Anda di halaman 1dari 6

Dikotomi Ilmu Pengetahuan dan

Penyelesaiannya Berdasarkan
Prinsip Integrasi

Fauzi Fazrur Rasyid


0310202063
T.BIO-3
01 Pengertian dan Paradigma Dikotomi Ilmu Pengetahuan
02 Diskursus Dikotomi Ilmu Pengetahuan

03 Penyelesaiannya Berdasarkan Prinsip Integrasi

T O P I K
PEMBAHASAN
Pengertian dan Paradigma Ilmu Pengetahuan
 Secara harfiah dikotomi berasal dari bahasa Inggris yaitu “dichotomy” yang artinya membedakan dan
mempertentangkan dua hal yang berbeda. Kata yang dalam bahasa Inggrisnya “dichotomy” tersebut,
digunakan sebagai serapan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “dikotomi” yang arti harfiahnya dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan.
 Dikotomi ilmu adalah sikap yang membagi atau membedakan ilmu secara teliti dan jelas menjadi
dua bentuk atau dua jenis yang dianggap saling bertentangan serta sulit untuk diintegralkan.

 Dengan demikian, apapun bentuk pembedaan secara diametral terhadap ilmu secara bertentangan adalah
berarti dikotomi ilmu. Sehingga secara umum timbul istilah “ilmu umum (non agama) dan ilmu agama;
ilmu dunia dan ilmu akhirat; ilmu hitam dan ilmu putih; ilmu eksak dan ilmu non-eksak, dan lain-lain.

 Al-Ghazali memperinci ilmu secara detail dan berusaha membangun pengklasifikasian ilmu antara lain :
1. Ilmu yang dihadirkan dan ilmu yang dicapa.
2. Ilmu-ilmu teoritis dan praktis
3. Ilmu-ilmu keagamaan dan ilmu intelektual
4. Ilmu fardu ain dan fadu kifayah

 Fakta pengklasifikasian ini akhirnya membentuk paradigma keilmuan dikotomi pasca pengklasifikasian
ilmu dari al-Ghazali tersebut.
Diskursus Diotomi Ilmu Pengetahuan
 Epistemologi Islam mengandung sebuah konsep yang holistik mengenai pengetahuan. Di dalam
konsep ini tidak terdapat pemisahan antara pengetahuan dengan nilai-nilai.

 Al-Qur’an juga menekankan agar umat Islam mencari ilmu pengetahuan dengan meneliti alam
semesta ini, dan bagi orang yang menuntut ilmu ditinggikan derajatnya disisi Allah, bahkan tidak sama
orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui. Islam tidak pernah menganggap
adanya dikotomi ilmu pengetahuan dan agama. Ilmu pengetahuan dan agama merupakansatu
totalitas yang intregal yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.

 Pertentangan antar agama dan ilmu pengetahuan terjadi pada abad pertengahan, setelah kaum
terpelajar Yunani hijrah dari Konstantinopel dan menyebarkan peradaban mereka ke Eropa.Umat
beragama merasakan bahwa satu saingan baru akan mengusik pengaruh dan wewenang mereka.
Mereka memilih wewenang dunia, sedangkan teori-teori baru mengancam pengaruh mereka.
Muncullah kemudian rasa permusuhan itu.
Penyelesaian Dikotomi Berdasarkan Prinsip Integrasi
Ilmu Pengetahuan
 Integrasi ilmu pengetahuan adalah proses mengaitkan dirinya pada prinsip tauhid. Sasaran integrasi
ilmu adalah pencari ilmu, bukan ilmu itu sendiri. Karena yang menentukan adalah manusia, maka
manusialah yang akan menghayati ilmu.

 Upaya integrasi ilmu berarti pembebasan ilmu dari penafsiran-penafsiran yang didasarkan pada
ideologi sekular. Yaitu menggeser dan menggantinya dengan pemahaman-pemahaman yang
mengacu pada pesan-pesan Islam ketika menelaah dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Kata
kunci konseps integrasi ilmu adalah semua pengetahuan yang benar berasal dari Allah (all true
knowledge is from Allah).

 Ada beberapa faktor yang terkait dengannya, yaitu:


 pertama, sejarah tentang hubungan sains dengan agama.
 Kedua, kuatnya tekanan dari kelompok ilmuwan yang menolak doktrin “bebas nilai”-nya sains.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai