Disusun Oleh :
KELAS 5F
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
1444 H / 2022 M
1
KATA PENGANTAR
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh Ustadz Dr. H. Nixon Husin, Lc., M.Ag, pada Mata Kuliah Takhrij
Hadits II. Maka disini penulis menyusun makalah ini yang berjudul: “Praktik
Takhrij Hadits Dalam Kitab Mu’jam al-Kabir, al-Ausath, al-Shagir dan Musnad
Ahmad”.
Sejak pengumpulan bahan sampai tahap penyusunan makalah ini kami tidak
terlepas dari berbagai kesulitan, terutama dari segi literatur, kekurangan
pengalaman dan lain sebagainya. Namun karena usaha dan kesungguhan kami serta
bimbingan dan arahan juga bantuan dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan sebaik mungkin.
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
ingin diteliti. Paling tidak ada 5 metode takhrij dalam arti penelusuran hadis dari
sumber hadis yaitu takhrij dengan kata (bi al lafzhi), takhrij dengan tema (bi al-
mawdu’), takhrij dengan permulaan matan (bi awwal al-matan), takhrij dengan
sanad pertama (bi ar-rawi al-a’la) dan takhrij dengan sifat (bi ash-shifah).
Adapun didalam tulisan ini akan dijelaskan mengenai teknik atau metode
mentakhrij hadits dengan sanad pertama (bi ar-rawil a'la). Yakni dalam kitab
Mu’jam al-Kabir, al-Ausath, al-Shagir karya Imam ath-Thabrani dan kitab
Musnad Ahmad bin Hanbal.
2
BAB II
PEMBAHASAN
َّ الَإِذَاَتَ َو
ََ)َضأ َ َبَق
ٌ َُجن
ُ َو ُه َو
َ َح ُد ََن
َ امَأ
ِول ه
ُ َاَّلل (أَيَن َ ال ََي َر ُس َع ْن َعْب ِد ه
َ َاَّللِ بْ ِن عُ َمَر أَ هن ُع َم ََر ق
3
“Dari Abdullah bin Umar bahwa Umar pernah bertanya, "Wahai
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam! Apakah salah seorang dari kami
boleh tidur bila sedang junub?" Beliau menjawab, "Jika ia telah wudhu."
c. Lihatlah rawiy a’la yang terdapat pada hadits tersebut. Rawiy a’la
merupakan sanad yang terdekat dengan Rasulullah saw.
Maka rawiy a’la yang tertera dalam haditsnya ialah :
ََ"َ"عمرََبنَاخلطابَرضيَهللاَعنه
“Umar bin Khattab ra.”
d. Temukanlah hadits yang akan ditakhrij tersebut di dalam Kitab Mu’jam al-
Kabir. (Lihat daftar isi, telusuri nama Umar bin Khattab), maka akan
ditemui :1
1
Al-Hafizh Abu Qasim Sulaiman bin Ahmad Ath-Thabrani, Mu’jam al-Kabir Juz 1, (Kairo:
Mesir, Maktabah Ibn Taimiyah), hlm. 71
4
e. Setelah haditsnya ditemukan, maka lihat catatan kaki yang tertera pada
hadits tersebut. (Karena hadits yang dicari itu tercantum pada nomor yang
ke-80. Maka lihat footnote angka 80 juga). Tertulis disitu bahwa hadits
tersebut diriwayatkan dari Kitab Musnad Ahmad, Shahih Muslim, dan
Sunan an-Nasa’i.2
f. Lalu kita telusuri lagi haditsnya ke kitab induk yang tertera di footnote
tersebut. Ditemukanlah data sebagai berikut :
- Berdasarkan Kitab Sunan an-Nasa’i, yang menjadi rujukan pada
catatan kaki hadits tersebut, ditemukanlah haditsnya sebagai berikut3 :
2
Ibid
3
Imam Abu Abdurrahman bin Syu’aib an-Nasa’i, Sunan an-Nasa’i, (Beirut: Muassasah ar-
Risalah), hlm. 187
5
Bunyi redaksi haditsnya yakni :
ال إِذَا تَ َو ه
َضأ َ َب ق ِول ه َ َعُ َمَر أَ هن عُ َمَر ق
ٌ َُح ُد ََن َوُه َو ُجن
َ اَّلل أَيَنَ ُام أ َ ال ََي َر ُس
“Telah mengabarkan kepada kami Ubaidullah bin Sa'id dia berkata;
Telah menceritakan kepada kami Yahya dari Ubaidullah dia berkata;
Telah mengabarkan kepadaku Nafi' dari Abdullah bin Umar bahwa Umar
pernah bertanya, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam!
Apakah salah seorang dari kami boleh tidur bila sedang junub?” Beliau
menjawab, “Jika ia telah wudhu.”
Sumber : Nasa'i
Kitab : Thaharah
Bab : Orang yang junub berwudhu’ jika ingin tidur
No. Hadist : 259
- Berdasarkan Kitab Musnad Ahmad, yang menjadi rujukan pada catatan
kaki hadits tersebut, ditemukanlah haditsnya sebagai berikut4 :
4
Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal Juz 1, (Beirut : Muassasah ar-Risalah), hlm.
254
6
Sumber : Musnad Ahmad bin Hanbal
Kitab : Thaharah
Bab : Orang yang junub berwudhu’ jika ingin tidur
No. Hadist : 259
7
- Melalui Kitab Mu’jam al-Kabir kita dapat menelusuri hadits yang ingin
dicari berdasarkan rawiy a’la yang diinginkan
- Kitab ini memuat banyak kumpulan hadits yang sampai rantaian sanadnya
pada Rasulullah saw.
- Melalui kitab ini, metode penyusunan kitabnya nama-nama perawi
diurutkan berdasarkan huruf hijaiyyah sehingga memudahkan kita mencari
nama perawi yang ingin dicari pada sebuah hadis
- Kitab ini merupakan kitab mu’jam/ensiklopedi terbesar didunia, sehingga
memudahkan bagi pemula untuk mencari hadits-hadits.
8
b. Tentukanlah hadis yang akan ditakhrij di dalam Kitab Mu’jam al-Ausath
9
d. Temukanlah hadits yang akan ditakhrij tersebut di dalam Kitab Mu’jam al-
Ausath.5
5
Al-Hafizh Abu Qasim Sulaiman bin Ahmad Ath-Thabrani, Mu’jam al-Ausath Juz 1, (Kairo: Mesir,
Maktabah Ibn Taimiyah), hlm. 302
10
Dari Kitab Mu’jam al-Ausath bab ( اول الكتابAwwal Kitab) Juz 1 hal. 302-
303
e. Setelah ditemukan, maka lihat catatan kaki yang tertera pada hadits tersebut.
11
f. Lalu cari haditsnya di kitab induknya
- Berdasarkan Kitab Musnad Ahmad, yang menjadi rujukan pada catatan
kaki hadits tersebut, ditemukanlah haditsnya sebagai berikut :
ٍ اَّللِ بْن بُريْ َدةَ َع ْن بُ َش ِْي بْ ِن َك ْع
ب َ َْي الْ ُم َعليِِم ق
َ ُ ال َح هدثَِِن َعْب ُد ه َ
ٍ ِحدهثَنا ََيَي بن سع
ٍ ْ يد َع ْن ُحس َ ُ ْ َْ َ َ
6
Al-Hafizh Abu Qasim Sulaiman bin Ahmad Ath-Thabrani, Mu’jam al-Kabir Juz 7, (Kairo:
Mesir, Maktabah Ibn Taimiyah), hlm. 350-351
12
Ditemukan di Kitab Mu’jam al-Kabir Jilid 7, No. 7172, hal. 350
13
C. Pentakhrijan Hadits Dari Kitab Mu’jam al-Shagir
a. Bukalah Kitab Mu’jam al-Shagir yang mana cover dari kitab tersebut ialah
sebagai berikut :
b. Tentukanlah hadis yang akan ditakhrij di dalam Kitab Mu’jam al-Shagir
14
“Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Yazid telah mengabarkan
kepada kami Syu'aib bin Ishaq telah mengabarkan kepada kami Al Awza'iy
telah mengabarkan kepada saya Yahya bin Abu Katsir bahwa 'Amru bin
Yahya bin 'Umarah telah mengabarkannya dari bapaknya Yahya bin
'Umarah bin Abu Al Hasan bahwa dia mendengar Abu Sa'id radliallahu
'anhu berkata; Nabi Shallallahu'alaihiwasallam telah bersabda: “Tidak
ada zakat harta dibawah lima wasaq, tidak ada zakat pada unta dibawah
lima ekor dan tidak ada zakat pada hasil tanaman dibawah lima wasaq”
7
Al-Hafizh Abu Qasim Sulaiman bin Ahmad Ath-Thabrani, Mu’jam al-Shagir Juz 1, (Kairo:
Mesir, Maktabah Ibn Taimiyah), hlm. 393
15
e. Setelah ditemukan, maka lihat catatan kaki yang tertera pada hadits
tersebut8:
8
Ibid
16
f. Lalu cari haditsnya di kitab induknya
- Berdasarkan Kitab Sunan Abu Daud yang menjadi rujukan pada catatan
kaki hadits tersebut, ditemukanlah haditsnya sebagai berikut9 :
9
Imam Abu Daud, Sunan Abu Daud Juz 1, (Beirut : Darul Kitab Ulumiyyah) hlm. 455
17
- Berdasarkan Kitab Sunan Ibnu Majah yang menjadi rujukan pada catatan
kaki hadits tersebut, ditemukanlah haditsnya sebagai berikut10:
10
Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, (Riyadh: Maktabah al-Mu’arrif), hlm. 311
11
Imam Abu Abdurrahman bin Syu’aib an-Nasa’i, Sunan an-Nasa’i, (Beirut: Muassasah ar-
Risalah), hlm. 616
18
- Memudahkan kita mencari nama-nama perawi hadits
- Memudahkan kita mencari urutan sanad dari mulai abjad hamzah sampai ya
- Memudahkan untuk menelusuri hadits berdasarkan rawiy a’la yang ingin
ditelusuri
-
19
Di dalam Kitab Musnad Ahmad bin Hanbal ini, dijelaskan bahwa
metode penulisannya berdasarkan musnad-musnad sahabat sesuai
keafdhalannya.
b. Tentukanlah hadis yang akan ditakhrij di dalam Kitab Mu’jam al-Kabir
ِ ِ
ت ََت ِرًكا َشْي ئًا َكا َن َر ُس ُ
ول ال لَ ْس ُ ص َدقَتِ ِه ِِبلْ َمدينَ ِة فَأ َََب أَبُو بَ ْك ٍر َعلَْي َها ذَل َ
ك َوقَ َ َخْي َََب َوفَ َد َك َو َ
ت َشْي ئًا ِم ْن أ َْم ِرهِ أَ ْن اَّلل علَي ِه وسلهم ي عمل بِِه إِهِل ع ِملْ ِ
ت بِه َوإِِيِن أ ْ
َخ َشى إِ ْن تَ َرْك ُ اَّللِ َ ه
َ ُ صل ى ه ُ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ُ ه
ِ ص َدقَتُهُ ِِبلْ َم ِدينَ ِة فَ َدفَ َع َها عُ َم ُر إِ ََل َعلِ ٍي َو َعبه ٍ أَ ِز َ
اس فَغَلَبَهُ َعلَْي َها َعل ٌّي َوأَهما َخْي ََبُ ي يغ فَأَهما َ
اَّللُ َعلَْي ِه َو َسله َم
صلهى ه ول هِ ال ُُهَا ص َدقَةُ رس ِ َوفَ َد ُك فَأ َْم َس َك ُه َما عُ َم ُر َر ِض َي ه
اَّلل َ َ َُ اَّللُ َعنْهُ َوقَ َ
ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِِ ه
ك الْيَ ْوَم
ال فَ ُه َما َعلَى ذَل َ َكانَتَا ْلُُقوقه ال ِِت تَ ْع ُروهُ َونَ َوائبه َوأ َْم ُرُُهَا إ ََل َم ْن َو َ
ِل ْاْل َْمَر قَ َ
“Telah menceritakan kepada kami Ya'qub dia berkata; Telah
menceritakan kepada kami bapakku dari Shalih, telah berkata Ibnu
20
Syihab; telah mengabarkan kepadaku 'Urwah Bin Az Zubair bahwa
Aisyah istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkannya, bahwa
Fathimah anak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meminta kepada
Abu Bakar setelah wafatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
agar membagikan harta warisannya yang ditinggalkan oleh Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam kepadanya berupa harta fai` yang Allah
berikan kepada beliau, maka Abu Bakar berkata kepadanya: Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "kami tidak diwarisi dan harta
yang kami tinggalkan menjadi harta sedekah", kemudian Fathimah
marah dan tidak mengajak bicara Abu Bakar, dia tetap melakukan
perbuatannya itu hingga dia wafat, Urwah berkata; Fatimah hidup
selama enam bulan sepeninggal Nabi, dan Fathimah meminta kepada
Abu Bakar bagiannya dari harta yang ditinggalkan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam dari perang Khaibar dan Fadak dan
sedekahnya ketika di Madinah, akan tetapi Abu Bakar menolak untuk
memberikannya, dan dia berkata; “aku bukan orang yang meninggalkan
sesuatu yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,
semua yang beliau lakukan pasti akan aku lakukan, dan aku khawatir
jika meninggalkan sedikit saja saja perintah beliau, aku akan
menyimpang.” adapun sedekah beliau yang terdapat di Madinah, Umar
telah memberikannya kepada Ali dan Abbas, kemudian Ali yang
menguasai peninggalan tersebut, sedangkan peninggalan yang berada
di Khaibar dan Fadak telah ditangani oleh Umar dan dia berkata;
“keduanya adalah Sedekah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
yang telah menjadi hak-haknya, yang telah kalian berikan kepadanya
dan wakil-wakilnya, dan urusan keduanya ditangani oleh orang yang
memimpin urusan” dan dia berkata; "dan keduanya terjadi pada hari itu
juga.”
Sumber : Ahmad
Kitab : Musnad sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga
Bab : Musnad Abu Bakr As Siddik
21
No. Hadist : 25
ََ"ََُعْنه
َ َُاَّلل ِ "أَبوَبكْرَر
َّ ض َي َ َ ُ
“Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu”
d. Temukanlah hadits yang akan ditakhrij tersebut dalam kitab Musnad
Ahmad.12
12
Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal Juz 1, (Beirut : Muassasah ar-Risalah), hlm.
204-205
22
23
24
e. Setelah ditemukan, maka lihat catatan kaki yang tertera pada hadits
tersebut13 :
13
Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal Juz 1, (Beirut : Muassasah ar-Risalah), hlm.
254
25
26
Sumber : Muslim
Kitab : Jihad dan ekspedisi
Bab : Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, "Kami tidak
mewariskan,
No. Hadist : 175914
14
Muslim, Shahih Muslim (Dar al-Hadharah), hlm. 579-580
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mentakhrij hadis merupakan upaya untuk mengembalikan hadits sampai
kepada asal kitab yang hendak dirujuk. Adapun dalam upaya penulisan dan
pembukuan hadits-hadits Nabi saw. dilakukan berbagai metode oleh para
‘ulama. Diantaranya dengan kata (bi al lafzhi), takhrij dengan tema (bi al-
mawdu’), takhrij dengan permulaan matan (bi awwal al-matan), takhrij dengan
sanad pertama (bi ar-rawi al-a’la) dan takhrij dengan sifat (bi ash-shifah).
Adapun didalam tulisan ini telah dijelaskan mengenai teknik atau metode
mentakhrij hadits dengan sanad pertama (bi ar-rawil a'la). Yakni dalam kitab
Mu’jam al-Kabir, al-Ausath, al-Shagir karya Imam ath-Thabrani dan kitab
Musnad Ahmad bin Hanbal. Yakni dengan cara menentukan hadits yang hendak
ditelusuri, perhatikan nama rawiy a’lanya, perhatikan footnotenya, rujuk ke kitab
asalnya, kemudian catat datanya.
Dengan upaya mentakhrij hadits melalui metode rawiy a’la ini kita dapat
mengambil beberapa manfaat diantaranya yaitu, menjadi sarana ensiklopedi
nama-nama perawi hadits mulai dari urutan huruf hijaiyyah, mengetahui urutan-
urutan sanad berdasarkan nama-nama sahabat, tabi’in dan tabi’ tabi’in,
mengetahui fadhail dari para perawi hadis, mengetahui sanad secara rinci sampai
bersambung pada perkataannya Rasulullah saw. memudahkan untuk mencari
nama-nama perawi pada pencarian hadits yang hendak ditelusuri.
B. Saran
Dengan disusunnya makalah yang membahas mengenai Praktik Mentakhrij
Hadits Dalam Kitab Mu’jam al-Kabir, al-Ausath, al-Shagir dan Musnad Ahmad
ini, semoga kita semakin memahami bagaimana cara mentakhrij melalui metode
rawiy a’la. Hingga dapat menambah wawasan keilmuan kita dan kita terapkan
ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.
28
Kami juga menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karenanya kritik yang membangun dari para
pembaca sangat dibutuhkan dalam hal ini. Semoga Allah merahmati dan
meridhoi kita semuanya.
29
DAFTAR PUSTAKA
iii