Anda di halaman 1dari 3

MASA YUNANI

Filsafat berasal dari Yunani kuno dan merupakan disiplin akademik pertama yang memusatkan
perhatian pada pemikiran rasional dan spekulatif tentang alam semesta, manusia, dan hakikat
keberadaan. Filsafat Yunani kuno terbagi menjadi beberapa periode, di antaranya:

1. Presokratik (abad ke-6 SM) Periode ini ditandai oleh munculnya para filosof awal seperti
Thales, Anaximenes, dan Heraclitus. Mereka berusaha mencari penjelasan tentang alam
semesta dengan menggunakan logika dan rasionalitas.
2. Klasik (abad ke-5 SM) Periode ini ditandai oleh munculnya para filosof besar seperti
Socrates, Plato, dan Aristoteles. Mereka berfokus pada pertanyaan-pertanyaan tentang
etika, politik, dan epistemologi.
3. Helenistik (abad ke-4 SM hingga abad ke-3 M) Periode ini ditandai oleh munculnya para
filosof seperti Epicurus, Zeno, dan Epictetus. Mereka berusaha mencari cara hidup yang
baik dan bahagia, serta mempertanyakan hakikat keberadaan dan kemungkinan
pengetahuan.

Filsafat Yunani kuno memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan filsafat di
Barat, dan banyak konsep dan ide-ide filosofis yang masih relevan hingga saat ini berasal dari
filsafat Yunani kuno.

MASA ABAD PERTENGAHAN

Filsafat pada Abad Pertengahan biasanya terbagi menjadi dua periode, yaitu periode
Patristik (abad ke-2 hingga ke-8 M) dan periode Scholastik (abad ke-9 hingga ke-14 M).

Periode Patristik ditandai oleh para teolog awal seperti St. Agustinus, St. Yohanes
Krisostomus, dan St. Hieronimus. Mereka berusaha mengintegrasikan filsafat Yunani
kuno dengan ajaran agama Kristen. Beberapa topik utama yang dibahas di periode ini
adalah keberadaan Allah, hakikat manusia, dan hubungan antara kebaikan dan
kejahatan.

Periode Scholastik ditandai oleh munculnya para sarjana di universitas-universitas Eropa


seperti St. Anselmus, St. Thomas Aquinas, dan Duns Scotus. Mereka terutama fokus
pada memperluas dan memperdalam filsafat Aristoteles dan memadukan teologi Kristen
dengan filsafat Yunani. Beberapa topik utama yang dibahas di periode ini adalah
pengetahuan, eksistensi, kebenaran, dan hubungan antara iman dan akal.

Filsafat pada Abad Pertengahan juga melahirkan aliran-aliran pemikiran seperti aliran
realisme, nominalisme, dan konseptualisme. Filsafat pada Abad Pertengahan sangat
berpengaruh terhadap perkembangan filsafat dan teologi di Eropa pada masa
selanjutnya.
MASA MODERN

Filsafat pada masa modern berkembang sekitar abad ke-17 hingga abad ke-18. Periode
ini ditandai dengan pergeseran pandangan filosofis dari teologi menuju rasionalisme
dan empirisme.

René Descartes, seorang filsuf Prancis, dianggap sebagai bapak filsafat modern.
Pemikirannya yang terkenal adalah "Cogito, ergo sum" atau "Saya berpikir, maka saya
ada", yang menunjukkan bahwa kesadaran adalah hal yang paling mendasar. Descartes
juga mengembangkan metode ilmiah dan matematika sebagai alat untuk mencari
kebenaran.

Filsuf Inggris, John Locke, mengembangkan pandangan empiris, yaitu keyakinan bahwa
pengetahuan berasal dari pengalaman indrawi. Ia mengemukakan konsep "tabula rasa"
atau "papan tulis kosong" yang menunjukkan bahwa manusia dilahirkan tanpa
pengetahuan, dan pengetahuan baru diperoleh melalui pengalaman.

Filsuf Jerman, Immanuel Kant, mengembangkan konsep "kritik murni" yang menekankan
bahwa pengetahuan manusia terbatas pada pengalaman indrawi, dan bahwa ada
batasan-batasan tertentu pada kemampuan akal manusia untuk memahami dunia di
luar pengalaman indrawi.

Selain itu, ada juga tokoh-tokoh lain seperti Spinoza, Leibniz, Hegel, dan Nietzsche yang
memberikan sumbangan besar dalam perkembangan filsafat pada masa modern.
Pandangan-pandangan mereka memengaruhi banyak bidang seperti politik, etika, dan
estetika.

MASA ABAD DEWASA

Masa abad dewasa atau abad ke-20 hingga sekarang merupakan periode yang
kompleks dalam perkembangan filsafat, dengan munculnya berbagai aliran dan
pandangan yang berbeda. Beberapa peristiwa yang mempengaruhi perkembangan
filsafat pada masa ini antara lain:

1. Perang Dunia I dan II: Perang Dunia I dan II memiliki dampak besar pada
perkembangan filsafat, terutama pada filsafat politik dan etika. Pengalaman
perang dan kekejaman yang terjadi membuat banyak filsuf mempertanyakan
nilai-nilai dan norma-norma yang dianut sebelumnya.
2. Gerakan Fenomenologi: Gerakan fenomenologi muncul pada awal abad ke-20,
yang bertujuan untuk mempelajari dan memahami pengalaman manusia secara
langsung. Edmund Husserl adalah salah satu tokoh utama dalam gerakan ini,
dengan konsepnya tentang "reduksi fenomenologis" yang menekankan
pentingnya mengamati pengalaman sebelum memberikan penilaian atau
interpretasi.
3. Positivisme Logis: Positivisme logis berkembang pada pertengahan abad ke-20,
yang menekankan pentingnya metode ilmiah dan logika formal dalam
pemecahan masalah filsafat. Tokoh-tokoh utama dalam gerakan ini adalah Rudolf
Carnap dan Bertrand Russell.
4. Eksistensialisme: Eksistensialisme muncul pada tahun 1940-an, yang menekankan
pada kebebasan individu dan pilihan-pilihan yang harus diambil dalam
kehidupan. Tokoh-tokoh terkenal dalam gerakan ini adalah Jean-Paul Sartre dan
Martin Heidegger.
5. Posmodernisme: Posmodernisme muncul pada akhir abad ke-20, yang
menekankan pada keragaman dan kompleksitas dalam pemikiran dan realitas
sosial. Tokoh-tokoh terkenal dalam gerakan ini adalah Jacques Derrida dan
Michel Foucault.

Selain aliran-aliran di atas, masih banyak lagi pandangan dan aliran lain yang muncul
pada masa abad dewasa seperti feminisme, teori kritis, poststrukturalisme, dan banyak
lagi. Hal ini menunjukkan bahwa filsafat pada masa ini sangat beragam dan kompleks.

Anda mungkin juga menyukai