Anda di halaman 1dari 62

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN

“PENGERTIAN, PROSES, TUJUAN DAN FUNGSI PENELITIAN


PENDIDIKAN”

DOSEN PENGAMPU:

Dwi Agus Kurniawan, S.Pd,M.Pd.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

Su’i Rinasari (A1C316001)

Zulfitri Aida Z. (A1C316003)

Aulia Veronica (A1C316005)

Monika Tiara Darma (A1C316007)

Nurvadila (A1C316009)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyususnan makalah ini dalam bentuk
maupun isisnya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca mengenai
“Pengertian, Proses, Tujuan dan Fungsi Penelitian Pendidikan”.

kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat mebangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Jambi, 29 Agustus 2018

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1


A. LATAR BELAKANG ....................................................................................... 1
B. TUJUAN ............................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 3
A. LITERATUR ..................................................................................................... 3
1. Pengertian Penelitian Pendidikan ................................................................... 3
2. Karakteristik Penelitian Pendidikan ............................................................... 9
3. Proses dalam Melakukan Penilitian Pendidikan........................................... 23
4. Tujuan dan Fungsi Penelitian Pendidikan .................................................... 38
B. KAJIAN KRITIS ............................................................................................. 53
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 55
A. KESIMPULAN ................................................................................................ 55
B. SARAN ............................................................................................................ 56
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 57

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan sebagai suatu system tentunya mempunyai masalah yang sangat
luas. Permasalahan pendidikan hanya untuk dilihat dan didengar tetapi harus juga
ditemukan pemecahannya melalui penelitian. Mahasiswa dan para praktisi pendidikan
tentu nya harus terlibat dalam upaya pemecahan masalah tersebut salah satunya
melalui penelitian.
Pengetahuan berawal dari kekaguman manusia akan alam yang disaksikannya
melalui panca indera. Oleh sebab kekaguman itu, maka manusia pada tahap
selanjutnya mulai bertanya-tanya, timbul dalam dirinya sebuah rasa keingintahuan
yang sangat kuat untuk mendapatkan penjelasan tentang semua yang diinderanya tadi,
yaitu sesuatu yang mengagumkan dari alam raya ini. Dewasa ini upaya untuk
mendapatkan pengetahuan sudah sampai pada cara yang modern, yang biasa indentik
dengan pendekatan ilmiah. Di dalamnya sudah diatur tahap-tahap serta aturan-aturan
sistematis untuk sampai pada pengetahuan yang tepat dan benar. Namun, sebelum itu
semua, sebelum memasuki tahap-tahap dan aturan-aturan itu, alangkah lebih baiknya
untuk mengetahui konsep dasarnya terlebih dahulu. Karena untuk mendapatkan
pengetahuan itu perlu penelitian, maka konsep dasarnya juga disebut dengan konsep
dasar penelitian.
Apakah yang dimaksud dengan penelitian?, secara umum, penelitian dapat
diartikan sebagai proses mengumpulkan dan menganalisis data atau informasi secara
sistematis sehingga menghasilkan kesimpulan yang sah. Kata-kata sistematis dan sah
dalam hal ini merupakan kata kunci karena mengacu pada suatu pendekatan yang
digunakan dalam dunia akademis yang disebut dengan “metode Ilmiah “. Karena
dalam hal ini lebih fokus pada bidang pendidikan, maka secara otomatis akan
dikaitkan dengan pendidikan itu sendiri. Maka pembahasan kali ini, akan dibahas
tentang pengertian, proses melakukan, tujuan serta fungsi oenelitian pendidikan. hal
tersebut.

1
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa pengertian penelitian pendidikan.
2. Untuk mengetahui karakteristik penelitian pendidikan.
3. Untuk mengetahui proses dalam melakukan penelitian pendidikan.
4. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi penelitian pendidikan

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. LITERATUR
1. Pengertian Penelitian Pendidikan
Istilah "penelitian" berasal dari bahasa Inggris yaitu research (re kembali, dan
search - mencari). Dengan demikian, research berarti mencari kembali yang
menunjukkan adanya proses berbentuk siklus bersusun dan berkesinambungan.
Menurut kamus Webster's New International penelitian adalah penyelidikan yang
hati-hati dan kritis dalam mencarí fakta dan prinsip-prinsip; suatu penyelidikan yang
amat cerdik untuk menetapkan sesuatu.
Sementara, Hillway dalam bukunya Introduction to Research menjelaskan
penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan
yang hati-hati dan sempurna terhadap sesuatu masalah, sehingga diperoleh
pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
Unsur-unsur penting dalam penelitian antara lain : (a) bertitik-k tolak dari
suatu masalah, (b) dilakukan secara ilmiah, (c) terdapat kegiatan pengumpulan,
pengolahan, analisis dan penyimpulan data (fakta/opini), (d) menggunakan
pendekatan, metode, dan teknik tertentu, dan (e) berfungsi untuk menjawab suatu
permasalahan.
Secara umum, penelitian adalah suatu proses penyelidikan yang ilmiah
melalui pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyimpulan data berdasarkan
pendekatan, metode dan teknik tertentu untuk menjawab suatu permasalahan. Dengan
demikian, penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan
ilmiah melalui pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyimpulan data
berdasarkan pendekatan, metode dan teknik tertentu untuk menjawab permasalahan
dalam bidang pendidikan. Masalah penelitian pendidikan pada umumnya bersumber
dari sistem pendidikan itu sendiri, sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikannya,
baik jalur pendidikan formal, informal maupun nonformal. Pendidikan memang
sangat unik dan kompleks, sehingga banyak menimbulkan masalah-masalah yang
pada gilirannya perlu dilakukan penelitian (Arifin, 2011: 1-3).

3
Menurut Sedarmayanti (2011: 25) pengertian metodologi penelitian adalah
pembahasan mengenai konsep teoritik berbagai metoda, kelebihan dan kelemahannya
yang dalam karya ilmiah dilanjutkan dengan pemilihan metoda yang digunakan.
Pengertian metodologi adalah pengkajian terhadap langkah-langkah dalam
menggunakan metoda. Sedangkan yang dimasud dengan metoda poenelitian adalah
mengemukakan secara teknis tentang metoda-metoda yang digunakan dalam
penelitiannya.
Sementara ini, banyak orang mencampur adukkan antara metoda penelitian
dengan metodologi penelitian, sehingga masih sering dijumpai dalam salah satu bab
dari hasil karya penelitian berjudul metodologi penelitian, padahal isinya metoda
penelitian. Dengan penjelasan tersebut maka dapat dibedakan apakah yang akan
ditulis: metoda penelitian atau metodologi penelitian pada setiap karya ilmiah yang
akan dikerjakan.
Secara umum penelitian diartikan sebagai suatu proses suatu pengumpulan
analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu. Pengumpulan dan analisis data menggunakan metode-metode ilmiah, baik
yang bersifat bersifat kuantitatif ataupun kualitatif, eksperimental atau non-
eksperimental, interaktif atau non-interaktif. Metode-metode tersebut telah
dikembangkan secara intensif melalui berbagai uji coba sehingga telah memiliki
prosedur yang berlaku. Metode penelitian adakalanya disebut metodologi penelitian
(sebenarnya kurang tepat tapi banyak digunakan) dalam makna yang luas bias berarti
design atau rancangan penelitian. Rancangan ini berisi rumusan tentang objek atau
subjek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan
dan analisis data berkenaan dengan focus masalah tertentu. Penelitian merupakan
upaya untuk mengembangkan pengetahuan, mengembangkan dan menguji teori.
(Sukmadinata, 2013: 5).
According to Walliman(2011, page: 7) Research is a very general term for an
activity that involves finding out, in a more or less systematic way, things you did not
know. A more academic interpretation is that research involves finding out about
things that no-one else knew either. It is about advancing the frontiers of knowledge.

4
Research methods are the techniques you use to do research. They represent the tools
of the trade and provide you with ways to collect and analyse information so that you
can come to some conclu- sions. If you use the right sort of methods for your
particular type of research then you should be able to convince other people that
your conclusions have some validity, and that the new knowledge you have created is
soundly based. It would be really boring to learn about all these tools without able to
try them like reading about how to use a plane, chisel drill etc and never using them
to make something out of a piece of wood Therefore courses in research methods are
commonly linked assignments that require these methods be applied actual research
project that is described in a dissertation or thesis, or a research report. In the
workplace, it is often the other way round When there is a perception that more
information and understand ing is needed to advance the work or process of work,
then ways sought how research can be carried out to meet this need maksudnya
penelitian adalah istilah yang sangat umum untuk suatu kegiatan yang melibatkan
mencari tahu, dengan cara yang kurang lebih sistematis, hal-hal yang tidak Anda
ketahui. Interpretasi yang lebih akademis adalah penelitian yang melibatkan mencari
tahu tentang hal-hal yang tidak diketahui orang lain juga. Ini adalah tentang
memajukan batas-batas pengetahuan. Metode penelitian adalah teknik yang Anda
gunakan untuk melakukan penelitian. Mereka mewakili alat perdagangan dan
memberi Anda cara untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi sehingga Anda
dapat mencapai beberapa kesimpulan. Jika Anda menggunakan jenis metode yang
tepat untuk jenis riset khusus Anda, maka Anda harus dapat meyakinkan orang lain
bahwa kesimpulan Anda memiliki validitas, dan bahwa pengetahuan baru yang Anda
buat benar-benar berdasarkan. Akan sangat membosankan untuk belajar tentang
semua alat ini tanpa dapat mencobanya seperti membaca tentang bagaimana
menggunakan pesawat, pahat bor dll dan tidak pernah menggunakannya untuk
membuat sesuatu dari sepotong kayu. Oleh karena itu, kursus dalam metode
penelitian biasanya merupakan tugas yang terkait. yang membutuhkan metode ini
diterapkan proyek penelitian yang sebenarnya yang dijelaskan dalam disertasi atau
tesis, atau laporan penelitian. Di tempat kerja sering kali sebaliknya. Ketika ada

5
persepsi bahwa lebih banyak informasi dan pemahaman diperlukan untuk memajukan
pekerjaan atau proses kerja, maka cara mencari bagaimana penelitian dapat dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan ini.
Research is an original contribution to the existing stock of knowledge
making for its advancement. It is the pursuit of truth with the help of study,
observation, comparison and experiment. In short, the search for knowledge through
objective and systematic method of finding solution to a problem is research. The
systematic approach concerning generalisation and the formulation of a theory is
also research. As such the term ‘research’ refers to the systematic method consisting
of enunciating the problem, formulating a hypothesis, collecting the facts or data,
analysing the facts and reaching certain conclusions either in the form of solutions(s)
towards the concerned problem or in certain generalisations for some theoretical
formulation. The research can be called “Scientific research”, if it contributes to a
body of science, and follows the scientific method. Maksudnya: penelitian adalah
kontribusi orisinal terhadap stok pengetahuan yang ada saat ini untuk kemajuannya.
Ini adalah pengejaran kebenaran dengan bantuan belajar, observasi, perbandingan dan
percobaan. Singkatnya, pencarian pengetahuan melalui metode objektif dan
sistematis untuk menemukan solusi untuk masalah adalah penelitian. Pendekatan
sistematis mengenai generalisasi dan perumusan teori juga merupakan penelitian.
Dengan demikian istilah 'penelitian' mengacu pada metode sistematis yang terdiri dari
menyuarakan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan fakta atau data,
menganalisis fakta dan mencapai kesimpulan tertentu baik dalam bentuk solusi (s)
terhadap masalah yang bersangkutan atau generalisasi tertentu untuk beberapa
formulasi teoretis. Penelitian ini dapat disebut "Penelitian ilmiah", jika itu
berkontribusi pada tubuh sains, dan mengikuti metode ilmiah (Nayak, 2015: 1).
Research is an academic activity and as such the term should be used in a
technical sense. According to Clifford Woody research comprises defining and
redefining problems, formulating hypothesis or suggested solutions; collecting,
organising and evaluating data; making deductions and reaching conclusions; and at
last carefully testing the conclusions to determine whether they fit the formulating

6
hypothesis maksudnya Penelitian adalah kegiatan akademik dan dengan demikian
istilah tersebut harus digunakan dalam pengertian teknis. Menurut penelitian Clifford
Woody terdiri dari mendefinisikan dan mendefinisikan kembali masalah,
merumuskan hipotesis atau solusi yang disarankan; mengumpulkan, mengatur dan
mengevaluasi data; membuat kesimpulan dan mencapai kesimpulan; dan akhirnya
dengan hati-hati menguji kesimpulan untuk menentukan apakah mereka sesuai
dengan rumusan hipotesis (Kothari, 2004: 1).
Research methodology is a way to systematically solve the research problem.
It may be understood as a science of studying how research is done scientifically. In
it we study the various steps that are generally adopted by a researcher in studying
his research problem along with the logic behind them. It is necessary for the
researcher to know not only the research methods/techniques but also the
methodology. Researchers not only need to know how to develop certain indices or
tests, how to calculate the mean, the mode, the median or the standard deviation or
chi-square, how to apply particular research techniques, but they also need to know
which of these methods or techniques, are relevant and which are not, and what
would they mean and indicate and why. Researchers also need to understand the
assumptions underlying various techniques and they need to know the criteria by
which they can decide that certain techniques and procedures will be applicable to
certain problems and others will not. All this means that it is necessary for the
researcher to design his methodology for his problem as the same may differ from
problem to problem. For example, an architect, who designs a building, has to
consciously evaluate the basis of his decisions, i.e., he has to evaluate why and on
what basis he selects particular size, number and location of doors, windows and
ventilators, uses particular materials and not others and the like. Similarly, in
research the scientist has to expose the research decisions to evaluation before they
are implemented. He has to specify very clearly and precisely what decisions he
selects and why he selects them so that they can be evaluated by others also
maksudnya metodologi penelitian adalah cara untuk memecahkan masalah penelitian
secara sistematis. Ini dapat dipahami sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana

7
penelitian dilakukan secara ilmiah. Di dalamnya kami mempelajari berbagai langkah
yang umumnya diadopsi oleh seorang peneliti dalam mempelajari masalah
penelitiannya bersama dengan logika di belakang mereka. Para peneliti perlu
mengetahui tidak hanya metode / teknik penelitian tetapi juga metodologinya.
Peneliti tidak hanya perlu tahu bagaimana mengembangkan indeks atau tes tertentu,
bagaimana menghitung mean, mode, median atau standar deviasi atau chi-square,
bagaimana menerapkan teknik penelitian tertentu, tetapi mereka juga perlu tahu yang
mana dari ini. metode atau teknik, relevan dan mana yang tidak, dan apa yang mereka
maksud dan tunjukkan dan mengapa. Peneliti juga perlu memahami asumsi yang
mendasari berbagai teknik dan mereka perlu mengetahui kriteria yang dapat mereka
gunakan untuk memutuskan bahwa teknik dan prosedur tertentu akan dapat
diterapkan untuk masalah tertentu dan yang lain tidak. Semua ini berarti bahwa perlu
bagi peneliti untuk mendesain metodologinya untuk masalahnya karena hal yang
sama mungkin berbeda dari masalah ke masalah. Sebagai contoh, seorang arsitek,
yang mendesain sebuah bangunan, harus secara sadar mengevaluasi dasar
keputusannya, yaitu, dia harus mengevaluasi mengapa dan atas dasar apa dia memilih
ukuran, jumlah dan lokasi pintu, jendela dan ventilator tertentu, menggunakan bahan
tertentu dan bukan yang lain dan sejenisnya. Demikian pula, dalam penelitian,
ilmuwan harus mengekspos keputusan penelitian untuk evaluasi sebelum mereka
diimplementasikan. Dia harus menentukan dengan sangat jelas dan tepat keputusan
apa yang dia pilih dan mengapa dia memilih mereka sehingga mereka dapat
dievaluasi oleh orang lain juga (Kothari, 2004: 8).
Research is understood as a social practice, in which relations of power are
always present. This is contrasted with positivist-empiricist research, which may be
understood as having the following characteristics: determinacy (there is a certain
truth that can be known), rationality (there are no contradictory explanations),
impersonality (the more objective and the less subjective the better) and prediction
(research is the making of knowledge claims in the form of generalizations from
which predictions can be made, and events and phenomena controlled). This has
been criticized for offering a false picture of reality, certainly in the social sciences

8
and possibly in the natural sciences as well maksudnya penelitian dipahami sebagai
praktik sosial, di mana relasi kuasa selalu ada. Hal ini kontras dengan penelitian
positivis-empiris, yang dapat dipahami sebagai memiliki karakteristik sebagai
berikut: determinacy (ada kebenaran tertentu yang dapat diketahui), rasionalitas
(tidak ada penjelasan yang kontradiktif), impersonality (lebih obyektif dan kurang
subjektif lebih baik) dan prediksi (penelitian adalah pembuatan klaim pengetahuan
dalam bentuk generalisasi dari mana prediksi dapat dibuat, dan peristiwa dan
fenomena dikendalikan). Ini telah dikritik karena menawarkan gambaran yang salah
tentang realitas, tentu saja dalam ilmu sosial dan mungkin dalam ilmu alam juga
(Scott, 2011: 3).
Sekarang dalam Raco (2010: 5-6), mendefinisikan penelitian sebagai suatu
kegiatan yang terorganisir, sistematis, berdasarkan data, dilakukan secara kritis,
objektif, ilmiah untuk mendapatkan jawaban atau pemahaman yang lebih mendalam
atas suatu masalah. Intinya, menurut beliau, yaitu memberikan masukan yang
dibutuhkan oleh pengambil kebijakan untuk membuat suatu keputusan. Masukan
tersebut rnerupakan hasil penelahaan dan analisis data yang dibuat secara seksarna.
Ditambahkannya pula bahwa data dapat berupa angka atau teks, baik kuantitatif
rnaupun kualitatif.
Menurut Sugiyono dalam Kurniati (2016: 144), metode penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah. Analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian lebih menekankan makna
dari pada generalisasi. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang
merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak.

2. Karakteristik Penelitian Pendidikan


Menurut Arifin (2011: 3-4), berdasarkan konsep penelitian pendidikan yang
telah dikemukakan, maka dapat didentifikasi karakteristik penelitan pendidikan,
yaitu: (a) masalahnya berkaitan dengan bidang pendidikan, (b) memiliki tujuan dan
manfaat yang jelas, (c) mempunyai landasan teori pendidikan yang kut, (d) dilakukan
secara ilmiah, yaitu sistematis masalah- logis, kritis, objektif, rasional, tetapi tidak
emosional, (e) direncanakan secara sengaja untuk memecahkan masalah yang akan

9
diteliti, bukan dilakukan secara kebetulan, (f) datanya bersifat faktual dan aktual, dan
(g) dapat diulang untuk masalah yang sama dengan lokasi yang berbeda. Dengan kata
lain, suatu penelitian tidak dapat dikatakan ilmiah jika tidak sesuai dengan
karakteristik penelitian ini, menggunakan prinsip kebetulan, coba-coba, dan
spekulasi. Cara-cara seperti ini tidak tept digunakan untuk pengembangan
melaluiteori keilmuan tertentu. Sementara itu, McMillan dan Schumacher (2001)
mengemukakan karakteristik penelitian pendidikan adalah objektivitas, ketepatan,
verifikasi, penjelasan, empirik, logis, dan kondisional.
a) Objektivitas. Secara sederhana, objektivitas dapat berarti tidalk bias, berpikir
terbuka, dan tidak subjektif. Objektivitas penelitian menunjukkan kepada dua hal
pokok, yaitu objektifitas prosedur penelitian dan objektivitas sifat penelitian.
Objektivitas prosedur penelitian mengacu pada langkah pengumpulan data,
analisis data, dan interpretasi. Artinya, pada ketiga langkah ini, peneliti harus
menunjukkan sikap yang objektif. Objektivitas juga merujuk kepada mutu data
yang dihasilkan.
b) Ketepatan. Ketepatan di sini maksudnya adalah ketepatan bahasa yang digunakan
dalam penelitian. Bahasa penelitian bukan bermaksud untuk membingungkan
pembaca, tetapi memberikan arti dan makna. Validitas dan reliabilitas dalam
pengukuran, desain penelitian, sampel acak, dan signifikansi statistik merupakan
istilah-istilah teknis dalam pendekatan penelitian kuantitatif. Begitu juga
komparasi konstan dan refleksitas merujuk pada pendekatan penelitian kualitatif.
Ketepatan bahasa menunjukkan studi dilakukan secara akurat, sehingga hasilnya
dapat direfleksi atau dikembangkan lebih lanjut dan digunakan secara benar.
c) Verifikasi. Hasil-hasil penelitian pendidikan dapat diverifikasi atau direvisi untuk
penelitian selanjutnya. Verifikasi dapat dilakukan dengan cara yang berbeda
bergantung pada kegunaan studinya. Jika suatu penelitian menguji teori,
kemudian menguji kelompok atau kondisi lainnya, maka dapat dilakukan
verifikasi terhadap teori atau merevisi teori.
d) Penjelasan singkat. Penelitian pendidikan mencoba menjelaskan hubungan antar
fenomena. Tujuannya untuk mengurangi kenyataan yang terlalu rumit sehingga

10
menjadi penjelasan-penjelasan singkat dan sederhana. Teori merupakan suatu
penjelasan yang dapat memperkirakan dan dapat diuji untuk pembuktian, bahkan
dapat diselidiki lebih lanju t.
e) Empirikisme. Penelitian pendidikan ditandai oleh adanya sikap dan pendekatan
empirik. Empirik mengandung arti dilakukan dan dibuktikan melalui pengalaman
praktis di lapangan, bukarn dengan cara rekayasa.
f) Penjelasan logis. Semua jenis penelitian pendidikan memerlukan penjelasan dan
penalaran logis, yaitu proses berpikir dengan menggunakan aturan logis, baik
secara deduktif maupun induktif.
g) Simpulan kondisional. Seringkali terjadi miskonsepsi dalam penelitian
pendidikan, dimana simpulan dijadikan ukuran kebenaran yang mutlak. Padahal
simpulan itu sifatnya kondi sional, mungkin benar mungkin juga kurang atau
tidak benar.
Penelitian pendidikan memiliki karakteristik, antara lain: dapat memecahkan
masalah-masalah praktis pendidikan, memiliki tujuan dan manfaat yang jelas serta
tepat sasaran; dilakukan dengan sengaja, hati-hati, cermat, dan teliti; dapat diuji
kebenarannya; dapat diulang oleh peneliti lain; memiliki ketepatan dan keyakinan
jika ihubungkan dengan populasi atau sampel; objektif dan rasional; berlaku secara
umum; efisien; konsisten, baik antara perencanaan dan pelaksanaan maupun antara
hasil penelitian dan tujuan penelitian; koheren antara satu bagian dan bagian lainnya.
Menurut Cohen, dkk (2007 : 41), on the one hand, this is laudable, for it
targets research directly towards policy; on the other hand, it is dangerous in that it
enables others to set the research agenda. Research ceases to become open-ended,
pure research, and, instead, becomes the evaluation of given initiatives. Less
politically charged, much research is evaluative, and indeed there are many
similarities between research and evaluation. The two overlap but possess important
differences. The problem of trying to identify differences between evaluation and
research is compounded because not only do they share several of the same
methodological characteristics but also one branch of research is called evaluative
research or applied research maksudnya adalah disatu sisi, ini patut dipuji, karena

11
menargetkan penelitian langsung terhadap kebijakan; di sisi lain, itu berbahaya
karena memungkinkan orang lain untuk mengatur agenda penelitian. Penelitian
berhenti menjadi penelitian yang murni dan terbuka, dan sebaliknya, menjadi evaluasi
dari inisiatif yang diberikan. Kurang bermuatan politis, banyak penelitian bersifat
evaluatif, dan memang ada banyak kesamaan antara penelitian dan evaluasi. Kedua
tumpang tindih tetapi memiliki perbedaan penting. Masalah mencoba untuk
mengidentifikasi perbedaan antara evaluasi dan penelitian diperparah karena tidak
hanya mereka berbagi beberapa karakteristik metodologis yang sama tetapi juga salah
satu cabang penelitian disebut penelitian evaluatif atau riset terapan.
Menurut Mulyadi (2011 : 129), metodologi penelitian yang baik akan
menghasilkan paradigma yang baru dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Hasil
pemikiran paradigma selalu tidak mencukupi dan terbuka untuk perubahan
selanjutnya. Dengan kata lain hasil pemikiran melalui perubahan paradigma akan
selalu bersifat relative, hal ini bergantung pada data dan fakta yang diperoleh dari
dunia nyata yang kemudian dianalisis menurut kaidah-kaidah ilmiah.
Characteristic of Research Characteristics of research are following :
 Systematic Approach
 Objectivity
 Reproducible
 Relevancy
 Control
A Systematic Approach is essential in good research. All the steps must be in
hierarchical order, i .e. each step must lead to its next step. Planning should be done
beforehand about the data collection and its analysis. This planning and organization
play an important role in systematic approach.
Objectivity is another important characteristic of research. In objectivity
approach, researcher's personal views about the answer to the problem do not find
any place.
A Reproducible Research procedure is one which an equally competent
researcher could duplicate and from it obtain approximately the same results. It is

12
only possible when the data are not subjective but objective and the measurements
and observations are definite and flawless. Can we imagine what a poor and vague
sampling procedures (i.e. methods of selecting sample from population) can lead to?
It can result in non-reproducibility
In other words, we can say that if our procedures are vague and not stated
clearly, it wil be foolishness to expect consistency even from the same person. After
discussing the primary characteristics let us now think over some secondary
characteristics which may be called as "relevance" and "control Infact research
cannot address itself to the complete information to a particular subject.
Relevancy accomplished two important tasks. First it avoids the collection of
unnecessary information and second it forces the comparison of the data collected
with researcher's criteria for action.
Is Control another aspect which is pertinent in research? is impossible to
have control in all those factors which play an important part in research. The best
we can do, is to have a control for those which may cause difficulry. Control must
consider two aspects. First, those variables that are truly within our control must be
varied/dealt with the nature of our investigation. Second, those variables beyond our
control must be properly recorded and controlled either administratively or
statistically. After going through the above discussion finally arrive at our definition
that.
The search for knowledge through objective and systematic methods of
finding is called "Research This implies that research is a systematic, objective,
reproducible and deliberate attempt which is made to answer meaningful questions
pertaining to a field of study or about phenomenon or events in a given situation. The
word research identifies a process which helps in seeking answers of certain
questions through planned and systematic collection, analysis and interpretation of
data (Pathak, 2008 : 2 – 3).
Karakteristik Penelitian penelitian adalah sebagai berikut: Pendekatan
sistematis Objektivitas Relevansi yang Dapat Direkompilasi. Pengendalian
Pendekatan Sistematis sangat penting dalam penelitian yang baik. Semua langkah

13
harus dalam urutan hierarkis, .e. setiap langkah harus mengarah ke langkah
selanjutnya. Perencanaan harus dilakukan terlebih dahulu tentang pengumpulan data
dan analisis ts. Perencanaan dan organisasi ini memainkan peran penting dalam
pendekatan sistematis.
Objektivitas adalah karakteristik penting lainnya dari penelitian. Dalam
pendekatan objektivitas, pandangan pribadi peneliti tentang jawaban untuk masalah
tidak menemukan tempat mana pun.
Prosedur Penelitian yang Dapat Diperbaiki adalah salah satu tempat peneliti
yang sama-sama kompeten dapat menduplikasi dan dari memperoleh hasil yang
kurang lebih sama. Itu hanya mungkin ketika data tidak subyektif tetapi obyektif dan
pengukuran dan observasi adalah pasti dan tanpa cela. Dapatkah kita bayangkan apa
prosedur sampling yang buruk dan tidak jelas (yaitu metode pemilihan sampel dari
populasi) dapat mengarah ke? Hal ini dapat mengakibatkan tidak dapat direproduksi.
Dengan kata lain, kita dapat mengatakan bahwa jika prosedur kita tidak jelas
dan tidak dinyatakan dengan jelas, maka itu adalah kebodohan untuk mengharapkan
konsistensi bahkan dari orang yang sama. Setelah membahas karakteristik utama
marilah kita sekarang memikirkan beberapa karakteristik sekunder yang dapat disebut
sebagai "relevansi" dan "kontrol Infact penelitian tidak dapat mengatasi dirinya
sendiri untuk informasi lengkap untuk subjek tertentu.
Relevansi menyelesaikan dua tugas penting. Pertama menghindari
pengumpulan informasi yang tidak perlu dan kedua itu memaksa perbandingan data
yang dikumpulkan dengan kriteria peneliti untuk bertindak.
Apakah Kontrol aspek lain yang relevan dalam penelitian? tidak mungkin
untuk mengendalikan semua faktor yang memainkan peran penting dalam penelitian.
Yang terbaik yang bisa kita lakukan, adalah memiliki kontrol untuk mereka yang
dapat menyebabkan kesulitan. Kontrol mempertimbangkan dua aspek. Pertama,
variabel-variabel yang benar-benar dalam kendali kita harus bervariasi / ditangani
dengan sifat penyelidikan kita. Kedua, variabel-variabel di luar kendali kami harus
dicatat dan dikendalikan dengan baik secara administratif atau statistik. Setelah
melalui diskusi di atas akhirnya sampai pada definisi kami bahwa.

14
Pencarian pengetahuan melalui metode pencarian yang obyektif dan
sistematis disebut "Penelitian Ini menyiratkan bahwa penelitian adalah upaya yang
sistematis, obyektif, dapat direproduksi dan disengaja yang dibuat untuk menjawab
pertanyaan yang berarti berkaitan dengan bidang studi atau tentang fenomena atau
peristiwa dalam suatu Situasi Kata penelitian mengidentifikasi suatu proses yang
membantu dalam mencari jawaban atas pertanyaan tertentu melalui pengumpulan,
analisis dan interpretasi data yang terencana dan sistematis (Pathak, 2008 : 2 – 3).
This definition consists of three distinct and equally significant parts. First,
research is truth seeking. Truth seeking is the search, or investigation, of or for a
body of real things, events, or facts, or the explanation of them. Second, research
describes or explains. To describe involves representing or giving an account of. To
explain is to give the reason for or cause of. Combined, or separately, these two parts
result in a contribution to knowledge. Third, research is conducted and governed by
those who have the requisite proficiency or expertise maksudnya adalah definisi ini
terdiri dari tiga bagian yang berbeda dan sama pentingnya. Pertama, penelitian
merupakan pencarian kebenaran. Pencarian kebenaran yaitu pencarian, atau
investigasi, dari atau untuk tubuh hal-hal nyata, kejadian, atau fakta, atau penjelasan
dari mereka. Kedua, penelitian menggambarkan atau menjelaskan. Untuk
menggambarkan melibatkan mewakili atau memberikan penjelasan. Untuk
menjelaskan adalah memberikan alasan atau penyebabnya. Gabungan, atau secara
terpisah, keduanya bagian menghasilkan kontribusi terhadap pengetahuan. Ketiga,
penelitian dilakukan dan diatur oleh mereka yang memiliki kemampuan atau keahlian
yang diperlukan (Coryn, 2006: 125).
According Kumar (2011: 28), from these definitions it is clear that
research is a process for collecting, analyzing and interpreting information to
answer questions. But to qualify as research, the process must have certain
characteristics: it must, as far as possible, be controlled, rigorous, systematic,
valid and verifiable, empirical and critical.
Let us briefly examine these characteristics to understand what they mean:
• Controlled

15
In real life there are many factors that affect an outcome. A particular event is
seldom the result of a one-to-one relationship. Some relationships are more complex
than others. Most outcomes are a sequel to the interplay of a multiplicity of
relationships and interacting factors. In a study of cause and effect relationships it
is important to be able to link the effect(s) with the cause(s) and vice versa. In the
study of causation, the establishment of this linkage is essential; however, in practice,
particularly in the social sciences, it is extremely difficult and often impossible to
make the link.
The concept of control implies that in exploring causality in relation to two
variables, you set up your study in a way that minimizes the effects of other
factors affecting the relationship. This can be achieved to a large extent in the
physical sciences, as most of the research is done in a laboratory. However, in the
social sciences it is extremely difficult as research is carried out on issues
relating to human beings living in society, where such controls are
impossible. Therefore, in then social sciences, as you cannot control external factors,
you attempt to quantify their impact.
• Rigorous
You must be scrupulous in ensuring that the procedures followed to find
answers to questions are relevant, appropriate and justified. Again, the degree of
rigour varies markedly between the physical and the social sciences and with in the
social sciences.
• Systematic
This implies that the procedures adopted to undertake an investigation follow
a certain logical sequence. The different steps cannot be taken in a haphazard
way. Some procedures must follow others.
• Valid and verifiable
This concept implies that whatever you conclude on the basis of your
findings is correct and can be verified by you and others.

16
• Empirical
This means that any conclusions drawn are based upon hard evidence
gathered from information collected from real-life experiences or observations.
• Critical
Critical scrutiny of the procedures used and the methods employed is crucial
to a research enquiry. The process of investigation must be fool proof and free from
any drawbacks. The process adopted and the procedures used must be able to with
stand critical scrutiny.
Menurut Kumar (2011: 28), dari definisi ini jelas bahwa penelitian adalah
proses untuk mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan informasi untuk
menjawab pertanyaan. Tetapi untuk memenuhi syarat sebagai penelitian, proses harus
memiliki karakteristik tertentu: ia harus, sejauh mungkin, dikontrol, teliti, sistematis,
valid dan dapat diverifikasi, empiris dan kritis.
Mari kita secara singkat memeriksa karakteristik ini untuk memahami apa
artinya:
• Terkendali
Dalam kehidupan nyata ada banyak faktor yang mempengaruhi hasil.
Kejadian tertentu jarang hasil hubungan satu-ke-satu. Beberapa hubungan lebih
kompleks daripada yang lain. Sebagian besar hasil adalah sekuel ke interplay dari
banyaknya hubungan dan faktor-faktor yang saling berinteraksi. Dalam sebuah studi
tentang sebab dan akibat hubungan penting untuk dapat menghubungkan efek (s)
dengan penyebab (s) dan sebaliknya. Dalam studi sebab-akibat, pembentukan
hubungan ini sangat penting; namun, dalam praktiknya, khususnya dalam ilmu sosial,
sangat sulit dan seringkali tidak mungkin untuk membuat tautan.
Konsep kontrol menyiratkan bahwa, dalam mengeksplorasi kausalitas dalam
kaitannya dengan dua variabel, Anda mengatur studi Anda dengan cara yang
meminimalkan efek faktor-faktor lain yang mempengaruhi hubungan. Ini dapat
dicapai untuk sebagian besar dalam ilmu-ilmu fisik, karena sebagian besar penelitian
dilakukan di laboratorium. Namun, dalam ilmu sosial itu sangat sulit karena
penelitian dilakukan pada isu-isu yang berkaitan dengan manusia yang hidup dalam

17
masyarakat, di mana kontrol seperti itu tidak mungkin. Oleh karena itu, dalam ilmu
sosial saat itu, karena Anda tidak dapat mengendalikan faktor eksternal, Anda
mencoba untuk mengukur dampaknya.
• Ketat
Anda harus berhati-hati dalam memastikan bahwa prosedur yang diikuti untuk
menemukan jawaban atas pertanyaan itu relevan, tepat dan dibenarkan. Sekali lagi,
tingkat kekakuan sangat bervariasi antara ilmu fisik dan ilmu sosial dan dengan ilmu
sosial.
• Sistematis
Ini menyiratkan bahwa prosedur yang diadopsi untuk melakukan penyelidikan
mengikuti urutan logis tertentu. Langkah-langkah yang berbeda tidak dapat diambil
dengan cara yang serampangan. Beberapa prosedur harus mengikuti yang lain.
• Valid dan dapat diverifikasi
Konsep ini menyiratkan bahwa apa pun yang Anda simpulkan berdasarkan
temuan Anda adalah benar dan dapat diverifikasi oleh Anda dan orang lain.
• Empiris
Ini berarti bahwa setiap kesimpulan yang ditarik didasarkan pada bukti keras
yang dikumpulkan dari informasi yang dikumpulkan dari pengalaman atau observasi
kehidupan nyata
• Kritis
Pemeriksaan kritis terhadap prosedur yang digunakan dan metode yang
digunakan sangat penting untuk penyelidikan penelitian. Proses investigasi harus
benar-benar terbukti dan bebas dari segala kerugian. Proses yang diadopsi dan
prosedur yang digunakan harus mampu dengan pengawasan kritis.
According Pandey (2015: 10), Characteristics of Research:
Following are the characteristics of research;
(i) Research is directed toward the solution of a problem.
(ii) Research requires expertise.
(iii) Research emphasizes the development of generalizations, principles, or
theories that will be helpful in predicting future occurrences.

18
(iv) Research is based upon observable experience or empirical evidences.
(v) Research demands accurate observation and description.
(vi) Research involves gathering new data from primary or first-hand sources or
using existing data for a new purpose.
(vii) Research is characterized by carefully designed procedures that apply
rigorous analysis.
(viii) Research involves the quest for answers to un-solved problems.
(ix) Research strives to be objective and logical, applying every possible test to
validate the procedures employed the data collected and the conclusions
reached.
(x) Research is characterized by patient and unhurried activity.
(xi) Research is carefully recorded and collected.
(xii) Research sometimes requires courage.
Karakteristik Penelitian:
Berikut adalah karakteristik penelitian;
(i) Penelitian diarahkan pada solusi masalah.
(ii) Penelitian membutuhkan keahlian.
(iii) Penelitian menekankan pengembangan generalisasi, prinsip, atau teori yang
akan membantu dalam memprediksi kejadian masa depan.
(iv) Penelitian didasarkan pada pengalaman yang dapat diamati atau bukti empiris.
(v) Penelitian menuntut observasi dan deskripsi yang akurat.
(vi) Penelitian melibatkan pengumpulan data baru dari sumber primer atau tangan
pertama atau menggunakan data yang ada untuk tujuan baru.
(vii) Penelitian dicirikan oleh prosedur yang dirancang dengan cermat yang
menerapkan analisis yang ketat.
(viii) Penelitian melibatkan pencarian jawaban untuk masalah yang tidak
terpecahkan.
(ix) Penelitian berusaha untuk menjadi obyektif dan logis, menerapkan setiap tes
yang mungkin untuk memvalidasi prosedur yang digunakan data yang
dikumpulkan dan kesimpulan tercapai.

19
(x) Penelitian ditandai dengan aktivitas pasien dan tidak terburu-buru.
(xi) Penelitian direkam dan dikumpulkan dengan cermat.
(xii) Penelitian terkadang membutuhkan keberanian.
According Kothari (2004: 5), the above description of the types of research
brings to light the fact that there are two basic approaches to research, viz.,
quantitative approach and the qualitative approach. The former involves the
generation of data in quantitative form which can be subjected to rigorous
quantitative analysis in a formal and rigid fashion. This approach can be further sub-
classified into inferential, experimental and simulation approaches to research. The
purpose of inferential approach to research is to form a data base from which to infer
characteristics or relationships of population. This usually means survey research
where a sample of population is studied (questioned or observed) to determine its
characteristics, and it is then inferred that the population has the same
characteristics. Experimental approach is characterised by much greater control
over the research environment and in this case some variables are manipulated to
observe their effect on other variables. Simulation approach involves the construction
of an artificial environment within which relevant information and data can be
generated. This permits an observation of the dynamic behaviour of a system (or its
sub-system) under controlled conditions. The term ‘simulation’ in the context of
business and social sciences applications refers to “the operation of a numerical
model that represents the structure of a dynamic process. Given the values of initial
conditions, parameters and exogenous variables, a simulation is run to represent the
behaviour of the process over time.”5 Simulation approach can also be useful in
building models for understanding future conditions maksudnya adalah uraian di atas
dari jenis penelitian membawa kepada fakta bahwa ada dua pendekatan dasar untuk
penelitian, yaitu, pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Yang pertama
melibatkan pembentukan data dalam bentuk kuantitatif yang dapat menjadi subjek
analisis kuantitatif yang ketat dengan cara formal dan kaku. Pendekatan ini dapat
diklasifikasikan lebih lanjut ke dalam pendekatan inferensial, eksperimental dan
simulasi untuk penelitian. Tujuan dari pendekatan inferensial untuk penelitian adalah

20
untuk membentuk basis data untuk menyimpulkan karakteristik atau hubungan
populasi. Ini berarti penelitian survei di mana sampel populasi dipelajari
(dipertanyakan atau diamati) untuk menentukan karakteristiknya, dan kemudian
disimpulkan bahwa populasi memiliki karakteristik yang sama. Pendekatan
eksperimental dalam hal ini beberapa variabel dimanipulasi untuk mengamati
pengaruhnya terhadap variabel lain. Pendekatan simulasi melibatkan konstruksi
lingkungan buatan yang merupakan informasi dan data yang relevan dapat dihasilkan.
Ini memungkinkan pengamatan perilaku dinamis dari suatu sistem (atau sub-
sistemnya) dalam kondisi yang terkendali. Istilah "simulasi" dalam konteks aplikasi
bisnis dan ilmu sosial mengacu pada operasi model numerik yang merepresentasikan
struktur proses dinamis. Mengingat nilai-nilai kondisi awal, parameter dan variabel
eksogen, simulasi dijalankan untuk mewakili perilaku proses dari waktu ke waktu. 5
Pendekatan simulasi dapat digunakan dalam membangun model untuk memahami
kondisi masa depan.
According Nayak and Priyanka (2015: 3), General Characteristics of
Research
The general characteristics of ‘Research’ are as follows:
1. It gathers new knowledge or data from primary or first-hand sources.
2. It places emphasis upon the discovery of general principles.
3. It is an exact systematic and accurate investigation.
4. It uses certain valid data gathering devices.
5. It is logical and objective.
6. The researcher resists the temptation to seek only the data that support his
hypotheses.
7. The researcher eliminates personal feelings and preferences.
8. It endeavours to organise data in quantitative terms.
9. Research is patient and unhurried activity.
10. The researcher is willing to follow his procedures to the conclusions that may be
unpopularand bring social disapproval.
11. Research is carefully recorded and reported.

21
12. Conclusions and generalisations are arrived at carefully and cautiously.
Specific Characteristics of Research
The following are the specific characteristics of research:
1. A sound philosophy is the basis of research
2. Research is based on insight and imagination
3. Research requires an inter-disciplinary approach
4. Research should come out of a desire to do things better
5. Research is not the field of the specialist only
6. Research generally requires inexpensive material
7. Research is based on the subjectivity and intangibility of social phenomena
8. Research is perhaps incapable of being dealt through empirical method
9. Research is based on inter dependence of causes and effect
10. Research cannot be a mechanical process
Karakteristik Umum Penelitian
Karakteristik Umum Penelitian meliputi:
1. Ini mengumpulkan pengetahuan atau data baru dari sumber primer atau tangan
pertama.
2. Ini menempatkan penekanan pada penemuan prinsip-prinsip umum
3. Ini adalah investigasi yang tepat sistematis dan akurat.
4. Ini menggunakan perangkat pengumpulan data valid tertentu.
5. Ini logis dan obyektif.
6. Peneliti menolak godaan untuk hanya mencari data yang mendukung
hipotesisnya.
7. Peneliti menghilangkan perasaan dan preferensi pribadi.
8. Berusaha untuk mengatur data dalam istilah kuantitatif.
9. Penelitian adalah aktivitas sabar dan tidak terburu-buru.
10. Peneliti bersedia untuk mengikuti prosedurnya pada kesimpulan yang mungkin
tidak populer dan membawa penolakan social.
11. Penelitian dicatat dan dilaporkan dengan cermat.
12. Kesimpulan dan generalisasi tiba dengan hati-hati dan hati-hati.

22
Karakteristik Khusus Penelitian
Berikut ini adalah karakteristik khusus dari penelitian:
1. Filosofi yang sehat adalah dasar penelitian.
2. Penelitian didasarkan pada wawasan dan imajinasi.
3. Penelitian membutuhkan pendekatan interdisipliner.
4. Penelitian harus keluar dari keinginan untuk melakukan hal-hal yang lebih baik.
5. Penelitian bukan bidang spesialis saja.
6. Penelitian umumnya membutuhkan bahan yang tidak mahal.
7. Penelitian didasarkan pada subjektivitas dan intangibilitas fenomena social.
8. Penelitian mungkin tidak mampu ditangani melalui metode empiris
9. Penelitian didasarkan pada ketergantungan antar sebab dan akibat.
10. Penelitian tidak bisa menjadi proses mekanis.
Menurut Raco (2010: 56), metode kualitatif memiliki beberapa sifat khasnya,
yaitu penekanan pada lingkungan yang alamiah (naturalisticsetfing), induktif
(inductive), fleksibel (flexible), pengalaman langsung (direct experience), kedalaman
(indepth), proses, menangkap arti (Verstehen), keseluruhan (wholeness), partisipasi
aktif dari partisipan dan penafsiran (interpretation).

3. Proses dalam Melakukan Penilitian Pendidikan


McMillan dan Schumaccer dalam Sukmadinata (2013: 5), mengutip pendapat
Walberg, ada lima langkah pengembangan pengetahuan melalui penelitian, yaitu 1)
mengidentifikasi masalah penelitian 2) melakukan studi empiris 3) melakukan
replikasi atau pengulangan 4) menyatukan (sintesis) dan mereview 5) menggunakan
dan mengevaluasi oleh pelaksana.
Menurut Sedarmayanti (2011: 25), METODOLOGI: METODE ILMIAH,
yaitu langkah-langkah yang sistematis untuk memperoleh ilmu. METODE: prosedur
atau cara mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah sistematis tersebut
Langkah sistematis yang dimaksud dalam metodologi penelitian adalah:
1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
2) Menyusun kerangka fikir

23
3) Merumuskan hipotesis
4) Menguji hipotesis
5) Melakukan pembahasan
6) Membuat kesimpulan
Menurut Arifin (2011: 11-12), prosedur atau langkah-langkah pokok
penelitian pendidikan tidak terlepas dari metode ilmiah (scientific method). Metode
ilmiah adalah langkah-langkah yang digunakan untuk memecahkan masalah
berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah, yaitu sistematis, objektif, rasional, logis, dan
kritis. Namun demikian, dalam kehidupan sehari-hari banyak juga orang
memecahkan masalah dengan metode non-ilmiah, seperti: akal sehat (common sense),
prasangka, intuitif, dan coba-coba (trial and error), otoritas dan tradisi, spekulasi dan
argumentasi hipotesis dan eksperimen. John Dewey dalam bukunya How We Think
mengemukakan lima langkah pokok dalam berpikir ilmiah, yaitu the felt need, the
problem, the hypothesis, collection of data as evidence, dan concluding belief.
Selanjutnya, T.L. Kelley melengkapi satu langkah lagi dari proses berpikir ilmiah
Dewey, yaitu general value of the conclusion.
Gideon E. Nelson (1982) mengembangkan konsep metode ilmiah dengan
empat langkah pokok, yaitu informasi awal, hipotesis, eksperimen, dan pengamatan,
serta hipotesis diterima atau ditolak. Sementara, Jack R. Fraenkel (1990)
mengemukakan lima langkah dalam metode ilmiah, yaitu identifikasi masalah,
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, memproyeksikan konsekuensi-
konsekuensi, dan menguji hipoteis. McMillan dan Schumacher (2001)
mengemukakan langkah-langkah metode ilmiah sebagai berikut: (a) define a
problem, (b) state the hypothesis to be tested, (o) collect and analyre data, and (d)
interprete the results and draw conclusions about the problem.
Berdasarkan kerangka dasar metode ilmiah di atas, maka tahap-tahap
penelitian pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu penyusunan desain
penelitian, pelaksanaan penelitian, dan laporan penelitian. Setiap tahap diperinci lagi
menjadi langkah- langkah kegiatan sebagai berikut.
Tahap pertama: penyusunan desain penelitian

24
1) Merumuskan Latar Belakang Masalah
2) Merumuskan Masalah
3) Melakukan Studi Pendahuluan
4) Merumuskan Hipotesis
5) Merumuskan Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian
6) Menentukan Populasi dan Sampel
7) Menyusun Instrumen Penelitian
8) Menyusun Langkah-Langkah Pengolahan Data
Tahap Kedua: Pelaksanaan Penelitian
1) Mengumpulkan Data
2) Mengolah Data
3) Membahas Hasil Penelitian
4) Merumuskan Simpulan, Implikasi, dan Saran Tahap Ketiga: Laporan
Penelitian
5) Menyusun Laporan Hasil Penelitian
Menurut Raco (2010: 18-20), setiap kegiatan penelitian selalu mengikuti suatu
proses yang bertahap. Neuman (2000) menulis bahwa proses penelitian kualitatif
dimulai dengan pemilihan topik. Topik dalam penelitian kualitatif biasanya agak
umum. Topik ini kemudian berkembang dan mengerucut menjadi lebih spesifik.
Sesudah topiknya mengerucut, maka dilanjutkan dengan memeriksa topik tersebut
pada buku-buku atau jurnal ilmiah yang dikenal dengan penelusuran literature atau
kepustakaan. Hasil bacaan dari buku dan jurnal ilmiah akan memberikan gambaran
yang lebih jelas bagaimana topik itu dibahas dan dimengerti oleh para penulis atau
peneliti sebelumnya. Bagian ini sering disebut sebagai literature review. Setelah
penelusuran kepustakaan, dilanjutkan dengan pengumpulan data, analisis data,
penafsiran dan pelaporan.
John Creswell (2008) menyajikan tahapan penelitian kualitatif sebagai
berikut. Pertama, dimulai dengan identifikasi masalah yang menjadi sasaran dalam
penelitian. ldentifikasi masalah menyangkut spesifikasi isu atau gejala yang hendak

25
dipelajari. Bagian ini juga memuat penegasan bahwa isu tersebut layak diteliti.
Pembaca diyakinkan akan pentingnya penelitian ini.
Kedua, kelanjutan dari tahap sebelumnya, yaitu pembahasan atau penelusuran
kepustakaan (literature review). Pada bagian ini peneliti mencari bahan bacaanjurnal
yang memuat bahasan dan teori tentang topik yang akan diteliti. Pertanyaan yang
harus ada dalam diri peneliti yaitu apakah pernah dibuat penelitian tentang topik atau
isu ini. Pertanyaan lain yaitu apakah yang ditekankan dalam penelitian atau studi
sebelumnya. Apakah penelitian saya ini rnerupakan peneguhan penelitian sebelumnya
dalam kondisi yang berbeda ataukah memberikan hal-hal dan pemikiran yang baru
yang tidak dibahas atau ditekankan pada penelitian- penelitian sebelurnnya.
Pertanyaan penting lainnya yaitu apakah kelebihan dari studi atau penelitian itu
dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
Ketiga, menentukan tujuan dari penelitian. Pada bagian ini peneliti
rnengidentifikasi maksud utarna dari penelitiannya.
Keempat, pengumpulan data. Pengumpulan data rnenyangkut pula pernilihan
dan penentuan calon partisipan yang potensial. Termasuk dalam bagian ini adalah
penentuan jumlah partisipan yang akan terlibat. Hal penting lainnya yaitu
rnempertimbangkan keterjangkauan dan kemampuan para partisipan untuk terlibat
secara aktif dalam penelitian ini.
Kelima, analisis dan penafsiran (interpretation) data. Data yang tersedia, yang
biasanya dalam bentuk teks, dianalisis. Bagian analisis ini biasanya rnenyangkut
klasifikasi dan peng- kode-an data. Data yang begitu banyak diringkas, diklasifikasi
dan dikategorisasi atau peng-kode-an. Ide-ide yang merniliki pengertian yang sama
disatukan. Nantinya akan muncul beberapa ide dan berkembang menjadi tema-tema.
Tema- tema ini nantinya ditafsirkan atau diinterpretasi oleh peneliti sehingga
nantinya menghasilkan gagasan atau teori yang baru.
Keenam, tahap terakhir dari tahapan penelitian adalah pelaporan. Karena
coraknya deskriptif, maka metode penelitian kualitatif biasanya menghasilkan suatu
laporan yang cukup tebal. Situasi, lingkungan dan pengalaman partisipan
digarnbarkan secara luas dan mendalarn sehingga para pembaca akan marnpu

26
menempatkan diri dan rasakan apa yang sebenarnya terjadi. Laporan hasil penelitian
rnernposisikan pembaca sebagai orang yang terlibat dalam keadaan tersebut.
Menurut Sukmadinata (2013, 9-11), penelitian merupakan suatu proses yang
terdiri atas bebera langkah. Langkah ini bukan sesuatu yang sekuensial atau langkah-
langkah yang harus dikuti secara kaku. Proses penelitian adalah sesuatu kegiatan
interaktif antara peneliti dengan logika, masalalah, disain dan interpretasi
1) Mengidentifikasi masalah
Kegiatan penelitian dimulai dengan mengidentifikasi isu-isu dan
masalah-masalah penting(esensial), hangat(actual), dan mendesak (krusial)
yang dihadapai saat ini, dan yang paling banyak arti atau kegunaan nya bila
isu atau masalah tersebut diteliti.
2) Merumuskan dan membatasi masalah
Perumusan masalah merupakan perumusan dan pemetaan factor-
faktor, atau variable-variabel yang terkait dengan focus masalah. Factor atau
variable tersebut ada yang melatarbelakangi ataupun diakibatkan oleh focus
masalah. Karena factor atau variable yang terkait dengan focus masalah cukup
banyak, maka perlu ada pembatasan factor atau variable, yaitu dibatasi pada
factor atau variable-variabel yang dominan
3) Melakukan studi pustakaan
Studi kepustakaan merupakan kegiatan untuk mengkaji teori-teori
yang mendasari penelitian, baik teori yang berkneaan dengan bidang teori
yang diteliti maupun metodologi. Dalam studi keputskaan juga dikaji hal-hal
yang bersifat empiris bersumber dari temuan-temuan penelitian terdahulu.
4) Merumuskan hipotesisi atau pertanyaan penelitian
Hal-hal pokok yang ingin diperoleh dari penelitian dirumuskan dalam
bentuk hipotesis atau pertanyaan penelitian. Rumusan hipotesis dibuat apabila
penelitiannya menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengolahan data
statistic inferensial. Untuk penelitian kuantitatif yang meggunakan pengilahan
data statistic deskriptif tidak diperlukan rumusan hitpotesis, cukup dengan
pertanyaan-pertanyaan pokok, demikian juga dengan penelitian kualitatif

27
5) Menentukan desain dan metode penelitian
Disain penelitian berisi rumusan tentang langkah-langkah penelitian
dengan menggunakan pendektan, metode penelitian, teknik pengumpulan
data, dan sumber data tertentu serta alas an-alasan mengapa menggunakan
metode tersebut.
6) Menyusun instrument dan mengumpulkan data
Kegiatan pengumpulan data didahului oleh penentuan teknik,
penyusunan dan pengujian instrument pengumpulan data yang akan
digunakan. Dalam pelaksanaan pengumpulan data, selain objektifitas dan
keakuratan data yang akan diperoleh, segi-segi legal dan etis dalam proses
pelaksanaan nya perlu mendapatkan perhatian.
7) Menganalisis data dan menyajikan hasil
Analisis data menjelaskan tekhnik dan langkah-langkah yang
ditempuh dalam mengolah atau menganalisis data. Data kuantitatif dianalisis
dengan menggunakan tekhnik analisis statistic deskriptif, berupat table,
grafik, profil, bagan atau menggunakan statistic inferensial berupa korelasi,
regresi, perbedaan, analisi jalur dan lain lain. Data kualitatif dianalisis
menggunakan tekhnik analisis kualitatif deskriptif naratif logis
8) Menginterpretasikan temuan, membuat kesimpulan, dan rekomendasi
Hasil analisis data masih berbentuk temuan yang bekum diberi makna.
Pemberian makna atau arti dari temuan dilakukan melalui interpretasi,
interpretasi dibuatn dengan melihat makna hubungan antara pertemuan yang
satu dengan yang lainnya, antara temuka dengan konteks atau hal-hal yang
melatarbelakanginya, dengan teori yang mendukungnya ataupun dengan
kemungkinan penerapan nya.
Kesimpulan merupakan penarikan generalisasi dari hasil interprestasi temuan
penelitian. Meskipun penelitian kualitatif tidak bersifat generalisasi, tetapi unsur
generalisasi ini tetap ada, yaitu menemukan hal-hal yang esensial atau prinsipil dari
suatu deskripsi.

28
Terhadap kesimpulan-kesimpulan yang telah dirumuskan, disusunlah
implikasi dan rekomendasi atau saran. Implikasi merupakan akibat logis dari temuan-
temuan penelitian yang terkandung dalam kesimpoulan. Rekomendasi merupakan
hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh pihak-pihak terkait dalam memanfaatkan
hasil-hasil penelitian.
Menurut Sarwono (2006:25), tahap tahap proses penelitian yang meliputi
kegiatan-kegiatan seperti di bawah ini:
1. Mengidentifikasi masalah
2. Membuat hipotesis
3. Studi literature
4. Mengidentifikasi dan memeberi nama variable
5. Membuat definisi operasional
6. Memanipulasi dan mengontrol variable
7. Menyusun desain penelitian
8. Mengidentifikasi dan menyusun alat observasi dan pengukuran
9. Membuat kuisioner
10. Melakukan analisis statistic
11. Menggunakan komputer untuk analisis data
12. Menulis hasil laporan penelitian
According Lodico (2010:7-9,) as noted earlier, qualitative research uses an
emergent design that may change throughout the study therefore , it is not possible or
appropriate the specify a set sequence of steps in designing a qualitative study the
acestepsa that are presented here my be repeated or reordered as you carry out a
study. We discuss issues that are common to all qualitative research. According to
Lidaco the steps in education qualitative research are as follows:
1.identify research topic or focus
2.conduct a review of literature
3.define the role of researcher
4.manage entry into the field and maintain good field relations
5.collect the data

29
6.analyze and interpret the data
7.disseminate results
Maksudnya adalah seperti disebutkan sebelumnya, penelitian kualitatif menggunakan
desain yang muncul yang dapat berubah selama penelitian karena itu, tidak mungkin
atau tidak tepat menetapkan urutan langkah-langkah dalam merancang studi kualitatif
acestepsa yang disajikan di sini saya diulang atau diurutkan kembali ketika Anda
membawa sebuah studi. Kami membahas masalah yang umum untuk semua
penelitian kualitatif. Menurut lodica langkah langkah penelitian kualitatif adalah
sebagai berikut
1.mengidentifikasi topik atau fokus penelitian
2. melakukan kajian literatur
3. Tentukan peran peneliti
4. masuk ke lapangan dan menjaga hubungan lapangan yang baik
5. mengumpulkan data
6. menganalisis dan menginterpretasikan data
7. menyisihkan hasil
In 1982, the National Science Teachers Association (NSTA) published a
position paper describing characteristics of a scientifically literate person as one who
would understand and be knowledgeable of the connections and interdependency of
science, technology, and society (NSTA, 1982). This shift in emphasis was solidified
with the publication of the NSTA 1985 Yearbook, which was devoted to STS teaching
(Bybee, 1985). Unfortunately, STS education has become relatively diffuse over the
course of its tenure, consisting of approaches as disparate as isolated courses
addressing STS issues or ancillary text boxes in science textbooks (Pedretti &
Hodson, 1995). Shamos (1995) noted, quite correctly, that the problem with STS
curriculum is that many of the issues under study (e.g., nuclear power,global
warming) .While STS education typically stresses the impact of decisions in science
and technology on society, it does not mandate explicit attention to the ethical issues
contained within choices about means and ends, nor does it consider the moral or
character development of students maksudnya adalah pada tahun 1982, National

30
Science Teachers Association (NSTA) menerbitkan makalah posisi yang
menggambarkan karakteristik orang yang terpelajar secara ilmiah sebagai orang yang
akan memahami dan memiliki pengetahuan tentang koneksi dan interdependensi
sains, teknologi, dan masyarakat (NSTA, 1982). Pergeseran penekanan ini dipadatkan
dengan penerbitan Buku Tahunan NSTA 1985, yang dikhususkan untuk pengajaran
STS (Bybee, 1985). Sayangnya, pendidikan STS telah menjadi relatif tersebar selama
masa jabatannya, yang terdiri dari pendekatan yang berbeda seperti program yang
terisolasi menangani masalah STS atau kotak teks tambahan dalam buku teks sains
(Pedretti & Hodson, 1995). Shamos (1995) mencatat, dengan sangat tepat, bahwa
masalah dengan kurikulum STS adalah bahwa banyak masalah yang diteliti
(misalnya, tenaga nuklir, pemanasan global). Sementara pendidikan STS biasanya
menekankan dampak keputusan dalam sains dan teknologi pada masyarakat, tidak
mengamanatkan perhatian eksplisit pada masalah-masalah etis yang terkandung
dalam pilihan tentang sarana dan tujuan, juga tidak mempertimbangkan
perkembangan moral atau karakter siswa (Zeidler., dkk, 2004: 359).
According Kumar (2011:101-102), the formulation of a research problem is
the most crucial part of the research journey as the quality and relevance of your
research project entirely depends upon it. As mentioned earlier, every step that
constitutes the how part of the research journey (Figure 2.1) depends upon the way
you formulated your research problem. Despite the importance of this step, there is
very little available by way of specific guidance in other books. This task is largely
left either to the teachers of research methodology or to students to learn for
themselves. One of the strengths of this book is that it offers a beginner a very
specific set of step-by-step guidelines in one place despite the fear of being labelled
as prescriptive. The process of formulating a research problem consists of a number
of steps. Working through thesesteps presupposes a reasonable level of knowledge in
the broad subject area within which the study is tobe undertaken and the research
methodology itself. A brief review of the relevant literature helps enormously in
broadening this knowledge base. Without such knowledge it is difficult to ‘dissect’ a
subject area clearly and adequately.

31
If you do not know what specific research topic, idea, questions or issue you
want to research (which is not uncommon among students), first go through the
following steps:
Step 1: Identify a broad field or subject area of interest to you. Ask yourself, ‘What is
it that really interests me as a professional?’
In the author’s opinion, it is a good idea to think about the field in
which you would like to work after graduation. This will help you to find an
interesting topic, and one which may be of use to you in the future. For
example, if you are a social work student, inclined to work in the area of
youth welfare, refugees or domestic violence after graduation, you might take
to research in one of these areas. Or if you are studying marketing you might
be interested in researching consumer behaviour. Or, as a student of public
health, intending to work with patients who have HIV/AIDS, you might like to
conduct research on a subject area relating to HIV/AIDS. As far as the
research journey goes, these are the broad research areas. It is imperative
that you identify one of interest to you before undertaking your research
journey.
Step 2: Dissect the broad area into subareas. At the onset, you will realise that all the
broad areas mentioned above – youth welfare, refugees, domestic violence,
consumer behaviour and HIV/AIDS – have many aspects. For example, there
are many aspectsand issues in the area of domestic violence. Similarly, you
can select any subject area from other fields such as community health or
consumer research and go through this dissection process. In preparing this
list of subareas you should also consult others who have some knowledge of
the area and the literature in your subject area. Once you have developed an
exhaustive list of the subareas from various sources, you proceed to the next
stage where you select what will become the basis of your enquiry.
Steps 3: Select what is of most interest to you. It is neither advisable nor feasible to
study all subareas. Out of this list, select issues or subareas about which you
are passionate. This is because your interest should be the most important

32
determinant for selection, even though there are other considerations which
have been discussed in the previous section, ‘Considerations in selecting a
research problem’. One way to decide what interests you most is to start with
the process of elimination. Go through your list and delete all those subareas
in which you are not very interested. You will find that towards the end of this
process, it will become very difficult for you to delete anything further. You
need to continue until you are left with something that is manageable
considering the time available to you, your level of expertise and other
resources needed to undertake the study. Once you are confident that you
have selected an issue you are passionate about and can manage, you are
ready to go to the next step.
Step 4: Raise research questions. At this step ask yourself, ‘What is it that I want to
find out about in this subarea?’ Make a list of whatever questions come to
your mind relating to your chosen subarea and if you think there are too many
to be manageable, go through the process of elimination, as you did in
Step 5: Formulate objectives. Both your main objectives and your subobjectives now
need to be formulated, which grow out of your research questions. The main
difference between objectives and research questions is the way in which they
are written. Research questions are obviously that – questions. Objectives
transform these questions into behavioural aims by using action-oriented
words such as ‘to find out’, ‘to determine’, ‘to ascertain’ and ‘to examine’.
Some researchers prefer to reverse the process; that is, they start from
objectives and formulate research questions from them. Some researchers are
satisfied only with research questions, and do not formulate objectives at all.
If you prefer to have only research questions or only objectives, this is fine,
but keep in mind the requirements of your institution for research proposals.
For guidance on formulating objectives, see the later section.
Step 6: Assess your objectives. Now examine your objectives to ascertain the
feasibility of achieving them through your research endeavour. Consider them

33
in the light of the time, resources (financial and human) and technical
expertise at your disposal.
Step 7: Double-check. Go back and give final consideration to whether or not you are
sufficiently interested in the study, and have adequate resources to undertake
it. Ask yourself, ‘Am I really enthusiastic about this study?’ and ‘Do I really
have enough resources to undertake it?’ Answer these questions thoughtfully
and realistically. If your answer to one of them is ‘no’, reassess your
objectives.
Rumusan masalah penelitian adalah bagian paling penting dari perjalanan
penelitian sebagai kualitas dan relevansi proyek riset Anda sepenuhnya bergantung
padanya. Seperti yang disebutkan sebelumnya, setiap langkah itu merupakan bagian
dari perjalanan penelitian tergantung pada cara Anda merumuskannya permasalahan
penelitian. Terlepas dari pentingnya langkah ini, sangat sedikit yang tersedia dengan
cara spesifik bimbingan dalam buku-buku lain. Tugas ini sebagian besar diserahkan
kepada para guru metodologi penelitian atau untuk siswa untuk belajar sendiri. Salah
satu kekuatan dari buku ini adalah bahwa ia menawarkan seorang pemula sangat set
spesifik pedoman langkah demi langkah di satu tempat meskipun takut diberi label
sebagai preskriptif. Proses merumuskan masalah penelitian terdiri dari sejumlah
langkah. Bekerja melalui ini langkah-langkah mengandaikan tingkat pengetahuan
yang masuk akal di bidang subjek yang luas di mana studi ini berada dilakukan dan
metodologi penelitian itu sendiri. Tinjauan singkat atas bantuan literatur yang relevan
sangat besar dalam memperluas basis pengetahuan ini. Tanpa pengetahuan seperti itu,
sulit untuk 'membedah' a bidang subjek dengan jelas dan memadai.
Jika Anda tidak tahu apa topik penelitian spesifik, ide, pertanyaan atau
masalah yang ingin Anda teliti (yang mana tidak jarang di antara siswa), pertama-
tama melalui langkah-langkah berikut:
Langkah 1: Identifikasi bidang luas atau area subjek yang menarik bagi Anda.
Tanyakan pada diri Anda, 'Apa yang benar-benar menarik minat saya
sebagai seorang profesional? " Menurut pendapat penulis, adalah ide
yang baik untuk berpikir tentang bidang di mana Anda ingin bekerja

34
setelah lulus. Ini akan membantu Anda menemukan topik yang menarik,
dan salah satu yang mungkin berguna bagi Anda di masa depan.
Misalnya, jika Anda adalah pekerja social siswa, cenderung bekerja di
bidang kesejahteraan pemuda, pengungsi atau kekerasan domestik
setelah lulus, Anda mungkin perlu penelitian di salah satu bidang ini.
Atau jika Anda mempelajari pemasaran, Anda mungkin tertarik untuk
meneliti perilaku konsumen. Atau, sebagai mahasiswa kesehatan
masyarakat, yang berniat bekerja dengan pasien yang menderita HIV /
AIDS, Anda mungkin ingin melakukan penelitian tentang subyek yang
terkait dengan HIV / AIDS. Sejauh perjalanan penelitian berjalan, ini
adalah bidang penelitian yang luas. Sangat penting itu.Anda
mengidentifikasi salah satu yang menarik bagi Anda sebelum
melakukan perjalanan penelitian Anda.
Langkah 2: Membedah area yang luas menjadi subarea. Pada awalnya, Anda akan
menyadari bahwa semua bidang luas yang disebutkan di atas -
kesejahteraan kaum muda, pengungsi, kekerasan dalam rumah tangga,
perilaku konsumen dan HIV / AIDS - memiliki banyak aspek. Misalnya,
ada banyak aspek dan isu-isu di bidang kekerasan dalam rumah tangga.
Demikian pula, Anda dapat memilih area subjek apa pun dari bidang
lain seperti kesehatan masyarakat atau riset konsumen dan melewatinya
proses pembedahan ini. Dalam menyiapkan daftar subarea ini Anda juga
harus berkonsultasi dengan orang lain yang memiliki pengetahuan
tentang area tersebut dan literatur di bidang subjek Anda. Setelah Anda
mengembangkan daftar lengkap subarea dari berbagai sumber, Anda
lanjutkan ke tahap berikutnya di mana Anda memilih apa yang akan
menjadi dasar dari pertanyaan Anda.
Langkah 3: Pilih apa yang paling menarik bagi Anda. Tidak disarankan atau layak
untuk mempelajari semua subarea. Dari daftar ini, pilih masalah atau
subareas yang Anda minati. Ini karena minat Anda harus menjadi
penentu yang paling penting untuk seleksi,meskipun ada pertimbangan

35
lain yang telah dibahas di bagian sebelumnya, ‘Pertimbangan dalam
memilih permasalahan penelitian'. Satu cara untuk memutuskan apa
yang paling menarik bagi Anda adalah memulai dengan proses
eliminasi. Pergi melalui daftar Anda dan hapus semua subareas di mana
Anda tidak terlalu tertarik. Anda akan menemukan bahwa menjelang
akhir proses ini, itu akan terjadi menjadi sangat sulit bagi Anda untuk
menghapus lebih jauh. Anda harus terus sampai Anda ditinggalkan
dengan sesuatu yang ada dikelola mengingat waktu yang tersedia untuk
Anda, tingkat keahlian Anda dan sumber daya lain yang dibutuhkan
untuk melakukan penelitian. Setelah Anda yakin bahwa Anda telah
memilih masalah yang Anda sukai dan dapat Anda atasi, Anda siap
untuk pergi ke langkah berikutnya.
Langkah 4: Tingkatkan pertanyaan penelitian. Pada langkah ini tanyakan pada diri
Anda, 'Apa yang ingin saya cari tahu di subarea ini?' Buat daftar
pertanyaan apa pun yang muncul di benak Anda terkait subarea pilihan
Anda dan jika Anda pikir ada terlalu banyak yang bisa dikelola, melalui
proses eliminasi, seperti yang Anda lakukan di Langkah 3.
Langkah 5: Merumuskan tujuan. Baik tujuan utama Anda dan subjudul Anda
sekarang perlu diformulasikan, yang tumbuh dari Anda pertanyaan
penelitian. Perbedaan utama antara tujuan dan pertanyaan penelitian
adalah cara di mana mereka ditulis. Pertanyaan penelitian jelas itu -
pertanyaan. Tujuan mengubah pertanyaan-pertanyaan ini menjadi tujuan
perilaku dengan menggunakan tindakan- kata berorientasi seperti
‘mencari tahu’, ‘menentukan’, ‘memastikan’ dan ‘untuk memeriksa’.
Beberapa peneliti lebih memilih untuk membalikkan proses; yaitu,
mereka mulai dari tujuan dan merumuskan pertanyaan penelitian dari
mereka. Beberapa peneliti hanya puas dengan pertanyaan penelitian, dan
tidak memformulasikan tujuan sama sekali. Jika Anda lebih suka hanya
memiliki pertanyaan penelitian atau hanya tujuan, ini baik-baik saja,

36
tetapi perlu diingat persyaratan lembaga Anda untuk proposal penelitian.
Untuk panduan dalam merumuskan tujuan, lihat bagian selanjutnya.
Langkah 6: Menilai sasaran Anda. Sekarang periksa tujuan Anda untuk memastikan
kelayakan mencapainya melalui riset Anda berusaha keras.
Pertimbangkan mereka dalam terang waktu, sumber daya (keuangan dan
manusia) dan keahlian teknis yang Anda inginkan.
Langkah 7: Periksa ulang. Kembalilah dan berikan pertimbangan terakhir apakah
Anda cukup tertarik dalam penelitian ini, dan miliki sumber daya yang
memadai untuk melaksanakannya. Tanyakan kepada diri sendiri,
'Apakah saya benar-benar antusias dengan penelitian ini?' Dan 'Apakah
saya benar-benar sudah cukup sumber daya untuk melakukannya?
’Jawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan penuh pemikiran dan realistis.
Jika jawaban Anda untuk salah satunya adalah ‘tidak’, menilai kembali
tujuan Anda.
Twenty years ago, we published a frequently cited review entitled “The Role
of the Laboratory in Science Teaching: Neglected Aspects of Research,” in the
Review of Educational Research. We reported that for over a century, the laboratory
had been given a central and distinctive role in science education, and science
educators have suggested that there are rich benefits in learning that accrue from
using laboratory activities. In the late 1970s and early 1980s, some educators began
to seriously question both the effectiveness and the role of laboratory work, and the
case for the laboratory was not as self-evident as it seemed maksudnya Dua puluh
tahun yang lalu, kami menerbitkan ulasan yang sering dikutip berjudul “Peran
Laboratorium dalam Pengajaran Ilmu Pengetahuan: Aspek-aspek Penelitian yang
Terabaikan,” dalam Tinjauan Penelitian Pendidikan. Kami melaporkan bahwa selama
lebih dari satu abad, laboratorium telah diberi peran sentral dan berbeda dalam
pendidikan sains, dan para pengajar ilmu pengetahuan telah menyarankan bahwa ada
manfaat yang kaya dalam pembelajaran yang diperoleh dari menggunakan kegiatan
laboratorium. Pada akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an, beberapa pendidik mulai

37
mempertanyakan efektivitas dan peran pekerjaan laboratorium, dan kasus untuk
laboratorium tidak sejelas tampaknya (Hofstein, 2003: 28).

4. Tujuan dan Fungsi Penelitian Pendidikan


a. Tujuan penelitian pendidikan
Menurut Usman (2014: 30) setelah identifikasi masalah dan batasan masalah
selesai dirumuskan maka pada hakikatnya kita telah mempunyai inti dari tujuan
penelitian yang dilakukan. Tujuan penelitian ialah pernyataan mengenai apa yang
hendak kita capai. Tujuan penelitian dicantunkan dengan maksud agar kita maupun
pihak lain yang membaca laporan penelitian dapat mengetahui dengan pasti apa
tujuan penelitian itu sesungguhnya.
Tujuan penelitian terdiri atas dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umum harus berhubungan dengan konsep-konsep yang bersifat
umum, sedangkan tujuan khusus harus berhubungan dengan konsep-konsep yang
lebih spesifik dibandingkan dengan yang digunakan dalan perumusan masalah.
Dalam merumuskan suatu tujuan, kita senantiasa berpedoman pada
perumusan masalahnya. Tujuan yang keluar dari rumusan masalah dapat
menyesatkan kita dalam membuat rencana penelitian. Karena rumusan masalah dapat
berbentuk deskriptif, komparatif dan asosiatif, maka tujuan umum dan tujuan khusus
poenelitian harus berbentuk dan sesuai dengan rumusan masalah tadi. Sebagai
contoh, tujuan umum penelitian yang bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui
gambaran umumtentang disiplin kerja didepartmen A. untuk mengetahui deskripsi
efektifitas waskat didepartmen A dan untuk mengetahui kepemimpinan esselon I
dalam melaksanakan waskat di department A.
Contoh tujuan umum yang bersifat komparatif yaitu untuk mendapatkan
gambaran mengenai perbedaan disiplin kerja PNS didepartmen A, untuk mengetahui
deskripsi perbedaan pelaksanaan waskat di department A dengan B dan untuk
mendapatkan gambaran umum tentang perbedaan disiplin pria dan wanita
didepartmen A.
The difference in purposes of evaluating the quality of studies in quantitative
and quantitative research is one of the reasons that the concept of reliability is

38
irrelevant in qualitative research. According to Stenbacka,“the concept of reliability
is even misleading in qualitative research. If a qualitative study is discussed with
reliability as a criterion, the consequence is rather that the study is no good
maksudnya perbedaan dalam tujuan mengevaluasi kualitas penelitian dalam
penelitian kuantitatif dan kuantitatif adalah salah satu alasan bahwa konsep
reliabilitas tidak relevan dalam penelitian kualitatif. Menurut Stenbacka, “konsep
reliabilitas bahkan menyesatkan dalam penelitian kualitatif. Jika studi kualitatif
dibahas dengan reliabilitas sebagai kriteria, konsekuensinya adalah bahwa penelitian
ini tidak baik (Golafshani, 2003: 601).
Metodologi penelitian bertujuan menggambarkan kegiatan yang akan
dilaksanakan selama penelitian. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian
kuantitatif. Polit D.F. & Hungler B.P. (1999) menjelaskan tahap-tahap penelitian
kuantitatif pada Gambar 2 yang berguna sebagai pedoman dalam pelaksanaan
penelitian (Iskandar & Hidayat, 2015: 69).
Tujuan dari perencanaan penelitian semacam itu adalah untuk memunculkan
hasil yang kredibe, akura serta ke absahan dari data. Kredibilitas sangat terkait
dengan keadaan di mana hasil mendekati nyata dan dinilai jujur serta beralasan.
Kredibilitas dapat meningkat bilamana perencanaan penelitian memiliki sejumlah
potensi kesalahan yang dapat merusak kualitas penelitian dan menyimpangkan
penemuan atau mamanipulasi data. Karena itu, tujuan dari suatu rancangan penclitian
yang bagus adalah untuk memberikan suatu jawaban yang kredibel terhadap suatu
pertanyaan, dan kesalahan yang di sengaja dapat mengurangi kredibilitas hasil yang
di dapat (Hamdi & Bahruddin, 2014: 18).
Research designs can also be classified by the degree of direct applicability of
the rescarch to educational practice or settings. When purpose is the classification
criterion, all research studies fall into one of two categories: basic research and
applied research. Applied research can be subdivided into evaluation research,
research and development (R&D), and action research maksudnya adalah desain
penelitian juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat penerapan langsung dari
penelitian untuk praktek atau pengaturan pendidikan. Ketika tujuan adalah kriteria

39
klasifikasi, semua studi penelitian termasuk ke dalam salah satu dari dua kategori:
penelitian dasar dan penelitian terapan. Penelitian terapan dapat dibagi menjadi
penelitian evaluasi, penelitian dan pengembangan (R & D), dan penelitian tindakan
(Gay, dkk, 2012: 16).
The term research can mean any sort of “careful, systematic, patient study
and investigation in some field of knowledge.1 Basic research is concerned with
clarifying underlying processes, with the hypothesis usually expressed as a theory.
Researchers engaged in basic research studies are not particularly interested in
examining the effectiveness of specific educational practices. An example of basic
research might be an attempt to refine one or more stages of Erickson’s
psychological theory of development. Applied research, on the other hand, is
interested in examining the effectiveness of particular educational practices.
Researchers engaged in applied research studies may or may not want to investigate
the degree to which certain theories are useful in practical settings. An example
might be an attempt by a researcher to find out whether a particular theory of how
children learn to read can be applied to first graders who are non-readers. Many
studies combine the two types of research. An example would be a study that
examines the effects of particular teacher behaviors on students while also testing a
theory of personality. Many methodologies fit within the framework of research. If we
learn how to use more of these methodologies where they are appropriate and if we
can become more knowledgeable in our research efforts, we can obtain more reliable
information upon which to base our educational decisions maksudnya Istilah
penelitian dapat berarti segala macam "studi, hati-hati, sistematis, pasien dan
penyelidikan di beberapa bidang pengetahuan. Dasar penelitian yang bersangkutan
dengan menjelaskan proses yang mendasari, dengan hipotesis biasanya dinyatakan
sebagai teori. Peneliti yang terlibat dalam studi penelitian dasar tidak terlalu tertarik
untuk memeriksa efektivitas praktik pendidikan tertentu. Contoh penelitian dasar
mungkin merupakan upaya untuk memperbaiki satu atau lebih tahapan teori
perkembangan psikologis Erickson. Riset terapan, di sisi lain, tertarik untuk
memeriksa efektivitas praktik pendidikan tertentu. Peneliti yang terlibat dalam studi

40
penelitian terapan mungkin atau mungkin tidak ingin menyelidiki sejauh mana teori-
teori tertentu berguna dalam pengaturan praktis. Contoh mungkin merupakan upaya
oleh peneliti untuk mencari tahu apakah teori tertentu tentang bagaimana anak-anak
belajar membaca dapat diterapkan pada siswa kelas pertama yang bukan pembaca.
Banyak penelitian menggabungkan dua jenis penelitian. Contohnya adalah sebuah
studi yang meneliti efek dari perilaku guru tertentu pada siswa sementara juga
menguji teori kepribadian. Banyak metodologi yang sesuai dalam kerangka
penelitian. Jika kita belajar bagaimana menggunakan lebih banyak metodologi ini di
mana mereka sesuai dan jika kita dapat menjadi lebih berpengetahuan dalam upaya
penelitian kami, kami dapat memperoleh informasi yang lebih dapat dipercaya yang
menjadi dasar keputusan pendidikan kami (Fraenkel, 1932: 7)
Menurut Arifin (2011: 5-6), tujuan penelitian memegang peranan yang sangat
penting karena merupakan arah dan sasaran yang harus dicapai. Tujuan penelitian
harus dirumuskan dengan jelas, tegas dan terperinci dalam bentuk pernyataan serta
menunjukkan adanya sesuatu hal yang harus dicapai setelah penelitian tersebut
selesai dilaksanakan. Sesuatu yang harus dicapai merupakan jawaban tentang
masalah yang akan diteliti antara tujuan, masalah, hipotesis atau pertanyaan
penelitian dan simpulan harus merupakan satu kesatuan yang utuh, menunjukkan
keterkaitan dan kesesuaian.
Pauline V.Young (1973) dalam bukunya Scientific Social Surveys and
Research mengemukakan tujuan umum penelitian adalah: (a) discover has facts and
old facts, (b) analyze their sequences interrelationships, and causal explanation
which were derived within an appriorite theoretical frame of references, and (c)
develop new scientific tools, concepts, and theories which would facilitate reliable
and valid study of human behavior.
Tujuan umum penelitian pendidikan adalah untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, konsep, prinsip, dan
generalisasi tentang pendidikan, baik berupa teori maupun praktik. Menemukan
berarti mencari sesuatu yang baru, sedangkan mengembangkan berarti memperluas
dan menggali lebih jauh tentang apa yang ada. Menguji kebenaran dilakukan jika

41
masih meragukan apa yang ada. Secara khusus, tujuan penelitian pendidikan
bergantung kepada permasalahan pendidikan. Misalnya, masalah pokok yang akan
diteliti adalah apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat
belajar dan prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Evaluasi Pembelajaran di
Universitas "X"? Dengan demikian, tujuan penelitiannya adalah untuk memperoleh
data empirik tentang hubungan antara minat belajar dan prestasi belajar mahasiswa
dalam mata kuliah Evaluasi Pembelajaran di Universitas "X"
Secara umum, tujuan penelitian dapat dibagi tiga, yaitu:
a) Tujuan eksploratif, yaitu untuk menemukan teori-teori atau masalah-masalah
baru dalam bidang pendidikan. Teori dan masalah tersebut diperoleh melalui
penelitian yang betul-betul baru dan belum pernah diketahui sebelumnya.
Misalnya, penelitian tentang pengembangan model penilaian portofolio berbasis
teknologi informasi dalam mata pelajaran tertentu atau penelitian tentang
penggunaan model pembelajaran "PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan) dalam bidang studi tertentu.
b) Tujuan pengembangan, yaitu untuk mengembangkan ilmu (pendidikan) yang
telah ada. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan atau memperdalam ilmu
pendidikan yang telah b ada. Misalnya, penelitian tentang implementasi metode
inquiry dalam pembelajaran IPS yang sebelumnya telah digunakan t dalam
pembelajaran IPA. Contoh lainnya adalah penelitian tentang sistem penjaminan
mutu (quality ssurannce) dalam organisasi/satuan pendidikan yang sebelumnya
telah berhasil diterapkan dalam organisasi bisnis/perusahaan.
c) Tujuan verifikatif, yaitu untuk menguji kebenaran dari suatu ilmu (pendidikan)
yang ada. Data penelitian yang diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya
keraguan terhadap informasi atau ilmu pendidikan tertentu. Misalnya, suatu
penelitian dilakukan untuk membuktikan adanya pengaruh kecerdasan
emosional terhadap gaya kepemimpinan atau penelitian untuk menguji
efektifitas model-model evaluasi dalam pembelajaran bidang studi tertentu.
Tujuan penelitian pendidikan sesuai dengan batasan ini adalah ingin
menemukan prinsip-prinsip umum, atau menafsirkan perilaku-perilaku atau tingkah

42
laku yang dapat digunakan dalam situasi tertentu (dalam hal ini situasi berkenaan
dengan situasi dalam pendidikan) untuk men- deskripsikan, menjelaskan,
menerangkan, dan mengendalikan (mengontrol) peristiwa atau kejadian dalm ingkup
pendidikan. Dengan pendek kata, tujuan penelitinn pendidikan adalah untuk
menjelaskan gejala atau fenomena alamiah dan memverifikasi teori guna
mendapatkan teori il miah untuk kepentingan pendidikan (Setyosari,2016: 41).
Quantitative research is typically associated with the process of enumerative
induction. One of its main purposes is to discover how and what kinds of people in
the general or parent population have particular characteristic which has been found
to exist in the sample population. The aim is to infer a characteristic or a relationship
between variables to a parent population. With qualitative research it is the concepts
and categories, not their incidence and frequency, that are said to matter maksudnya
adalah penelitian kuantitatif biasanya terkait dengan proses induksi enumeratif. Salah
satu tujuan utamanya adalah untuk mengetahui berapa banyak dan berapa jenis orang
dalam populasi umum atau orang tua memiliki karakteristik tertentu yang telah
ditemukan dalam populasi sampel. Tujuannya adalah untuk menyimpulkan
karakteristik atau hubungan antara variabel dengan populasi orang tua. Dengan
penelitian kualitatif, yang dikatakan penting itu adalah konsep dan kategori, bukan
frekuensi kejadiannya (Brannen, 2016: 5).
Menurut Raco (2010: 13), kegiatan penelitian, baik kualitatif maupun
kuantitatif, selalu memiliki tujuan tertentu. Tujuan ini haruslah jelas sejak awal
penelitian itu dibuat dan direncanakan. Tujuan penelitian selalu terkait erat dengan
jenis penelitian.
Tujuan penelitian kualitatif sangat bervariasi tergantung tujuannya. Terkait
dengan tujuannya, penelitian kualitatif memiliki beberapa jenis yaitu dibuat untuk
kepentingan penelitian itu sendiri, kepentingan evaluasi, penyelesaian disertasi atau
untuk kepentingan pribadi. Karena tujuannya berbeda maka kriteria penilaiannya juga
berbeda.
Apabila penelitian dilakukan untuk kepentingan evaluasi, maka tujuannya
yaitu untuk melihat efektif tidaknya suatu program atau kebijakan. Kalau penelitian

43
itu demi kepentingan penelitian itu sendiri, maka sasarannya yaitu meningkatkan
pemahaman atau memperbaharui teori yang ada. Jika penelitian dilakukan untuk
penlisan disertasi, maka tujuannya yaitu memberikan gagasan-gagasan penting yang
menjadi minat dan perhatian pembaca yaitu promotor dan penguji. Peranan promotor,
dan tim penguji berperan penting dalam menilai penelitian ini. Bila anggota tim
penguji tidak memahami metode yang digunakan maka akan berdampak negatif pada
penilaian terhadap penelitian tersebut dan harus diakui bahwa metode kualitatif dalam
penulisan disertasi, khususnya di lembaga pendidikan tinggi Indonesia, tergolong
langka, walaupun akhir-akhir ini cukup banyak kandidat master dan doktor yang
makin tertarik dengan metode ini. Ketertarikan para kandidat master dan doktor pada
metode ini disebabkan oleh karena pendekatannya yang menyeluruh, kontekstual dan
bertumpu pada fakta dan realita dan bukan konstruksi buatan peneliti. Makin disadari
oleh para calon master dan doktor bahwa metode ini berperan sangat penting dalam
meningkatkan ilmu pengetahuan dan sangat cocok digunakan untuk ilmu-ilmu
kemanusiaan (human sciences) dan sosial (sosial sciencs). Nasehat penting bagi calon
master dan doktor yang menggunakan metode ini adalah hendaknya mencari calon
promotor yang benar-benar memahami metode kualitatif bila yang hendak
menggunakan metode ini.
Ada juga penelitian kualitatif yang dibuat hanya untulk kepentingan pribadi
(personal inquiry). Tujuan dari personal inquiry ini untuk memenuhi hasrat pribadi
untuk mengerti suatu gejala tertentu. Dengan penelitian ini peneliti hendak
mendalami, memperkaya diri sendiri dan menambah kasana pengetahuannya (Raco,
2010: 16).
Jika penelitian dilihat dari tujuannya, maka ada tiga subjenis penelitian, yaitu
penelitian eksploratori, penelitian verifikatif dan penelitian pengembangan. Penelitian
jenis eksploratori digunakan untuk melakukan pencarian jawaban mengapa muncul
kejadian-kejadian tertentu, misalnya munculnya bencana alam di daerah tertentu terus
menerus. Penelitian verifikatif digunakan untuk meneliti ulang hasil penelitian
sebelumnya dengan tujuan untuk mem-verifikatif kebenaran hasil penelitian
sebelumnya tersebut. Penelitian pengembangan bertujuan untuk mengembangkan

44
model atau hal-hal yang inovatif. Penelitian jenis ini biasanya dilakukan di suatu
perusahaan dalam rangka pengembangan produk atau layanan baru (Sarwono, 2006:
17).
Berdasarkan karakteristik yang merupakan paradigma tersebut maka
penelitian kualitatif memiliki “jalan” tersendiri dalam menemukan jawaban atas
masalah penelitiannya. Jawab yang diberikanpun bersifat unik dan spesifik pada
subjek tertentu. Hal ini dikarenakan tujuan penelitian kualitatif justru menemukan
teori dan bukan sekedar verifikasi dari teori yang sudah ditemukan sehingga
penarikan kesimpulan hanya diberlakukan pada subjek tersebut dan tidak
digeneralisasikan (Bachri, 2010: 51).

b. Fungsi penelitian pendidikan


Penelitian sangat erat hubungannya dengan metode ilmiah, untuk
kepentingan pengembangan konsep-konsep/teori dalam suatu disiplin ilmu. Penelitian
dipandang sebagai kegiatan yang dilakukan secara sistematik untuk menguji jawaban-
jawaban sementara (hipotesis) tentang permasalahan yang diteliti melalui pengukuran
yang cermat terhadap fakta-fakta secara empiris. Konsep penelitian ini memiliki
karakteristik antara lain pengujian hipotesis, empiris, kuantitatif, dan bersumber pada
fakta. Fungsi penelitian tidak hanya untuk kepentingan pegembangan konsep atau
membangun teori keilmuan melainkan berfungsi pula untuk kepentingan pemecahan
masalah- masalah praktis dalam kehidupan. Penelitian tidak selalu harus bersifat
pengujian hipotesis, empiris, kuantitatif, dan bersumber pada fakta. Upaya mencari
jawaban terhadap masalah penelitianCa dapat dilakukan tanpa didahului dengan
hipotesis, yaitu melaluite analisis bahan/dokumen tertulis, tanpa melakukan
pengukuran secara kuantitatif, dan dapat pula bersumber pada opini (judgement)
(Arifin,2011: 2 ).
Fungsi penelitian sebagai sarana pemerian atau deskripsi sangatlah tergantung
pada alat penelitian atau instrumen pengukuran dan observasi yang dilakukan. Para
peneliti melakukan penelitian hertahun tahun, kadang kala hanya untuk
menyempurnaka instrumen, dalam bidang psikologi dan pendidikan misalnya tes

45
inteligensi, tes bakat, dan tes ha sil helajar. Tes ini mengalami scrangkaian ui coha
penyempurnaan guna memperoleh hasil yang lebih sahih. Dengan demikian, ketika
tes ini dipakai dapat memberikan deskripsi yang lebih tepat (Setyosari,2016: 43).
To argue, as Stronach and MacLure (1997) do, that in the field of education a
postmodern approach can function to make educational research unfamiliar,
startling in itself though this thought may be, seems unimportant compared with the
possibility of falling into chaos and uncertainty, which a resistance to closure might
imply. At the very least, then, any process of opening up must involve some
commitment to living with uncertainty and thus would require accepting its dangers
as well as its possibilities. At the same time, it could be argued that the dangers of
falling into this abyss are vastly exaggerated in three possible ways: first, there is no
danger; second, there is no abyss; and third, relativism is in any event a modernist
trick maksudnya adalah untuk membantah, seperti yang dilakukan Stronach dan
MacLure (1997), bahwa dalam bidang pendidikan pendekatan postmodern dapat
berfungsi untuk membuat penelitian pendidikan tidak dikenal, mengejutkan sendiri
meskipun pemikiran ini mungkin, tampaknya tidak penting dibandingkan dengan
kemungkinan jatuh ke dalam kekacauan dan ketidakpastian, yang merupakan
hambatan penutupan mungkin menyiratkan. Paling tidak, kemudian, setiap proses
pembukaan harus melibatkan beberapa komitmen untuk hidup dengan ketidakpastian
dan dengan demikian akan membutuhkan menerima bahayanya serta
kemungkinannya. Pada saat yang sama, itu bias diperdebatkan bahwa bahaya jatuh ke
jurang ini sangat dibesar-besarkan tiga cara yang mungkin: pertama, tidak ada
bahaya; kedua, tidak ada jurang; dan ketiga, relativisme adalah suatu trik modernis
(Scott & Usher, 2011: 171).
Menurut Arifin (2011: 6-7), dalam penelitian pendidikan, dikenal beberapa
fungsi penelitian yaitu fungsi pemecahan masalah (problem solving), fungsi
pendeskripsian (description), fungsi pengembangan (development), fungsi peramalan
(prediction), fungsi perbaikan (improvement), dan fungsi penjelasan (explanation).
Fungsi pemecahan masalah adalah fungsi untuk memecahkan masalah
praktis dalam bidang pendidikan secara jelas dan cermat, sehingga menghasilkan

46
masukan langsung dalam menentukan suatu kebijakan, seperti penelitian terapan dan
penelitian kebijakan. Fungsi pendeskripsian adalah fungsi untuk mendeskripsikan
sifat- sifat atau karakteristik fenomena yang dibuat oleh manusia. Dalam
pelaksanaannya, fungsi ini sangat bergantung pada instrumen pengukuran yang
digunakan. Fungsi pengembangan merupakan fungsi untuk mengeksplorasi dan
merumuskan suatu aturan, hukum, dalil, model mengenai hubungan antara kondisi
yang satu dengan kondisi lainnya atau hubungan antara satu kejadian dengan kejadian
lainnya, sehingga dapat menghasilkan teori baru, seperti penelitian dasar/murni.
Fungsi prediksi adalah fungsi meramal dan memproyeksi suatu fenomena
yang akan terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan kondisi yang ada
sekarang dan/atau sebelumnya. Fungsi pengendalian adalah fungsi mengendalikan
fenomena yang mungkin terjadi sebagai akibat dari kondisi yang ada. Fungsi
perbaikan adalah fungsi untuk memperbaiki program, kurikulum, pembelajaran dan
aspek-aspek pendidikan lainnya guna meningkatkan mutu kompetensi peserta didik.
Fungsi penjelasan adalah fungsi untuk menjelaskan, menggambarkan, menegaskan
suatu kondisi yang melandasi suatu fenomena. Fungsi ini sangat penting karena
mencakup tiga fungsi sebelumnya, yaitu mendeskripsikan, meramalkan, dan
perbaikan suatu fenomena dengan tingkat kepastian dan akurasi yang tinggi.
According Kumar (2011: 20), the main function of a research design is to
explain how you will find answers to your research questions. The research design
sets out the specific details of your enquiry. A research design should include the
following: the study design per se and the logistical arrangements that you propose
to undertake, the measurement procedures, the sampling strategy, the frame of
analysis and the time-frame. (You should not be confused between study design and
research design. Note that the study design is one part of the research design. It is the
design of the study itself, whereas the research design also includes other parts which
constitute the research process) maksudnya adalah fungsi utama dari desain
penelitian adalah untuk menjelaskan bagaimana Anda akan menemukan jawaban atas
riset Anda pertanyaan. Rancangan penelitian menetapkan detail spesifik dari
pertanyaan Anda. Desain penelitian seharusnya sertakan yang berikut: desain studi

47
per se dan pengaturan logistik yang Anda usulkan melakukan, prosedur pengukuran,
strategi sampling, kerangka analisis dan waktu-bingkai. (Anda tidak boleh bingung
antara desain studi dan desain penelitian. Perhatikan bahwa penelitian desain adalah
salah satu bagian dari desain penelitian. Ini adalah desain dari studi itu sendiri,
sedangkan desain penelitian juga termasuk bagian lain yang merupakan proses
penelitian).
After framing hypothesis we have to prepare a research design i.e. we have to
state the conceptual structure within which research would be conducted. The
preparation of such a design facilitates research to be as efficient as possible yielding
maximal information. In other words, the function of research design is to provide for
the collection of relevant evidence with optimum effort, time and expenditure. But
how all these can be achieved depends mainly on the research purpose maksudnya
adalah setelah membingkai hipotesis kita harus menyiapkan desain penelitian yaitu
kita harus menyatakan struktur konseptual di mana penelitian akan dilakukan.
Persiapan desain semacam itu memfasilitasi penelitian untuk menjadi seperti seefisien
mungkin menghasilkan informasi maksimal. Dengan kata lain, itu fungsi desain
penelitian adalah untuk menyediakan koleksi yang relevan bukti dengan upaya,
waktu, dan pengeluaran optimal. Tetapi bagaimana semua ini dapat dicapai terutama
tergantung pada tujuan penelitian (Pandey, 2015: 14).
Perlakuan peneliti terhadap subjek atau objek tersebut dapat memungkinkan
dua alternatif status populasi. Pertama, populasi penelitian itu bersatus sebagai objek
penelitian jika populasi itu bukan sebagai sumber informasi, tetapi sebagai substansi
yang diteliti, seperti hasil produksi (susu kaleng, cat, topeng, dan lain-lain). Kedua,
populasi penelitian itu berstatus sebagai sumber informasi, seperti manusia dan
dokumen. Dalam survei sosial, orang atau sekelompok orang lazim berfungsi sebagai
sumber informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan diri mereka atau
fenomena-fenomena sosial yang berhubungan dengan mereka. Dalam penelitian
tertentu, populasi penelitian dapat berstatus ganda, sebagai objek penelitian yang
informasinya juga dari populasi tersebut. Penelitian tentang "perbedaan cara belajar
antara mahasiswa bidang eksakta dan mahasiswa bidang sosial" mengisyaratkan

48
populasi penelitian akan berstatus ganda: sebagai objek yang sekaligus sebagai
sumber data (Winarno,2013: 80-81).
Menurut Nurbudiyani (2013: 92), penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif, karena pendekatan penelitian ini dapat mendiskripsikan hasil belajar
kognitif, afektif dan psikomotor kedalam angka-angka sehingga mudah dianalisis
datanya secara statistik.
According Nayak and Priyanka (2015: 4), the main function of research is to
improve research procedures through the refinement andextension of knowledge. The
refinement of existing knowledge or the acquisition of new knowledge is essentially
an intermediate step toward the improvement of the research process. The
improvement is associated with various aspects:
1. Research encourages scientific and inductive thinking, besides promoting the
development of logical habits of thinking and organisation.
2. The function of research is to make a decision concerning the refinement or
extensionof knowledge in this particular area.
3. Research assumes significant role in the formation of policies, for the government
and business. Research also tries to solve various operational and planning
problems.
4. Another function of research is to aid administrators to improve the Social
systems. Research is equally important to social scientists for analysing social
relationships and seeking explanations to various social problems.
5. The function of research is to improve the students learning and classroom
problem withwhich teacher is encountering with problems. The more effective
techniques for teachingcan be developed.
6. Research helps in carrier development.
Fungsi utama penelitian adalah untuk meningkatkan prosedur penelitian
melalui penyempurnaan dan perluasan pengetahuan. Penyempurnaan pengetahuan
yang ada atau akuisisi pengetahuan baru pada dasarnya merupakan langkah
menengah menuju perbaikan dari proses penelitian. Peningkatan ini terkait dengan
berbagai aspek:

49
1. Penelitian mendorong pemikiran ilmiah dan induktif, selain mempromosikan
pengembangan kebiasaan berpikir dan organisasi yang logis.
2. Fungsi penelitian adalah untuk membuat keputusan tentang penyempurnaan atau
perluasan pengetahuan di bidang khusus ini.
3. Penelitian mengambil peran penting dalam pembentukan kebijakan, bagi
pemerintah dan bisnis. Penelitian juga mencoba menyelesaikan berbagai
operasional dan perencanaan masalah.
4. Fungsi lain dari penelitian adalah membantu administrator untuk meningkatkan
sosial sistem. Penelitian juga penting bagi ilmuwan sosial untuk menganalisis
sosial hubungan dan mencari penjelasan untuk berbagai masalah sosial.
5. Fungsi penelitian adalah untuk meningkatkan pembelajaran siswa dan kelas
masalah dengan guru yang menghadapi masalah. Semakin efektif teknik untuk
mengajar dapat dikembangkan.
6. Penelitian membantu dalam pengembangan karier.
Data yang diperoleh dikumpulkan melalui berbagai macam sumber entah
lewat observasi masyarakat atau mempelajari dokumen-dokumen yang tertulis. Data-
data tersebut berfungsi untuk merekonstruksi dan menganalisis kasus tersebut dari
segi pandang logika sosial. Menurut Patton proses penyusunan studi kasus
berlangsung dalam tiga tahap. Tahap pertama yaitu pengumpulan data mentah tentang
individu, organisasi, program, tempat kejadian yang menjadi dasar penulisan studi
kasus. Langkah kedua adalah menyusun atau menata kasus yang telah diperoleh
melalui pemadatan, meringkas data yang masih berupa data mentah, mengklasifikasi
dan mengedit dan memasukkannya dalam satu file yang dapat diatur (manageable)
dan dapat dijangkau (accessible). Langkah ketiga adalah penulisan laporan akhir
penelitian kasus dalam bentuk narasi. Laporan tersebut haruslah mudah dibaca.
Penulisan dan penggambaran kasus tersebut menceritakan tentang seseorang,
program, organisasi yang dibuat sedemikian mudahnya sehingga pembaca dapat
menangkap inti dan arti kasus itu serta memahami kekhususannya. Cerita tentang
kasus tersebut dapat disajikan baik secara kronologis atau secara tematis atau
keduanya (Raco, 2010: 51).

50
Qualitative approach to research is concerned with subjective assessment of
attitudes, opinions and behaviour. Research in such a situation is a function of
researcher’s insights and impressions. Such an approach to research generates
results either in non-quantitative form or in the form which are not subjected to
rigorous quantitative analysis. Generally, the techniques of focus group interviews,
projective techniques and depth interviews are used. All these are explained at length
in chapters that follow maksudnya adalah pendekatan kualitatif untuk penelitian
berkaitan dengan penilaian subyektif dari sikap, pendapat dan perilaku. Penelitian
dalam situasi semacam itu adalah fungsi dari wawasan dan kesan peneliti. Pendekatan
semacam itu untuk penelitian menghasilkan hasil baik dalam bentuk non-kuantitatif
atau dalam bentuk yang tidak mengalami analisis kuantitatif yang ketat. Umumnya,
teknik wawancara kelompok fokus, teknik proyektif dan wawancara mendalam
digunakan. Semua ini dijelaskan secara panjang lebar dalam bab-bab yang mengikuti
(Kothari, 2004: 5).
The function of the review of the literature in historical research, however, is
different in that it provides the data for research; the researchers’ acceptance or
otherwise of their hypotheses will depend on their selection of information from the
review and the interpretation they put on it. Borg (1963) has identified other
differences: one is that the historical researcher will have to peruse longer
documents than the empirical researcher who normally studies articles very much
more succinct and precise. Further, documents required in historical research often
date back much further than those in empirical research. And one final point:
documents in education often consist of unpublished material and are therefore less
accessible than reports of empirical studies in professional journals maksudnya
fungsi dari tinjauan literatur dalam penelitian sejarah. Namun, berbeda karena
menyediakan data untuk penelitian; penerimaan peneliti atau jika tidak, hipotesis
mereka akan bergantung pada pemilihan informasi mereka dari tinjauan dan
interpretasi yang mereka pakai. Borg (1963) telah mengidentifikasi perbedaan lain:
satu bahwa peneliti sejarah harus membaca dengan teliti dokumen lebih panjang dari
peneliti empiris yang biasanya mempelajari artikel jauh lebih banyak ringkas dan

51
tepat. Lebih lanjut, dokumen diperlukan dalam penelitian sejarah sering tanggal
kembali banyak lebih jauh dari pada penelitian empiris. Dan satu titik terakhir:
dokumen dalam pendidikan sering terdiri dari bahan yang tidak dipublikasikan dan
karenanya kurang dapat diakses daripada laporan studi empiris di jurnal professional
(Cohen,2007:194).
This part of the procedure section provides the researcher with an
opportunity to classify the overall qualitative research approach (e.g., narrative
research, ethnographic research, case study research) to be used in the research; to
provide a rationale for why the particular approach is appropriate, given the purpose
of the study (e.g., action research, evaluation research); and to provide a link to the
appropriate literature on research methods. For example, Mills 6 linked his proposed
study of educational change to the literature on educational change as well as to the
anthropological literature on cultural change; at the same time, he provided a
rationale for the appropriateness of an ethnographic approach to studying the
processes and functions of educational change maksudnya adalah bagian dari bagian
prosedur ini menyediakan pencari dengan kesempatan untuk mengklasifikasikan
secara keseluruhan pendekatan penelitian kualitatif (mis., naratif pencarian,
penelitian etnografi, penelitian studi kasus) untuk digunakan dalam penelitian; untuk
memberikan alasan mengapa pendekatan tertentu sesuai, mengingat tujuan penelitian
(misalnya, tindakan ulang pencarian, penelitian evaluasi); dan memberikan tautan ke
literatur yang sesuai tentang metode penelitian. Misalnya, Mills 6 menghubungkan
studi yang diusulkannya perubahan pendidikan pada literatur tentang pendidikan
berubah juga pada literatur antropologis pada perubahan budaya; pada saat yang
sama, dia memberi dasar pemikiran untuk kesesuaian etnopendekatan grafis untuk
mempelajari proses dan fungsi perubahan pendidikan (Gay, 2012: 118).
According Brannen (2016: 24), where qualitative methods play a subsidiary
role in a project they are likely to have particular kinds of functions. First, they may
act as a source of hunches or hypotheses which quantitative work may then go on to
test. A second usage is in the development and piloting of research instruments -
questionnaires, scales and indices. A third and often covert usage is in the

52
interpretation and clarification of quantitative data. Here the quantitative researcher
may draw on but not necessarily acknowledge qualitative material when he or she
'speculates' about the nature of the relationships which have been found to be
statistically significant maksudnya adalah dimana metode kualitatif memainkan peran
tambahan dalam proyek mereka cenderung memiliki jenis fungsi tertentu. Pertama,
mereka dapat bertindak sebagai sumber firasat atau hipotesa yang mana pekerjaan
kuantitatif dapat pergi untuk menguji. Penggunaan kedua adalah dalam
pengembangan dan uji coba instrumen penelitian - kuesioner, skala dan indeks. A
ketiga dan sering penggunaan rahasia dalam interpretasi dan klarifikasi data
kuantitatif. Di sini peneliti kuantitatif dapat memanfaatkan tetapi tidak selalu
mengakui materi kualitatif ketika dia 'berspekulasi' tentang sifat hubungan yang telah
ditemukan signifikan secara statistik.
Penerapan derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep validitas
internal dari nonkualitatif. Fungsinya: (a) melaksanakan inkuiri sehingga tingkat
kepercayaan penemuannya dapat dicapai (b) mempertunjukkan derajat kepercayaan
hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda
yang sedang diteliti. Kriteria keteralihan berbeda dengan validitas eksternal dari
nonkualitatif. Bila pada penelitian nonkualitatif berdasarkan hasil penelitian pada
sampael dapat digeneralisasikan, pada pene1itian kualitatif tidak dapat demikian.
Meskipun kejadian empiris sama tetapi bila konteksnya berbeda tidak mungkin dapat
digeneralisasikan (Bachri, 2010: 55).

B. KAJIAN KRITIS
Istilah penelitian berasal dari bahasa Inggris yaitu Re dan Search. Secara
umum penelitian adalah suatu proses penyelidikan yang ilmiah melalui pengumpulan,
pengolahan, analisis, dan penyimpulan data berdasarkan pendekatan, metode dan
teknik tertentu. Dengan demikian metodologi penelitian pendidikan adalah suatu
proses penyelidikan ilmiah melalui pengumpulan, pengolahan, analisis, dan
penyimpulan data berdasarkan pendekatan, metode dan teknik tertentu secara hati-

53
hati dan kritis terhadap suatu masalah pendidikan sehingga diperoleh pemecahan
yang tepat.
Ada beberapa hal untuk membedakan konsep penelitian pendidikan dengan
penelitian lainnya yaitu berdasarkan karakteristiknya. Dimana suatu penelitian tidak
dapat dikatakan ilmiah apabila tidak sesuia dengan karakteristik penelitian, seperti
prinsip kebetulan, coba-coba, dan spekulasi. Karakteristik penelitian adalah
objektivitas, ketepatan, verifikasi, penjelasan, empiric, logis, dan kondisional.
Prosedur penelitian pendidikan tidak lepas dari metode ilmiah, metode ilmiah
adalah langkah-langkah yang digunakan untuk memecahkan masalah berdasarkan
prinsip-prinsip ilmiah yaitu sistematis, objektif, rasional, logis dan kritis. Berdasarkan
kerangka dasar metode ilmiah di atas, maka tahap-tahap penelitian pada dasarnya
dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu penyusunan desain penelitian, pelaksanaan
penelitian, dan laporan penelitian.
Tujuan penelitian ialah pernyataan mengenai apa yang hendak ddicapai dan
memegang peranan yang sangat penting karena merupakan arah dan sasaran yang
harus dicapai. Tujuan penelitian harus dirumuskan dengan jelas, tegas, dan terperinci
dalam bentuk dalam bentuk pernyataan serta menunjukkan adanya sesuatu hal yang
harus dicapai. Tujuan penelitian terdiri dari tujuan umum dan khusus.
Fungsi penelitian tidak hanya untuk kepentingan pengembangan konsep atau
membangun teori keilmuan melainkan untuk berfungsi pula untuk kepentingan
pemecahan masalah-masalah praktis dalam kehidupan. Dalam penelitian pendidikan
dikenal beberapa fungsi penelitian yaitu fungsi pemecahan masalah, pendeskripsian,
pengembangan, peramalan, perbaikan dan penjelasan.

54
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Secara umum, penelitian adalah suatu proses penyelidikan yang ilmiah
melalui pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyimpulan data berdasarkan
pendekatan, metode dan teknik tertentu untuk menjawab suatu permasalahan. Dengan
demikian, penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan
ilmiah melalui pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyimpulan data
berdasarkan pendekatan, metode dan teknik tertentu untuk menjawab permasalahan
dalam bidang pendidikan.
Berdasarkan konsep penelitian pendidikan yang telah dikemukakan, maka
dapat didentifikasi karakteristik penelitan pendidikan, yaitu: (a) masalahnya berkaitan
dengan bidang pendidikan, (b) memiliki tujuan dan manfaat yang jelas, (c)
mempunyai landasan teori pendidikan yang kut, (d) dilakukan secara ilmiah, yaitu
sistematis masalah- logis, kritis, objektif, rasional, tetapi tidak emosional, (e)
direncanakan secara sengaja untuk memecahkan masalah yang akan diteliti, bukan
dilakukan secara kebetulan, (f) datanya bersifat faktual dan aktual, dan (g) dapat
diulang untuk masalah yang sama dengan lokasi yang berbeda.
Penelitian merupakan suatu proses yang terdiri atas bebera langkah. Langkah
ini bukan sesuatu yang sekuensial atau langkah-langkah yang harus dikuti secara
kaku. Proses penelitian adalah sesuatu kegiatan interaktif antara peneliti dengan
logika, masalalah, disain dan interpretasi.
Tujuan umum penelitian pendidikan adalah untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, konsep, prinsip, dan
generalisasi tentang pendidikan, baik berupa teori maupun praktik. Fungsi penelitian
tidak hanya untuk kepentingan pegembangan konsep atau membangun teori keilmuan
melainkan berfungsi pula untuk kepentingan pemecahan masalah- masalah praktis
dalam kehidupan. Penelitian tidak selalu harus bersifat pengujian hipotesis, empiris,
kuantitatif, dan bersumber pada fakta.

55
B. SARAN
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun sudah berusaha memaparkan dan
menjelaskan materi dengan semaksimal mungkin, tapi tidak menutup kemungkinan
adanya kekeliruan dalam penyusunannya, baik dari segi materi, maupun
penyusunannya. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan sumbangsih pembaca
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya, dan harapan bagi penyusun, semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dalam proses evaluasi pendidikan.

56
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z., 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Bachri,B.S.2010. Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi pada Peneltian


Kualitatif. Jurnal Teknologi Pendidikan,10(1),p.46-62.

Brannen, J., 2016. Mixing Methods: Qualitative and Quantitative Research. London
and New York: Rouletdge.

Cohen, L.,et.al., 2007. Research Methods in Education. USA: Routledge.

Coryn, C.L.S.,2006. The Fundamental Characteristics of Research. Journal of


MultiDisciplinary Evaluation, (5), p. 124-133.

Fraenkel,J.R. & Wallen,N.E.,1992. How to Design and Evaluate Research in


Education Seventh Edition. New York : Library of Congress Cataloging-in-
Publication Data.

Gay, L.R.,et.al., 2012. Educational Research Competencies for Analysis and


Applications. New York: Pearson.

Golafshani,N.,2003. Understanding Reliability and Validity in Qualitative Research.


The Qualitative Report, 8(4), p. 597-607.

Hamdi, A.S.& Bahruddin, E. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam


Pendidikan. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Hofstein,A.& Lunetta,V.N.,2003. The Laboratory in Science Education: Foundations


for the Twenty-First Century. Laboratory In Science Education,p.28-54.

Iskandar,I.& Hidayat,A. 2015. Analisa Quality of Service (QoS) Jaringan Internet


Kampus (Studi Kasus: UIN Suska Riau). Jurnal CorelIT, 1(2), p.67-76.

57
Kothari, C.R., 2004. Research Metodology Methods and Techniques (Second Revised
Edition). India: New Age International Limited

Kumar, R., 2011. Research Methodology a step-by-step guide for beginners.


California: SAGE Publications Inc.

Kurniati,D.,dkk.,2016. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Smp Di


Kabupaten Jember Dalam Menyelesaikan Soal Berstandar Pisa. Jurnal
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 20(2), p.142-155.

Lodico,M.G.,et.al.,2010. Second Edition Methods in Educational Research from


Theory to Pratice. San Francisco : Jossey-Bass.

Mulyadi,M.,2011. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif serta Pemikiran Dasar


Menggabungkannya. Jurnal Studi Komunikasi dan Media, 15(1), p.127-138.

Nayak, J.K.& Priyanka, S., 2015. Fundamental of Research Metodology. New Delhi:
SSDN

Nurbudiyani,I.,2013. Pelaksanaan Pengukuran Ranah Kognitif, Afektif, dan


Psikomotor pada Mata Pelajaran Ips Kelas Iii SD Muhammadiyah
Palangkaraya.Anterior Jurnal,13(1),p.88-93.

Pandey, P.& Meenu, M.P., 2015. Research Methodology: Tools and Techniques.
Romania: Bridge Center.

Pathak, R,P, 2008. Methodology of Educational Research. India : Printing Press,


Delhi.

Raco, J. R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik, dan


Keunggulannya. Jakarta: Grasindo.

Sarwono, J., 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

58
Scott,D.&Usher,R., 2011. Researching Education. New York: Continuum
International Publishing Group.

Sedarmayanti & Hidayat, S.,2011. Metodologi Penelitian. Bandung: Mandar Maju.

Setyosari, P., 2013. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta:


Kencana.

Sukmadinata, N.S., 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Usman, H.& Akbar, P.S.,2014. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Katalog Dalam
Terbitan (KDT)

Walliman, N.,2011. Research Methods the Basics. New York: Routledge.

Winarno., 2013. Metodologi Penelitian dalam Pendidikan Jasmani. Malang:


Universitas Negeri Malang.

Zeidler, D. et.al., 2004. Beyond STS: A Research-Based Framework for


Socioscientific Issues Education. Morallity and Socioscientific Issues in
Science Education, p.357-377.

59

Anda mungkin juga menyukai