Anda di halaman 1dari 27

MENGUASAI PENGETAHUAN TENTANG PROSEDUR

PENELITIAN DAN METODE ILMIAH


(KRITERIA DAN LANGKAH-LANGKAH METODE ILMIAH)

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Metodologi Penelitian Kauntitatif
Yang dibina oleh
Dr. Siti Nurrochmah, M.Kes

Oleh
Razikin Masruri
150614806176

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan
khidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini terselesaikan dengan lancar.
Adapun pembahasan didalam makalah ini membahas tentang Menguasai
Pengetahuan Tentang Prosedur Penelitian dan Metode Ilmiah (Kriteria dan
Langkah-Langkah Metode Ilmiah).
Penulis akan berupaya untuk mengupas tentang bagaimana cara penulisan
yang benar pada karya ilmiah dengan rujukan dari berbagai buku dan para ahli.
Semoga makalah ini bisa memperluas wawasan kita tentang Prosedur Penelitian
dan Metode Ilmiah. Akhirnya, tidak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu
kritik dan saran dari para pembaca sangat berharga untuk perbaikan makalah ini.

Malang, 2016

Penulis

i
DAFATAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................... Error! Bookmark not defined.


BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
C. Tujuan Pembahasan ..................................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 4
A. Prosedur Penelitian....................................................................................... 4
B. Metode Ilmiah dan Non Ilmiah .................................................................... 6
1. Kriteria Metode Ilmiah ............................................................................. 7
2. Kriteria Metode non Ilmiah ...................................................................... 9
C. Langkah-langkah Metode Ilmiah ................................................................. 9
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 13
A. Langkah-Langkah Penelitian Ilmiah atau Metode Ilmiah .......................... 13
B. Metode Non Ilmiah .................................................................................... 21
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 23
KESIMPULAN ................................................................................................. 23
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis
untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah.
Oleh karena itu, sebelum pembahasan tentang hakikat penelitian perlu dijelaskan
terlebih dahulu hakikat metode ilmiah (scientific methods). Tujuan dari semua
usaha ilmiah adalah untuk menjelaskan, memprediksikan, atau mengontrol
fenomena. Tujuan ini didasarkan pada asumsi bahwa semua perilaku dan kejadian
adalah beraturan dan bahwa semua akibat mempunyai penyebab yang dapat
diketahui. Kemajuan ke arah tujuan ini berhubungan dengan perolehan
pengetahuan dan pengujian teori-teori. Dibandingkan dengan sumber pengetahuan
yang lain, seperti pengalaman, otoritas, penalaran induktif, dan penalaran
deduktif, penerapan metode ilmiah tidak diragukan, paling efisien, dan paling
terpercaya.
Metode ilmiah merupakan suatu proses yang sangat beraturan yang
memerlukan sejumlah langkah yang berurutan mulai dari pencarian masalah,
perumusan hipotesis, pengumpulan data, analisis data dan pernyataan kesimpulan
mengenai diterima dan ditolaknya hipotesis. Langkah-langkah tersebut sudah
mempunyai pakem tersendiri yang harus diikuti dalam proses penelitian. Berbeda
halnya dengan penelitian non ilmiah yang tidak mesti menggunakan langkah-
langkah seperti di atas. Penelitian non ilmiah biasanya dilakukan dengan langkah
mencoba sampai hasilnya terlihat tanpa harus berlandaskan teori-teori pendukung
dalam proses dan pelaksanaannya.
Kegiatan penelitian dilakukan tidak hanya oleh peneliti, megister, doktor
maupun profesor, namun kegiatan penelitian dapat dilakukan oleh siapun untuk
mendapatkan kebenaran dari permasalahan yang ada disekitarnya ataupun untuk
memperoleh ilmu baru. Bahkan kegiatan penelitian dilakukan oleh mahasiswa
untuk mendapatkan ilmu praktis dan teoritis.
Mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa/mahasiswi adalah
penenlitian, sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan

1
Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 Tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi Pasal 14 Ayat (6) Bentuk pembelajaran selain yang
dimaksud pada ayat (5), bagi program pendidikan diploma empat, program
sarjana, program profesi, program magister, program magister terapan, program
spesialis, program doktor, dan program doktor terapan, wajib ditambah bentuk
pembelajaran berupa penelitian. (7) Bentuk pembelajaran berupa penelitian
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) merupakan kegiatan mahasiswa di bawah
bimbingan dosen dalam rangka pengembangan pengetahuan dan keterampilannya
serta meningkatkan kesejahteran masyarakat dan daya saing bangsa.
Permasalahan yang sering dihadapi oleh mahasiswa akhir adalah tentang
penelitian untuk menyelesaikan studinya. Selain sebagai syarat dalam
menyelesaikan jenjang pendidikan, penelitian dijadikan sebagai pengalaman yang
mesti dilakukan oleh mahasiswa dan mahasiswi perguruan tinggi. Kendala yang
dihadapi oleh masiswa merupakan ketidak tahuan tentang prosedur penelitian dan
langkah-langkah penelitian. Sehingga tidak sedikit dari mereka terhambat akibat
tidak selesainya penelitian yang dilakukan.
Kegiatan penelitian dikalangan mahasiswa menjadi momok menakutkan
bagi sebagian mereka. Alasan utama adalah kurangnya pemahaman mahasiswa
maupun mahasiswa tentang prosedural penelitian dan langkah-langkah metode
ilmiah dalam penelitian itu sendiri. Perlunya pemahaman yang mendalam tentang
metode ilmiah yang digunakan dalam penelitian bagi mahasiswa dirasa sangat
penting untuk menunjang pelaksanaan penelitian dilapangan, terutama pada
mahasiswa Pendidikan Olahraga.
Mahasiswa pendidikan olahraga lebih banyak melakukan praktik
dilapangan sehingga ketika menghadapi mata kuliah yang sifatnya teori mereka
mengalami kesulitan. Apalagi dihadapkan dengan penelitian yang memiliki
prosedur dan langkah-langkah yang cukup panjang. Kekurangan seperti halnya
menulis karya ilmiah dirasakan begitu sulit bagi mahasiswa pendidikan olahraga.
Oleh karena itu makalah ini disusun untuk memberikan pengetahuan yang
lebih mendalam tentang prosedur penelitian dan metode ilmiah serta non ilmiah,
agar proses penelitian tidak lagi menjadi hambatan dalam menyelesaikan study

2
pada perguruan tinggi. Di dalam makalah ini akan dirincikan kriteria dan langkah-
langkah metode ilmiah serta non ilmiah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan prosedur penelitian?
2. Apa yang dimasksud dengan metode ilmiah?
3. Apa yang dimaksud dengan metode non ilmiah?
4. Bagaimana kriteria metode ilmiah?
5. Bagaimana kriteria metode non ilmiah?
6. Bagaimanakah langkah-langkah metode ilmiah?
C. Tujuan Pembahasan
1. Memberikan pemahaman tentang prosedur penelitian.
2. Memberikan pemahaman tentang metode ilmiah dalam penelitian.
3. Memberikan pemahaman tentang metode non ilmiah.
4. Memberikan penjelasan tentang kriteria yang terdapat pada metode ilmiah.
5. Memberikan penjelasan kriteria metode non ilmiah.
6. Menerangkan langkah-langkah metode ilmiah.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Pengetahuan merupakan hal yang sudah diketahui sebelumnya. Sedangkan


ilmu pengetahuan adalah proses pencarian pengetahuan melalui banyak bidang
terutama pengalaman pribadi. Rasa ingin tahu akan sesuatu menimbulkan
seseorang melakukan sebuah penelitian. Ilmu pengetahuan dan penelitian tidak
dapat dipisahkan. Penelitian ilmiah digunakan untuk ilmu pengetahuan dan
sebaliknya ilmu pengetahuan tidak akan berkembang apabila meninggalkan
penelitian ilmiah (Bungin, 2005: 3). Oleh karena itu penelitian sering digunkan
untuk menemukan, membandingkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
Tahapan penelitian tidak sederhana, melainkan melewati proses yang
panjang untuk menemukan jawaban yang teruji kebenarannya. Landasan
penelitian terletak pada proses penelitian tersebut yang dilakukan sesuai dengan
urutan pelaksanaan. Maka untuk itu sangat penting untuk mengetahui langkah-
langkah penelitian ilmiah untuk mendapatkan informasi atau ilmu pengetahuan.

A. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang harus dilewati oleh
peneliti dalam pelaksanaan penelitian, bisa juga disebut sebagai persyaratan
pelaksanaan penelitian. Penelitian atau riset merupkan langkah ilmiah untuk
memecahkan masalah agar mendapatkan kebenaran ilmiah. Kebenaran ilmiah
adalah kebenaran yang hanya terbatas pada kemampuan indera dan kekuatan
pikiran rasional (Torang, 2012: 2). Penelitian adalah suatu proses dari langkah-
langkah yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi untuk
meningkatakan pemahaman tentang suatu topik atau isu (Creswell, 2015: 5).
Penelitian merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan,
mengembangkan dan menguji teori (Sukmadinata, 2013: 5). Penelitian sebagai
sumber ilmu pengetahuan harus melalui tahapan berpikir ilmiah, yang mana
seorang peneliti mulai berpikir deduktif yaitu mencoba berteori terhadap fakta
atau fenomena-fenomena sosial, interpretasi dalil, hukum dan teori-teori keilmuan
lainnya (Bungin, 2005: 3). Setelah masalah penelitian ditentukan langkah
selanjutnya yaitu mencari teori yang tepat untuk mengatasi kesenjangan atau

4
permasalahan melalui penelitian (Arikunto, 2010: 13). Penelitian merupakan salah
satu penunjang dalam perkembangan ilmu pengetahuan, tanpa adanya penelitian
ilmu pengetahuan tidak akan bertambah maju.
Proses penelitian dan apapun jenis penelitian pasti berangkat dari sebuah
kesenjangan atau masalah. Kesenjangan tersebut terjadi karena adanya perbedaan
antara kondisi sekarang dengan kondisi yang diharapkan. Berangkat dari
permasalahan yang ada maka penelitian dilaksanan untuk menemukan solusi yang
tepat atas permasalahan yang ada. Sukmadinata (2013: 3) menyatakan minimal
ada empat sebab melakukan penelitian, diantaranya:
1. Karena pemahaman, pengetahuan dan kemampuan manusia yang
sangat terbatas. Banyak hal yang belum diketahui, tidak dipahami,
tidakk jelas dan menimbulkan keraguan dan pertanyaan.
2. Manusia memiliki dorongan untuk mengetahui. Dorongan ingin tahu
disalurkan untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan serta
pemahaman. Pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu,
menimbulkan rasa ingin tahu baru yang lebih luas, tinggi dan
menyeluruh.
3. Manusia dalam kehidupannya selalu dihadapkan dengan masalah.
Masalah yang pelik, sulit dan kompleks membutuhkan penelitian
untuk pemecahan dan penyelesaiannya.
4. Rasa ketidak puasan yang ada pada manusia.
Beberapa hal yang dibutuhkan dalam penelitian yang diungkapkan oleh
Burhan Bungin (2005: 20-22), yakni sebagai berikut:
1. Peneliti membutuhkan sikap dan dedikasi, antara lain;
a. Objektif, factual, yaitu peneliti harus memiliki sikap objektif dan peneliti
memulai pembicaraannya berdasarkan fakta.
b. Open, fair, responsible, yaitu peneliti harus bersikap terbuka terhadap
berbagai saran, kritik dan perbaikan dari berbagai kalangan. Begitu pula
peneliti juga harus bersikap wajar, jujur dalam pekerjaannya, serta dapat
mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya secara ilmiah.

5
c. Curios; Wanting to know, yaitu peneliti harus memiliki sikap ingin tahu
terutama terhadap apa yang ingin diteliti dan senantiasa haus dengan
pengetahuan-pengetahuan baru.
d. Invactive always, yaitu peneliti harus memiliki daya cipta, kreatif dan
senang terhadap inovasi.
2. Peneliti dituntut memiliki kemampuan, antara lain;
a. Think, critically, systematically, yaitu peneliti adalah orang yang mimiliki
wawasan, memiliki kemampuan kritik, dan dapat berpikir sitematik.
b. Able to creat, innovate, yaitu peneliti dituntut memiliki kemampuan
mencipta, karena harus selalu menemukan atau membuat penemuan
penemuan baru.
c. Communicate affectivity, yaitu peneliti harus mamiliki kemampuan untuk
berkomunikasidan memengaruhi pihak lain dengan komunikasi itu.
d. Able to identify and formulate problem clearly, yaitu mampu mengenal
dan merumuskan masalah dengan jelas.
e. View a problem in wider context, yaitu peneiliti mampu melihat masalah
dalam konteks yang luas karena suatu masalah biasanya tidak berdiri
sendiri.
B. Metode Ilmiah dan Non Ilmiah
Metode ilmiah merupakan cara atau kegiatan ilmiah untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2015:
3). Cara berpikir kritis rasional merupakan cara perburuan kebenaran melaui
pendekatan-pendekatan ilmiah. Secara sadar atau tidak bahwa cara berpikir kritis
rasional merupakan asal-muasal gagasan mengenai proses penelitian ilmiah
(Bungin, 2005: 13). Pilihan untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang
bersifat valid yakni melalui penelitian atau metode penelitian.
Keingin tahuan akan jawaban dari permasalahan yang ditempuh melalui
langkah penelitian ilmiah (scientific research) bagi sebagian kalangan dirasakan
membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga sebagian kalangan memilih
alternatif non ilmiah yang menurutnya lebih praktis dan lebih cepat menghasilkan

6
jawaban. Cara-cara yang digunakan untuk mencapai kebenaran tanpa melalui
penelitian ilmiah yaitu cara nonilmiah yang disebut unscientific (Bungin, 2005: 9).
1. Kriteria Metode Ilmiah
Terdapat empat kata kunci dalam penelitian yang perlu diperhatikan
yaitu cara ilmiah, data, tujuan, kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan
penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan
sistematis (Sugiyono, 2015: 3). Karakteristik di atas mencakup karakteristik
proses penelitian.
a. Rasional berarti kegitan penelitian iku dilakukan dengan cara-cara yang
masuk akal, sehingga bisa dipahami oleh penalaran manusia. Penalaran
merupakan proses berpikir yang menggunakan prinsip-prinsip logika
deduktif dan induktif (Sukmadinata, 2013: 9).
b. Empiris berarti cara-cara yang digunakan itu dapat diamati. Secara umum
empiris berarti berdasarkan pengalaman. Punaji Setyosari (2015: 20)
menerangkan makna empiris dalam penelitian merupakan suatu acuan
yang berdasarkan realitas (a reality reference). Pengumpulan data dalam
penelitian itulah yang menandai penelitian sebagai suatu proses empiris.
Data dikumpilkan dari lapangan yang dapat dilakukan melalui
pengamatan langsung dan tak langsung.
c. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Penelitian
merupakan suatu proses yang tersetruktur (structured process) yaitu
adanya aturan atau kaidah yang dilakukan secara berurutan (Setyosari,
2015: 19). Aturan atau kaidah ini mencakup spesifikasi prosedural untuk
mengidentifikasi dan mendefinisikan faktor-faktor yang disebut sebagai
variabel, untuk merancang kajian guna menguji variabel tersbut dan
untuk menentukan pengaruhnya terhadap variabel-varibel.

Data yang diperoleh dari penelitian adalah data empiris (teramati)


yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Valid menunjukkan derajad
ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data
yang dikumpulkan oleh peneliti. Data yang valid pasti reliabel dan
obyektif. Reliabel berkenaan dengan derajad konsistensi/keajengan data

7
dalam interval waktu tertentu. Obyektif berkenaan dengan interpersonal
agreement (kesepakatan antar banyak orang). Data yang reliabel dan
obyektif belum tentu valid (Sugiyono, 2015: 5).
d. Reduksi berarti peneiliti dalam penelitianya menerapkan prosedur analitis
terhadap data yang telah dikumpulkan melalui teknik tertentu. Proses
reduksi ini menerjemahkan realitas empiris ke arah hal yang lebih
konseptual dan abstrak. Penelitian mencoba memberikan penjelasan
tentang hubungan antar fenomena dan menyederhanakannya menjadi
penjelasan yang ringkas (Sukmadinata, 2013: 8). Proses reduksi
dimaksudkan untuk memahami hubungan antara peristiwa atau kejadian
dan meramalkan bagaimana hubungan itu mungkin diterapkan dalam
konteks lain. Proses reduksi seperti ini memungkinkan peneliti untuk
menjelaskan (to explain) bukan sekedar menggambarkan (Setyosari,
2015: 21).
e. Replikasi artinya penelitian dianggap sebagai suatu proses yang dapat
diulang dan ditransmisikan (dipakai untuk kepentingan pemecahan
masalah yang lebih luas). Suatu proses dapat diulang artinya penelitian
dapat dilakukan kembali dengan cara atau metode yang sama dan
mungkin juga menggunakan subyek dan setting yang berbeda dan lebih
luas untuk memperoleh validitas hasil (Setyosari, 2015: 22). Oleh karena
itu, kebenaran ilmiah (hasil penelitian) sifatnya dinamis. Temuan yang
diperoleh peneliti terdahulu bukan penemuan abadi. Namun, temuan
terdahulu dapat diuji ulang oleh peneliti lainnya (Torang, 2012: 2).

Karakteristik penelitian dilihat dari tujuan dan kegunaannya. Secara


umum tujuan penelitian ada tiga yaitu a). Penemuan berarti data yang diperoleh
dari peneiltian adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum
pernah diketahui; b). Pembuktian berarti data yang diperoleh digunakan untuk
membuktikan adanya keraguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu;
dan c). Pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan
yang telah ada. Kemudian penelitian dapat berguna untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas
suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi

8
tahu, memecahkan berarti maminimalkan atau menghilangkan masalah dan
mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi (Sugiyono,
2015: 6).
2. Kriteria Metode non Ilmiah
Sejarah umat manusia, usaha untuk menjawab dorongan keingintahuan
dan mencari kebenaran bermula dari pendekatan unscientific. Berarti sebelum
menggunakan pendekatan scientific research pendekatan non ilmiah sudah
digunakan dalam waktu yang cukup lama (bungin, 2005: 11). Berikut kriteria
metode non ilmiah;
a. Penemuan secara kebetulan.
Semua pengetahuan yang diperoleh bersifat secara kebetulan atau tidak
disengaja dan tanpa direncanakan. Kelemahan yang terkandung dalam
penemuan-penemuan secara kebetulan ini, bahwa orang akan bersikap
pasif terhadap dorongan ingin tahunya karena semuanya terjadi secara
kebetulan.
b. Penemuan secara trial and error.
Suatu usaha trial and error (mencoba-coba) di awali dengan sebuah
harapan dan tujuan yang terkadang hasilnya tidak menentu, tak jarang
usaha ini dimulai dengan harapan hampa. Namun demikian tanpa putus
asa untuk mencoba dan mencoba lagi, sampai pada suatu titik tertentu
yang mungkin akan menghasilkan suatu kejutan dari hasil mencoba
tersebut dan kemudian memberikan harapan yang lebih banyak terhadap
orang untuk melanjutkan usaha itu.
c. Penemuan secara otoritas.
Otoritas telah menempatkan manusia dan budaya tertentu seperti raja,
pemerintahan, undang-undang, pengadilan, guru, pendeta, imam, dukun,
dan sebagainya pada posisi yang amat penting dalam membentuk sikap
masyarakat tentang suatu kebenaran.
C. Langkah-langkah Metode Ilmiah
John Creswell (2015: 14-20) menjelaskan langkah-langkah ilmiah dalam
penelitian, umumnya terdiri dari enam langkah yang akan dijelaskan sebagai
berikut:

9
1. Identifikasi permasalahan penelitian
Identifikasi masalah penelitian terdiri atas menetapkan suatu
masalah untuk diteliti, mengembangkan justifikasi untuk menelitinya, dan
mengungkapkan pentingnya penelitian untuk menyeleksi pembaca yang
akan membaca laporannya.
2. Tinjauan kepustakaan
Penting untuk mengetahui siapa yang telah meneliti permasalahan
yang akan diteliti. Tinjauan kepustakaan merupakan salah satu langkah
penting dalam proses penelitian untuk menguatkan atau mendasari topik
yang diangkat dalam penelitian. Tinjauan kepustakaan berarti menemukan
berbagai rangkuman, buku, jurnal dan publikasi terindeks tentang suatu
topik, memilih secara selektif kepustakaan mana yang akan dimasukkan ke
dalam tinjauan dan setelah itu merangkum kepustakaan dalam laporan
tertulis.
3. Menetapkan maksud penelitian
Permasalahan penelitian dengan topik yang luas perlu difokuskan
sedemikian rupa sehingga dapat diteliti. Dengan menetapkan purpose
statement (pernyataan) untuk menyampaikan maksud dari peneltian secara
keseluruhan. Pernyataan ini mengintroduksikan seluruh penelitian,
mengisyarakatkan berbagai prosedur yang akan digunakan untuk
mengumpulkan data, dan mengindikasikanbentuk hasil yang diharapkan
untuk ditemukan.
Maksud penelitian terdiri atas pengidentifikasian maksud atau
tujuan utama penelitian dan mempersempitnya menjadi pertanyaan atau
hipotesis penelitian tertentu. Pernyataan atau tujuan mengandung fokus
utama penelitian, partisipan dalam penelitian dan lokasi atau tempat
penelitian.
Menyusun hipotesis, pada tahap ini kemempuan seseorang hanya
samapai pada jawaban sementara terhadap pemecahan masalah tersebut,
karena itu ia hanya mampu berteori dan berhipotesis (Bungin, 2005: 19).
4. Mengumpulkan data

10
Pengumpulan data berarti mengidentifkasi dan menyeleksi
individu-individu untuk penelitian, mendapatkan izin untuk meneliti, dan
mengumpulkan informasi dengan menanyakan sejumlah pertanyaan atau
mengobservasi prilaku partisipan. Perhatian terpenting dalam proses ini
adalah mendapatkan data akurat dari beberapa individu, langkah ini akan
menghasilkan sekumpulan angka (skor tes frekuensi prilaku) atau kata
(respons, pendapat atau kutipan). Bukti atau data-data itu membantu
memberikan jawaban atas pertanyaan dan hipotesis penelitian.
5. Analisis dan Interpretasi data
Analisis data yakni mengkaji informasi yang diberikan individu
dalam penelitian. Analisis terdiri atas memilah-milah data untuk
menentukan respons-respons individual dan setelah itu menyatukannya
untuk dirangkum. Anailisis dan interpretasi data yang melibatkan
penarikan kesimpulan tentang hal itu, merepresentasikannya dalam bentuk
table, angka, dan gambar untuk merangkumnya, dan menjelaskan
kesimpulannya dalam bentuk kata-kata untuk memberikan jawaban atas
pertanyaan penelitian yang dilakukan. Melaporkan anilisis dan interpretasi
ini di bagian laporan penelitian yang biasanya berjudul “Hasil penelitian”,
“Temuan penelitian” atau “Diskusi”.
6. Membuat laporan dan evaluasi penelitian
Setalah melaksanakan penelitian, peneliti akan mgembangkan
laporan tertulis dan mendistribusikannya kepada pembaca terpilih
(misalnya sesama guru, administrator, orang tua atau siswa) yang dapat
menggunakan informasi dari hasil penelitian. Laporan penelitian
melibatkan keputusan tentang pembaca, menstrukturkan laporan dengan
format yang dapat diterima oleh para pembaca dan setelah itu menulis
laporan dengan cara yang peka terhadap semua pembaca. Laporan
peneltian dapat berbentuk artikel jurnal, skripsi, tesis, dan disertasi. Dalam
semua jenis laporan, peneliti perlu bersikap hormat dan menghindari
bahasa yang mendiskriminasi berdasarkan gender, orientasi seksual, rasa
tau kelompok etnik.

11
Terdapat berbagai ragam buku penelitian yang menerangkan langkah-
langkah penelitian dengan bahasa yang berbeda. Namun pada umumnya semua
buku tersebut menunjukkan penjelasan yang sama. Beberapa buku menerangkan
langkah-langkah penelitian seperti yang dibahas di atas menerangkan lebih dari
enam langkah dan ada pula yang kurang dari enam langkah, tetapi semua langkah-
langkah tersebut didasari pada langkah ilmiah dalam penelitian.

12
BAB III
PEMBAHASAN

Pembahasan dalam bab ini akan memberikan contoh dan gambaran pada
bab kajian pustaka yaitu tentang kriteria dan langkah-langkah metode ilmiah dan
non ilmiah.
A. Langkah-Langkah Penelitian Ilmiah atau Metode Ilmiah
Membedah skripsi Jenny Mustika Dewi, mahasiswi Universitas Negeri Semarang
dengan judul “Pembelajaran Dribble Menggunakan Variasi Bola Terhadap Hasil
Dribble Dalam Permainan Bolabasket Pada Siswa Kelas X Smk Negeri 8
Semarang Tahun 2013.
1. Identifikasi permasalahan penelitian
Identifikasi masalah penelitian terdiri atas menetapkan suatu
masalah untuk diteliti, mengembangkan justifikasi untuk menelitiannya,
dan mengungkapkan pentingnya penelitian untuk menyeleksi pembaca
yang akan membaca laporannya. Dituangkan pada bab awal yaitu pada
latar belakang permasalahan, sperti di bawah ini:
Berdasarkan hasil observasi pra penelitian yang dilakukan di SMK
Negeri 8 Semarang, kelas X diperoleh data saat penilaian (dribble) lebih
dari 60% siswa tidak tuntas dengan KKM 7,5. Dikarenakan saat
pembelajaran bolabasket sebelumnya mereka tidak mengikutinya dengan
baik. Mereka kurang antusias dan merasa malas mencoba. Hal tersebut
dilihat dari masih banyaknya siswa lebih senang mengobrol daripada
mengikuti pembelajaran pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Penyebab dari permasalahan tersebut bersumber dari masing-masing
individu sendiri dan dari lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar seperti
media, lingkungan, materi, guru, dan metode yang digunakan guru. Pada
dasarnya sekolah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) adalah sekolah
yang lebih mengkhususkan siswanya untuk mengasah keterampilan dalam
tiap jurusan yang diambil oleh tiap-tiap siswa. Sehingga siswa
beranggapan bahwa pembelajaran penjas tidak penting. Peran guru penjas
untuk mengatasi permasalahan tersebut harus diperlukan suatu tindakan
yang mampu mengubah pola pikir siswanya guna mencapai tujuan
pembelajaran tersebut.
Peneliti dan guru penjas di SMK Negeri 8 Semarang menyadari
bahwa sarana dan prasarana di SMK Negeri 8 Semarang terbilang kurang
lengkap. Sebagai contoh bola yang digunakan dalam pembelajaran
bolabasket hanya ada bola ukuran 7 padahal ukuran bola untuk perempuan
dan laki-laki berbeda, yaitu untuk perempuan ukuran 6 sedangkan laki-laki
ukuran 7. Sehingga pada saat penilaian dribble khususnya kelas X banyak

13
siswa yang tidak tuntas. Sehingga ketuntasan klasikal guru dalam
mengajar materi dribble tidak berhasil atau tidak tercapai.
Alasan peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas di SMK
Negeri 8 Semarang adalah selain permasalahan yang sudah dibahas di atas
karena tempat peneliti melakukan PPL (Praktek Pengalaman Lapangan).
Selain itu sekolah tersebut merupakan sekolah favorit di kota Semarang
terbukti dengan jumlah siswa yang begitu banyak disekolah tersebut
terutama siswa putri. Sehingga peneliti tertarik agar dengan adanya
penerapan pembelajaran permainan bolabasket (dribble) dengan
menggunakan variasi bola diharapkan khususnya siswa kelas X
meningkatkan hasil pembelajaran dribble baik dari ranah afektif, kognitif
dan psikomotor.

2. Tinjauan kepustakaan
Penting untuk mengetahui siapa yang telah meneliti permasalahan
yang akan diteliti. Tinjauan kepustakaan merupakan salah satu langkah
penting dalam proses penelitian untuk menguatkan atau mendasari topik
yang diangkat dalam penelitian. Tinjauan kepustakaan berarti menemukan
berbagai rangkuman, buku, jurnal dan publikasi terindeks tentang suatu
topik, memilih secara selektif kepustakaan mana yang akan dimasukkan ke
dalam tinjauan dan setelah itu merangkum kepustakaan dalam laporan
tertulis. Contoh:
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Beberapa
metode pembelajaran menurut Mulyasa (2010: 107) harus dipilih dan
dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas dan kreatifitas peserta didik.

3. Menetapkan maksud penelitian


Maksud penelitian terdiri atas pengidentifikasian maksud atau
tujuan utama penelitian dan mempersempitnya menjadi pertanyaan atau
hipotesis penelitian tertentu. Pernyataan atau tujuan mengandung fokus
utama penelitian, partisipan dalam penelitian dan lokasi atau tempat
penelitian. Contoh:
“Hipotesis”
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berfikir di atas, dapat
dirumuskan hipotesis dari penelitian ini adalah pembelajaran dribble
menggunakan variasi bola memberikan pengaruh terhadap hasil
pembelajaran dribble dalam permainan bolabasket pada siswa kelas X
SMK Negeri 8 Semarang Tahun 2013.

14
4. Mengumpulkan data
Pengumpulan data berarti mengidentifkasi dan menyeleksi
individu-individu untuk penelitian, mendapatkan izin untuk meneliti, dan
mengumpulkan informasi dengan menanyakan sejumlah pertanyaan atau
mengobservasi prilaku partisipan. Perhatian terpenting dalam proses ini
adalah mendapatkan data akurat dari beberapa individu, langkah ini akan
menghasilkan sekumpulan angka (skor tes frekuensi prilaku) atau kata
(respons, pendapat atau kutipan). Bukti atau data-data itu membantu
memberikan jawaban atas pertanyaan dan hipotesis penelitian.
Langkah pengumpulan data diterangkan pada Bab III yakni pada
Metode Penelitian, seperti contoh di bawah:

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data diperoleh dengan cara:
3.5.1 Teknik Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan. Observasi dilakukan untuk mengetahui pembelajaran
dribble bolabasket selain itu juga pengamatan pada sarana dan
prasarana maupun metode yang digunakan dalam pembelajaran pada
siswa kelas X RPL 3 (Rekayasa Perangkat Lunak) SMK Negeri 8
Semarang.
3.5.2 Teknik Komunikasi
Teknik komunikasi adalah teknik pengumpulan data melalui
kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data dengan sumber
data, antara lain: wawancara, kuesioner atau angket. Wawancara
tersebut dilakukan dengan guru penjas kelas X.
3.5.3 Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang sudah
diperoleh saat observasi. Dokumentasi berupa foto, data dan video
wawancara.
3.6 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2010: 203)
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: a)
Lembar Pengamatan, b) Kuesioner, c) Lembar tes praktik, d) RPP.
3.6.1 Lembar Pengamatan di Lapangan
Untuk mengetahui sikap dan pemahaman peserta didik
padapembelajaran dribble menggunakan variasi bola terhadap hasil
pembelajaran dribble dalam permainan bolabasket pada siswa kelas X

15
RPL SMK Negeri 8 Semarang Tahun 2013 dengan menggunakan
lembar pengamatan.
3.6.2 Kuesioner
Kuesioner adalah instrumen pengumpulan data atau informasi
yang dioperasionalisasikan ke dalam bentuk item atau pertanyaan.
3.6.3 Tes Praktik
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan
yang sudah ditentukan (Siti Nurrochmah dkk., 2009: 12). Untuk
mengetahui pembelajaran dribble menggunakan variasi bola terhadap
hasil pembelajaran dribble dalam permainan bolabasket pada siswa
kelas X SMK Negeri 8 Semarang Tahun 2012 dengan menggunakan
tes praktik. Alat- alat dan perlengkapan yang digunakan untuk tes
menggiring bola menurut Siti Nurrochmah, dkk. ( 2009: 96) adalah
lapangan bolabasket dengan daerah tembakan hukuman, juga
diperlukan alat-alat sebagai berikut:
1. Bola basket 2 (dua) buah
2. Stopwatch 2 (dua) buah
3. Cone 7 (tujuh) buah
4. Kapur Tulis Warna 2 pak
5. Formulir dan alat tulis

5. Analisis dan Interpretasi Data


Analisis data yakni mengkaji informasi yang diberikan individu
dalam penelitian. Analisis terdiri atas memilah-milah data untuk
menentukan respons-respons individual dan setelah itu menyatukannya
untuk dirangkum. Anailisis dan interpretasi data yang melibatkan
penarikan kesimpulan tentang hal itu, merepresentasikannya dalam bentuk
table, angka, dan gambar untuk merangkumnya, dan menjelaskan
kesimpulannya dalam bentuk kata-kata untuk memberikan jawaban atas
pertanyaan penelitian yang dilakukan. Melaporkan anilisis dan interpretasi
ini di bagian laporan penelitian yang biasanya berjudul “Hasil penelitian”,
“Temuan penelitian” atau “Diskusi”.
Analisis data tertuang dalam bab metode penelitian, seperti contoh:
3.8 Analisis Data
Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti yang didasarkan oleh data. Dalam penelitian ini menggunakan
teknik analisa kuantitatif dan deskriptif kualitatif.
1. Data Kuantitatif

16
Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka atau bilangan,
baik yang diperoleh dari hasil pengukuran maupun diperoleh dengan cara
mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif. Data kuantitatif yang
digunakan adalah prosentase untuk menganalisis dan penilaian subjek
pengembang dalam menilai tingkat kelayakan, kuantitas dan keterterimaan
produk terhadap produk pengembangan.
Adapun rumus yangdigunakan untuk menghitung presentase
ketuntasan belajar siswa adalah:

Kemudian interpretasi data dituangkan pada bab Hasil Peneilitian,


contoh:

17
6. Membuat laporan dan evaluasi penelitian
Setalah melaksanakan penelitian, peneliti akan mgembangkan
laporan tertulis dan mendistribusikannya kepada pembaca terpilih
(misalnya sesama guru, administrator, orang tua atau siswa) yang dapat
menggunakan informasi dari hasil penelitian. Laporan penelitian
melibatkan keputusan tentang pembaca, menstrukturkan laporan dengan
format yang dapat diterima oleh para pembaca dan setelah itu menulis
laporan dengan cara yang peka terhadap semua pembaca. Laporan
peneltian dapat berbentuk artikel jurnal, skripsi, tesis, dan disertasi. Dalam

18
semua jenis laporan, peneliti perlu bersikap hormat dan menghindari
bahasa yang mendiskriminasi berdasarkan gender, orientasi seksual, rasa
tau kelompok etnik.
Contoh jurnal hasil penelitian Novi Dian Anggraini, Fakultas Ilmu
Keolahragaan, Universitas Negeri Malang dengan judul “Pengembangan
Pembelajaran Teknik Dasar Service Bawah Bolavoli Untuk Siswa Kelas
VIII Smp Negeri 5 Malang Tahun 2014”.

19
20
B. Metode Non Ilmiah
Berikut kriteria metode non ilmiah;
1. Penemuan secara kebetulan.
Semua pengetahuan yang diperoleh bersifat secara kebetulan atau tidak
disengaja dan tanpa direncanakan. Kelemahan yang terkandung dalam
penemuan-penemuan secara kebetulan ini, bahwa orang akan bersikap
pasif terhadap dorongan ingin tahunya karena semuanya terjadi secara
kebetulan. Contoh:
“Penemuan obat malaria. Mulanya orang tidak dapat berbuat apa-apa
terhadap wabah malaria dimana-mana. Namun, setelan seorang Indian
yang menderita demam dengan panas yang amat tinggi, dengan tidak
sengaja jatuh ke sungai kecil yang airnya telah berwarna hitam. Tanpa
sengaja seorang Indian tersebut meminum air sungai tersebut. Setelah
kejadian ini secara berangsur-angsur orang Indian yang menderita malaria
itu sembuh. Ternyata diketahui, bahwa air sungai yang berwarna hitam itu
disebabkan karena sebatang pohon Kina yang tumbang disungai itu. Dari
kejadian ini, kemudian orang baru mengetahui bahwa pohon Kina dapat
dijadikan obat penyakit malaria” (Bungin, 2005: 9).

2. Penemuan secara trial and error.


Suatu usaha trial and error (mencoba-coba) di awali dengan sebuah
harapan dan tujuan yang terkadang hasilnya tidak menentu, tak jarang
usaha ini dimulai dengan harapan hampa. Namun demikian tanpa putus
asa untuk mencoba dan mencoba lagi, sampai pada suatu titik tertentu
yang mungkin akan menghasilkan suatu kejutan dari hasil mencoba
tersebut dan kemudian memberikan harapan yang lebih banyak terhadap
orang untuk melanjutkan usaha itu. Contoh dari proses trial and error
pernah dilakukan oleh Robert Kock, sebagai berikut:
“Kock pernah mengasah kaca, dengan maksud mencoba-coba apa yang
akan terjadi pada hasil asahan kaca tersebut. Kock kemudian terus dan
terus saja mengasah kaca. Akhirnya kaca tersebut berbentuk lensa yang
mampu memperbesar benda-benda yang tidak dapat dilihat oleh mata
telanjang. Kemudian ternyata lensa tersebut telah mendasari pembuatan
mikroskop” (Bungin, 2005: 10).

3. Penemuan secara otoritas.


Otoritas telah menempatkan manusia dan budaya tertentu seperti raja,
pemerintahan, undang-undang, pengadilan, guru, pendeta, imam, dukun,

21
dan sebagainya pada posisi yang amat penting dalam membentuk sikap
masyarakat tentang suatu kebenaran. Contoh:
“Seorang ibu muda disebuah puskemas bersdia berjam-jam menggendong
anaknya yang berumur dua tahun, menunggu kehadiran dokter di
Puskesmas tersbut. Karena iya yakin penyakit yang diderita anknya itu
disebabkan karena sejenis virus yang dapat disembuhkan oleh dokter.
Terlebih lagi ternyata, kebenaran akan kesembuhan itu diketahuinya dari
tetangganya yang beberapa minggu lalu juga mengobati anaknya di dokter
tersebut” (Bungin, 2005: 11).

22
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN

Penelitian merupakan usaha untuk menemukan, menguji dan


pengembangkan ilmu pengetahuan. Melalui penelitian ilmiah, masalah yang
terdapat di lingkungan masyarakat dapat dipecahkah, diselesaikan serta masalah
atau kesenjangan tersebut dapat diantisipasi melalui penelitian. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam mengambil topik permasalah peneltian yaitu topik yang
diangkat adalah benar-benar dibutuhkan atau bersifat urgen.
Peneliti dituntut dalam proses penelitian baik itu sikap, dedikasi dan
kemampuan dalam melaksanakan penelitian. Metode ilmiah digunakan untuk
menemukan jawaban valid atas permasalahan penelitian. Langkah-langkah pada
penelitian harus berstruktur dan sistematik.
Melalui makalah ini semoga pembaca dapat mengikuti beberapa jenis
langkah penelitian sesuai dengan hal di atas. Di buku yang saya ambil untuk
menjadi referensi ini setiap metode di bahas secara rinci melalui konsep dasar
sampai contoh penerapan di lapangan. Saya harap dengan makalah ini bisa
bermanfaat untuk meningkatkan penelitian di kalangan mahasiswa, dosen secara
khusus dan masyarakat pada umumnya.

23
Daftar Pustaka

Anggraini, N.D.. 2014. Pengembangan Pembelajaran Teknik Dasar Service


Bawah Bolavoli Untuk Siswa Kelas VIII Smp Negeri 5 Malang. UM:
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Arikunto, S.. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
RINEKA CIPTA
Bungin, B.. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif; Edisi Pertama: Komunikasi,
Ekonomi, dan Kebijakan Public Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta:
PRENADA MEDIA
Creswell, J.. 2015. Riset Pendidikan; Edisi Kelima dalam Bahasa Indonesia:
Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi; Riset Kualitatif & Kuantitatif.
Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR
Dewi, J. M.. 2013. Pembelajaran Dribble Menggunakan Variasi Bola Terhadap
Hasil Dribble Dalam Permainan Bolabasket Pada Siswa Kelas X Smk
Negeri 8 Semarang. Universitas Negeri Semarang: Fakultas Ilmu
Keolahragaan
Setyosari, P.. 2015. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan: Edisi
Keempat. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP
Sugiyono.. 2015. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA
Sukmadinata, N. S.. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA
Torang, S.. 2012. Metode Riset Struktur & Perilaku Organisasi. Bandung:
ALFABETA

24

Anda mungkin juga menyukai