Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

Menurut Littlejohn, dalam bukunya Theories of Human Communication


(diterbitkan dalam beberapa edisi mulai edisi tahun 1989 sampai edisi tahun 2002,
termasuk dalam edisi kesembilan tahun 2009 yang ditulis bersama Karen A.
Fossda 3 aliran Ada 3 pendekatan dalam keilmuan yaitu :Pendekatan saintefic,
pendekatan Humanistic (Humaniora Interoretatif),dan pendekatan Social Science
(Ilmu-ilmu sosial). Pendekataan saintefic pada umumnya berlaku dikalangan ahli
eksakta. menurut ilmu ini diasoisaikan sebagai objektivitas. objektivitas yang
dimaksud adalah objektivitas yang menekankan pada prinsip stndarisasi observasi
dan konsistensi.

Sedangkan Menurut ”( Hosnan,2014: 34) Pendekatan saintifik adalah


proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara
aktif mengkonstruk konsep, hukum dan prinsip melalui tahapan – tahapan
mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan
masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisa data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan
konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.

Menurut kamus besar bahasa indonesia ilmu adalah seluruh usaha sadar
untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi- segi ini dibatasi agar
dihasilkan rumusan- rumusan yang pasti .ilmu memberikan kepastian dengan
membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu- ilmu diperoleh dari
keterbatasannya. Ilmu bukan sekedar pengetahuan teteapi merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori- teori yang disepakati dan dapat secara
sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang tertentu.
Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir
lebih jauh menggenai pengetahuan yang dimilikinya.

Sedangkan menurut jujun sumantri (2003) ilmu merupakan pengetahuan


yang mempunyai karakteristik tersendiri. Pengetahuan (knowledge) mempunyai

“Pendekatan Keilmuan dan Perbedaan Ilmu dengan Pengetahuan”


1
berbagai cabang pengetahuan, dan ilmu (science) merupakan salah satu dari
cabang pengetahuan tersebut. Karakteristik keilmuan itulah yang mencirikan
hakikat keilmuan dan sekaligus membedakan ilmu dari berbagai cabang
pengetahuan lainnya. Dengan kata lain, karateristik keilmuan menjadikan ilmu
merupakan suatu pengetahuan yang bersifat ilmiah.

Menurut notoadmojo (2010) pengetahuan adalah hasil penginderaan


manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimiliki
(mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Menurut kamus besar bahasa indonesia pengetahuan adalah sesuatu yang


diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran . proses pembelajaran ini
dipengaruhi berbagai faktor dari dalam seperti motivator dan faktor luar berupa
saran informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya.

Bisa ditarik kesimpulan perbedaan antara ilmu dengan pengetahuan


adalah ilmu merupakan usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan
meningkatkan pemahaman manusia sedangkan pengetahuan adalah hasil dari
penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera
yang dimilikidengan proses pembelajaran

1.1 Rumusan Masalah


Dalam makalah ini dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan pendekatan keilmuan?
2. Apakah yang dimaksud dengan ilmu?
3. Apakah yang dimaksud dengan pengetahuan?
4. Apakah perbedaan ilmu dengan pengetahuan?

1.2 Tujuan Pembahasan

Dari rumusan masalah di atas, dapat dirumuskan tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan keilmuan
2. Untuk mengetahui pengertian ilmu
3. Untuk mengetahui pengertian pengetahuan

“Pendekatan Keilmuan dan Perbedaan Ilmu dengan Pengetahuan”


2
4. Untuk mengetahui perbedaan ilmu dengan pengetahuan

1.4 Manfaat Pembahasan

Makalah ini diharapkan mampu membantu pembaca untuk:


1. Memahami konsep tentang pendekatan keilmuan
2. Memahami konsep tentang ilmu
3. Memahami konsep tentang pengetahuan
4. Memahami perbedaan ilmu dengan pengetahuan

“Pendekatan Keilmuan dan Perbedaan Ilmu dengan Pengetahuan”


3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pendekatan Keilmuan

Menurut Little john (1998) Ada 3 aliran pendekatan dalam keilmuan yaitu:

1. Pendekatan Scientific (Ilmiah - empiris)

Pada umumnya berlaku dikalangan ahli eksakta. menurut ilmu ini diasoisaikan
sebagai objektivitas. objektivitas yang dimaksud adalah objektivitas yang
menekankan pada prinsip standarisasi observasi dan konsistensi.

Sebagai contoh : Lima ekor tikus diberikan suntikan X, sementara lima ekor
tikus lainnya (yang mempunyai ciri yang sama) tidak. Setelah kurun waktu
tertentu (misalnya setelah 1 bulan, 3 bulan, dan seterusnya), dibandingkan ada
tidaknya perbedaan di antara kedua kelompok lima ekor tikus tersebut. Kalau
ternyata terdapat perbedaan, dapat ditarik kesimpulan bahwa perbedaan tersebut
terjadi karena pengaruh dari suntikan X tersebut.

2. Pendekatan Humanistic (Humaniora Interoretatif)

Metode ini si pelaku dapat mengamati sikap dan perilaku dari orang - orang
yang di telitinya, membaur dan melibatkan diri sendiri secara aktif dalam
kehidupan dari orang-orang yang ditelitinya.

Pandangan klasik dari aliran “humanistic” adalah bahwa cara pandang


seseorang tentang sesuatu hal akan menentukan penggambaran dan uraiannya
tentang hal tersebut. Karena sifatnya yang subjektif dan interpretatif, maka
pendekatan aliran “humanistic” ini lazimnya cocok diterapkan untuk mengkaji
persoalan-persoalan yang menyangkut sistem nilai, kesenian, kebudayaan, sejarah
dan pengalaman pribadi.

Terdapat beberapa perbedaan pokok antara kedua pandangan ini :


Scientific :
 Ilmu bertujuan untuk menstandarisasikan obsservasasi.

“Pendekatan Keilmuan dan Perbedaan Ilmu dengan Pengetahuan”


4
 Tujuan ilmu adalah mengurangi perbedaan-perbedaan pandangan tentang
hasil pengamatan.
 Memandang ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang berada disana (out
there), di luat diri pengamat/peneliti.
 Memfokuskan perhatiannya pada dunia hasil penemuan (discovered
world).Berupaya memperoleh konsensus.
 Membuat pemisahan yang tegas antara known dan knower.
Humanistic :
 Mengutamakan kreatifitas individual.
 Bertujuan untuk memahami tanggapan dan hasil temuan subjektif
individual.
 Memandangi lmu pengetahuan  sebagai sesuatu yang berada di sini(in
here), dalam arti berada dalam diri (pemikiran, interpretasi)
pengamat/peneliti.
 Memfokuskan perhatiannya pada dunia para penemunya
(discoveringperson).
 Mengutamakan interpretasi-interpretasi alternatif.
 Cenderung tidak membuat pemisahan  antara known dan knower.
3. Social Science (Ilmu-ilmu sosial)

Digunakannya kedua aliran ini oleh pendekatan ilmu sosial karena objek studi
ilmu pengetahuan sosial adalah kehidupan manusia yang memerlukan pengamatan
yang cermat dan akurat. Dengan demikian pengamatan harus  seobjektif mungkin
agar hasilnya dapat  berlaku umum dan tidak bersifat khusus. Mereka harus
mampu mencapai kesepakatan/konsensu swalaupun sifatnya relatif dalam arti
dibatasi oleh faktor waktu, situasi dan kondisi tertentu. Selain itu ilmu
pengetahuan sosial mengutamakan faktor  penjelasan dan interpretasi karena
manusia itumanusia yang aktif dan memiliki dayapikir, berpengetahuan dan
memegang prinsip dan nilai-nilai tertentu serta tindakannya dapat berubah
sewaktu-waktu. Ilmu pengetahuan sosial memerlukan interpretasi objektif
terhadap perilaku manusia guna menangkap makna dari tingkahlaku tersebut.
Seringkali perbuatan seseorang semu dalam arti tidak mencerminkan  keinginan
hati sebenarnya dari orang tersebut.

“Pendekatan Keilmuan dan Perbedaan Ilmu dengan Pengetahuan”


5
Interpretasi dan penjelasan juga diperlukan karena meskipun berdasarkan ciri-
ciri biologis, sosial, atau ciri-ciri lainnya manusia dapat dibagi dalam  beberapa
kelompok dengan kategori-kategori tertentu, tidak berarti bahwa masing-masing
baik secara individual ataupun kelompok akan mempunyai persamaan dalam hal
sikap dan perilakunya. Umpamanya: 3 orang (si A, si B dan si C) semuanya
memiliki beberapa karakteristik individual yang sama yakni semuanya wanita,
semuanya bekerja sebagai guru sekolah dasar, dan semuanya berpendidikan
tamatan SLTA. Namun demikian, ketiga orang tersebut boleh jadi masing-masing
akan mempunyai perbedaan satu sama lainnya mengenai sikap dan perilakunya
tentang suatu hal.

2.2 Perbedaan Ilmu Dengan Pengetahuan


2.2.1 Pengertian ilmu

Secara entimologi dalam bahasa inggris ilmu biasa dipadankan dengan


kata “science”, sedangkan pengetahuan dengan kata “knowledge”.

Menurut kamus besar bahasa indonesia ilmu adalah seluruh usaha sadar
untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi- segi ini dibatasi agar
dihasilkan rumusan- rumusan yang pasti .ilmu memberikan kepastian dengan
membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu- ilmu diperoleh dari
keterbatasannya. Ilmu bukan sekedar pengetahuan teteapi merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori- teori yang disepakati dan dapat secara
sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang tertentu.
Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir
lebih jauh menggenai pengetahuan yang dimilikinya.

Sedangkan menurut jujun sumantri (2003) ilmu merupakan pengetahuan


yang mempunyai karakteristik tersendiri. Pengetahuan (knowledge) mempunyai
berbagai cabang pengetahuan, dan ilmu (science) merupakan salah satu dari
cabang pengetahuan tersebut. Karakteristik keilmuan itulah yang mencirikan
hakikat keilmuan dan sekaligus membedakan ilmu dari berbagai cabang
pengetahuan lainnya. Dengan kata lain, karateristik keilmuan menjadikan ilmu
merupakan suatu pengetahuan yang bersifat ilmiah.

“Pendekatan Keilmuan dan Perbedaan Ilmu dengan Pengetahuan”


6
2.2.2 Ciri-ciri Ilmu

Adapun ciri-ciri ilmu yaitu:


1) Komprehensif; ruang lingkupnya luas dan lengkap.
2) Sinoptik; unsur-unsurnya memiliki kebersamaan yang integral.
3) Sistematik; teratur menurut sistem, ada korelasi.
4) Memiliki obyek kajian yang jelas.
5) Relatif; bersifat sementara dan terbuka terhadap penemuan baru, kreatif dan
pragmatis. Kebenaran ilmiah tidaklah bersifat difinitif, suatu teori keilmuan
yang dipandang benar pada kurun waktu tertentu, mungkin saja salah dalam
kurun waktu yang lain.
6) Koheren; runtut, unsur-unsurnya tidak boleh mengandung uraian-uraian yang
bertentangan satu sama lain.
7) Konsepsional; jelas prosesnya.
8) Rasional; unsur-unsurnya berhubungan secara logis.
9) Intersubjektif, kepastian pengetahuan ilmiah tidaklah didasarkan atas intuisi-
intuisi serta pemahaman-pemahaman secara subjektif, melainkan dijamin
oleh sistemnya itu sendiri.
10) Bersifat empiris, berdasarkan pengalaman, penemuan, pengamatan,
percobaan yang telah dilakukan.
11) Kognitif; pernyataan yang terkait dengan keilmuan itu memang bersifat
mengandung hakikat kebenaran itu sendiri.
12) Mempunyai dasar pembenaran/postulat; cara kerja ilmiah diarahkan untuk
smemperoleh derajat kepastian yang sebesar mungkin.
13) Otonom; mempunyai kedudukan mandiri. Maksudnya, meskipun faktor-
faktor di luar ilmu juga ikut berpengaruh, tetapi harus diupayakan agar tidak
menghentikan pengembangan ilmu secara mandiri.
14) Memiliki hubungan fungsional dan hubungan kausal. Ilmu harus dapat
digunakan sebagai perwujudan kebertautan antara teori dan praktis.
15) Ilmu harus bersifat tampa pamrih, karena hal itu erat kaitannya dengan
tanggung jawab ilmuan.
16) Objektif; setiap ilmu terpimpin oleh obyek dan tidak didistorsi oleh
prasangka-prasangka subjektif.

“Pendekatan Keilmuan dan Perbedaan Ilmu dengan Pengetahuan”


7
17) Progresiv; suatu jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah sungguh-sungguh bila
mengandung pertanyaan-pertanyaan baru dan menimbulkan problem-
problem baru lagi.
18) Universal; berlaku umum (untuk semua orang atau untuk seluruh dunia).
Jawaban atas pertanyaan apakah sesutu hal itu layak atau tidak layak
tergantung pada faktor-faktor subjektif.

2.2.3 Pengertian Pengetahuan

Menurut Amsal Bakhtiar (2012:89) “ jika manusia dikatakan memiliki


pengetahuan dia harus mengerti sesudah melihat, menyaksikan dan
mengalaminya”.

Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang
memungkinkan seseorang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui
pegalaman orang lain, (Notoatmodjo, 2010).

Sedangkan Menurut Bloom dan Skinner pengetahuan adalah kemampuan


seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk
bukti jawaban baik lisan atau tulisan, bukti atau tulisan tersebut merupakan suatu
reaksi dari suatu stimulasi yang  berupa pertanyaan baik lisan atau tulisan
(Notoatmodjo, 2003).

Ada 3 kategori pengetahuan yaitu:

1. Pengetahuan inderawi (knowlwdge)


Pengetahuan ini meliputi semua fenomena yang dapat dijangkau secara
langsung oleh panca indera. Batas pengetahuan ini ialah segala sesuatu yang tidak
tertangkap oleh panca indera. Kedudukan knowledge ini adalah penting sekali, karena
ia merupakan tangga untuk melangkah ke ilmu.
2. Pengetahuan keilmuan (science)
Pengetahuan ini meliputi semua fenomena yang dapat diteliti dengan riset atau
eksperimen , sehingga apa yang ada di balik knowledge bisa dijangkau. Batas
pengetahuan ini ialah segala sesuatu yang tidak terjangkau lagi oleh rsio atau otak dan
panca indera.

“Pendekatan Keilmuan dan Perbedaan Ilmu dengan Pengetahuan”


8
3. Pengetahuan falsafi
Pengetahuan ini mencakup segala fenomena yang tidak dapat diteliti tapi
dapat dipikirkan. Batas pengetahuan ini ialah alam, bahkan juga bisa menembus apa
yang ada di luar alam.(jujun s sumantri,2008)

2.2.4 Empat Faktor Dasar-Dasar Pengetahuan


1. Penalaran

Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu


kesimpulan yang berupa pengetahuan. Sebagai kegiatan berpikir, penalaran
mempunyai irri-ciri tertentu yaitu: pertama, adanya suatu pola berpikir yang
secara luas dapat disebut logika. Atau dapat juga dikatakan penalaran merupakan
suatu proses berpikir logis. Ciri yang kedua adalah proses berpikirnya bersifat
analitik. Perasaan adalah suatu penarikan kesimpulan yang tidak berdasarkan
penalaran. Intuisi adalah suatu kegiatan berpikir yang nonanalitik yang tidak
mendasarkan diri pada pola pikir tertentu.

2. Logika

Logika dapat di defenisikan sebagai pengkajian untuk berpikir secara


sahih. Logika ada dua yaitu: logika induksi dan logika deduksi. Logika Induksi
merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum
dari kasus yang bersifat individual. Sedangkan logika deduksi merupakan cara
berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang
bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif menggunakan pola berpikir
silogisme. Disusun dari dua buah pertanyaan dan sebuah kesimpulan.

3. Sumber pengetahuan

Pada dasarnya terdapat dua cara yang pokok bagi manusia untuk
mendapatkan pengetahuan yang benar. Yang pertama adalah mendasarkan diri
kepada rasio dan yang kedua mendasarkan diri kepada pengalaman. Kaum
rasionalis mengembangkan paham apa yang kita kenal dengan rasionalisme

“Pendekatan Keilmuan dan Perbedaan Ilmu dengan Pengetahuan”


9
sedangkan mereka yang mendasarkan diri kepada pengalaman mengembangkan
paham yang disebut dengan empirisme.

Kaum rasionalis beranggapan bahwa pengetahuan didapatkan lewat


penalaran rasional yang abstrak sedangkan kaum empirisme pengetahuan manusia
didapatkan lewat bukti konkret. Selain rasionalisme dan empirisme masih terdapat
cara untuk mendapatkan pengetahuan yaitu intuisi dan wahyu. Intuisi merupakan
pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran tertentu. Suatu
masalah dalam pikiran namun menemui jalan buntu, tiba-tiba saja muncul di
benak kita yang lengkap dengan jawabannya dan kita merasa yakin bahwa itulah
jawabannya namun kita tidak bisa menjelaskan bagaimana caranya kita sampai
kesana. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. Wahyu pengetahuan
yang disampaikan oleh Tuhan kepada para nabi dan rasul-rasulnya.

4. Kriteria Kebenaran

 Paham Koherensi.
Sesuatu yang dianggap benar apabila pernyataan dan kesimpulan konsisten
dengan pernyataan dan kesimpulan yang terdahulu yang telah dianggap benar.
Teori ini disebut teori koherensi. Atau dapat disimpulkan bahwa teori koherensi
adalah suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau
konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.

 Paham Korespondensi ( Bertrand Russell ( 1872-1970 )


Bagi penganut teori korespondensi, suatu pernyataan benar adalah benar jika
materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi
( berhubungan ) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.

 Paham Pragmatisme ( Charles S. Peirce 1839-1914 ).


Bagi kaum pragmatisme kebenaran adalah suatu pernyataan diukur dengan
kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Artinya suatu pernyataan adalah benar, jika pernyataan itu atau konsekuensi dari
pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.

“Pendekatan Keilmuan dan Perbedaan Ilmu dengan Pengetahuan”


10
2.2.5 Tingkatan dari Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (1993) pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu: 


a. Tahu (know) 
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah  dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa
yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan dan
mengatakan. 

b. Memahami (comprehension) 
Di artikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
obyek yang diketahui  dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
Orang telah memahami terhadap objek atau materi, harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyampaikan, meramalkan terhadap obyek yang
dipelajari. 

c. Aplikasi (application) 
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan buku-buku, rumus, metode, prinsip
dalam konteks, atau situasi lain misalnya dapat menggunakan rumus statistik
dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian.  

d. Analisa (analysis) 
Adalah suatu harapan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek dalam
komponen-komponen tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih
ada kaitannya dengan yang lain, kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata  kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan,
memisahkan, mengelompokkan dan lain sebagainya. 

“Pendekatan Keilmuan dan Perbedaan Ilmu dengan Pengetahuan”


11
e. Sintesis (synthesis) 
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk menghubungkan
bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain
sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-
formulasi yang ada misalnya: dapat menyusun, merencanakan, meningkatkan,
menyesuaikan, menyimpulkan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-
rumusan yang telah ada. 

f. Evaluasi (evaluating) 
Evaluasi ini dikaitkan dengan kemampuan-kemampuan untuk melakukan
identifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, penilaian-penilaian ini
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kr
iteria yang ada. 

Beberapa perbedaan antara Ilmu dengan pengetahuan yang bisa kita


simpulkan adalah :

No Ilmu Pengetahuan
1  Asal Kata  Asal Kata
Science Knowledge
2  Ilmu memiliki sistem yang  Merupakan sebuah
telah terukur dari sebuah pengetahuan yang belum
pengetahuan yang telah tersusun secara sistematis.
terklasifikasi.
3  Memiliki informasi yang  Memiliki informasi yang
tinggi dari akal sehat dan bersifat dan berdasarkan
telah memiliki metode akal sehat atau
serta mekanisme untuk commonsense
membuktikan informasi
yang berdasarkan akal
sehat tersebut,

“Pendekatan Keilmuan dan Perbedaan Ilmu dengan Pengetahuan”


12
4  Jika dianalogkan : sebuah  Jika dianalogkan : Masih
sapu lidi yang telah terikat berupa sapu lidi yang
dan tersusun rapi dengan belum jadi lidi,belum
potongan yang seragam diolah dan belum disusun
dan dirapikan serta masih
berserakan sehingga
dibutuhkan metode untuk
merangkumnya menjadi
sebuah kesatuan sapu lidi
yang apik
5  Telah memiliki metode  Bersifat subjektif karena
dalam membuktikan masih berdasarkan akal
kebenarannya dan bersifat manusia
objektif

“Pendekatan Keilmuan dan Perbedaan Ilmu dengan Pengetahuan”


13
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam BAB II dapat ditarik
beberapa kesimpulan, yakni:
 Menurut Little john (1998) Ada 3 aliran pendekatan dalam keilmuan
yaitu Pendekatan saintefic, pendekatan Humanistic (Humaniora
Interoretatif),dan pendekatan Social Science (Ilmu-ilmu sosial).
 Secara entimologi ilmu berasal dari bahasa inggris yaitu “secience”
 Menurut kamus besar Bahasa indonesia ilmu adalah seluruh usaha sadar
untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia
dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
 Secara entimologi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Knowledge”
 Menurut Amsal Bakhtiar (2012:89) “ jika manusia dikatakan memiliki
pengetahuan dia harus mengerti sesudah melihat, menyaksikan dan
mengalaminya”.
 Ilmu memiliki sistem yang telah terukur dari sebuah pengetahuan yang
telah terklasifikasi sedangkan pengetahuan Memiliki informasi yang
bersifat dan berdasarkan akal sehat atau commonsense

3.2 Saran

Dalam penulisan makalah ini penulis menyarankan, agar pembaca dapat


membaca secara teliti dan memahami isi makalah secara utuh.

“Pendekatan Keilmuan dan Perbedaan Ilmu dengan Pengetahuan”


14
Daftar Pustaka
Bakhtiar, Amsal. 2012. Filsafat Ilmu dan Pengetahuan. Jakarta : Rajawali Pers
Littlejohn, S.W. 2002. “Theories of Human Communication”, 3rd, 7th
Editions. Belmont, Califomia: Wadsworth Publishing Company.
Notoadmojo, Soekidjo. 2010. Metode penelitian kesehatan. Jakarta rineka cipta
Suriasumantri, Jujun. 2003. Filsafat Ilmu. Jakarta : Mulia sari.
Suriasumantri,Jujun s.2001.Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Popular. Jakarta:
Pustaka Sinar,

“Pendekatan Keilmuan dan Perbedaan Ilmu dengan Pengetahuan”


15

Anda mungkin juga menyukai