Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

PROGRAM PASCA SARJANA

MAGISTER MANAJEMEN

KELOMPOK 6

Mata kuliah : Manajemen Operasi Kode mata kuliah: MAN720-A


Nama mahasiswa : Solagratia C. Siagian Nomor mahasiswa : 205003295

Nama mahasiswa : Yulita F. Bahy Nomor mahasiswa : 205003299

Nama mahasiswa : Nomor mahasiswa :

Nama mahasiswa : Nomor mahasiswa :

Dosen : Dr. J. Ellyawati, M.M Kelas : A

Judul Tugas : Rangkuman Chapter 15: Short-Term Scheduling

Batas waktu penyerahan : 15 Mei 2021

Sebelum tugas anda serahkan, silakan periksa sekali lagi apakah beberapa ketentuan berikut
ini sudah anda penuhi dengan cara memberi tanda centang (√) pada masing-masing kotak
yang tersedia.

√ Disajikan dalam kertas ukuran A4 √ spasi 1,5; TNR 12

√ Margin 4 cm (samping kiri), 3 cm (atas, bawah samping kanan) √ semua kertas dibendel

√ Pengetikan, ejaan, dan cara pengutipan sudah benar √ halaman diberi nomor

PERNYATAAN

1
Dengan ini kami menyatakan bahwa tugas yang kami serahkan semuanya merupakan hasil
karya sendiri kecuali beberapa bagian yang kami sebutkan sebagai hasil karya orang lain.

Tanda tangan : Tanggal :

Sabtu, 15 Mei 2021

2
Short-Term Scheduling

The Importance of Short – Term Scheduling

Perusahaan manufakturing menyusun jadwal yang akan menyesuaikan sumber daya


yang ada dengan permintaan konsumen, kompetensi penentuan jadwal menitikberatkan pada
pembuatan suku cadang dengan basis tepat pada waktunya (Just in Time), dengan waktu
pemasangan yang pendek, pengerjaan dalam proses yang sedikit, dan pemanfaatan fasilitas
yang tinggi.
Manfaat strategis dari penentuan jadwal adalah secara jelas :
1. Penentuan jadwal secara internal yang efektif berarti pergerkan barang dan jasa dengan
lebih cepat melalui pemanfaatan fasilitas dan aset yang luar biasa. Hasilnya adalah
semakin luasnya kapasitas per dolar yang diinvestasikan, yang dapat diterjemahkan
kedalam biaya yang lebih rendah.
2. Penentuan jadwal secara eksternal yang baik memberikan terobosan dengan lebih pesat,
memperbesar fleksibilitas, lebih banyak pengiriman yang dapat diandalkan, ataupun
memperbanyak layanan kepada para konsumen.

Scheduling Issues

Gambar 15.1 menunjukkan serangkaian keputusan yang mempengaruhi penentuan


jadwal. Keputusan dalam mengatur jadwal dimulai dengan merencanakan kapasitas, yang
akan menentukan sumber daya fasilitas dan perlengkapan yang tersedia.

Tujuan dari penentuan jadwal adalah mengalokasikan dan memprioritaskan permintaan


(yang dihasilkan oleh teknik peramalan atau order konsumen lainnya) pada fasilitas yang
tersedia. Tiga faktor yang dapat menenmbus dalam penentuan jadwal : (1) menghasilkan
penentuan jadwal maju atau mundur; (2) pemuatan yang terbatas dan tak terbatas; dan (3)
kriteria dalam pengurutan pekerjaan.

3
Forward and backward scheduling

Forward scheduling mulai jadwal sesegera persyaratan kerja dikenal. Penjadwalan maju
digunakan di rumah sakit, klinik, restoran, dan peralatan mesin produsen.

Backward scheduling, dimulai dengan tanggal jatuh tempo, penjadwalan operasi final
pertama, Langkah dalam pekerjaan kemudian jadwal satu per satu, dalam urutan terbalik.
Penjadwalan mundur digunakan dalam lingkungan manufaktur, serta di lingkungan layanan
seperti katering perjamuan atau operasi.

Finite and infinite loading

The menugaskan pekerjaan untuk bekerja atau pusat pengolahan. Teknik penjadwalan yang
memuat atau menetapkan pekerjaan hanya sampai kapasitas proses disebut pemuatan
terbatas. Teknik yang memuat pekerjaan tanpa memperhatikan kapasitas dari proses ini
adalah beban yang tak terbatas.

Scheduling criteria

1. Minimize completion time


2. Maximize utilization
3. Minimize work in process
4. Minimize customer waiting time

4
PENJADWALAN PUSAT KERJA YANG TERFOKUS PADA PROSES

Fasilitas yang terfokus pada proses ( juga dikenal sebagai fasilitas job-shop)merupakan
fasilitas dengan variasi yang tinggi dan volume rendah, yang biasanya didapat pada
organisasi manufaktur dan jasa.Sistem penjadwalan baik manual maupun otomatis , harus
akurat dan relevan.

PEMBEBANAN PEKERJAAN PADA PUSAT KERJA

Pekerjaan berarti penugasan pekerjaan pada pusat kerja atau pusat pemprosesan. Para
manajer operasi menugaskan pekerjaan pada pusat kerja sedemikian rupa sehingga biaya,
waktu luang, atau waktu penyelesaian dijaga tetap minimal. Pusat kerja mengambil dua
bentuk, yang pertama berorientasi pada kapasitas , yang kedua berkaitan dengan penugasan
pekerjaan tertentu bagi pusat – pusat kerja.

Pengendalian Input Output

Pengedalian input-output adalah sebuah teknik yang menjadikan karyawan operasi dapat
mengelola aliran kerja. Jika pekerjaan tiba lebih cepat daripada yang sedang diproses, maka
fasilitas dibebani secara berlebihan dan terjadi backlog. Pembebanan yang berlebihan
menjadi penyebab penuhnya fasilitas, yang mengakibatkan adanya ketidak efesienan dan
mutu. jika pekerjaan tiba lebih lambat dibandingkan pekerjaan yang sedang proses, maka
fasilitas kurang terbebani dan bisa jadi pusat kerja kekurangan pekerjaan. Fasilitas yang
kurang terbebani menghasilkan kapasitas yang kosong dan pemborosan sumber daya.

Diagram Gantt

Diagram Gantt (Gantt chart) adalah diagram yang menunjukan perencanaan yang digunakan
untuk menjadwalkan sumber daya dan mengalokasikan waktu. Daigram Grantt ini
mempunyai keterbatasan utama yaitu: diagaram Gantt pembebanannya tidak
memperhitungkan variabelitas produksi seperti gangguan mesin yang tidak diharapkan atau
kesalahan manusia yang memerlukan pekerjaan ulang. Sebagai konsekuensinya, diagram
Gantt harus diperbaharui secara berkala untuk memperhitungkan perkerjaan dan perkiraan
waktu baru yang ditinjau kembali.

Metode Penugasan

Metode Penugasan (assignment method) adalah sebuah proses pemprograman linier khusus
yang mencakup proses pelimpahan tugas atau pekerjaan pada sumber daya yang ada seperti:

5
1) penugasan kerja pada mesin,
2) kontrak pada pemberi penawaran
3) karyawan dalam proyek
4) dan karyawan pemasaran pada wilayah tertentu .

Tujuan yang paling sering adalah untuk meminimasi biaya total atau waktu yang paling
diperlukan untuk melaksanakan tugas yang ada. Satu permasalahan yang penting adalah
bahwa hanya terdapat satu pekerjaan atau pekrjaan yang ditugaskan untuk satu mesin atau
proyek.

Setiap masalah penugasan dapat menggunakan tabel. Angka dalam tabel adalah waktu atau
biaya yang berkaitan dengan tugas tertentu.

TYPESTER

PEKERJAAN A B C

R-34 $11 $14 $6

S-66 $8 $10 $11

T-50 $9 $12 $7

Metode Penugasan mencakup penambahan dan pengurangan angka-angka yang sesuai


dengan tabel untuk menemukan biaya peluang yang masih lemah untuk setiap tugas.
Terdapat empat langkah yang ditempuh :

1) Kurangi semua angka pada baris dengan angka terkecil yang dapat pada baris
tersebut dan kemudian, dari matrix yang dihasilkan, kurangi angka paling kecil
dalam kolom tersebut. Langkah ini memiliki tujuan untuk mengurangi angka
dalam tabel sehinggga tampak serangkaian angka nol, yang berarti biaya peluang
sama dengan nol.
2) Gambar garis lurus horizontal dan vertical seminimal mungkin untuk mencoret
semua angka nol dalam tabel. Jika jumlah garis sama dengan jumlah baris atau
jumlah kolom yang dimiliki oleh tabel, maka penugasan yang optimal telah
ditemukan.
3) Kurangi setiap angka yang tidak tercoret dalam tabel dengan angka terkecil dalam
tabel. Tambahkan angka yang sama pada setiap angka yang ditutupi oleh dua
garis, jangan mengubah angka yang hanya tercoret oleh satu garis.

6
4) Penugasan optimal akan selalu berada pada nilai nol pada tabel. Salah satu cara
yang sistematis untuk membuat sebuah penugasan yang sah adalah memilih
sebuah kolom atau baris yang berisi hanya satu angka nol. Penugasan dapat
dilakukan pada kotak tersebut, dan kemudian dapat digambarkan garis melalui
kolom dan baris tersebut. Penugasan telah dibuat dan dilanjutkan ke prosedur
hingga setiap orang atau mesin sudah ditugaskan pada suatu pekerjaan.

PENGURUTAN PEKERJAAN
Penjadwalan memberikan dasar untuk membebankan pekerjaan pada pusat kerja.
Pembebanan adalah sebuah teknik pengendalian kapasitas yang menyoroti masalah
pemebrian beban yang terlalu berat dan ringan. Pengurutan (sequencing–disebut pembagian
tugas atau dispatching) menentukan urutan pekerjaan yang harus dilakukan pada setiap pusat
kerja.

Aturan Prioritas untuk Membagikan Tugas

Aturan prioritas (priority rule) memberikan panduan untuk mengurutkan pekerjaan yang
harus dilakukan. Aturan ini terutama diterapkan untuk fasilitas yang terfokus pada proses,
seperti klinik, percetakan, dan bengkel kerja. Aturan prioritas mencoba untuk meminimalkan
waktu penyelesaian, jumlah pekerjaan dalam sistem, dan keterlambatan pekerjaan.

Berikut aturan prioritas yang paling popular:


 FCFS (first come, first served): yang pertama datang, yang pertama dilanyani.
 SPT (shortest processing time): waktu pemrosesan pendek, ditangani dan diselesaikan
terlebih dahulu.
 EDD (earliest due date): batas waktu paling awal, dikerjakan terlebih dahulu.
 LPT (longest processing time): waktu pemrosesan terpanjang, lebi besar biasanya
sangat penting dan diutamakan terlebih dahulu.
Tidak ada satu pun aturan pengurutan yang unggul dalam semua kriteria. Pengalaman
menunjukan hal berikut.
1. SPT biasanya merupakan teknik untuk meminimalkan aliran pekerjaan dan
meminimalkan jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem. Kelemahan utamanya adalah
pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan panjang dapat tidak dikerjakan secara terus-
menerus, karena pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan pendek selalu didahulukan.

7
2. FCFS tidak menghasilkan kinerja yang baik pada hamper semua kriteria (tetapi juga tidak
begitu buruk). FCFS memiliki kelebihan karena terlihat adail oleh pelanggan; suatu hal
yang penting dalam sistem jasa.
3. EDD meminimalkan keterlambatan maksimal yang mungkin perlu untuk pekerjaan yang
memiliki penalty setelah tangal tertentu. Secara umum, EDD bekerja baik ketika
keterlambatan menjadi sebuah isu.

Rasio Kritis

Rasio kritis (critical ratio–CR) merupakan sebuah angka indeks yang dihitung dengan
membagi waktu yang tersisa hingga batas waktu pekerjaan dengan waktu pekerjaan yang
tersisa. Berlawanan dengan aturan prioritas, rasio kritis sangat dinamis dan mudah diperbarui.
CR cenderung memiliki kinerja yang lebih baik dari pada FCFS, SPT, EDD atau LPT pada
kriteria keterlambatan pekerjaan rata-rata.
Rasio kritis memberikan prioritas pada pekerjaan yang harus dilakukan agar tetap
menepati jadwal. Sebuah pekerjaan dengan rasio kritis yang rendah (kurang dari 1,0) berarti
terlambat dari jadwal. Jika CR tepat 1,0; berarti pekerjaan sesuai dengan jadwal. CR yang
lebih besar dari 1,0 berarti pekerjaannya mendahului jadwal dan punya waktu luang.
Rumus rasio kritis adalah

Waktu yang tersisa Batas waktu pekerjaan−Tanggal sekarang


CR=¿ =
Hari kerja yang tersisa Wakru pekerjaan yang tersisa

Pada kebanyakan sistem penjadwalan produksi, aturan CR membantu melaksanakan hal


berikut:
1. Menetukan status pekerjaan tertentu.
2. Menerpakan prioritas relative di antara pekerjaan dengan dasar kesamaan.
3. Menyesuaikan prioritas (dan memperbaiki jadwal) secara otomatis terhadap adanya
perubahan baik dalam hal permintaan maupun status kemajuan pekerjaan.
4. Menelusuri kemajuan pekerjaan secara dinamis.

MENGURUTKAN SEJUMLAH N PEKERJAAN PADA DUA MESIN: ATURAN


JOHNSON

Kerumitan berikutnya yang dapat terjadi adalah kasus di mana terdapat sejumlah N pekerjaan
(di mana N = 2 atau lebih) yang harus melalui dua mesin atau pusat kerja yang berbeda dalam
urutan yang sama.

8
Aturan Johnson (Johnson’s rule) dapat digunakan untuk meminimalkan waktu
pemrosesan untuk mengurutkan sekelompok pekerjaan melalui dau pusat kerja. Aturan ini
juga meminimalkan waktu luang total pada mesin. Aturan Johnson mencakup empat langkah
beriktu:
1. Semua pekerjaan dimasukkan dalam sebuah daftar, berikut waktu yanag dibutuhkan
pada setiap mesin.
2. Pilih pekerjaan dengan waktu aktivitas terpendek. Jika waktu terpendek ada pada mesin
pertama, maka pekerjaan tersebut di jadwalkan pertam kali. Jika waktu terpendek
berada pada mesin kedua, maka jadwal pekerjaan tersebut berakhir. Jika terdapat
aktivitas seri, maka dapat dipilih salah satunya.
3. Setelah sebuah pekerjaan dijadwalakn, hilangkan pekerjaan tersebut dari daftar.
4. Terapkan langkah 2 dan 3 pada pekerjaan yang tersisa, dan selesaikan sampai ke
pertengahan urutan jadwal.

Keterbatasan Sistem Pembagian Kerja Berbasis Aturan

Teknik penjadwalan yang baru dibahas adalah teknik yang berdasarkan pada aturan tertentu,
tetapi sistem yang berdasarkan aturan memiliki sejumlah keterbatan berikut.
1. Penjadwalan bersiafat dinamis; karena itu, aturan perlu direvisi kembali menyesuaikan
terhadap perubahan yang terjadi pada pesanan, proses, peraltan, bauran produk, dan
lain-lain.
2. Aturan tidak melihat ke hulu atau ke hilir; adanya sumber daya yang luang dan
bottleneck pada departemen lain mungkin tidak dikenali.
3. Aturan tidak terlihat yang lain diluar batas waktu. Sebagai contoh, dua pesanan
mungkin memiliki batas waktu yang sama. Suatu pesanan bertujuan memberikan
persedian pada sebuah distributor dan pesanan yang lain merupakan pesanan khusus
yang jika tidak dipenuhi akan berakibat pada akan ditutupnya pabrik pelanggan.
Keduanya mungkin memiliki batas waktu yang sama, tetapi dapat terlihat jelas bahwa
pesanan khusus labih penting.
Terlepas dari keterbatas ini, penjadwalan sering menggunakan aturan pengurutan, seperti
SPT, EDD, atau CR. Mereka merupakan metode ini pada setiap pusat kerja, kemudian
memodifikasi urutan untuk mengatasi variable dunia nyata yang sangat banyak. Mereka dapat
melakukan hal ini secara manual atau dengan peranti lunak penjadwalan kapasitas terbatas.

9
PENJADWALAN KAPASITAS TERBATAS

Penjadwalan Kapasitas Terbatas mengatasi kelemahan dari sistem yang hanya berdasarkan
aturan dengan menyajikan proses perhitungan yang interaktif secara grafis kepada penjadwal.

Data awal untuk sistem penjadwalan terbats biasanya merupakan output dari sistem MRP.
Output dari sistem MRP secara tradisional dihasilkan dalam “ember” mingguan yang tidak
memiliki keterbatasan kapasitas. Sistem ini seketika memberikan informasi kepada perencana
ketika material dibutuhkan, mengabaikan masalah kapasitas. Karena ember dengan ukuran
terbatas tidaklah realistis dan tidak memadai bagi penjadwalan ecara terperinci, data MRP
membutuhkan perbaikan. Output MRP dikombinasikan dengan perputaran arsip, bata waktu,
kapasitas pusat kerja, peralatan, dan ketersediaan sumber dya lain untuk menyajikan data
yang dibutuhkan bagi FCS yang efektif.

Finite Capacity Scheduling


Interactive Finite Capacity Scheduling
MRP Data • Routing files
• Master • Work center
schedule information
• BOM
• Inventory
Tooling
Priority and other
rules resources

• Expert
systems Setups and
run time
• Simulation
models

Figure 15.5

© 2008 Prentice Hall, Inc. 15 – 59

Scheduling Services

Menjadwalkan sistem jasa berbeda dengan menjadwalkan sistem manufaktur dalam beberapa
hal.

- Penekanan penjadwalan pada sistem menufaktur adalah mesin dan material,


sedangkan pada jasa adalah susunan kepegawaian
- Persediaan dapat memperlancar permintaan bagi manufaktur, tetapi kebanyakan
sistem jasa tidak menyimpan persediaan.
- Sistem jasa adalah padat karya, dan permintaan tenaga kerja sangat bervariasi.
- Pertimbangan hukum seperti peraturan upah, jam kerja, dan kontrak serikat pekerja
yang membatasi jam kerja per giliran kerja, minggu, atau bulanmembatasi keputusan
penjadwalan

10
- Karena perusahaan jasa biasanya menjadwalkan material, masalah tingkah laku,
social kedudukan yang lebih tinggi dan status menjadikan penjadwalannya lebih
rumit.

Beberapa contoh yang menggambarkan kerumitan penjadwalan dalam perusahaan jasa.

1. Rumah sakit
Rumah sakit jarang menggunakan sistem penjadwalan serumit yang ada pada bengkel
mesin seperti FCFS untuk meraat pasien yang berada dalam kondisi darurat
2. Bank
Mempekerjakan karyawan paruh waktu untuk memenuhi kapasitas yang beragam
3. Toko eceran
Penjadwalan pekerja dibuat secara nasional dalam beberapa jam dan operasi
pemeriksaan pelanggan telah ditingkatkan secara drastis
4. Maskapai penerbangan
Penjadwalan perusahaan penerbangan harus membuat jadwal kru yang memenuhi
untuk melebihi jaminan pembayaran kru.

Penjadwalan Karyawan Bidang Jasa secara Berkala

Terdapat sejumlah teknik dan alogaritma untuk menjadwalkan karyawan di sector jasa,
seperti petugas polisi, perawat, karyawan restoran, kasir, dan karyawan penjualan toko
eceran. Ejumlah jadwal sering membutuhkan periode waktu yang cukup panjang. Salah
satu pendekatan yang dapat bekerja, tetapi juga sederhana tetapi juga sederhana adalah
penjadwalan berkala.

Penjadwalan Berkala

Penjadwalan berkala dengan kebutuhan pegawai yang tidak tetap sering menjadi suatu
kasus dalam perusahaan jasa seperti restoran dan pekerjaan polisi. Tujuannya terfokus
pada penetapan penjadwalan dengan jumlah pekerja yang minimal.

11

Anda mungkin juga menyukai