NAMA : Dwi Purwanti

NIM : 1996144033
PRODI : Manajemen 3B

JAWABAN UAS STUDI AL HADITS

1. Hadits dha’if secara bahasa berarti hadits yang lemah, yang sakit, dan yang tidak kuat.
Secara terminologis, para ulama mendefinisikannya dengan redaksi yang beragam,
meskipun maksud dan kandungannya sama.
Macam-Macam Hadis dha’if
a. Hadits mu’allaq adalah hadits yang terputus di awal sanad. Kata mu’allaq secara bahasa
berarti tergantung. Secara terminologis, hadits mu’allaq adalah hadis yang
meriwayatkan di awal sanad gugur atau terputus seorang atau lebih secara berurut.
b. Hadits munqathi adalah hadits yang ditengah sanadnya ada periwayat yang gugur
seorang atau dua orang tidak secara berurutan.
c. Hadits Mu’an’an dan muannan. Kata Al-Muannan berasal dari kata annana yang berarti
periwayat berkata : anna (bahwa) anna (bahwa) yang menunjukkan bahwa periwayat
meriwayatkan hadits dari periwayat lain dengan menggunakan metode anna.
d. Hadits mu’dhal adalah hadits yang gugur dua orang periwayatnya atau lebih secara
berturut-turut baik gugurnya itu antara sahabat denngan tabi’in, antara tabi’in dengan
tabi’al-tabi’in atau dua orang sesudah mereka.
e. Hadits Mursal, sebuah hadits disebut mursal apabila di riwayatkan oleh tabi’i langsung
dari Nabi tanpa menyebut sahabat..
f. Hadits Mawquf dan Hadits Maqthu’ adalah hadits yang di sandarkan kepada sahabat
Nabi, atau hadits yang diriwayatkan dari para sahabat berupa perkataan, perbuatan, atau
persetujuannya.

2. Sanad menurut bahasa adalah sandaran atau tempat bersandar. Sedangkan sanad menurut
istilah adalah jalan yang menyampaikan kepada jalan hadis. Sedangkan "Matan" atau "al-
matn" menurut bahasa adalah mairtafa'a min al-ardi atau tanah yang meninggi. Sedangkan
menurut istilah adalah "kalimat tempat berakhirnya sanad". Berkenaan dengan matan atau
redaksi hadits, maka ada beberapa yang perlu dipahami yaitu Ujung sanad sebagai sumber
redaksi, apakah berujung pada Nabi Muhammad atau bukan dan Matan hadits itu sendiri
dalam hubungan dengan hadits lain yang lebih kuat sanadnya (apakah ada yang
 melemahkan atau menguatkan) dan selanjutnya dengan ayat dalam Al-Qur'an (apakah ada
yang bertolak belakang).
Contohnya :
- Sanad
‫ب ع َْن َح ْمزَ ةَ ْب ِن َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن ُع َم َر أَ َّن ا ْبنَ ُع َم َر‬
ٍ ‫ْث قَا َل َح َّدثَنِي ُعقَ ْي ٌل ع َْن ا ْب ِن ِشهَا‬ ُ ‫َح َّدثَنَا َس ِعي ُد بْنُ ُعفَي ٍْر قَا َل َح َّدثَنِي اللَّي‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬
َ ِ ‫ْت َرسُو َل هَّللا‬
ُ ‫قَا َل َس ِمع‬
- Matan
ِ ‫ْت فَضْ لِي ُع َم َر ْبنَ ْالخَ طَّا‬
‫ب‬ ُ ‫اري ثُ َّم أَ ْعطَي‬ ْ َ‫ي يَ ْخ ُر ُج فِي أ‬
ِ َ ‫ظف‬ َّ ‫ْت َحتَّى إِنِّي أَل َ َرى ال ِّر‬ ُ ‫َح لَبَ ٍن فَ َش ِرب‬ ُ ِ‫بَ ْينَا أَنَا نَائِ ٌم أُت‬
ِ ‫يت بِقَد‬
‫قَالُوا فَ َما أَو َّْلتَهُ يَا َرسُو َل هَّللا ِ قَا َل ْال ِع ْل َم‬

3. Larangan menulis hadist pada masa rosululloh saw adalah Karena pada masa Rasulullah
saw sedikit sekali sahabat yang bisa menulis sehingga yang menjadi andalan mereka
dalam menerima hadist adalah dengan menghafal. Menurut Abd Al-Nash, Allah telah
memberikan keistimewaan kepada para shohabat kekuatan daya ingat dan kemampuan
menghafal, dengan itu mereka dapat meriwayatkan Al-qur'an, hadist dan syair dengan
baik, seakan mereka membaca buku.
Perhatian terhadap hadist sangat tinggi, terutama di berbagai majlis nabi atau
tempat untuk menyampaikan risalah seperti di masjid, halaqah ilmu, dan berbagai tempat
yang dijanjikan Rasulullah saw, hadist pada waktu itu pada umumnya hanya diingat dan
dihafal dan tidak di tulis seperti Al-qur'an ketika disampaikan oleh nabi, dikarenakan
kondisi dan situasi tidak memungkinkan. Memang secara umum nabi itu melarang
khawatir bercampur antara hadist dan al-Qur'an, banyak hadist yang melarang para
shohabat untuk menulis diantarnya hadist yang melarang penulisan hadist adalah :
‫ روه‬.‫ ال تكتبوا عني ومن كتب عنيي غير الهران فليمحه‬:‫عن ابي سعيد الخدر ان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
‫ا مسلم‬

4. Menurut pendapat saya hadits dhoif hanya boleh digunakan sebatas sebagai motivasi saja,
tidak bisa digunakan sebagai hujjah dalam pengambilan hukum.