Anda di halaman 1dari 33

Makalah Takhrij Hadits II Dosen Pengampu

Tugas Kelompok 5 Dr. H. Nixon Husin, Lc., M.Ag

PRAKTIK TAKHRIJ HADITS DALAM KITAB MU’JAM AL-KABIR, AL-


AUSATH, AL-SHAGIR DAN MUSNAD AHMAD
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah
“Takhrij Hadits II”

Disusun Oleh :

Fariha Arum Aristianti (12030223619)

M. Afrizal Hidayat (12030215617)

Salma Hanni Khalilah Nasution (12030223610)

KELAS 5F
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
1444 H / 2022 M

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji dan syukur penulis ucapkan


kehadirat Allah swt. yang telah mengaruniakan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini. Kemudian shalawat bertangkaikan salam
semoga dilimpahkan keharibaan junjungan alam, Nabi kita Muhammad saw. yang
mana beliau telah membawa kita pada jalan yang benar.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh Ustadz Dr. H. Nixon Husin, Lc., M.Ag, pada Mata Kuliah Takhrij
Hadits II. Maka disini penulis menyusun makalah ini yang berjudul: “Praktik
Takhrij Hadits Dalam Kitab Mu’jam al-Kabir, al-Ausath, al-Shagir dan Musnad
Ahmad”.

Sejak pengumpulan bahan sampai tahap penyusunan makalah ini kami tidak
terlepas dari berbagai kesulitan, terutama dari segi literatur, kekurangan
pengalaman dan lain sebagainya. Namun karena usaha dan kesungguhan kami serta
bimbingan dan arahan juga bantuan dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan sebaik mungkin.

Pekanbaru, November 2022

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Pentakhrijan Hadits Dari Kitab Mu’jam al-Kabir................................. 3
B. Pentakhrijan Hadits Dari Kitab Mu’jam al-Ausath............................... 8
C. Pentakhrijan Hadits Dari Kitab Mu’jam al-Shagir ............................. 14
D. Pentakhrijan Hadits Dari Kitab Musnad Ahmad ................................ 19
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Takhrij Hadis adalah penelusuran hadis sampai pada sumber aslinya hal ini
merupakan suatu bagian dari kegiatan penelitian hadis Ilmiyah seharusnya
merujuk pada sumber primer secara langsung bukan pada sumber sekunder
sumber primer itu seperti Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Tirmidzi,
Sunan Abu Daud, Sunan Nasa’i, Sunan Ibnu Majah, Musnad Imam Ahmad,
Muwatho’ Imam Malik, Mustadrok Imam Hakim dan Sunan Kubra Imam
Baihaqi.
Adapun sumber sekunder seperti: Bullughul Mahram oleh Ibnu Hajar al-
Asqalani, al-Azkar oleh Imam Nawawi, Fiqh Mazhagul Arba’ah oleh Abd
Rahman al-Jaziri, Fiqh Sunnah oleh Sayyid Sabiq. Penukilan hadis yang terjadi
bukan dari sumber aslinya ini disebabkan oleh banyak faktor diantaranya belum
tau bagian mana cara menelusuri hadis tersebut kesumber aslinya Untuk
mendapatkan kemudahan dalam melakukan takhrij suatu hadis maka kita harus
mengetahui metode atau langkah-langkah dalam takhrij. Teknik pembukuan
buku-buku hadis pada zaman ulama dahulu memang beragam dan banyak sekali
macamnya.
Diantaranya ada yang secara tematik, pengelompokan hadis berdasarkan
tema-tema tertentu seperti kitab al-Jami Ash-Shahih li al-Bukhari dan Sunan
Abu Dawud. Diantaranya lagi ada yang didasarkan pada nama perawi yang
paling atas yakni para sahabat, seperti kitab Musnad Ahmad Bin Hanbal. Buku
lain lagi didasarkan pada huruf permulaan matan hadis diurutkan sesuai dengan
alphabet arab seperti kitab al-Jami’ ash-Shagir karya as-Syuyuthi dan lain-lain.
Semua itu dilakukan oleh para ulama dalam rangka memudahkan umat Islam
untuk mengkajinya sesuai dengan kondisi yang ada.
Karena banyaknya teknik dalam pengkodifikasian buku hadis, maka sangat
diperlukan beberapa metode takhrij yang sesuai dengan teknik buku hadits yang

1
ingin diteliti. Paling tidak ada 5 metode takhrij dalam arti penelusuran hadis dari
sumber hadis yaitu takhrij dengan kata (bi al lafzhi), takhrij dengan tema (bi al-
mawdu’), takhrij dengan permulaan matan (bi awwal al-matan), takhrij dengan
sanad pertama (bi ar-rawi al-a’la) dan takhrij dengan sifat (bi ash-shifah).
Adapun didalam tulisan ini akan dijelaskan mengenai teknik atau metode
mentakhrij hadits dengan sanad pertama (bi ar-rawil a'la). Yakni dalam kitab
Mu’jam al-Kabir, al-Ausath, al-Shagir karya Imam ath-Thabrani dan kitab
Musnad Ahmad bin Hanbal.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pentakhrijan Hadits Dari Kitab Mu’jam al-Kabir


1. Langkah-Langkah Mentakhrij Dari Kitab Mu’jam al-Kabir
a. Bukalah Kitab Mu’jam al-Kabir yang mana cover dari kitab tersebut ialah
sebagai berikut :

Di dalam Kitab Mu’jam al-Kabir ini, dijelaskan bahwa metode


penulisannya berdasarkan musnad-musnad sahabat sesuai dengan urutan
huruf hijaiyyah.

b. Tentukanlah hadis yang akan ditakhrij di dalam Kitab Mu’jam al-Kabir


Contoh :

َّ ‫الَإِذَاَتَ َو‬
ََ)َ‫ضأ‬ َ َ‫بَق‬
ٌ ُ‫َجن‬
ُ ‫َو ُه َو‬
َ ‫َح ُد ََن‬
َ ‫امَأ‬
ِ‫ول ه‬
ُ َ‫اَّلل (أَيَن‬ َ ‫ال ََي َر ُس‬ ‫َع ْن َعْب ِد ه‬
َ َ‫اَّللِ بْ ِن عُ َمَر أَ هن ُع َم ََر ق‬

3
“Dari Abdullah bin Umar bahwa Umar pernah bertanya, "Wahai
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam! Apakah salah seorang dari kami
boleh tidur bila sedang junub?" Beliau menjawab, "Jika ia telah wudhu."

c. Lihatlah rawiy a’la yang terdapat pada hadits tersebut. Rawiy a’la
merupakan sanad yang terdekat dengan Rasulullah saw.
Maka rawiy a’la yang tertera dalam haditsnya ialah :

ََ"َ‫"عمرََبنَاخلطابَرضيَهللاَعنه‬
“Umar bin Khattab ra.”

d. Temukanlah hadits yang akan ditakhrij tersebut di dalam Kitab Mu’jam al-
Kabir. (Lihat daftar isi, telusuri nama Umar bin Khattab), maka akan
ditemui :1

Dari Kitab Mu’jam al-Kabir bab ‫( اول الكتاب‬Awwal Kitab) Juz 1


hal. 71

1
Al-Hafizh Abu Qasim Sulaiman bin Ahmad Ath-Thabrani, Mu’jam al-Kabir Juz 1, (Kairo:
Mesir, Maktabah Ibn Taimiyah), hlm. 71

4
e. Setelah haditsnya ditemukan, maka lihat catatan kaki yang tertera pada
hadits tersebut. (Karena hadits yang dicari itu tercantum pada nomor yang
ke-80. Maka lihat footnote angka 80 juga). Tertulis disitu bahwa hadits
tersebut diriwayatkan dari Kitab Musnad Ahmad, Shahih Muslim, dan
Sunan an-Nasa’i.2

f. Lalu kita telusuri lagi haditsnya ke kitab induk yang tertera di footnote
tersebut. Ditemukanlah data sebagai berikut :
- Berdasarkan Kitab Sunan an-Nasa’i, yang menjadi rujukan pada
catatan kaki hadits tersebut, ditemukanlah haditsnya sebagai berikut3 :

2
Ibid
3
Imam Abu Abdurrahman bin Syu’aib an-Nasa’i, Sunan an-Nasa’i, (Beirut: Muassasah ar-
Risalah), hlm. 187

5
Bunyi redaksi haditsnya yakni :

‫َخ َََبِِن ََنفِ ٌع َع ْن َعْب ِد ه‬


‫اَّللِ بْ ِن‬ ‫ال َحدهثَنَا ََْي ََي َع ْن عُبَ ْي ِد ه‬
َ َ‫اَّللِ ق‬
ْ ‫ال أ‬
ٍ ِ‫اَّللِ بن سع‬
َ َ‫يد ق‬ َ ُ ْ ‫َخ ََبَََن عُبَ ْي ُد ه‬
ْ‫أ‬

‫ال إِذَا تَ َو ه‬
َ‫ضأ‬ َ َ‫ب ق‬ ِ‫ول ه‬ َ َ‫عُ َمَر أَ هن عُ َمَر ق‬
ٌ ُ‫َح ُد ََن َوُه َو ُجن‬
َ ‫اَّلل أَيَنَ ُام أ‬ َ ‫ال ََي َر ُس‬
“Telah mengabarkan kepada kami Ubaidullah bin Sa'id dia berkata;
Telah menceritakan kepada kami Yahya dari Ubaidullah dia berkata;
Telah mengabarkan kepadaku Nafi' dari Abdullah bin Umar bahwa Umar
pernah bertanya, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam!
Apakah salah seorang dari kami boleh tidur bila sedang junub?” Beliau
menjawab, “Jika ia telah wudhu.”
Sumber : Nasa'i
Kitab : Thaharah
Bab : Orang yang junub berwudhu’ jika ingin tidur
No. Hadist : 259
- Berdasarkan Kitab Musnad Ahmad, yang menjadi rujukan pada catatan
kaki hadits tersebut, ditemukanlah haditsnya sebagai berikut4 :

4
Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal Juz 1, (Beirut : Muassasah ar-Risalah), hlm.
254

6
Sumber : Musnad Ahmad bin Hanbal
Kitab : Thaharah
Bab : Orang yang junub berwudhu’ jika ingin tidur
No. Hadist : 259

2. Manfaat Takhrij Hadits Melalui Kitab Mu’jam al-Kabir

7
- Melalui Kitab Mu’jam al-Kabir kita dapat menelusuri hadits yang ingin
dicari berdasarkan rawiy a’la yang diinginkan
- Kitab ini memuat banyak kumpulan hadits yang sampai rantaian sanadnya
pada Rasulullah saw.
- Melalui kitab ini, metode penyusunan kitabnya nama-nama perawi
diurutkan berdasarkan huruf hijaiyyah sehingga memudahkan kita mencari
nama perawi yang ingin dicari pada sebuah hadis
- Kitab ini merupakan kitab mu’jam/ensiklopedi terbesar didunia, sehingga
memudahkan bagi pemula untuk mencari hadits-hadits.

B. Pentakhrijan Hadits Dari Kitab Mu’jam al-Ausath


a. Bukalah Kitab Mu’jam al-Ausath yang mana cover dari kitab tersebut ialah
sebagai berikut :

8
b. Tentukanlah hadis yang akan ditakhrij di dalam Kitab Mu’jam al-Ausath

َ ‫ال َسييِ ُد ِاِل ْستِ ْغ َفا ِر أَ ْن يَ ُق‬


‫ول الْ َعْب ُد الله ُه هم‬ َ َ‫اَّللُ َعلَْي ِه َو َسله َم ق‬
‫صلهى ه‬ ِ ِ
‫َع ْنَ َشدَّادَبْنَأ َْوسَ َع ْن النِ ِي‬
َ ‫هب‬
ِ ِ
‫ك‬
َ َ‫ت أَبُوءُ ل‬
ُ ‫استَطَ ْع‬ َ ْ‫ت َرِيّب َِل إِلَهَ إِهِل أَن‬
ْ ‫ت َخلَ ْقتَِِن َوأ َََن َعْب ُد َك َوأ َََن َعلَى َع ْهد َك َوَو ْعد َك َما‬ َ ْ‫أَن‬

ْ ُ‫ال إِ ْن قَا ََلَا بَ ْع َد َما ي‬


‫صبِ ُح‬ َ ْ‫وب إِهِل أَن‬
َ َ‫ت ق‬ ُّ ‫ك بِ َذنِْب فَا ْغ ِف ْر ِِل إِنههُ َِل يَ ْغ ِفر‬
َ ُ‫الذن‬ َ َ‫ِِبلنيِ ْع َم ِة َوأَبُوءُ ل‬
ُ
‫ات َكا َن ِم ْن أ َْه ِل‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ات َكا َن م ْن أ َْه ِل ا ْْلَنهة َوإِ ْن قَا ََلَا بَ ْع َد َما ُيُْسي ُموقنًا ِبَا ُثُه َم‬
َ ‫ُموقنًا ِبَا ُثُه َم‬
‫ا ْْلَن ِهة‬
“dari Syaddad bin Aus dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda:
“Sayidul istighfar adalah seorang hamba berkata ‘Ya Allah engkau adalah
Rabku, tidak ada ilah kecuali Engkau. Engkau telah menciptakannku dan
saya adalah hamba-Mu. Saya berada pada perjanjian-Mu dan ancaman-
Mu semampu saya. Saya menetapi kepada-Mu dengan nikmat yang ada dan
saya mengadu kepada-Mu dengan dosaku. Ampunilah aku, sesungguhnya
tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau. (Rasulullah
Shallallahu'alaihi wasallam) bersabda: “Jika dia mengatakannya pada
waktu pagi hari dalam keadaan yakin dengan-Nya, lalu dia mati maka dia
termasuk dari penduduk surga. Jika dia membacanya pada waktu sore
dalam keadaan yakin, lalu dia mati maka dia termasuk dari penduduk
surga.”

c. Lihatlah rawiy a’la yang terdapat pada hadits tersebut


ِ ‫" َعنَ َشد‬
َ"َ‫َّادَبْ ِنَأ َْوس‬ ْ
“Syaddad bin Aus”

9
d. Temukanlah hadits yang akan ditakhrij tersebut di dalam Kitab Mu’jam al-
Ausath.5

5
Al-Hafizh Abu Qasim Sulaiman bin Ahmad Ath-Thabrani, Mu’jam al-Ausath Juz 1, (Kairo: Mesir,
Maktabah Ibn Taimiyah), hlm. 302

10
Dari Kitab Mu’jam al-Ausath bab ‫( اول الكتاب‬Awwal Kitab) Juz 1 hal. 302-
303

e. Setelah ditemukan, maka lihat catatan kaki yang tertera pada hadits tersebut.

11
f. Lalu cari haditsnya di kitab induknya
- Berdasarkan Kitab Musnad Ahmad, yang menjadi rujukan pada catatan
kaki hadits tersebut, ditemukanlah haditsnya sebagai berikut :
ٍ ‫اَّللِ بْن بُريْ َدةَ َع ْن بُ َش ِْي بْ ِن َك ْع‬
‫ب‬ َ َ‫ْي الْ ُم َعليِِم ق‬
َ ُ ‫ال َح هدثَِِن َعْب ُد ه‬ َ
ٍ ِ‫حدهثَنا ََيَي بن سع‬
ٍ ْ ‫يد َع ْن ُحس‬ َ ُ ْ َْ َ َ

َ ‫ال َسييِ ُد ِاِل ْستِغْ َفا ِر أَ ْن يَ ُق‬


‫ول الْ َعْب ُد‬ َ َ‫اَّللُ َعلَْي ِه َو َسله َم ق‬
‫صلهى ه‬
َ ‫هب‬
ِ ‫َعنَ َشد‬
َ ‫َّادَبْ ِنَ أ َْو‬
‫س َع ْن النِ ِي‬ ْ
ِ ِ
‫ت‬ َ ْ‫ت َرِيّب َِل إِلَهَ إِهِل أَن‬
ْ ‫ت َخلَ ْقتَِِن َوأ َََن َعْب ُد َك َوأ َََن َعلَى َع ْهد َك َوَو ْعد َك َما‬
ُ ‫استَطَ ْع‬ َ ْ‫الله ُه هم أَن‬
‫ال إِ ْن قَا ََلَا بَ ْع َد َما‬ َ ْ‫وب إِهِل أَن‬
َ َ‫ت ق‬ ُّ ‫ك بِ َذنِْب فَا ْغ ِف ْر ِِل إِنههُ َِل يَغْ ِفر‬
َ ُ‫الذن‬ َ َ‫ك ِِبلنيِ ْع َم ِة َوأَبُوءُ ل‬
َ َ‫أَبُوءُ ل‬
ُ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ات َكا َن م ْن أ َْه ِل ا ْْلَنهة َوإِ ْن قَا ََلَا بَ ْع َد َما ُيُْسي ُموقنًا ِبَا ُثُه َم‬
‫ات َكا َن‬ َ ‫صبِ ُح ُموقنًا ِبَا ُثُه َم‬
ْ ُ‫ي‬
‫ِم ْن أ َْه ِل ا ْْلَن ِهة‬
Sumber : Ahmad
Kitab : Musnad penduduk Syam
Bab : Hadits Syaddad bin Aus Radliyallahu ta'ala 'anhu
No. Hadist : 16488

- Berdasarkan Kitab Mu’jam al-Kabir, yang menjadi rujukan pada catatan


kaki hadits tersebut, ditemukanlah haditsnya sebagai berikut 6:

6
Al-Hafizh Abu Qasim Sulaiman bin Ahmad Ath-Thabrani, Mu’jam al-Kabir Juz 7, (Kairo:
Mesir, Maktabah Ibn Taimiyah), hlm. 350-351

12
Ditemukan di Kitab Mu’jam al-Kabir Jilid 7, No. 7172, hal. 350

3. Manfaat Takhrij Hadits Melalui Kitab Mu’jam al-Ausath


- Kitab ini berisi indeks nama perawi yang diurutkan berdasarkan huruf
hijaiyyah, sehingga memudahkan saat menelusuri nama perawinya
- Kita bisa melihat sanadnya secara jelas dan menelusurinya
- Kita bisa merujuk ke kitab lain untuk mengembalikan hadisnya dengan
membaca kode dibawahnya.

13
‫‪C. Pentakhrijan Hadits Dari Kitab Mu’jam al-Shagir‬‬
‫‪a. Bukalah Kitab Mu’jam al-Shagir yang mana cover dari kitab tersebut ialah‬‬
‫‪sebagai berikut :‬‬

‫‪b. Tentukanlah hadis yang akan ditakhrij di dalam Kitab Mu’jam al-Shagir‬‬

‫َخ َََبِِن ََْي ََي بْ ُن أَِّب َكثِ ٍي‬ ‫ِ‬


‫َخ ََبَََن ْاْل َْوَزاع ُّي أ ْ‬ ‫ب بْ ُن إِ ْس َح َ‬
‫اق أ ْ‬ ‫َخ ََبَََن ُش َعْي ُ‬ ‫َحدهثَنَا إِ ْس َح ُ‬
‫اق بْ ُن يَِز َ‬
‫يد أ ْ‬
‫أَ هن عمرو بن ََيَي ب ِن عمارةَ أَخَبه عن أَبِ ِيه ََيَي ب ِن عمارةَ ب ِن أَِّب ا ْْلس ِن أَنهه ََِسع أَِب سعِ ٍ‬
‫يد‬ ‫ََ ُ َ َ َ‬ ‫َْ ْ َُ َ ْ‬ ‫َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ ُ َ َ ْ ََُ َ ْ‬
‫اَّلل علَي ِه وسلهم لَيس فِيما دو َن َخَْ ِ ٍ‬ ‫َر ِض َي ه‬
‫س‬
‫ص َدقَةٌ َولَْي َ‬
‫س أ ََواق َ‬ ‫صلهى هُ َ ْ َ َ َ ْ َ َ ُ‬ ‫ال النِ ُّ‬
‫هب َ‬ ‫اَّللُ َعْنهَُيَ ُق ُ‬
‫ول قَ َ‬
‫س ذَوٍد ص َدقَةٌ ولَي ِ‬ ‫ِ‬
‫س أ َْو ُس ٍق َ‬
‫ص َدقَةٌ‬ ‫يما ُدو َن َخَْ ِ‬
‫سفَ‬ ‫ِ‬
‫يما ُدو َن َخَْ ْ َ َ ْ َ‬
‫فَ‬

‫‪14‬‬
“Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Yazid telah mengabarkan
kepada kami Syu'aib bin Ishaq telah mengabarkan kepada kami Al Awza'iy
telah mengabarkan kepada saya Yahya bin Abu Katsir bahwa 'Amru bin
Yahya bin 'Umarah telah mengabarkannya dari bapaknya Yahya bin
'Umarah bin Abu Al Hasan bahwa dia mendengar Abu Sa'id radliallahu
'anhu berkata; Nabi Shallallahu'alaihiwasallam telah bersabda: “Tidak
ada zakat harta dibawah lima wasaq, tidak ada zakat pada unta dibawah
lima ekor dan tidak ada zakat pada hasil tanaman dibawah lima wasaq”

c. Lihatlah rawiy a’la yang terdapat pada hadits tersebut


ٍ ِ‫أَِب سع‬
‫يد َر ِض َي ه‬
ُ‫اَّللُ َعنْه‬ َ َ

d. Temukanlah hadits yang akan ditakhrij dalam Kitab Mu’jam al-Saghir


tersebut7 :

7
Al-Hafizh Abu Qasim Sulaiman bin Ahmad Ath-Thabrani, Mu’jam al-Shagir Juz 1, (Kairo:
Mesir, Maktabah Ibn Taimiyah), hlm. 393

15
e. Setelah ditemukan, maka lihat catatan kaki yang tertera pada hadits
tersebut8:

8
Ibid

16
f. Lalu cari haditsnya di kitab induknya
- Berdasarkan Kitab Sunan Abu Daud yang menjadi rujukan pada catatan
kaki hadits tersebut, ditemukanlah haditsnya sebagai berikut9 :

Sumber : Sunan Abu Daud


Kitab : Zakat
No. Hadist : 1558

9
Imam Abu Daud, Sunan Abu Daud Juz 1, (Beirut : Darul Kitab Ulumiyyah) hlm. 455

17
- Berdasarkan Kitab Sunan Ibnu Majah yang menjadi rujukan pada catatan
kaki hadits tersebut, ditemukanlah haditsnya sebagai berikut10:

Sumber : Sunan Ibnu Majah


Kitab : Zakat
No. Hadist : 1789

- Berdasarkan Kitab Sunan an-Nasa’i yang menjadi rujukan pada catatan


kaki hadits tersebut, ditemukanlah haditsnya sebagai berikut11 :

Sumber : Sunan an-Nasa’i


Kitab : Zakat
Bab : Zakat unta
No. Hadist : 1789

2. Manfaat Takhrij Hadits Melalui Kitab Mu’jam al-Shagir

10
Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, (Riyadh: Maktabah al-Mu’arrif), hlm. 311
11
Imam Abu Abdurrahman bin Syu’aib an-Nasa’i, Sunan an-Nasa’i, (Beirut: Muassasah ar-
Risalah), hlm. 616

18
- Memudahkan kita mencari nama-nama perawi hadits
- Memudahkan kita mencari urutan sanad dari mulai abjad hamzah sampai ya
- Memudahkan untuk menelusuri hadits berdasarkan rawiy a’la yang ingin
ditelusuri
-

D. Pentakhrijan Hadits Dari Kitab Musnad Ahmad


1. Langkah-Langkah Mentakhrij Dari Kitab Musnad Ahmad
a. Bukalah Kitab Musnad Ahmad bin Hanbal yang mana cover dari kitab
tersebut ialah sebagai berikut :

19
‫‪Di dalam Kitab Musnad Ahmad bin Hanbal ini, dijelaskan bahwa‬‬
‫‪metode penulisannya berdasarkan musnad-musnad sahabat sesuai‬‬
‫‪keafdhalannya.‬‬

‫‪b. Tentukanlah hadis yang akan ditakhrij di dalam Kitab Mu’jam al-Kabir‬‬

‫الزبَِْي أَ هن َعائِ َشةَ‬


‫َخ َََبِِن عُْرَوةُ بْ ُن ُّ‬ ‫ال ابْن ِش َه ٍ‬ ‫ال حدهثَنا أَِّب عن ِ‬
‫اب أ ْ‬ ‫صال ٍح قَ َ ُ‬
‫وب قَ َ َ َ َ ْ َ‬ ‫َحدهثَنَا يَ ْع ُق ُ‬

‫صلهى ه‬ ‫ول هِ‬ ‫ت رس ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫هب صلهى ه ِ‬ ‫َر ِض َي ه‬


‫اَّللُ‬ ‫اَّلل َ‬ ‫اَّللُ َعلَْيه َو َسله َم أ ْ‬
‫َخ ََبَتْهُ أَ هن فَاط َمةَ بْن َ َ ُ‬ ‫اَّللُ َعْن َها َزْو َج النِ ِي َ‬
‫اَّللُ َعلَْي ِه َو َسله َم أَ ْن‬
‫صلهى ه‬ ‫ول هِ‬ ‫اَّلل َعْنه ب ْع َد وفَاةِ رس ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫اَّلل َ‬ ‫َعلَْيه َو َسله َم َسأَلَ ْ‬
‫ت أ ََِب بَ ْك ٍر َرض َي هُ ُ َ َ َ ُ‬
‫اَّللُ َعلَْي ِه َو َسله َم ِِمها أَفَاءَ ه‬
‫اَّللُ َعلَْي ِه فَ َق َ‬
‫ال ََلَا أَبُو‬ ‫صلهى ه‬ ‫ول هِ‬
‫اَّلل َ‬ ‫يَ ْق ِس َم ََلَا ِم َياثَ َها ِِمها تَ َرَك َر ُس ُ‬

‫ص َدقَةٌ‬ ‫اَّللُ َعلَْي ِه َو َسله َم قَ َ‬


‫صلهى ه‬ ‫ول هِ‬ ‫بَ ْك ٍر َر ِض َي ه‬
‫اَّللُ َعْنهُ إِ هن َر ُس َ‬
‫ث َما تَ َرْكنَا َ‬ ‫ور ُ‬‫ال َِل نُ َ‬ ‫اَّلل َ‬
‫اَّلل عنْه فَلَم تَزْل مه ِ‬ ‫ِ‬ ‫ضبت فَ ِ‬
‫اجَرتَهُ َح هَّت‬ ‫ت أ ََِب بَ ْك ٍر َرض َي هُ َ ُ ْ َ ُ َ‬ ‫اط َمةُ َعلَْي َها ال هس ََلم فَ َه َجَر ْ‬ ‫فَغَ ِ َ ْ‬
‫ت‬ ‫اَّللُ َعلَْي ِه َو َسله َم ِستهةَ أَ ْش ُه ٍر قَ َ‬
‫صلهى ه‬ ‫ول هِ‬‫ت ب ْع َد وفَاةِ رس ِ‬ ‫ِ‬
‫ال َوَكانَ ْ‬ ‫اَّلل َ‬ ‫اش ْ َ َ َ ُ‬ ‫ال َو َع َ‬
‫ت قَ َ‬‫تُ ُوفييَ ْ‬

‫اَّللُ َعلَْي ِه َو َسله َم ِم ْن‬


‫صلهى ه‬ ‫ول هِ‬
‫اَّلل َ‬ ‫صيبَ َها ِِمها تَ َرَك َر ُس ُ‬
‫اَّلل عنْ ها تَسأ َُل أَِب ب ْك ٍر نَ ِ‬
‫فَاط َمةُ َرض َي هُ َ َ ْ َ َ‬
‫ِ ِ‬

‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ت ََت ِرًكا َشْي ئًا َكا َن َر ُس ُ‬
‫ول‬ ‫ال لَ ْس ُ‬ ‫ص َدقَتِ ِه ِِبلْ َمدينَ ِة فَأ َََب أَبُو بَ ْك ٍر َعلَْي َها ذَل َ‬
‫ك َوقَ َ‬ ‫َخْي َََب َوفَ َد َك َو َ‬
‫ت َشْي ئًا ِم ْن أ َْم ِرهِ أَ ْن‬ ‫اَّلل علَي ِه وسلهم ي عمل بِِه إِهِل ع ِملْ ِ‬
‫ت بِه َوإِِيِن أ ْ‬
‫َخ َشى إِ ْن تَ َرْك ُ‬ ‫اَّللِ َ ه‬
‫َ ُ‬ ‫صل ى ه ُ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ُ‬ ‫ه‬
‫ِ‬ ‫ص َدقَتُهُ ِِبلْ َم ِدينَ ِة فَ َدفَ َع َها عُ َم ُر إِ ََل َعلِ ٍي َو َعبه ٍ‬ ‫أَ ِز َ‬
‫اس فَغَلَبَهُ َعلَْي َها َعل ٌّي َوأَهما َخْي ََبُ‬ ‫ي‬ ‫يغ فَأَهما َ‬
‫اَّللُ َعلَْي ِه َو َسله َم‬
‫صلهى ه‬ ‫ول هِ‬ ‫ال ُُهَا ص َدقَةُ رس ِ‬ ‫َوفَ َد ُك فَأ َْم َس َك ُه َما عُ َم ُر َر ِض َي ه‬
‫اَّلل َ‬ ‫َ َُ‬ ‫اَّللُ َعنْهُ َوقَ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ ِ‬ ‫ِ ِِ ه‬
‫ك الْيَ ْوَم‬
‫ال فَ ُه َما َعلَى ذَل َ‬ ‫َكانَتَا ْلُُقوقه ال ِِت تَ ْع ُروهُ َونَ َوائبه َوأ َْم ُرُُهَا إ ََل َم ْن َو َ‬
‫ِل ْاْل َْمَر قَ َ‬
‫‪“Telah menceritakan kepada kami Ya'qub dia berkata; Telah‬‬
‫‪menceritakan kepada kami bapakku dari Shalih, telah berkata Ibnu‬‬

‫‪20‬‬
Syihab; telah mengabarkan kepadaku 'Urwah Bin Az Zubair bahwa
Aisyah istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkannya, bahwa
Fathimah anak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meminta kepada
Abu Bakar setelah wafatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
agar membagikan harta warisannya yang ditinggalkan oleh Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam kepadanya berupa harta fai` yang Allah
berikan kepada beliau, maka Abu Bakar berkata kepadanya: Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "kami tidak diwarisi dan harta
yang kami tinggalkan menjadi harta sedekah", kemudian Fathimah
marah dan tidak mengajak bicara Abu Bakar, dia tetap melakukan
perbuatannya itu hingga dia wafat, Urwah berkata; Fatimah hidup
selama enam bulan sepeninggal Nabi, dan Fathimah meminta kepada
Abu Bakar bagiannya dari harta yang ditinggalkan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam dari perang Khaibar dan Fadak dan
sedekahnya ketika di Madinah, akan tetapi Abu Bakar menolak untuk
memberikannya, dan dia berkata; “aku bukan orang yang meninggalkan
sesuatu yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,
semua yang beliau lakukan pasti akan aku lakukan, dan aku khawatir
jika meninggalkan sedikit saja saja perintah beliau, aku akan
menyimpang.” adapun sedekah beliau yang terdapat di Madinah, Umar
telah memberikannya kepada Ali dan Abbas, kemudian Ali yang
menguasai peninggalan tersebut, sedangkan peninggalan yang berada
di Khaibar dan Fadak telah ditangani oleh Umar dan dia berkata;
“keduanya adalah Sedekah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
yang telah menjadi hak-haknya, yang telah kalian berikan kepadanya
dan wakil-wakilnya, dan urusan keduanya ditangani oleh orang yang
memimpin urusan” dan dia berkata; "dan keduanya terjadi pada hari itu
juga.”
Sumber : Ahmad
Kitab : Musnad sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga
Bab : Musnad Abu Bakr As Siddik

21
No. Hadist : 25

c. Lihatlah rawiy a’la yang terdapat pada hadits tersebut

ََ"َُ‫َعْنه‬
َ ُ‫َاَّلل‬ ِ ‫"أَبوَبكْرَر‬
َّ ‫ض َي‬ َ َ ُ
“Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu”
d. Temukanlah hadits yang akan ditakhrij tersebut dalam kitab Musnad
Ahmad.12

12
Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal Juz 1, (Beirut : Muassasah ar-Risalah), hlm.
204-205

22
23
24
e. Setelah ditemukan, maka lihat catatan kaki yang tertera pada hadits
tersebut13 :

f. Lalu cari haditsnya di kitab induknya


- Berdasarkan Kitab Shahih Muslim yang menjadi rujukan pada catatan
kaki hadits tersebut, ditemukanlah haditsnya sebagai berikut :

13
Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal Juz 1, (Beirut : Muassasah ar-Risalah), hlm.
254

25
26
Sumber : Muslim
Kitab : Jihad dan ekspedisi
Bab : Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, "Kami tidak
mewariskan,
No. Hadist : 175914

2. Manfaat Takhrij Hadits Melalui Kitab Musnad Ahmad bin Hanbal


- Mengetahui urutan-urutan sanad berdasarkan nama-nama sahabat,
tabi’in dan tabi’ tabi’in
- Mengetahui fadhail dari para perawi hadis
- Mengetahui sanad secara rinci sampai bersambung pada perkataannya
Rasulullah saw.
- Memudahkan untuk mencari nama-nama perawi pada pencarian
hadits yang hendak ditelusuri

14
Muslim, Shahih Muslim (Dar al-Hadharah), hlm. 579-580

27
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Mentakhrij hadis merupakan upaya untuk mengembalikan hadits sampai
kepada asal kitab yang hendak dirujuk. Adapun dalam upaya penulisan dan
pembukuan hadits-hadits Nabi saw. dilakukan berbagai metode oleh para
‘ulama. Diantaranya dengan kata (bi al lafzhi), takhrij dengan tema (bi al-
mawdu’), takhrij dengan permulaan matan (bi awwal al-matan), takhrij dengan
sanad pertama (bi ar-rawi al-a’la) dan takhrij dengan sifat (bi ash-shifah).
Adapun didalam tulisan ini telah dijelaskan mengenai teknik atau metode
mentakhrij hadits dengan sanad pertama (bi ar-rawil a'la). Yakni dalam kitab
Mu’jam al-Kabir, al-Ausath, al-Shagir karya Imam ath-Thabrani dan kitab
Musnad Ahmad bin Hanbal. Yakni dengan cara menentukan hadits yang hendak
ditelusuri, perhatikan nama rawiy a’lanya, perhatikan footnotenya, rujuk ke kitab
asalnya, kemudian catat datanya.
Dengan upaya mentakhrij hadits melalui metode rawiy a’la ini kita dapat
mengambil beberapa manfaat diantaranya yaitu, menjadi sarana ensiklopedi
nama-nama perawi hadits mulai dari urutan huruf hijaiyyah, mengetahui urutan-
urutan sanad berdasarkan nama-nama sahabat, tabi’in dan tabi’ tabi’in,
mengetahui fadhail dari para perawi hadis, mengetahui sanad secara rinci sampai
bersambung pada perkataannya Rasulullah saw. memudahkan untuk mencari
nama-nama perawi pada pencarian hadits yang hendak ditelusuri.

B. Saran
Dengan disusunnya makalah yang membahas mengenai Praktik Mentakhrij
Hadits Dalam Kitab Mu’jam al-Kabir, al-Ausath, al-Shagir dan Musnad Ahmad
ini, semoga kita semakin memahami bagaimana cara mentakhrij melalui metode
rawiy a’la. Hingga dapat menambah wawasan keilmuan kita dan kita terapkan
ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.

28
Kami juga menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karenanya kritik yang membangun dari para
pembaca sangat dibutuhkan dalam hal ini. Semoga Allah merahmati dan
meridhoi kita semuanya.

29
DAFTAR PUSTAKA

An-Nasa’i, Imam Abu Abdurrahman bin Syu’aib. Sunan an-Nasa’i. Beirut:


Muassasah ar-Risalah
Ath-Thabrani, Al-Hafizh Abu Qasim Sulaiman bin Ahmad. Mu’jam al-Kabir Juz
1. Kairo: Mesir, Maktabah Ibn Taimiyah
Ath-Thabrani, Al-Hafizh Abu Qasim Sulaiman bin Ahmad. Mu’jam al-Kabir Juz
7. Kairo: Mesir, Maktabah Ibn Taimiyah
Daud, Imam Abu. Sunan Abu Daud Juz. Beirut : Darul Kitab Ulumiyyah
Hanbal, Ahmad. Musnad Ahmad bin Hanbal Juz 1. Beirut : Muassasah ar-Risalah
Majah, Ibnu. Sunan Ibnu Majah. Riyadh: Maktabah al-Mu’arrif
Muslim, Shahih Muslim.Dar al-Hadharah

iii

Anda mungkin juga menyukai