Anda di halaman 1dari 7

NAMA : ECHI AMIANU

NIM : IK 2021 001


SEMESTER : III
MATA KULIAH : KRISTOLOGI

Apa itu ekumenis I ?

Konsili Ekumenis dalam Gereja Katolik adalah pertemuan


semua uskup keseluruhan Gereja untuk membahas dan mengambil
keputusan menyangkut doktrin dan aturan praktisnya secara aktual.
Kata ekumene bermula dari bahasa Yunani Οικουμένη (oikumene), secara
harfiah faedahnya 'didiami' atau 'dihuni', bermula dari istilah yang
digunakan untuk memperlihatkan persoalan wilayah Kekaisaran Romawi,
karena konsili-konsili yang pertama dilaksanakan dalam
teritori Kekaisaran Romawi. Namun kata ekumene selanjutnya mengalami
perluasan definisi, sehingga domainnya mencangkup semua lokasi yang
dihuni oleh umat manusia, dengan kata lain, semua dunia. Secara spesifik
Dogma tentang Kristus dan realitasnya yang saat ini sudah dirumuskan
dalam pokok-pokok ajaran iman mengenai esensi kristus dan Allah
Tritunggal. Bisa dikenal dan diterima oleh iman juga melalui proses yang
panjang dan kompleks yang juga termuat dalam peristiwa konsili ekumenis
I, karenanya konsili ini menjadi landasan penting dalam sejarah
perkembangan iman nasrani.

Tujuh Konsili Ekumenis Pertama ?

1) Konsili Nikea Pertama, (19 Juni – 25 agustus 325); Secara singkat


konsili ini mengacu pada penolakan terhadap bidaah Arianisme, dan
menegaskan bahwa Yesus Kristus Putra Allah sehakekat dengan Allah
Bapa.
- Latar belakang : dimulai dari paham Arius yang merupakan
seorang Iman dari Alexandria , Ia mengajarkan bahwa Allah adalah
Monade transenden ( radikal ) / 1 hakekat yang mutlak dan absolut
yang tidak bisa diduakan. Segala yang lain adalah ciptaan, Ia
mengatakan kehadiran Allah putra menjadikan kodrat Allah tidak
tunggal lagi , karena Ia mengatakan bahwa kristus hanyalah
ciptaan istimewa yang tidak sehakikat (anhomoousios) dan serupa
(anhomoios) dengan Allah.
- Deviasi Imanen Arius : Konsekuensi Kristologis ajaran Arianisme
ini adalah subordinasianime yang ketat/penggabungan beda
hierarkis dan adopsianisme moral/ hanya dilihat dari segi
manusiawi. Yang bertentangan dengan ajaran gereja yang
menganggap bahwa Allah bapa dan Allah Putra 2 pribadi dalam 1
kodrat.
- Tujuan dan isi : Tujuan konsili Nikea I untuk melawan ajaran
arianisme dengan menegaskan bahwa Yesus Kristus Putra Allah
sehakekat dengan Allah Bapa yang formulasikan dalam kredo yang
berisikan penegasan kembali tentang Allah tritunggal dan juga
disusul dengan anatema terhadap bidaah, hal ini ditekankan oleh
Athanasius (295-373) dalam motif soteriologis kristus yang nyata.

2) Konsili Konstantinopel Pertama, (Mei – 30 juli 381 ) mengulangi dan


merevisi keputusan keputusan konsili nikea I serta menegaskan
keilahian roh kudus.
- Latar belakang : Dimulai dari adanya teori logos-Sark yang
dipelopori Apollinarius dari Laodicea, didalam teorinya Ia
mengatakan bahwa unsur daging adalah penentu unsur
kemanusian, karenannya Yesus yang anggap Allah tidak mungkin
memiliki unsur manusiawi dan dalam ajaran ini Logos-lah satu-
satunya yang menjadi subtansial dalam kristus dan juga menjadi 1
kodrat dalam daging kristus. Sehingga esistensi sungguh Allah dan
sungguh manusia diperdebatkan.
- Deviasi Apollinarius : Dalam dogma Apollinarius Allah dan daging
membentuk kesatuan kodrat yakni logos yang merupakan daging
itu sendiri, sehingga juwa kemanusiaan Yesus tidak diakui karena
Yesus dianggap Allah itu Sendiri (monarkianisme), namun
Apollinarius juga tidak menjamin keilahian Logos secara konsisten.
Sehingga terjadi ambivalensi antara kesungguhan Allah-manusia
dalam Kristus sehingga terkesan campuran
- Tujuan dan isi : Konsili ekuminis ke-II pada 381 kemudian
menyatakan bahwa ajaran Apollinarius model Logos-sarx sebagai
sesat. Dalam konsili menegaskan bahwa Logos Ilahi sungguh
menerima/menjadi kodrat manusia, baik badan maupun jiwa.
Sehingga terbetuklah ajaran “Logos-Anthropos”

3) Konsili Efesus (22 juni - september 431); secara singkat konsili ini
berisikan penolakan dan pengecaman pada Nestorianisme.
- Latar belakang : Dalam konsep Logos-Anthropos ingin
menekankan bahwa Ilahi bukan hanya kelogosannya saja namun
juga kemanusiaannya yang penuh, konsep diramu dalam 2 mazhap
yang populer masa itu yakni :
a. Mazhap Antiokhia ( yang menekankan pada kekhasan keilahian
dan kemanusiaan , namun sudah menjelaskan tentang
kesaatuan kodratnya, sehingga ajaran ini membelot kebentuk
ekstrim dan memfomulasikan ajaran nestotianisme yang
dipelopori oleh tokoh bernama Nestorius dengan paham bahwa
Allah dan kristus adalah pribadi yang terpisah)
b. Mazhap Aleksandria ( Tokoh aliran ini adalah Cyrillus dari
Aleksandria yang menekankan pada kesatuan dari keilahian
dan kemanusiaan Kristung sehingga mengesampingkan
kekhasannya masing-masing, ajaran ini mengasilkan paham
monofisitisme yakni paham kemanusiaan kristus yang dilahap
oleh keilahian)
- Tujuan dan isi : Untuk mengecam dan melawan ajaran Cyrillus dan
para nestorian , pada konsili ekunemis ke-3 yang memperdebatkan
tentang ajaran ke-2 bidaah ini, sehingga dalam sinode
menghasilkan teks syahadat dan disepakati sebagai rumus yang
menyatukan (formula Unionis) , dalam konsili ekunemis ke-3
terbagi menjadi 3 periodesasi : Sinode konstatinopel (448), Sinode
penyamun di Efesus (449), dan Sinode Roma (449).

4) Konsili Khalsedon (8 oktober – awal november 451) ; Dalam konsili


ini menegaskan bahwa Yesus Kristus sungguh Allah dan sungguh
manusia yang bersatu dalam satu hipotase.
- Latar belakang : Setelah konsili ekunemis Ke-3 , seorang tokoh dari
aleksandria bernama Eutykhes dan Batrik Dioskoros menentang
formula Unionis yang didasari oleh kompromi Cyrillus, Ia
berpandangan bahwa sebelum inkarnasi Allah memiliki 2 kodrat
yang terpisah dan baru setelahnya bersatu menjadi satu kodrat (
main physin), sehingga sempat ditentang oleh Paus Leo dalam
ajarannya yang tertuang dalam surat yang ia tujukan pada
Flavianus, namun situasi semakin panas hingga pada periode
kaisar baru Marcianus yang ingin meredakan suasana membuka
konsili Kalcedon yang disebut sebagai konsili ekunemis ke-4.
- Isi dan tujuan : Untuk melawan ajaran Eutykhes dan Batrik
Dioskoros, pada konsili ini diketuai oleh kaisar sendiri, dan ajaran
2 tokoh ini dianggap sesat dan menyimpang, dalam konsili Para
Bapa berseru “ Petrus telah berbicara melalui mulut leo” . Teks
Konsili kolcedon berbunyi “maka dengan mengikuti para moyang
suci, kami sekalian sehati dan sepikir mengajar bahwa mengakui
Sang Putra dan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai satu dan sama”
dan kami mengajar bahwa Tuhan Yesus Kristus yang satu dan
sama , putra tunggal itu harus diakui. Secara singkat “ konsili
kalcedon menegaskan Yesus yang satu dan sama itu memiliki 2
kodrat yang tampa tercampur dan terpisah menjadi satu
pribadi/hypotase.
5) Konsili Konstantinopel Kedua (5 mei – 2 juni 553); Menegasan kembali
ajaran Kalsedon dan mengecam berbagai penafsiran yang keliru,
berkaitan dengan ajaran mengenai dua kodrat yang bersatu dalam
satu hypostase.
- Latar Belakang : penerimaan yang tidak serempak dan menyeluruh
membuat beberapa pertentanggan konseptis iman karena Pahan
mazhab aleksandria monotifis yang masih membekas dan hidup
dalam kalang kristianitas, sehingga kondisi pada saat itu
adsimetris.
- Isi dan Tujuan : Konsili konstantinopel II merupakan konsili
ekumenis V yang menegaskan kembali tentang ajaran tentang
kesatuan Hypostasis dalam kristus, Hakekat manusia dalam
kristus tidak pernah terpisah dari keallahannya, melainkan selalu
memiliki keberadaan dalam kesatuan ilahi.

6) Konsili Konstantinopel Ketiga (7 November 680 – 16 September 681);


Melawan ajaran monotheletisme (bahwa dalam Yesus Kristus hanya
memiliki satu kehendak ) dan, sehingga dalam konsili ini gereja
menegaskan bahwa Kristus memilii 2 kehendak yakni keilahian dan
kemanusiaan yang tidak saling bertentangan satu sama lain.
- Latar belakang : Pengaruh dari monofisitisme dan apollinaristis
yang membekas masih membawa kerinduan kaum yunani akan
persatuan yang ilahi sehingga dari konteks ini lahirlah pandangan
monenergisme( dalam Kristus hanya ada dua daya/kekuatan) dan
monotheletisme (dalam Yesus hanya ada satu kehendak). Hal ini
karena penolakan pada kesatuan kodrat sehingga kesatuan itu
dirumuskan dalam kesatuan kekuatan. Namun secara tidak
langsung mengatakan bahwa Yesus hanyalah instrumen pasif ,
yang hanya aktif sesuai dengan kehendak ilahi.
- Isi dan Tujuan : hingga dalam masalah ini Maximus Confessor
menyumbangkan pemikiran penting untuk melawan 2 ajaran ini
yakni , atas dasar ajaran mengenai dua kodrat , maka harus
dikatakan bahwa ada keduaan dalam kemampuan kehendak dan
kekuatan/daya. Dalam Konsili ekunemis Ke-VI menolak
keberadaan monenergisme dan monotheletisme , konsili berbicara
mengenai 2 kemempuan kodrati yakni kehendak dan energi dalam
Kristus. Keduanya tidak salang bertentanngan, kehendak
manusiawi Kristus selalu mengikuti kehendak keilahian-Nya,
karenanya berkat hypotasis kehendak manusiawi itu tidak dirusak.

7) Konsili Nicea Kedua, (24 september - 23 Oktober 787); pada konsili ini
Geraja melawan ajaran adopsianisme dan monotheletisme
- Latar belakang ; Berawal dari praktik penghormatan terhadap ikon
para figur kudus Kekristenan telah dilarang oleh
Kaisar Konstantinus V dan didukung pula oleh Konsili Hieria (754
M), yang diklaim secara sepihak sebagai konsili oikumenis
ketujuh. Konsili Hieria 33 tahun kemudian ditetapkan sebagai
konsili yang tidak sah pada Konsili Nicea II oleh Gereja Ortodoks
Timur dan Gereja Katolik karena dalam konsili tersebut tidak ada
sama sekali perwakilan dari lima pentarki. Pelaksanaan dari
pelarangan penghormatan terhadap ikon ini dijalankan dengan
sangat keras misalnya seperti mempersekusi para umat beriman
dan para rahib yang masih memuliakan ikon-ikon figur kudus dan
ikonoklasme ini juga bermotif politis agar masyarakat tidak hanya
menghormati para figur kudus Kekristenan tetapi juga
menghormati para penguasa kekaisaran ,Ikonoklasme ini terus
berlanjut hingga masa kekuasaan Kaisar Leo IV Khazar. Namun,
ikonoklasme ini terhenti setelah kematian Kaisar Leo IV Khazar.
Serta disertai dengan hadirnya paham Adopsionisme yang
menganggap bahwa Yesus Kristus adalah manusia biasa yang
diadopsi menjadi Anak Allah, Ajaran ini muncul dari kelompok
Kristen Ebionit.
BIBLIOGRAFI

EduNitas. (n.d.). Konsili ekunemis. https://p2k.unkris.ac.id/id3/3065-


2962/Daftar-Kronologis-Dari-Konsili-Ekumenis_33984_p2k-unkris.html
Sunarko.OFM, M. A. (2017). Kristologi Tinjauan Historis-Sistematika (Y.
Lesek (ed.); 1st ed.). OBOR.

Anda mungkin juga menyukai