Disusun Oleh :
Kelompok 9 Semester 1B AT
0
STUDI KITAB SHAHIH MUSLIM
KARYA IMAM MUSLIM BIN AL-HAJJAJ
A. PENDAHULUAN
Imam Muslim memiliki jumlah karya yang banyak dan cukup penting.
Imam an-Nawawi menceritakan dalam Tahdzib al-Asma Wa al-Lughat bahwa
Imam Muslim memiliki banyak karya tulis, diantaranya: Shahih Muslim (sudah
dicetak), Thabaqat at-Tabi’in (sudah dicetak), at-Tamyiz (sudah dicetak), al-Asma
wal Kuna (sudah dicetak), al-Musnad al-Kabir ‘Ala Asma ar-Rijal, Jami’ al-
Kabir ‘Ala al-Abwab, al-‘Ilal, Auhamul Muhaditsin, Man Laisa Lahu Illa Rawin
Wahidin, al-Muhadramain, al-Afrad, al-Aqran, Su’alaat Ahmad bin Hanbal,
Hadits ‘Amr bin Syu’aib, al-Intifa’ bi Uhubis Siba’, Masyaikh Malik, Masyaikh
ats-Tsauri, Masyaikh Syu’bah, Aulad as-Shahabah, Afrad asy-Syamiyyin.1
Namun yang paling utama dan paling terkenal dari semuanya adalah
karyanya, "Shahih Muslim". Dibanding kitab-kitab hadits shahih lainnya, kitab
Shahih Muslim memiliki karakteristik tersendiri, dimana Imam Muslim banyak
memberikan perhatian pada ekstraksi yang resmi. Beliau bahkan tidak
mencantumkan judul-judul setiap akhir dari satu pokok bahasan. Disamping itu,
perhatiannya lebih diarahkan pada mutaba’at dan syawahid.
Walaupun dia memiliki nilai beda dalam metode penyusunan kitab
hadits, Imam Muslim sekali-kali tidak bermaksud mengungkap fiqih hadits,
namun mengemukakan ilmu-ilmu yang bersanad. Karena beliau meriwayatkan
setiap hadits di tempat yang paling layak dengan menghimpun jalur-jalur
sanadnya di tempat tersebut. Sementara al-Bukhari memotong-motong suatu
hadits di beberapa tempat dan pada setiap tempat beliau sebutkan lagi sanadnya.
Sebagai murid yang shalih, beliau sangat menghormati gurunya itu, sehingga
beliau menghindari orang-orang yang berselisih pendapat dengan al-Bukhari.
Kitab Shahih Muslim memang dinilai kalangan muhaditsun berada
satu
tingkat di bawah al-Bukhari. Namun ada sejumlah ulama yang menilai bahwa
kitab
Imam Muslim lebih unggul ketimbang kitabnya al-Bukhari.
1
Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Tahdzib al-Asma Wa al-Lughat, juz 2, hlm. 91. Lihat pula: Abdul
Muhsin al-Abbad, al-Imam Muslim wa Shahihuhu, hlm. 31
1
B. STUDI KITAB SHAHIH MUSLIM
1. Nama Lengkap
Kitab shahih Muslim yang kita kenal saat ini, namanya adalah al-
Musnad al-Shahih al-Mukhtasar min as-Sunan bi an-Nagl al-Adi an Rasulillah,
atau Kitab yang bersanad shahih yang diringkas dari sunnah sunnah dengan
didapatkan dari perawi adil dari Rasulullah.
2. Durasi menulis
Imam Muslim bin Hajjaj memulai menulis karya monumentalnya
Shahih Muslim dimulai pada tahun 235 H. La menulis Shahih Muslim di umur 29
tahun. Imam Muslim bin Hajjaj menyelesaikan Shahih Muslim pada tahun 250 H,
tepatnya ia menyelesaikan karya monumentalnya di umur 44 tahun.
2
Abdul Muhsin al-Abbad, al-Imam Muslim wa Shahihuhu, hlm. 35
2
terhadap hadits yang diriwayatkan dalam Shahih-nya dapat kita lihat dari
perkataannya sendiri:
ُ عت َشيًئا يِف ِك َتايِب َه َذا املُس نَ ِد الَّ حِب ُ َّج ٍة َو َم ا َأس َق
طت ِمن ُه ُ عت ُمس ِل ًما ي َ ُق
ُ َول َما َوض ُ ِ مَس:قال ابن الرشيق
ِإ
3 ُ َّ حِب
َشيًئا ال َّج
ِإ
Tidaklah aku mencantumkan sesuatu hadits dalam kitabku ini, melainkan dengan
alasan. Juga tiada aku menggugurkan sesuatu hadits daripadanya melainkan
dengan alasan pula.
3
Adz-Dzahabi, Tadzkirat al-Huffadz, juz 2, hlm. 125
4
Muhammad Abu Syu’bah, Fi Rihabi as-Sunnah al-Kutub as-Shahih as-Sittah, (Kairo: Majma’ al-
Buhus al-Islamiyyah, 1389 H), hlm. 83
5
Ibnu Asakir, Tarikh Dimasyqi, juz 58, hlm. 92
3
Mayoritas ulama menyebutkan bahwa kitab Shahih Muslim
menempati urutan setelah Shahih Bukhari dalam bab keshahihannya. 6 Imam Ibnu
as-Shalah (w. 643 H) menyebutkan:
7
.َو ِك َتااَب مُه َا َأحَص ُّ ال ُك ُت ِب بَعدَ ِك َت ِاب هللا ال َع ِزيز
Kitab mereka berdua (Shahih Bukhari dan Muslim) adalah kitab paling shahih
setelah Kitabullah.
َّ َرأيْ ُت َأاَب ُز ْرعَ َة َوَأاَب َح امِت ٍ يُ َق ِّد َم ِان ُم ْس مِل َ ْب َن الْ َح َّجاجِ يِف َم ْع ِر ِف ِة:ول
الص ِح ْي ِح عَىَل ُ عن َأمْح َدَ ْب َن َسلَ َم َة ي َ ُق
) 33/11 ( الفكر (البداية والهناية ط.َمشَ اي ِِخ عرصهام
Dari Ahmad bin Salamah (w. 286 H) berkata: Saya melihat Abu Zur’ah dan Abu
Hatim lebih mendahulukan Muslim bin Hajjaj dalam mengetahui hadits shahih
daripada para syeikh di zaman mereka berdua.
6
Abu al-Fida Ismail bin Katsir ad-Dimasyqi, al-Bidayah wa an-Nihayah, juz 11, hlm. 33
7
Ibnu as-Shalah, Mukaddimah Ibnu as-Shalah, hlm. 18
8
Abu al-Fida Ismail bin Katsir ad-Dimasyqi, al-Bidayah wa an-Nihayah, juz 11, hlm. 33
4
shahihnya, keadaan para periwayatnya, penjelasan tentang larangan berdusta atas
nama Rasulullah SAW, anjuran agar berhati-hati dalam meriwayatkan hadist dan
larangan meriwayatkan hadist yang lemah serta menerangkan bahwa sanad
merupakan bagian dari agama.
Setelah muqaddimah, beliau kemudian mengelompokkan hadist dalam
suatu tema tertentu dan masalah pada topik tertentu pula. Secara garis besar urutan
dalam kitab ini adalah sebagai berikut: dimulai dengan kitab iman, ibadah,
muamalah, jihad, makanan dan minuman, pakaian, adab dan keutamaan-
keutamaan serta diakhiri dengan kitab tafsir.
Beliau menghimpum matam-matan hadist yang senada atau satu tema
lengkap dengan sanad-sanadnya pada satu tempat, tidak memisah-misahkan dalam
beberapa bab yang berbeda serta serta tidak mengulang-ulang penyebutan hadist
kecuali dalam jumlah sedikit karena adanya kepentingan yang mendesak seperti
untuk menambah manfaat pada sanad atau matan hadist.
Apabila diperhatikan bagian-bagian dari kitab Sahih Muslim maka
didapatkan jumlah kira-kira 54 kitab (pokok bahasan). Dimulai dengan kitab al-
Iman. Dilanjutkan dengan kitab al-‘Ibadah yang terdiri dari kitab ke 2 dan ke 15.
Kemudian tentang nikah dan hal-hal lain yang berkaitan dengannya, kemudian
kitab mu’amalat, jihad, makanan, minuman, pakaian, adab dan keutamaan-
keutamaan serta diakhiri dengan kitab tafsir yang ringkas sekali. Kitab tafsir
hanya terdiri dari 34 hadits. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian berkenaan
dengan pembagian kitab-kitab tersebut adalah;
1. Imam Muslim memisahkan hadits-hadits qadar dan iman.
2. Memisahkan sifat-sifat munafiqin dari iman
3. Hadis-hadis mengenai adab diperincikan kepada beberapa kitab, sehingga
disamping kitab al-Adab terdapat juga kitab al-Salam, padahal ia termasuk adab
juga, disamping itu terdapat juga kitab al-Birri wa al-Sahihah wa al-Adab.9
9
Tim Penulis, Ensiklopedia Hukum Islam, ((Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1996), hlm. 1261.
5
sebagian naskah Shahih Muslim yang sudah dicetak, dibuat oleh para pensyarah
atau penjelas dari kitab Shahih Muslim. Diantara penjelas yang paling baik dalam
membuatkan judul – judul bab dan sistematika babnya adalah Imam Nawawi (w.
676 H) dalam kitab al-Minhaj Syarah Shahih Muslim.
11
قال أمحد بن سلمة كتبت مع مسمل يف تأليف حصيحه مخس عرشة سنة وهو اثنا عرشألف سنة حديث
Ahmad bin Salamah berkata: Saya menuliskan hadist bersama Imam Muslim
ketika menulis Shahih Muslim selama 15 tahun, jumlah hadistnya 12.000.
Imam Muslim dalam Shahihnya telah memperoleh bagian yang besar dan
menakjubkan yang tak didapatkan oleh orang yang semisalnya. Dimana sebagian
orang lebih mengutamakan karya Imam Muslim daripada karya Imam
Muhammad bin Ismail Al-Bukhari. Hal itu karena ada kekhasan dari Imam
Muslim dalam Shahihnya yaitu beliau mengumpulkan banyak jalan hadist, bagus
susunannya dan menjaga agar benar-benar adanya tanpa dipotong dan tidak
diriwayatkan dengan makna. Banyak orang Naisabur yang mengikuti jejaknya,
tetapi tak bisa menyamainya. Saya (Ibnu Hajar Al-Asqalani) menghafal ada dua
puluhan Imam yang menuliskan mustakhraj terhadap Shahih Muslim. Maha suci
Dzat yang telah memberi dan banyak memberi.
: ِل َم لَم ت ََض ع ُه َه ا ُهنَ ا؟ ق ال: ه َُو ِعن ِدي حَص ِ ٌيح فق ال: ه َُو حَص ِ ٌيح يَعيِن َو َذا قَ َرَأ فََأ ِنص ُتوا فقال....قال مسمل
ِإ
16 ِ َ عل
ُ َلَ َيس لُك َّ يَش ّء ِعن ِدي حَص ِ ٌيح َوضَ ع ُت ُه هَا ُهنَا ن َّ َما َوض
عت هَا ُهنَا َما َأ َمج ُعوا َ يه
ِإ
Hadits tersebut Shahih yakni “Dan apabila imam membacakan maka diamlah
kalian”, Imam Muslim berkata: la shahih disisiku. Lalu Abu Bakar yang
meriwayatkannya berkata: Kenapa tidak engkau tulis disini (dalam shahih).
Imam
Muslim menjawab: Tiadalah segala sesuatu yang menurutku shahih itu aku
letakkan di dalam shahihku ini, hanya yang aku letakkan di sini yang sudah Ijma
ulama dengan keshahihannya. (HR. Muslim)
10
berujar “Aku susun kitab Shahih ini yang disaring dari 300.000 hadist yang saya
dengar”17
Mayoritas ulama’ menyebutkan bahwa kitab shahih Muslim
menempati urutan setelah Imam Bukhori dalam keshahihannya. Hanya saja bukan
hal yang keliru mengkritisi ulang hasil usaha orang lain . Para ulama’ dahulu
terbiasa mengkritisi ulang hasil usaha dari ulama lain sebelumnya, nanti hasil
kritik itu bisa diterima dan bisa pula dibantah dan dikritik oleh ulama setelahnya .
Maka shahih Muslim secara mujmal atau keseluruhan diakui berisi
hadist shahih, hanya ada beberapa hadist yang dianggap masih diperselisihkan
keshahihannya, tentu yang mengkritisi keshahihahn Shahih Muslim adalah ulama
yang kompeten juga. Ada beberapa kitab yang ditulis oleh ulama’ setelah Imam
Muslim yang mengkritisi beberapa hadist dalam shahih Muslim diantaranya :
1. Al-Ilzamat wa at- Tatabbu karya Imam Ad- Daraquthni (w. 385 H ) kitab
ini mengkritisi sekitar 200an hadist yang dianggap memuat illat oleh ad –
Daraquthni, meski kritikan dari ad-Daraquthni ini banyak dibantah ulang
oleh Ibnu Hajar al-Asqalani. Kitab lain yang menjawab ad-Daraquthni
adalah al-Ajwibah ala ma Asykala ad-Daraquthni ala Shahih Muslim
karya Abu Mas’ud bin Muhammad ad-Dimasyqi
2. Ilal Al Hadist fi Shahih Muslim karya Abu Al -Fadhl Muhammad bin Abu
Al Husain Al-Jarudi ( w. 317 H )
3. Ghurar Al Fawaid Al Majmu’ah fi Bayan ma Waqa’a fi Shahih Muslim
min Al-Ahadist Al-Maqthu’ah Karya Yahya bin Ali Rasyid Al Atthar (w.
662 H)
17
Ibnu Asakir, Tarikh Dimasyqi, juz 58, hlm. 92
11
ذكر عن دما بن معر معرة: حدثنا اسوي عن انفع قال، حدثنا حامد بن زيد، حدثنا امحد بن عبدة الصيب
مل يعمتر مهنا حصيح مسمل: رسول هللا صىل هللا عليه وسمل من اجلعرانة فقال
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdah Adl Dhabbhi, telah
menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid, telah menceritakan kepada kami
Ayyub dari Nafi, ia telah berkata , suatu ketika disebutkan di sisi Ibnu Umar
perihal umrah Rasullullah Shalallahu alaihi wasallam dari Ji’ranah, maka dia
berkata, “Beliau belum pernah umrah darinya”.
18
َو َه َذا َح ِديث مل يروه غري ا ْبن عَبدة َعن مَح َّاد َوه َُو غري حَص ِ يح
Hadits ini hanya diriwayatkan oleh Ibnu Abdah dari Hammad, ini tidak shahih.
18
Muhammad bin Abu al-Husain al-Jarudi, Ilal al-Ahadits fi Shahiih Muslim, hlm. 92
19
Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Syarah Shahih Muslim, juz 11, hlm. 126
12
ومعرة من جعران ة هيث قس م غن امئ، ومعرة من الع ام املقب ل يف ذي القع دة،اح د يبي ة يف ذي القع دة
( 2/916 ، ومعراة مع جححته")حصيح مسمل،حنني يف ذي القعدة
Dari Anas bin malik – radhiyallahu anhu- berkata : “Rasullah -shallahu ‘alaihi
wa
sallam- melakukan umrah sebanyak 4 kali, semuanya dilakukan pada bulan Dzul
Qa’dah kecuali umrah yang digabungkan dengan hajinya: umrah hudaybiyah
atau
zaman (perjanjian) hudaybiyah dibulan Dzul Qa’dah, umrah pada tahun
berikutnya dibulan Dzul Qa’dah,umrah dari ji’narah setelah pembagian
ghanimah perang Hunain dibulam Dzul Qa’dah, dan umrah yang dilaksanakan
bersaman dengan hajinya”. ( HR. Muslim).
يوم مات إبراهمي ابن، انكسفت الشمس يف عهدى رسول هلال صىل هلال عليه وسمل: قال،عن جابر
فقام النيب صىل هلال علي ه، إمنا انكسفت ملوت إبراهمي: فقال الناس،رسول هلال صل هلال عليه وسمل
) 2/623 ، )حصيح مسمل.احلديث... فصىل اب لناس ست ركعات بأربع جسدات،وسمل
Dari (Jabir) ia berkata: pernah terjadi gerhana matahari pada masa Rasullahu’
alaihi wassalam bertepatan dengan hari wafatnya ibrahim bin Rasullulah
shallahu ‘alahi wasallam, maka orang-orangpun mengatakan, “Terjadinya
gerhana matahari adalah karena kematiannya Ibrahim..” maka Rasulullah ‘
alaihi wassalam berdiri menunaikan shalat (gerhana) bersama para sahabat
sebanyak enam raka’at dengan empat kali sujud... (HR Muslim).
Maka Ibnu Taymiyah(w. 728H) mengkritisi dari sudut pandang matan
atau isinya. Ibnu Taimiyyah menyebutkan :
13
كام روى يف،مسمل ابن احلجاج فإنه نوزع ىف عدة أح اديث مما خرهجا واكن الص واب فهيا م ع من ان زع ه
حد يث الكسوف أن النيب صىل هلال علي ه وس مل ص ىل بث الث ركوع ات وب أربع ركوع ات كام روى أن ه
والص واب أن ه مل يص ل إال برك وعني وأن ه مل يص ل الكس وف إال م رة واح دة ي وم م ات.صىل بركوعني
20
.إبراهمي
Imam muslim dikritisi dalam beberapa hadist yang beliau keluarkan. Hal yang
benar bersama orang yang mengkritisinya. Salah satunya adalah hadist tentang
shalat gerhana. Imam muslim menyebutkan bahwa Nabi shalat gerhana dengan 3
ruku’, 4 ruku’ sebagaimana juga diriwayatkan nabi shalat gerhana dwngan 2
ruku’. Hal yang benar adalah Nabi shalat gerhana hanya dengan 2 ruku’ dalam
satu rakaat. Nabi shalat gerhana hanya sekali ketika meninggalkan Ibrahim.
C. PENUTUP
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan dapat disimpulkan
bahwa penempatan kitab Shahih Muslim pada tingkatan ke 2 dalam deretan kutub
al-Sittah, menunjukkan tingginya nilai dan kualitas yang dimiliki oleh kitab
Shahih Muslim.
Bahkan dalam segi-segi tertentu, menurut para ulama, terdapat
beberapa aspek yang tergolong lebih baik, dibandingkan pada kitab Shahih
Bukhari. Namun karena pertimbangan dan penilaian para ulama terhadap kedua
kitab ini, tidak terbatas dalam satu segi saja, melainkan dalam semua segi dan
aspeknya, sehingga keduanya memang harus diletakkan pada posisi yang berbeda,
20
Ibnu Taimiyyah, Majmu’ al-Fatawa, juz 1, hlm. 256
14
yaitu Shahih Bukhari pada peringkat pertama dan Shahih Muslim pada peringkat
kedua.
Beberapa keunggulan yang terdapat pada kitab Shahih Muslim adalah
pada tataran sistematika pembahasannya. Jika sistematika yang digunakan Imam
Bukhari terkesan kurang sistematis dibandingkan sistematika yang digunakan
Imam Muslim. Efek yang timbul sebagai akibat dari kurang sistematis tersebut
adalah memerlukan waktu yang lebih panjang bagi penggunanya, dibandingkan
kitab Shahih Muslim.
DAFTAR PUSTAKA
15
13. Nasri, Abd Rahman bin Utsman Abu Amar an-. 1326. Muqaddimah Ibnu as-
Shalah. Mesir:Maktabah al-Sa’adah.
14. Naisaburiy, Abi al-Hasan Muslim al-Hajjaj al-Qusyairiy al-. 2001. Shahih
Muslim. Al-Qahirah: Dar Ibn al-Haitam.
15. Nawawi, Abu Yahya bin Syaraf an-. 1392 H. Syarh al-Nawawi ‘ala Shahih
Muslim. Beirut: Dar Ihya al-Turas al-Arabi.
16. Syamsuddin adz-Dzahabi, al-Muqidzah fi Ilmi Mushtalah al-Hadits
17. Tim Penulis. 1996. Ensiklopedia Hukum Islam. Jakarta: Ikhtiar Baru Van
Hoeve.
16