Anda di halaman 1dari 10

Katolik Dan Protestan

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Agama-Agama Dunia
Dosen Pengampu: Sairi, M.Ag.

Disusun oleh:

Ahmad Nurul Hakim 11210340000181


Tazdat Manzila Hayya 11210340000122
Shofa Najwa Retno Kamila 11210340000139

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS USHULUDDIN

1444 H/2022 M
A. Sejarah dan Perpecahan
a. Sejarah Munculnya Katolik Dan Protestan
Sejak permulaan sejarahnya, kaum Kristiani dibagi menjadi bermacam-
macam bagian. Satu dari sekte Kristen yang terpenting timbul sekitar abad kedua,
mungkin akibat kompromi antara dua atau lebih sekte yang lebih awal, adalah
Katolik. Sekte inilah yang berhasil memenangkan dukungan dari Kaisar
Constantine. Saingan utama dari Katolik adalah kaum Arian yang menentang ajaran
ketuhanan Yesus sebagaimana dipercayai oleh Katolik, telah dikutuk sebagai
murtad dan dimusnahkan dengan api dan pedang.1
Agama Katolik tumbuh ketika Yesus lahir di kota Betlehem yang terletak di
Palestina pada awal abad keempat Masehi dimana gereja mendapat pengakuan
resmi dari kaisar Romawi Konstantin Agung (380 M) dalam bentuk Katolik
Ortodoks. Sejak abad pertama sampai abad keempat agama Kristen Katolik telah
menyebar di sekitar laut tengah. Dan dalam abad keempat sampai abad ketiga belas
menyebar di Eropa, abad ketiga belas sampai abad kedelapan belas memasuki
benua Amerika, sebagian Afrika dan Asia.
Pada Peraturan hukum Theodosian, yang dilengkapi pada tahun 438,
menyatakan bahwa seseorang dianggap melawan hukum jika berbeda kepercayaan
dengan Gereja Katolik. Mereka yang berani tak sependapat, bahkan untuk masalah-
masalah kecil, disebut kafir dan dengan brutal mereka dianiaya serta tulisan-tulisan
mereka dibakar. Jika seseorang kedapatan menyembunyikan suatu buku yang
murtad, dia akan menderita hukuman berat.
Dengan demikian Gereja Katolik Roma sangat tidak toleran terhadap
perbedaan pendapat, bahkan terhadap penafsiran yang kecil sekalipun. Dia
menuntut penyerahan yang sempurna dan persetujuan keputusan Gereja dan Paus
dengan resmi, dan siap untuk memutuskan hubungan dengan mereka yang berbeda
pendapat dalam segala hal terhadap Gereja. Dalam zaman keimanan semacam ini,
maka bagi mereka yang ingkar, dia akan diadili, disiksa, dan bahkan dibakar hidup-
hidup.
“Reformasi” adalah gerakan pembaharuan keagamaan Kristen. Inti dari
gerakan ini adalah sikap protes terhadap Gereja Katolik yang dinilai otoriter, kaku,

1
Ulfat Aziz-us-Samad, Great Religions of the World,(Peshawar, 1990) h.196
dan tak bersahabat terhadap perubahan zaman.2 Reformasi Protestan adalah sebuah
gerakan yang timbul di abad ke-16 sebagai suatu rangkai upaya untuk melakukan
pembaharuan terhadap Gereja Katolik Roma di Eropa Barat. Reformasi utama
dimulai oleh Martin Luther reformasi ini berakhir dengan pembagian dan pendirian
institusi-institusi baru, di antaranya Gereja Lutheran, Gereja-gereja reformasi, dan
Anabaptis. Gerakan ini juga menimbulkan reformasi Katolik di dalam Gereja
Katolik. Rancangan teologis dan latar belakangnya disusun pada Konsili Trente
(1548-1563), ketika Roma memukul balik Gagasan-gagasan fundamental yang
dibela oleh para reformator, seperti Luther. Istilah “Protestan” berasal dari hasil
persidangan umum ke-2 di Speyer (Februari 1529) yang memutuskan untuk
mengakhiri toleransi terhadap Lutheranisme di Jerman. Dalam bulan April tahun
1529.
Raja Jerman menjadikan pengikut Injil dan sangat menetang terhadap
tekanan dari penguasa agama Katolik dari situ terbentuknya reformasi Protestan.
Reformasi Protestan juga disebabkan adanya peristiwa pada tahun 1517 Johann
Tetzel menjual ablass briefe indulgence (surat pengampunan hukuman temporal
dari dosa) dari Paus Leo X (1513-1521) guna untuk mengumpulkan uang bagi
perbaikan Gereja St. Peter di Roma. Dalam hal ini orang-orang yang memberi
sumbangan uang, dan mengakui dosanya dijanjikan pengampunan dari hukuman di
dunia, maka Marthin Luther menyerang tindakan Tetsel dengan menempel 95 tesis
berbagai praktik penyalahgunaan gereja yang ditempel pada pintu Gereja
Wilzenberg (31 oktober 1517) lebih lanjut lagi luther juga tidak mengakui
supremasi Paus.
Ada yang berpendapat bahwasanya adanya kata “Protestan” berasal dari kata
“protes” 3, yang konotasinya negatif. Seolah-olah kekristenan adalah kelompok
yang suka protes. Benarkah demikian?.
Apabila melihat latar belakang istilah ini, memang ada benarnya. Mengingat
sejarah atau pergerakan seorang Luther yang telah kita bahas sebelumnya.4 Adapun
ke-95 dalil tersebut merupakan hasil pengalaman Luther. Hal yang ditempelkan itu
begitu cepat tersebar. Hal itu dapat dimaklumi karena pada saat itu juga ada

2
Encep Supriatna, Reformasi Gereja, (Bandung)
3
Khotimah, Gerakan Pembaharuan Agama, Suska Press h.70
4
Jonar Situmorang, Mengenal Agama Manusia, h.362
penemuan terbaru akan mesin cetak (mesin fotokopi) yang dapat menggandakan
banyak ke-95 dalil tersebut dan hasilnya diperjual-belikan. Oleh karena banyak
peminat yang mau membeli isi dalil yang ditulis Luther tersebut maka dalam waktu
singkat, nama Luther ngetop. la bak pahlawan yang membawa kemenangan dari
medan perang. la tidak menyangka dampak dari tulisannya itu begitu hebat. Namun
sayang, pemimpin gereja Katolik menuduhnya sebagai penyesat.
Pada tahun 1519, Luther mengkritik Gereja Katolik dalam debat publik di Leipzig
yang menyebutkan bahwa, “orang awam yang dipersenjatai kitab suci lebih unggul
dari Paus beserta dewan kardinalnya.” Atas kritiknya tersebut, Luther mendapatkan
ancaman pengucilan dari anggota gereja dan tidak boleh ikut sakramen. Kemudian
pada tahun 1520, Luther menerbitkan tiga risalah sebagai jawaban dari ancaman
yang diterimanya, antara lain:
1. “Seruan kepada Bangsawan Kristen”, yang berpendapat bahwa semua orang
Kristen adalah imam dan mendesak pihak penguasa gereja untuk melakukan
reformasi.
2. “Tawanan Babilonia Gereja”, yang berisi pengurangan tujuh sakramen
menjadi dua yakni pembaptisan dan perjamuan kudus.
3. “Tentang Kebebasan Seorang Kristen”, yang menyatakan bahwa orang-
orang Kristen sudah terbebas dari hukum Taurat dan seorang Kristen adalah
tuan semua orang yang bebas sepenuhnya, tidak tunduk pada siapapun.
Selanjutnya Luther mendirikan Gereja Protestan yang dinamakan Lutheran Church.
Di gereja ini ia menerjemahkan Alkitab dari bahasa Latin ke dalam bahasa Jerman
agar lebih banyak orang yang dapat membacanya dan juga mengerti.
B. Penebusan Dosa
Pengakuan sering disingkat pengakuan dalam bahasa inggris
(confession), di dalam banyak agama, merupakan pernyataan dari
seseorang dalam rupa pengakuan atas kesalahan atau dosa yang telah
dilakukannya, pada makalah ini akan di bahas mengenai penebusan dosa
dari dua sudut pandang theologi dalam kristen yaitu Katolik dan
Protestan.
a. Penebusan Dosa Menurut Katolik
Dosa menurut Katolik adalah tindakan atau perbuatan yang sangat
keliru (serius), yang dapat menyebabkan hukuman kekal apabila
seseorang tidak dibebaskan dari dosa ini sebelum wafatnya. Dalam
katekismus di gereja Katolik menerangkan, “dosa adalah satu pelanggaran
terhadap akal budi, kebenaran dan hati nurani yang baik, ia adalah satu
kesalahan terhadap kasih yang benar terhadap Allah dan sesama atas
dasar satu ketergantungan yang tidak normal kepada barang - barang
tertentu.5
Kata dosa dapat menyesatkan, kata dosa menurut kepada tindakan
perbuatan manusia yang dikualifikasikan jelek. Masalah dosa mempunyai
peranan penting dalam Kristen Katolik dosa dalam. Dalam hal ini, ada
dua paham dosa yang akan diuraikan dibawah ini:
1. Dosa Dalam Perjanjian Lama
Dosa dalam Kitab Suci Perjanjian Lama memiliki beberapa istilah, yaitu:
Pertama: Peshac (pemberontakan), dianggap dosa karena merusak
persekutuan sesama umat dan Allah. Seseorang atau kelompok tertentu
yang merusak persektuan kelompok tertentu dianggap dosa.
Kedua: Hata’t (salah langkah). Salah langkah dianggap dosa karena
putusnya relasi yang telah diikat umat Israel dengan Allah. Mereka
meninggalkan Allah dan menyembah dewa lain.
Ketiga: Awon (Ketidakadilan, kejahatan), tindakan yang memisahkan
baik antara manusia dengan sesamanya maupun dengan Tuhan. “Tetapi
yang merupakan pemisah antara kamu dan Allah mu ialah segala
kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap
kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu” (Yes. 59:2).
2. Dosa Perjanjian Baru
Perjanjian Baru mengungkapkan dosa dengan kata harmatiai, yang
digunakan secara khusus dalam bentuk jamak untuk menunjuk berbagai
tindakan berdosa. Perjanjian Baru menekankan bahwa tempat dan sumber
dosa adalah kedalam diri manusia. Kodrat khusus dosa adalah suatu
kekurangan melawan kebaikan Bapa surgawi. Bagi Yesus, unsur dasar

5
Erna Apriani Zai, Pengakuan Dosa Dalam Pandangan Agama Kristen Protestan Dan Kristen
Katolik, h.84
dosa adalah ketidak teraturan batiniyyah, hati yang jahat. Yesus
menyatakan bahwa tindakan-tindakan batiniah sebagai perbuatan yang
mendatangkan dosa, karena dalam hatilah manusia memikirkan,
menginginkan, dan mengambil suatu keputusan.
b. Penebusan Dosa Menurut Protestan
Secara etimologis dosa berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata
“hamartia” yang artinya adalah tidak mencapai target atau sasaran. Secara istilah
dosa memiliki pengertian yang berbeda-beda dalam Alkitab (perjanjian Lama:
Ibrani, Perjanjian Baru: Yunani) yang diterjemahkan dalam Alkitab bahasa
Indonesia sebagai dosa antara lain: 6
1. Perjanjian Lama
Pertama: Menurut khattat dosa mengacu pada arti bahwa manusia tidak kena, tidak
sampai atau meyimpang dari tujuan dan maksud Tuhan Allah.
Kedua: khetistilah ini diantaranya terdapat dalam kitab Mazmur 51:11 yang
berbunyi, sembunyikannlah wajah-Mu terhadap dosa (khet) ku, hapuskanlah segala
kesalahanku.
Ketiga: pesya menyimpulkan hal ini menyangkut tentang pemberontakan atau
pelanggaran terhadap kehendak dan perintah Allah.
2. Perjanjian Baru (Yunani)
Pertama: Hamartia kata ini berarti tidak mengenai sasaran atau meleset.
Kedua: parabasis artinya hukum-hukum Allah menurut ketaatan manusia, dan jika
manusia tidak mentaatinya berarti ia adalah pelanggar hukum dan berdosa sehingga
murka Allah akan menimpanya (Roma 4;15).
Ketiga: Adikia merupakan hal lahiriah atau dari luar, yang dinilai merupakan
sesuatu perbuatan yang tidak benar seperti yang dikatakan oleh hukum-hukum
dunia tentang orang bersalah. Secara teologis, dosa adalah tidak bersih, kegagalan
memegang norma, (msl Sodom dan Gemora: kej. 18:20). Namun, semuanya itu
berakar dari kelalaian lalu berkembang menjadi kesalahan (Ayub: 15:5, 20:7) .
Persamaan Penebusan Dosa Dari Katolik Dan Protestan;
Persamaan sekramen pengakuan dosa agama Kristen Protestan sama-sama

6
Erna Apriani Zai, Pengakuan Dosa Dalam Pandangan Agama Kristen Protestan Dan Kristen
Katolik, h.85
memiliki tatacara pembaptisan yang sama. keduanya mempercayai bahwa setelah
dibaptis maka dosa-dosa sebelumnya atau yang lalu akan dihapuskan kemudian
menjalani hidup yang baru sebagai orang yang baru yang sudah disucikan dari dosa.
perjamuan kudus (Ekaristi), roti dan anggur adalah tanda atau lambang dari tubuh
dan darah Yesus. Roti dan anggur tidak berubah bentuk menjadi tubuh dan darah
Yesus. Yesus hanya disalibkan satu kali untuk selama-lamanya.
Perbedaan Penebusan Dosa Dari Katolik Dan Protestan;
Perbedaan sekramen pengakuan dosa agama Kristen Protestan dan
Kristen Katolik di dalam Agama Protestan hanya dua sekramen yang
diakui. Di dalam Agama Katolik menerima adanya tujuh macam
sekramen.
C. Pokok Ajaran Dalam Katolik :

1. Mengakui 7 Sakramen yaitu ; baptisan, peneguhan, Ekaristi, perkawinan,


penebusan dosa, tahbisan suci dan minyak penyucian yang ekstrem,

2. Ummat Katolik, tidak mendasarkan kepercayaan mereka pada Alkitab saja.


Bersama dengan Kitab Suci, mereka juga terikat oleh tradisi Gereja Katolik
Roma.

3. Kata "katolik" berarti "merangkul semua," dan Gereja Katolik melihat


dirinya sebagai satu-satunya gereja sejati di seluruh dunia, di bawah
kepemimpinan paus.

4. Umat Katolik melihat paus sebagai penerus Rasul Petrus, kepala pertama
Gereja mereka, yang diangkat oleh Yesus. Kantor kepausan dibenarkan oleh
rantai konsekrasi yang diduga tidak terputus, mulai dari abad pertama
hingga sekarang.

5. Pandangan akan Katolik terhadap Bunda Maria yang mengandung tanpa


Noda, Keperawanannya yang abadi juga pengangkatannnya ke Surga,
Gereja Katolik juga mempraktikkan pemujaan orang-orang kudus. Model-
model iman yang mati, yang diakui sebagai "santo" oleh gereja melalui
kanonisasi, dapa t didoakan untuk membantu dalam mempertahankan iman
kepada Tuhan. Ada lebih dari 4.000 orang suci. Jenazah mereka dianggap
sebagai peninggalan suci yang dihormati.
6. Di Gereja Katolik, selibat adalah wajib bagi para imam. Itu dilihat sebagai
simbol suksesi yang tidak terbagi dari Kristus. (Disumpah untuk tidak
Menikah dan melakukan hubungan Seksual.
D. Pokok Ajaran Protestan

1. Hanya mengakui dua dari tujuh Sakramen yaitu : Baptisan dan


Ekaristi (Penjamuan Tuhan)

2. Untuk orang Kristen Protestan, Luther menjelaskan bahwa Alkitab


adalah "Sola Skriptura", satu-satunya buku Tuhan, di mana Dia
memberikan wahyu-Nya kepada orang-orang dan yang
memungkinkan mereka untuk masuk dalam persekutuan dengan-
Nya.

3. Gereja Protestan yang muncul dari Reformasi, disebut juga "Injili",


yang berarti "menurut Injil", tidak merupakan satu Gereja yang
bersatu. Ada beberapa puluh ribu denominasi berbeda di seluruh
dunia. Secara resmi, semua dari banyak gereja ini dianggap setara.

4. Protestan sama sekali tidak terbuka untuk keutamaan kepausan.


Menurut pandangan Injili, dogma ini bertentangan dengan
pernyataan di dalam Alkitab.

5. Gereja Protestan menganggap ajaran katolik tidak alkitabiah.


Menurut pandangan Reformasi, setiap orang boleh dan harus
berdoa secara langsung kepada Tuhan.

6. Gereja Protestan menolak kewajiban bagi para imam ini. Martin


Luther sudah menuntut penghapusannya sejak tahun 1520. Dia
memberikan kontribusi pribadi yang menentukan untuk tujuan ini
pada tahun 1525: Mantan biarawan itu menikah dengan mantan
biarawati Katharina von Bora.

Awalnya tidak yakin apakah dia harus menikah, Luther akhirnya


memutuskan bahwa "pernikahannya akan menyenangkan ayahnya,
membuat Paus marah, menyebabkan malaikat tertawa, dan setan
menangis.
Kesimpulan
Sejak permulaan sejarahnya, kaum Kristiani dibagi menjadi bermacam-
macam bagian. Satu dari sekte Kristen yang terpenting timbul sekitar abad kedua,
mungkin akibat kompromi antara dua atau lebih sekte yang lebih awal,Dapat
disimpulkan dalam selesainya pembahasan masalah ini bahwasannya faktor
terbesar dalam reformasi gereja dipelopori oleh Marthin Luther yang didasari
keresahan dirinya akan menyimpangnya beberapa praktik gereja pada Saat itu.
Yang menjual surat pengampunan dosa dan menjamin kebebasan setelahnya.
Protestan maupun Katolik memiliki beberapa perbedaan maupun persamaan
yang mana pada umumnya Katolik lebih cenderung memiliki beberapa aturan
tambahan ketimbang Protestan yang benar – benar mempertahankan kemurnian dan
keyakinan atas alkitab yang mereka yakini.
Dalam segi ajaran pokoknya ada beberapa hal yang bertentangan akan tetapi
sebenarnya memiliki tujuan yang sama dalam penyembahan atas tuhannya
Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, kami mengakui bahwa masih banyak
kesalahan yang terjadi di dalamnya, baik disengaja maupun tidak disengaja karena
keterbatasan ilmu kami sebagai penyusun, kurang dan lebihnya kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Besar harapan kami untuk kritik dan sarandemi pembenahan
makalah ini, agar lebih banyak memberi manfaat bagi penyusun khusunya dan bagi
pembaca umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ulfat Aziz-us-Samad, Great Religions of the World,(Peshawar, 1990)
Jonar Situmorang, Mengenal Agama Manusia,(Yogyakarta, PBMR ANDI 2017)
h. 362
Khotimah, Gerakan Pembaharuan Agama, Suska Press h.70
Erna Apriani Zai, Pengakuan Dosa Dalam Pandangan Agama Kristen Protestan
Dan Kristen Katolik, h.84 – 85
Encep Supriatna, Reformasi Gereja, (Bandung)

Anda mungkin juga menyukai