Anda di halaman 1dari 9

TUGAS FILSAFAT ILMU

NAMA:MUH. AWAL MUBARAK


NIM :230301522043
KELAS:PJKR KE SD-AN (B)
1.Cari tahu tentang kelahiran dan perkembangan filsafat?
KELAHIRAN: Kelahiran filsafat adalah suatu proses yang berlangsung sepanjang sejarah
manusia dan tidak dapat diidentifikasi dengan satu peristiwa atau individu tertentu. Filsafat
muncul sebagai respons alami manusia terhadap pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang
eksistensi, alam semesta, pengetahuan, dan nilai-nilai. Filsafat berkembang seiring evolusi
pemikiran manusia dan perkembangan budaya. Ada beberapa faktor yang dapat diidentifikasi
sebagai kontributor penting dalam kelahiran filsafat:
Kemajuan Intelektual: Munculnya pemikiran kritis dan refleksi intelektual di kalangan
manusia menjadi salah satu akar filsafat. Orang-orang mulai mempertanyakan aspek-aspek
fundamental kehidupan mereka, seperti alam semesta, keberadaan, dan etika.
Mitologi dan Agama: Mitologi dan agama telah lama menjadi bagian integral dalam
peradaban manusia. Dalam upaya untuk memahami mitos dan keyakinan agama, manusia
secara alami mempertanyakan dan merenungkan makna dan eksistensi.
Faktor Sosial dan Politik: Perubahan sosial dan politik dalam masyarakat sering kali
memunculkan pertanyaan tentang tata nilai, hukum, dan tatanan sosial. Ini memicu pemikiran
filsafat tentang politik dan etika.
Perkembangan Ilmiah: Kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan penemuan-penemuan
penting sering kali menjadi latar belakang bagi pertanyaan filosofis. Misalnya, penemuan alat
ukur astronomi mendorong pertanyaan tentang alam semesta.
Perkembangan Bahasa: Perkembangan bahasa dan kemampuan untuk berkomunikasi
dengan kata-kata memainkan peran penting dalam perkembangan filsafat. Bahasa
memungkinkan manusia untuk merumuskan, berdebat, dan mendiskusikan ide-ide kompleks.
Pemikir Individu: Banyak tokoh individu dalam sejarah dianggap sebagai pendiri aliran
filsafat tertentu. Misalnya, Thales di Yunani dianggap sebagai salah satu filsuf pertama yang
mencoba menjelaskan dunia dengan cara rasional, bukan mitos.
Konteks Budaya dan Geografis: Filsafat berkembang berbeda di berbagai budaya dan
tempat. Misalnya, filsafat di Tiongkok berbeda dalam banyak aspek dengan filsafat di
Yunani.
PERKEMBANGAN FILSAFAT: Perkembangan filsafat adalah proses evolusi yang
panjang dan kompleks dalam sejarah pemikiran manusia. Filsafat terus berkembang seiring
perubahan dalam budaya, ilmu pengetahuan, dan peristiwa sejarah. Berikut adalah beberapa
tahapan dalam perkembangan filsafat:
Plato dan Aristoteles: Plato dan Aristoteles adalah dua filsuf Yunani klasik yang sangat
berpengaruh. Plato mengembangkan pemikiran tentang realitas ide atau bentuk, sementara
Aristoteles membangun sistem filsafat yang sangat luas, mencakup ilmu alam, etika, politik,
dan logika.
Filsafat di Dunia Kuno: Filsafat berkembang di berbagai budaya di seluruh dunia, termasuk
India (misalnya, dengan pemikir seperti Nagarjuna dan Shankaracharya), Tiongkok (seperti
Konfusius dan Laozi), dan Romawi.
Abad Pertengahan: Filsafat abad pertengahan sangat dipengaruhi oleh agama Kristen, dan
filsuf-filsuf seperti Santo Agustinus dan Santo Thomas Aquinas mencoba menggabungkan
filsafat dengan teologi.
Renaissance dan Pencerahan: Renaissance memunculkan minat baru pada pemikiran klasik
Yunani dan Romawi. Era Pencerahan di Eropa membawa fokus pada rasionalisme, ilmu
pengetahuan, dan hak asasi manusia, dengan pemikir seperti Descartes, Locke, dan Kant yang
sangat berpengaruh.
Filsafat Abad ke-19: Abad ke-19 melihat perkembangan berbagai aliran filsafat, termasuk
idealisme, positivisme, dan eksistensialisme. Pemikir seperti Hegel, Marx, dan Nietzsche
memengaruhi pemikiran filsafat kontemporer.
Filsafat Kontemporer: Abad ke-20 dan ke-21 telah menyaksikan lahirnya berbagai aliran
filsafat, termasuk fenomenologi, positivisme logis, postmodernisme, dan analitik. Filsuf
seperti Heidegger, Wittgenstein, dan Derrida telah memainkan peran penting dalam filsafat
kontemporer.
Filsafat Praktis: Selain perkembangan dalam filsafat teoretis, filsafat praktis seperti etika,
politik, dan filsafat sosial terus berkembang. Ini melibatkan pemikiran tentang bagaimana
kita seharusnya hidup dan berinteraksi dalam masyarakat.

2.SEPERTI APA PERKEMBANGAN FILSAFAT DI MASA YUNANI?


Perkembangan filsafat di masa Yunani Kuno adalah salah satu babak paling penting dalam
sejarah filsafat. Ini adalah periode yang mencakup berabad-abad di mana berbagai pemikir
besar dan aliran filsafat muncul dan membentuk dasar-dasar pemikiran filosofis. Berikut
adalah gambaran tentang perkembangan filsafat di masa Yunani:
Filsafat Pra-Sokratik: Filsafat Yunani dimulai dengan pemikir pra-Sokratik seperti Thales,
Anaximander, dan Heraclitus. Mereka mencoba menjawab pertanyaan tentang dasar alam
semesta, unsur-unsur dasar, dan perubahan dalam realitas. Mereka menandai peralihan dari
penjelasan mitos ke penjelasan rasional.
Pemikir Utama: Sokrates: Sokrates, yang hidup sekitar tahun 470-399 SM, adalah salah
satu tokoh paling terkenal dalam sejarah filsafat. Ia tidak menulis karyanya sendiri, tetapi
pemikirannya tercatat dalam tulisan-tulisan Plato. Sokrates mengembangkan metode
dialektika untuk mencapai pengetahuan dan kebenaran melalui dialog dan tanya jawab.
Plato: Plato adalah murid Sokrates dan pendiri Akademi di Athena. Dia mengembangkan
pemikiran filosofisnya dalam dialog-dialog filsafatnya. Plato menciptakan konsep "dunia ide"
atau "dunia bentuk" dan mengembangkan pemikiran tentang keadilan, kebijaksanaan, dan
negara ideal dalam karya-karyanya seperti "Republik."
Aristoteles: Aristoteles, yang juga belajar di Akademi, kemudian membuka sekolahnya
sendiri, yakni Lyceum. Ia merupakan salah satu filsuf yang paling berpengaruh dalam
sejarah. Aristoteles mengembangkan berbagai bidang filsafat, termasuk logika, etika,
metafisika, politik, dan ilmu alam. Karyanya menjadi dasar pemikiran filsafat Barat selama
berabad-abad.
Periode Helenistik: Setelah kematian Aristoteles, muncul periode Helenistik di mana
berbagai aliran filsafat, seperti Stoikisme, Epikureanisme, Skeptisisme, dan Kynisme,
berkembang. Masing-masing aliran ini memiliki pandangan dan metode filosofis yang
berbeda.
Perkembangan filsafat Yunani Kuno memiliki pengaruh yang mendalam pada pemikiran
dunia dan membentuk fondasi filsafat Barat. Konsep-konsep dan pertanyaan-pertanyaan yang
muncul selama masa Yunani Kuno tetap relevan dalam filsafat kontemporer. Selain itu,
pemikiran Yunani Kuno juga mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan, matematika,
logika, dan banyak bidang lainnya.
3.PERKEMBANGAN FILSAFAT MASA ABAD PERTENGAHAN?
Perkembangan filsafat selama Abad Pertengahan adalah periode penting dalam sejarah
filsafat yang ditandai oleh pengaruh besar agama, khususnya Kekristenan, pada pemikiran
filsafat. Abad Pertengahan biasanya didefinisikan sebagai periode dari sekitar abad ke-5
hingga abad ke-15, yang mencakup periode yang beragam dan kompleks, dengan
perkembangan filsafat yang beragam pula. Berikut adalah beberapa poin utama tentang
perkembangan filsafat selama Abad Pertengahan:
Pengaruh Agama Kekristenan: Salah satu ciri utama filsafat Abad Pertengahan adalah
pengaruh besar agama Kekristenan, terutama dalam pemikiran Katolik. Banyak filsuf Abad
Pertengahan, seperti Santo Agustinus dan Santo Thomas Aquinas, mencoba menggabungkan
teologi dengan filsafat, mengintegrasikan keyakinan agama dengan pemikiran filosofis.
Santo Agustinus: Santo Agustinus (354-430 M) adalah salah satu filsuf paling berpengaruh
dalam sejarah Kekristenan. Dia mengembangkan pemikiran tentang dosa, kehendak bebas,
dan hubungan antara iman dan akal budi. Karyanya yang terkenal adalah "Pengakuan"
(Confessions).
Skolastisisme: Skolastisisme adalah aliran filsafat yang mendominasi Abad Pertengahan. Ini
mencakup sejumlah besar filsuf, seperti Santo Anselmus, Petrus Abelardus, dan Santo
Thomas Aquinas. Skolastisisme berusaha menyatukan pemikiran Aristoteles dengan teologi
Kristen dan mengembangkan metode rasional untuk memahami doktrin-doktrin agama.
Pembaharuan Kebudayaan dan Renaissance: Pada akhir Abad Pertengahan, terjadi
"Renaissance" atau "pembaharuan kebudayaan," yang menciptakan pergeseran dalam
pemikiran dari pemikiran yang didominasi oleh agama ke pemikiran yang lebih terbuka
terhadap warisan budaya klasik Yunani dan Romawi. Ini memicu minat dalam ilmu
pengetahuan, seni, dan filsafat klasik.
Pengaruh Islam dan Dunia Timur: Abad Pertengahan juga melihat pertukaran intelektual
antara Eropa dan dunia Islam. Pemikir Muslim seperti Al-Farabi, Avicenna (Ibnu Sina), dan
Averroes (Ibnu Rusyd) menggali karya-karya Aristoteles dan berkontribusi pada pemikiran
filosofis.
Kritik Terhadap Agama dan Gaya Hidup: Selain filsuf-filsuf Skolastik, ada juga pemikir
seperti Roger Bacon dan Marsilius dari Padua yang mengeksplorasi pemikiran kritis dan
lebih sekuler. Mereka mendalami sains, logika, dan politik.
Perkembangan Filsafat Moral: Banyak filsuf Abad Pertengahan membahas etika dan
filsafat moral, termasuk isu-isu seperti keadilan, kebebasan, dan tindakan baik. Salah satu
pemikir yang mencolok dalam hal ini adalah Santo Thomas Aquinas.
Akhir Abad Pertengahan: Abad Pertengahan berakhir dengan banyak pergolakan politik
dan agama, termasuk Reformasi Protestan, yang mengubah lanskap keagamaan dan
pemikiran Eropa.
Perkembangan filsafat selama Abad Pertengahan mencerminkan ikatan erat antara pemikiran
rasional dan agama, serta upaya untuk memahami relasi antara keduanya. Ini merupakan fase
penting dalam sejarah filsafat yang mempengaruhi perkembangan filsafat Barat dan
mengantarkan perubahan dalam cara pandang intelektual Eropa.
4. PERKEMBANGAN MASA ABAD MODEREN?
Perkembangan filsafat dalam masa Abad Moderen (atau Abad Pencerahan) adalah periode
penting dalam sejarah filsafat yang meliputi abad ke-17 hingga abad ke-19. Masa ini ditandai
oleh perubahan besar dalam pemikiran manusia, terutama dalam hubungannya dengan ilmu
pengetahuan, agama, politik, dan etika. Beberapa perkembangan utama dalam filsafat masa
Abad Moderen mencakup:
Pemikiran Rasionalisme:
René Descartes adalah salah satu tokoh utama rasionalisme. Ia memulai dengan penyataan
"Cogito, ergo sum" ("Aku berpikir, maka aku ada"), yang menekankan peran pikiran sebagai
dasar pengetahuan yang pasti.
Baruch Spinoza mengembangkan rasionalisme dalam karyanya yang berfokus pada etika dan
pengaruh determinisme alamiah.
Empirisme:
Empirisme menekankan pengalaman sebagai sumber utama pengetahuan. Tokoh terkenal
empirisme adalah John Locke, yang berpendapat bahwa pikiran manusia adalah "tabula rasa"
yang diisi oleh pengalaman.
David Hume melanjutkan pemikiran empiris dengan mengemukakan skeptisisme tentang
sebab-akibat dan masalah-masalah lain dalam epistemologi.
Kontrak Sosial:
Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean-Jacques Rousseau adalah tokoh-tokoh yang
membahas kontrak sosial. Mereka mempertimbangkan hubungan antara individu dan
pemerintah, serta sumber kekuasaan politik.
Hobbes berpendapat bahwa manusia alamiahnya egois dan pemerintah harus memiliki
kekuasaan yang kuat untuk mencegah kekacauan.
Locke menyatakan bahwa individu memiliki hak-hak alamiah dan pemerintah bertanggung
jawab untuk melindungi hak-hak itu.
Rousseau mempertimbangkan gagasan kontrak sosial sebagai alat untuk menciptakan
masyarakat yang adil dan demokratis.
Iluminasi dan Pencerahan:
Pencerahan adalah gerakan intelektual yang menekankan pemikiran rasional, kebebasan, dan
persamaan.
Tokoh-tokoh seperti Voltaire dan Immanuel Kant mempromosikan nilai-nilai pencerahan dan
menentang ketidakadilan sosial, dogma agama, dan otoritas tirani.
Filsafat Kritikal:
Immanuel Kant menggabungkan elemen-elemen rasionalisme dan empirisme dalam karyanya
dan mengembangkan filsafat kritikal. Dia membahas isu-isu epistemologi, etika, dan estetika.
Kritik mendasar Kant tentang pemahaman rasional dan batas pengetahuan manusia
mempengaruhi filsafat selanjutnya.
Pemikiran Hegelian:
Georg Wilhelm Friedrich Hegel mengembangkan sistem filsafatnya yang kompleks, yang
mencakup dialektika sebagai metode utama untuk memahami perkembangan ide-ide dan
sejarah.
Perkembangan filsafat dalam masa Abad Moderen tidak hanya mencakup ide-ide tersebut,
tetapi juga membawa perubahan dalam berbagai bidang lain, seperti ilmu pengetahuan,
politik, agama, dan budaya. Filsuf-filsuf ini memainkan peran penting dalam membentuk
dunia modern dan pandangan kita tentang pengetahuan, etika, dan masyarakat.
5.PERKEMBANGAN FILSAFAT MASA ABAD KINI?
Perkembangan filsafat dalam masa Abad Kini, yang dimulai sekitar pertengahan abad ke-20
hingga saat ini, mencakup berbagai aliran pemikiran dan perdebatan filsafat yang
memengaruhi banyak aspek kehidupan manusia. Beberapa perkembangan utama dalam
filsafat masa Abad Kini mencakup:
Pemikiran Kontinental:
Filsafat kontinental di Eropa menghasilkan pemikiran beragam, termasuk eksistensialisme
(Sartre, Camus), fenomenologi (Husserl, Heidegger), hermeneutika (Gadamer), dan
postmodernisme (Derrida, Foucault).
Eksistensialisme menekankan kebebasan individu dan makna hidup, fenomenologi mengkaji
pengalaman subjektif, hermeneutika berfokus pada pemahaman teks dan budaya, sementara
postmodernisme meragukan kebenaran mutlak dan objektivitas.
Analitik Filsafat:
Tradisi analitik, terutama di dunia berbahasa Inggris, mencakup karya-karya filosof seperti
Bertrand Russell, Ludwig Wittgenstein, dan Gilbert Ryle.
Analitik filsafat menekankan ketepatan dalam definisi, analisis bahasa, dan penyelesaian
masalah filosofis melalui pemikiran logis.
Feminisme dalam Filsafat:
Gerakan feminis telah memberikan kontribusi signifikan dalam memahami gender dan peran
perempuan dalam filsafat, dengan pemikir seperti Simone de Beauvoir, Judith Butler, dan
Martha Nussbaum yang memainkan peran penting dalam perdebatan ini.
Filsafat Sains:
Filsafat sains terus mengkaji hubungan antara ilmu pengetahuan dan filsafat, terutama dalam
konteks epistemologi (teori pengetahuan) dan filosofi alam (philosophy of science).
Filsafat Politik dan Etika:
Diskusi tentang hak asasi manusia, keadilan sosial, etika lingkungan, dan teori-teori politik
seperti liberalisme, komunitarianisme, dan anarkisme masih berlanjut di dunia filsafat.
Filsafat Budaya dan Identitas:
Pertimbangan tentang identitas, multikulturalisme, globalisasi, dan dampak teknologi pada
budaya dan identitas manusia semakin penting dalam filsafat kontemporer.
Filsafat Teknologi:
Kemajuan teknologi, terutama dalam kecerdasan buatan (AI) dan etika teknologi, telah
menjadi isu utama dalam filsafat kontemporer.
Neuroetika:
Cabang filsafat ini mempertimbangkan etika dalam konteks ilmu saraf, khususnya dalam
masalah seperti kecerdasan buatan, neurosains, dan pengobatan gen.
Filsafat Agama:
Debat-debat tentang agama, ateisme, dan teologi terus berkembang dalam filsafat
kontemporer.
Filsafat Moral:
Isu-isu seperti etika hak-hak hewan, etika bisnis, etika medis, dan etika teknologi menjadi
fokus perdebatan dalam filsafat moral saat ini.
Perkembangan filsafat dalam Abad Kini sangat beragam dan mencerminkan perubahan besar
dalam masyarakat, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Filsafat terus berperan dalam membantu
manusia memahami dunia dan mengatasi tantangan-tantangan etis dan intelektual yang
muncul dalam dunia kontemporer.
6.MANFAAT BELAJAR FILSAFAT?
Belajar filsafat memiliki sejumlah manfaat yang signifikan, meskipun tidak selalu terlihat
segera. Beberapa manfaat utama dari mempelajari filsafat termasuk:
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis: Filsafat melatih Anda untuk mempertanyakan,
menganalisis, dan mengevaluasi argumen dengan cara yang sistematis. Ini mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, yang berguna dalam kehidupan sehari-hari dan dalam membuat
keputusan penting.
Kemampuan Memahami Konsep Abstrak: Filsafat sering membahas konsep-konsep
abstrak seperti keadilan, kebenaran, kebebasan, dan etika. Belajar untuk memahami dan
merenungkan konsep-konsep semacam itu dapat membantu Anda mengembangkan
pemahaman yang lebih dalam tentang dunia dan nilai-nilai yang Anda anut.
Pengembangan Keterampilan Argumentasi: Studi filsafat melibatkan pembuatan argumen
yang kuat dan jelas. Ini memungkinkan Anda untuk mengembangkan keterampilan
argumentasi yang dapat Anda gunakan dalam berbagai aspek kehidupan, dari debat hingga
berbicara dalam rapat kerja.
Pertimbangan Etis: Filsafat sering membahas masalah etis dan moral. Ini dapat membantu
Anda mengembangkan kerangka kerja etis yang kuat dan membantu Anda membuat
keputusan yang lebih bijak dalam kehidupan sehari-hari.
Pemahaman Kesejarahan dan Budaya: Studi filsafat sering mencakup pemahaman tentang
pemikiran dan ide-ide besar dalam sejarah dan budaya. Ini memungkinkan Anda untuk
menghargai perkembangan budaya dan berpikir dalam konteks sejarah.
Kemampuan Memecahkan Masalah: Pemikiran filosofis sering memerlukan pemecahan
masalah yang kompleks. Ini dapat membantu Anda menjadi pemecah masalah yang lebih
baik dalam berbagai situasi.
Pengembangan Kepekaan terhadap Beragam Perspektif: Filsafat melibatkan pemikiran
kritis tentang berbagai pandangan dan pendekatan. Ini membantu Anda menjadi lebih terbuka
terhadap beragam sudut pandang dan lebih mampu berkomunikasi dengan orang-orang yang
memiliki pandangan berbeda.
Pertumbuhan Intelektual: Studi filsafat dapat memberikan rasa pencapaian intelektual dan
kepuasan yang mendalam ketika Anda mulai memahami konsep-konsep dan argumen yang
kompleks.
Peningkatan Keterampilan Berbicara dan Menulis: Karena filsafat melibatkan pembuatan
argumen yang jelas, belajar filsafat dapat membantu Anda menjadi pembicara dan penulis
yang lebih baik.
Pemahaman yang Lebih Mendalam tentang Diri Sendiri: Filsafat dapat membantu Anda
merenungkan pertanyaan-pertanyaan esensial tentang diri Anda, tujuan hidup, dan nilai-nilai
Anda sendiri.
Terlepas dari karier atau minat pribadi Anda, pemahaman filosofis dan keterampilan berpikir
kritis yang diperoleh melalui belajar filsafat dapat membantu Anda menghadapi berbagai
tantangan kehidupan dan menjadi individu yang lebih terinformasi dan sadar.
7.HUBUNGAN FILSAFAT AGAMA DAN BUDAYA?
Hubungan antara filsafat, agama, dan budaya sangat kompleks dan bervariasi di seluruh
masyarakat dan sepanjang sejarah. Hubungan ini mencakup berbagai aspek, dan di bawah ini
adalah beberapa cara di mana filsafat, agama, dan budaya berinteraksi:
Pengaruh Agama terhadap Filsafat dan Budaya:
Agama sering menjadi asal mula pemikiran filsafat dan nilai-nilai budaya. Banyak sistem
etika dan moral dalam filsafat berasal dari ajaran agama.
Agama juga memengaruhi seni, arsitektur, musik, dan praktik budaya lainnya. Sebagai
contoh, seni religius dan arsitektur yang dibangun sebagai tempat ibadah mencerminkan
keyakinan agama.
Filsafat dalam Konteks Agama:
Filsafat agama adalah subdisiplin filsafat yang mempertimbangkan berbagai aspek agama,
termasuk teologi, keyakinan, dan ritual. Ini membantu dalam pemahaman dan kritisisme
terhadap ajaran agama.
Banyak tokoh filsafat agama, seperti Santo Agustinus dan Santo Thomas Aquinas dalam
tradisi Kristen, mencoba menggabungkan pemikiran filsafat dengan keyakinan agama
mereka.
Perubahan Budaya dan Nilai-Nilai Agama:
Budaya dapat memengaruhi dan membentuk nilai-nilai agama. Nilai-nilai dan praktik agama
sering beradaptasi dengan perubahan budaya, sosial, dan politik.
Sebagai contoh, agama-agama tertentu dapat menyesuaikan pandangan mereka tentang isu-
isu seperti hak LGBT, peran perempuan dalam gereja, dan konsep-konsep moral dalam
konteks budaya yang berubah.
Konflik Budaya dan Agama:
Konflik budaya dan agama sering terjadi ketika nilai-nilai dan keyakinan agama bertentangan
dengan praktik budaya tertentu. Ini dapat mengarah pada ketegangan dan pergesekan dalam
masyarakat.
Beberapa konflik budaya dan agama yang terkenal termasuk konflik antara kebebasan
berbicara dan nilai-nilai keagamaan atau konflik etis terkait dengan isu-isu seperti aborsi dan
eutanasia.
Pengaruh Filsafat Terhadap Budaya dan Agama:
Filsafat juga dapat memiliki pengaruh yang signifikan pada agama dan budaya. Gagasan-
gagasan filosofis tentang hak asasi manusia, keadilan sosial, etika, dan hak individu dapat
memengaruhi perkembangan nilai-nilai dalam masyarakat dan bahkan merubah interpretasi
agama.
Pemikiran filsafat juga dapat membantu masyarakat memahami dan merenungkan pandangan
agama mereka secara lebih mendalam.
Integrasi Budaya dan Agama dalam Filosofi Hidup:
Bagi banyak individu, budaya dan agama merupakan bagian integral dari identitas dan
filsafat hidup mereka. Mereka mencari cara untuk mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan
agama dalam pemikiran dan tindakan mereka.
Dalam kesimpulannya, hubungan antara filsafat, agama, dan budaya adalah interaksi dinamis
yang mencerminkan perkembangan masyarakat. Mereka saling memengaruhi, dan
pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan ini dapat membantu kita meresapi
kompleksitas nilai-nilai, keyakinan, dan praktik dalam masyarakat yang beragam.

Anda mungkin juga menyukai