MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Study Hadits
Disusun oleh:
Kelompok 1
Hasrul
Nurul Awaliah
Ihda
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kitab-kitab hadis yang memuat hadis tentang niat.
1. Petunjuk rumus hadis.
Kitab yang kami gunakan untuk mencari letak dari hadis yaitu menggunakan kitab
Mu’jam Mufahras lialfadhil Hadiistin Nabawi. Cara menggunakan kitab Mu’jam tersebut yaitu
dengan mencari lafadl inti yang paling penting dalam matan hadis yang akan kita cari. Hadis
tentang niat ini yang menjadi lafadl intinya adalah lafadl َنَو ي. Setelah kita menemukan kata
kuncinya maka langkah selanjutnya yaitu mencari dalam kamus Mu’jam tentang kumpulan
huruf-huruf nun. Lafadl َنَو يterdapat dalam kitab Mu’jam Mufahras lialfadhil Hadiistin Nabawi,
juz 7, dan pada halaman 55. Berikut keterangan yang diperoleh :
Hadis
No Rumus Nama Kitab Kitab Bab ke- ke-
Sunan Abi
3 11د طالق Dawud طالق 11 2201
ت فضا ئل الجهاد
4 16 Sunan Tirmidzi فضا ئل الجهاد 16 1647
Sunan Ibnu
6 26 جه زهد Majah زهد 26
Musnad Ahmad
7 43,25,1حم bin Hanbal
.Artinya: “Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu
(bagaikan) debu yang berterbangan”. (QS al-Furqan: 23).
Yang dimaksud dengan amal mereka disini ialah amal-amal mereka yang baik-baik yang
mereka kerjakan di dunia amal-amal itu tak dibalasi oleh Allah karena mereka tidak beriman.
2. Surat an-Nisa’ ayat 125
Orang yang menghimpun 2 sifat tersebut ia masuk dalam firman :
ô`tBur ß`|¡ômr& $YYƒÏŠ ô`£JÏiB zNn=ó™r& ¼çmygô_ur ¬! uqèdur
Ö`Å¡øtèC yìt7¨?$#ur s'©#ÏB zOŠÏdºtö/Î) $Zÿ‹ÏZym 3 x‹sƒªB$#ur ª!$#
zOŠÏdºtö/Î) WxŠÎ=yz ÇÊËÎÈ
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya ”:
kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang
.lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya”. (QS an-Nisa’: 125)
3. Surat al-Baqarah ayat 112
Artinya: “(tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia
berbuat kebajikan, Maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (QSal-Baqarah: 112).
4. Surat al-Bayyinah ayat 5
Artinya:”Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan
shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. Agama yang lurus
berarti berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan. (QS al-
Bayyinah:5).
5. Surat az-Zumar ayat 3
Artinya:”Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). (QS az-Zumar:3)
6. Surat an-Nisa’ ayat 100
Artinya:”Dan barang siapa berhijrah ke jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan
di bumi ini tempat hijrah ynag luas (rezeki) yang banyak. Barang siapa kelur dari rumahnya
dengan maksud hijrah karena Allah dan RasulNya, kemudian kematian menimpanya (sebelum
sampai ke tempat yang di tuju), maka sungguh pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan
Alllah Maha Pengampun, Maha penyayang. (QS An-Nisa’:100)
7. Surat an-Nisa’ ayat 114
Jika seseorang bermaksud melakukan suatu kebajikan, lalu belakangan ia tidak sanggup
melakukannya maka maksud dan niatnya dicatat sebagai suatu kebajikan penuh. Berbuat baik
kepada manusia dengan harta atau dengan ucapan atau dengan tindakan, adalah dinilai kebajikan
dan balasan pahala disisi Allah tetapi balasan pahalanya akan lebih besar kalau dengan niat.
Artinya:”Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-
bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau
mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena
mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar. (QS :An-nisa
: 114)
Jika seseorang bermaksud melakukan suatu kebajikan, lalu belakangan ia tidak sanggup
melakukannya maka maksud dan niatnya dicatat sebagai suatu kebajikan penuh. Berbuat baik
kepada manusia dengan harta atau dengan ucapan atau dengan tindakan, adalah dinilai kebajikan
dan balasan pahala disisi Allah tetapi balasan pahalanya akan lebih besar kalau dengan niat.
Seseorang harus berniat dengan niat yang universal mencakup semua urusannya dengan
maksud mengharap keridhaan Allah, mendekatkan diri kepada Allah, mencari balasan
pahalanya, dan takut siksaannya. Kemudian niat ini harus menyertai setiap individu dan
tindakan-tindakannya, ucapan-ucapannya, dan seluruh tingkah lakunya disertai dengan rasa
antusias untuk mewujudkan keikhlasan secara sempurna, dan menolak kebalikannya. Sekalipun
diantara semua itu ada yang berhasil terwujud, namun seseorang jangan menganggapnya sebagi
tujuan atau target akhirnya. Sebab target akhir ialah mengharapkan ridha Allah dan mencari
balasan pahalanya, tanpa melirik kepada manusia seraya mengharapkan sanjungan mereka.
H. Fungsi hadis terhadap Al-Qur’an
Fungsi hadis innamal a’malu binniyyah terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang berbicara
mengenai amal dalam hubungannya dengan niat, bisa dikatakan sebagai bayanut ta’qid
(menguatkan).
I. Korelasi hadis dengan hadis
Dua buah hadis marfu’ disebutkan dalam hadis Bukhari :
Pertama, “ apabila sesorang hamba jatuh sakit atau bepergian maka dicatat untuknya
seperti pahala yang kalau beramal dalam keadaan sehat atau sedang berada di rumah”. Kedua,
“sesungguhnya di Madinah ada beberapa kaum yang tidak bisa melakukan peerjalanan seperti
kalian dan tidak mengarungi lembah seperti kalian. Tetapi mereka bersama kalian. Mereka
terhalang oleh sakit”.
Sebuah hadis marfu disebutkan dalam sahih bukhari “barang siapa mengambil harta
manusia dengan maksud akan mengembalikannya, nicaya Allah akan membantu
mengembalikannya. Dan barang siapa mengambil harta manusia dengan maksud ingin
menghabiskannya, niscaya Allah akan menghabiskannya”. Lihatlah bagaimana Allah
menjadikan niat yang baik sebagai saran yang kuat untuk memperoleh rizki, dan Allah akan
membantu mengembalikannya. Sebaliknya Allah menjadikan niat yang buruk sebagai alasan
untuk menghabiskan harta itu. Disebutkan juga dalam sebuah hadis lain, beliau bersabda
“sesungguhnya amal apapun yang kamu lakukan demi mencari keridhaan Allah , niscaya kamu
akan diberi pahala terhadapnya. Termasuk makanan yang kamu suapkan pada istrimu.
menurut bahasa niat adalah bermaksud. Disebutkan dalam bahasa arab “Nawaka Allahu
bi khairin” yang berarti Allah bermaksud memberimu kebajikan. Sementara menurut pengertian
syari’at, niat adalah bermaksud pada sesuatu yang dibarengkan dengan mengerjakannya. jika
seseorang bermaksud mengerjakan sesuatu tidak spontan atau segera, maka ia disebut Azam. Niat
dianjurkan guna membedakan antara kebiasaan dan ibadah atau guna membedakan tingkatan
sebagian ibadah dengan sebagian yang lain.
BAB III
PENUTUP
• Kesimpulan
Pesan yang bisa kita ambil dari hadits ini ialah, bahwa amal tergantung dari pada sesuatu
yang dijadikan sarannya. Ada sesuatu yang pada dasanya boleh, namun bisa berubah menjadi
ibadah jika seseorang meniatinya dengan baik. Contohnya seperti seseorang makan dan minum
dengan niat supaya ia kuat dalam menjalankan ketaatan kepada Allah.
Dalam hadits tersebut Nabi Saw membuat contoh tentang hijrah, yakni berpindah dari
negeri yang dipenuhi dengan kesyirikan ke negeri islam. Beliau menjelaskan bahwa hijrah yang
notabene suatu amal, bisa membuat seseorang memperoleh pahala atau tidak. Orang yang
berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya selain diberikan pahala juga memperoleh apa yang ia
inginkan. Tapi seseorang yang berhijrah guna mendapatkan kepentingan dunia atau ingin
menikahi seorang wanita, ia terhalang dari pahala tersebut.
Berikut ringkasan dari pembahasan-pembahasan pada bab dua:
• Hadis innamal a’malu binniyyah terdapat dalam kitab Sahih Bukhari, juz 1, kita bad’ul wahyi,
bab 1, hadis ke 1, halaman 5. Kitab Sunan Tirmidzi, juz 4, kitab fadlailul jihad, bab 23, hadis ke
1634, halaman 154. Kitab Sunan Nasa’i, juz 1, kitab thaharah, bab 60, hadis ke 75, halaman
44. Kitab Sunan Abi Dawud, juz 2, kitab thalaq, bab 11, hadis ke 2201, halaman 235. Kitab
Musnad Ibnu Hanbal,jilid 1. Sahih Muslim, juz 5, kitab imarah, bab 155.
• Kualitas sanad hadis innamal a’malu binniyyah adalah sahih. Kuantitas sanad dikategorikan
sebagai hadis ghorib.
• Segala amal itu disandarkan akan niat yang ditancapkan dalam hati.
uZøBωs%ur 4’n<Î) $tB (#qè=ÏJtã ô`ÏB 9@yJtã çm»oYù=yèyfsù [ä!$t6yd #·‘qèWY¨B ÇËÌÈ$!
23. dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan[1062], lalu Kami jadikan amal itu
(bagaikan) debu yang berterbangan.
[1062] Yang dimaksud dengan amal mereka disini ialah amal-amal mereka yang baik-baik yang
mereka kerjakan di dunia amal-amal itu tak dibalasi oleh Allah karena mereka tidak beriman.
DAFTAR PUSTAKA
Abi al-Husain Nuruddin Muhammad bin Abdul Hadi as-Sanadi, Sahih Bukhari,Beirut Lebanon:
Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Abi Isa Muhammad bin Isa bin Saurah, al-Jami’us Sahih Sunan Tirmidzi, Beirut Lebanon
Abu Dawud Sulaiman bin al-Asy’ast as-Sajastani, Sunan Abi Dawud
Almu’jam al-mufahras li alfadzil hadisi an-nabawa, juz tujuh, 1979
Amin Kamaruddin, Metode Kritik Hadis, Bandung: PT Mizan Publika, 2009
Imam Abil Husain Muslim bin al-Hajjaj, Sahih Muslim, Beirut Lebanon: Dar al-Kkutub al-
Ilmiyah, 1971
Jalaluddin as-Suyuti, Sunan Nasa’i, Beirut: Darul Fikri
Muhammad Nashiruddin al-Bani, Syarah Arba’in Nawawiyah, Jakarta: Akbar Media, 2010
Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, jilid 1.
Syibuddin Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani, Tahdzibut Tahdzib, 1415
Umi Sumbulah, Kritik Hadis, Yogyakarta: Sukses, 2008