penahanan
Belanda.
Selain propaganda, Jepang juga melakukan berbagai tindakan nyata berupa pembentukan
badan-badan kerjasama seperti berikut:
Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tujuan membujuk kaum Nasionalis sekuler dan
intelektual agar menyerahkan tenaga dan pikirannya untuk mengabdi kepada Jepang.
Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian Jawa) merupakan organisasi sentral dan terdiri dari
berbagai macam profesi (dokter, pendidik, kebaktian wanita pusat dan perusahaan).
Penerapan sistem Autarki (daerah yang harus memenuhi kebutuhan sendiri dan
kebutuhan perang). Sistem ini diterapkan di setiap wilayah ekonomi. Contoh Jawa menjadi 17
daerah, Sumatera 3 daerah, dan Meinsefu (daerah yang diperintah Angkatan Laut) 3 daerah.
Setelah penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada Jepang di Kalijati maka seluruh daerah
Hindia Belanda menjadi 3 daerah pemerintahan militer:
Daerah bagian tengan meliputi Jawa dan Madura dikuasai oleh tentara keenambelas
denagn kantor pusat di Batavia (Jakarta).
Daerah bagian Barat meliputi Sumatera dengan kantor pusat di Bukittinggi dikuasai oleh
tentara keduapuluhlima.
Daerah bagian Timur meliputi Kalimantan, Sulawesi, Nusantara, Maluku dan Irian Jaya
dibawah kekuasaan armada selatan kedua dengan pusatnya di Makassar.
Selain kebijakan politik di atas, pemerintah Militer Jepang juga melakukan perubahan
dalam birokrasi pemerintahan, diantaranya adalah pembentukan organisasi pemerintahan di
tingkat pusat dengan membentuk Departemen dan pembentukan Cou Sang In/dewan penasehat.
Untuk mempermudah pengawasan dibentuk tiga pemerintahan militer yakni:
Pembentukan Angkatan Darat/Gunseibu, membawahi Jawa dan Madura dengan Batavia
sebagai pusat dan dikenal dengan tentara ke enam belas dipimpin oleh Hitoshi Imamura.
Pembentukan Angkatan Darat/Rikuyun, yang membawahi Sumatera dengan pusat Bukit
Tinggi (Sumatera Barat) yang dikenal dengan tentara ke dua puluh lima dipimpin oleh
Jendral Tanabe.
Pembentukan Angkatan Laut/Kaigun, yang membawahi Kalimantan, Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku dan Irian dengan pusatnya Ujung Pandang (Makasar) yang dikenal
dengan Armada Selatan ke dua dengan nama Minseifu dipimpin Laksamana Maeda.
Untuk kedudukan pemerintahan militer sementara khusus Asia Tenggara berpusat di
Dalat/Vietnam.

Pada masa pendudukan Jepang perjuangan untuk mencapai kemerdekan dilakukan
secara kooperatif (bekerja sama) serta dengan cara sembunyi-sembunyi atau bawah tanah.
Adapun organisasi-organisasi buatan Jepang yang digunakan untuk menanamkan nasionalisme
Indonesia antara lain sebagai berikut.
a. Gerakan Tiga
Gerakan Tiga A dibentuk pada bulan April 1942, dengan ketuanya adalah Mr.
Syamsudin. Semboyan Gerakan Tiga A adalah:
1. Nippon Cahaya Asia,
2. Nippon Pelindung Asia, dan
3. Nippon Pemimpin Asia.
Tujuan Gerakan Tiga A adalah menanamkan kepercayaan rakyat bahwa Jepang
adalah pelindung dan pemimpin Asia. Namun, rakyat Indonesia telah mengetahui maksud
propaganda gerakan tersebut. Karena tidak mendapat sambutan dari rakyat, maka
Gerakan Tiga A dibubarkan.

b. Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
Pusat Tenaga Rakyat dibentuk pada tanggal 1 Maret 1943. Pendirinya adalah
Empat Serangkai yang terdiri dari Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, Ki Hajar Dewantara,
K.H. Mas Mansyur. Tujuan Putera adalah memusatkan seluruh kekuatan rakyat untuk
membantu Jepang menghadapi Sekutu.
c. Badan Pertimbangan Pusat (Chuo Sang In)
Chuo Sang In dibentuk pada tanggal 5 September 1943 atas anjuran Perdana
Menteri Jenderal Hideki Tojo. Ketuanya adalah Ir. Soekarno sedangkan wakilnya adalah
R.M.A.A Koesoemo Oetojo dan dr. Boentaran Martoatmojo. Tugas badan ini adalah
memberi masukan dan pertimbangan kepada pemerintah Jepang dalam mengambil
keputusan.

B. Pengaruh Kebijakan Jepang Pada Bidang Ekonomi
Pada kedua aspek ini, praktek eksploitasi ekonomi dan sosial yang dilakukan
Jepang terhadap bangsa Indonesia dan Anda bisa membandingkan dampak ekonomi dan
sosial dengan dampak politis dan birokrasi. Hal-hal yang diberlakukan dalam sistem
pengaturan ekonomi pemerintah Jepang adalah sebagai berikut:
Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang maka seluruh potensi
sumber daya alam dan bahan mentah digunakan untuk industri yang mendukung
mesin perang. Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik, Bank dan
perusahaan penting. Banyak lahan pertanian yang terbengkelai akibat titik berat
kebijakan difokuskan pada ekonomi dan industri perang. Kondisi tersebut
menyebabkan produksi pangan menurun dan kelaparan serta kemiskinan
meningkat drastis.
Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi
pelanggaran yang sangat berat. Pengawasan tersebut diterapkan pada penggunaan
dan peredaran sisa-sisa persediaan barang. Pengendalian harga untuk mencegah
meningkatnya harga barang. Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan
sekaligus memonopoli penjualannya. Pembatasan teh, kopi dan tembakau, karena
tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan perang. Monopoli tebu dan gula,
pemaksaan menanam pohon jarak dan kapas pada lahan pertanian dan perkebunan
merusak tanah.
Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan
daerah sendiri dan menunjang kegiatan perang). Konsekuensinya tugas rakyat
beserta semua kekayaan dikorbankan untuk kepentingan perang. Hal ini jelas
amat menyengsarakan rakyat baik fisik maupun material.
Pada tahun 1944, kondisi politis dan militer Jepang mulai terdesak, sehingga
tuntutan akan kebutuhan bahan-bahan perang makin meningkat. Untuk mengatasinya
pemerintah Jepang mengadakan kampanye penyerahan bahan pangan dan barang secara
besar-besaran melalui Jawa Hokokai dan Nagyo Kumiai (koperasi pertanian), serta
instansi resmi pemerintah. Dampak dari kondisi tersebut, rakyat dibebankan
menyerahkan bahan makanan 30% untuk pemerintah, 30% untuk lumbung desa dan 40%
menjadi hak pemiliknya. Sistem ini menyebabkan kehidupan rakyat semakin sulit, gairah
kerja menurun, kekurangan pangan, gizi rendah, penyakit mewabah melanda hampir di
setiap desa di pulau Jawa salah satunya: Wonosobo (Jateng) angka kematian 53,7% dan
untuk Purworejo (Jateng) angka kematian mencapai 224,7%. Bisa Anda bayangkan
bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan bangsa Indonesia pada masa Jepang
(bahkan rakyat dipaksa makan makanan hewan seperti keladi gatal, bekicot, umbi-
umbian).
Kebijakan pemerintah pada pendudukan Jepang pada bidang social antara lain
berupa pengerahan tenaga rakyat untuk melaksanakan kerja paksa. Selain itu, para
pemuda juga diwajibkan untuk masuk menjadi anggota organisasi militer maupun semi
militer yang dibentuk Jepang.


Romusha
Romusha adalah kerja paksa (tanpa dibayar) pada zaman penduduka Jepang.
Tujuannya adalah membangun sarana dan prasarana untuk kepentingan rakyat
Jepang. Sarana dan prasarana tersebut antara lain jembatan, lapangan terbang, serta
gua-gua tempat persembunyian.
Kinrohosi
Kinrohosi adalah kerja paksa (tanpa dibayar) untuk para pamong desa dan pegawair
rendahan. Mereka diperlakukan sebagai tenaga romusha yang lainnya. Para kinrohosi
banyak yag dikirim ke luar Jawa untuk membantu membuat pertahanan tentara
Jepang.

C. Pengaruh Kebijakan Jepang Pada Bidang Militer
Pada aspek militer ini, badan-badan militer yang dibuat Jepang semata-mata
karena kondisi militer Jepang yang semakin terdesak dalam perang Pasifik.
Memasuki tahun kedua pendudukannya (1943), Jepang semakin intensif mendidik
dan melatih pemuda-pemuda Indonesia di bidang militer. Hal ini disebabkan karena
situasi di medan pertempuran (Asia Pasifik) semakin menyulitkan Jepang. Mulai dari
pukulan Sekutu pada pertempuran laut di Midway (Juni 1942) dan sekitar Laut Karang
(Agustus 42 Februari 1943). Kondisi tersebut diperparah dengan jatuhnya
Guadalacanal yang merupakan basis kekuatan Jepang di Pasifik (Agustus 1943).
Situasi di atas membuat Jepang melakukan konsolidasi kekuatan dengan
menghimpun kekuatan dari kalangan pemuda dan pelajar Indonesia sebagai tenaga
potensial yang akan diikutsertakn dalam pertempuran menghadapi Sekutu.
Berikut ini wajib militer yang dibentuk untuk membantu Jepang menghadapi Sekutu.
a. Seinendan (Barisan Pemuda), dibentuk tanggal 9 Maret 1943 dengan anggota para
pemuda usia 14-22 tahun.
b. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), dibentuk tanggal 29 April 1943 dengan
anggota para pemuda usia 23-25 tahun.
c. Fujinkai (Barisan Wanita), dibentuk pada bulan Agustus 1943, dengan anggota
para wanita usia 15 tahun ke atas.
d. Gakutotai (Barisan Pelajar), anggotanya terdiri dari murid-miridd sekolah
lanjutan.
e. Heiho (Pembantu Pranjurit Jepang), dibentuk pada bulan April 1943 dengan
anggota pemuda berusia 18-25 tahun.
f. PETA (Pembela Tanah Air), dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943 dengan tujuan
untuk memoertahankan tanah air Indonesia dari penjajahan bangsa Barat.
g. Jawa Hohokai (Kebaktian Rakyat Jawa), dibentuk pada tanggal 1 Maret 1944
dengan tujuan untuk mengerahkan rakyat agar mau membantu atau berbakti
kepada Jepang.
h. Suisyintai (Barisan Pelopor), dibentuk pada tanggal 24 September 1944 dan
diresmikan pada tanggal 25 September 1944. Tujuannya untuk meningkatkan
kesiapsiagaan rakyat.

D. Pengaruh Kebijakan Jepang Pada Bidang Sosial Budaya
Di bidang sosial, kehadiran Jepang selain membuat rakyat menderita kemiskinan
karena kekurangan sumber daya alam, hal lain juga terjadi yang berupa pemanfaatan
sumber daya manusia. Pengerahan tenaga manusia untuk melakukan kerja paksa
(Romusha) serta dilibatkannya para pemuda untuk masuk dalam organisasi militer
maupun semi militer. Dibidang budaya terjadi keharusan menggunakan bahasa Jepang di
samping bahasa Indonesia. Rakyat juga diharuskan membungkukkan badan kearah timur
sebagai tanda hormat kepada kaisar di Jepang pada setiap pagi hari (Seikerei).


E. Bentuk-Bentuk Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Jepang
Menghadapi keadaan yang serba sulit maka para pemimpin bangsa Indonesia berjuang
dengan menyesuaikan situasi dan kondisi. Adapun bentuk perlawanan terhadap Jepang adalah
sebagai berikut :

1. Perjuangan Melalui Organisasi Bikinan Jepang.
a. Memanfaatkan Gerakan PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat)
Gerakan ini dibentuk pada tanggal 1 Maret 1943. Tujuan Jepang membentuk PUTERA
adalah agar kaum nasionalis dan intelektual menyumbangkan tenaga dan pikirannya
untuk kepentingan Jepang. Namun oleh para pemimpin Indonesia, PUTERA justru
dimanfaatkan untuk membela rakyat dari kekejaman Jepang serta menggembleng mental
dan semangat nasionalisme. Jepang memandang PUTERA lebih bermanfaat bagi kaum
Indonesia, maka pada bulan April 1944, PUTERA dibubarkan oleh Jepang.
b. Memanfaatkan Barisan Pelopor (Syuisyintai)
Barisan Pelopor (Syuisyintai) dimanfaatkan oleh para kamun nasionalis sebagai penyalur
aspirasi nasionalisme dan memperkuat pertahanan pemuda melalui pidato-pidatonya.
c. Memanfatkan Chuo Sangi In (Badan Penasihat Pusat)
Badan ini dibentuk pada tanggal 5 September 1943. Para pemimpin Indonesia melalui
Chuo Sangi In dimanfaatkan untuk menggembleng kedisiplinan.

2. Perjuangan Melalui Organisasi Islam Majelis Islam Ala Indonesia (MIAI)
Organisasi ini didirikan pada tanggal 21 September 1937. Organisasi ini dibentuk atas
inisiatif kaum muslim dan perhatiannya banyak tertuju pada masalah politik dan akan menolak
segala bentuk kolonisasi. Karena organisasi ini dianggap kurang memuaskan Jepang, maka pada
bulan Oktober 1943 dibubarkan oleh Jepang.

3. Perjuangan Melalui Gerakan Bawah Tanah
Beberapa contoh perjuangan bawah tanah antara lain sebagai berikut :
a. Gerakan kelompok Sutan Syahrir
b. Gerakan kelompok Amir Syarifuddin
c. Golongan Persatuan Mahasiswa
d. Kelompok Sukarmi
e. Kelompok Pemuda Menteng 31
f. Golopngan Kaigun

4. Perjuangan Melalui Perlawanan Bersenjata
Perlawanan senjata yang dilakukan oleh rayat diberbagai daerah, yaitu :
a. Perlawanan rakyat di Cot Pleing (10 November 1942)
b. Perlawanan rakyat di Pontianak (16 November 1943)
c. Perlawanan rakyat di Sukamaneh, Singaparna, Jawa Barat (25 Februari 1944)
d. Perlawanan rakyat di Cidempet, kecamatan Lohbener, Indramayu (30 Juni 1944)
e. Perlawanan rakyat di Irian Jaya.
Perlawanan terjadi dibeberapa daerah di Irian Jaya, yaitu :
- Perlawanan rakyat di Biak (1944)
- Perlawanan rakyat di Pulau Yapen Selatan
- Perlawanan rakyat di Tanah Besar, daratan Irian (Papua)

5. Perlawanan Bersenjata yang dilakukan PETA
Perlawanan bersenjata dilakukan oleh pasukan PETA di berbagai daerah, yaitu :
a. Perlawanan PETA di Blitar (29 Februari 1945)
b. Perlawanan PETA di Meureudu, Aceh (November 1944)
c. Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap ( April 1945)

Setelah Perang Dunia II berakhir maka diadakanlah perjanjian-perjanjian perdamaian antara
pihak pemenang dan yang kalah. Perjanjian perjanjian itu antara lain Konferensi Postdam (2
Agustus 1945) dan Perjanjian San Fransisco (8 September1951).
a. Konferensi Postdam (2 Agustus 1945)
Konferensi ini diadakan antara Sekutu dengan Jerman yang dihadiri oleh Thruman, Stalin, dan
Attlee. Konferensi ini menghasilkan keputusan sebagai berikut:
1. Jerman dibagi dalam 4 daerah pendudukan yakni bagian timur oleh Rusia, bagian
barat oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis. Kota Berlin yang terletak di tengah-
tengah daerah pendudukan Rusia, dibagi 4 bagian yakni Berlin Barat (Amerika Serikat,
Inggris, Perancis) Berlin Timur (Rusia).
2. Danzig dandaerah Jerman sebelah timur Sungai Oder dan Neisse diberikan kepada
Polandia.
3. Angkatan Perang Jerman harus dikurangi jumlah tentara dan peralatan militernya
(demiliterisasi).
4. Penjahat perang, yakni tokoh-tokoh NAZI harus dihukum di bawah pengawasan
internasional
5. Jerman harus membayar kerugian perang kepada Sekutu.
b. Perjanjian San Fransisco (8 September 1951)
Perjanjian ini diadakan antara Sekutu dengan Jepang pada tahun 1945 dan dibuat di Jepang. ada
mulanya perjanjian ini hanya bersifat sementara. Kemudian Perjanjian San Fransisco disahkan
pada tanggal 8 September 1951. Rusia tidak ikut menandatangani perjanjian ini sehingga tidak
mengakuinya.
Perjanjian ini berisi:
1. Kepulauan Jepang di bawah pengawasan Amerika Serikat.
2. Kepulauan Kurile dan Sakhalin Selatan diberikan k
3. epada Rusia. Sedangkan Mantsyuria dan Taiwan diberikan kepada Tiongkok.Tokoh-
tokoh fasis diadili sebagai penjahat perang dan harus dihukum di bawah pengawasan
internasional.
4. Jepang harus membayar kerugian perang kepada Sekutu.

Anda mungkin juga menyukai