Anda di halaman 1dari 3

Materi Bab 1 (al-Qur'an)

1.      Pengertian Al-Qur’an
Para ulama’ dan pakar/ahli dalam bidang ilmu Al-Qur’an telah mendefinisikan Al-Qur’an
menurut pemahaman mereka masing-masing, baik secara etimologi maupun terminologi.
Secara etimologi para ulama’ berbeda pendapat dalam mendefinisikan Al-Qur’an. Berikut
adalah beberapa pendapat tersebut.
a.       Menurut Al-Lihyany (w. 215 H) dan segolongan ulama lain
Kata Qur’an adalah bentuk masdar dari kata kerja (fi’il), ‫قَرَأ‬ artinya membaca, dengan
َ
kata/tasrif (‫ ُقرءانًا‬-‫رُأ‬ ‫ي ْق‬-‫َأ‬
perubahan bentuk
َْ َ َ ‫َر‬ َ ‫)ق‬. Dari tasrif tersebut,

kata ‫ ُقرءانًا‬ artinya bacaan yang bermakna isim maf’ul  ( ‫)م ْق ر ْوء‬ artinya yang dibaca. Karena Al-


َْ ٌ ُ َ
Qur’an itu dibaca maka dinamailah Al-Qur’an. Kata tersebut selanjutnya digunakan untuk kitab
suci yang diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw.  

a.       Menurut Al-Asy’ari  (w. 324 H) dan beberapa golongan lain


Kata Qur’an berasal dari lafaz ‫ن‬
َ ‫قَر‬ yang berarti menggabungkan sesuatu dengan yang
َ
lain. Kemudian kata tersebut dijadikan sebagai nama Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi-
Nya, mengingat bahwa surat-suratnya, ayat-ayatnya dan huruf-hurufnya beriring-iringan dan
yang satu digabungkan kepada yang lain.
b.      Menurut Al-Farra’ (w. 207 H)
Kata Qur’an berasal dari lafak ‫قَراِئن‬ merupakan bentuk jama’ dari kata ٌ‫قَ ِر ْينَة‬ yang
ٌ َ
berarti petunjuk  atau indikator, mengingat bahwa ayat-ayat Al-Qur’an satu sama lain saling
membenarkan. Dan kemudian dijadikan nama bagi Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
c.       Menurut Az-Zujaj (w. 331 H)
Kata Qur’an itu kata sifat dari  ‫اَلْقَرء‬ yang sewazan (seimbang) dengan kata ‫ن‬
ٌ َ‫ ُف ْعال‬  yang
ُْ
artinya ‫اجْل ْم ع‬ (kumpulan).  Selanjutnya kata tersebut digunakan sebagai salah satu nama bagi
ُ َ
kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw., karena Al-Qur’an terdiri dari
sekumpulan surah dan ayat, memuat kisah-kisah, perintah dan larangan, dan mengumpulkan inti
sari dari kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya.
d.      Menurut Asy-Syafi’i (w. 204 H)
Kata Al-Qur’an adalah isim ’alam,  bukan kata bentukan (isytiqwq) dari kata apapun dan
sejak awal memang digunakan sebagai nama khusus bagi kitab suci yang diturunkan Allah Swt.
kepada Nabi Muhammad Saw. sebagaimana halnya dengan nama-nama kitab suci sebelumnya
yang memang merupakan nama khusus yang diberikan oleh Allah SWT. sama halnya nama kitab
suci sebelumnya, yaitu Zabur  (Nabi Dawud as.), Taurat (Nabi Musa as.) dan Injil (Nabi Isa as.).
Menurut Abu Syuhbah dalam kitabnya yang berjudul al-Madkhal li Dirasah Al-Qur’an al-
Karrm, dari kelima pendapat tersebut diatas, pendapat pertamalah yang paling tepat yakni
menurut Al-Lihyany yang menyatakan bahwa kata Al-Qur’an merupakan kata
bentukan  (isytiqaq) dari kata  ‫ َقرَأ‬dan pendapat inilah yang paling masyhur.
َ
Ditinjau dari pengertian secara terminologi, para ulama’ juga berbeda-beda pendapat dalam
mendefinisikan Al-Qur’an. Perbedaan itu terjadi disebabkan oleh adanya perbedaan sudut
pandang dan perbedaan dalam menyebutkan unsur-unsur, sifat-sifat atau aspek-aspek yang
terkandung di dalam Al-Qur’an itu sendiri yang memang sangat luas dan komprehensif. Semakin
banyak unsur dan sifat dalam mendefinisikan Al-Qur’an, maka semakin panjang redaksinya.
Namun demikian, perbedaan tersebut bukanlah sesuatu yang bersifat prinsipil, justru perbedaan
pendapat tersebut bisa saling melengkapi satu sama lain, sehingga jika pendapat-pendapat itu
digabungkan, maka pemahaman terhadap pengertian Al-Qur’an akan lebih luas dan
komprehensif.
Beberapa pendapat ulama’ mengenai definisi Al-Qur’an secara terminologi di antaranya
adalah:
a.       Syeikh Muhammad Khuiari Beik
Dalam kitab Tarikh at-Tasyri’ al-Islwm, Syeikh Muhammad Khuiari Beik mengemukakan
definisi Al-Qur’an sebagai berikut:
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم لِلت ََّدبُِّر َوالتَّ َذ ُّك ِر الْ َمْن ُق ْو ُل‬ ٍ
َ ‫َز ُل َعلَى حُمَ َّمد‬ َّ ‫َريِب ُّ الْ ُمن‬
َ ‫ظ الْع‬ ُ ‫اَلْ ُق ْرءَا ُن ُه َو اللَّ ْف‬
ِ َّ‫ُمَت َواتًِرا َو ُه َو َما َدفََّـتنْي ِ الْ َمْب ُد ْوءُ بِ ُس ْو َر ِة الْ َفـاحِت َ ِة َوالْ َم ْخُت ْو ُم بِ ُس ْو َر ِة الن‬
‫ـاس‬
Artinya:
Al-Qur’an ialah lafaz (firman Allah) yang berbahasa Arab, yang diturunkan kepada Muhammad
SAW., untuk dipahami isinya dan selalu diingat, yang disampaikan dengan cara mutawatir,
yang ditulis dalam mushaf, yang dimulai dengan surat al-Fwtihah dan diakhiri dengan surat an-
Nas.

b.      Subkhi aalih
Subkhi aalih mengemukakan definisi Al-Qur’an sebagai berikut :
ِ ‫َز ُل علَى النَّيِب ص لَّى اهلل علَي ِه وس لَّم الْمكُْت وب ىِف الْمص‬
ِ ‫اح‬
‫ف‬ ِ
َ َ ُ ْ َ َ َ َ َْ ُ َ ِّ َ َّ ‫َاب الْ ُم ْع ِج ُز الْ ُمن‬ ُ ‫اَلْ ُق ْرءَا ُن ُه َو الْكت‬
‫الْ َمْن ُق ْو ُل َعلَْي ِه بِالت ََّواتُِر الْ ُمَت َعبَّ ُد بِتِالََوتِِه‬
Artinya:
Al-Qur’an adalah kitab (Allah) yang mengandung mu’jizat, yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw., yang ditulis dalam mushaf-mushaf, yang disampaikan secara mutawatir, dan
bernilai ibadah membacanya.

c.       Syeikh Muhammad Abduh


Sedangkan Syeikh Muhammad Abduh mendefinisikan Al-Qur’an dengan pengertian sebagai
berikut :
‫ِه ِم َن‬
ِ ‫الْمح ُف و ُظ يِف ص ُدو ِر من ع حِبِ ْفظ‬ ‫ف‬
‫ص اح َ ْ ْ ْ ُ ْ َ ْ َىَن‬
ِ ِ ‫اَلْ ِكتَاب ُه و الْ ُق رءا ُن الْمكُْت وب ىِف الْم‬
َ َ ُ ْ َ َْ َ ُ
ِِ
َ ‫الْ ُم ْسلمنْي‬
Artinya:
Kitab (Al-Qur’an) adalah bacaan yang tertulis dalam mushaf-mushaf, yang terpelihara di dalam
dada orang yang menjaga(nya) dengan menghafalnya (yakni) orang-orang Islam.

Dari ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan beberapa unsur dalam pengertian Al-Qur’an
sebagai berikut :
a.     Al-Qur’an adalah firman atau kalam Allah SWT.
b.    Al-Qur’an terdiri dari lafaz berbahasa Arab
c.     Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
d.    Al-Qur’an merupakan kitab Allah SWT yang mengandung mu’jizat bagi Nabi Muhammad SAW
yang diturunkan dengan perantara malaikat Jibril.
e.     Al-Qur’an disampaikan dengan cara mutawatir (berkesinambungan).
f.     Al-Qur’an merupakan bacaan mulia dan membacanya merupakan ibadah.
g.    Al-Qur’an ditulis dalam mushaf-mushaf, yang diawali dengan surah al-Fatihah dan diakhiri
dengan surah an-Nas
h.    Al-Qur’an senantiasa terjaga/terpelihara kemurniannya dengan adanya sebagian orang Islam
yang menjaganya dengan menghafal Al-Qur’an.
2.      Nama-nama Al-Qur’an
Nama Al-Qur’an bukanlah satu-satunya nama yang diberikan Allah Swt. terhadap kitab
suci yang diturunkan-Nya kepada Nabi Muhammad Saw. Menurut Az-Zarkasyi dan As-
Suyuhy dalam kitab Al-Itqwn menyebutkan bahwa Al-Qur’an mempunyai 55 nama. Bahkan
dalam Ensiklopedi Islam untuk Pelajar, disebutkan ada 78 nama-nama bagi kitab suci Al-Qur’an.
Namun, jika diperhatikan dan dicermati lebih lanjut berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an secara
redaksional, maka akan didapatkan beberapa nama saja, yang lainnya bukanlah nama melainkan
hanya sifat, fungsi atau indikator Al-Qur’an. 

Anda mungkin juga menyukai