Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH TAFSIR AYAT-AYAT AQIDAH

PENAFSIRAN AYAT - AYAT


TENTANG KITAB - KITAB ALLAH

Dosen Pengampu :
Jani Arni, M.Ag

Disusun Oleh :
1. Annisa Wineldi Putri (12030228763)
2. Dinda Ayu Putri Wioni (12030223838)
3. Muhammad Fadli (12030213900)
4. Salma Hanni Khalilah Nasution (12030223610)
5. Wigel Aridel (12030221221)

KELAS 2F
PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
UIN SUSKA RIAU
2021
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami haturkan kehadirat Allah SWT atas petunjuk dan
hidayah-Nya yang telah dilimpahkan-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Tafsir Ayat – Ayat Aqidah yang berjudul “Penafsiran
Ayat - Ayat tentang Kitab - Kitab Allah”. Selanjutnya shalawat dan salam kami
mohonkan untuk Nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan Al-Qur’an dan
menjelaskannya melalui Hadits-hadits beliau.

Adapun tujuan penyusunan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas Ibunda
Jani Arni, M.Ag pada Mata Kuliah Tafsir Ayat-Ayat Aqidah, Prodi Ilmu Al-Qur’an
dan Tafsir, UIN SUSKA RIAU. Sekaligus, menjadi bahan pokok pembelajaran
untuk menambah khazanah ilmu mengenai Penafsiran Ayat-Ayat tentang Kitab-
Kitab Allah.

Dalam penyusunan makalah ini, kami mengakui bahwa masih banyak


kelemahan dan keterbatasan yang ada didalamnya. Oleh karenanya, kami
membutuhkan kritik sehat yang membangun, serta saran dari semua pihak yang
membaca makalah ini untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya, kami berserah diri kepada Allah SWT seraya memohon taufiq dan
hidayah-Nya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang
membacanya, Amin.

Hormat kami, 23 Maret 2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................... 4
BAB II................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5
2.1 Pengertian Kitab-Kitab Allah dan Nama Kitab-Kitab Allah .................................... 5
2.2 Inventarisasi Ayat-Ayat tentang Kitab–Kitab Allah ................................................. 7
2.2.1 Al-Qur’an Surah Ali Imran [3] : 3-4 .................................................................. 7
2.2.2 Al-Qur’an Surah Al-Ma’idah [5] : 48 ................................................................ 8
2.2.3 Al-Qur’an Surah Fathir [35] : 31 ....................................................................... 8
2.3 Makna Mufradat Ayat- Ayat tentang Kitab–Kitab Allah ......................................... 9
2.4 Penafsiran Ayat-Ayat Aqidah tentang Kitab – Kitab Allah .................................... 12
2.4.1 Penafsiran Mufassir ayat Al-Qur’an Surah Ali Imran [3] : 3 ........................... 12
2.4.2 Penafsiran Mufassir ayat Al-Qur’an Surah Ali Imran [3] : 4 ........................... 13
2.4.3 Penafsiran Mufassir ayat Al-Qur’an Surah Al-Ma’idah [5] : 48 ..................... 15
2.4.4 Penafsiran Mufassir ayat Al-Qur’an Surah Fathir [35] : 31 ............................. 18
2.5 Analisa Munasabah Ayat ........................................................................................ 20
2.6 Relevansi Ayat Terhadap Persoalan di Masyarakat ................................................ 21
2.7 Konstektualisasi Pemahaman Ayat ......................................................................... 21
2.8 Hadits yang Berkenaan dengan Ayat ...................................................................... 22
BAB III ............................................................................................................................. 25
PENUTUP ........................................................................................................................ 25
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 25
3.2 Saran ....................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai seorang umat Islam sudah selayaknya kita harus mengimani
arkanul iman yang enam. Dan beriman kepada kitab-kitab Allah merupakan
bagian dari rukun iman yang harus diyakini keberadaanya.
Seperti yang kita tahu, bahwa sebelum Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi
Muhammad sebagai Al-Furqan dan penyempurna tuntunan syari’at Islam.
Dahulu, Allah telah menurunkan kitab-kitab yang ditujukan pada para Rasul
sebagai syaria’at yang akan disampaikan kepada umat mereka agar dapat
mengesakan Allah.
Kemudian selanjutnya, Al-Qur’an diturunkan oleh Allah kepada Nabi
Muhammad saw. sebagai petunjuk1 dan tuntunan hidup bagi ummat manusia
dan pegangan utama dalam menjalankan fungsi sebagai seorang hamba
sekaligus sebagai seorang khalifah di muka bumi ini.2 Al-Qur’an berisikan
perintah, larangan, peringatan dan seluruh aspek mengenai kehidupan baik
dunia dan akhirat yang disertai dengan hikmah.
Al-Qur’an diturunkan sebagai furqan (pembeda) yang hadir menjembatani
segala permasalahan dan perselisihan umat sejak zaman Rasulullah dan masih
relevan hingga kini bahkan hingga akhir zaman nanti.
Untuk itu, agar kita memahami dan bisa mengambil khazanah ilmu tentang
kewajiban kita beriman terhadap kitab-kitab Allah kiranya perlu kita kaji
bagaimana kedudukan kitab-kitab Allah itu dalam Al-Qur’an dan bagaimana
penafsiran ayat-ayat berkenaan dengan kitab-kitab Allah itu menurut sebagian
mufassir.

1
Q.S. Al-Baqarah : 185
2 Q.S. Adz-Dzariyat : 56

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Penafsiran Ayat - Ayat tentang Kitab - Kitab Allah?
2. Apa relevansi Penafsiran ayat tentang Kitab - Kitab Allah dengan persoalan
masyarakat?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Ayat – Ayat Aqidah
2. Untuk mengetahui Kitab-Kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi dan
Rasul
3. Untuk memahami Penafsiran Ayat - Ayat tentang Kitab - Kitab Allah
4. Untuk memahami relevansi Penafsiran ayat tentang Kitab - Kitab Allah
dengan persoalan masyarakat
5. Untuk mengambil intisari dari konstektual ayat tentang Kitab - Kitab Allah

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kitab-Kitab Allah dan Nama Kitab-Kitab Allah


Secara Etimologi pengertian kitab, yakni :

Kata kitab ) ٌ‫ ( ِكتَاب‬yang memiliki bentuk jamak kutub ) ٌ‫ ( ُكتُب‬berasal


َ ‫( َكت‬. Kataba berarti menulis atau mengumpulkan, dan al-
dari kata kataba )‫َب‬
kitab (bentuk isim/kata benda dari kataba) berarti tulisan yang lengkap atau
kumpulan tulisan.3

Secara Terminologi pengertian kitab, yakni :

Al-Kutub adalah bentuk jamak dari kata “Kitab” yang berarti


sesuatu yang ditulis. Namun, yang dimaksud disini adalah wahyu Allah
yang disampaikan kepada para rasul untuk diajarkan kepada manusia
sebagai pedoman hidupnya.4

Nama kitab- kitab Allah swt. yang diwahyukan kepada para Rasul
adalah sebagai berikut :5

1. Kitab Zabur
Kitab Zabur Zabur adalah kitab suci yang diturunkan pada Nabi
Daud a.s untuk dijadikan petunjuk dan bimbingan baginya dan umatnya.
Secara bahasa, Zabur berasal dari kata Zabaro-yazburu-zabrun yang
artinya tulisan. Jadi Zabur menurut arti aslinya adalah kitab tertulis.
Firman Allah dalam Al-Qur’an :

3
Marzuki, “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 2 SMP”, t.tp,t.p,t.th. hlm. 23 (Diakses pada 23
Maret 2021 dari http://staff.uny.ac.id/)
4
Marzuki, “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 2 SMP”, t.tp,t.p,t.th. hlm. 23 (Diakses pada 23
Maret 2021 dari http://staff.uny.ac.id/)
5
Lia R Kumalasari, Skripsi : “Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak Materi Iman Kepada Kitab-
Kitab Allah Swt Menggunakan Metode Pembelajaran Konstekstual Dengan Media Audio Visual
Pada Siswa Kelas Viii A Semester 1 Di MTs Yakti Tegalrejo Kec. Tegalrejo Kab. Magelang Tahun
Pelajaran 2019/2020.” (Salatiga : IAIN Salatiga, 2020), hlm.26-31

5
َ ‫ض ۗ َولَقَدْ فَض َّْلنَا بَ ْع‬
ٍ ‫ض ٱلنَّبِيِۦنَ َعلَ َٰى بَ ْع‬
‫ض ۖ َو َءات َ ْينَا دَ ُاودۥدَ ََ ب ا‬
‫ُورا‬ ِ ‫ت َو ْٱْل َ ْر‬ َّ ‫َو َربُّكَ أ َ ْعلَ ُم بِ َمن فِى ٱل‬
ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬
Artinya: Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan
di bumi. Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu
atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur (kepada) Daud.” (Q.S.
Al Israa’: 55).

2. Kitab Taurat
Taurat dalam bahasa Ibrani adalah Thora. Taurat adalah kitab yang
diturunkan oleh Allah swt.kepada Nabi Musa a.s untuk dijadikan petunjuk
dan bimbingan baginya dan umatnya. Firman Allah dalam Al-Qur’an :

‫يل‬ ٓ َ َ‫سى ْٱل ِك َٰت‬


۟ ُ ‫ب َو َج َع ْل َٰ َنهُ ُهداى ِل َبنِى ِإس َٰ َْٓر ِءي َل أَ ََّّل تَت َّ ِخذ‬
‫وا ِمن دُونِى َو ِك ا‬ َ ‫َو َءاتَ ْينَا ُمو‬
Artinya : “Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami
jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan
firman):"Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku,” (Q.S. Al-
Isra’ : 2)

3. Kitab Injil
Injil adalah kitab yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Isa as.
Sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi Bani Israil. Firman Allah dalam
Al-Qur’an :

‫نجي َل ِفي ِه ُهداى‬ ِ ْ ُ‫ص ِدقاا ِل َما َبيْنَ يَدَ ْي ِه ِمنَ ٱلت َّ ْو َر َٰى ِة ۖ َو َءاتَ ْي َٰنَه‬
ِ ‫ٱْل‬ َ ‫سى ٱب ِْن َم ْريَ َم ُم‬ َ ‫َوقَفَّ ْينَا َعلَ َٰ ٓى َءا َٰثَ ِرهِم بِ ِعي‬
َ‫ظةا ِل ْل ُمتَّقِين‬
َ ‫ص ِدقاا ِل َما بَيْنَ يَدَ ْي ِه ِمنَ ٱلت َّ ْو َر َٰى ِة َو ُهداى َو َم ْو ِع‬
َ ‫َونُور َو ُم‬

Artinya: “Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan
Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat.
Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya
(ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab
yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta
pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. Al-Maidah : 46)

6
4. Kitab Al-Qur’an
Kitab Al-Qur’an Al-Qur’an menurut bahasa berarti bacaan. Adapun
menurut istilah adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw. Sebagai mukjizat-Nya dan merupakan pedoman dalam
bersyariat Islam, sebagai Al-Furqan pembeda antara yang haq dan yang
bathil penuntun kehidupan hingga ke akhir zaman.
َ ‫َٰذَلِكَ ْٱل ِك َٰت َبُ ََّل َري‬
َ‫ْب ۛ فِي ِه ۛ ُهداى ِل ْل ُمتَّقِين‬

Artinya: “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertakwa.” (Q.S. Al-Baqarah : 2)

2.2 Inventarisasi Ayat-Ayat tentang Kitab–Kitab Allah

2.2.1 Al-Qur’an Surah Ali Imran [3] : 3-4


َ ۡ َ َ َٰ َ ۡ َ َ َ َ َ ۡ َ َ َ ۡ َ َ ٗ َ ُ َ ۡ َ َ ۡ َ ۡ َ َ َ َ َ
ِ ‫نزل عليك ٱلكِتَٰب بِٱلح ِق مصدِقا ل ِما بين يديهِ وأنزل ٱلتورىة وٱلإِن‬
‫جيل‬

]3 : ‫[آل عمران‬

“Dia menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) yang


mengandung kebenaran; membenarkan kitab yang telah diturunkan
sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil”(Q.S. Ali Imran : 3)

ٞ َ َ ۡ َُ َ َ ْ ُ َ َ َ َ َ َ َۡ ُۡ ََ ََ َ ٗ ُ َ
‫ت ٱّللِ لهم عذاب‬ َٰ
ِ ‫بِٔٔاي‬ ِ ‫مِن ق ۡبل ُهدى ل ِلن‬
ِ ‫اس وأنزل ٱلفرقانَۗ إِن ٱلذِين كفروا‬
َ
ٞ ‫ٱّلل عز‬ ُ
ُ ‫شدِيدَۗ َو‬ َ َ ٞ َ
]4: ‫يز ذو ٱنتِقا ٍم [آل عمران‬ ِ

“sebelum (Al Quran), sebagai petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al
Furqan. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan
memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai
hukuman (siksa).” (Q.S. Ali Imran :4)

7
2.2.2 Al-Qur’an Surah Al-Ma’idah [5] : 48
ِۡ‫حق ُم َصد ِٗقا ل َِما َب ۡي َن يَ َديۡهِ م َِن ۡٱلك َِتَٰب َو ُم َه ۡي ِم ًنا َعلَيه‬ ۡ َ َ ۡ َ َۡ ََٓۡ ََ
َ ‫ٱل‬
ِۖ ِ ِ ِ ‫وأنزلنا إِليك ٱلكِتَٰب ب‬
ۡ ُ
‫ق ل ِك ّٖل َج َعل َنا‬ َ ۡ َ ٓ َ َ َ ُ ٓ ۡ َ ۡ َ َ َ ُ َ ‫نز َل‬ َ َ ‫كم بَ ۡي َن ُهم ب َما ٓ أ‬
ُ ۡ َ
ِّۚ ِ ‫ٱّللُۖ َولا تتبِع أه َوا َءه ۡم عما جا َءك م َِن ٱلح‬ ِ ‫فٱح‬

ۡ ََُُۡ َٰ َ َ ٗ َ َ ٗ َُ ۡ ُ َ َ َ َ َُ َٓ َ َۡ َ ٗ َ ۡ َ ٗ َ ۡ ۡ ُ
ِ ‫مِنكم شِرعة ومِنهاجا ۚ ولو شاء ٱّلل لجعلكم أمة وَٰحِدة ول‬
‫كن ل ِيبلوكم ف ِي‬

ُ ‫كم ب َما ُك‬


‫نت ۡم‬
ُ ُ ََُ ٗ َ ۡ ُ ُ َۡ َ َ َ ‫ٱستَب ُقوا ْ ۡٱل َخ ۡي‬
ۡ َ ۡ ُ َ َ َٓ
ِ ‫ئ‬ ِ ‫ب‬ ‫ن‬‫ي‬ ‫ف‬ ‫ا‬‫يع‬ ‫م‬
ِ ‫ج‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ع‬‫ج‬ِ ‫ر‬ ‫م‬ ِ ‫ٱّلل‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫إ‬ ‫ت‬
ِ ِّۚ ِ َٰ ‫ر‬ ِ ‫ما ءاتىَٰكمُۖ ف‬
َ ُ َۡ َ
]44 : ‫فِيهِ تختل ِفون [المآئدة‬

“Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad)


dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan
sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa
yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka
dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Kalau Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah
hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu,
maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kamu
semuanya kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu
perselisihkan”(Q.S. Al-Ma’idah : 48)

2.2.3 Al-Qur’an Surah Fathir [35] : 31


َ َۡ َٓۡ َ َۡ ٓ َ َ
َ ‫ك م َِن ۡٱلك َِتَٰب ُه َو ۡٱل‬
َ َ ‫ح ُق ُم َصد ِٗقا ل َِما َب ۡي َن يَ َديۡهِ إ َن‬
‫ٱّلل ب ِ ِع َبا ِده ِۦ‬ ِ ِۗ ِ ‫وٱلذِي أوحينا إِلي‬

ٞ ‫ير ُۢ بَ ِص‬ َ َ
ُ ‫خب‬
]13 :‫ير ]فاطر‬ ِ ‫ل‬

“Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) yaitu Kitab (Al-
Quran) itulah yang benar, dengan membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya.

8
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Mengetahui lagi Maha Melihat
(keadaan) hamba-hamba-Nya.” (Q.S. Fathir : 31)

2.3 Makna Mufradat Ayat- Ayat tentang Kitab–Kitab Allah

NO Mufradat Keterangan
Memberi peringatan secara bertahap, seperti halnya Al-
Qur’an. Ia diturunkan dalam jangka waktu 23 tahun secara
bertahap, sesuai kejadian–kejadian yang timbul, sebagaimana
1. ‫نزل‬ pembahasan terdahulu. Wahyu ini terkadang diungkapkan
dengan kata tanzil, dan kadang dengan inzal. Hal ini untuk
memberi pengertian bahwa kedudukan wahyu lebih tinggi
dibandingkan orang yang diberi wahyu.6
bahwa semua yang diturunkan, yakni aqidah, hukum, hikmah,
2. khabar, adalah suatu yang benar (haq), didalamnya tidak ada
 ‫الحق‬
keraguan.7
3. ‫ما بين‬ Maksudnya kitab-kitab yang diturunkan kepada para Nabi
terdahulu.8
‫يديه‬
Kata ini berasal dari bahasa Ibrani, artinya adalah syari’at
yang terdiri dari lima kitab. Mereka mengatakan bahwa
penulisnya adalah Nabi Musa, yakni : Kitab Kejadian, Kitab
Keluaran, Kitab Lawiyin, Kitab Bilangan, dan Kitab
Tatsniyatu’l-Isytira’. Sedang kaum Nasrani menamakan
4. seluruhnya itu sebagai Perjanjian Lama, yang isinya ialah
‫تورىة‬
Kitab-Kitab para Nabi, sejarah para penguasa, dan raja-raja
Bani Israil. Orang-orang Nasrani juga menamakannya
sebagai Perjanjian Baru, yang terhimpun menjadi satu yang
disebut Injil.

6
Maraghy, Tafsir Al-Maraghy trjm. Bahrun Abubakar (Semarang : Toha Putra,1986), hlm.162
7
Maraghy, Tafsir Al-Maraghy trjm. Bahrun Abubakar (Semarang : Toha Putra,1986), hlm.163
8
Maraghy, Tafsir Al-Maraghy trjm. Bahrun Abubakar (Semarang : Toha Putra,1986), hlm.163

9
Menurut Al-Qur’an, ialah apa yang diturunkan kepada Nabi
Musa agar disampaikan kepada ummatnya.9

Berasal dari kata Yunani, artinya pengajaran baru atau berita


gembira. Dan menurut orang-orang Nasrani, adalah empat
kitab yang terhimpun menjadi keempat bagian Injil. Kitab ini
adalah kitab ringkas yang mengemukakan perjalanan hidup
5. ‫انجيل‬ Nabi Isa Al-Masih, dan sedikit tentang sejarah serta ajaran-
ajarannya. Tetapi, tidak ada sanad pun yang bersambung
sampai kepada Nabi Isa. Mereka berbeda pendapat mengenai
sejarah penulisannya, hingga banyak pendapat yang simpang
siur. Kitab Perjanjian Baru dimaksudkan untuk kitab-kitab
tersebut, yang disertai dengan penyamaan para hawariy dan
risalah Paulus, Petrus, Yuhana, Matius, dan lain sebagainya.
Sedangkan Injil menurut Al-Qur’an ialah apa yang
diwahyukan oleh Allah kepada Rasul-Nya, yakni Nabi Isa,
yang didalamnya terkandung berita kabar gembira mengenai
kedatangan Nabi Muhammad. Dan, Nabi Muhammad-lah
yang kelak menyempurnakan syari’at dan hukum yang
dibawa Nabi Isa.10

‫الفرقان‬ Akal yang membedakan antara barang yang benar dan bathil.
6. Segala sesuatu yang datang dari Yang Maha Suci, disebut
inzal (diturunkan). Seperti disebutkan dalam Firman-Nya :
َ ٞ َ ۡ َ ‫نز ۡل َنا ۡٱل‬َ
ِ‫س شدِيد َو َم َنَٰفِ ُع ل ِلناس‬ٞ ‫ِيد فِيهِ بَأ‬
َ ‫حد‬ َ ‫َوأ‬

“…Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan


yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia…”(Q.S. Al-
Hadid [57] : 25)11
‫ فرقان‬terambil dari kata ‫ فرق‬yang berarti membedakan. Huruf
alif dan nun pada akhir kata furqan mengandung arti

9
Maraghy, Tafsir Al-Maraghy 3 trjm. Bahrun Abubakar (Semarang : Toha Putra,1986), hlm.163
10
Maraghy, Tafsir Al-Maraghy 3 trjm. Bahrun Abubakar (Semarang : Toha Putra,1986), hlm.163
11
Maraghy, Tafsir Al-Maraghy 3 trjm. Bahrun Abubakar (Semarang : Toha Putra,1986), hlm.164

10
kesempurnaan, sehingga kata furqan berarti pembeda hak dan
bathil dengan pembedaan yang sempurna.12
7. ‫انتقم‬ Asal kata dari an-niqmah, yang artinya ialah kekuasaan dan
pembalasan. Dikatakan intiqam minhu, artinya apabila ia
menghukumnnya karena kejahatan yang dilakukannya.
Kata ini terambil dari kata ‫هيمن‬, yang mengandung arti
8. kekuasaan, pengawasan, serta wewang atas sesuatu. Dari sini
‫مهيمنا‬
kata tersebut dipahami dalam arti menyaksikan sesuatu,
memelihara dan mengawasinya. Al-Qur’an adalah muhaimin
bagi kitab-kitab yang lalu, karena Dia menjadi saksi
kebenaran kandungan kitab-kitab yang lalu.
Ada juga yang membacanya muhaimanan artinya terpelihara,
yakni Al-Qur’an terpelihara.13
Kata ‫ شرعة‬demikian juga ‫ شريعة‬pada mulanya berarti air yang
banyak atau jalan menuju sumber air. Agama dinamai syariat
karena ia adalah sumber kehidupan ruhani sebagaimana air
sumber kehidupan jasmani.
Al-Qur’an menggunakan kata syari’ah dalam arti yang lebih
9. sempit dari kata din yang biasa diterjemahkan dengan agama.
‫شرعة‬
Syariat adalah jalan yang terbentang untuk satu umat tertentu
dan nabi tertentu seperti syariat Nuh, syariat Ibrahim, syariat
Musa, syariat Isa, dan syariat Muhammad saw. Sedangkan
din/agama adalah tuntutan Ilahi yang bersifat umum dan
mencakup semua umat. Dengan demikian, agama dapat
mencakup sekian banyak syariat.14
10. ‫منهج‬ Bermakna jalan yang luas. Melalui kata ini, ayat tersebut
mengimajinasikan adanya jalan luas menuju syari’ah, yakni
sumber air itu.15

12
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Jilid 2, (Jakarta : Lentera Hati, 2000), hlm. 8
13
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Jilid 3, (Jakarta : Lentera Hati, 2000), hlm.112
14
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Jilid 3, (Jakarta : Lentera Hati, 2000), hlm. 113
15
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Jilid 3, (Jakarta : Lentera Hati, 2000), hlm. 114

11
11. ‫لو‬ Lauw/sekiranya dalam firman-Nya : ‫ لو شأ الله‬lauw syaa
Allah/Sekiranya Allah menghendaki, menunjukkan bahwa hal
tersebut tidak dikehendaki-Nya, karena kata lauw, tidak
digunakan kecuali untuk mengandaikan sesuatu yang tidak
mungkin terjadi, yakni mustahil.16
12. ‫الذي‬ Ayat itu memulai firman Allah dengan kata alladzi ysng.
Penggunaan kata itu menunjukkan kesempurnaan al-Haq
yang menyertainya.17

2.4 Penafsiran Ayat-Ayat Aqidah tentang Kitab – Kitab Allah

2.4.1 Penafsiran Mufassir ayat Al-Qur’an Surah Ali Imran [3] : 3


Ibnu Katsir memaparkan dalam tafsirnya : Artinya, Dia telah
menurunkan kepadamu hai Muhammad dengan benar, tiada syak dan ragu
bahwa ia telah diturunkan dari sisi-Nya dengan pengetahuan-Nya dan
kesaksian para Malaikat, dan cukuplah Allah sebagai saksi. Kitab itu Al-
Qur’an yang membenarkan kitab-kitab yang terdahulu yang diturunkan
dari langit kepada hamba-hamba-Nya dan kepada para nabi. Kitab-
kitab itu membenarkan Al-Qur’an dengan apa yang dikabarkan dan
diberitagembirakan tentang janji Allah tentang pengutusan Muhammad
sebagai Rasul-Nya.18

Tafsir Al-Azhar :19

“Dia telah menurunkan kepada engkau.” (pangkal ayat 3).


DitujukanNya sabda-Nya kepada utusan-Nya, “sebuah kitab dengan
kebenaran,” yaitu kebenaran yang dapat diuji dan dibanding, yang datang
daripada Tuhan, disampaikan oleh Malaikat utusan Tuhan yang bernama

16
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Jilid 3, (Jakarta : Lentera Hati, 2000), hlm. 115
17
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Jilid 11, (Jakarta : Lentera Hati, 2000), hlm. 472
18
Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid 2 trjm. Salim, Said (Surabaya : Bina
Ilmu, 1986), hlm. 2
19
Hamka, Tafsir Al-Azhar Juzu’ III, (Jakarta : Pustaka Panjimas, 1984), hlm. 102

12
Jibril, yang kadang. kadang disebut juga Ruhul-Qudus. “Menyetujui (isi
kitab) yang ada di hadapannya.” Dijelaskan lagi: “Dan Dia telah
menurunkan Taurat dan Injil.” (ujung ayat 3).

2.4.2 Penafsiran Mufassir ayat Al-Qur’an Surah Ali Imran [3] : 4


Menurut Tafsir Ibnu Katsir :20

Ibnu Katsir memaparkan dalam tafsirnya : Dan Dia Allah


menurunkan sebelum Al- Qur’an kitab Taurat kepada Musa bin Imran dan
kitab Injil kepada Isa bin Maryam a.s. keduanya menjadi petunjuk bagi
manusia pada masa turunnya. Dan Dia menurunkan Al-Furqan (Al-Qur’an)
sebagai pemisah antara yang lurus dan sesat, antara yang hak dan yang
bathil, antara penyelewengan dan kelurusan seperti yang dikemukakan oleh
Allah swt. berupa keterangan-keterangan, dalil-dalil yang terang dan tanda-
tanda yang gamblang dan dengan apa yang ditetapkan, dituntunkan dan
diingatkan.

Berkata Qatadah dan Arrabi’ bin Anas bahwa jelas yang dimaksud
dengan kata “Al-Furqan” disini adalah “Al-Qur’an” dan bukannya “Taurat”
sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Abi Saleh dengan
sanadnya yang lemah.

Arti kafir dalam ayat ini, ialah mereka yang mengingkari dan
menolak kebenaran ayat-ayat Allah dengan cara yang bathil yang akan
disiksa yang berat di hari Qiamat. Dan Allah yang Maha Perkasa, Maha
Besar kekuasaan-Nya akan membalas mereka yang mendustakan ayat-ayat-
Nya serta melanggar tidak mentaati para Rasul dan Nabi-Nabi agung dan
mulia.

20
Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid 2 trjm. Salim, Said (Surabaya : Bina
Ilmu, 1986), hlm. 3

13
Menurut Tafsir Al-Azhar :21

“Terlebih dahulu.” (pangkal ayat 4). Yaitu bahwa sebelum kitab al-
Qur’an itu diturunkan kepada Rasul-Nya yang penghabisan, Muhammad
saw., terlebih dahulu telah diturunkan pula Taurat dan Injil. Al-Qu’ran yang
diturunkan kepada Muhammad saw. membenarkan atau mengakui isi
wahyu daripada kedua kitab itu.

Semua kitab itu, Taurat dan Injil dan al-Qur’an, semuanya


diturunkan dari alam ghaib yang tertinggi di dalam alam syahadah kita ini.
Disebut diturunkan sebab maqam Ilahi adalah maqam yang mulia.
Sedangkan perintah raja yang disampaikan kepada rakyat yang
diperintahnya disebut juga perintah baginda telah turun, padahal tempat raja
bersemayam bukanlah di atas gunung, dan rakyat bukanlah di dalam lurah.

“Petunjuk bagi manusia.” Artinya segala kitab-kitab suci yang


diturunkan dari maqam yang mulia itu, baik Taurat ataupun Injil, ataupun
al-Qur’an bertujuan satu saja, yaitu memberi petunjuk dan bimbingan bagi
manusia, terutama bagaimana supaya mereka kenal hubungan mereka
dengan Tuhan, al-Khaliq Pencipta alam dan Pencipta Manusia, supaya
manusia itu dapat berbakti kepada-Nya. “Dan Dia turunkan al-Furqan.”
Al-Furqan diambil dari kata al-farq, artinya pembatas, pembeda,
penyisihkan di antara yang benar dengan yang salah, yang hak dan yang
batil, jalan yang lurus dengan jalan yang bengkok berbelit-belit. Oleh sebab
itu maka al-Qur’an sendiripun disebut juga al-Furqan, bahkan Taurat pun
disebut juga al-Furqan. Maka menurut tafsir Ibnu Jarir, yang dimaksud
dengan al-Furqan di sini ialah akal manusia sendiri. Artinya Rasul-rasul
diutus, kitab-kitab diturunkan dan buat menampung wahyu Ilahi itu
manusiapun diberi akal buat membedakan yang benar dari yang salah. Oleh
sebab itu maka dengan adanya al-Furqan, akal itu, jika manusia menganut
suatu kepercayaan, hendaklah yang benar-benar sesuai dengan akal mereka
sendiri. Sedang wahyu yang datang dari Tuhanpun tidak mungkin berbeda
dari intisari akal murni itu. Maka kedatangan Rasul-rasul dan turunnya

21
Hamka, Tafsir Al-Azhar Juzu’ III, (Jakarta : Pustaka Panjimas, 1984), hlm. 103

14
kitab-kitab adalah menuntun al-Furqan manusia, atau akal murni manusia
tadi, di dalam menuju keridhaan Tuhan. Tidak mungkin orang yang teratur
caranya berfikir akan menolak kebenaran Tuhan. Sebab itu berkata Tuhan
pada lanjutan ayat: “Sesungguhnya orang-orang yang tidak mau percaya
kepada ayat-ayat Allah, bagi mereka azab yang sangat.” Adzab itu ada dua
macam, pertama adzab dunia, yaitu azab kekacauan fikiran, azab karena
tidak dapat memperbedakan di antara buruk dengan baik, adzab hidup yang
sebagai “menghasta kain sarung,” berputar-putar di sana-sana juga, tidak
bertemu ujung. Dan azab yang kedua jalah di akhirat.

Ayat-ayat Allah yang patut dipercaya oleh akal yang murni itu amat
banyak. Di sekeliling kita ini banyaklah ayat-ayat, tanda kebesaran Tuhan.
Di antaranya yang terpenting ialah lahirnya seorang manusia, bernama Isa
Al-Masih, sampai berbeda dengan kelahiran manusia biasa. Dia lahir tidak
dengan hubungan kelamin laki-laki dengan perempuan. Hal yang demikian
tidak mustahil pada akal: sebab kekuasaan Allah meliputi sebab dan akibat.
Maka kejadian yang demikian itu, patutlah menambah iman manusia
kepada Allah Yang Tunggal dalam kekuasaan-Nya. Maka kalau ada orang
yang tidak mau percaya kejadian itu, durhakalah dia: kepada Allah dan
padamlah suluh akalnya yang murni, sebab itu tersiksalah dia. Di dunia
dengan kekacauan fikiran dan di akhirat dengan siksaan neraka. “Dan Allah
adalah Maha Gagah.” Berlaku seluruh apa yang Dia kehendaki, tidak ada
siapa-siapapun yang sanggup menghalangi, dan tidak ada siapa-siapapun
yang dapat memerintah Allah, supaya Allah menuruti apa yang dia
kehendaki. “Mempunyai siksaan.” (ujung ayat 4). Kepada setiap orang yang
mencoba menentang Allah.

2.4.3 Penafsiran Mufassir ayat Al-Qur’an Surah Al-Ma’idah [5] : 48


Menurut Tafsir Ibnu Katsir :22

22
Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid 3 trjm. Salim, Said (Surabaya : PT Bina
Ilmu, 1986), hlm.111-113

15
Setelah Allah menyebut dan memuji kitab Taurat yang diturunkan
pada Nabi Musa a.s. dan menyuruh umatnya supaya mengikutinya, lalu
menyebut serta memuji Injil, juga menyuruh umatnya supaya
mengikutinya, maka dalam ayat ini Allah menyebut Al-Qur’an yang
diturunkan kepada hamba dan utusan-Nya Nabi Muhammad saw.

”Wa anzalnaa ilaikal kitaa ba bil haqqi: Dan Kami telah


menurunkan kepadamu kitab yang hak, benar bahwa ia dari Allah tiada
mengandung ragu sedikit pun.

”Mushaddiqan limaa baina yadaihi minal kitaabi: Membenarkan


kitab Allah yang telah diturunkan sebelumnya yang mengandung pujian
baginya bahwa Allah akan menurunkan kitab pada hamba-Nya Muhammad
saw. Maka turunnya Al-Qur’an sebagaimana tersebut dalam kitab Taurat itu
sebenarnya menambah kepercayaan ahli-ahli Taurat, jika mereka benar-
benar menurut syariat Allah dan mempercayai para utusan Allah.

Sebagaimana tersebut dalam surat Al-israa’ ayat 107: ”Innal ladzina


uutul ilma min qablihi idzaayutla alaihim yakhirruu na lil adz qaa ni sujjada.
Wayaquu luuna Subhana rabbina inkaana wa’du rabbinaa lamaf’uula.

Sesungguhnya mereka yang mendapat ilmu dari kitab Allah yang


sebelum Al-Qur’an, jika dibacakan pada mereka ayat Al-Qur’an, mereka
langsung tunduk sujud dan membaca: Maha suci Tuhan kami, sungguh janji
Tuhan kami terbukti bahwa apa yang dijanjikan Allah pada para Rasul yang
dahulu tentang akan tiba Nabi Muhammad saw. berupa kenyataan yang tak
dapat disanggah.

“Wa muhaiminan alaihi: Dan menjadi pengawas Al-Qur’an


mengawasi kitab yang sebelumnya, karena yang sesuai dengan Al-Qur’an
benar, sedang yang menyalahi berarti telah diubah oleh umatnya maka itu
batil (palsu). Juga berarti saksi, juga berarti hakim yang memutuskan. Sebab
Allah telah menjadikan kitab yang terakhir diturunkan Allah kepada Rasul-
Nya, yang terbesar, yang meliputi kesemuanya, menghimpun semua
kebaikan yang ada dalam kitab-kitab yang sebelumnya dan ditambah

16
dengan segala yang menyempurnakannya, sedang Allah sendiri yang
menjamin menjaga kemurniannya sebagaimana firman Allah dalam surat
Al-Hijr ayat 9:

“Innaa nahnu nazzalnadz dzikra wa inna lahu lahaa fidhun” :


Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Qur’an dan Kami yang akan
menjaga kemurniannya.

“Fahkum bainahum bimaa anzala Allahu: Putuskan ya Muhammad


di antara semua manusia dengan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu
dan dengan apa yang ditetapkan padamu dari hukum-hukum para Nabi yang
sebelummu yang tidak dimansukhkan oleh syariat dan hukum yang
diturunkan Allah kepadamu. Wa laa tattabi’ ahwaa’ahum, ammaa jaa’aka
minal haggi: Dan jangan mengikuti hawa nafsu dan pikiran mereka yang
menyeleweng, dan kesepakatan mereka yang meninggalkan ayat Allah atau
hukum Allah, janganlah sampai anda meninggalkan yang hak dari Allah
karena menurut pendapat dan akal-akalan mereka. Likullin ja’alnaa minkum
syiratan waminhaa ja: Untuk tiap-tiap rasul dan umat Kami telah
menurunkan dan memberi jalan dan syariat, hukum dan tuntunan.
Sebagammana disabdakan oleh Nabi saw.:

Nahnu ma’asyiral anbiyaa’I ikh watun Ji’allaat dinunaa wahid:


Kami para Nabi bagaikan satu saudara yang berbeda ibu, tetapi agama kami
satu. (HR Bukhari). Yakni dalam tuntunan tauhid bersatu tetapi hukum yang
berkenaan dengan masyarakat berbeda-beda. Sebagaimana dengan firman
Allah dalam ayat 25 surat Al-anbiyaa’: Wa maa arsalnaa min qablika min
rusuulin illaa nuuhii ilaihi annahu Laa ilaaha illaa :ana fa’buduumi: Dan
tiadalah Kami mengutus seorang Rasul melainkan Kami wahyukan
kepadanya bahwa: Tiada Tuhan kecuali Aku, maka hendaknya kalian
menyembah kepada-Ku.

Jadi dalam masalah tauhid semua agama Allah sejak Nabi Adam
hingga Nabi Muhammad saw. tiada berbeda, tetapi dalam hal halal-haram
peraturan masyarakat maka Allah berwenang menetapkan dan mengubah
dalam masa dan saat yang ditentukannya sendiri, menurut hikmah dan

17
kehendak Allah sendiri, untuk menguji umat manusia siapa yang tetap taat
dan siapa yang menolak dan maksiat.

Walau syaa ‘Allahu laja’alakum ummatan waa hidah: Andaikan


Allah berkehendak dapat menjadikan kalian semua satu umat, satu
pendirian, satu agama, satu syariat, tiada nasikh mansukh, tiada berubah.
Demikianlah Allah menyatakan kebesaran kekuasaan-Nya yang mutlak dan
tidak terbatas atau terikat.

Walaa kin liyab luwakum fiimaa aataa kum: Tetapi sengaja Allah
berbuat demikian untuk menguji kesetiaanmu, apakah kalian tetap taat dan
patuh atau curang dan nyeleweng dan maksiat.

”Fas tabiqul khairat”: Maka karenanya kalian harus berlomba untuk


mencapai kebaikan dan berbuat kebaikan, tetap taat dan patuh jangan
sampai curang, nyeleweng dari garis dan ajaran yang telah ditentukan Allah,
dari semua perintah dan larangan-Nya.

”Ila Allahi marji’ukum jami’a, fayunabbi’ukum bimaa kuntum fiihi


takh tali fuun: Ingatlah kalian akan kembali menghadap kepada Allah, maka
Allahlah yang akan memberitahukan kepadamu semua yang kalian
perselisihkan, daripada yang hak dan batil, halal dan haram, baik dan buruk.
Yang menyebabkan kalian terpimpin oleh petunjuk hidayat atau tersesat
karena menurutkan hawa nafsu dan perasaan.

2.4.4 Penafsiran Mufassir ayat Al-Qur’an Surah Fathir [35] : 31


Tafsir Al-Mishbah, M. Quraish Shihab : 23

Setelah berbicara tentang kitab Allah yang terhampar di alam raya,


ayat di atas berbicara tentang kitab Nya yang dibaca oleh kaum beriman.

Pada ayat 24 yang lalu Allah berfirman: “Sesungguhnya Kami


mengutusmu dengan haq sebagai pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan.” Pernyataan itu dilanjutkan di sini dengan menyatakan bahwa:

23
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Jilid 11, (Jakarta : Lentera Hati, 2000), hlm. 472-473

18
Dari apa yang lelah Kami wahyukan kepadamu yaitu al Kitab yang amat
sempurna yakni al Qur'an itu-lah yang haq, sedikit pun tidak mengandung
atau disentuh walau salah satu aspeknya oleh kebatilan dan kesalahan. Dia
membenarkan kitab kitab suci yang turun sebelumnya karena sumbernya
satu yaitu Allah dan semua mengandung pokok pokok ajaran yang sama.
Sesungguhnya Allah terhadap hamba-hamba-Nya benar-benar Maha
Mengetahui lagi Maha Melihat keadaan mereka.

Bisa juga ayat di atas berhubungan dengan firman Nya sebelum ini
yang menguraikan orang orang yang membaca al Kitab, lalu dilanjutkan
disini dengan menguraikan kitab suci yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw.

Ayat di atas memulsi firman Allah ini dengan kata alladzi/ yang.
Penggunaan kata itu untuk menunjukkan kesempurnaan al Haq yang
menyertainya. Yakni sifat wahyu wahyu Allah yang terkumpul dalam kitab
suci Al-Qur'an adalah sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan pada
setiap kandungan wahyu itu. Jika Anda berkata: “Ini adalah kitab yang
benar”, maka bisa jadi ja hanya benar secara menyeluruh, belum mencakup
seluruh perinciannya, tetapi jika Anda berkata: “Yang saya tulis di sini
adalah benar” maka semua yang Anda tulis adalah benar adanya.

Namun demikian, catatan Thabathaba’'i perlu digaris bawahi, yaitu


bahwa kata al-haq berfungsi sebagai ta'kid yakni penguat bukan berfungsi
pembatasan. Yakni kita tidak dapat berkata bahwa semua kebenaran hanya
dicakup oleh Al-Qur'an, karena ada juga kebenaran yang diuraikan dalam
kitab kitab suci yang lain, bahkan ada kebenaran yang ditemukan oleh
manusia dalam perkembangan pemikiran mereka. Memang untuk menilai
benar tidaknya apa yang ditemukan pada selain Al-Qur’an, maka ia harus
diuji dengan informasi Al-Qur’an. Dalam konteks ini ada tiga kemungkinan
yang dapat ditemukan. Pertama, kebenaran tersebut telah disinggung atau
sama dengan informasi Al-Qur’an. Dalam hal ini kita tidak menemukan
kesulitan karena tentu saja ia dapat bahkan harus diterima. Kedua, informasi
yang ditemukan tidak disinggung oleh al Qur’an. Dalam konteks ini,

19
peranan akal dan ilmu sangat besar untuk menolak atau menerimanya. Yang
ketiga adalah bila informasi yang diterima bertentangan dengan informasi
Al-Qur'an. Nah di sini, apabila informasi akal dan hakikat ilmiah secara
lahiriah bertentangan dengan teks ayat, maka perlu dilakukan pengamatan
dan studi ulang dan jika masih demikian, maka Anda dapat menangguhkan
keputusan atau menakwilkan ayat yang Anda nilai tidak sejalan maknanya
dengan hakikat ilmiah itu. Sekali itu jika yang diinformasikan itu
merupakan hakikat ilmiah, atau informasi akal yang pasti, bukan sekadar
ide atau teori ilmiah.

Firman Nya: inna Allah bi'ibadihi lakhabirun bashir, sesungguhnya


Allah terhadap hamba hamba-Nya benar benar Maha Mengetahui lagi Maha
Melihat, mengisyaratkan perbedaan peringkat dan perhatian hamba hamba
Allah menyangkut kitab suci. Ada yang tekun mempelajari gan
mengamalkannya, ada juga yang setengah setengah dan ada juga yang
mengabaikannya. Semua diketahui oleh Allah swt. dan atas dasarnya Dia
memberi balasan dan ganjaran.

2.5 Analisa Munasabah Ayat


Pada Surah Ali Imran : 3-4 memiliki munasabah (keterkaiatan) antar ayat
yang letaknya berdampingan. Yang mana pada Q. S. Ali Imran : 3, Allah
menjelaskan tentang diturunkannya Kitab Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad
dengan kebenaran, dan membenarkan kitab yang diturunkan sebelumnya.
Kemudian dalam ayat setelahnya Q. S. Ali Imran : 4, Allah memberi penguat
dan penegasan bahwa kitab-kitab itu merupakan petunjuk bagi manusia, dan Al-
Furqan (pembeda yang haq dan yang bathil).
Juga, dalam ayat –ayat yang dipaparkan diatas, terdapat munasabah
(keterkaitan) dalam isi ayat, yang mana dalam ayat-ayat tersebut sama-sama
berisi penjelasan mengenai kebenaran adanya kitab-kitab Allah, yakni Al-
Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. maupun kitab-kitab
Allah yang diturunkan sebelumnya.

20
2.6 Relevansi Ayat Terhadap Persoalan di Masyarakat
Sejak masa dahulu hingga dewasa ini, sudah banyak perdebatan yang
terjadi dikalangan masyarakat mengenai pemahaman sebagian orang tentang
Kitab-Kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya. Kitab-kitab Allah sebelum
Al-Qur’an sudah tidak berlaku lagi, baik isi maupun aturan-aturan yang ada di
dalamnya. Kitab-kitab sebelum Al-Qur’an hanya berlaku pada syariat yang
diterapkan pada masa tertentu, yaitu selama Nabi atau Rasul diutus oleh Allah
sedangkan Al-Qur’an berlaku sampai akhir zaman.24 Sekarang, bisa kita lihat
kitab-kitab yang terdahulu itu sudah dinodai dengan pelengseran isi dan makna
Ayat Allah yang ada di dalamnya, telah banyak kepalsuan isi ayat yang dibuat-
buat oleh segelintir manusia yang tidak bertanggung jawab. Al-Qur’anlah yang
menjadi pembeda antara yang haq dan yang bathil tersebut, juga untuk
mengungkap kebenaran keberadaan kitab-kitab terdahulu, serta
menyempurnakan syariat Islam untuk beribadah kepada Allah. Hingga kini, Al-
Qur’an lah menjadi pedoman umat Islam dalam mengikuti syari’at Allah. Yang
Allah jamin terpeliharanya isi kandungannya, serta tidak akan pernah bisa
disamai ayat-ayat-Nya dan tidak ada yang bisa menandidingi atau mencoba
membuat-buat ayat seperti apa yang terkandung dalam Al-Qur’an.

2.7 Konstektualisasi Pemahaman Ayat


Ayat-ayat diatas membahas tentang keberadaan Kitab-Kitab Allah yang
wajib diimani. Adanya kitab-kitab tersebut agar para Rasul menyampaikan
syari’at Allah kepada umatnya dahulu.. Hingga, akhirnya Allah
menyempurnakan firman-Nya yang diwahyukan kepada Rasulullah saw.
berupa kitab Al-Qur’an sebagai kitab pedoman pokok dan mempunyai
kedudukan sumber hukum yang pertama bagi umat Islam yang ditujukan
sebagai pembeda antara haq dan yang bathil, serta sebagai pedoman
berkehidupan beragama Islam sesuai syari’at-Nya hingga akhir zaman nanti.

24
Sangkot Sirait, “Profesionalitas Guru Mi Program Dual Mode System Fakultas Ilmu Tarbiyah
Dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Dalam Pembelajaran Aqidah” Jurnal Pendidikan
Agama Islam, Vol. X, No. 1, Juni 2013, hlm. 9

21
2.7 Hadits yang Berkenaan dengan Ayat
1. H.R. Bukhari No. 4825

َ َ‫عة‬
‫ع ْن‬ َ ‫ع ْن أ َ ِبي َُ ْر‬ َ ‫ي‬ ُّ ‫ِيم أ َ ْخبَ َرنَا أَبُو َحيَّانَ التَّي ِْم‬
َ ‫سدَّدٌ قَا َل َحدَّثَنَا ِإ ْس َما ِعي ُل ب ُْن ِإب َْراه‬
َ ‫َحدَّثَنَا ُم‬
‫اس فَأَت َاهُ ِجب ِْري ُل فَقَا َل َما‬ ِ َ‫سلَّ َم ب‬
ِ َّ‫ار اَا يَ ْو اما ِللن‬ َ ُ‫صلَّى اللَّه‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫ي‬ ُّ ‫أ َ ِبي ُه َري َْرة َ قَا َل َكانَ النَّ ِب‬
‫ث قَا َل َما‬ِ ‫س ِل ِه َوتُؤْ ِمنَ ِب ْالبَ ْع‬
ُ ‫ان أ َ ْن تُؤْ ِمنَ ِباللَّ ِه َو َم َلئِ َكتِ ِه َو ُكت ُ ِب ِه َو ِب ِلقَائِ ِه َو ُر‬ ِ ْ ‫ان قَا َل‬
ُ ‫اْلي َم‬ ِْ
ُ ‫اْلي َم‬
َ ‫َة‬ َ ‫الز َكاة َ ْال َم ْف ُرو‬
َّ ‫ِي‬َ ‫ص َلة َ َوت ُ َؤد‬ َّ ‫يم ال‬َ ‫ش ْيئاا َوت ُ ِق‬ َ ‫اْلس َْل ُم أ َ ْن ت َ ْعبُدَ اللَّهَ َو ََّل ت ُ ْش ِركَ ِب ِه‬
ِ ْ ‫اْلس َْل ُم قَا َل‬
ِْ
َ‫ان َقا َل أ َ ْن ت َ ْعبُدَ اللَّهَ َكأَنَّكَ ت ََراهُ فَإ ِ ْن لَ ْم ت َ ُك ْن ت ََراهُ فَإِنَّهُ َي َراك‬ُ ‫س‬ ِ ْ ‫ضانَ َقا َل َما‬
َ ْ‫اْلح‬ َ ‫وم َر َم‬
َ ‫ص‬ ُ َ ‫َوت‬
‫ت‬ ِ ‫ع ْن أ َ ْش َر‬
ْ َ‫اط َها ِإذَا َو َلد‬ َ َ‫سأ ُ ْخ ِب ُرك‬ َ ‫سائِ ِل َو‬ َ ‫عةُ قَا َل َما ْال َم ْسئُو ُل‬
َّ ‫ع ْن َها ِبأ َ ْعلَ َم ِم ْن ال‬ َّ ‫قَا َل َمت َى ال‬
َ ‫سا‬
‫ان فِي خ َْم ٍس ََّل َي ْعلَ ُم ُه َّن ِإ ََّّل اللَّهُ ث ُ َّم ت َ َل‬ ِ ‫اْل ِب ِل ْالبُ ْه ُم فِي ْالبُ ْن َي‬
ِ ْ ُ ‫عاة‬َ ‫ط َاو َل ُر‬ َ َ ‫ْاْل َ َمةُ َربَّ َها َو ِإذَا ت‬
‫ع ِة ) ْاْل َيةَ ث ُ َّم أ َ ْد َب َر فَقَا َل ُردُّوهُ فَ َل ْم يَ َر ْوا‬ َّ ‫سلَّ َم ( ِإ َّن اللَّهَ ِع ْندَهُ ِع ْل ُم ال‬
َ ‫سا‬ َ ُ‫صلَّى اللَّه‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫ي‬ ُّ ‫النَّ ِب‬
‫ان‬ ِ ْ ‫عبْد اللَّ ِه َج َع َل ذَ ِلك ُكلَّهُ ِم ْن‬
ِ ‫اْلي َم‬ َ ‫اس دِينَ ُه ْم قَا َل أَبُو‬
َ َّ‫ش ْيئاا فَقَا َل َهذَا ِجب ِْري ُل َجا َء يُعَ ِل ُم الن‬
َ

Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, Telah menceritakan


kepada kami Isma'il bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Abu Hayyan
At Taimi dari Abu Zur'ah dari Abu Hurairah berkata; bahwa Nabi shallallahu
'alaihi wasallam pada suatu hari muncul kepada para sahabat, lalu datang
Malaikat Jibril 'Alaihis Salam yang kemudian bertanya: "Apakah iman itu?"
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Iman adalah kamu beriman
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-
Nya, Rasul-Rasul-Nya, dan kamu beriman kepada hari berbangkit". (Jibril
'Alaihis salam) berkata: "Apakah Islam itu?" Jawab Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam: "Islam adalah kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukannya
dengan suatu apapun, kamu dirikan shalat, kamu tunaikan zakat yang
diwajibkan, dan berpuasa di bulan Ramadlan". (Jibril 'Alaihis salam) berkata:
"Apakah ihsan itu?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Kamu
menyembah Allah seolah-olah melihat-Nya dan bila kamu tidak melihat-Nya
sesungguhnya Dia melihatmu". (Jibril 'Alaihis salam) berkata lagi: "Kapan
terjadinya hari kiamat?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Yang

25
Shohih Bukhari, no. 48 Lidwa Pusaka i-Software-Kitab 9 Imam Hadits

22
ditanya tentang itu tidak lebih tahu dari yang bertanya. Tapi aku akan
terangkan tanda-tandanya; (yaitu); jika seorang budak telah melahirkan
tuannya, jika para penggembala unta yang berkulit hitam berlomba-lomba
membangun gedung-gedung selama lima masa, yang tidak diketahui lamanya
kecuali oleh Allah". Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membaca:
"Sesungguhnya hanya pada Allah pengetahuan tentang hari kiamat" (QS.
Luqman: 34). Setelah itu Jibril 'Alaihis salam pergi, kemudian Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam berkata; "hadapkan dia ke sini." Tetapi para
sahabat tidak melihat sesuatupun, maka Nabi bersabda; "Dia adalah Malaikat
Jibril datang kepada manusia untuk mengajarkan agama mereka." Abu
Abdullah berkata: "Semua hal yang diterangkan Beliau shallallahu 'alaihi
wasallam dijadikan sebagai iman.”

2. H.R. Bukhari No. 696926

َ‫ع ْبدَ اللَّ ِه بْن‬


َ ‫ع ْب ِد اللَّ ِه أ َ َّن‬
َ ‫عبَ ْيدُ اللَّ ِه ب ُْن‬ُ ‫الز ْه ِري ِ أ َ ْخبَ َرنِي‬ ُّ ‫ع ْن‬
َ ٌ‫شعَيْب‬ُ ‫ان أ َ ْخبَ َرنَا‬ِ ‫َحدَّثَنَا أَبُو ْاليَ َم‬
ُ‫َيءٍ َو ِكت َابُ ُك ْم الَّذِي أ َ ْنزَ َل اللَّه‬ ْ ‫ع ْن ش‬ َ ‫ب‬ ِ ‫ْف تَسْأَلُونَ أ َ ْه َل ْال ِكت َا‬
َ ‫َّاس قَا َل يَا َم ْعش ََر ْال ُم ْسلِمِينَ َكي‬
ٍ ‫عب‬ َ
‫ضا لَ ْم يُشَبْ َوقَ ْد َحدَّث َ ُك ْم اللَّهُ أ َ َّن‬ ‫ار بِاللَّ ِه َمحْ ا‬ ِ َ‫ث ْاْل َ ْخب‬ُ َ‫سلَّ َم أَحْ د‬ َ ُ‫صلَّى اللَّه‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫علَى نَبِيِ ُك ْم‬ َ
‫ب قَالُوا ُه َو ِم ْن ِع ْن ِد اللَّ ِه‬ َ ُ ‫غي َُّروا فَ َكتَبُوا بِأ َ ْيدِي ِه ْم ْال ُكت‬
َ ‫ب اللَّ ِه َو‬ ِ ‫أ َ ْه َل ْال ِكت َا‬
ِ ُ ‫ب قَ ْد بَدَّلُوا ِم ْن ُكت‬
َ ‫يل أ َ َو ََّل يَ ْن َها ُك ْم َما َجا َء ُك ْم ِم ْن ْال ِع ْل ِم‬
‫ع ْن َمسْأَلَتِ ِه ْم فَ َل َواللَّ ِه َما َرأ َ ْينَا َر ُج ال‬ ‫ِليَ ْشت َُروا بِذَلِكَ ث َ َمناا قَ ِل ا‬
َ ‫ع ْن الَّذِي أ ُ ْن ِز َل‬
‫علَ ْي ُك ْم‬ َ ‫ِم ْن ُه ْم يَسْأَلُ ُك ْم‬

“Telah menceritakan kepada kami Abul Yaman telah mengabarkan kepada


kami Syu'aib dari Azzuhri telah mengabarkan kepadaku 'Ubaidullah bin
Abdullah bahwa Abdullah bin Abbas berkata, "Wahai segenap muslimin,
bagaimana kalian bertanya ahli kitab tentang sesuatu, sedang kitab kalian
yang Allah turunkan kepada nabi kalian shallallahu 'alaihi wasallam adalah
berita paling baru tentang Allah yang tidak dicampuri oleh sesutu apapun, dan
Allah telah menceritakan kepada kalian bahwa ahli kitab mengubah-ubah
kitab Allah dan merubah-rubahnya. Setelah itu mereka tulis kitab-kitab Allah
dengan tangannya, dan mereka katakan, 'Ini dari Allah', yang demikian untuk
mereka beli dengan harga yang sedikit, tidakkah ilmu yang datang kepada

26
Shohih Bukhari, no. 6969 Lidwa Pusaka i-Software-Kitab 9 Imam Hadits

23
kalian melarang kalian bertanya kepada mereka? Tidak, demi Allah, tidak
akan kami lihat salah seorang di antara mereka bertanya kalian tentang yang
diturunkan kepada kalian."

3. H.R. Tirmidzi No. 372027

ُ ‫س ِعي ٍد َو ْاْل َ ْع َم‬


‫ش‬ َ ‫ش َع ْن َع ِطيَّةَ َع ْن أَ ِبي‬ ُ ‫ض ْي ٍل َحدَّثَنَا ْاْل َ ْع َم‬ َ ُ‫ي َحدَّثَنَا ُم َح َّمد ُ ْبنُ ف‬ ُّ ‫ي ْبنُ ْال ُم ْنذ ِِر ْال ُكو ِف‬
ُّ ‫َحدَّثَنَا َع ِل‬
‫سلَّ َم إِنِي‬
َ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ‫سو ُل اللَّ ِه‬ُ ‫ي اللَّهُ َع ْن ُه َما قَ َاَّل قَا َل َر‬
َ َِ ‫ت َع ْن ََ ْي ِد ب ِْن أ َ ْرقَ َم َر‬ ٍ ِ‫ب ب ِْن أَبِي ثَاب‬ ِ ‫َع ْن َحبِي‬
‫اء‬ َّ ‫ظ ُم ِم ْن ْاْلخ َِر ِكتَابُ اللَّ ِه َح ْب ٌل َم ْمدُودٌ ِم ْن ال‬
ِ ‫س َم‬ َ ‫َضلُّوا بَ ْعدِي أ َ َحد ُ ُه َما أ َ ْع‬
ِ ‫ت َِاركٌ فِي ُك ْم َما إِ ْن ت َ َم َّس ْكت ُ ْم بِ ِه لَ ْن ت‬
‫ْف ت َْخلُفُونِي فِي ِه َما قَا َل َهذَا‬
َ ‫ظ ُروا َكي‬ َ ‫ي ْال َح ْو‬
ُ ‫ض فَا ْن‬ َّ َ‫ض َو ِعتْ َرتِي أ َ ْه ُل بَ ْيتِي َولَ ْن يَتَفَ َّرقَا َحتَّى يَ ِردَا َعل‬ ِ ‫إِلَى ْاْل َ ْر‬
ٌ‫س ٌن غ َِريب‬ ٌ ‫َحد‬
َ ‫ِيث َح‬

“Telah menceritakan kepada kami Ali bin Al Mundzir Al Kufi telah


menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudhail telah menceritakan
kepada kami Al A'masy dari 'Athiyah dari Abu Sa'id Al A'masy dari Habib bin
Abu Tsabit dari Zaid bin Arqam radliallahu 'anhuma keduanya berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya aku telah
meninggalkan untuk kalian sesuatu yang sekiranya kalian berpegang teguh
kepadanya, niscaya kalian tidak akan tersesat sepeninggalku, salah satu dari
keduanya itu lebih agung dari yang lain, yaitu; kitabullah adalah tali yang
Allah bentangkan dari langit ke bumi, dan keturunanku dari ahli baitku, dan
keduanya tidak akan berpisah hingga keduanya datang menemuiku di telaga,
oleh karena itu perhatikanlah, apa yang kalian perbuat terhadap keduanya
sesudahku." Perawi (Abu Isa) berkata; "Hadits ini adalah hadits hasan
gharib."

27
Sunan Tirmidzi, no. 6969 Lidwa Pusaka i-Software-Kitab 9 Imam Hadits

24
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ayat- ayat berkenaan tentang kitab-kitab Allah diatas dimaksudkan agar
kita dapat memahami dan meyakini keberadaannya. Dan berpegang teguh
kepada Al-Qur’an yang telah Allah turunkan kepada Rasulullah saw. sebagai
pedoman bagi kita umat Islam. Agar menjadi tuntunan hidup kita sampai ke
akhirat nanti.

3.2 Saran
Senantiasa kita untuk terus berupaya memahami penafsiran ayat-ayat
tentang kitab-kitab Allah diatas, agar sempurna keimanan kita dan kita
mendapatkan petunjuk-Nya.

25
DAFTAR PUSTAKA

Bukhari, Shahih. Kitab 9 Imam Hadits. Lidwa Pusaka i-Software-.

Hamka. Tafsir Al-Azhar Juzu’ III. Jakarta : Pustaka Panjimas, 1984.

Katsir, Ibnu. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid 2 trjm. Salim, Said.
Surabaya : Bina Ilmu, 1986.

Katsir, Ibnu. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid 3 trjm. Salim, Said.
Surabaya : Bina Ilmu, 1986.

Kumalasari, L. 2020. Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak Materi Iman


Kepada Kitab-Kitab Allah Swt Menggunakan Metode Pembelajaran
Konstekstual Dengan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas Viii A Semester
1 Di MTs Yakti Tegalrejo Kec. Tegalrejo Kab. Magelang Tahun Pelajaran
2019/2020. Skripsi, IAIN Salatiga, 2020. Diakses dari http://e-
repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/

Maraghy. Tafsir Al-Maraghy 3 trjm. Bahrun Abubakar. Semarang : Toha Putra,


1986.

Marzuki. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 2 SMP. Diakses pada 23 Maret


2021, dari http://staff.uny.ac.id/

Shihab, M.Quraish. Tafsir Al-Misbah Jilid 2. Jakarta : Lentera Hati, 2000.

Shihab, M.Quraish. Tafsir Al-Misbah Jilid 3. Jakarta : Lentera Hati, 2000.

Shihab, M.Quraish. Tafsir Al-Misbah Jilid 11. Jakarta : Lentera Hati, 2000.

Sirait, Sangkot. 2013. Profesionalitas Guru Mi Program Dual Mode System


Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Dalam Pembelajaran Aqidah. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 10(1), 9.

Tirmidzi, Sunan. Kitab 9 Imam Hadits. Lidwa Pusaka i-Software-.

iii

Anda mungkin juga menyukai