AGAMA
“Sumber Ajaran Islam”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK : II (DUA)
NAMA :
1. LUTFI DWI ACPA (2114201131)
2. RESKIA BANI PUTRI (2114201144)
3. DEA ANANDA (2114201117)
4. VANIA ARIANTI (2114201157)
PRODI : S1 KEPERAWATAN
KELAS :1C
DOSEN PEMBIMBING :
MUSLIM, S.Ag.,M.Ag
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman saya. Saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini,
Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadits merupakan sumber ajaran agama Islam.pedoman hidup kaum
muslimin yang kedua setelah Al-quran, Bagi mereka yang telah beriman kepada Al-
quran sebagai sumber hukum, maka secara otomatis harus percaya bahwa hadits
sebagai sumber hukum islam juga. Sebab ayat-ayat Al-quran dalam hal itu hanya
berbicara secara global dan umum, yang menjelaskan secara terperinci justru Sunnah
Rasulullah, selain itu juga akan mendapat kesukaran-kesukaran dalam hal
menafsirkan ayat-ayat yang musytarak, dan muhtamal, dan sebagainya yang mau
tidak mau memerlukan hadits atau sunnah untuk menafsirkannya atau
menjelaskanya. Pemahaman Umat terhadap Islam harus melalui Al-quran dan Al
hadits.
Mengenai Al-Quran, Tidak sorang pun yang mengaku muslim akan
meragukan bahwa isinya benar dari Allah yang maha mengetahui dan maha meliputi
segalanya. Demikian pula halnya dengan keterangan-keterangan dari Rasululah saw,
yang selalu di imbangi oleh wahyu ilahi, baik dalam ucapan maupun tindakannya.
Hanya saja, disebabkan ucapan-ucapan Rasulullah tidak di catat secara teliti di masa
hidupnya seperti yang telah dilakukan terhadap ayat-ayat Al-Quran, maka timbulah
beberapa persoalan disekitar hadits-hadits beliau, baik yang bersangkutan dengan
aqidah (ihwal keimanan) atau Syariah (hukum-hukum yang mengatur hubungan
antara manusia dengan Tuhannya atau dengan sesamanya).
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pengertian al-Qur’an, Al-Qur’an sebagai kitab samawi terakhir,
Pemeliharaan al-Qur’an, Pokok-pokok isi kandungan al-Qur’an, Ayat-ayat
yang terkait dengan kesehatan.
2. Pengertian hadits dan macam-macamnya, kedudukan dan fungsi hadits,
perbedaan al-Qur’an dengan hadits, hadits yang berkaitan dengan kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4. Menurut al-Asy’ari
Kelompok yang ketiga ini berpendapat bahwa kata Al-Quran berasal dari
kata ( ِئ‰‰‰الش ّ َرنَ ا‰‰‰
َّ ِ ُئ ب‰‰‰لش ِ َ )قyang berarti menggabungkan satu dengan yang
lainnya.Pendapat ini beralasan karena kitab suci ini menggabungkan surat-surat,
ayat-ayat dan huruf-hurufnya.
ف ْال َم ْنقُوْ ِل َع ْنهُ نَ ْقاًل َ صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ال َم ْكتُوْ بُ فِي ْال َم
ِ صا ِح َ هُ َو ال ُمنَ َّز ُل َعلَى ال َّرسُوْ ِل
ُمتَ َواتِرًا
ِ صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم بِاللِّ َسا ِن ْال َع َربِ ِّي لِإْل ِ ْع َج
از َ ِكَاَل ُم هللاِ تَ َعالَى ال ُمنَ َّز ُل َعلَى َرسُوْ ِل هللا
د بِتِاَل َوتِ ِه ْال َم ْبدَوْ ُء‰ُ َّف ْال َم ْنقُوْ ُل بِ ْال ُمتَ َواتِ ِر ْال ُمتَ َعب َ ص َر سُوْ َرةً ِم ْنهُ ْال َم ْكتُوْ بُ فِي ْال َم
ِ صا ِح َ بِأ َ ْق
ِ َّبِسُوْ َر ِة ْالفَاتِ َحة ْال َم ْختُوْ ُم بِسُوْ َر ِة الن
اس
«َو إِذا قی َل لَ ُه ْم آ ِمنُوا بِما أَ ْن َز َل هَّللا ُ قالُوا نُؤْ ِمنُ ِبما أُ ْن ِز َل َعلَ ْینا َو َی ْکفُرُونَ بِما َورا َءهُ َو
»…صدِّقا ً لِما َم َع ُه ْم َ ق ُم ُّ ُه َو ا ْل َح
a. “Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Berimanlah kepada apa yang telah
diturunkan oleh Allah!”, mereka berkata, “Kami hanya beriman kepada apa
yang diturunkan kepada kami.” Dan mereka mengingkari Al-Qur’an yang
diturunkan sesudahnya, sedangkan Al-Qur’an adalah (kitab) yang hak, yang
membenarkan kitab yang mereka miliki. (Qs. Al-Baqarah [2]:91)
«َو إِذا قی َل لَ ُه ْم آ ِمنُوا بِما أَ ْن َز َل هَّللا ُ قالُوا نُؤْ ِمنُ بِما أُ ْن ِز َل َعلَ ْینا َو یَ ْکفُرُونَ ِبما َورا َءهُ َو
صدِّقا ً لِما َم َع ُه ْمَ ق ُم ُّ »… ُه َو ا ْل َح
b. "Dan ini (Al-Qur’an) adalah kitab yang telah Kami turunkan; sebuah kitab
yang penuh berkah dan membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan)
sebelumnya. (Kami menurunkannya agar kamu memberi kabar gembira
kepada umat manusia dengan pahala Ilahi) dan memberi peringatan kepada
(penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di sekitarnya.” (Qs
Al-An’am [3]:92)
«صدِّقا ً لِما بَیْنَ یَ َد ْی ِه ِمنَ الت َّْورا ِة َو آتَ ْیناهُ اإْل ِ ْنجی َل َ َو قَفَّ ْینا عَلى آثا ِر ِه ْم بِعی
َ سى ا ْب ِن َم ْریَ َم ُم
ى َو َم ْو ِعظَةً لِ ْل ُمتَّقین َ ى َو نُو ٌر َو ُم
ً صدِّقا ً لِما بَیْنَ یَ َد ْی ِه ِمنَ الت َّْورا ِة َو هُد ً »فی ِه هُد
c. “Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Isra’il) dengan Isa putra
Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami
telah memberikan kepadanya kitab Injil, sedang di dalamnya (ada) petunjuk
dan cahaya, dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat, menjadi
petunjuk, dan nasihat untuk orang-orang yang bertakwa.” (Qs. Al-Maidah
[5]:46)
d. Dalam pandangan al-Quran, iman kepada para nabi Allah dan kitab-kitabnya
merupakan salah syarat iman.
صدِّقا ً لِما بَیْنَ یَ َد ْی ِه ِمنَ الت َّْورا ِةوتیاه اإْل ِ ْنجی َل فی ِه
َ سى ا ْب ِن َم ْریَ َم ُمَ َو قَفَّ ْینا عَلى آثا ِر ِه ْم بِعی
ظةً لِ ْل ُمتَّقین
َ ى َو َم ْو ِع َ ى َو نُو ٌر َو ُم
ً صدِّقا ً لِما بَیْنَ یَ َد ْی ِه ِمنَ الت َّْورا ِة َو هُد ً هُد
ما اتصل سنده بنقل العدل الظابط عن مثله إلى منتهاه من غير شذوذ وال علة
Setiap hadits yang rangkaian sanadnya bersambung, diriwayatkan
oleh perawi yang adil dan dhabit dari awal sampai akhir sanad,
tidak terdapat di dalamnya syadz dan ‘illah.
3. Hadits Hasan
Hadits hasan hampir sama dengan hadits shahih, yaitu hadits yang
rangkaian sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhabit,
tidak terdapat syadz dan ‘illah. Perbedaan dari kedua jenis hadits ini adalah
kualitas hafalan perawi hadits hasan tidak sekuat hadits shahih. Ulama hadits
sebenarnya berbeda-beda dalam mendefenisikan hadits hasan. Menurut Mahmud
Thahhan, defenisi yang mendekati kebenaran adalah definisi yang dibuat Ibnu
Hajar. Menurut beliau hadits hasan ialah:
هو ما اتصل سنده بنقل العدل الذي خف ضبطه عن مثله إلى منتهاه من غير شذوذ وال
علة
4. Hadits Dhaif
Hadits dhaif ialah hadits yang tidak memenuhi persyaratan hadits shahih
dan hadits hasan. Dalam Mandzumah Bayquni disebutkan hadits hasan adalah:
س أَ ْو ِ سو َل هَّللا ِ قَا َل « الَّ ِذى َيت ََخلَّى فِى طَ ِر
ِ يق النَّا ُ قَالُوا َو َما اللَّعَّانَا ِن يَا َر.» اتَّقُوا اللَّعَّانَ ْي ِن
ِفى ِظلِّ ِه ْم
ب يُ ِح ُّب الطَّيِّ َب نَ ِظيفٌ يُ ِح ُّب النَّظَافَةَ َك ِري ٌم يُ ِح ُّب ا ْل َك َر َم َج َوا ٌد يُ ِح ُّب ا ْل ُجو َد َ إِنَّ هَّللا َ تَ َعالى
ٌ ِّطي
فَنَظِّفُوا أَ ْفنِيَتَ ُك ْم
Sesungguhnya Allah swt. Itu baik, Dia menyukai kebaikan. Allah itu
bersih, Dia menyukai kebersihan. Allah itu mulia, Dia menyukai kemuliaan.
Allah itu dermawan ia menyukai kedermawanan maka bersihkanlah olehmu
tempat-tempatmu. (H.R. at –Tirmizi: 2723)
فإن هللا لم يضع داء إال وضع له شفاء إال، ( تداووا: يا رسول هللا أال نتداوى ؟ قال
) ( الهرم: يا رسول هللا وما هو ؟ قال: داء واحد ) قالوا
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan materi diatas dapat disimpulkan bahwa sumber ajaran islam
adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan pedoman, dasar untuk menjalankan
syariat islam. Sebagai umat islam, kita diwajibkan untuk mengetahui serta
memperdalam sumber ajaran agama yang dibawa oleh Rasulullah SAW.Karena
sumber ajaran agama islam merupakan merupakan media penuntun agar kita dapat
melaksanakan semua perintah Allah dan semua larangan-Nya. Agama islam pun
tidak mempersulit kita dalam mempelajari seluk beluk agama islam.
DAFTAR PUSTAKA
KH. Bustani Qadri Oleh shabri shaleh Anwar Jamaluddin: Pendidikan Al-Qur’an
Tahun 2020
Al Safee, Al Mahdee, The True Furqan, (United State: Wine Press Publishing,
1999).
Fahd Bin Abdurrahman Ar-Rumi, Ulumul Qur'an; Studi Kompleksitas Al-Qur'an,
terj. Amirul Hasan dan Muhammad Halabi (Yogyakarta: Titian Ilahi Press,1999)
Fajrul Munawir Dkk, Al-Qur'an, (Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan
Kalijaga,2005).
Ignaz Goldziher, Kata Pengantar dalambuku “Mazhab Tafsir; Dari Klasik Hingga
Modern,”(Yogyakarta: elSAQ Press, 2006).